Anda di halaman 1dari 13

Makalah

“ Sistem Endoktrin ’’

NAMA : Bella Gusmiarti


Tingkat :1 B D3 KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


JURUSAN D3 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020

Makalah Sistem Endokrin


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin disusun oleh kelenjar-kelenjar
endokrin.Kelenjar endokrin mensekresikan senyawa kimia yang disebut hormon.
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang mengatur kerja proses
fisiologis tubuh.

Gambar 1.1 letak kelenjar endokrin pada manusia


Tabel nama dan letak kelenjar endokrin dalam tubuh.
N Kelenjar Nama Lain Letak
o
1 Hipofisis Kelenjar pituitari Dibagian dasar cerebrum, dibawah
hipotalamus
2 Tiroid Kelenjar gondok Didaerah leher dekat jakun
3 Paratiroid Kelenjar anak Dibagian (dorsal) belakang dari
gondok kelenjar tiroid

4 Kelenjar Kelenjar pulau- Dekat lambung


pancreas pulau langerhans
5 Kelenjar Kelenjar kelamin Laki-laki : testis
gonad Perempuan: ovarium
6 Kelenjar Kelenjar supra Di atas ginjal
adrenalin renalis
7 Kelenjar Kelenjar kacangan Di daerah dada
timus

A.    Sistem Kerja Hormon


Kerja system endokrin lebih lambat dibandingkan dengan system saraf, sebab
untuk mencapai sel target hormon harus mengikuti aliran system transportasi.Hormon
bekerjasama dengan system saraf untuk mengatur pertumbuhan dan tingkah
keseimbangan internal, reproduksi dan tingkah laku.Kedua system tersebut
mengaktifkan sel untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya dengan menggunakan
messenger kimia. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan atau messenger kimia"
dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, dan mempengaruhi sel
target yang ada diseluruh tubuh, dan selanjutnya sel target akan menerjemahkan
"pesan" tersebut menjadi suatu tindakan.
Messenger kimia dalam system neuron adalah neurotransmitter.
Neurotransmitter bergerak melalui celah sinapsis, hingga mencapai sel target.Sel target
memiliki reseptor sebagai alat untuk mengenali impuls atau rangsangan. Ikatan antara
reseptor dengan hormon didalam atau diluar sel target, menyebabkan respon pada sel
target.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla
adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika
keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian
diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon,
maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung
saraf.
1.      Struktur
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan
sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal,
seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar
eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya,
kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin
termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
2.      Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan
atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan.
Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1.    Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
1.    Menstimulasi urutan perkembangan
2.    Mengkoordinasi sistem reproduktif
3.    Memelihara lingkungan internal optimal
4.    Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
3.      Klasifikasi
Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut
dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk
polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan
katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak
termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron)
dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem
mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan
bebas.
4.      Karakteristik
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri,
namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut. Hormon disekresi dalam salah
satu dari tiga pola berikut (1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam
periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada
pagi hari dan turun pada malam hari. (2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik
turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan
puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. (3) Tipe sekresi hormonal
yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon
paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau
negatif dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan
optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan
biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai,
yang melalukan : fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan
interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan
hormone dari kelenjar lainnya. Hormone secara konstan di reactivated oleh hepar atau
mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
5.      Regulasi
Peran hipotalamus dan kelenjar hipofise
Dua kelenjar endokrin yang utama ádalah hipotalamus dan hipofise. Aktivitas
endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang
menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons
terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron
dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini
bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur pembentukan dan
sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh
infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari
masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ
dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang
dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus.
Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon
tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.
Sistem umpan balik
Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala kadar
hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar
hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar hormon
mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya peningkatan
sekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang peningkatan pelepasan kortisol
dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar
substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan dikontrol
melalui Sistem umpan balik. Pelepasan insulin dari pulau langerhan di pankreas
didorong oleh kadar glukosa darah.
Aktivasi sel-sel target
Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel
berfungsi dengan satu atau dua metoda, pertama melalui penggunaan mediator
intraselular dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator
intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan
permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan
mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan
dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi
glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi dengan gen, gen akan
mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (mis., enzim, steroid).
Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.1. Struktur dan fungsi
hipotalamusHipotalamus terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat
dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius) Hipotalamus sebagai pusat tertinggi
sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan
saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol
sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise
posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret
hipotalamus ke hipofise disebut portal hipotalamik hipofise. Hormon-hormon
hipotalamus antara lain:a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormonb. ACIH :
Adrenocortico Inhibiting Hormonc. TRH : Tyroid Releasing Hormpnd. TIH : Tyroid
Inhibiting Hormone. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormonf. GnIH : Gonadotropin
Inhibiting Hormong. PTRH : Paratyroid Releasing Hormonh. PTIH : Paratyroid Inhibiting
Hormoni. PRH : Prolaktin Releasing Hormonj. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormonk. GRH :
Growth Releasing Hormonl. GIH : Growth Inhibiting Hormonm. MRH : Melanosit
Releasing Hormonn. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon

Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi
hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian
posterior dikontrol melalui kerja saraf.
Struktur dan Fungsi Hipofise
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval
dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan
bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga
disebut adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari
jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang
menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan
jaringan saraf.
Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior dan
posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi yang ada
mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating hormon (MSH).
Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hormon
yang disekresi yaitu:
a.       Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori, berdiameter
350-500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah yang menghasilkan
hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan.
b.      Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-350 nm,
menghasilkan prolaktin atau laktogen.
c.       Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori dengan
diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.
d.      Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung granula sekretori,
menghasilakan FSH dan LH. Ssel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm,
merupakan granula terbesar, menghasilkan ACTH.

e.       Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% “sel kelenjar hipofise
tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan karena itu disebut
sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel
foli-kular adalah sel-sel yang berfolikel.Hipofise menghasilkan hormon tropik dan
nontropik. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran
sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan
hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland.

A.    Kelenjar Tiroid
1.      Struktur Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid,
disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.
Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih
kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli
yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini
terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid
mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri
tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea
inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid
mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi
oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan
kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh
parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang
diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi
ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP
sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh
ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT).
Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri
iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin
(T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh
tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan
dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).
2.      Fungsi Kelenjar Tiroid
Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:
a.       Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan
metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini
pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testes.
b.      Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan
cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat
dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah
menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
c.       Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan
saraf dan tulang.
d.      Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.
e.       Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi
otot dan menambah irama jantung.f. Merangsang pembentukan sel darah merahg.
Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan oksigen akibat metabolisme h. Bereaksi sebagai antagonis
insulinTirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama
menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang.
Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum.
Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan
sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin.
Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.

B.     Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus
kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini
terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian
terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau
parathormon disingkat PTH. Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat
tubuh. Organ :argetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap
tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum :neningkat. Di
tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi
peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan
meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran
Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek
PTH lebih besar terhadap tulang. Factor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar
kalsium serum di samping tentunya PTSH.
 A.    Kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan
terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar
2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan splenikus.
Pankrea berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai
organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri
tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang menghasilkan glukoagon, sel
beta yang menghasilkan insulin, dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin namun
fungsinya belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak.
Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat ,dipengaruhi oleh
kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara
umum, insulin menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk glukagon meningkatkan
kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam
amino darah meningkat. Efek glukoagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan
epinefrin.Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis
(pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino
dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan
karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis (pemecahan
lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah, insulin sebagai hormon anabolik
terutama akan meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel di jaringan.

B.     Kelenjar Adrenal
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis
karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal
karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla.
Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya
korteks yang esensial untuk kehidupan.
a.       Korteks adrenal
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal
dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid
yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.

b.      Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona
glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan
meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya
membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.
c.       Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama
pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisms
glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme
protein; keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan terhadap
stresor.
d.      Hormon seks
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. Umumnya
adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah
besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh
kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis.
C.    Kelenjar Gonad
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu
kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada
minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa
prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat
penurunan inhibisi steroid.
a.       Testes Dua buah testes ada dalam skrotum.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.
Menghasilkan hormone testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron
diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk
memulai dan mempertahankan spermatogenesis.Estrogen mempunyai efek
menurunkan konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap FSH
sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH.
Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus.Efek
testosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah
pria. Pada masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda
seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan
alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta
perkembangan sifat agresif.
b.       Ovarium
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada
masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron
akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk
menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi.
Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum.
Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.

A.    Fatofisiologi Umum Gangguan Sistem Endokrin


Untuk memudahkan pengertian kita tentang patofisiologi pada berbagai kelainan kelenjar
endokrin, berikut akan dihantarkan gambaran sepintas tentang patofisiologi umum
gangguan
endokrin, mengingat fungsi sistem endokrin yang kompleks dan rumit mencakup
mekanisme
kerja hormonal dan adanya mekanisme umpan balik yang negatif yang sudah barang tentu
akan
mempengaruhi perjalanan penyakit.
Seperti lazimnya kelainan-kelainan pada organ tubuh, pada kelenjar endokrin pun berlaku
hal
yang sama dimana gangguan fungsi yang terjadi dapat diakibatkan oleh:
Ø  Peradangan atau infeksi
Ø  Tumor atau keganasan
Ø  Degenerasi
Ø  Idiopatik
Dampak yang ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas terhadap kelenjar endokrin
dapat berupa:
Ø  Perubahan bentuk kelenjar tanpa disertai perubahan sekresi hormonal
Ø  Peningkatan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin sering diistilahkan
dengan hiperfungsi kelenjar.
Ø  Penurunan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan diistilahkan
dengan hipofungsi kelenjar.
Adanya hubungan timbal balik antara kelenjar hipofise sebagai master of gland
dengan kelenjar targetnya, hipofise terhadap hipotalamus serta jaringan atau organ
sasaran dengan kelenjar target, memungkinkan penyebab dari suatu kasus dapat lebih
dari satu; artinya mungkin saja penyebab ada pada jaringan/organ sasaran, atau pada
kelenjar target, ataupada kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh karena itu, untuk
tujuan kemudahan dalam penanggulangannya maka dalam setiap kasus akan di
dipaparkan kemungkinan penyebabnya baik yang bersifat primer, sekunder,atau tertier.
penyebab yang bersifat primer bila penyebabnya ada pada kelenjar penghasil
hormon itu sendiri. Bersifat sekunder, bila penyebabnya ada pada kelenjar di atasnya.
Bersifat tertier, bila penyebabnya di luar primer dan sekunder seperti penggunaan obat-
obatan tertentu ataupun kelainan pada organ tubuh tertentu yang dapat mempengaruhi
fungsi kelenjar.Seperti bila terjadi peningkatan ACTH (hormon hipofise) pada serum
yang akan menyebabkan hiperfungsi kelenjar adrenal sehingga terjadi hipersekresi
hormon-hormon adrenal maka penyebabnya disebut sekunder.Disebut penyebab
primer bila penyebapnya ada pada kelenjar adrenal sendiri. Disebut tertier bila
penyebabnya diluar kedua penyebab diatas. Misalnya, pengunaan obat-obatan yang
dapat merangsang ACTH atau merangsang sekresi hormon adrenal. Untuk
pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi berbagai kelainan endokrin, ada dua
hal utama yang harus dipahami dengan baik.Efek dari setiap hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin terhadap jaringan endokrin dan terhadap jaringan atau organ
sasarannya.Fungsi organ/jaringan sasaran dari setiap hormon.
                                                 BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau
organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar,
pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air
mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.
Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
Hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut
dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis.,
dopamin, norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis.,
estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis.,
tiroksin).

B.     Saran
Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah
tersusun. Namun, hanya lebih pendekatan pada study banding atau membandingkan
beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Yang semoga bisa
memberi tambahan pada hal yang terkait dengan materi perkuliahan Anatomi Fisiologi.
Penulisan makalah ini sangat jauh dari sempurna, baik isi materi maupun
susunan struktur penulisannya. Maka dari itu penulis sangat berharap saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://arsal-gudangilmu.blogspot.com/2011/03/sistem-endokrin-pada-mollusca-dan.html
http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/04/sistem-endokrin.html
J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran. Tangerang : Binarupa Aksara
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai