Anda di halaman 1dari 4

Fertilisasi

-
- Jika coitus terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut ‘masa subur’ wanita), maka ada
kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel
telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi
- Pertemuan/penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai
pembuahan atau fertilisasi
- Untuk menentukan masa subur, dipakai 3 patokan, yaitu:
- Ovulasi terjadi 14±2 hari sebelum haid yang akan datang
- Sperma dapat hidup & membuahi dalam 2-3 hari setelah ejakulasi
- Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi

-
-
- Fertilisasi adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita, yang terjadi di daerah
ampulla tuba fallopi
- Dari 60-100 juta sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina pada saat ovulasi,
beberapa juta berhasil menerobos mukus serviks dan mencapai rongga uterus
beberapa ratus sperma dapat melewati pintu masuk tuba fallopi yang sempit dan
beberapa diantaranya dapat bertahan hidup sampai mencapai ovum di ujung fimbriae
tuba fallopi
- Spermatozoa bergerak dengan cepat dari vagina ke uterus dan selanjutnya masuk ke
dalam tuba fallopi. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan
tuba
- Perjalanan spermatozoa dari cervix menuju tuba fallopi berlangsung selama 3 jam - 6
hari
- Sesampainya di isthmus, motilitas spermatozoa berkurang dan berhenti bermigrasi
- Pada saat ovulasi, spermatozoa kembali motil dan menuju ke ampula
- Sebelum spermatozoa dapat membuahi oosit, mereka harus mengalami proses
kapasitasi dan reaksi akrosom (Langman, 1994)

Proses kapasitasi
- Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, yang
pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam
- Selama proses kapasitasi protein plasma dan glikoprotein diluruhkan dari plasma
membrane yang melapisi regio akrosom spermatozoa
- Hanya spermatozoa yang mengalami proses kapasitasi yang dapat melewati lapisan
korona radiata dan mengalami reaksi akrosom
- Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah sperma
dekat dengan oosit

Reaksi akrosom
- Ketika spermatozoa mencapai zona pelusida, spermatozoa akan terlekat pada zona
pelusida dan menghasilkan akrosin, trypsin - like agent dan lysine - zone yang dapat
melarutkan dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum
- Hanya 1 spermatozoa di antara 200-300 juta spermatozoa yang ada di saluran kelamin
yang berhasil menembus zona pelusida. Saat spermatozoa masuk ke dalam membran
oosit, spermatozoa lain tidak akan bisa masuk lagi karena aktivasi dari enzim oosit
sendiri (Langman, 1994)

Fase fertilisasi
- Fase fertilisasi mencakup 3 fase:
1. Penembusan korona radiata
a. Spermatozoa-spermatozoa yang mengalami kapasitasi tidak akan sulit untuk
menembusnya (Langman, 1994)
2. Penembusan zona pelusida
a. Zona pelusida adalah sebuah lapisan yang terdiri dari glikoprotein yang
mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi kromosom
b. Ketika spermatozoa kontak dengan plasma membran, enzim akrosom
(akrosin) dikeluarkan, sehingga menyebabkan sperma dapat menembus zona
pelusida
c. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala spermatozoa kontak dengan
permukaan oosit
d. Dari kontak ini, mengakibatkan dikeluarkannya enzim lisosomal yang berasal
dari granula kortikal
e. Enzim ini mencegah terjadinya polispermi (reaksi zona)
3. Fusi oosit dan membran plasma
a. Selama masa penyatuan masing-masing pronukleus melakukan sintesis DNA.
segera setelah sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk
melakukan pembelahan secara mitosis yang normal
b. 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah membelah sepanjang
sentromer, dan kromatid-kromatid yang berpasangan tersebut saling bergerak
ke kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot yang masing-
masing mempunyai jumlah kromosom yang normal (Langman, 1994)
c. Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi
i. Reaksi zona/reaksi kortikal pada selaput zona pelusida
ii. Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya, menghasilkan
oosit definitif yang kemudian menjadi pronukleus wanita
iii. Inti sperma membesar membentuk pronukleus pria
iv. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi
v. Pronukleus pria dan wanita. Masing-masing haploid, bersatu dan
membentuk zigot yang memiliki jumlah DNA genap/diploid

Anda mungkin juga menyukai