Anda di halaman 1dari 6

Prosiding SNYuBe 2013

KARAKTERISTIK DURABILITAS BETON AGROPOLIMER


KOMBINASI DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH ABU SEKAM PADI,
ABU AMPAS TEBU DAN KAPUR SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF
PENGGANTI SEMEN

Cut Yusnar

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe,


Jl Banda Aceh-Medan Km 280 Buketrata- Lhokseumawe
*
Email:cut_yusnar@yahoo.com

Abstrak

Penelitian terhadap karakteristik durabilitas beton Agropolimer kombinasi yaitu


dengan memanfatkan polimer unorganik yang menggunakan bahan mineral
silikat (SiO2 dan Al2O3) yang terdapat pada abu sekam padi (Rice Husk Ash)
dan abu tebu (Baggase Husk Ash) untuk menggantikan rantai C (Carbon)
pada senyawa hidrolis. Dari penelitian (Niken swastika,2010) diperoleh
informasi bahwa beton polimer mempunyai sifat-sifat yang unggul
dibandingkan dengan beton dengan Portland cement. Beton polimer
mempunyai kekuatan awal yang lebih tinggi dibandingkan dengan beton
dengan portland cement serta lebih tahan terhadap korosi, sehingga cocok
digunakan pada tempat yang mengandung garam tinggi. Penggunaan
kombinasi bahan agropolimer yang tepat dapat menghasilkan kuat tekan yang
lebih baik, sehingga dapat meningkatkan durabilitas beton. Penambahan 10%
-20% RHA dan BHA dari hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan
durabilitas beton sebesar 13,03 %. Hal ini sesuai dengan hasil yang
ditunjukkan oleh penelitian (Khairul (2008), Singh (et al), 2000). Disamping itu
dengan adanya pemanfaatan limbah pertanian untuk peningkatan kualitas
semen Portland alternatif dapat membantu mengurangi tingkat pencemaran
udara yang disebabkan oleh pembakaran limbah hasil-hasil pertanian maupu
dapat menguangi biaya produksi.

Kata kunci: Beton agropolimer, Abu sekam padi, Abu ampas tebu, Batu
kapur, Kuat tekan .

Pendahuluan

Penelitian ini dimotifasi oleh kenaikan harga semen yang semakin lama semakin
tinggi, serta keterbatasan sumber daya alam pada proses produksi semen Portland.
maka penelitan untuk mencari sumber alternatif pengganti semen perlu digalakkan.
Kenaikan harga semen dirasakan sangat berat oleh masyarakat. Oleh karena itu
berdasarkan beberapa literatur jurnal yang pernah meneliti mengenai penggunaan
bahan alternatif pengganti semen telah dilakukan serangkaian uji coba terhadap
pengunaan bahan limbah abu sekam padi (Rice Husk Ash) dan abu ampas tebu
(Bagase Husk Ash) dalam kaitannya mencari bahan pengganti semen alternatif
dengan memanfaatkan limbah yang banyak tersedia .

Bahan pengganti semen alternatif yang telah diteliti pada penelitian ini adalah berupa
material limbah dari hasil penggilingan padi (sekam padi) yang banyak dihasilkan oleh
pabrik penggilingan padi serta ampas tebu yang diperoleh dari hasil perasan batang

159
Prosiding SNYuBe 2013

tebu yang banyak diproduksi oleh pengusaha kecil air tebu sebagai limbah dari
perasan tebu. Selanjutnya bahan limbah tersebut dikeringkan dan dibakar sampai
mencapi suhu optimum 700 C0 berdasarkan hasil penelitian Bakri [1] ,selanjutnya
dicampur dengan kapur yang telah dihaluskan dengan menggnakan mesin Los
Angeles serta pasir.

Semen alternatif adalah semen yang dibuat dengan bahan dasar kapur yang dicampur
dengan pozzolan. Semen alternatif seperti ini sering disebut sebagai kapur hidraulik
atau hydraulic lime (British geological survey, 2005). Abu sekam padi dan abu ampas
tebu termasuk salah satu jenis pozzolan [2].

Abu Sekam Padi (Rice Husk Ash). Abu sekam padi (rice husk ash) yang diperoleh
dari hasil pembakaran sekam padi dari limbah pabrik penggilingan padi, selanjutnya
dibakar dengan menggunakan drum sebagai tahap awal untuk menghilangkan unsur
karbon. Proses pembakaran kedua dilakukan dengan furnice untuk suhu pembakaran
700C0 [3].

Partikel silika hasil pembakaran yang berbentuk amorphous setelah proses


pembakaran akan menghasilkan silicon murni, karbid silicon, dan tepung nitrid silicon
[4]. Selanjutnya setelah selesai proses pembakaran dilanjutkan dengan penghalusan
dengan menggunakan mesin Los Angelos guna mendapatkan ukuran partikel yang
lebih kecil kristabolik [5], sehingga proses reaksi alkali –silica dalam mortal beton lebih
baik.

Tepung abu sekam padi setelah mengalami proses karbonasi merupakan sumber
pozzolan potensil sebagai material yang bersifat cementitous (Supplementary
Cementitious Material). Abu sekam padi dan abu ampas tebu memiliki pozzolanic yang
sangat tinggi sehingga sangat berpotensi digunakan sebagai bahan tambahan
(additive) pada campuran beton maupun digunakan sebagai bahan pengganti yang
dapat mengurangi jumlah semen yang digunakan. Secara ekologi dapat mengurangi
efek emisi gas rumah kaca dan penggunaan energi fosil bumi pada industri semen.

Penggunaan abu sekam padi dengan kombinasi campuran yang sesuai pada semen
akan menghasilkan semen yang lebih baik [6]. Penggunaan abu sekam padi pada
campuran bata beton dapat memberikan keuntungan seperti peningkatan kekuatan
dan ketahanan, mengurangi biaya bahan, mengurangi dampak limbah bahan, dan
mengurangi emisi karbondioksida [7].

Penggantian sebagian semen oleh abu sekam padi sebesar 40 % dalam pembuatan
mortal dapat menghasilkan kekuatan yang baik dan ketahanan terhadap sulfat,
sehingga akan mengurangi jumlah semen yang digunakan, serta dapat mengurangi
emisi gas rumah kaca, dan meningkatkan masa pakai mortal [8]. Hasil penelitian [9]
menunjukkan penggunaan abu sekam padi sebesar 25 % sampai dengan 30 % dari
jumlah semen memperlihatkan campuran tersebut masih dapat mengurangi penetrasi
klorida, mengurangi permeabilitas, meningkatkan kekuatan dan meningkatkan sifat anti
karat bata beton. Penggantian sebagian dari jumlah semen dengan material abu
sekam padi pada campuran mortal beton telah meningkatkan kekuatan beton menjadi
lebih baik [9].

Abu Ampas Tebu (Baggase Ash). Abu ampas tebu yang dimaksudkan pada
penelitian ini adalah abu dari hasil pembakaran ampas tebu yang diperoleh dari limbah
pabrik pembuatan gula maupun dari limbah pembuatan sari tebu oleh masyarakat
selanjutnya dibakar dalam drum untuk menghilangkan unsur karbon dan selanjutnya
dibakar dalam furnance sampai mencapai suhu 700 C0 [11]. Hasil penelitian [6],

160
Prosiding SNYuBe 2013

penggunaan abu ampas tebu (baggase ash) pada semen menunjukkan peningkatan
initial setting semakin lama, kuat tekan meningkat dan lebih tahan terhadap
lingkungan agresif.

Berdasarkan literatur tersebut penggantian sebagian dari jumlah semen dengan


penambahan abu sekam padi dan abu ampas tebu memperlihatkan adanya
peningkatan kekuatan beton. Oleh karena itu penelitian ini berusaha menemukan
peran abu sekam padi dan abu ampas tebu untuk dapat menggantikan peran semen
ketika ditambahkan dengan kapur.

Kapur (CaCO3). Kapur atau kalsium karbonat yang dimaksudkan di sini adalah kapur
alam yang dihasilkan dari fosil bumi. Sebelum digunakan sebagai material pengganti
semen pada penelitian ini, kapur terlebih dahulu dihaluskan sampai mencapai
kehalusan butiran 45 μm, agar partikel kapur dapat bereaksi sebagaimana layaknya
proses reaksi hidrolis. Pemberian kapur sebagai pengganti semen pada campuran
beton akan menghasilkan semen non hidrolik yaitu semen yang tidak dapat mengikat
dan mengeras di dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara [12]. Pemberian
kapur pada beton agropolimer berbahan dasar abu sekam padi dan abu ampas tebu
akan menghasilkan semen agropolimer non hidrolis.

Metode Penelitian

Metode penelitian dimulai dengan studi literatur terhadap penelitian-penelitian


terdahulu mengenai material yang bersifat cementitous. Berdasarkan penelitian
terdahulu, maka penelitian ini menggunakan material cementitous berupa kombinasi
abu sekam padi, abu ampas tebu dan kapur sebagai bahan pengganti semen
alternatif dalam pembuatan benda uji mortar kubus.

Tahapan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Teknik Sipil
Politeknik Negeri Lhokseumawe dalam 2 tahap penelitian sebagai berikut :
 Tahap I berupa persiapan material agropolimer yaitu pengambilan material
sekam padi dan ampas tebu. Selanjutnya kedua material ini dibakar pada suhu
700 C0 . Pembakaran pertama dilakuka dengan menggunakan drum sampai
menghasilkan material yang sudah terbebas dari unsur Carbonnya. Langkah
selanjutnya material dibakar di dalam furnace sampai mencapai suhu 700 C0.
Setelah dingin material abu sekam padi dan abu ampas tebu dihaluskan
sampai 45 μm atau setara dengan material lolos saringan 200. Selanjutnya
material lolos saringan 200 ini, sebelum digunakan pada masing-masing
campuran terlebih dahulu diperiksa kadar Silica (Si) dengan peralatan SEM
(Scanning Electron Microscopy). Dari hasil pemeriksaan diperoleh kadar Si
pada material abu sekam yang digunakan adalah 42,5 % dan untuk kandungan
abu tebu kandungan Silica (Si) adalah 48,75 % . Kedua jenis material
agropolimer yang digunakan memiliki kadar kandungan Silica (Si) melebihi
standar yaitu 32 %. Selanjutnya material agropolimer yang telah dihaluskan
siap untuk digunakan sesuai dengan rencana porsinya masing-masing. Hal
yang sama dilakukan juga terhadap batu kapur, hanya saja batu kapur tidak
dibakar lagi, melainkan hanya dihaluskan sampai mencapai 45 μm atau lolos
saringan 200.
 Tahap II dari penelitian ini adalah membuat benda uji (sample) sesuai
rancangan campuran beton (Mix Design) baik untuk beton dengan semen

161
Prosiding SNYuBe 2013

hidrolis maupn untuk beton dengan semen non hidrolis dengan faktor air semen
(fas 0,45, 0,5 dan 0,55). Benda uji dibuat menggunakan cetakan kubus ukuran
5 cm x 5 cm x 5 cm. Setelah dipadatkan benda uji dilepas dari cetakannya dan
dilakukan perawatan beton (curing).
 Tahap III pengujian kuat tekan benda uji.

Untuk lebih jelas Gambar .1 memperlihatkan bagan alir penelitian ini.

Mulai

Tinjauan Pustaka

Pengujian
Bahan/Semen
Pemilihan Zat Tambahan

Pembuatan Benda Uji

Abu Sekam Abu tebu As + At

Komposisi 0 Komposisi 10 Komposisi 0 Komposisi 10


% % % %
Komposisi 20% Komposisi 0 Komposisi 1% Komposisi 20 3%
20 % % 10% %
10%
15% 10% Komposisi 20 20% 2%
%

Pengujian Kuat Tekan dan Permeabilitas

15%
Analisa Hasil Pengujian

Kesimpulan dan Saran

Gambar 1. Diagram alir Penelitian

Klasifikasi Sample

Masing-masing Fas memiliki benda uji yang dicampur dengan material Hidrolis dan
benda uji yang dicampur dengan material non hidrolis. Baik benda uji kelompok
Hidrolis maupun benda uji kelompok non hidrolis masing-masing ditambahkan material

162
Prosiding SNYuBe 2013

abu sekam padi, dengan persentase 0 %, 10 %, dan 20 %, abu ampas tebu dengan
persentase 0 %, 10 %, dan 20 %, benda Benda uji kubus 5 cm x 5 cm x 5 cm
dikelompokkan pada tiga kelompok yaitu :
1. Benda uji dengan Fas 0,45
2. Benda uji dengan Fas 0,5
3. Benda Uji dengan Fas 0,55

Hasil dan Pembahasan

Pemeriksaan Kandungan Unsur Silica. Penggunaan bahan ampas tebu serta abu
sekam padi sebelum digunakan dalam campuran beton mortar perlu diperiksa kadar
silica adalah sangat penting. guna mengetahui kandungan Silica yang ada dalam abu
sekam padi dan abu ampas tebu. Pemeriksaan dilakukan setelah sekam padi dan
ampas tebu dibakar dengan peralatan furace pada tempratur 700 C0 selama 2 jam,
selanjutnya material dibiarkan dingin selama 24 jam. Sebanyak 10 mg abu ampas
tebu dan abu sekam disiapkan dalam plastic guna dilakukan pemeriksaan dengan
peralatan SEM. Hasil pemeriksaan dengan SEM untuk abu sekam yang diuji
mengandung kadar Silica sebesar 42,3 % dan untuk abu ampas tebu mengandung
Silica 53,2 % melebihi kadar silica yang ada pada Portland cement yaitu 32 %.

Analisis Karakteristis Beton Agropolimer RHA, BHA10% dan 20 % serta


Kombinasinya

Dari grafik pada Gambar 2 dan 3 terlihat bahwa komposisi optimal untuk bahan
penganti semen adalah pada penambahan material BHA 10 % dan pena
penambahan kadar BHA 20 %. Nilai kuat tekan optimal terjadi pada Fas 0,55 dengan
nilai kuat tekan rata-rata sebesar 174,25 kg/cm2. Adapun nilai kuat tekan belum
optimal pada penambahan abu sekam disebabkan karena ukuran partikel abu sekam
masih berukuran angular, sehingga tidak dapat menempati seluruh rongga yang ada.
Sementara ukuran partikel pembentuk abu tebu telah membentuk rounded, sehingga
dapat menempati seluruh celah. Sehingga benda uji BHA lebih berat dibandingkan
benda uji RHA..

200 200
150 150
FAS
100 0,45 100
50 Fas 0,45
50
FAS
0 0 Fas 0,50
0,50
Fas 0,55
FAS
0,55

Gambar 2. Grafik Kuat tekan 10 % Gambar 3. Grafik Kuat Tekan 20 %

163
Prosiding SNYuBe 2013

Kesimpulan

Hasil penelitian terhadap Karakteristik Durabilitas beton agropolimer dengan


memanfaatkan limbah abu sekam padi, abu ampas tebu dan kapur terlihat bahwa
penambahan abu ampas tebu sebesar 10 % maupun 20 % dari jumlah semen
menghasilkan kuat tekan yang lebih baik dari pada benda uji kontrol.

Referensi

[1] Bakri, 2008, Komponen Kimia dan Fisik Abu Sekam Padi Sebagai SCM Untuk Pembuatan
Komposit Semen, Jurnal Perennial, 5(1) :9 - 14

[2] Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Jawa Barat, (2002), Optimalisasi Pemanfaatan
Teknologi Pengolahan Trass Sebagai Bahan Baku Semen Pozolan di Kabupaten
Bandung, Bandung

[3] Ismail,M.S and Waliuddin.A.M, 1996, Effect of Rice Husk on High Strength Concrete,
Construction and Building Material 10 (11) : 521 – 526

[4] Katsuki, H, Furuta, S. Watari ,T and Kommens, 2005, ZSM -5- Zeolite/porous carbon
composite conventional and Microwave- Hydrothermal Synthetic from Carbonized Rice
Husk Microporeous and Mesoporeous Material, 86 : 145 – 151

[5] R.Zerbino, etc, 2012, Alkali Silica Reaction in Mortar in Corporation Natural Rice Husk Ash,
Construction and Building Material 36: 796 – 806

[6] Bui, et.al, 2005, Particle size Effect on the Strength of Rice Husk Ash Blended Gap –Grade
Portland Cement Concrete, Cement and Concrete Composite 27 – 357 -366

[7] British Geologycal Survey for the office of the Deputy Prime Ministers part of the research
project ‘ODPM –BGS Joint Minerals Proggramme, 2005, Natural Hydraulic Lime, Mineral
Planning Worksheet, Crown Copyright.

[8] Chindraprasit, P, and Rukzon, S, 2007,Strength Porosity and Corrossion of Rsistance of


Ternarry Blend Portland Cement, Rice Ash and Fly Ash Mortal, Construction and Building
Material, 20 : 1601 - 1606

[9] Daviddovits, 2008, Analize of Geopolymer Conctere Properties, Construction and Building
Material , 20 : 1568 - 1576

[10] Niken Swastika, 2010, Kajian terhadap Betonp Polimer dengan Bahan Tambahan Abu
Sekam Padi, Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung, Bandung

[11] Rawaid, Khan, etc, 2012, Reduction in Environmental Pr oblem Using Rice Husk Ash in
Concrete, Construction and Building Material 30 : 360 – 365

[12] Saraswati, V, and Song Ha – Wan, 2007, Corrossion Performance of Rice Husk Ash
Blended Concrete, Construction and Building Material 21 : 1779 – 1784

[13] Singh, N.B, Rai, S, and Chaturreli, S, 2002, Hydration of Composite Cement, Proggress in
Christall Growth and Caracterization of Material, 171 – 174

164

Anda mungkin juga menyukai