BIDANG KEGIATAN
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI
Diusulkan Oleh :
Syaiful Amri NIM. 1513041063/2015
Kadek Yudi Permana Putra NIM. 1513021010/2015
Ni Kadek Kurniawati NIM. 1513021001/2015
Desak Putu Putri Krisnawati NIM. 1713041007/2017
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dosen Pembimbing, Ketua Pelaksana, dan Anggota
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Kesediaan dari Mitra
Lampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkan
Lampiran 7. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ayam sekedas sangkur sandeh merupakan jenis ayam yang mempunyai
karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh ayam jenis lain yaitu sekedas
dicirikan dengan ayam pejantan dengan paruh, kuku, kaki, dan bulu yang putih,
sangkur yaitu tidak memiliki ekor, sandeh yaitu memiliki jengger bulu di bagian
leher belakang. Ayam sekedas sangkur sandeh ini merupakan salah satu ayam
yang sangat langka dan memiliki harga diatas Rp. 800.000,- per ekor dan sangat
diperlukan dalam upacara keagamaan seperti nebusin, mebayuh, maupun upacara
bhuta yadnya dan manusa yadnya.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan pada peternakan
dalam menghasilkan ayam ini masih menerapkan teknologi yang tradisional dan
sederhana serta kurang efisien dalam menghasilkan bibit. Fertilitas telur yang
dihasilkan rendah yaitu 7-10 telur per-ekor dan daya tetas yang juga rendah yaitu
sekitar 40%. Teknologi inseminasi buatan ayam sekedas sangkur sandeh sangat
cocok digunakan oleh para peternak ayam sekedas sangkur sandeh. Inseminasi
buatan (IB) adalah pemasukan atau penyampaian semen kedalam saluran kelamin
ayam betina dengan menggunakan alat buatan manusia, bukan secara alami.
Inseminasi buatan juga merupakan suatu perkawinan dengan menggunakan
teknologi buatan manusia, dimana dengan inseminasi buatan ini diharapkan dapat
memperbaiki ternak-ternak yang memiliki genetik yang kurang baik dan diganti
dengan bibit-bibit yang genetiknya baik sehingga dapat meningkatkan baik
populasi maupun produktivitas ternak. Alat yang digunakan dalam inseminasi ini
sederhana yaitu spuit ukuran 1 ml, yang di modifikasi digunakan untuk
menampung semen dan sekaligus untuk inseminasi buatan.
Pada praktek, prosedur inseminasi buatan tidak hanya meliputi deposisi
atau penyampaian semen ke dalam saluran kelamin ayam betina, tetapi juga
mencakup seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan, penyimpanan atau
pengawetan (pendinginan dan pembekuan dari semen), pengangkutan semen,
inseminasi, pencatatan dan penentuan hasil inseminasi pada ayam betina serta
bimbingan dan penyuluhan peternak. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan inseminasi buatan antara lain: kualitas semen beku,
peternak, akseptor betina, waktu pelaksanaan inseminasi buatan, dan inseminator.
Pada lima faktor penentu keberhasilan inseminator buatan tersebut, faktor yang
sangat menentukan nantinya keberhasilan inseminasi buatan adalah keterampilan
mitra dalam melakukan inseminasi oleh karenanya diperlukan pendampingan
dalam penerapan teknologi ini.
Berdasarkan pemaparan diatas tim kami mengjukan proposal dengan judul
”Inseminasi Buatan pada Peternakan Ayam Lokal untuk Mengatasi Kelangkaan
Ayam Sekedas Sangkur Sandeh” teknologi ini, maka kami akan menerapkan
teknologi inseminasi ayam sekedas sangkur sandeh dengan harapan mampu
menunjang kemajuan usaha mitra nantinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut disusun latar belakang sebagai berikut:
a. Bagaimana memberikan pengetahuan kepada peternak unggas mengenai
reproduksi unggas ?
b. Bagaimana memberikan pemahaman teknologi iseminasi buatan pada ayam
kepada para peternak ?
c. Bagaimana meningkatakan jumlah ayam anakan sekedas sangkur sandeh ?
d. Bagaimana menyebarluaskan teknologi inseminasi buatan di masyarakat ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penerapan teknologi inseminasi buatan ini, yaitu:
a. Untuk memberikan pengetahuan kepada peternak unggas mengenai reproduksi
unggas.
b. Untuk memberi pemahaman teknologi inseminasi buatan pada ayam.
c. Untuk meningkatkan jumlah ayam anakan sekedas sangkur sandeh.
d. Untuk menyebarluaskan teknologi inseminasi buatan di masyarakat.
1.4 Manfaat
Manfaat dari program penerapan teknologi ini adalah diharapkan nantinya
bermanfaat bagi para peternak ayam sekedas sangkur sandeh baik dalam segi
menghasilkan produk ayam sekedas sangkur sandeh dan tersedianya ayam
sekedas sangkur sandeh sebagai pelengkap sarana upacara keagamaan.
1.5 Luaran
Adapun luaran yang diharapkan dalam pengusulan program ini adalah
a. Para peternak memiliki pemahaman tentang reproduksi unggas terutama ayam
b. Para peternak memahami teknologi inseminasi buatan pada ayam sekedas
sangkur sandeh.
c. Bertambahnya pendapatan para peternak ayam sekedas sangkur sandeh.
d. Tersedianya ayam sekedas sangkur sandeh untuk pelengkap upacara
keagamaan.
A. Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan (IB) adalah pemasukan semen ke dalam saluran
reproduksi hewan betina dengan menggunakan alat bantu dan dengan bantuan
manusia (Hafez,2000), menurut Taurin (1997) beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan IB antara lain keberhasilan semen yang ditampung,
suhu udara saat penampungan, antibiotik, pengencer dan adanya telur di dalam
uterus.
Inseminasi Buatan (IB) adalah salah satu teknologi yang mampu dan telah
berhasil untuk meningkatkan perbaikan mutu genetik ternak, sehingga dalam
waktu pendek dapat menghasilkan anak dengan kualitas baik dalam jumlah yang
besar dengan memanfaatkan pejantan unggul sebanyk-banyaknya. Inseminasi
buatan ini sanga kontras dengan keberhasilan transfer embrio di dalam perbaikan
mutu genetik.
Inseminasi buatan pada ayam adalah teknik mengawinkan secara buatan
dengan memasukkan sperma ayam jantan yang telah diencerkan dengan NaCl
Fisiologis ke dalam saluran reproduksi ayam betina yang sedang berproduksi.
Keunggulan inseminasi buatan ini dibandingkan dengan perkawinan secara alami
adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan penjantan relatif lebih efesien
b. Memungkinkan dilakukannya seleksi persilangan antar induk yang memiliki
mutu genetik unggul, sehingga dapat dihasilkan anak ayam yang unggul
c. Mungkin dilakukannya persilangan bagi ayam jantan unggul yang sulit
melakukan perkawinan secara alami
d. Dapat menghasilkan anak ayam dalam jumlah banyak dan dengan waktu relatif
singkat.
e. Memungkinkan dilakukannya persilangan dengan ayam jenis lain.
Persiapan materi,
Meliputi:
a. Pemilihan Pengambilan Sperma
Induk dan (semen)
pejantan
b. Persiapan
induk dan
pejantan
c. Persiapan alat Pelaksanaan
dan bahan inseminasi buatan
Pengumpulan telur
Penetasan
Persiapan Materi
1. Pemilihan induk dan Pejantan
A. Pemilihan Induk (ayam Betina)
Induk yang baik untuk inseminasi buatan, harus memiliki syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Sehat dan tidak cacat
b. Berproduksi tinggi
c. Berumur 7 hingga 12 bulan
d. Minimal sudah mengalami periode peneluran pertama
Pemeliharaan induk sebaiknya dalam kandang individu. Selain itu untuk
mengembangkan ayam sekedas sangkur sandeh, bibit ayam harus memiliki
ciri-ciri , sekedas, sangkur dan sandeh
B. Pemilihan Pejantan
Pejantan yang baik untuk inseminasi buatan memiliki syarat antara lain:
a. Sehat, tidak cacat dan memiliki nafsu kawin yang baik.
b. Berumur 1,5 sampai 3 tahun
c. Memiliki mutu genetik yang baik
d. Sudah terlatih diambil spermanya
e. Mempunyai hubungan keluarga yang jauh dengan induk yang akan di
inseminasi
Pemeliharaan pejantan tidak dicampur dengan induk. Selain itu untuk
mengembangkan ayam sekedas sangkur sandeh, bibit ayam harus memiliki
ciri-ciri , sekedas, sangkur dan sandeh
2. Persiapan Induk dan Pejantan
Ayam yang sudah terpilih sesuai dengan persyaratan tersebut, diatur dalam
kandang yang nyaman, sehingga ayam tidak stress dan diberikan vitamin
3. Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah : alat suntik (spuit), tabung penampung
sperma, tabung pengencer, NaCl Fisiologis 0,9% (pengencer sperma) dan kain
lap.
Pengambilan Sperma (semen)
Pengambilan sperma dilakukan oleh 2 orang (satu orang memegang dan
mengurutkan ayam sementara yang lain menampung sperma dengan tabung
penampung sperma). Pengambilan sperma dapat dilakukan 3-5 kali seminggu
pada sore hari. Sperma yang sudah diperoleh diencerkan dengan menggunakan
NaCl Fisiologis sehingga dapat membuahi banyak betina. Sperma yang sudah
diencerkan jangan disimpan terlalu lama dan harus dihindari sinar matahari secara
langsung.
Pengambilan sperma dilaksanakan dalam berbagai tahapan sebagai berikut:
1. Bersihkan kotoran yang menempel pada anus dan sekitarnya
2. Ayam jantan diapit diantara lengan dan badan, kemudian dilakukan rangsangan
dengan cara mengurut berulang kali pada bagian punggung yaitu dari bagian
pangkal leher sampai pangkal ekor.
3. Dengan rangsangan tersebut ayam akan bereaksi, ditandai dengan
merenggangnya bulu ekor ke atas dan pada saat yang bersamaan tekan bagian
bawah ekor maka alat kelamin akan mengeluarkan sperma berwarna putih agak
kental, selanjutnya ditampung dengan tabung penampungan.
4. Encerkan sperma dengan larutan infus atau NaCl fisiologis 0,9% dengan
perbandingan 1:6-10. Caranya sedot NaCl Fisiologis dengan spuit sesuai
derajat pengencerannya, masukkan kedalam tabung yang sudah berisi sperma,
goyangkan secara perlahan hingga bercampur dan siap untuk dimasukkan
kedalam saluran reproduksi betina. Umur sperma yang telah diencerkan kurang
lebih 30 menit.
Pengumpulan Telur
Setelah dilakukan inseminasi buatan maka telur yang dapat digunakan
sebagai telur tetas adalah telur-telur yang dihasilkan 2 hingga 7 hari setelah
inseminasi. Telur tetas yang baik memiliki persyaratan antara lain :berbentuk
oval, tidak cacat, memiliki kerabang yang tidak terlalu tebal atau tipis. Telur
tersebut disusun pada rak penampung telur dengan posisi bagian tumpul berada
diatas, lama penyimpanan telur tidak boleh lebih dari 4 hari karena apabila
disimpan terlalu lama akan menurunkan daya tetas.
Penetasan
Rangkaian yang tidak kalah penting dalam tata laksana IB adalah
penetasan telur hasil inseminasi. Penetasan secara massal dilakukan dengan
menggunakan mesin tetas. Suhu mesin tetas diatur dengan kelembaban 60-70%.
Telur yang ditetaskan diberi tanda untuk memudahkan pembalikan telur supaya
merata, banyaknya pembalikan minimal 3 kali dalam 24 jam, kecuali pada hari ke
19 hingga menetas tidak diperlukan pembalikan lagi, yang penting pemeriksaan
air dalam mesin tetas jangan sampai kering karena bisa menyulitkan pecahnya
kulit telur dan akhirnya bibit akan mati. Setiap hari hingga hari ke 19 telur
diangin-anginkan dengan cara membuka pintu mesin tetas selama ±30 menit.
Pemeriksaan telur dilakukan sebanyak 3 kali selama proses penetasan yaitu pada
hari ke 4, 14 dan 18, untuk mengetahui apakah telur tersebut fertil atau tidak.
Yang perlu diingat pada proses penetasan dengan menggunakan mesin tetas
adalah kecermatan dan kesabaran sehingga kegagalan dapat dihindari.
B) Pelaksanaan Kegiatan
Pada tahap pra pengajuan proposal, tim pengusul telah melakukan
wawancara dengan peternak ayam di desa Batusesa. Hal tersebut bertujuan untuk
mengetahui kondisi awal dan permasalahan yang dialami oleh masyarakat
sasaran, Temuan dari hasil wawancara tersebut selanjutnya digunakan sebagai
bahan dalam penyusunan usulan program .kreativitas mahasiswa (PKM),
khususnya bidang penerapan teknologi.
Observasi Perencanaan
(Wawancara) Teknologi
Penerapan teknologi
Evaluasi
c. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi, tim akan melakukan evaluasi terhadap hasil yang
diperoleh saat penerapan teknologi, jika terjadi kesalahan maka akan diperbaiki
dalam perencanaan maupun pelaksanaan untuk memperoleh hasil yang lebih
sempurna.
3. Perjalanan
Harga Total
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Perjalanan dari kampus
keliling kota singaraja
Perjalanan
reta menuju lokasi
pembelian 4 kali 100.000 400.000
pembelian,
perlengkapan
menggunakan 2 sepeda
motor.
Harga Total
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Perjalanan dari menggunakan 2 sepeda
kampus ke lokasi motor kurang lebih 30 8 kali 25.000,- 400.000,-
mitra menit.
SUB TOTAL (Rp.) 800.000,-
4.Lain-lain
Harga
Total
Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Satuan
Harga (Rp)
(Rp)
cetak draft digunakan untuk sarana
proposal bimbingan kepada dosen 3 rangkap 10.000,- 30.000,-
pembimbing
cetak booklet sebagai sarana 100
memperkenalkan IB 7.500,- 750.000,-
eksemplar
pembelian ATK alat yang digunakan
dalam mengelola
administrasi selama
5 set 10.000,- 50.000,-
kegiatan pemberdayaan
spidol besar alat tulis yang
digunakan pada papan 4 buah 5.000,- 20.000,-
tulis putih
cetak foto sebagai bukti visualisasi 5 pcs 10.000,- 50.000,-
SUB TOTAL (Rp.) 900.000,-
Total (Keseluruhan) 8.410.000,-
Lampiran 3.Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Program Bidang Alokasi Waktu
No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
1 Syaiful Pendidikan MIPA 8 jam/minggu -Koordinator
Amri Biologi umum pelaksana
program
-Bertanggung
jawab atas
kegiatan masing-
masing anggota
-Mengatur aliran
dana