Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAKAN AYAM LOKAL UNTUK


MENGATASI KELANGKAAN AYAM SEKEDAS SANGKUR SANDEH

BIDANG KEGIATAN
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI

Diusulkan Oleh :
Syaiful Amri NIM. 1513041063/2015
Kadek Yudi Permana Putra NIM. 1513021010/2015
Ni Kadek Kurniawati NIM. 1513021001/2015
Desak Putu Putri Krisnawati NIM. 1713041007/2017

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................


1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat penulisan ...................................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2


BAB III METODE PELAKSANAAN .......................................................... 4
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ ..10

LAMPIRAN
Lampiran 1. Dosen Pembimbing, Ketua Pelaksana, dan Anggota
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Kesediaan dari Mitra
Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkan
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ayam sekedas sangkur sandeh merupakan jenis ayam yang mempunyai
karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh ayam jenis lain yaitu sekedas
dicirikan dengan ayam pejantan dengan paruh, kuku, kaki, dan bulu yang putih,
sangkur yaitu tidak memiliki ekor, sandeh yaitu memiliki jengger bulu di bagian
leher belakang. Ayam sekedas sangkur sandeh ini merupakan salah satu ayam
yang sangat langka dan memiliki harga diatas Rp. 800.000,- per ekor dan sangat
diperlukan dalam upacara keagamaan seperti nebusin, mebayuh, maupun upacara
bhuta yadnya dan manusa yadnya.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan pada peternakan
dalam menghasilkan ayam ini masih menerapkan teknologi yang tradisional dan
sederhana serta kurang efisien dalam menghasilkan bibit. Fertilitas telur yang
dihasilkan rendah yaitu 7-10 telur per-ekor dan daya tetas yang juga rendah yaitu
sekitar 40%. Teknologi inseminasi buatan ayam sekedas sangkur sandeh sangat
cocok digunakan oleh para peternak ayam sekedas sangkur sandeh. Inseminasi
buatan (IB) adalah pemasukan atau penyampaian semen kedalam saluran kelamin
ayam betina dengan menggunakan alat buatan manusia, bukan secara alami.
Inseminasi buatan juga merupakan suatu perkawinan dengan menggunakan
teknologi buatan manusia, dimana dengan inseminasi buatan ini diharapkan dapat
memperbaiki ternak-ternak yang memiliki genetik yang kurang baik dan diganti
dengan bibit-bibit yang genetiknya baik sehingga dapat meningkatkan baik
populasi maupun produktivitas ternak. Alat yang digunakan dalam inseminasi ini
sederhana yaitu spuit ukuran 1 ml, yang di modifikasi digunakan untuk
menampung semen dan sekaligus untuk inseminasi buatan.
Pada praktek, prosedur inseminasi buatan tidak hanya meliputi deposisi
atau penyampaian semen ke dalam saluran kelamin ayam betina, tetapi juga
mencakup seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan, penyimpanan atau
pengawetan (pendinginan dan pembekuan dari semen), pengangkutan semen,
inseminasi, pencatatan dan penentuan hasil inseminasi pada ayam betina serta
bimbingan dan penyuluhan peternak. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan inseminasi buatan antara lain: kualitas semen beku,
peternak, akseptor betina, waktu pelaksanaan inseminasi buatan, dan inseminator.
Pada lima faktor penentu keberhasilan inseminator buatan tersebut, faktor yang
sangat menentukan nantinya keberhasilan inseminasi buatan adalah keterampilan
mitra dalam melakukan inseminasi oleh karenanya diperlukan pendampingan
dalam penerapan teknologi ini.
Berdasarkan pemaparan diatas tim kami mengjukan proposal dengan judul
”Inseminasi Buatan pada Peternakan Ayam Lokal untuk Mengatasi Kelangkaan
Ayam Sekedas Sangkur Sandeh” teknologi ini, maka kami akan menerapkan
teknologi inseminasi ayam sekedas sangkur sandeh dengan harapan mampu
menunjang kemajuan usaha mitra nantinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut disusun latar belakang sebagai berikut:
a. Bagaimana memberikan pengetahuan kepada peternak unggas mengenai
reproduksi unggas ?
b. Bagaimana memberikan pemahaman teknologi iseminasi buatan pada ayam
kepada para peternak ?
c. Bagaimana meningkatakan jumlah ayam anakan sekedas sangkur sandeh ?
d. Bagaimana menyebarluaskan teknologi inseminasi buatan di masyarakat ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penerapan teknologi inseminasi buatan ini, yaitu:
a. Untuk memberikan pengetahuan kepada peternak unggas mengenai reproduksi
unggas.
b. Untuk memberi pemahaman teknologi inseminasi buatan pada ayam.
c. Untuk meningkatkan jumlah ayam anakan sekedas sangkur sandeh.
d. Untuk menyebarluaskan teknologi inseminasi buatan di masyarakat.
1.4 Manfaat
Manfaat dari program penerapan teknologi ini adalah diharapkan nantinya
bermanfaat bagi para peternak ayam sekedas sangkur sandeh baik dalam segi
menghasilkan produk ayam sekedas sangkur sandeh dan tersedianya ayam
sekedas sangkur sandeh sebagai pelengkap sarana upacara keagamaan.

1.5 Luaran
Adapun luaran yang diharapkan dalam pengusulan program ini adalah
a. Para peternak memiliki pemahaman tentang reproduksi unggas terutama ayam
b. Para peternak memahami teknologi inseminasi buatan pada ayam sekedas
sangkur sandeh.
c. Bertambahnya pendapatan para peternak ayam sekedas sangkur sandeh.
d. Tersedianya ayam sekedas sangkur sandeh untuk pelengkap upacara
keagamaan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Ayam sekedas sangkur sandeh adalah salah satu ayam yang sudah sejak
lama dikembangkan dalam peternakan yang diusahakan oleh mitra, tetapi
mekanisme peternakan yang dilakukan oleh mitra masih sangat sederhana ini
menyebabkan hasil peternakan kurang optimal, anak ayam sekedas sangkur
sandeh sangat sedikit yang lahir. Selain karena telur banyak yang busuk, terjadi
juga perkawinan silang antar induk yang bukan sekedas sangkur sandeh.
Harga ayam jenis ini sangatlah tinggi, dipasaran harganya antara Rp.
600.000,- sampai Rp. 1.000.000,- itu yang diperoleh tim ketika melakukan
observasi langsung kelapangan, hal tersebut sangatlah mungkin terjadi, selain
sangat sulit untuk diperoleh ayam ini juga sulit untuk dikembang biakkan, melihat
permasalahan tersebut, tim kami ingin membantu peternak melalui bantuan
teknologi inseminasi buatan, teknologi ini nantinya akan membantu petani dalam
proses persilangan ayam.

A. Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan (IB) adalah pemasukan semen ke dalam saluran
reproduksi hewan betina dengan menggunakan alat bantu dan dengan bantuan
manusia (Hafez,2000), menurut Taurin (1997) beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan IB antara lain keberhasilan semen yang ditampung,
suhu udara saat penampungan, antibiotik, pengencer dan adanya telur di dalam
uterus.
Inseminasi Buatan (IB) adalah salah satu teknologi yang mampu dan telah
berhasil untuk meningkatkan perbaikan mutu genetik ternak, sehingga dalam
waktu pendek dapat menghasilkan anak dengan kualitas baik dalam jumlah yang
besar dengan memanfaatkan pejantan unggul sebanyk-banyaknya. Inseminasi
buatan ini sanga kontras dengan keberhasilan transfer embrio di dalam perbaikan
mutu genetik.
Inseminasi buatan pada ayam adalah teknik mengawinkan secara buatan
dengan memasukkan sperma ayam jantan yang telah diencerkan dengan NaCl
Fisiologis ke dalam saluran reproduksi ayam betina yang sedang berproduksi.
Keunggulan inseminasi buatan ini dibandingkan dengan perkawinan secara alami
adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan penjantan relatif lebih efesien
b. Memungkinkan dilakukannya seleksi persilangan antar induk yang memiliki
mutu genetik unggul, sehingga dapat dihasilkan anak ayam yang unggul
c. Mungkin dilakukannya persilangan bagi ayam jantan unggul yang sulit
melakukan perkawinan secara alami
d. Dapat menghasilkan anak ayam dalam jumlah banyak dan dengan waktu relatif
singkat.
e. Memungkinkan dilakukannya persilangan dengan ayam jenis lain.

B. Teknik Inseminasi Buatan


Satrodiharjo dan Resnwati (1999) menyatakan, bahwa ada dua metode
yang dikembangkan dalam inseminasi buatan pada ayam yaitu metode deposisi
semen intra vagina dan deposisi semen intra uterin. Metode deposisi intra vagina
yaitu dengan memasukkan batang gun sedalam 3-4 cm pada daerah vagina,
sedangkan metode deposisi uterin yaitu dengan memasukkan gun sedalam 7-8 cm
pada daerah utero vagina juntion.

C. Dosis dan Interval Inseminasi Buatan


Untuk mendapatkan fertilasi spermatozoa yang optimal dalam pelaksanaan
IB, maka faktor dosis, waktu dan interval IB perlu diperhatikan. Interval yang
pendek dengan dosis yang sesuai lebih efesien dalam mempertahankan fertilitas
telur dari pada interval IB yang panjang dengan dosis yang tinggi. Dosis IB
dengan 100 juta spermatoza perminggu dapat menghasilkan fertilitas telur lebih
dari 90%. Fertilitas telur yang optimal dosis IB yang dianjurkan adalah 150 juta
spermatozoa per dosis IB, dengan volume 0,1 ml dan interval IB setiap 7 hari
sekali.

D. Waktu Pelaksanaan Inseminasi Buatan


Waktu inseminasi buatan pada ayam biasanya berpedoman pada siklus
ovulasi dan oviposisi (Brillard dalam Hidayat, 2001). Waktu inseminasi buatan
sebelum atau sesudah oviposisi berkaitan erat dengan :
a. Perkiraan waktu yang tepat untuk proses fertilasi antara spermatozoa dan ovum
di daerah infundibulum
b. Jumlah kematian spermatozoa motil progresif yang menuju daerah
infundibulum berlawanan arah dengan perjalanan telur ke arah kloak untuk
oviposisi
c. Perjalanan spermatozoa motil progresif yang menempel pada dinding ephitel
atau dinding lalapisan dalam saluran reproduksi, menempel di kripta-kripta
sehingga psermatozoa terhambat untuk fertilasi.
Untuk fertilasi telur yang tinggi dan untuk menghindari kulit telur yang
sudah mengeras dalam uterus, IB hendaknya dilakukan 4-4,5 jam seteleah
oviposisi antara jam 14.00-16.00 (Moreng dan Avens, dalam Hidayat, 2001).
Sedangkan Rasyaf (1993) menyatakan, IB yang dilakukan pada sore hari akan
menghasilkan fertilasi telur yang tinggi karena secara alami ayam akan melakukan
perkawinan/kopulasi pada sore hari.

BAB III. METODE PELAKSANAAN


A) Gambaran Teknologi yang Diterapkan
Untuk membantu mitra dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi,
secara umum gambaran teknologi yang akan digunakan adalah sebagai
berikut

Persiapan materi,
Meliputi:
a. Pemilihan Pengambilan Sperma
Induk dan (semen)
pejantan
b. Persiapan
induk dan
pejantan
c. Persiapan alat Pelaksanaan
dan bahan inseminasi buatan
Pengumpulan telur

Penetasan

Gambar 1. Skema Teknologi yang akan Diterapkan

Persiapan Materi
1. Pemilihan induk dan Pejantan
A. Pemilihan Induk (ayam Betina)
Induk yang baik untuk inseminasi buatan, harus memiliki syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Sehat dan tidak cacat
b. Berproduksi tinggi
c. Berumur 7 hingga 12 bulan
d. Minimal sudah mengalami periode peneluran pertama
Pemeliharaan induk sebaiknya dalam kandang individu. Selain itu untuk
mengembangkan ayam sekedas sangkur sandeh, bibit ayam harus memiliki
ciri-ciri , sekedas, sangkur dan sandeh
B. Pemilihan Pejantan
Pejantan yang baik untuk inseminasi buatan memiliki syarat antara lain:
a. Sehat, tidak cacat dan memiliki nafsu kawin yang baik.
b. Berumur 1,5 sampai 3 tahun
c. Memiliki mutu genetik yang baik
d. Sudah terlatih diambil spermanya
e. Mempunyai hubungan keluarga yang jauh dengan induk yang akan di
inseminasi
Pemeliharaan pejantan tidak dicampur dengan induk. Selain itu untuk
mengembangkan ayam sekedas sangkur sandeh, bibit ayam harus memiliki
ciri-ciri , sekedas, sangkur dan sandeh
2. Persiapan Induk dan Pejantan
Ayam yang sudah terpilih sesuai dengan persyaratan tersebut, diatur dalam
kandang yang nyaman, sehingga ayam tidak stress dan diberikan vitamin
3. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah : alat suntik (spuit), tabung penampung
sperma, tabung pengencer, NaCl Fisiologis 0,9% (pengencer sperma) dan kain
lap.
Pengambilan Sperma (semen)
Pengambilan sperma dilakukan oleh 2 orang (satu orang memegang dan
mengurutkan ayam sementara yang lain menampung sperma dengan tabung
penampung sperma). Pengambilan sperma dapat dilakukan 3-5 kali seminggu
pada sore hari. Sperma yang sudah diperoleh diencerkan dengan menggunakan
NaCl Fisiologis sehingga dapat membuahi banyak betina. Sperma yang sudah
diencerkan jangan disimpan terlalu lama dan harus dihindari sinar matahari secara
langsung.
Pengambilan sperma dilaksanakan dalam berbagai tahapan sebagai berikut:
1. Bersihkan kotoran yang menempel pada anus dan sekitarnya
2. Ayam jantan diapit diantara lengan dan badan, kemudian dilakukan rangsangan
dengan cara mengurut berulang kali pada bagian punggung yaitu dari bagian
pangkal leher sampai pangkal ekor.
3. Dengan rangsangan tersebut ayam akan bereaksi, ditandai dengan
merenggangnya bulu ekor ke atas dan pada saat yang bersamaan tekan bagian
bawah ekor maka alat kelamin akan mengeluarkan sperma berwarna putih agak
kental, selanjutnya ditampung dengan tabung penampungan.
4. Encerkan sperma dengan larutan infus atau NaCl fisiologis 0,9% dengan
perbandingan 1:6-10. Caranya sedot NaCl Fisiologis dengan spuit sesuai
derajat pengencerannya, masukkan kedalam tabung yang sudah berisi sperma,
goyangkan secara perlahan hingga bercampur dan siap untuk dimasukkan
kedalam saluran reproduksi betina. Umur sperma yang telah diencerkan kurang
lebih 30 menit.

Pelaksanaan Inseminasi Buatan


Inseminasi buatan ayam buras dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:
1. Metode intra vaginal
2. Metode intra uterin
Tahap kegiatan pelaksanaan inseminasi Buatan adalah
1. Bersihkan kotoran yang menempel di anus dan sekitarnya dengan
menggunakan tissue pembersih
2. Pelaksanaan inseminasi buatan dilakukan 2 orang, melaksanakan 1 orang
memegang ayam dan satu orang inseminasi buatan
3. Tekan bagian tubuh dibawah anus hingga terlihat saluran reproduksi
(sebelahkiri) dan saluran kotoran (sebelah kanan)
4. Sperma yang sudah diencerkan disedot dengan spuit tanpa jarum sebanyak 0,1-
0,2 ml kemudian dimasukkan kedalam alat kelamin betina
5. Berikan vitamin anti stress pada ayam yang di inseminasi,
6. Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya inseminasi buatan diulang 3
haris setelah inseminasi sebelumnya.

Pengumpulan Telur
Setelah dilakukan inseminasi buatan maka telur yang dapat digunakan
sebagai telur tetas adalah telur-telur yang dihasilkan 2 hingga 7 hari setelah
inseminasi. Telur tetas yang baik memiliki persyaratan antara lain :berbentuk
oval, tidak cacat, memiliki kerabang yang tidak terlalu tebal atau tipis. Telur
tersebut disusun pada rak penampung telur dengan posisi bagian tumpul berada
diatas, lama penyimpanan telur tidak boleh lebih dari 4 hari karena apabila
disimpan terlalu lama akan menurunkan daya tetas.

Penetasan
Rangkaian yang tidak kalah penting dalam tata laksana IB adalah
penetasan telur hasil inseminasi. Penetasan secara massal dilakukan dengan
menggunakan mesin tetas. Suhu mesin tetas diatur dengan kelembaban 60-70%.
Telur yang ditetaskan diberi tanda untuk memudahkan pembalikan telur supaya
merata, banyaknya pembalikan minimal 3 kali dalam 24 jam, kecuali pada hari ke
19 hingga menetas tidak diperlukan pembalikan lagi, yang penting pemeriksaan
air dalam mesin tetas jangan sampai kering karena bisa menyulitkan pecahnya
kulit telur dan akhirnya bibit akan mati. Setiap hari hingga hari ke 19 telur
diangin-anginkan dengan cara membuka pintu mesin tetas selama ±30 menit.
Pemeriksaan telur dilakukan sebanyak 3 kali selama proses penetasan yaitu pada
hari ke 4, 14 dan 18, untuk mengetahui apakah telur tersebut fertil atau tidak.
Yang perlu diingat pada proses penetasan dengan menggunakan mesin tetas
adalah kecermatan dan kesabaran sehingga kegagalan dapat dihindari.

B) Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahap pra pengajuan proposal, tim pengusul telah melakukan
wawancara dengan peternak ayam di desa Batusesa. Hal tersebut bertujuan untuk
mengetahui kondisi awal dan permasalahan yang dialami oleh masyarakat
sasaran, Temuan dari hasil wawancara tersebut selanjutnya digunakan sebagai
bahan dalam penyusunan usulan program .kreativitas mahasiswa (PKM),
khususnya bidang penerapan teknologi.

Program Hibah PKM


DIKTI

Analisis Masalah Masyarakat PKM-T

Observasi Perencanaan
(Wawancara) Teknologi

Penerapan teknologi
Evaluasi

Gambar 2. Diagram Alur Pelaksanaan PKMT

Berdasarkan diagram diatas, maka setelah PKM ini


dinyatakanlolosdandidanaioleh DIKTI, maka selanjutnya akan dilaksanakan tahap
inti pelaksanaan PKM. Terdapat empat proses penting yang akan dilakukan, yaitu
sebagai berikut.
a. Tahap Perancangan Teknologi
Pada tahap ini dilakukan perancangan pemecahan masalah yang akan
digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh peternak ayam sekedas
sangkur sandeh di Desa Batusesa. Berdasarkan analisis masalah yang
dilakukan maka dirancangan teknologi inseminasi buatan sebagai solusi untuk
mengatasi sulitnya mengembangkan ayam ini.
b. Tahap Penerapan teknologi
Pada tahap ini teknologi yang telah direncanakan untuk membantu peternak
lewat inseminasi buatan diterapakan kepada mitra, adapun tahapan-tahapan
teknologi tersebut adalah 1) persiapan materi, 2) Pengambilan sperma, 3)
pelaksanaan inseminasi buatan, 3) pengumpulan telur, dan 4) penetasan.

c. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi, tim akan melakukan evaluasi terhadap hasil yang
diperoleh saat penerapan teknologi, jika terjadi kesalahan maka akan diperbaiki
dalam perencanaan maupun pelaksanaan untuk memperoleh hasil yang lebih
sempurna.

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM

No. Jenis Pengeluaran Biaya

1 Peralatan penunjang Rp. 5.300.000,00

2 Bahan habis pakai Rp. 1.410.000,00

3 Perjalanan Rp. 800.000,00

4 Lain-lain Rp. 900.000,00

Jumlah Rp. 8.410.000,00


4.2 Jadwal Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Bulan ke


1 2 3 4 5
1 Pengumuman diterima DIKTI
2 Tahap pengenalan
3 Proses perancangan
4 Penyiapan dan perakitan
5 Uji coba
6 Penyusunan dan pengumpulan laporan
hasil kerja
7 Monitoring dan evaluasi dari DIKTI
8 Penyusunan dan pengumpulan laporan
akhir
DAFTAR PUSTAKA
Hafez, E.S.E., B. Hafez. 2000. Reproduction in domestik animals edisi ke tujuh.
Lippincott Williams &WilkinsPhiladelphia
Taurin, M.B. 1977. Penyimpanan semen beku dalam bentuk pellet dari sapi
HolsteinFrishian danPeranakan Ongole. Thesis Fakultas Peternakan IPB
Bogor.
Sastrodihardjo, S, 1996. Inseminasi Buatan Pada Ayam Buras. Leaflet, Cetakan
Kedua BalitnakPuslitbang Peternakan Bogor.
Toelihere,M.R. 1985. Inseminasi Buatan Pada Ternak,Penerbit Angkasa Bandung.
Rasyaf,M.1993. Beternak Ayam Kampung. Penerbit Swadaya Jakarta.Udjianto A.
& R. Denny Purnama. 2004. “Inseminasi Buatan pada Ayam Buras
dengan Metode Deposisi Intra Uterine”. Dalam
http://balitnak.litbang.pertanian.go.id/index.php?option=com_phocadow
nload&view=category&id=68:3&download=1097:3&Itemid=1. Diakses
pada 20 Agustus 2016
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Berikut adalah justifikasi anggaran kegiatan yang direncanakan pada
proposal.
1. Peralatan Penunjang
Harga Total
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Tempat karantina ayam
Kandang sebelum di lakukan 4 Buah 500.000,- 2.000.000,-
inseminasi
Rak Tempat menaruh alat- 2 buah 400.000,- 800.000,-
alat IB
Sarung tangan Untuk menjaga 10 pasang 20.000,- 200.000,-
kebersihan
Mesin penetas Untuk menetaskan telur 2.000.000, 2.000.000.
1 buah
telur - ,-
Injection gun Alat injeksi sperma 1 buah 300.000,- 300.000,-
SUB TOTAL (Rp.) 5.300.000,-

2.Bahan Habis Pakai


Harga
Total
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan
Harga (Rp)
(Rp)
Untuk pengambilan
20 buah 3.000,- 60.000,-
Spuit sperma ayam
Untuk menampung
sperma 100 buah 10.000,- 1.000.000,-
Tabung
Untuk pengencer
sperma 1000 ml 200.000,- 200.000,-
Nacl Fisiologis
Untuk pengencer 10
Cairan infus sperma
bungkus 15.000,- 150.000,-
SUB TOTAL(Rp.) 1.410.000,-

3. Perjalanan
Harga Total
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Perjalanan dari kampus
keliling kota singaraja
Perjalanan
reta menuju lokasi
pembelian 4 kali 100.000 400.000
pembelian,
perlengkapan
menggunakan 2 sepeda
motor.
Harga Total
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Perjalanan dari menggunakan 2 sepeda
kampus ke lokasi motor kurang lebih 30 8 kali 25.000,- 400.000,-
mitra menit.
SUB TOTAL (Rp.) 800.000,-

4.Lain-lain
Harga
Total
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan
Harga (Rp)
(Rp)
cetak draft digunakan untuk sarana
proposal bimbingan kepada dosen 3 rangkap 10.000,- 30.000,-
pembimbing
cetak booklet sebagai sarana 100
memperkenalkan IB 7.500,- 750.000,-
eksemplar
pembelian ATK alat yang digunakan
dalam mengelola
administrasi selama
5 set 10.000,- 50.000,-
kegiatan pemberdayaan
spidol besar alat tulis yang
digunakan pada papan 4 buah 5.000,- 20.000,-
tulis putih
cetak foto sebagai bukti visualisasi 5 pcs 10.000,- 50.000,-
SUB TOTAL (Rp.) 900.000,-
Total (Keseluruhan) 8.410.000,-
Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Program Bidang Alokasi Waktu
No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
1 Syaiful Pendidikan MIPA 8 jam/minggu -Koordinator
Amri Biologi umum pelaksana
program
-Bertanggung
jawab atas
kegiatan masing-
masing anggota
-Mengatur aliran
dana

2 KadekYudi Pendidikan MIPA 8 jam/minggu -Berkoordinasi


Permana Fisika dengan mitra
Putra terkait waktu
pelaksaan
penerapan
teknologi
- Mempersiapkan
sarana dan
prasana
pelaksanaan
program
3 Ni Kadek Pendidikan MIPA 8 jam/minggu -Memberikan
Kurniawati Fisika pelatihan dan
pendampingan
kepada mitra,
hingga mitra
mampu
melaksanakan
secara mandiri IB
pada ayam
sekedas sangkur
sandeh.

4 Desak Putu Pendidikan MIPA 8 jam/minggu -Bertanggung


Putri Biologi jawab dalam
Krisnawati pelaksanaan
pendampingan
mitra untuk
selanjutnya.
Lampiran 6. Gambaran teknologi yang akan diterapkan
Adapun gambaran teknologi yang akan diterapkan adalah sebagai berikut.
Lampiran 7. Denah lokasi mitra kerja

Anda mungkin juga menyukai