Pemeriksaan apnea (tes apnea) langkah-langkah sebagai berikut: (1,3)
Kematian batang otak didefinisikan c. usia lebih dari 1 tahun sampai secara khas dilakukan setelah evaluasi a. Pasang pulse-oxymeter dan putuskan sebagai hilangnya seluruh fungsi otak, dengan kurang dari 18 tahun, refleks batang otak yang kedua(3). hubungan ventilator termasuk fungsi batang otak, secara periode interval observasi 12 HILANGNYA REFLEKS BATANG b. Berikan oksigen 100%, 6 L/menit ireversibel. Tiga tanda utama manifestasi jam OTAK: (1,3) ke dalam trakea (tempatkan kanul kematian batang otak adalah d. usia 18 tahun ke atas, periode Pupil: setinggi carina) koma dalam, hilangnya seluruh refleks interval observasi berkisar 6 a. Tidak terdapat respon terhadap c. Amati dengan seksama adanya batang otak, dan apnea(3,4). jam cahaya / refleks cahaya negatif gerakan pernafasan (gerakan Seorang pasien yang telah ditetapkan 5. Penilaian klinis ulang refleks batang b. Ukuran: midposisi (4 mm) sampai dinding dada atau abdomen mengalami kematian batang otak otak dilatasi (9 mm) yang menghasilkan volume tidal berarti secara klinis dan legal-formal 6. Tes apnea Gerakan bola mata /gerakan okular: adekuat) telah meninggal dunia. Hal ini dituangkan 7. Pemeriksaan konfirmatif apabila a. Refleks okulosefalik negatif (pengujian d. Ukur PaO2, PaCO2, dan pH setelah dalam pernyataan IDI tentang terdapat indikasi dilakukan hanya apabila kira-kira 8 menit, kemudian ventilator Mati dalam SK PB IDI No.336/PB 8. Persiapan akomodasi yang sesuai secara nyata tidak terdapat retak disambungkan kembali IDI/a.4 tertanggal 15 Maret 1988 yang 9. Sertifikasi kematian batang otak atau ketidakstabilan vertebrae e. Apabila tidak terdapat gerakan disusul dengan SK PB IDI No.231/ 10. Penghentian penyokong kardiorespirasi cervical atau basis kranii) pernafasan, dan PaCO2 ≥ 60 PB.A.4/07/90. Dalam fatwa tersebut EVALUASI KASUS KOMA b. Tidak terdapat penyimpangan mmHg (atau peningkatan PaCO2 dinyatakan bahwa seorang dikatakan Penentuan kematian batang otak / deviasi gerakan bola mata terhadap lebih atau sama dengan nilai dasar mati, bila fungsi pernafasan dan jantung memerlukan identifikasi kasus koma irigasi 50 ml air dingin di normal), hasil tes apnea dinyatakan telah berhenti secara pasti atau ireversibel beserta penyebab koma setiap telinga (membrana timpani positif (mendukung kemungkinan irreversible, atau terbukti telah terjadi yang paling mungkin. Cedera kepala harus tetap utuh; pengamatan 1 klinis kematian batang otak) kematian batang otak(5,6). berat, perdarahan intraserebral hipertensif, menit setelah suntikan, dengan interval f. Apabila terdapat gerakan pernafasan, Diagnosis kematian batang otak merupakan perdarahan subarachnoid, jejas tiap telinga minimal 5 menit) tes apnea dinyatakan negatif diagnosis klinis. Tidak diperlukan otak hipoksik-iskemik, dan kegagalan Respon motorik facial dan sensorik facial: (tidak mendukung kemungkinan pemeriksaan lain apabila pemeriksaan hepatik fulminan adalah merupakan a. Refleks kornea negatif klinis kematian batang otak) klinis (termasuk pemeriksaan penyebab potensial hilangnya fungsi b. Jaw reflex negatif (optional) g. Hubungkan ventilator selama tes refleks batang otak dan tes apnea) dapat otak yang bersifat ireversibel(3). c. Tidak terdapat respon menyeringai apnea apabila tekanan darah sistolik dilaksanakan secara adekuat. Apabila Dokter perlu menilai tingkat dan reversibilitas terhadap rangsang tekanan turun sampai < 90 mmHg temuan klinis yang sesuai dengan koma, serta potensi berbagai dalam pada kuku, supraorbita, (atau lebih rendah dari batas nilai kriteria kematian batang otak atau kerusakan organ. Dokter juga atau temporomandibular joint normal sesuai usia pada pasien pemeriksaan konfirmatif yang mendukung harus menyingkirkan berbagai faktor Refleks trakea dan faring: < 18 tahun), atau pulse-oxymeter diagnosis kematian batang perancu, seperti intoksikasi obat, a. Tidak terdapat respon terhadap mengindikasikan adanya desaturasi otak tidak dapat diperoleh, diagnosis blokade neuromuskular, hipotermia, rangsangan di faring bagian posterior oksigen yang bermakna, atau kematian batang otak tidak dapat atau kelainan metabolik lain yang dapat b. Tidak terdapat respon terhadap terjadi aritmia kardial. ditegakkan(3). menyebabkan koma namun masih pengisapan trakeobronkial / tracheobronchial i. Segera ambil sampel darah arterial LANGKAH PENETAPAN KEMATIAN berpotensi reversible. suctioning dan periksa analisis gas darah. BATANG OTAK Koma dalam: tidak adanya respon TES APNEA ii. Apabila PaCO2 ≥ 60 mmHg atau Langkah-langkah penetapan kematian motorik serebral terhadap rangsang Secara umum, tes apnea dilakukan peningkatan PaCO2 ≥ 20 mmHg di batang otak meliputi hal-hal berikut:(1,3) nyeri di seluruh ekstremitas (nailbed setelah pemeriksaan refleks batang atas nilai dasar normal, tes apnea 1. Evaluasi kasus koma pressure) dan penekanan di otak yang kedua dilakukan. Tes apnea dinyatakan positif. 2. Memberikan penjelasan kepada supraorbital(1,3). dapat dilakukan apabila kondisi prasyarat iii. Apabila PaCO2 < 60 mmHg atau keluarga mengenai kondisi terkini terpenuhi, yaitu: (1,3) peningkatan PaCO2 < 20 mHg diatas nilai dasar pasien PENILAIAN KLINIS REFLEKS BATANG a. Suhu tubuh ≥ 36,5 °C atau 97,7 °F normal, hasil pemeriksaan 3. Penilaian klinis awal refleks batang OTAK b. Euvolemia (balans cairan positif belum dapat dipastikan otak Penentuan kematian batang otak memerlukan dalam 6 jam sebelumnya) dan perlu dilakukan tes konfirmasi 4. Periode interval observasi penilaian fungsi otak oleh c. PaCO2 normal (PaCO2 arterial ≥ 40 FAKTOR PERANCU a. sampai dengan usia 2 bulan, minimal dua orang klinisi dengan interval mmHg) Kondisi-kondisi berikut dapat mempengaruhi periode interval observasi 48 waktu pemeriksaan beberapa jam. d. PaO2 normal (pre-oksigenasi arterial diagnosis klinis mati batang jam Tiga temuan penting pada kematian PaO2 arterial ≥ 200 mmHg) otak, sehingga hasil diagnosis tidak dipastikan b. usia lebih dari 2 bulan sampai batang otak adalah koma dalam, hilangnya Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, hanya berdasarkan pada alasan dengan 1 tahun, periode interval seluruh refleks batang otak, dan dokter melakukan tes apnea dengan klinis. Pada keadaan ini pemeriksaan konfirmatif direkomendasikan: (3,4) Beberapa tes konfirmatif yang biasa a. Trauma spinal servikal berat atau dilakukan antara lain: (1,3,4) trauma fasial berat a. Angiography (conventional, computerized b. Kelainan pupil sebelumnya tomographic, magnetic c. Level toksis beberapa obat sedatif, resonance, dan radionuclide): aminoglikosida, antidepresan kematian batang otak ditegakkan trisiklik, antikolinergik, obat apabila tidak terdapat pengisian antiepilepsi, agen kemoterapi, intraserebral (intracerebral filling) atau agen blokade neuromuskular setinggi bifurkasio karotis atau sirkulus d. Sleep apnea atau penyakit paru Willis berat yang mengakibatkan retensi b. Elektroensefalografi: kematian kronis CO2 batang otak ditegakkan apabila Manifestasi berikut terkadang tampak tidak terdapat aktivitas elektrik dan tidak boleh diinterpretasikan sebagai setidaknya selama 30 menit bukti fungsi batang otak(3,4): c. Nuclear brain scanning: kematian a. Gerakan spontan ekstremitas selain batang otak ditegakkan apabila dari respon fleksi atau ekstensi tidak terdapat ambilan (uptake) patologis isotop pada parenkim otak dan/ b. Gerakan mirip bernafas (elevasi dan atau jaringan vaskular, bergantung aduksi bahu, lengkungan punggung, teknik isotop (hollow skull ekspansi interkosta tanpa volume phenomenon) tidal yang bermakna) d. Somatosensory evoked potentials: c. Berkeringat, kemerahan, takikardi kematian batang otak ditegakkan d. Tekanan darah normal tanpa dukungan apabila tidak terdapat respon farmakologis, atau peningkatan N20-P22 bilateral pada stimulasi mendadak tekanan nervus medianus darah e. Transcranial doppler ultrasonography: e. Tidak adanya diabetes insipidus kematian batang otak ditegakkan f. Refleks tendon dalam, refleks abdominal oleh adanya puncak sistolik superfisial, respon fleksi kecil (small systolic peaks) pada tripel awal sistolik tanpa aliran diastolik g. Refleks Babinski (diastolic flow) atau reverberating PEMERIKSAAN KONFIRMATIF APABILA flow, mengindikasikan adanya resistensi TERDAPAT INDIKASI yang sangat tinggi (very Diagnosis mati batang otak merupakan high vascular resistance) terkait diagnosis klinis. Tidak diperlukan peningkatan tekanan intrakranial pemeriksaan lain apabila pemeriksaan yang besar klinis (termasuk pemeriksaan refleks batang otak dan tes apnea) dapat dilaksanakan secara adekuat. Pada beberapa pasien dengan kondisi tertentu seperti cedera servikal atau kranium, instabilitas kardiovaskular, atau faktor lain yang menyulitkan pemeriksaan klinis untuk menegakkan diagnosis mati batang otak, perlu dilakukan tes konfirmatif(1,3,4). Pemilihan tes konfirmatif sangat tergantung pada pertimbangan praktis, mencakup ketersediaan, kemanfaatan, dan kerugian yang mungkin terjadi.