Herbisida
Herbisida atau penyiang gulma (dari bahasa Inggris herbicide) adalah senyawa atau material yang
disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas gulma pengganggu tanaman
utama yang menyebabkan penurunan hasil pertanian.[1] Lahan pertanian biasanya ditanami sejenis
atau dua jenis tanaman pertanian. Namun, tumbuhan lain juga dapat tumbuh di lahan tersebut,
karena kompetisi dalam mendapatkan hara di tanah, perolehan cahaya matahari, dan keluarnya
substansi alelopatik, tumbuhan lain ini tidak diinginkan keberadaannya. Herbisida digunakan sebagai
salah satu sarana pengendalian gulma.
Herbisida pratumbuh (preemergence herbicide) adalah herbisida yang disebarkan pada lahan
setelah diolah, tetapi sebelum benih ditebar (atau segera setelah benih ditebar). Biasanya
herbisida jenis ini bersifat nonselektif, artinya membunuh semua tumbuhan yang ada.
Herbisida pascatumbuh (postemergence herbicide) adalah herbisida yamg diberikan setelah benih
memunculkan daun pertamanya. Herbisida jenis ini harus selektif, maksudnya tidak mengganggu
tumbuhan pokoknya.
Herbisida kontak adalah herbisida yang berguna untuk menyiang gulma dengan cara langsung
mengganggu tanaman untuk berfotositensis, gulma yang secara langsung terkena herbisida
kontak akan mati.
Herbisida sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya dengan mengganggu enzim yang
berperan dalam membentuk asam amino yang dibutuhakan tanaman, dan mudah menyerap ke
seluruh jaringan tanaman, gulma akan mati sampai akar-akarnya.
Contoh:
Glifosat (dari Monsanto) mengganggu sintesis asam amino aromatik karena berkompetisi
dengan fosfoenol piruvat.
Fosfinositrin mengganggu asimilasi nitrat dan amonium karena menjadi substrat
dari enzim glutamin sintase.
Sejumlah produsen herbisida mendanai pembuatan tanaman transgenik yang tahan terhadap
herbisida. Dengan demikian penggunaan herbisida dapat diperluas pada tanaman produksi tersebut.
Usaha ini dapat menekan biaya produksi dalam pertanian berskala besar dengan mekanisasi.
Contoh tanaman tahan herbisida yang telah dikembangkan adalah raps (kanola), jagung, kapas, padi,
kentang, kedelai, dan bit gula.
Kritik lainnya ditujukan pada pemakaian tanaman transgenik tahan herbisida tertentu. Meskipun
dapat menekan biaya, teknologi ini bermotifkan komersial (meningkatkan penggunaan herbisida
merek tertentu). Selain itu, teknologi ini dianggap tidak bermanfaat bagi pertanian non mekanik
(pertanian dengan padat karya) atau berlahan sempit.
https://id.wikipedia.org/wiki/Herbisida 2/2