PENYELESAIAN KONFLIK
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan
Disusun oleh :
Kelompok 6
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat serta Karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Manajemen
Konflik dalam Keperawatan ”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
dengan adanya kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Konflik........................................................................3
2.2 Penyebab Konflik.........................................................................4
2.3 Kategori Konflik...........................................................................8
2.4 Proses Konflik..............................................................................10
2.5 Strategi Penyelesaian Konflik......................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................17
3.2 Saran............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
konflik sebagai masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai akaibat dari
dua orang atau lebih. Konflik serign terjadi pada setiap pada setiap tatanana
keperawatan. (Nursalam,2002). Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
konflik diantaranya perilaku yang menentang, stress, kondisi ruangan,
kewenangan dokter – perawat, keyakinan, kekaburan tugas, kekurangan sumber
daya, proses perubahan, imbalan dan masala komunikasi ( Arwani, 2006 ).
Manajemen konflik kolaborasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan, sedangkan manajemen konflik kompetisi, menghindar dan akomodasi
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan ( Sinaga, 2010 ). Sikap
pimpinan dalam kepemimpinannya sangat mempengaruhi penyelesaian konflik
( Fathoni, 2006 ).
1
2
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memahami pengertian konflik.
b. Untuk memahami penyebab konflik.
c. Untuk memahami kategori konflik.
d. Untuk memahami proses konflik.
e. Untuk memahami strategi penyelesaian konflik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konflik merupakan kondisi yang muncul karena adanya perbedaan ide, nilai,
perasaan antara dua orang atau lebih. Nilai yang berbeda, komunikasi yang tidak
memadai, saling ketergantungan disertai dengan perubahan telah menjadi
beberapa sumber utama konflik ( Moisoglou, dkk, 2014 ).
Konflik merupakan sebuah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai
akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai atau keyakinan dari dua orang atau
lebih (Nursalam, 2011).
Konflik adalah sebagai perselisihan internal atau external akibat adanya perbedaan
gagasan, nilai, atau perasaan antara dua orang atau lebih (Marquis & Huston,
2010
3
4
2. Hambatan komunikasi
Konflik jugadapat terjadi jika komunikasi dalam suatu komunikasi tidak
berjalan lancar, kondisi yang seperti ini akan menimbulkan
misunderstanding/kesalahpahaman.
3. Tekanan Waktu
Ini juga dapat memicu adanya konflik, jika dalam suatu komunitas tidak
dapat memanage waktu dengan baik dan menggunakannya secara efektif
dalam mencapai target yang ditentukan.
6. Perbedaan status
Juga termasuk pemicu munculnya konflik, karena adanya yang merasa
superioritas/diatas daripada yang lain.
5
8. Perilaku menentang
Dapat menimbulkan konflik yang menghasilkan perasaan bersalah pada
seseorang dimana perilaku itu ditunjukan.
( Nursalam, 2011 )
c. Kondisi ruangan yang terlalu sempit atau tidak kondusif untuk melakukan
kegiatan-kegiatan rutin dapat memicu terjadinya konflik. Hal yang
memperburuk keadaan dalam ruangan dapat berupa hubungan yang
monoton atau konstan diantara individu yang terlibat didalamnya, terlalu
banyaknya pengunjung pasien dalam suatu ruangan atau bangsal mampu
memperparah kondisi ruangan yang mengakibatkan terjadinya konflik.
e. Perbedaan nilai atau keyakinan antara satu orang lain dengan yang lainnya
dapat menyebabkan terjadinya konflik. Perawat begitu percaya dengan
persepsinya tentang pendapat klien sehingga menjadi tidak yakin dengan
pendapat yang diusulkan oleh profesi atau tim kesehatan lainnya. Keadaan
ini akan semakin kompleks jika perbedaan keyakinan, nilai, dan persepsi
telah melibatkan pihak diluar tim kesehatan yaitu keluarga pasien.
i. Proses yang terlalu cepat atau proses perubahan yang terlalu lambat dapat
memunculkan konflik. Individu yang tidak siap dengan perubahan
memandang perubahan sebagai suatu ancaman.
j. Imbalan jika dikaitkan dengan pembagian yang tidak merata antara satu
orang dengan orang lain dapat menyebabkan munculnya konflik. Pemberian
imbalan yang tidak didasarkan atas pertimbangan profesional sering
menimbulkan masalah yang pada ahirnya menimbulkan suatu konflik.
1. Konflik Intrapersonal
Konflik Intrapersonal adalah konflik yang terjadi pada individu itu sendiri.
Keadaan ini merupakan masalah internal untuk mengklarifikasi masalah nilai
dan keinginan dari konflik yang terjadi. Hal ini dimanifestasikan sebagai
akibat dari manifestasi peran.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih dimana nilai, tujuan
dan keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang dengan
konstan berinteraksi dengan orang lain sehingga ditemukan perbedaan-
perbedaan.
(Nursalam,2011)
9
Menurut Manik ( 2016 ), tinjauan konflik berdasarkan pihak yang terlibat dapat
dibedakan menjadi beberapa bentuk, antara lain :
1. Konflik laten
Tahapan konflik yang terjadi terus – menerus (laten) dalam suatu organisasi.
Misalnya, kondisi tentang keterbatasan staf dan perubahan yang cepat.
Kondisi tersebut memicu terhadap ketidakstabilan organisasi dan kualitas
produksi, meskipun konflik yang ada terkadang tidak nampak secara nyata
atau tidak pernah terjadi.
4. Resolusi Konflik
Adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua orang
yang terlibat didalamnya dan prinsip win – win solution.
11
Menurut Filley dikutip dari Monica 1998, Proses konflik ada enam tahapan yaitu :
pertama, kondisi yang mendahului, konflik yang dipersepsi, konflik yang
dirasakan, perilaku yang dinyatakan, penyelesaian atau penekanan
Kondisi-kondisi pendahulu
Perilaku konflik
Penyelesaian konflik
1. Tahap pertama :
Terdapat kondisi-kondisi yang bersifat laten, yang menjadi pencetus
terjadinya konflik.
2. Tahap kedua :
Konflik dipersepsikan oleh kedua belah pihak bila mereka mempunyai
persepsi bahwa tujuan mereka dihalangi.
3. Tahap ketiga :
Konflik dirasakan oleh individu atau kelompok dan dengan cepat
memberikan tanggapan yang emosional pada pihak lain. Kalau konflik sudah
dirasakan akan dapat menghambat kegiatan. Bila konflik tidak diselesaikan
akan dapat berkembang lebih besar.
13
4. Tahap keempat :
Konflik dimanifestasikan dengan persaingan, debat, saling mengalahkan atau
menyelesaikan masalah.
5. Tahap kelima :
Hasil akhir konflik akan memberi dampak pada kedua belah pihak. Jika
konflik dapat diatasi sebelum tahap keempat, maka hasil konflik akan
meningkatkan hubungan kerja. Tetapi bila tidak terselesaikan akan
memperburuk hubungan kerja.
2. Kompetisi
Strategi ini dapat diartikan sebagai win-lose situation. Penyelesaian ini
menekankan hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa
mempertimbangkan kalah. Akibat negative dari strategi ini adalah
kemarahan, putus asa, dan keinginan untuk perbaikan dimasa mendatang.
14
4. Smoothing
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi
komponen emosional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat
dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan dari pada perbedaan dengan
penuh kesadaran dan introspeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan pada konflik
yang ringan tetapi tidak dapat dipergunakan pada konflik besar, misalnya
persaingan pelayanan atau hasil produksi.
5. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang
masalah yang dihadapi tetapi memilih untuk menghindar atau tidak
menyelesaiakan masalah. Strategi ini dipilih bila ketidaksepakatan
membahayakan kedua pihak, biaya penyelesaian lebih besar daripada
menghindar, atau perlu orang ketiga dalam menyelesaikannya, atau jika
masalah dapat terselesaikan dengan sendirinya.
6. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi win-win solution. Dalam kolaborasi, kedua
belah pihak yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerja sama dalam
mencapai suatu tujuan. Karena keduanya yakin akan tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan. Strategi kolaborasi tudak akan berjalan jika kompetisi
insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok yang terlibat tidak
mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan tidak adanya
kepercayaan diri kedua kelompok atau seseorang.
15
1. Menghindar
Menghindar dari suatu konflik merupakan cara yang sering dilakukan
seseorang untuk mencegah terjadinya konfrontasi. Menghindar merupakan
keinginan untuk menjauhkan diri atau menekan suatu konflik. Cara ini
dilakukan manajer bila masalahnya tidak mengganggu pekerjaan, dan
diharapkan masalahnya dapat diselesaikan sendiri atau hilang sendiri (lose –
lose situation).
2. Mengakomodasi
Bersikap akomodatif dalam penyelesaian konflik adalah suatu pola dimana
satu pihak menerimakepentingan pihak lain diatas kepentingan sendiri dan ini
dilakukan bila masalah tersebut bukan masalah penting atau satu pihak adalah
pihak yang kuat (lose – win outcome).
3. Bersaing
Suatu pola untuk memuaska kepentingan sendiri dengan menggunkan power.
Pola ini ingin mencapai tujuan tanpa peduli dengan pihak lain (win – lose
outcome).
4. Kompromi
Kompromi merupakan pola penyelesaian konflik, dimana tiap pihak ingin
mencari kesempatan diantara kedua pihak tanpa ada yang menang dan kalah.
16
3.1 Kesimpulan
Konflik merupakan sebuah masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai
akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai atau keyakinan dari dua orang atau
lebih (Nursalam,2011).
Konflik adalah sebagai perselisihan internal atau external akibat adanya perbedaan
gagasan, nilai, atau perasaan antara dua orang atau lebih (Marquis & Huston,
2010).
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi para
mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
17
DAFTAR PUSTAKA
Marquis & Huston. 2000. Leardership role and management in nursing : theory
and application. Philadelphia : Lippincott
Sitorus Ratna, DR, SKp., M. App.Sc dan Panjaitan Rumondang, SKp., M.Kep,
2011. Buku Manajemen Keperawatan: Manajemen Keperawatan di
Ruang Rawat. Edisi 1. Sugong Seto. Jakarta
18
12
19