Anda di halaman 1dari 10

Komunike, Volume x, No.

2, Desember 2018

KARAKTER MANUSIA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN


SURAT LUKMAN

Ahmad Helwani Syafi’i


Muhammad Syaoki
Universitas Muhammadiyah Mataram
okiepluralist@gmail.com
helwani.ahmad@gmail.com

Abstract

The character education is the part is very important in human life


in order to form of private men to form personal morality in the
social life, hence is needed step in business the search for values
and the concept of character education based it Alquran that is a
source of the truth in excellence. This study aims to to uncover
the concept of character education in a lukman with a focus
research which includes: 1) a human character in the Alquran letter
Lukman; 2) the value of a character in alquran a letter Lukman,
3) the process planting the value of a character that is in Alquran
a letter of Lukman.Based on the research done it is found that; 1
a) human character in the Alquran a letter Lukman includes: a )
muhsinin, b ) piety, c) concerns high, d) humble, e) arrogant, f )
and they favors; 2.The value of a character in a lukman includes:
a) the value faith / call, b) the value birrul waalidain (kind to older
people), c) the value thanks, d) wise, e) the value patient; 3. The
process of planting the value of a character in a letter lukman.
Keywords: Character, Concept, Humatinity

Ahmad Helwani Syafi’i, Muhammad Syaoki 89


Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018

A. Pendahuluan bangsa dianggap berhasil dalam


Sebagai awal pembahasan dalam melahirkan generasi bangsa yang
penelitian ini, ada dua aspek yang berkualitas, bermoral, beriman, dan
menurut penulis sangat relevan berkarakter tinggi. Jika demikian—
untuk dikemukakan, yaitu: pertama, lalu karakter yang bagaimana
realitas empirik (das sein)—ialah sehingga suatu lembaga atau bangsa
fenomena karakter manusia yang bisa di anggap berhasil dalam
saat sekarang ini sedang menimpa melahirkan autput yang baik. Hal
bangsa. Kedua, realitas teoritik (das inilah yang sangat menarik penulis
sollen), yaitu beberapa hasil penelitian untuk mengkaji realitas empirik
terdahulu yang relevan untuk dikaji, tersebut secara mendalam.
khususnya penelitian yang erat
kaitannya dengan tema karakter. B. Karakter
Melihat carut-marutnya kondisi Secara etimologi, istilah karakter
moral bangsa, karakter manusia berasal dari bahasa Latin character,
menjadi alternatif utama untuk yang berarti: watak, tabiat, sifat-sifat
mengatasi permasalahan tersebut. kejiwaan, budi pekerti, kepribadian
Dengan begitu karakter manusia dan akhlak. Istilah karakter juga
menjadi sebuah tema yang urgen diadopsi dari bahasa Latin kharakter,
pelaksanaannya bagi pembangunan kharasisen, dan kharaxyang berarti
bangsa—sebab karakter menjadi tool for marking, to engrave, dan
tolak ukur keberhasilan suatu pointed stake.1Dalam bahasa Inggris
bangsa. karakter menjadi program diterjemahkan menjadicharacter
bangsa yang wajib dilaksanakan oleh berarti tabiat, budi pekerti, watak.2
bangsa Indonesia. Dalam bahasa Arab, karakter
diartikan sebagai khuluq, sajiyyah,
Berdasarkan realitas empirik thab’u (budi pekerti, tabiat atau
tersebut, maka upaya penanaman watak). Kadang juga diartikan
nilai-nilai karakter sudah menjadi
tanggung jawab bersama dan
merupakan suatu yang tidak
mudah. Karena dengan melahirkan
lulusan yang berkarakter mulia 1 Wyne dalam Musfah, Pendidikan
Karakter: Sebuah Tawaran Model Pendidikan
serta mengaplikasikannya dalam Holistik, Integralistik, ( Jakarta, Prenada Media,
kehidupan nyata, maka disanalah 2011), 127.
2 John Echols, Kamus Populer,(Jakarta:
suatu lembaga ataupun sebuah
Rineka Cipta Media, 2005), 37.

90 Karakter Manusia dalam Perspektif al- Qur’an


Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018

syakhsiyyah yang artinya lebih dekat sehingga menjadi manusia insan


dengan personality (kepribadian).3 kamil.5
Secara terminologi (istilah), 1. Proses penanamannilai karakter
karakter diartikan sebagai Membentuk karakter pada diri
sifat manusia pada umumnya anak memerlukan suatu tahapan
yang bergantung pada faktor yang dirancang secara sistematis
kehidupannya sendiri. Karakter dan berkelanjutan. Sebagai individu
adalah sifat kejiwaan, akhlak atau yang sedang berkembang, anak
budi pekerti yang menjadi ciri khas memiliki sifat suka meniru tanpa
seseorang atau sekelompok orang. mempertimbangkan baik atau
Pengertian karakter dengan makna buruk. Hal ini didorong oleh rasa
akhlak ini sejalan dengan pandangan ingin tahu dan ingin mencoba
al-Ghazali yang mengatakan bahwa sesuatu yang diminati yang
karakter (akhlak) adalah sesuatu kadangkala muncul secara spontan.
yang bersemayam dalam jiwa Sikap jujur yang menunjukkan
yang dengannya timbul perbuatan- kepolosan seorang anak merupakan
perbuatan dengan mudah tanpa ciri yang juga dimilikinya. Kehidupan
dipikirkan terlebih dahulu.4 yang dirasakan anak tanpa beban
Adapun Menurut Mansur menyebabkan anak tampil selalu
Muslich, karakter adalah suatu riang dan dapat bergerak serta
sistem penanaman nilai-nilai karakter berkreatifitas secara bebas. Dalam
kepada warga sekolah yang meliputi aktivitas ini, anak cenderung
komponen pengetahuan, kesadaran menunjukkan sifat ke-aku-annya
atau kemauan, dan tindakan untuk 2. Nilai-nilai pendidikan karakter
melaksanakan nilai-nilai tersebut,
baik terhadap Tuhan Yang Maha Nilai diartikan sebagai
Esa (YME), diri sendiri, sesama, seperangkat moralitas yang paling
lingkungan, maupun kebangsaan abstrak dan seperangkat keyakinan
atau perasaan yang diyakini sebagai
suatu idealitas dan memberikan
corak khusus pada pola pemikiran,
3 Aisyah Boang dalam Supiana,
Mozaik Pemikiran Islam: Bunga Rampai
Pemikiran Pendidikan Indonesia, (Jakarta: 5 Masnur Muslich, Pendidikan
Dirjen Dikti, 2011),5. karakter: Menjawab Tantangan Krisis
4 Abdul Hamid,al-Ghazali, Ihya ‘Ulum Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara,
al-din, (Mesir: Daar at-Taqwa, jld 2), 94. 2011), 84.

Ahmad Helwani Syafi’i, Muhammad Syaoki 91


Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018

perasaan, dan perilaku.Misalnya suatu dokumen yang dikemukakan


nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, oleh ilmuan di masa lampau dan
nilai keadilan, nilai moral, baik itu masa sekarang.8Jenis penelitian ini
kebaikan maupun kejelekan.6 adalah penelitian kualitatif sehingga
Menurut Nurcholis Madjid,7 menghasilkan data deskriptif berupa kata-
dalam ajaran Islam, ada nilai (a) kata, catatan yang berhubungan dengan
robbaniyah seperti: iman, islam, ihsan, makna, nilai dan pengertian.
takwa, ikhlas, tawakkal, syukur Dalam penelitian ini penulis
dan sabar. dan (b) insaniyah, seperti menggunakan metode tafsir dengan
shilaturrahmi, (shilaturrahim), pendekatan maudu’i (tematik) dan
persaudaraan (ukhuwah), persamaan tahlili (analitik). Metode maudu’i
(al-musawat), adil (‘adl), baik adalah membahas ayat-ayat al-
sangka (husnadhonni), rendah hati Qur’an dengan tema atau judul yang
(tawadlu’), tepat janji (wafa’), lapang sudah ditentukan.9Pada penelitian
dada (insyirah), perwira (‘iffah), ini yang menjadi objek penelitian
hemat (qawamiyah), dan dermawan adalah al-Qur’an surat Lukman.
(munfiqun). Sedangkan sumber datanya - peneliti
membaginya dalam dua jenis,
C. ModelPendekatanKarakter yaitu sumber primer dan sumber
Dalam penelitian (karakter skunder.
manusia dalam persepektif Al- Teknik pengumpulan data yang
Qur’an surat Lukman) menekankan digunakan dalam penelitian ini adalah
pada pengungkapan makna teks teknik dokumentasi10, yaitu teknik
dengan persepektif karakter pengumpulan data dengan cara
manusia. Penelitian ini merupakan menyelidiki. Penulis menggunakan
penelitian kepustakaan (Library
Reseach), yaitu suatu cara kerja
tertentu yang bermanfaat untuk
mengetahui pengetahuan ilmiah dari 8 Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif
Bidang Filsafat (Yogyakarta: Paramadina,
2005), 250.
6 Muslim Nurdin dkk., Moral dan 9 Abd. al-Hayy Al-Farmawi, Metode
Kognisi Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2008), Tafsir Maudu’iy, Suatu Pengantar, Terj:
209. Suryan A. Jamrah, Cet- 1, (Jakarta:Raja
7 Nurcholis Madjid dalam Ridwan, Grafindo, 1994), 36.
Pengembangan Nilai-nilai Islami dalam 10 Mestika Zeid, Metode Penelitian
Pembelajaran PAI di SMA, (El-Hikam Press, Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja
2013),23. Grafindo Persada, 2000), 9.

92 Karakter Manusia dalam Perspektif al- Qur’an


Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018

metode dokumentasi dalam Kata al-Muhsinin adalah bentuk


melakukan pengumpulan data. jamak dari muhsin. Bagi seorang
manusia, sifat ini menggambarkan
D. Nilai dan Karakter Manusia puncak kebaikan yang dapat dicapai.
1. Karakter Manusia Yaitu pada saat ia memandang
dirinya pada diri orang lain, sehingga
1) Muhsinin
ia memberi untuk orang lain itu apa
Mereka adalah orang-orang yang seharusnya ia ambil sendiri.12
yang senantiasa memperbaiki amal Sedang ihsan terhadap Allah Swt—
perbuatan dalam mengikuti syari’at karena itu pula, ihsan seseorang
Nabi. Maka mereka mendirikan shalat manusia terhadap sesama manusia
fardhu sesuai dengan ketentuan- adalah, bahwa ia tidak meihat lagi
ketentuan dan waktu-waktunya, dirinya dan hanya melihat orang
disamping melengkapinya dengan lain. Siapa yang melihat dirinya
sholat-sholat sunnah, baik rawatib pada posisi kebutuhan orang lain
(sholat sunnat yang mengiringi sholat dan tidak melihat dirinya pada saat
fardhu) atau ghair rawatib (sholat beribadah kepada Allah Swt, maka
sunnat yang diluar sholat rawatib). dia itulah yang dinamai muhsin, dan
Mereka senantiasa menunaikan ketika itu dia telah mencapai puncak
zakat yang menjadi kewajiban bagi dalam segala amalnya.
mereka untuk diberikan kepada
2) Kesalehan
yang berhak. Mereka senantiasa
menyambungkan tali persaudaraan Kemudian pada ayat ke-8 Allah
dan kekerabatan serta meyakini menjanjikan balasan syurga bagi
adanya balasan di negeri akhirat orang yang beriman kemudian
nanti. Mereka berharap kepada dengan keimanannya itu mereka
Allah agar mereka mendapatkan berbuat kebaikan, beramal sholeh
pahala atas amal-amal shalih yang dengan ada tanpa mengharapkan
mereka kerjakan, dengan tidak balasan dari apa yang ia lakukan,
menampakkan sikap riya’ sedikitpun, ikhlas dalam beramal, maka bagi
mereka tidak menginginkan balasan orang-orang yang memiliki sifat
dan rasa terimakasih dari manusia.11 atau karakter yang demikian itu

12 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah;


11 Ibn Katsir, Tafsir Ibn Katsir, (bairut- Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,
lebanun: daar al-kutb al-alamiah) t.th. 406. (Jakarta: Lentera Hati, 2002),11.

Ahmad Helwani Syafi’i, Muhammad Syaoki 93


Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018

Allah masukkan kedalam syurganya hal ini menandakan bahwasanya


dan akan kekal didalamnya. didalam ayat ini terkandung ajaran
Sebagaimana kebiasaan al-Qur’an untuk bersifat lemah lembut dan
menggandengkan hal-hal yang serasi sopan santun karena apabila suatu
atau sama sekali bertolak belakang, larangan untuk mengerjakannya
maka disini setelah ayat-ayat yang sesuatu maka terkandung
lalu membicarakan kedurhakaan perintah untuk meninggalkan dan
manusia, serta ancaman dan sanksi mengerjakan lawanan dari perbuatan
yang menantinya, kini diutarakan tersebut.
janji ganjaran yang menanti yang 2. Nilai karakter
patuh kepada Allah Swt. Allah a. Nilai Tauhid
berfirman: Sesungguhnya orang-orang
yang beriman dengan keimanan yang Kemudian dalam ayat ke-13
benar dan membuktikan kebenaran terdapat nilai karakter tentang
imannya dengan mengerjakan amal- ketauhidan, karena sebagian pesan
amal saleh, bagi mereka surga- dari Lukman kepada anaknya adalah
surga yang penuh kenikmatan. Di larangan untuk menyekutukan Allah.
sana mereka tinggal dengan penuh Lukman memulai nasihatnya dengan
kebahagiaan dalam keadaan kekal menekankan perlunya menghindari
didalamnya. Itu adalah janji Allah syirik/mempersekutukan Allah.
yang benar yang tidak mungkin Larangan ini sekaligus mengandung
dipungkiri-Nya‫وعداهلل حقا‬13 sehingga pengajaran tentang wujud dan
pasti sesuai dengan kenyataan yang keesaan Tuhan. Bahwa redaksi
tidak pernah akan meleset dan pesannya berbentuk larangan,
peristiwa yang akan terjadi pasti jangan mempersekutukan
terjadi.14 Allah untuk menekan perlunya
meninggalkan sesuatu yang buruk
3) Rendahhati sebelum melaksanakan yang baik.
Kemudian pada ayat ke 18-19 Memang “At-Takhliyah Muqaddamun
adalah merupakan larangan untuk Ala At-Tahliyah” (menyingkirkan
memalingkan muka dan berjalan keburukan lebih utama daripada
dimuka bumi ini dengan sombong, menyandang perhiasan).15
b. Nilai birrul walidain
13 Quraish Shihab, Tafsir al-
Misbah...,117.
14 Ibn Katsir, Tafsir Ibn Katsir, (Bairut- 15 Quraish Shihab, Tafsir al-
Lebanun: Daar al-kutb al-Alamiah) t.th. 407. Misbah...,127.

94 Karakter Manusia dalam Perspektif al- Qur’an


Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018

Pada ayat 14 Surah Luqman lagi maha terpuji oleh makhluk


mengandung nilai pendidikan dilangit dan di bumi”.16
karakter bersikap dan berperilaku d. Nilai sabar
yang menunjukkan ketaatan
dan berbuat baik kepada kedua Disini Quraish Shihab
orang tua (birrulwãlidain) dengan menafsirkan makna dari menyuruh
jalan bersyukur kepada Allah dan mengerjakan ma’ruf, mengandung
bersyukur kepada kedua orang tua pesan untuk mengerjakannya,
dengan jalan berbuat baik kepada karena tidaklah wajar menyuruh
kedua orang tua ditunjukkan dengan orang sebelum diri sendiri
sikap lemah lembut, menghindari mengerjakannnya. Demikian juga
kekerasan perilaku dan tutur kata, melarang kemungkaran, menuntut
ikut meringankan beban atau agar yang melarang terlebih dahulu
tanggungan orang tua mencegah dirinya. Itu agaknya yang
menjadi sebab mengapa Lukman
c. Nilai syukur tidak memerintahkan anaknya
Pada ayat 12 Surah Luqman melaksanakan ma’ruf dan jauhi yang
terdapat nilai karakter yaitu kata mungkar, tetepimemerinthkannya,
syukur yakni bersyukur kepada menyuruh dan mencegah. Disisi
Allah, Ayat tersebut menyatakan: lain membiasakan anak anak
dan sesungguhnya kami yang melaksanakan tuntunan ini
maha perkasa dan bijakasana telah menimbulkan dalam dirinya jiwa
menganugrahkan dan mengajarkan kepemimpinan serta kepedulian
juga mengilhami hikmah kepada sosial.17
Lukman, yaitu: “bersyukurlah
kepada Allah, dan barang siapa E. Penutup
yang bersyukur kepada Allah, maka Berdasarkan hasil analisis
sesungguhnya ia bersyukur untuk tentang karakter manusia dalam
kemaslahatan dirinya sendiri; dan al-Qur’an surat Lukman, maka
barang siapa yang kufur yakni tidak dapat ditarik beberapa kesimpulan.
bersyukur, maka yang merugi adalah Menurut al-Qur’an surat Lukman,
dirinya sendiri. Dia sedikitpun tidak ada beberapa karakter manusia yang
merugikan Allah, sebagimana yang meliputi karakter baik dan buruk,
bersyukur tidak menguntungkan-
Nya, karena sesungguhnya Allah
maha kaya tidak butuh pada apapun, 16 Ibid, 120.
17 Ibid., 137.

Ahmad Helwani Syafi’i, Muhammad Syaoki 95


Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018

yaitu; a) Muhsinin, b) kesalehan, c) Al-Farmawi, Abd. Al-hayy, Metode


kepedulian tinggi, d) rendah hati, Tafsir Maudu’iy, Suatu Pengantar,
e) sombong, dan f ) kufur nikmat. Terj: Suryan A. Jamrah,
Nilai karakter dalam al-Qur’an surat ( Jakarta:Raja Grafindo, 1994)
Lukman ini meliputi beberapa nilai Al-Fayumi Mursyi Ibrahim, Dirasah
yaitu: a) iman/tauhid, b) birrul fi Tafsir al-Maudu’i (Cairo: Dar
walidain, c) syukur, d) bijaksana, al-Taufiqiyah, 1980)
dan e) nilaisabar. Proses penanaman
nilai karakter dalam al-Qur’an Al-Qur’an dan Terjemahnya (Madinah
surat Lukman berdasarkan pada al-Munawwarah: Mujamma’ al-
uraian pada bab sebelumnya dapat Malik Fahd Thiba’at al-Mush-
disimpulkan sebagai berikut: a) haf asy-Syarif, 1428)
tujuan pendidikan yang termuat Al-Qurtubi, al-jami’ li al-ahkam al-
dalam surat Lukman adalah Qur’an(Baerut: Dar Fikr, 1988).
merupakan proses penanaman nilai Al-Suyuti Jalal al-Din, Lubab al-Nuqul
dalam upaya untuk membentuk fi al-Asbab al-Nuzul (Riwayat
insan kamil, b) materi pendidikan Turunnya Ayat-Ayat Suci al-
Lukman terdiri dari akidah, syari’ah, Qur’an), Terj. M. Abdul Mujib,
dan akhlak, c) untuk menanamkan (Surabaya: Mutiara Ilmu, 1988)
nilai keimanan, akhlak, dan syari’ah
Ambary, Muarif Hasan, Suplemen
Lukman menggunakan metode
Ensiklopedi Islam( Jakarta, PT.
maw’izdhah.
Ictiar Baru Van Hoeve, 2001)
Azizy, Qodri, Membangun Integritas
Bangsa( Jakarta: Renaisan,
Daftar Pustaka
2004)
Baidan Nashiruddin,
Abd al-Hayy al-Farmawi, al-Bidayah Metodologi Penafsiran Al-
fi Tafsir al-Maudu’i(Mesir: Quran(Yogyakarta: Pustaka
Maktabah al-Jumhuriyah, Pelajar, 2000)
1977)
Cawidu Harifuddin, Metode dan
Abdul Mujib, Muhaimin,Pemikiran Aliran Dalam Tafsir, Pesantren
Pendidikan Islam(Bandung: No.1/Vol.VIII
Trigenda Karya,1993)

96 Karakter Manusia dalam Perspektif al- Qur’an


Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018

Daryanto, 1998. Kamus Lengkap dan Ibnu Said, ( Jakarta :Pustaka


Bahasa Indonesia, Surabaya: Azzam, 2012).
Apollo, 1991) Kementerian Pendidikan
Departemen Agama RI,al- dan Kebudayaan RI,
Qur’an Tajwid dan Pengembangan Pendidikan
Ter jemah(Sur ak ar ta:Ziyad, Budaya dan Karakter
2009) Bangsa( Jakarta: Kementerian
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Pendidikan Nasional, 2010)
Ensiklopedi Islam 3, ( Jakarta: PT. Lickona, Thomas, Education Of
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994) Character;How Our School
Dosen Tafsir hadits Fakultas Can Teach Respect And
Ushuluddin UIN Sunan Responsibility(Aucland: Bantam
Kalijaga Yogyakarta, Studi Books, 1991)
Kitab Tafsir(Yogyakarta, Teras, Loeis Wisnawati , Nilai-nilai
2004). Pendidikan Islam dalam Tafsir
Federspiel Howar m, Kajian Al- Ahmad Musthafa Al-Maraghi:
Qur’an Di Indonesia:Dari Studi Analisis terhadap Al-Qur’an
Mahmud Yunus Hingga Quraish Surat Al-Fiil,(Turats, Vol. 7, No.
Shihab(Bandung: Mizan, 1996) 1, Januari 2011)

Imam Abu Hamid Muhammad Bin Maragustam. Mencetak


Muhammad al-Ghazali, Ihyâ’ Pembelajar Menjadi Insan
‘Ulûmiddîn, Juz I I I , Paripurna(Yogyakarta: Nuha
(Beirut: Darul Fikr, 1999) Litera, 2010)

Imam Machali, Ara Moeleang, Lexy J., Metode Penelitian


Hidayat. Pengelolaan Kualitatif,( Jakarta: Rosda Karya
Pendidikan(Yogyakarta: Pustaka 1991)
Educa, 2010) Muarif Hasan, Ambary, Suplemen
Kaelan . Metode Penelitian Kualitatif Ensiklopedi Islam, ( Jakarta: PT.
Bidang Filsafat (Yogyakarta: Ictiar Baru Van Hoeve, 2001)
Paramadina, 2005) Muhammad ‘Abd al-Malik Ibn
Katsir Ibnu, al-Bidayah Wa an- Hisym, al-Sirah al-Nabawiyyah.
Nihayah, Terj. Lukman Hakim Juz II, (Dar al- Fikr, t.th.)

Ahmad Helwani Syafi’i, Muhammad Syaoki 97


Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018

Muhammad Abdul Quasem dan Suryabrata, Sumadi,Metodologi


Ahmad Kamil, Etika al-Gazali: Penelitian, ( Jakarta: Raja
Etika Majemuk Dalam Grafindo Press, 2005)
Islam(Bandung: Mizan, 1988) Syafri, Ulil Amri, Pendidikan Karakter
Mursid,Kurikulum dan pendidikan Berbasis Bahasa al-Qur’an,
Anak Usia Dini(Semarang: Akfi ( Jakarta: Raja G r a n fi n d o
Media, 2009) Persada, 2012)
Nur Ichwan Mohammad, M. Quraish Undang-Undang SISDIKNAS,(UU RI
ShihabMembincang Persoalan No 20 Th. 2003) ( Jakarta: Sinar
Gender, (Semarang: RaSAIL Grafika, 2009)
Media Group,2013) Utsman Najati, Muhammad, ad-
Nurcholis Madjid dalam Ridwan, Dirâsât an-Nafsâniyyah ‘Indal
Pengembangan Nilai-nilai Islami ‘Ulamâ’il Muslimîn, Cet. I. 1414
dalam Pembelajaran PAI di SMA, H, (Kairo, Darusy Syurûq,
(El-Hikam Press, 2013) 1993)
Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Zaini Hasan, Tafsir Tematik Ayat-ayat
Pendidikan “Hati yang Selamat Kalam Tafsir Al-Maraghi( Jakarta:
Hingga Kisah Luqman”(Bandung: Pedoman Ilmu Jaya, , 1997)
Marja, 2007) Zaini Hasan, mengutip dari Ali Hasan
Shihab, Quraish.Tafsir Al-Misbah, al-Arid, Tarikh Ilm al-Tafsir wa
Pesan, Kesan, dan Keserasian Manahij al-Mufassirin(Sejarah
Al-Qur’an vol.3, ( Jakarta: dan Metodologi Tafsir( Jakarta:
Lentera Hati, 2011) CV Rajawali Pers, , 1992)
Shihab, Quraish, Membumikan al- Zamakhsyari, Imam, Tafsir al-
Qur’an, Memfungsikan Wahyu Kasyaf, (Beirut: Dar al-Kutub
Dalam Kehidupan, Jilid 2, cet 1, al- ‘Alamiyah, 1415H/1995)
( Jakarta: Lentera Hati 2010) Zeid, Mestika, Metode Penelitian
Shihab, Quraish, Wawasan al- Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis,
Qur’an: Tafsir Maudu’i Atas ( Jakarta: Raja Grafindo
Pelbagai Persoalan Persada, 2000)
Umat(Bandung: Mizan, 2003) Zuchdi, Humanisasi Pendidikan,
Shihab, Quraisy, Membumikan Al- ( Jakarta: PT. Bumi Aksara,
Qur’an(Bandung: Mizan, 1992) 2009)

98 Karakter Manusia dalam Perspektif al- Qur’an

Anda mungkin juga menyukai