Anda di halaman 1dari 15

PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN

PUSAT INVESTASI

Tugas Mata Kuliah

Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)

Oleh Kelompok 7:

Ni Kadek Septya Wulan Dhari 1833121181

Ketut Rara Prananingrum 1833121182

Ni Luh Putu Melly Anawati 1833121184

Ayu Oktavina Rosita 1833121185

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Warmadewa

Tahun 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang lingkup laba
(yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut sebagai pusat laba
(profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan
manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif,
dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator.  Satu indikator yang tak kalah
penting dibahas adalah investasi. Seberapa banyak investasi yang masuk ke perusahaan
akan menjadi daya tarik sekaligus indikator bentuk menilai kestabilan posisi keuangan
perusahaan tersebut. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas secara rinci
tentang pusat investasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tujuan pembentukan pusat investasi?
2. Bagaimana masalah – masalah yang terjadi dalam pusat investasi?
3. Bagaimana return on investment pada pusat investasi?
4. Bagaiman residual income pada pusat investasi?
5. Bagaimana alternatif untuk evaluasi manajer?
6. Bagaimana evaluasi prestasi ekonomi pusat investasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami tujuan pembentukan pusat investasi
2. Memahami masalah – masalah yang timbul pada pusat investasi
3. Memahami pengukuran prestasi pusat investasi dengan ROI
4. Memahami pengukuran prestasi pusat investasi dengan RI
5. Memahami alternative evaluasi utnuk manajer pusat investasi
6. Memahami evaluasi kinerja ekonomi sebuah pusat investasi
BAB II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN PUSAT INVESTASI


Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi untuk
menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada laba yang diperoleh dan dihubungkan
dengan dana investasi. Setiap pusat investasi mempunyai seorang manajer utama dan
bertanggungjawab atas setiap unit kegiatan atau program yang terjadi didalam semua divisi
yang dipimpinnya.
Kemudian secara periodik manajer tersebut akan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya
kepada pimpinan perusahaan.
Para manajer pusat dapat menilai prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing
manajer. Berdasarkan informasi dan model analisis yang digunakan manajer tersebut
berupaya mencari jawaban jika hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Pada umumnya dilakukan dengan suatu model pengukuran
kinerja.
Pengukuran kinerja pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran kinerja
pusat laba. Pengukuran kinerja ini diperlukan karena suatu divisi yang memperoleh laba
tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang baik jika laba tersebut dihubungkan dengan
investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Disini prestasi manajer dinilai
atas laba dan investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba.

2.1 TUJUAN PEMBENTUKAN PUSAT INVESTASI


Tujuan pengukuran pusat investasi :
1. Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai
investasi yang di gunakan manajer divisi dan memotivasi manajer untuk melakukan
keputusan yang tepat.
2. Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan yang berdiri sendiri
3.  Pembandingan prestasi antardivisi untuk penentuan alokasi sumber daya ekonomik.

Sedangkan informasi atas dasar pusat investasi dapat memotivasi manajer divisi untuk :
1. Menghasilkan laba yang memadai dengan keleluasaan untuk mengambil keputusan
tentang sumber ekonomik dan fasilitas fisik yang digunakan.
2.  Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan
kembalian yang memadai
3. Mengambil keputusan untuk melepas investasi yang tidak memberikan kembalian
yang memadai

2.2 MASALAH-MASALAH DALAM PUSAT INVESTASI


Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pusat investasi adalah unit atau divisi
yang didesentralisasi dimana manajer memiliki kebijakan maksimum dalam penentuan
keputusan operasi yang tidak hanya jangka pendek tapi juga tingkat dan tipe investasi.
Beberapa masalah yang terjadi dalam suatu pusat investasi meliputi (I) masalah
pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi dan (2) masalah pengukuran aktiva
yang digunakan sebagai dasar investasi.

Pengukuran dan tolok ukur prestasi


Pada umumnya seorang manajer unit usaha mempunyai tujuan menghasilkan laba.
1. Menghasilkan laba dari sumber daya yang ada
2. Menginvestasikan sumber daya tambahan hanya apabila investasi tersebut menambah
laba.
Tolok ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu pusat investasi adalah:
a. Return On Investment
Adalah perbandingan antara laba dan investasi yang digunakan.
b. Residual Income
Adalah jumlah uang, yang diperoleh dengan mengurangkan jumlah laba sebelum
pajak dengan beban investasi yang dilakukan.

Masalah pengukuran aktiva sebagai dasar investasi


Dalam memutuskan dasar investasi yang digunakan untuk mengevaluasi manajer
pusat investasi, beberapa hal yang menjadi pertanyaan adalah tindakan apa yang bisa
mendorong manajer unit usaha menggunakan aktivanya secara efisien dan menentukan
tambahan aktiva baru yang benar-benar bermanfaat bagi unit usaha. Jika suatu laba
dihubungkan dengan aktiva yang digunakan, manajer unit usaha akan mencoba
memperbaiki kinerjanya karena mereka akan diukur dengan cara tersebut. Hal ini selaras
dengan keinginan manajemen puncak agar manajer unit usaha melakukan tindakan-
tindakan yang bisa menguntungkan perusahaan secara keseluruhan. Kemudian
menentukan tindakan apa yang terbaik untuk mengukur prest pusat investasi sebagai
kesatuan ekonomi
Dalam memutuskan dasar investasi yang digunakan dalam mengevaluasi pusat
investasi, biasanya timbul pertanyaan berikut:
a. Praktik-praktik apa yang akan menyebabkan manajer unit usaha untuk menggunakan
aktiva perusahaan secara efisien dan memperoleh jumlah dan jenis aktiva yang baru
tepat
b. Ukuran kinerja yang manakah yang bias dijadikan ukuran penilaian suatu unit usaha
dalam perusahaan
Secara ringkas dalam menentukan besarnya investasi yang digunakan sebagai dasar
investasi meliputi
1. Masalah difinisi investasi yang digunakan sebagai dasar investasi
Berbagai perusahaan menggunakan definisi yang berbeda – beda perbedaan dalam
menggunakan definisi akan berpengaruh terhadap besarnya ukuran ROI dan RI. Pada
dasarnya terdapat 4 definisi investasi yang sering digunakan, yaitu:
a. Total aktiva yang tersedia
Menurut pengertian ini, invstasi diukur sebesar total aktiva seperti yang
tercantum pada laporan keuangan divisi. Konsep ini sama sekali tidak
mempertimbangkan adanya aktiva yang dibeli untuk tujuan tertentu misalnya
tanah untuk investasi dan aktiva yang mengganggu
b. Total aktiva yang digunakan
Menurut pegertian ini, investasi diukur sebesar total aktiva yang tersedia
dikurangi dengan aktiva yang menganggur, dan tidak ada aktiva yang yang dibeli
tetapi tidak digunakan untuk perluasan masaa yang akan dating.
c. Total modal ditambah hutang jangka Panjang
Menurut pengertian ini, investasi diukur sebesar modal kerja bersih, yaitu
selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar ditambah denngan aktiva tetap,
atau sebesar modal ditambah dengan total hutang jangka panjang divisi.
d. Modal sendiri
Menurut pengertian ini, investasi diukur sebesar total modal yang digunakan
oleh divisi atau sebesar total aktiva divisi dikurangi dengan hutang degan total
hutang divisi. Perhitungan ROI dan RI
2. Masalah dalam aktiva lancar
Beberapa elemen aktiva lancer yang harus dimasukkan sebagai dasar investasi
a. Kas
Manajer unit usaha biasanya memegang kas kecil daripada uang kas saja
untuk menutup pengeluaran sehari-hari akibatnya kas sebenarnya dalam suatu unit
usaha menunjukkan jumlah yang lebih kecil daripada seharusnya seandainya unit
usaha tersebut sebagai suatu perusahaan yang independen. Biasanya digunakkan
formula tertentu untuk menunjukkan kas yang wajar dari suatu unit usaha
sehingga benar-benar menampakkan sebagai perusahaan yang independen.
b. Piutang
Manajer unit usaha harus mampu mempengaruhi tingkat piutang tidak hanya
sekedar menghasilkan laba tapi juga harus mampu menjaga jatuh tempo dari
piutang yang ada. Cara yang dilakukan adalah dengan memberi batas kredit yang
boleh dilakukan oleh bagian pemasaran dan menunjuk petugas khusus menagih
piutang. Masalah apakah piutang dimasukkan seharusnya dimasukkan sebesar
harga jual atau harga pokok penjualan biasanya jadi masalah . sau pihak
mengatakan laba yang memuaskan dari investasi nyata pada piutang hanyalah
harga pokok penjualan dan laba yang memmuaskan dari investasi tersebut sudah
cukup baik. Bilain pihak ada yang berargumen bahwa unit usaha mempunyai
kesempatan untuk menginvestasikan kembali uang yang dikumpulkan dari piuang,
sehingga jumlah piutag seharusnya dimasukkan pada harga jual. Pada praktiknya
alternative yang diambil adalah memasukkan nilai buku piutang yakni harga jual
dikurangi dengan cadangan kerugian piutang.
c. Persediaan
Jika perusahaan menggunakan mengguanakan meetode LIFO untuk tujuan
akuntansi keuangan, metode penilaian yang berbeda biasanya digunakan untuk
pelaporan laba unit usahakarena pada periode terjadi inflasi, persediaan dengan
metode menunjukkan nilai yang renah dan tidak realistis. Dengan kondisi ini
persediaan seharusnya dinilai dengan harga pokok staandar atau rata-rata dan
dengan cara yang sama dengan harga pokok penjualan dalam laporan rugi laba
menggunakan pengukuran degan cara ini. Jika persediaan barang dagang dalam
proses dibiayai dari biaya yang dibayar dimuka oleh langganan, maka pembayaran
dimuka tersebut dikurangkan baik dari persediaan kotor maupun jumlah uang.
Beberapa perusahaan mengurangkan utang dagang dari persediaan dimana jumlah
utang menunjukkan bagian dari ppersediaan yang dibiayai oleh pemasok.
d. Modal Kerja Secara Umum
Biasanya ada penilaian tentang bagaimana modal kerja tersebut diperlakukan.
Disuatu sisi perusahaan memasukkan semua aktiva lancar dalam dasar investasi
tanpa menguranginya terlebih dahulu dengan hutang lancar. Haal ini berdasarkan
pemikiran bahwa unit uasaha tidak mempunyai pengaruh terhadap hutang dagang
ataupun hutang lancar lainnya. Dilain sisi semua hutang lancar dikurangkan dari
aktiva lancar. Cara ini merupakan ukuran yang baik bagi pengukuran modal yang
disediakan oleh perusahaan yang diharapkan dapaat mendatangkan keuangan

3. Masalah aktiva tetap sebagai dasar investasi


Pada dasarnya aktiva tetap dicatat sebesar harga perolehannya, dan harga perolehan
ini dihapus dari aktiva yang masih mempunyai manfaat dengan mekanisme
depresiasi. Kebanyakan perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam
mengukur tingkat keuntungan dari dasar aktiva unit usaha. Masalah-masalah yang
terjadi dalam aktiva tetap meliputi: (1) Pengaruh penggunaan metode nilai buku
bersih atau nilai perolehannya atas aktiva tetap baru, (2) Pilihan penggunaan metode
alternatif dalam pengukuran investasi.
1) Pengaruh penggunaan metode nilai buku atau harga perolehan dalam
perolehan aktiva baru
Pembelian aktiva baru berpengaruh secara langsung akan berpengaruh
terhadap besarnya ROI dan RI selama umur aktiva yang dibeli. Hal ini dapat
menimbulkan perbedaan dari tujuan semula dibentuknya pusat investasi. Suatu
aktiva yang lolos dari perhitungan secara ekonomis pada tingkaat perusahaan ,
boleh jadi tidak dilaksanakan oleh tingkat divisi karena akan mempengaruhi
besarnya ROI dan RI yang akan diperoleh.
Penggunaan Harga Perolehan. Penggunaan metode perolehan, walaupun dapat
menggambarkan penilaian yang obyektif, tetapi juga mengandung kelemahan.
Salah satu kelemahannya adalah manajer akan terdorong untuk mengganti aktiva
tetap lama yang sebetulnya masih dapat memberikan kontribusi kepada divisi
dengan aktiva tetap baru, dengan harapan dapat meningingkatkan ROI dan RI
divisinya.
2) Pengaruh pengukuran investasi dengan metode lainnya
Beberapa perusahaan tidak menggunakan metode harga perolehan maupun
nilai buku bersih dalam mengukur investasinya. Metode lain yang digunakan
adalah metode nilai pengganti, dan metode nilai masa depan. Dalam metode nilai
pengganti, investasi diukur sebesar nilai pasar aktiva pada saat ini. Masalah bias
timbul karena angka yang digunakan bukan angka dari hasil proses akuntansi
sehingga setiap saat harus dilakukan penilaian terhadap aktiva. Selain itu tidak
semua mempunyai nilai pengganti. Oleh karena itu nilai pengganti tidak cocok
untuk menilai prestasi manajer unit divisi. Sedangkan dalam nilai masa depan,
investasi diukur sebesar nilai arus kas masa yang akan datang.

AKTIVA LEASING
Seorang manajer yang cerdas, mungkin memilih aktiva leasing daripada
membelinya. Laba sebelum pajak akan berkurang karena biaya sewa untuk aktiva baru
lebih besar dari pada beban depresiasi aktiva yang telah dijual. Sehingga residual income
akan meningkat karena biaya sewa yang lebih tinggi. Cara ini akan mendorong manajer
unit usaha untuk menyewa aktiva dari pada memilikinya dengan syarat tingkat bunga
dalam aktiva disewa tersebut lebih rendah daripada beban modal yang dimasukkan
dalam dasar investasi unit usaha tersebut.

FASILITAS MENGANGGUR
Jika suatu aunit usaha mempunyai aktiva yang mengganggur padahal aktiva
tersebut bisa digunakan oleh unit usaha lain, maka diperbolehkan bagi unit usaha
tersebut untuk tidak memasukkan aktiva tersebut dari dasar investasinya. Tujuannya
adalah untuk mendorong manajer unit usaha menghilangkan aktiva yang tidak
bermanfaat.

UTANG JANGKA PANJANG


Pada umumnya, suatu unit usaha menerima modal secara permanen dari kantor
pusat dalam bentuk dana. Kantor pusat memperoleh dana tersebut bias dari investor,
hutang dan bisa dari laba ditahan. Bagi unit usaha dana tersebut relevan saja. Tetapi yang
tidak relevan adalah darimana sumber dana tersebut diperoleh. Untuk kondisi luar biasa
pembiayaan untuk suatu unit usaha merupakan kasus khusus.
BEBAN MODAL
Tarif yang digunakan untuk menghitung beban modal ditetapkan oleh kantor
pusat. Tarif tersebut biasanya lebih tinggi dari tarif bunga utang perusahaan karena dana
tersebut merupakan campuran dari hutang dan biaya asset. Biasanya tarif tersebut agak
rendah dari biaya modal yang diestimasi oleh kantor pusat sehingga residual income unit
usaha akan diatas nol.

2.3 RETURN ON INVESTMENT


ROI adalah perbandingan antara laba dan investasi yang diigunakan. ROI merupakan
pengukuran kinerja yang paling sering digunakan dalam pengukuran prestasi pusat
investasi. Pada dasarnya ada tiga manfaaat jika ROI digunakan.
a. Roi merupakan pengukuran komprehemsif dalam segala hal yang mempengaruhi
laporan keuangan sepperti ditunjukkan oleh rasio ROI
b. Ukuran ROI sangat mudah dihitung dan pahami
Penggunaan ROI merupakan donominator umum yang diterapkan dalam setiap
organisasi pertanggungjawaban yang menggunakan tingkat laba sebagai ukuran
kinerjanya. Kinerja masing – masing unit usaha dapat diperbandingkan satu sama lain.
Juga, data ROI tersedia di pesaing sehingga dapat digunakan sebagai dasar
perbandingan. Secara formulasi, maka ROI dapat dihitung sebagai berikut:

laba opersi
ROI=
investasi yang digunakan

Laba operasi merupakan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi adalah semua
asset yang digunakan untuk menghasilkan laba sebelum Bungan dan pajak. Aktiva
operasi ini biasanya terdiri dari kas, piutang, persediaan, tanah, Gedung dan peralatan.

Rumus ROI di atas dapat dikembangkan menjadi dua komponen ratio, margin dan
turnover. Margin adalah perhitungan perbandingan laba bersih terhadap penjualan.
Margin ini menunjukkan porsi penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak dan laba.
Turnover adalah pengukuran yang berbeda, yang dicari dengan membagi penjualan
dengan aktiva operasi. Hasilnya menunjukkan bagaimana aktiva secara produktif
digunakan untuk menghasilkan penjualan. Dengan demikian rumus ROI yang telah
dikembangkan adalah sebagai berikut:
ROI     = (Laba operasi/Penjualan) x (Penjualan/Investasi)
           = Profit Margin x Tingkat Perputaran Aktiva

KEBAIKAN RETURN ON INVESTMENT


Sebagai alat untuk mengukur keberhasilan suatu pusat investasi ROI mempunyai
beberapa kebaikan atau keunggulan, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman oleh
manajer unit usaha untuk melakukan tindakan sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawabnya.
ROI mendorong manajer untuk memberi perhatian yang lebih luas terhadap hubungan
antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya merupakan fokus bagi manajer
pusat investasi
ROI mendorong efisiensi biaya
ROI bisa mengurangi investasi berlebihan pada aktiva operasi

KELEMAHAN RETURN ON INVESTMENT
Disamping kelebihan, metode ROI juga mempunyai beberapa kelemahan sebagai
pengukur keberhasilan pusat investasi
 ROI tidak mendorong manajer untuk menerima investasi proyek-proyek yang akan
menurunkan ROI divisi walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara
keseluruhan.
 ROI mendorong maanajer divisi untuk memfokuskan diri hanya pada jangka pendek
tanpa memperhatikan kepentingan jangka Panjang
Contoh jika suatu perusahaan mengalami perunan penjualan dan ROI dari yang
ditargetkan maka biasanya beberapa tindakan yang diambil oleh manajer:
- Memotong gaji
- Memotong anggaran iklan
- Memunda semua promosi dalam jangka pendek
- Mengurangi anggaran pemeliharaan
- Menggunakan bahan baku yang lebih murah
Dalam jangka pendek tindakan – tindakan tersebut bisa mengurangi biaya, menaikkan
pendapatan dan ROI. Dalam jangka Panjang tindakan seperti ini merugikan
perusahaan karena akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan.

2.4 RESIDUAL INCOME


Residual income adalah selisih antara laba operasi dan jumlah kembalian uang
yang diharapkan atas aktiva operasi perusahaan. Penggunaan metode ini akan
mendorong manajer divisi untuk memaksimalkan Residual Income bukannya besarnya
presentase ROI. Dari bahasan sebelumnya, metode ROI mempunyai kelemahan, yaitu
manajer akan menolak usulan investasi akan menghasilkan ROI dibawah ROI yang
diharapkan, walaupun secara keseluruhan akan menguntungkan perusahaan. Sebaliknya,
jika Residual Income yang dipakai untuk mengukur kinerja manajer divisi, maka manajer
akan terdorong untuk selalu melaksanakan usulan proyek yang menghasilkan laba di atas
biaya modalnya. Secara skematis Residual Income dapat dicari dengan cara sebagai
berikut:

Laba operasi………………………………………………………………………………… XXX

Biaya modal:

Tingkat kembalian x Aktiva operasi……………………………………………… XXX

Residual Income………………………………………………………………………….. XXX

Tingkat kembalian adalah tingkat kembalian investasi minimum. Aktiva operasi


merupakan besarnya aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasi. Sebagaimana
disebutkan dimuka, besarnya aktiva sebagai dasar investasi tergantung pada pengertian
investasi digunakan, apakah sebesar total aktiva tersedia, sebesar total aktiva digunakan,
sebesar modal kerja bersih ditambah aktiva, ataukah sebesar modal yang digunakan.
Dengan demikian besarnya biaya modal dalam Residual Income merupakan perkalian
antara persentase kembalian minimum dengan dasar investasi yang digunakan.

KEBAIKAN RESIDUAL INCOME


- Mendorong manajer divisi untuk menerima usulan investasi yang menurut ROI
tidak menguntungkan sehingga tidak diterima tetapi menguntungkan perusahaan
secara keseluruhan.
- Residual income memungkinkan penggunaan cost of capital (biaya modal) yang
berbeda – beda untuk berbagai jenis aktiva

KELEMAHAN RESIDUAL INCOME


Residual income seperti halnya ROI bisa mendorong ke pencapaian target jangka
pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka panjang.
Salah satu elemen untuk mendapatkan besarnya angka Residual Income adalah
laba. Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Jika manajer divisi diukur dengan
Residual Income, ia akan berlomba untuk memperoleh laba yang besar. Cara ini dapat
dilakukan dengan memotong biaya-biaya yang dapat menaikkan laba divisinya. Dalam
jangka pendek akan menguntungkan divisi, tetapi dalam jangka panjang akan merugikan
perusahaan secara keseluruhan.

2.5 BEBERAPA ALTERNATIF UNTUK EVALUASI MANAJER


Alasan untuk mengevaluasi investasi laba dan modal secara terpisah karena dengan
cara ini konsisten dengan apa yang diinginkan manajer puncak yakni memenuhi aliran
kas jangka panjang secara maksimum dari investasi yang dapat dikendalikan manajer
unit usaha dan menambah investasi hanya jika mendatangkan laba bersih lebih dari biaya
untuk mendapatkan dana investasi tersebut.
Kebanyakan orang akan menggunakan ukuran tunggal untuk penilaian prestasi atas
investasi dan laba. Residual income maupun ROI menitikberatkan pada pengaruh kinerja
laba dan menyediakan satu ukuran tunggal. Alasan lain adalah untuk memotivasi
manajer lebih berhati-hati terhadap penambahan investasi baru yang tidak mendatangkan
laba.

2.6 EVALUASI PRESTASI EKONOMI


Ada dua laporan kinerja terhadap unit usaha.
1. Laporan manajemen yang dibuatkan bulanan atau kuartal
2. Laporan prestasi ekonomi yang dibuat tidak secara regular, biasanya sekali beberapa
tahun.
Laporan ekonomi merupakan instrument untuk mendiagnosis, melaporkan
apakah strategi unit usaha tersebut memuakan ataukah harus diputuskan untuk
meelakukan tindakan tertentu terjadap unit usaha. Laporan ekonomi juga dibuat sebagai
dasar sebelum sampai pada nilai perusahaan secara keseluruhan. Perbedaaan terpenting
dari dua bentuk laporan ini adalah laporan ekonomi memfokuskan keuntungan apa yang
diharapkan pada masa depan, bukan pada saat ini atau masa lampau. Nilai buku aktiva
dan depresiasi berdasar harga historis dari aktiva tersebut digunakan dalam pelaporan
prestasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Pusat investasi adalah pusat pertangungjawaban yang diukur prestasinya atas
dasar laba yang diperoleh dibandingkan dengan investasi yang digunakan. Dalam
mengukur kinerja pusat investasi ditemukan beberapa masalah, yakni (1) masalah
pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi dan (2) masalah pengukuran
investasi yang digunakan sebagai dasar investasi. Pengukuran prestasi suatu pusat
investasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pusat investasi tersebut dapat
menghasilkan kembalian yang memuaskan bagi unit usaha dan bagi perusahaan
secara keseluruhan. Tolok ukur yang sering digunakan untuk menentukan
keberhasilan suatu pusat investasi adalah Return On Investment atau Residual
Income. Return On Investment adalah perbandingan antara laba operasi dengan
investasi yang digunakan. Sedangkan Residual Income merupakan jumlah uang, yang
diperoleh dengan mengurangkan laba sebelum pajak dengan beban investasi yang
dilakukan.
ROI merupakan pengukuran kinerja yang paling sering digunakan dalam
pengukuran prestasi pusat investasi. Hal ini karena, ROI merupakan pengukuran
komprehensif dalam segala hal yang mempengaruhi laporan keuangan seperti yang
ditunjukkan oleh rasio ROI. Selain itu ROI juga sangat mudah untuk digunakan dan
dipahamni. Dan terakhir ROl merupakan denominator umum yang diterapkan dalam
setiap organisasi pertanggungjawaban yang menggunakan tingkat laba sebagai ukuran
kinerjanya. Disamping keunggulan, ROl juga memp beberapa kelemahan. Pertama,
ROI hanya akar imenerima usulan proyek yang menghasilkan ROI di atas ROI yang
diharapkan. Selain itu, ROI mendorong manajer untuk membuat keputusan yang
bersifat jangka pendek.
Untuk mengatasi kelemahan ROI maka divisi dapat menggunakan Residual
Income. Dengan RI manajer akan termotivasi untuk menerima usulan proyek yang
menghasilan laba di atas biaya modalnya, Penggunaan RI ini sebagai pengukur
prestasi pusat investasi dengan demikian akan mengarah ke goal congruence, yaitu
tindakan yang memaksimumkan divisi juga memaksinumkan nilai perusahaan.
Daftar Pustaka

Abdul Halim, Achmad Tjahjono, Muh. Fakhri Husein, Sistem Pengendalian Manajemen,
UPP AMP YPKN Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai