Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM III

PRAKTIKUM GEODESI SATELIT II


PENGAMATAN GPS DIFERENSIAL

Tanggal Penyerahan: 12 April 2021


Disusun Oleh:
Rama Fanisa Anderiani / 23-2018-003
Kelas A

Nama Asisten:
Kunta Syah T 23-2017-008
Kristian Nugroho 23-2017-014

LAPORAN SURVEI DAN PEMETAAN


PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2021
Praktikum Geodesi Satelit II

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum .............................................................. 1
1.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum ............................................ 1
BAB II DASAR TEORI .................................................................................... 2
2.1 Metode Penentuan Posisi Diferensial ..................................................... 2
2.1.1 Metode Statik ................................................................................. 3
2.2 Pengamatan GNSS Metode Radial ......................................................... 4
2.3 Pengamatan GNSS Metode Jaring ......................................................... 5
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM ...................................................... 6
3.1 Persiapan ............................................................................................... 6
3.2 Peralatan ................................................................................................ 6
3.3 Langkah-Langkah Pengukuran ............................................................... 7
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A i


Praktikum Geodesi Satelit II

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Metode pengamatan diferensial (Hasanuddin Z. Abidin 1994) ........... 3


Gambar 2. Metode Pengukuran Statik (Hasanuddin Z. Abidin 1994) .................. 3
Gambar 3. Metode Pengukuran Statik yang dipadukan dengan statik singkat ...... 4
Gambar 4. Metode Radial ................................................................................... 4
Gambar 5. Metode Jaring ................................................................................... 5

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A ii


Praktikum Geodesi Satelit II

DAFTAR TABEL

Table 1. Alat ....................................................................................................... 6

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A iii


Praktikum Geodesi Satelit II

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum


Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya praktikum pengamatan gps
dengan metode diferensial ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai
cara penggunaan gnss geodetic untuk metode diferensial ini dan juga untuk
mengetahui cara kerja dan kegunaannya.

1.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Praktikum


Adapun tempat dan waktu pelaksaan praktikum ini sebagai berikut :
Tanggal : 31 Maret 2021
Waktu : 08.00 s.d selesai
Tempat : Kediaman masing-masing

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A 1


Praktikum Geodesi Satelit II

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Metode Penentuan Posisi Diferensial


Metode pengamatan ini juga dinamakan relative positioning, dibutuhkan
minimal 2 alat GNSS geodetik, salah satu alat tersebut ditempatkan pada titik yang
diketahui koordinatnya (titik referensi), dan alat yang lain ditempatkan pada posisi
yang ditentukan merupakan relatif terhadap titik referensi tersebut. Prinsip dasarnya
yaitu melakukan proses diferensial untuk melakukan eliminasi dan reduksi terhadap
beberapa kesalahan dan bias, sehingga diperoleh posisi yang lebih akurat.
Efektifitas dari proses diferensial ini sangat tergantung kepada jarak antara titik
referensi dan titik yang akan ditentukan posisinya (panjang baseline), semakin
dekat jaraknya maka akan lebih efektif. Titik yang akan ditentukan bisa dalam
keadaan diam atau bergerak, dan data yang digunakan yaitu pseudorange, phase
atau phase-smoothed pseudorange.
Metode pengamatan ini digunakan untuk kegiatan survey dan pemetaan,
survey geodetik, dan navigasi presisi. Sistem DGPS = Sistem Differential Global
Positioning System. Penentuan Posisi real time secara diferential menggunakan
data pseudorange. Diperlukan suatu sistem komunikasi data tertentu untuk
mengirimkan Koreksi Diferensial. Koreksi Diferensial bisa berupa koreksi
pseudorange (Paling lazim) maupun koreksi koordinat (jarang digunakan).
Ketelitian yang diperoleh 1 s/d 3meter. Digunakan untuk penentuan obyek yang
bergerak atau untuk survei kelautan.Berdasarkan luas wilayah cakupan koreksinya,
sistem DGPS dibedakan atas:
1. LADGPS (Local Area DGPS). Jumlah Stasiun Referensi 1, koreksi
pseudorange, validitas koreksi untuk jarak
2. WADGPS (Wide Area DGPS). Jumlah Stasiun Referensi beberapa,
koreksi vektor (jam satelit, 3 komponen kesalahan orbit, parameter
bias model ionosfer dan troposfer), validitas koreksi sifatnya regional
(wilayah). Sistem ini menggunakan satelit komunikasi untuk
mengirimkan koreksinya. Pelayanan WADGPS dilaksanakan secara
komersial meliputi beberapa kawasan regional di seluruh dunia.

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A 2


Praktikum Geodesi Satelit II

Gambar 1. Metode pengamatan diferensial (Hasanuddin Z. Abidin 1994)


Efektivitas dari differencing process sangat tergantung pada jarak antara
monitor station dengan titik yang akan ditentukan posisinya (semakin pendek
semakin efektif). Titik yang ditentukan posisinya bisa diam (statik) maupun
bergerak (kinematik). Bisa menggunakan data pseudorange atau/dan data
fase.Ketelitian posisi tipikalyang diperoleh : mm – dm. Aplikasi utama : survei
pemetaan, survai geodesi, maupun navigasi berketelitian tinggi.

2.1.1 Metode Statik


Pada metode pengukuran ini titik yang akan ditentukan posisinya tidak
bergerak, pengamatan yang dilakukan bisa secara absolute maupun diferensial, data
pengamatan bisa menggunakan pseudorange dan/atau phase yang selanjutnya
dilakukan pengolahan data setelah pengamatan (post process), keandalan dan
ketelitian yang diperoleh cukup tinggi yaitu di orde milimeter sampai centimeter,
dan biasanya digunakan untuk penentuan titik-titik kontrol survey pemetaan
maupun survey geodetik.

Gambar 2. Metode Pengukuran Statik (Hasanuddin Z. Abidin 1994)

Metode pengukuran statik singkat ini dilakukan dengan sesi pengamatan yang
lebih singkat (5-20 menit), prosedur pengumpulan data di lapangan sama dengan
pengukuran statik, lama pengamatan tergantung pada panjang baseline, jumlah

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A 3


Praktikum Geodesi Satelit II

satelit, serta geometri satelit pengamatan ini berbasiskan metode pengamatan


diferensial dengan menggunakan data phase. Persyaratan mendasar adalah
penentuan ambiguitas phase secara cepat sehingga menuntut penggunaan piranti
lunak pemroses data GNSS yang andal dan canggih. Pada saat melakukan
pengukuran di lapangan memerlukan kondisi satelit geometri yang baik, tingkat
bias dan kesalahan data yang relatif rendah, serta lingkungan yang relatif tidak
menimbulkan multipath, selain itu alat GNSS yang digunakan diharapkan
mempunyai data dual frekuensi. Ketelitian relatif posisi titik yang diperoleh adalah
dalam orde centimeter, pengukuran statik singkat ini diantaranya digunakan untuk
survey pemetaan dengan orde tidak terlalu tinggi, perapatan titik dan survey
rekayasa

Gambar 3. Metode Pengukuran Statik yang dipadukan dengan statik singkat

2.2 Pengamatan GNSS Metode Radial


Metode radial adalah metode yang pengamatannya hanya dilakukan pada satu
titik saja. Umumnya menghasilkan tingkat ketelitian posisi yang rendah, namun
waktu survei lebih cepat yang berdampak pada biaya operasional yang lebih rendah.

Gambar 4. Metode Radial


Adapun ciri-ciri metode radial adalah sebagai berikut :
1. Memiliki empat baseline bebas
2. Geometri untuk penentuan posisi relative lemah
3. Ketelitian posisi yang diperoleh relative lemah

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A 4


Praktikum Geodesi Satelit II

4. Waktu pengumpulan dan pengolahan data relative cepat


5. Jumlah receiver dan sesi pengamatan yang diperlukan sedikit
6. Biaya untuk logistic, transportasi, dan akomodasi relatif murah
7. Control kualitas relative lemah

2.3 Pengamatan GNSS Metode Jaring


Metode jaring adalah metode yang pengamatannya diukur lebih dari satu kali.
Dalam moda jaring ada hal yang pelu diperharikan yaitu mengenai baseline tivial.
Baseline trivial adalah baselune yang dapat diturunkan dari baseine-baseline lain
dari satu sesi pengamatan. Baseline yang bukan trivial dinamakan sebagai baseline
bebas (independent). Pada satu sesi pengamatan, jika ada sejumlah n receiver yang
beroperasi secara simultan maka akan ada sebanyak (n-1) baseline bebas yang dapat
terdiri dari beberapa kombinasi. Set dari (n-1) baseline bebas yang akan digunakan
dapat mempengaruhi kualitas dari posisi titik yang diperoleh. Baseline trivial dan
baseline bebas ini apabila digunakan empat receiver GPS maka dapat berjalan
secara simultan.

Gambar 5. Metode Jaring


Adapun ciri-ciri metode jaring ini sebagai berikut :
1. Memiliki sepuluh baseline bebas
2. Geometri untuk penentuan posisi relative kuat
3. Ketelitian posisi yang diperoleh lebih tinggi
4. Waktu pengumpulan dan pengolahan data memakan waktu yang
cukup lama
5. Jumlah receiver dan sesi pengamatan yang diperlukan lebih lam
6. Biaya untuk logistic, transportasi, dan akomodasi relatif mahal
7. Control kualitas baik

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A 5


Praktikum Geodesi Satelit II

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam pelaksaan pengamatan gps dengan metode
diferensial adalah sebagai berikut :
1. Peta kerja dan informasi mengenai lokasi survey
2. Baterai cadangan dan chargernya
3. Srup parameter receiver (disesuaikan dengan keperluan)
4. Pastikan sudah memiliki data koordinat untuk titik referensi yang akan
dipakai
5. Pemilihan lokasi pengukuran yaitu lokasi yang sebaiknya terbuka, hindari
jalur transmisi tegangan tinggi dan juga stasiun pemancar radio

3.2 Peralatan
Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :
Table 1. Alat
No. Gambar Keterangan
1 2 buah receiver
GNSS Geodetik

2 1 buah Statif

3 Tribah

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A 6


Praktikum Geodesi Satelit II

4 Meteran

5 1 buah pole atau stick


untuk memasang
receiver yang bergerak
mobile

6 Aki

3.3 Langkah-Langkah Pengukuran


Tahapan yang dilaksanakan dalam pengamatan gps dengan metode
diferensial adalah sebagai berikut:
1. Ukur Tinggi Alat dari bawah titik hingga garis yang terdapat pada rceiver
2. Nyalakan receiver GNSS
3. Setting interval dan elevation angle sesuai dengan kebutuhan pengamatan
4. Tentukan titik yang telak diketahui koordinatnya
5. Pasang base diatas titik yang telah diketahui koordinatnya
6. Rekam dengan posisi rover relative
7. Rover mengukur secara mobile
8. Base harus tetap menyala selama proses pengukuran masih berlangsung
9. Rover berpindah tempat sesuai dengan keinginan misalnya 1.5 jam sekali
rover berpindah tempat ke titik pengukuran yang lain

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A 7


Praktikum Geodesi Satelit II

BAB IV
KESIMPULAN

Prinsip dasarnya yaitu melakukan proses diferensial untuk melakukan


eliminasi dan reduksi terhadap beberapa kesalahan dan bias, sehingga diperoleh
posisi yang lebih akurat. Efektifitas dari proses diferensial ini sangat tergantung
kepada jarak antara titik referensi dan titik yang akan ditentukan posisinya (panjang
baseline), semakin dekat jaraknya maka akan lebih efektif. Metode pengamatan ini
digunakan untuk kegiatan survey dan pemetaan, survey geodetik, dan navigasi
presisi. Pada pengamatan metode static titik yang akan ditentukan posisinya tidak
bergerak, pengamatan yang dilakukan bisa secara absolute maupun diferensial, data
pengamatan bisa menggunakan pseudorange dan/atau phase yang selanjutnya
dilakukan pengolahan data setelah pengamatan (post process), keandalan dan
ketelitian yang diperoleh cukup tinggi yaitu di orde milimeter sampai centimeter,
dan biasanya digunakan untuk penentuan titik-titik kontrol survey pemetaan.
Metode radial adalah metode yang pengamatannya hanya dilakukan pada satu titik
saja. Umumnya menghasilkan tingkat ketelitian posisi yang rendah sedangkan
metode jaring adalah metode yang pengamatannya diukur lebih dari satu kali.
Dalam moda jaring ada hal yang pelu diperharikan yaitu mengenai baseline tivial.
Pengamatan gps dengan metode ini relatif mudah digunakan, kemudian pada
titik yang digunakan sebagai base sebaiknya perhatikan kembali apakah dengan
menempatkan receiver di titik tersebut bisa menangkap chanel satelit sesuai dengan
ketentuan.

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A 8


Praktikum Geodesi Satelit II

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, H. Z. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya, PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.
Abidin, H. 2001. Geodesi Satelit. Jakarta: Pradnya Paramita.
Abidin, H. Z. 2006. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya, PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.
Abidin, H. Z. 2007. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya, Cetakan ke-3,
PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2002. Sni 19-6724-2002 Jaring Kontrol Horizontal.
Wahyono Budi, Eko., Suhattanto Arif, Muh. 2019. Modul Survey Satelit Petanahan.
Program Studi Diploma IV Pertanahan. Kementerian Agraria Dan Tata
Ruang/Bpn Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta.

Rama Fanisa Anderiani / 232018003 / A 9

Anda mungkin juga menyukai