A. PENGGOLONGAN KATION
Untuk mempermudah pekerjaan analisis, maka kation-kation dikelompokkan
menjadi beberapa golongan berdasarkan reaksi pengendapannya. Dalam sistematika
pemisahan kation sistem Muller, kation dikelompokkan menjadi 6 golongan, yaitu
sebagai berikut:
(1) Kation golongan I, merupakan kation-kation yang mengendap dalam bentuk
senyawa kloridanya, terdiri dari: Pb+2, Ag+, dan Hg2+2
(2) Kation golongan II, merupakan kation-kation yang mengendap dalam bentuk
senyawa sulfida dalam suasana asam. Kation golongan II dapat dikelompokkan
lagi menjadi golongan IIA dan golongan IIB. Kation golongan IIA terdiri dari:
(Hg2+, Cd2+, Cu2+, dan BiO+). Kation golongan IIB merupakan kation-kation yang
senyawa sulfidanya larut dalam amonium polisulfida meliputi: As 3+, Sb3+, Sn2+/
Sn4+.
(3) Kation golongan III merupakan kation-kation yang mengendap dalam bentuk
B. PENYIAPAN CUPLIKAN
Sistematika analisis kation sistem Muller dilakukan dalam fasa larutan, oleh
karena itu cuplikan harus dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Cuplikan yang berwujud
padat harus dihaluskan terlebih dahulu menggunakan peralatan penggiling atau
penumbuk, baik yang manual maupun yang elektrik. Selanjutnya cuplikan dalam bentuk
3
serbuk dilarutkan menggunakan pelarut yang sesuai. Urutan kekuatan pelarurut dari
yang paling lemah adalah sebagai berikut:
(1) Air, dingin dan panas
(2) Asam nitrat 6 molar, dingin dan panas
(3) Asam nitrat 15 molar, dingin dan panas
(4) Asam klorida 6 molar, dingin dan panas
(5) Asam klorida 12 molar, dingin dan panas
(6) Aqua regia (campuran 1 bagian asam nitrat pekat dan 3 bagian asam klorida
pekat)
Bila suatu pelarut yang sesuai telah ditemukan, larutan cuplikan yang akan
dianalisis dibuat dengan melarutkan 0,5 g hingga 1 g cuplikan padat dalam 15 sampai 20
ml pelarut.
4
MATERI - 2
KATION GOLONGAN I
( Pb+2, Ag+, Hg2+2 )
A. TIMBAL, Pb+2
a. Sifat umum
− Memiliki persamaan sifat dengan Sn (satu golongan).
− Mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +4 (plumbo/plumbi).
− Bentuk oksidasi Pb+4 mempunyai senyawa yang sukar larut (misalnya : PbO 2,
Pb3O4). Dan dapat berbentuk senyawa kompleks, misalnya : (PbCl6)2-.
Dalam kondisi padatan lebih bersifat kovalen.
− Senyawa Pb 2+ mudah terhidrat, tetapi bentuk ionnya tidak berwarna.
− Sebagian besar senyawa kovalen padat dari Pb 2+. Umumnya berwarna.
Misalnya : PbI2, PbO, PbS.
− Senyawa–senyawa basa Pb+2 bersifat amphoter dan dapat memberikan
HPbO2 dengan pH larutan lebih dari 12.
− Urutan kelarutan dalam air dari berbagai senyawa Pb +2 adalah: PbCl2> PbBr2>
PbF2> PbI2 > PbSO4 > Pb (OH)2> PbO2O4> Pb3 (PO4)2> PbCO3> PbCrO4> RbS.
Sifat :
- Endapan PbCl2 mudah larut dalam air panas (0.036 M pada 20 OC – 0,12 M
pada 100OC ). Tetapi setelah dingin kembali memberikan lapisan endapan
garam berwarna putih.
- Endapan PbI2 jugi mudah larut dalam air panas ( 0.015 M ) pada 20 0C –
0.0095 M pada 1000C ). Tetapi setelah dingin memberikan deposit Kristal
kuning emas.
5
- Pada kelebihan ion X- , larut kembali dengan membentuk ion kompleks yang
berkesetimbangan :
PbX2 + X- (PbX3)-
PbX2 + X- (PbX4)2-
2. Dengan ion sulfida, dapat memberikan endapan hitam dari PbS, dalam suasana
netral / asam encer.
Pb2+ + S2- PbS
Sifat :
- Endapan mudah larut dalam kelebihan asam, tetapi sukar larut dalam larutan
basa alkali, larutan asam sulfide alkali atau polisulfida alkali.
PbS + 2H+ Pb+2 + H2 S
- PbS mudah larut dalam larutan HNO3 encer panas.
3PbS + 8H+ + 2NO3- 3Pb+2 + 2NO + 4H2O +S Kuning
6
PbSO4 + H+ Pb+2 + HSO4-
- Mudah larut dalam asam asetat glasial atau basa berlebihan.
PbSO4 + 4C2H3O2- [Pb(C3H3O2)4]2- + SO4-2
PbSO4 + 3OH- [HPbO2]- + SO4-2 + H2O
5. Dengan ion kromat / ion bikromat; dapat memberikan endapan kuning cerah dari
PbCrO4.
Pb+2 + CrO4-2 PbCrO4
Pb+2 + CrO7-2 + H2O 2PbCrO4 + 2H+
Sifat :
Tidak larut dalam air dan asam asetat, tetapi larut dalam HNO 3 atau
NaOH/KOH
2PbCrO4 + 2H+ Pb+2 + Cr2O7- + H2O
PbCrO4 + 3OH- HPbO2- + CrO4-2 + H2 O
6. Dengan ion TIOSULFAT (Alkali Tiosulfat) dapat memberikan endapan putih dari
PbS2O3 yang segera larut lagi pada kelebihan tiosulfatnya.
Pb2+ + S2O3-2 PbS2O3
PbS2O3 + S2O3-2 [Pb (S2O3)2]-2
Sifat :
- Pada pemanasan dalam suasana asam akan berubah menjadi PbS, berwarna
coklat.
PbS2O3 + H2O PbS + 2H+ + SO4-2
7. Dalam nyala api Bunsen (Analisa Kering), senyawa Pb +2 dapat memberikan warna
biru violet pucat sampai tak berwarna.
B. SILVER/PERAK, Ag+
a. Sifat – sifat umum :
− Berada dalam satu golongan dengan Ca dan Au.
− Logam Ag mudah berubah menjadi ion Ag oleh oksidasi HNO3 dan merupakan ion
yang stabil.
− Dalam pelarut air, dengan bilangan oksidasi +1
7
− Senyawa – senyawa perak dalam keadaan padat bersifat kovalen tetapi jika
dilarutkan dalam air terbentuk ion Ag + terhidrat yang tak berwarna. Timbulnya
warna pada senyawa Ag tertentu, akibat adanya efek distorsi.
− Ion Ag+ dalam larutan menunjukan sifat asam sangat lemah dan sukar mengalami
hidrolisa, demikian jugi bentuk oksida Ag tak dapat bereaksi dengan ion OH -.
− Larutan kelarutan dalam air dari berbagai senyawa Ag+, adalah :
AgC2H3O2> Ag2SO4> AgNO2> Ag2C2O4> Ag2CO3 > Ag2CO3> Ag2CrO4>
Ag2O > AgCl >Ag4(Fe(CN)6) > Ag3PO4> AgCNS > AgBr > AgCN > AgI > Ag2S
− Dapat jugi membentuk ion – ion kompleks yang larut, seperti : [Ag(CN) 2]-, [AgCl2]-,
[AgCl3]2-, [AgI2]- pada kelebihan pereaksi.
8
3. Dengan ion sulfida (garam – garam sulfide yang larut atau H 2S), dapat
memberikan endapan hitam dari Ag2S.
2Ag+ + S-2 Ag2S
Sifat :
- Tidak larut dalam larutan amoniak, tiosulfat, sianida, dan larutan asam encer.
- Larut dalam HNO3 encer yang dipanaskan.
3Ag2S + 8H+ + 2NO3- 6Ag+ + 2NO + 4H2S + 3S
4. Dengan ion hiroksil (NaOH/KOH); dapat memberikan endapan coklat dari oksida
Ag.
2Ag+ + 2OH- Ag2O + H2O
Sifat:
- Ag2O mudah larut dalam larutan amoniak berlebihan, tetapi tidak larut dalam
berlebihan basa.
Ag2O + 4NH3 + H2O 2 [Ag(NH3)2]+ + 2OH-
Larutan Ag amoniakal
Sifat:
- Tidak larut dalam asam asetat encer.
- Larut dalam HNO3 encer dan larutan amoniak.
6. Dengan ion tiosulfat : memberikan endapan putih dari Ag2S2O3 yang segera larut
jika tiosulfatnya berlebihan.
2Ag + S2O3-2 Ag2S2O3
Ag2S2O3 + 3S2O3-2 2[Ag(S2O3)2]3-
Sifat :
- Mudah mengalami dekomposisi bila ada air, yaitu :
Ag2S2O3 + H2O Ag2S + 2H+ + SO42-
9
Hitam
10
Larut dalam kelebihan ion Cl-
Mudah larut dalam HNO3 pekat atau air raja (aqua-regia)
3Hg2Cl2 + 16H+ + 4NO3 → 4NO + 8H2O + 3Cl2 + 6Hg2+
Dapt bereaksi dengan larutan amoniak pada tempat yang gelap
(pengaruh sinar).
3Hg2Cl2 + 2NH3 → Hg↓ + HgNH2Cl↓ + NH4+ + Cl-
Hitam putih
2. Dengan ion iodide ( garam iodide yang larut ) ; memberikan enddapan hijau
kekuningan dari Hg2I2
Hg22+ + 2I- → Hg2I2↓
Sifat :
Tidak larut dalam air dan asam-asam encer
Larut dalam kelebihan ion I-
Hg2I2 + 2I- → Hg↓ + (HgI4)2-
Dengan ion bromide dapat terjadi endapan Hg2Br2 berwarna kekuningan.
3. Dengan ion sulfide (garam sulfide yang larut, H2S) ; memberikan endapan hitam
dari HgS bercampur Hg.
Hg22+ +H2S → HgS↓ + Hg↓ + 2H+
Sifat :
Sedikit larut dalam larutan asam keras.
4. Dengan ion hidroksil (NaOH/KOH) ; dapat memberikan endapan hitam gelap dari
campuran Hg + HgO yang berwarna
Hg22+ + 2OH‾ Hg↓ + HgO ↓ + H2O
Hitam gelap
11
6. dengan ion kromat; dengan pemanasan memberikan endapan merah dari
Hg2CrO4.
Hg22+ + CrO4-2 Hg2CrO4↓
7. Dengan ion karbonat (Na2CO3/K2CO3) ; memberikan endapan kekuningan dari
HgCO3 terutama pada tempat yang gelap. Pada tempat yang terang, mudah
berubah (disproporsioniasi), menjadi :
Hg22+ + CO32- Hg ↓ + HgO ↓ + CO2
↓ Hitam
Hg2CO3
8. Dapat berfungsi sebagai reducing agent, yaitu dapat membentuk lapisan kaca
perak pada logam Cu :
Cu + Hg22+ 2Hg ↓ + Cu2+
Juga dapat mereduksi larutan SnCl2, sebagai berikut :
Sn+2 + Hg22+ 2Hg ↓ + Sn+4
Sifat ini sering dipakai dalam industry electro plating /pelapisan logam oleh Hg.
12