Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH DASAR AGRONOMI

KELOMPOK 7

Pengaru Dosis Pupuk K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah


(AlliumascalonicumL.)

Oleh :

1. CITRI RAHIM 191100


2. FITRIANA DWI PURNAMASARI 19110054
3. FUADIL ROZAK 192100
4. HENDRIK SUNARKO 192100

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN (STIPER)


DHARMA WACANA METRO
2021

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat

dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya. laporan ini membahas tentang pengamatan tanaman bawang merah tanpa

perlakuan.

Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan

tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,

kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga bantuannya mendapat

balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk

penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini

dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Metro, Januari 2021

Penulis
1. Pendahuluan

Bawang Merah (AlliumascalonicumL.) merupakan tanaman hortikultura yang


berbentuk umbi Bawang merah termasuk komoditi sayuran yang memiliki banyak
manfaat baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri. Umbi bawang merah
memiliki berbagai macam kegunaan. Dalam kehidupan manusia umbi bawang merah
umumnya tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur untuk penyedap masakan,
tetapi memiliki berbagai macam kegunaan yang lain seperti penggunaan untuk obat-
obatan maupun kosmetik.Sebagai komoditas yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat dan mempunyai peranan serta manfaat yang besar dalam menunjang
kehidupan masyarakat, maka potensi pengembangan tanaman bawang merah masih
terbuka lebar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri (Samadi
& Cahyo, 2005).

Media tanam bawang merah yang baik adalah media yang gembur, porous dan
memiliki aerasi yang baik sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Selama ini penggunaan arang sekam dalam budidaya bawang merah belum
dimanfaatkan secara optimal, sementara ketersediaan sekam padi yang merupakan
bahan utama dalam pembuatan arang sekam sangat melimpah di Provinsi Lampung.
Sekitar 20-30% dari berat padi adalah sekam padi dan kandungan arang sekam padi
sekitar 13-29% dari komposisi sekam padi yang selalu dihasilkan setiap kali sekam
dibakar (Hara, 1996). Berdasarkan perhitungan diatas, bila kulit sekam padi
sebanyak 1.000 Kg dibakar maka akan dihasilkan arang sekam sebanyak 130-290
Kg dengan kadar air 0,895% atau sebanyak 1.452-3.240 Kg dengan kadar air 10 %.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sayidatul, dkk (2010), Kadar air arang sekam
padi dari hasil pembakaran selama 4 jam, akan dihasilkan arang sekam dengan kadar
air sebesar 0,895 %.
Arang sekam merupakan bahan organik yang dapat berperan dalam memperbaiki
sifat fisik tanah dan mengandung silica yang tinggi. Dalam penelitian yang dilakukan
Riadi (2010), menyatakan bahwa pemberian arang sekam padi dapat memperbaiki
sifat fisik tanah. Dengan adanya perbaikan pada sifat fisik tanah maka selain
mempermudah pertumbuhan akar tanaman, juga akan mempermudah perkembangan
umbi sehingga diharapkan ukuran umbi bawang merah dapat tumbuh secara
maksimal. Penambahan arang sekam padi pada media tanam bawang merah
berpengaruh terhadap ukuran umbi bawang merah (Tarigan, dkk, 2015).

Unsur hara Kalium yang merupakan unsur hara makro dalam budidaya bawang
merah, pemupukan Kalium pada tanaman bawang merah dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas umbi bawang merah. Cadangan Kalium dalam tanah cukup
banyak, bahkan pada jerami padi kandungan Kalium mencapai 80%. Meski hanya
sebagian kecil Kalium tersedia didalam tanah yang dapat dimanfatkan oleh
tanaman, akan tetapi hara Kalium mudah bergerak, terikat oleh permukaan koloid
tanah. Kekurangan Kalium mempengaruhi system perakaran, tunas, pembentukan
patidan translokasi gula (Wibowo, 2006).

Tanaman bawang merah merupakan tanaman umbi yang banyak membutuhkan


kalium. Hanafiah (2010), menyatakan bahwa kalium didalam tubuh tanaman
berfungsi dalam meningkatkan aktivitas berbagai enzim pertumbuhan, metabolism
karbohidrat seperti pembentukan, pemecahan dan translokasi pati dan metabolisme
nitrogen dan sintesis protein. Tersedianya unsure kalium dalam jumlah cukup dan
seimbang berdampak positif terhadap translokasi asimilat dari daun ke organ
penyimpanan seperti umbi bawang merah.

Hara K sangat diperlukan dalam pembentukan, pembesaran dan pemanjangan umbi.


Menurut Napitupulu dan Winarto (2010), pemberian pupuk K memberikan pengaruh
yang sangat nyata dalam meningkatkan hasil bawang merah.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kalwia dkk (2015) bahwa dosis pupuk K
berpengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan kecuali jumlah anakan
dan luas daun, serta semua parameter hasil yaitu jumlah umbi perumpun, diameter
umbi, berat segar umbi, berat kering umbi dan produksi. Menurut Woldetsadik
(2003), pemberian K mempengaruhi pertumbuhan, hasil dan kualitas umbi.

Selama ini rekomendasi dosis pemupukan kalium pada bawang merah masih bersifat
umum dan belum secara spesifiklokasi, sehingga dengan dosis tertentu akan
menghasilkan respon yang berbeda disetiap lokasi. Pemberian dosis pupuk kalium
yang tepat juga akan berpengaruh terhadap ketahanan tanaman bawang merah
terhadap serangan hama maupun penyakit. Pada bawang merah, kalium dapat
memberikan hasil umbi yang lebih baik, mutu dan daya simpan umbi yang lebih
tinggi dan umbi tetap padat meskipun disimpan lama (Gunadi, 2009).

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam
untuk mengetahui pengaruh daridosis arang sekam dan pupuk kalium dengan proporsi
yang berbeda terhadap pertumbuhan maupun hasil bawang merah ditanah sawah.

2. Tujuan

Tujuan dilakukan praktikum adalah untuk melatih mahasiswa dalam budidaya


tanaman bawang merah berbasis penelitian mengenai pengaruh dosis pupuk K
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah.

3. Bahan dan Alat

Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah cangkul, polibag, hand
sprayer, gembor, patok bambu, jangka sorong, mistar, meteran, timbangan,
kalkulator, kamera, tali rapia, alat tulis, dan papan nama. Bahan yang digunakan
dalam adalah tanah top soil, bibit bawang merah varietas Bima-Brebes, arang sekam,
pupuk KNO3, dan pestisida.
4. Metodologi

Kegiatan praktikum dirancang seperti penelitian agar mahasiswa terbiasa dalam


pelaksanaan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam kegiatan praktikum
ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Perlakuan yang digunakan
adalah dosis pupuk K yang terdiri dari beberapa taraf, yaitu Kontrol/0 kg/ha (k0), 100
kg/ha (k1), 200 kg/ha (k2), 300 kg/ha (k3), 400 kg/ha (k4), 500 kg/ha (k5), dan 600
kg/ha (k6). Masing-masing perlakuan diulang 4 kali, sehingga terdapat 28 satuan
percobaan.Setiap satuan percobaan terdiri dari 10 polibag tanaman utama dan 3
polibag tanaman cadangan. Pengamatan dilakukan terhadap 5 (lima) tanaman sampel.
Tata letak satuan percobaan dan layout tanaman per satuan percobaan disajikan pada
Gambar 1.

Data hasil pengamatan diuji homogenitasnya dengan uji Bartlett dan ketakaditifan
data diuji dengan uji Tuckey kemudian di analisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT), semua pengujian dilakukan dengan taraf 5%.

5. Pelaksanaan Praktikum

5.1 Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari campuran tanah dan
arang sekam dengan perbandingan 4:1.Sebelum dicampurkan tanah diayak terlebih
dahulu untuk mendapatkan tanah yang halus.Setelah diayak tanah dan arang sekam
dicampurkan sesuai takaran kemudian diaduk hingga rata.Setelah itu campuran media
tanam tersebut dimasukkan kedalam polybag berukuran diameter 20 cm dan
ketinggian polibag 20 cm.

3.5.2 Penyiapan Bibit

Umbi bawang merah yang digunakan adalah Varietas Bima Brebes (Lampiran
8).Umbi yang digunakan sudah disimpanselama 75hari setelah dipanen.Umbi dipilih
yang berukuran sedang dengan diameter 1,5 – 1,8 cm,tidakcacat, memiliki akar dan
bernas. Umbidibersihkan dari kulit terluar yang mengering, lalu pada
bagianujungumbidipotong sepertiga bagiandenganpisaubersih dan tajam, hal ini
dilakukanuntuk memutus masa dormansi umbi.Setelah seluruh bagian ujung umbi
dipotong, lalu umbi diberi perlakuan menggunakan fungisida berbahan aktif Propineb
yaitu Antracol 70 WP 2ml/l.Setiap 1 kg benih diberikan 5 gr Fungisida, kemudian
diaduk hingga seluruh umbi terlapisi fungisida.Selanjutnya umbi sudah siap untuk
ditanam.

3.5.3 Penanaman

Sebelum ditanam media disiram air hingga jenuh.Selanjutnya satu buah umbi ditanam
pada bagian tengah polibag dengan cara bagian umbi yang mengeluarkan akar
ditancapkan sedalam ± 2/3 bagian umbi. Penanaman dilakukan pada pagi atau sore
hari.

3.5.4 Pemupukan

Pupuk K yang digunakan dalam praktikum ini adalah KNO3.Pemupukan KNO3


dilakukan dalam dua kali, yaitu pemupukan I dilakukan pada 21 HST sebanyak ½
dosis dan pemupukan II dilakukan pada 42 HST sebanyak ½ dosis. Pemupukan
dilakukan dengan cara dikocor. Pupuk dilarutkan kedalam 250 ml air kemudian
dikocorkan di sekitar tanaman bawang.Pengocoran jangan sampai mengenai daun.
Perhitungan kebutuhan pupuk adalah sebagai berikut:

Polibag sebagai wadah media tanam memiliki Diameter = 20 cm/0,2 m& Tinggi =
20 cm/0,2 m, maka volume:

volume polybag=π r 2 t = 3,14 x (0,1)2 x 0,2 = 0,00628 m3


Volume tanah/hektar = p x l x t = 100 x 100 x 0,2 = 2000 m3

pupuk volume polibag


Kebutu h an = x dosis pupuk
polibag volume tana h

Dosis 0 ton/ha à = 0,00628/2000 x 0 ton/ha = 0

Dosis 100 ton/haà100.000gà = 0,00628/2000 x 100.000 g = 0,314 g

Dosis 200 ton/haà200.000g à = 0,00628/2000 x 200.000 g = 0,628 g

Dosis 300 ton/haà300.000g à = 0,00628/2000 x 300.000 g = 0,942 g

Dosis 400 ton/haà400.000g à = 0,00628/2000 x 400.000 g = 1,256 g

Dosis 500 ton/haà500.000g à = 0,00628/2000 x 500.000 g = 1,57 g

Dosis 600 ton/haà600.000g à = 0,00628/2000 x 600.000 g = 1,884 g


Cara Pemupukan:

Kelompok Dosis Pemupukan Pemupukan Pupuk yang Pupuk yang Kebutuhan Kebutuhan air
Pupuk/polybag I II ditimbang ditimbang air per untuk 40 polibag
(g) (1/2 dosis) (1/2 dosis) pada pada polybag
(g) (g) pemupukan I pemupukan untuk
(40 polibag) II (40 pengocoran
polibag) pupuk
1= Ko 0 0 0 0 0 250 ml 10 liter
2= K1 0,3 0,15 0,15 6 6 250 ml 10 liter
3= K2 0,6 0,3 0,3 12 12 250 ml 10 liter
4= K3 0,9 0,45 0,45 18 18 250 ml 10 liter
5= K4 1,2 0,6 0,6 24 24 250 ml 10 liter
6= K5 1,5 0,75 0,75 30 30 250 ml 10 liter
7= K6 1,6 0,8 0,8 32 32 250 ml 10 liter
3.5.5 Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi penyulaman, penyiraman dan pengendalian


organisme pengganggu tanaman.

Penyulaman dilakukan maksimal hingga 7 hari setelah tanam. Bibit sulaman terlebih
dahulu akan disemai menggunakan pottray dan media tanam yang digunakan pada
pottray disesuaikan dengan kombinasi media tanam pada masing-masing percobaan.
Jumlah bibit sulaman yang disediakan sebanyak 5 (lima) tanaman pada setiap satuan
percobaan. Bibit sulaman disiapkan pada waktu yang bersamaan dengan penanaman
tanaman utama, sehingga umur bibit sulaman akan sama dengan tanaman utama.

Penyiraman/pengairan tanaman dengan cara dikocor dan dilakukan 2 (dua) kali dalam
sehari, yakni pagi hari antara pukul 07.00 - 08.00 dan sore hari antara pukul 16.30 -
17.30. Jika kondisi tanah masih basah, maka tidak akan dilakukan penyiraman.

Pengendalian organisme pengganggu tanaman akan disesuaikan dengan kondisi di


lapangan. Pengendalian organisme pengganggu tanaman menggunakan prinsip
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan penggunaan pestisida kimia merupakan
alternatife yang terakhir.

3.5.6 Pemanenan

Pemanenan dilakukan bila tanaman bawang merah sudah menunjukkan tanda-tanda siap
untuk dipanen yaitu dengan ciri-ciri sebagian besar daun tanaman sudah mulai rebah
dan menguning, umbi bawang merekah secara kompak dan berwarna merah ke unguan,
umur tanaman maksimal 60 hari setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara
mencabut seluruh bagian tanaman dan membersihkan tanah yang menempel pada akar.
Setelah dilakukan pengamatan panen pada semua peubah yang dibutuhkan, tanaman
sampel dari setiap satuan percobaan saling dipisahkan dan diberi kode sesuai dengan
perlakuannya. Selanjutnya sample dijemur dibawah sinar matahari yang diberi naungan
paranet dan kembali diamati saat kulit bagian terluar umbi sudah mudah terkelupas.
3.5.7 Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap seluruh satuan percobaan.Adapun peubah yang diamati


dalampraktikum ini adalah:

1. Tinggi Tanaman (Cm)

Tinggi tanaman merupakan rerata tinggi tanaman sampel pada setiap satuan percobaan
yang diukur dari munculnya pangkal batang sampai pada ujung daun tertinggi.
Pengamatan dilakukan 6 kali yaitu pada umur 10 HST, 20 HST, 30 HST 40 HST, 50
HST dan 60 HST.

TinggiTanaman Sampel ke ( 1+2+3+ 4+5 …+10 ) cm


Rumus yang digunakan: ¿
Jumlah Tanaman Sampel

2. Jumlah daun (Helai)

Jumlah daun merupakan rerata jumlah helaian daun yang terdapat pada tanaman sampel
disetiap satuan percobaan. Jumlah daun yang dihitung yaitu seluruh pucuk daun pada
tanaman sample yang muncul dan belum mengering. Pengamatan dilakukan sebanyak 6
kali yaitu pada umur 10 HST, 20 HST, 30 HST 40 HST, 50 HST dan 60 HST.

Juml . DaunTanaman Sampel ke ( 1+ 2+3+4 +5 … 10 ) helai


Rumus yang digunakan: ¿
Jumlah Tanaman Sampel

3. Jumlah Anakan per Rumpun

Jumlah anakan per rumpun merupakan rerata jumlah anakan yang terdapat pada
tanaman sampel disetiap satuan percobaan. Pengamatan dilakukan sebanyak 6 kali
yaitu pada umur 10 HST, 20 HST, 30 HST 40 HST, 50 HST dan 60 HST.

Juml . AnakanTanaman Sampel ke ( 1+ 2+ 3+4 +5 …+10 )


Rumus yang digunakan: ¿
Jumlah Tanaman Sampel
4. Bobot Basah Brangkasan Tanaman (gr)

Bobot basah brangkasan tanaman merupakan rerata bobot basah seluruh bagian tanaman
cadangan yang berjumlah 2 (dua) tanaman disetiap satuan percobaan dan dilakukan
pada saat tanaman bawang berumur 45 HST. Pengukuran Bobot basah brangkasan
(Tanaman Destruktif) dengan cara terlebih dahulu membersihkan sisa-sisa tanah yang
masih menempel pada umbi, kemudian tanaman ditimbang.

Bobot Brangkasan tan . Sampel ke ( 1+ 2 ) gr


Rumus yang digunakan ¿
Jumlah Tanaman Sampel

5. Jumlah Umbi per Rumpun (Buah)

Jumlah umbi per rumpun merupakan rerata jumlah umbi yang terdapat pada tanaman
sampel disetiap satuan percobaan dan dihitung pada saat pengamatan panen.Umbi
dihitung berdasarkan jumlah umbi yang memiliki diameter ≥ 1 cm yang terdapat dalam
setiap rumpun tanaman sample.

Juml . UmbiTanaman Sampel ke ( 1+2+3+ 4+5 …+10 ) umbi


Rumus yang digunakan: ¿
Jumlah Tanaman Sampel

6. Diameter Umbi (mm)

Diameter umbi merupakan rerata diameter umbi yang terdapat pada tanaman sampel
disetiap satuan percobaan. Diameter umbi dihitung menggunakan jangka sorong dan
umbi yang diukur pada setiap rumpun tanaman sample adalah umbi bawang yang
memiliki diameter ≥ 1 cm. Pengamatan diameter umbi dilakukan pada saat panen.

Juml . Diameter Umbi per rumpun tan. sample( mm)


Rumus: Rerata per rumpun=
JumlahUmbi per Rumpun

Rerata per satuan percobaan

Rerata Diameter Umbi tan . Sampel ke ( 1+2+3+4 +5 …+10 ) mm


¿
JumlahTanaman Sampel
7. Bobot Basah per Umbi (gr)

Bobot basah per umbi merupakan rata-rata bobot umbi basah umbi yang terdapat pada
tanaman sampel disetiap satuan percobaan dan dihitung pada saat pengamatan
panen.Bobot basah per umbi diperoleh dengan memisahkan bagian akar dan daun
tanaman, lalu setiap umbi pada tanaman sample ditimbang.

Bobot Umbi per Rumpun tan . Sampel (gr)


Rumus: rerata per rumpun=
Jumlah Umbi Per Rumpun

Rerata per satuan percobaan

Rerata bobot Umbi tan . Sampel ke (1+2+3+ 4+ 5 …+10 ) gr


¿
JumlahTanaman Sampel

8. Bobot Umbi Basah per Rumpun (gr)

Bobot umbi basah per rumpun merupakan rerata bobot umbi basah per rumpun tanaman
sampel yang terdapat disetiap satuan percobaan dan dihitung pada saat pengamatan
panen.Bobot umbi basah diperoleh dengan memisahkan bagian akar dan daun tanaman,
lalu umbi ditimbang.

Bobot UmbiTanaman Sampel ke ( 1+2+3+ 4+5 …+10 ) gr


Rumus yang digunakan: ¿
Jumlah Tanaman Sampel

9. Bobot Umbi Kering per Rumpun (gr)

Bobot umbi kering per rumpun merupakan rerata bobot umbi kering dari tanaman
sampel yang terdapat disetiap satuan percobaan. Pengukuran bobot umbi kering per
rumpun dilakukan bila bagian kulit luar umbi sudah mudah terkelupas, yang diperoleh
dengan cara menjemur umbi dibawah sinar matahari yang diberi naungan paranet.

Bobot Umbi Tanaman Sampel ke ( 1+2+3+ 4+5 …+10 ) gr


Rumus yang digunakan: ¿
Jumlah Tanaman Sampel
6. Tata Letak

Tata Letak Satuan Percobaan

I 100 II III IV
cm
k3 k2 k1
50 cm
k0 k1 k6 U

k1 k5 k0

k5 k0 k3

k6 k3 k5

k2 k4 k4

k4 k6 k2

k0 = Dosis Kalium 0 kg / ha
k1 = Dosis Kalium 100 kg / ha
k2 = Dosis Kalium 200 kg / ha
k3 = Dosis Kalium 300 kg / ha
k4 = Dosis Kalium 400 kg / ha
k5 = Dosis Kalium 500 kg / ha
k6 = Dosis Kalium 600 kg / ha

I = Kelompok 1
= Kelompok 2
III = Kelompok 3

Layout Tanaman Per Satuan Percobaan


20 cm

40 cm

100 cm

Keterangan:

= Polibag dengan diameter 20 cm

= Tanaman bawang merah

Populasi = 10 tanaman per satuan percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tinggi Tanaman

Jumlah Daun

Bobot Berat Brangkasan

Tabel

Ulangan I

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 80,2 66 84,8 231 77
K1 133,4 86,6 88,4 308,4 102,8
K2 116 104,6 112,8 333,4 111,133
K3 115,4 118,8 121,8 356 118,666
K4 104,8 116,8 123 344,6 114,866
K5 125,4 144,4 114,6 384,4 128,133
K6 41,8 12,04 90 143,84 47,946

Ulangan II

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 75,8 96,8 65,8 238,4 79,466
K1 130,2 113,8 116,2 360,2 120,066
K2 93 81 96,8 270,8 90,266
K3 118,2 101,2 107,2 326,6 108,866
K4 123,6 108,4 127,7 359,7 119,9
K5 130 115,4 103,8 349,2 116,4
K6 89,4 101 125,6 316 105,333

Ulangan III

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 59,4 118,4 106,2 284 94,666
K1 101 114,8 139,6 385,4 128,466
K2 103,6 134,8 128,4 366,8 122,266
K3 111 113,8 116,2 341 113,666
K4 107,4 139,4 141,8 388,6 129,533
K5 110,8 143 94 347,8 115,933
K6 90 109,8 131 330,8 110,266

Ulangan IV

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 85,6 100 44,8 230,4 76,8
K1 115,6 126,6 120,8 363 121
K2 115,8 115,6 91,8 323,2 107,733
K3 122,8 114,4 126,8 364 121,333
K4 119,2 122,6 98,6 340,4 113,466
K5 121,2 115,8 92,2 329,2 109,733
K6 112,6 86,2 108 306,8 102,266

Grafik

Rata-rata berat basah total (gram)

140

120

100
K0
K1
80
K2
K3
60 K4
K5
40 K6

20

0
1 2 3 4

Ulangan
Jumlah Umbi Per-Rumpun

Tabel

Ulangan I

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 9 13 9 31 10,333
K1 17 15 12 44 14,666
K2 15 10 14 39 13
K3 16 15 13 44 14,666
K4 10 10 10 30 10
K5 11 8 8 27 9
K6 6 15 15 36 12

Ulangan II

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 11 17 7 35 11,666
K1 14 11 10 35 11,666
K2 11 15 19 45 15
K3 17 9 8 34 11,333
K4 13 12 13 38 12,666
K5 13 11 12 36 12
K6 10 14 13 37 12,333

Ulangan III

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 8 10 13 31 10,333
K1 10 13 16 39 13
K2 15 14 11 40 13,333
K3 12 9 19 40 13,333
K4 7 21 17 45 15
K5 14 16 8 38 12,666
K6 11 12 15 38 12,666

Ulangan IV

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 11 14 9 34 11,333
K1 10 12 10 32 10,666
K2 10 13 10 33 11
K3 10 14 19 43 14,333
K4 11 9 8 28 9,333
K5 9 15 14 38 12,666
K6 11 10 8 29 9,666

Grafik

Rata-rata jumlah umbi total


16

14

12
K0
10 K1
K2
8
K3
K4
6
K5
4 K6

0
1 2 3 4
Ulangan

Bobot Umbi Basah Per-Rumpun

Tabel

Ulangan I

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 49 38 48,2 135,2 45,066
K1 85,8 52,6 56,6 195 65
K2 59,8 67,2 54,8 181,8 60,6
K3 80,8 83,4 88,2 252,4 84,133
K4 72,2 69,6 75,6 217,4 72,466
K5 63 75,6 73 211,6 70,533
K6 90,2 47,4 42,6 180,2 60,066

Ulangan II

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 40,6 52,6 33,8 127 42,333
K1 81,2 63,6 60 204,8 68,266
K2 75,2 59,4 66,6 210,2 67,066
K3 75,2 65,2 78,6 219 73
K4 64,2 78,4 68,8 211,4 70,466
K5 69,8 69,8 64,4 204 68
K6 62,8 59,2 64 186 62

Ulangan III

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 30 63,4 62,4 155,8 51,933
K1 58,2 104,6 92 254,8 84,933
K2 57,6 66,3 69,8 193,7 64,566
K3 64,4 76,8 91,2 232,4 77,466
K4 68,8 91,8 89,6 250,2 83,4
K5 63,4 87,4 62,6 213,4 71,133
K6 56,6 72,8 74,4 203,8 67,933

Ulangan IV

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 54,4 67,6 29,6 151,6 50,533
K1 65,4 75,4 87,2 228 76
K2 84,2 82,8 63,4 230,4 76,8
K3 83 77,4 99,2 259,6 86,533
K4 69,8 81,6 65,6 217 72,333
K5 67 64,2 60,6 191,8 63,933
K6 73 57,2 69,6 199,8 66,6

Grafik

Rata-rata total bobot umbi basah perumpun (gram)


90
80
70
60 K0
K1
50 K2
40 K3
K4
30 K5
K6
20
10
0
1 2 3 4
Ulangan
Bobot Umbi Kering Per-Rumpun

Tabel

Ulangan I

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 36,4 22,4 38 96,8 32,266
K1 67,6 37,6 44,4 149,6 49,866
K2 43 52,8 41,4 137,2 57,733
K3 66 70,2 71,4 207,6 69,2
K4 62,2 57,8 64,4 184,4 61,466
K5 52 56 51,2 159,2 53,066
K6 64,8 36,2 51,6 152,6 50,866

Ulangan II

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 27,8 33,4 18,6 79,8 26,6
K1 66,2 49 46,2 161,4 53,8
K2 51,4 40,8 45,2 137,4 45,8
K3 55,4 55 66,6 177 59
K4 49,2 61,2 56 166,4 55,466
K5 57,8 54,6 51,2 163,6 54,533
K6 64,8 83,8 79,4 228 76

Ulangan III

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 29,2 49,6 48,4 127,2 42,4
K1 46 89,8 69,4 205,2 68,4
K2 38,4 37,6 54,8 130,8 43,6
K3 52 60,6 75 187,6 62,533
K4 58 68,8 76,6 203,4 67,8
K5 49,6 72,6 54,2 176,4 58,8
K6 41,8 57,4 56,4 155,6 51,866

Ulangan IV

Perlakuan Tanaman Ke Jumlah Rata-Rata


1 2 2
K0 38,4 47,4 29 115,2 38,4
K1 56,6 74,8 61,2 192,6 64,2
K2 68,2 66 52,2 186,4 62,133
K3 70,8 62,6 79 212,4 70,8
K4 53,4 78,2 59,8 191,4 63,8
K5 58,4 52,6 47,8 158,8 52,933
K6 58 44,6 54,2 156,8 52,266

Grafik

Rata-rata total berat umbi kering perumpun (gram)

80

70

60

50 K0
K1
K2
40
K3
K4
30 K5
K6
20

10

0
1 2 3 4

Ulangan
BAB V

KESIMPULAN

Tinggi tanaman tertinggi dihasilkan oleh perlakuan k4, jumlah daun terbanyak dihasilkan
pada perlakuan k2, bobot basah berangkas terberat dihasilkan oleh k4 dengan berat rata – rata
129.53, diameter terbesar dihasilkan dari perlakuan k3 (324.415), jumlah umbi terbanyak
dihasilkan dari perlakuan k2 dan k4 dengan rata – rata jumlah 15.00, berat basah per rumpun
terberat dihasilkan dari perlakuan k3 dengan berat rata – rata 86.53, berat kering per rumpun
terberat dihasilkan dari perlakuan k6 dengan berat rata- rata 76.00, berat basah per umbi
terberat dihasilkan dari perlakuan k6 dengan berat rata – rata 89.40, bobot kering per umbi
terberat dihasilkan dari perlakuan k6 dengan berat rata – rata 75.20. Dari hasil penelitiaan
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bawang merah yang paling baik adalah k6.
Daftar Pustaka

Gunadi, N.2009.Kalium Sulfat dan KaliumKloridasebagai Sumber Pupuk Kalium pada


Tanaman BawangMerah.Jurnal Horticultura,19 (2):174-85.

Hanafiah, K.A.2010.Dasar-dasarIlmu Tanah.RajawaliPress.Jakarta.

Hara. (1996). Utilization of Agro waste forBuilding Material. International Research and


Development Cooporation Division, AIST, MITI, Japan.

Kalwia,H.Y.U.,H.BarusdanI.S.Madauna.2015. PengaruhUkuranUmbidan Dosis


Kaliumterhadap Pertumbuhan danHasilProduksiBawang Merah (Allium
ascalonicumL.)Varietas Lembah Palu.Jurnal Agrotekbis, 3 (6) : 655-661.

Napitupulu, D. dan L. Winarto. 2010.Pengaruh Pemberian Pupuk N danK terhadap


Pertumbuhan dan Produksi BawangMerah.JurnalHort.20 (1) : 27-35.

Riadi, Y.A. 2010.Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Pupuk Organik Cair terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau(Skripsi). Pontianak: Universitas
Tanjungpura.

Samadi,Bdan Cahyo,B. 2005.Bawang Merah IntensifikasiUsaha Tani. Kanisius.Yogyakarta.

Sayidatul, U., Anton, P, dan Himmatul, B. 2010. Kajian Penambahan Abu Sekam Padi dari
Berbagai Suhu Pengabuan terhadap Plastisitas Kaolin. Jurnal Alchemy, 1 (2) : 53-
103.

Tarigan, E., Yaya, H., dan Mariati.2015. Respons Pertumbuhan dan ProduksiBawang Merah
(Allium Ascalonicum L.)terhadapPemberian Abu Vulkanik GunungSinabungdan
ArangSekamPadi.JurnalAgroekoteknologi, 3 (3) :956-962.
Wibowo, S. 2005. Budidaya Bawang Putih, Merah dan Bombay. PenebarSwadaya. Jakarta.

Woldetsadik,K.2003.Shallot(Alliumcepa var. ascolonicum) Responses to Plant


NutrientandSoilMoisture ina SubhumitTropical Climate. Doctoral Diss.Dept.Of Crop
Science,SLU.Acta UniversitatisAgriculturae Sueciae.

Anda mungkin juga menyukai