Muhammad Syaoki Universitas Muhammadiyah Mataram okiepluralist@gmail.com helwani.ahmad@gmail.com
Abstract
The character education is the part is very important in human life
in order to form of private men to form personal morality in the social life, hence is needed step in business the search for values and the concept of character education based it Alquran that is a source of the truth in excellence. This study aims to to uncover the concept of character education in a lukman with a focus research which includes: 1) a human character in the Alquran letter Lukman; 2) the value of a character in alquran a letter Lukman, 3) the process planting the value of a character that is in Alquran a letter of Lukman.Based on the research done it is found that; 1 a) human character in the Alquran a letter Lukman includes: a ) muhsinin, b ) piety, c) concerns high, d) humble, e) arrogant, f ) and they favors; 2.The value of a character in a lukman includes: a) the value faith / call, b) the value birrul waalidain (kind to older people), c) the value thanks, d) wise, e) the value patient; 3. The process of planting the value of a character in a letter lukman. Keywords: Character, Concept, Humatinity
Ahmad Helwani Syafi’i, Muhammad Syaoki 89
Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018
A. Pendahuluan bangsa dianggap berhasil dalam
Sebagai awal pembahasan dalam melahirkan generasi bangsa yang penelitian ini, ada dua aspek yang berkualitas, bermoral, beriman, dan menurut penulis sangat relevan berkarakter tinggi. Jika demikian— untuk dikemukakan, yaitu: pertama, lalu karakter yang bagaimana realitas empirik (das sein)—ialah sehingga suatu lembaga atau bangsa fenomena karakter manusia yang bisa di anggap berhasil dalam saat sekarang ini sedang menimpa melahirkan autput yang baik. Hal bangsa. Kedua, realitas teoritik (das inilah yang sangat menarik penulis sollen), yaitu beberapa hasil penelitian untuk mengkaji realitas empirik terdahulu yang relevan untuk dikaji, tersebut secara mendalam. khususnya penelitian yang erat kaitannya dengan tema karakter. B. Karakter Melihat carut-marutnya kondisi Secara etimologi, istilah karakter moral bangsa, karakter manusia berasal dari bahasa Latin character, menjadi alternatif utama untuk yang berarti: watak, tabiat, sifat-sifat mengatasi permasalahan tersebut. kejiwaan, budi pekerti, kepribadian Dengan begitu karakter manusia dan akhlak. Istilah karakter juga menjadi sebuah tema yang urgen diadopsi dari bahasa Latin kharakter, pelaksanaannya bagi pembangunan kharasisen, dan kharaxyang berarti bangsa—sebab karakter menjadi tool for marking, to engrave, dan tolak ukur keberhasilan suatu pointed stake.1Dalam bahasa Inggris bangsa. karakter menjadi program diterjemahkan menjadicharacter bangsa yang wajib dilaksanakan oleh berarti tabiat, budi pekerti, watak.2 bangsa Indonesia. Dalam bahasa Arab, karakter diartikan sebagai khuluq, sajiyyah, Berdasarkan realitas empirik thab’u (budi pekerti, tabiat atau tersebut, maka upaya penanaman watak). Kadang juga diartikan nilai-nilai karakter sudah menjadi tanggung jawab bersama dan merupakan suatu yang tidak mudah. Karena dengan melahirkan lulusan yang berkarakter mulia 1 Wyne dalam Musfah, Pendidikan Karakter: Sebuah Tawaran Model Pendidikan serta mengaplikasikannya dalam Holistik, Integralistik, ( Jakarta, Prenada Media, kehidupan nyata, maka disanalah 2011), 127. 2 John Echols, Kamus Populer,(Jakarta: suatu lembaga ataupun sebuah Rineka Cipta Media, 2005), 37.
90 Karakter Manusia dalam Perspektif al- Qur’an
Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018
syakhsiyyah yang artinya lebih dekat sehingga menjadi manusia insan
dengan personality (kepribadian).3 kamil.5 Secara terminologi (istilah), 1. Proses penanamannilai karakter karakter diartikan sebagai Membentuk karakter pada diri sifat manusia pada umumnya anak memerlukan suatu tahapan yang bergantung pada faktor yang dirancang secara sistematis kehidupannya sendiri. Karakter dan berkelanjutan. Sebagai individu adalah sifat kejiwaan, akhlak atau yang sedang berkembang, anak budi pekerti yang menjadi ciri khas memiliki sifat suka meniru tanpa seseorang atau sekelompok orang. mempertimbangkan baik atau Pengertian karakter dengan makna buruk. Hal ini didorong oleh rasa akhlak ini sejalan dengan pandangan ingin tahu dan ingin mencoba al-Ghazali yang mengatakan bahwa sesuatu yang diminati yang karakter (akhlak) adalah sesuatu kadangkala muncul secara spontan. yang bersemayam dalam jiwa Sikap jujur yang menunjukkan yang dengannya timbul perbuatan- kepolosan seorang anak merupakan perbuatan dengan mudah tanpa ciri yang juga dimilikinya. Kehidupan dipikirkan terlebih dahulu.4 yang dirasakan anak tanpa beban Adapun Menurut Mansur menyebabkan anak tampil selalu Muslich, karakter adalah suatu riang dan dapat bergerak serta sistem penanaman nilai-nilai karakter berkreatifitas secara bebas. Dalam kepada warga sekolah yang meliputi aktivitas ini, anak cenderung komponen pengetahuan, kesadaran menunjukkan sifat ke-aku-annya atau kemauan, dan tindakan untuk 2. Nilai-nilai pendidikan karakter melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Nilai diartikan sebagai Esa (YME), diri sendiri, sesama, seperangkat moralitas yang paling lingkungan, maupun kebangsaan abstrak dan seperangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu idealitas dan memberikan corak khusus pada pola pemikiran, 3 Aisyah Boang dalam Supiana, Mozaik Pemikiran Islam: Bunga Rampai Pemikiran Pendidikan Indonesia, (Jakarta: 5 Masnur Muslich, Pendidikan Dirjen Dikti, 2011),5. karakter: Menjawab Tantangan Krisis 4 Abdul Hamid,al-Ghazali, Ihya ‘Ulum Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara, al-din, (Mesir: Daar at-Taqwa, jld 2), 94. 2011), 84.
Ahmad Helwani Syafi’i, Muhammad Syaoki 91
Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018
perasaan, dan perilaku.Misalnya suatu dokumen yang dikemukakan
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, oleh ilmuan di masa lampau dan nilai keadilan, nilai moral, baik itu masa sekarang.8Jenis penelitian ini kebaikan maupun kejelekan.6 adalah penelitian kualitatif sehingga Menurut Nurcholis Madjid,7 menghasilkan data deskriptif berupa kata- dalam ajaran Islam, ada nilai (a) kata, catatan yang berhubungan dengan robbaniyah seperti: iman, islam, ihsan, makna, nilai dan pengertian. takwa, ikhlas, tawakkal, syukur Dalam penelitian ini penulis dan sabar. dan (b) insaniyah, seperti menggunakan metode tafsir dengan shilaturrahmi, (shilaturrahim), pendekatan maudu’i (tematik) dan persaudaraan (ukhuwah), persamaan tahlili (analitik). Metode maudu’i (al-musawat), adil (‘adl), baik adalah membahas ayat-ayat al- sangka (husnadhonni), rendah hati Qur’an dengan tema atau judul yang (tawadlu’), tepat janji (wafa’), lapang sudah ditentukan.9Pada penelitian dada (insyirah), perwira (‘iffah), ini yang menjadi objek penelitian hemat (qawamiyah), dan dermawan adalah al-Qur’an surat Lukman. (munfiqun). Sedangkan sumber datanya - peneliti membaginya dalam dua jenis, C. ModelPendekatanKarakter yaitu sumber primer dan sumber Dalam penelitian (karakter skunder. manusia dalam persepektif Al- Teknik pengumpulan data yang Qur’an surat Lukman) menekankan digunakan dalam penelitian ini adalah pada pengungkapan makna teks teknik dokumentasi10, yaitu teknik dengan persepektif karakter pengumpulan data dengan cara manusia. Penelitian ini merupakan menyelidiki. Penulis menggunakan penelitian kepustakaan (Library Reseach), yaitu suatu cara kerja tertentu yang bermanfaat untuk mengetahui pengetahuan ilmiah dari 8 Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat (Yogyakarta: Paramadina, 2005), 250. 6 Muslim Nurdin dkk., Moral dan 9 Abd. al-Hayy Al-Farmawi, Metode Kognisi Islam, ( Bandung: Alfabeta, 2008), Tafsir Maudu’iy, Suatu Pengantar, Terj: 209. Suryan A. Jamrah, Cet- 1, (Jakarta:Raja 7 Nurcholis Madjid dalam Ridwan, Grafindo, 1994), 36. Pengembangan Nilai-nilai Islami dalam 10 Mestika Zeid, Metode Penelitian Pembelajaran PAI di SMA, (El-Hikam Press, Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja 2013),23. Grafindo Persada, 2000), 9.
92 Karakter Manusia dalam Perspektif al- Qur’an
Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018
metode dokumentasi dalam Kata al-Muhsinin adalah bentuk
melakukan pengumpulan data. jamak dari muhsin. Bagi seorang manusia, sifat ini menggambarkan D. Nilai dan Karakter Manusia puncak kebaikan yang dapat dicapai. 1. Karakter Manusia Yaitu pada saat ia memandang dirinya pada diri orang lain, sehingga 1) Muhsinin ia memberi untuk orang lain itu apa Mereka adalah orang-orang yang seharusnya ia ambil sendiri.12 yang senantiasa memperbaiki amal Sedang ihsan terhadap Allah Swt— perbuatan dalam mengikuti syari’at karena itu pula, ihsan seseorang Nabi. Maka mereka mendirikan shalat manusia terhadap sesama manusia fardhu sesuai dengan ketentuan- adalah, bahwa ia tidak meihat lagi ketentuan dan waktu-waktunya, dirinya dan hanya melihat orang disamping melengkapinya dengan lain. Siapa yang melihat dirinya sholat-sholat sunnah, baik rawatib pada posisi kebutuhan orang lain (sholat sunnat yang mengiringi sholat dan tidak melihat dirinya pada saat fardhu) atau ghair rawatib (sholat beribadah kepada Allah Swt, maka sunnat yang diluar sholat rawatib). dia itulah yang dinamai muhsin, dan Mereka senantiasa menunaikan ketika itu dia telah mencapai puncak zakat yang menjadi kewajiban bagi dalam segala amalnya. mereka untuk diberikan kepada 2) Kesalehan yang berhak. Mereka senantiasa menyambungkan tali persaudaraan Kemudian pada ayat ke-8 Allah dan kekerabatan serta meyakini menjanjikan balasan syurga bagi adanya balasan di negeri akhirat orang yang beriman kemudian nanti. Mereka berharap kepada dengan keimanannya itu mereka Allah agar mereka mendapatkan berbuat kebaikan, beramal sholeh pahala atas amal-amal shalih yang dengan ada tanpa mengharapkan mereka kerjakan, dengan tidak balasan dari apa yang ia lakukan, menampakkan sikap riya’ sedikitpun, ikhlas dalam beramal, maka bagi mereka tidak menginginkan balasan orang-orang yang memiliki sifat dan rasa terimakasih dari manusia.11 atau karakter yang demikian itu
12 Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah;
11 Ibn Katsir, Tafsir Ibn Katsir, (bairut- Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, lebanun: daar al-kutb al-alamiah) t.th. 406. (Jakarta: Lentera Hati, 2002),11.
Ahmad Helwani Syafi’i, Muhammad Syaoki 93
Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018
Allah masukkan kedalam syurganya hal ini menandakan bahwasanya
dan akan kekal didalamnya. didalam ayat ini terkandung ajaran Sebagaimana kebiasaan al-Qur’an untuk bersifat lemah lembut dan menggandengkan hal-hal yang serasi sopan santun karena apabila suatu atau sama sekali bertolak belakang, larangan untuk mengerjakannya maka disini setelah ayat-ayat yang sesuatu maka terkandung lalu membicarakan kedurhakaan perintah untuk meninggalkan dan manusia, serta ancaman dan sanksi mengerjakan lawanan dari perbuatan yang menantinya, kini diutarakan tersebut. janji ganjaran yang menanti yang 2. Nilai karakter patuh kepada Allah Swt. Allah a. Nilai Tauhid berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan keimanan yang Kemudian dalam ayat ke-13 benar dan membuktikan kebenaran terdapat nilai karakter tentang imannya dengan mengerjakan amal- ketauhidan, karena sebagian pesan amal saleh, bagi mereka surga- dari Lukman kepada anaknya adalah surga yang penuh kenikmatan. Di larangan untuk menyekutukan Allah. sana mereka tinggal dengan penuh Lukman memulai nasihatnya dengan kebahagiaan dalam keadaan kekal menekankan perlunya menghindari didalamnya. Itu adalah janji Allah syirik/mempersekutukan Allah. yang benar yang tidak mungkin Larangan ini sekaligus mengandung dipungkiri-Nyaوعداهلل حقا13 sehingga pengajaran tentang wujud dan pasti sesuai dengan kenyataan yang keesaan Tuhan. Bahwa redaksi tidak pernah akan meleset dan pesannya berbentuk larangan, peristiwa yang akan terjadi pasti jangan mempersekutukan terjadi.14 Allah untuk menekan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk 3) Rendahhati sebelum melaksanakan yang baik. Kemudian pada ayat ke 18-19 Memang “At-Takhliyah Muqaddamun adalah merupakan larangan untuk Ala At-Tahliyah” (menyingkirkan memalingkan muka dan berjalan keburukan lebih utama daripada dimuka bumi ini dengan sombong, menyandang perhiasan).15 b. Nilai birrul walidain 13 Quraish Shihab, Tafsir al- Misbah...,117. 14 Ibn Katsir, Tafsir Ibn Katsir, (Bairut- 15 Quraish Shihab, Tafsir al- Lebanun: Daar al-kutb al-Alamiah) t.th. 407. Misbah...,127.
94 Karakter Manusia dalam Perspektif al- Qur’an
Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018
Pada ayat 14 Surah Luqman lagi maha terpuji oleh makhluk
mengandung nilai pendidikan dilangit dan di bumi”.16 karakter bersikap dan berperilaku d. Nilai sabar yang menunjukkan ketaatan dan berbuat baik kepada kedua Disini Quraish Shihab orang tua (birrulwãlidain) dengan menafsirkan makna dari menyuruh jalan bersyukur kepada Allah dan mengerjakan ma’ruf, mengandung bersyukur kepada kedua orang tua pesan untuk mengerjakannya, dengan jalan berbuat baik kepada karena tidaklah wajar menyuruh kedua orang tua ditunjukkan dengan orang sebelum diri sendiri sikap lemah lembut, menghindari mengerjakannnya. Demikian juga kekerasan perilaku dan tutur kata, melarang kemungkaran, menuntut ikut meringankan beban atau agar yang melarang terlebih dahulu tanggungan orang tua mencegah dirinya. Itu agaknya yang menjadi sebab mengapa Lukman c. Nilai syukur tidak memerintahkan anaknya Pada ayat 12 Surah Luqman melaksanakan ma’ruf dan jauhi yang terdapat nilai karakter yaitu kata mungkar, tetepimemerinthkannya, syukur yakni bersyukur kepada menyuruh dan mencegah. Disisi Allah, Ayat tersebut menyatakan: lain membiasakan anak anak dan sesungguhnya kami yang melaksanakan tuntunan ini maha perkasa dan bijakasana telah menimbulkan dalam dirinya jiwa menganugrahkan dan mengajarkan kepemimpinan serta kepedulian juga mengilhami hikmah kepada sosial.17 Lukman, yaitu: “bersyukurlah kepada Allah, dan barang siapa E. Penutup yang bersyukur kepada Allah, maka Berdasarkan hasil analisis sesungguhnya ia bersyukur untuk tentang karakter manusia dalam kemaslahatan dirinya sendiri; dan al-Qur’an surat Lukman, maka barang siapa yang kufur yakni tidak dapat ditarik beberapa kesimpulan. bersyukur, maka yang merugi adalah Menurut al-Qur’an surat Lukman, dirinya sendiri. Dia sedikitpun tidak ada beberapa karakter manusia yang merugikan Allah, sebagimana yang meliputi karakter baik dan buruk, bersyukur tidak menguntungkan- Nya, karena sesungguhnya Allah maha kaya tidak butuh pada apapun, 16 Ibid, 120. 17 Ibid., 137.
Ahmad Helwani Syafi’i, Muhammad Syaoki 95
Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018
yaitu; a) Muhsinin, b) kesalehan, c) Al-Farmawi, Abd. Al-hayy, Metode
kepedulian tinggi, d) rendah hati, Tafsir Maudu’iy, Suatu Pengantar, e) sombong, dan f ) kufur nikmat. Terj: Suryan A. Jamrah, Nilai karakter dalam al-Qur’an surat ( Jakarta:Raja Grafindo, 1994) Lukman ini meliputi beberapa nilai Al-Fayumi Mursyi Ibrahim, Dirasah yaitu: a) iman/tauhid, b) birrul fi Tafsir al-Maudu’i (Cairo: Dar walidain, c) syukur, d) bijaksana, al-Taufiqiyah, 1980) dan e) nilaisabar. Proses penanaman nilai karakter dalam al-Qur’an Al-Qur’an dan Terjemahnya (Madinah surat Lukman berdasarkan pada al-Munawwarah: Mujamma’ al- uraian pada bab sebelumnya dapat Malik Fahd Thiba’at al-Mush- disimpulkan sebagai berikut: a) haf asy-Syarif, 1428) tujuan pendidikan yang termuat Al-Qurtubi, al-jami’ li al-ahkam al- dalam surat Lukman adalah Qur’an(Baerut: Dar Fikr, 1988). merupakan proses penanaman nilai Al-Suyuti Jalal al-Din, Lubab al-Nuqul dalam upaya untuk membentuk fi al-Asbab al-Nuzul (Riwayat insan kamil, b) materi pendidikan Turunnya Ayat-Ayat Suci al- Lukman terdiri dari akidah, syari’ah, Qur’an), Terj. M. Abdul Mujib, dan akhlak, c) untuk menanamkan (Surabaya: Mutiara Ilmu, 1988) nilai keimanan, akhlak, dan syari’ah Ambary, Muarif Hasan, Suplemen Lukman menggunakan metode Ensiklopedi Islam( Jakarta, PT. maw’izdhah. Ictiar Baru Van Hoeve, 2001) Azizy, Qodri, Membangun Integritas Bangsa( Jakarta: Renaisan, Daftar Pustaka 2004) Baidan Nashiruddin, Abd al-Hayy al-Farmawi, al-Bidayah Metodologi Penafsiran Al- fi Tafsir al-Maudu’i(Mesir: Quran(Yogyakarta: Pustaka Maktabah al-Jumhuriyah, Pelajar, 2000) 1977) Cawidu Harifuddin, Metode dan Abdul Mujib, Muhaimin,Pemikiran Aliran Dalam Tafsir, Pesantren Pendidikan Islam(Bandung: No.1/Vol.VIII Trigenda Karya,1993)
96 Karakter Manusia dalam Perspektif al- Qur’an
Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018
Daryanto, 1998. Kamus Lengkap dan Ibnu Said, ( Jakarta :Pustaka
Bahasa Indonesia, Surabaya: Azzam, 2012). Apollo, 1991) Kementerian Pendidikan Departemen Agama RI,al- dan Kebudayaan RI, Qur’an Tajwid dan Pengembangan Pendidikan Ter jemah(Sur ak ar ta:Ziyad, Budaya dan Karakter 2009) Bangsa( Jakarta: Kementerian Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Pendidikan Nasional, 2010) Ensiklopedi Islam 3, ( Jakarta: PT. Lickona, Thomas, Education Of Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994) Character;How Our School Dosen Tafsir hadits Fakultas Can Teach Respect And Ushuluddin UIN Sunan Responsibility(Aucland: Bantam Kalijaga Yogyakarta, Studi Books, 1991) Kitab Tafsir(Yogyakarta, Teras, Loeis Wisnawati , Nilai-nilai 2004). Pendidikan Islam dalam Tafsir Federspiel Howar m, Kajian Al- Ahmad Musthafa Al-Maraghi: Qur’an Di Indonesia:Dari Studi Analisis terhadap Al-Qur’an Mahmud Yunus Hingga Quraish Surat Al-Fiil,(Turats, Vol. 7, No. Shihab(Bandung: Mizan, 1996) 1, Januari 2011)
Imam Abu Hamid Muhammad Bin Maragustam. Mencetak
Muhammad al-Ghazali, Ihyâ’ Pembelajar Menjadi Insan ‘Ulûmiddîn, Juz I I I , Paripurna(Yogyakarta: Nuha (Beirut: Darul Fikr, 1999) Litera, 2010)
Imam Machali, Ara Moeleang, Lexy J., Metode Penelitian
Hidayat. Pengelolaan Kualitatif,( Jakarta: Rosda Karya Pendidikan(Yogyakarta: Pustaka 1991) Educa, 2010) Muarif Hasan, Ambary, Suplemen Kaelan . Metode Penelitian Kualitatif Ensiklopedi Islam, ( Jakarta: PT. Bidang Filsafat (Yogyakarta: Ictiar Baru Van Hoeve, 2001) Paramadina, 2005) Muhammad ‘Abd al-Malik Ibn Katsir Ibnu, al-Bidayah Wa an- Hisym, al-Sirah al-Nabawiyyah. Nihayah, Terj. Lukman Hakim Juz II, (Dar al- Fikr, t.th.)
Ahmad Helwani Syafi’i, Muhammad Syaoki 97
Komunike, Volume x, No. 2, Desember 2018
Muhammad Abdul Quasem dan Suryabrata, Sumadi,Metodologi
Ahmad Kamil, Etika al-Gazali: Penelitian, ( Jakarta: Raja Etika Majemuk Dalam Grafindo Press, 2005) Islam(Bandung: Mizan, 1988) Syafri, Ulil Amri, Pendidikan Karakter Mursid,Kurikulum dan pendidikan Berbasis Bahasa al-Qur’an, Anak Usia Dini(Semarang: Akfi ( Jakarta: Raja G r a n fi n d o Media, 2009) Persada, 2012) Nur Ichwan Mohammad, M. Quraish Undang-Undang SISDIKNAS,(UU RI ShihabMembincang Persoalan No 20 Th. 2003) ( Jakarta: Sinar Gender, (Semarang: RaSAIL Grafika, 2009) Media Group,2013) Utsman Najati, Muhammad, ad- Nurcholis Madjid dalam Ridwan, Dirâsât an-Nafsâniyyah ‘Indal Pengembangan Nilai-nilai Islami ‘Ulamâ’il Muslimîn, Cet. I. 1414 dalam Pembelajaran PAI di SMA, H, (Kairo, Darusy Syurûq, (El-Hikam Press, 2013) 1993) Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-Ayat Zaini Hasan, Tafsir Tematik Ayat-ayat Pendidikan “Hati yang Selamat Kalam Tafsir Al-Maraghi( Jakarta: Hingga Kisah Luqman”(Bandung: Pedoman Ilmu Jaya, , 1997) Marja, 2007) Zaini Hasan, mengutip dari Ali Hasan Shihab, Quraish.Tafsir Al-Misbah, al-Arid, Tarikh Ilm al-Tafsir wa Pesan, Kesan, dan Keserasian Manahij al-Mufassirin(Sejarah Al-Qur’an vol.3, ( Jakarta: dan Metodologi Tafsir( Jakarta: Lentera Hati, 2011) CV Rajawali Pers, , 1992) Shihab, Quraish, Membumikan al- Zamakhsyari, Imam, Tafsir al- Qur’an, Memfungsikan Wahyu Kasyaf, (Beirut: Dar al-Kutub Dalam Kehidupan, Jilid 2, cet 1, al- ‘Alamiyah, 1415H/1995) ( Jakarta: Lentera Hati 2010) Zeid, Mestika, Metode Penelitian Shihab, Quraish, Wawasan al- Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Qur’an: Tafsir Maudu’i Atas ( Jakarta: Raja Grafindo Pelbagai Persoalan Persada, 2000) Umat(Bandung: Mizan, 2003) Zuchdi, Humanisasi Pendidikan, Shihab, Quraisy, Membumikan Al- ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, Qur’an(Bandung: Mizan, 1992) 2009)