DAFTAR ISI
3.1 Ikhtisar 3
3.2 Pendekatan Kebermanfaatan Keputusan 4
3.2.1 Rangkuman 5
3.3 Teori Pembuat Keputusan Person Tunggal 5
3.3.1 Penerapan Teori Keputusan 6
3.3.2 Sistem Informasi 8
3.3.3 Pendefinisian Informasi 10
3.3.4 Rangkuman 11
3.4 Rasional, Investor yang Menolak Risiko 11
3.5 Prinsip dari Perbedaan (Diversifikasi) Portfolio 13
3.5.1 Rangkuman 15
3.6 Keputusan Investasi yang Optimal 15
3.6.1 Rangkuman 17
3.7 Risiko Portfolio 17
3.7.1 Menghitung dan Menginterpretasikan Beta 17
3.7.2 Nilai Portofolio yang Diharapkan dan Varians 17
3.7.3 Risiko Portofolio Akibat Kenaikan Harga Saham 18
3.7.4 Rangkuman 18
3.8 Reaksi dari Badan Profesional Akuntansi terhadap Pendekatan
Kebermanfaatan Keputusan 18
3.8.1 Rangkuman 19
3.1 Ikhtisar
Pada bab ini, akan dibahas mengenai pendekatan teori yang
mendukung pendekatan historical cost (biaya historis) lebih berguna karena
pendekatan historical cost dianggap merupakan pendekatan yang lebih baik
dibandingkan dengan model present value (nilai sekarag) karena bisa
memenuhi syarat reliable meskipun tidak serelevan pendekatan present
value.
Beberapa akuntan berpendapat bahwa pendekatan historical cost
(biaya historis) memberikan suatu dasar dalam memprediksi kinerja
perusahaan di masa depan, tetapi bagi para pembuat standar berpendapat
bahwa pendekatan present value (nilai sekarang) lebih mampu dalam
memprediksi kinerja keuangan. Terlepas dari semua pendapat tersebut,
tujuan pembuatan laporan keuangan adalah agar laporan keuangan dapat
berguna bagi para pemakai laporan keuangan.
Berikut pertanyaan yang muncul terhadap pendekatan historical cost,
yaitu bagaimana laporan keuangan dengan berdasar pada historical cost
dapat dibuat lebih bermanfaat? Pertanyaan ini membimbing kepada konsep
yang penting dalam akuntansi yaitu konsep pendekatan kebermanfaatan
keputusan (decision usefulness).
Untuk dapat memahami konsep ini, kita perlu mempertimbangkan
teori-teori lain dari ekonomi dan keuangan karena para akuntan belum tentu
mengetahui cara-cara apa saja dalam membuat laporan keuangan yang
berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Teori keputusan dan teori
pasar modal membantu dalam mengkonseptualisasi makna dari informasi
laporan keuangan yang bermanfaat. Tujuan utama bab ini adalah
memperkenalkan teori-teori tersebut dan mendiskusikan relevansinya
terhadap akuntansi.
Seperti yang diketahui bahwa penetapan standar akuntansi telah
mengangkat teori-teori ini sedemikian rupa sehingga teori-teori tersebut
mendasari seluruh standar akuntansi dan pernyataan-pernyataan yang
dikeluarkan oleh badan-badan yang terkait.
3.2 Pendekatan Kebermanfaatan Keputusan
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1966 dan diperkuat dengan
Laporan Komisi Truebood tahun 1973, observasi sederhana ini memiliki
implikasi besar bagi teori dan praktik akuntansi. Kebermanfaatan keputusan
kontras dengan pandangan lain dari peran pelaporan keuangan.
Peran pelaporan keuangan menyangkut tentang kepengurusan.
Kepengurusan berperan untuk melaporkan keberhasilan atau kekurangan
manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan. Peran ini lebih
menekankan pada orientasi masa depan daripada peran membantu investor
dalam memprediksi kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Tentu
saja, memotivasi kinerja manajer juga berorientasi masa depan untuk
mengetahui kinerja masa lalu dan memantau kinerja saat ini agar manajer
terdorong untuk merencanakan kinerja perusahaan lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
Dalam menggunakan pendekatan kebermanfaatan keputusan (decision
usefulness), ada dua pertanyaan utama yang harus dibahas, yaitu:
1. Siapa pengguna laporan keuangan? Terdapat banyak pengguna
laporan keuangan. Akan membantu jika para pengguna tersebut
digolongkan dalam beberapa kelompok, seperti investor, pemilik,
manager, perserikatan, pengatur standar, dan pemerintah, yang
kemudian grup ini disebut penyusun akuntansi (constituencies of
accounting).
2. Apakah persoalan keputusan dari pengguna laporan keuangan?
Dengan memahami masalah keputusan ini, akuntan akan lebih mudah
untuk menyiapkan kebutuhan informasi. Atau dapat dikatakan,
membuat informasi mengenai laporan keuangan sesuai dengan
kebutuhan pengguna akan membantu peningkatan pengambilan
keputusan. Dengan cara ini, laporan keuangan yang dibuat akan lebih
bermanfaat.
Untuk membantu memecah pertanyaan tersebut, para akuntan
mengarahkannya ke berbagai teori dalam bidang ekonomi dan keuangan
terdapat dua teori, yaitu :
1. Single-person (Theory of Decision). Teori ini menjadi dasar yang
baik untuk mulai memahami bagaimana individu membuat keputusan
yang rasional di bawah kondisi ketidakpastian dan memungkinkan
untuk mengapresiasikan konsep informasi yang memudahkan
pembuat keputusan untuk menajamkan kepercayaan subjektifnya.
2. Teori Investasi (Theory of Investment). Suatu teori keputusan yang
digunakan sebagai model dari proses keputusan investor yang
rasional. Teori ini membantu untuk mengerti sifat suatu risiko dalam
konteks investasi portofolio. Teori ini sangat penting bagi bidang
akuntansi karena diadopsi dari standar akuntansi professional.
3.2.1 Rangkuman
Akuntan telah mengadopsi pendekatan kebermanfaatan
keputusan untuk pelaporan keuangan sebagai reaksi terhadap
ketidakmungkinan penyusunan laporan keuangan secara teoritis
adalah benar absolut. Namun, pendekatan ini mengarah pada
masalah dalam mengidentifikasi pengguna laporan keuangan dan
informasi yang diperlukan oleh pengguna untuk membuat suatu
keputusan yang baik bagi perusahaan. Akuntan telah memutuskan
bahwa investor merupakan pengguna utama konstituen dan dapat
berpaling ke berbagai teori lainnya di bidang ekonomi dan keuangan
untuk memahami informasi dari berbagai jenis laporan keuangan
yang dibutuhkan oleh investor.
Teori ini mengijinkan investor memperoleh informasi tambahan untuk
merevisi penilaian subjektif pembuat keputusan atas peristiwa yang
mungkin terjadi setelah keputusan dibuat. Teori keputusan ini relevan
dengan akuntansi karena laporan keuangan menyediakan informasi
tambahan yang berguna bagi banyak keputusan.
Diasumsikan jika perusahaan X Ltd. berada pada state 2,
menganggap bahwa pengembalian bersih Bill menjadi nol. Jika Bill
membeli obligasi, Bill akan menerima bunga sebesar $225 pada
periode mendatang, terlepas dari states of nature yang sedang
dihadapi. Artinya, investasi obligasi dianggap tidak berisiko.
Jumlah yang akan diterima dari setiap keputusan disebut
payoffs, dimana tabel payoffs seperti :
State
Act
High Low
a1 (membeli saham) $ 1.600 $ 0
a2 (membeli obligasi) $ 225 $ 225
20% laporan keuangan pada tahun berjalan menunjukkan BN (Bad
News).
Tetapi, Bill juga mengetahui bahwa jika perusahaan X Ltd.
adalah perusahaan low state akan tetap dapat menunjukkan bahwa
laporan keuangan pada tahun berjalan adalah Good News. Hal ini
dikarenakan standar akuntansi tidak sepenuhnya relevan dan dapat
diandalkan. Diasumsikan bahwa perusahaan X Ltd. adalah benar-
benar perusahaan low state, maka dapat terjadi kemungkinan bahwa
10% laporan keuangan pada tahun berjalan menunjukkan GN (Good
News) dan kemungkinan bahwa 90% laporan keuangan pada tahun
berjalan menunjukkan BN (Bad News).
Bill dapat menggunakan teori Bayes untuk menghitung
probabilitas posterior state. Dengan menggunakan teori tersebut,
Bill menyimpulkan bahwa jika posterior probability dari perusahaan
X Ltd. berada pada state 1 (kinerja masa depan tinggi), maka tingkat
pengembaliannya juga akan tinggi. Dan sebaliknya, jika posterior
probability dari perusahaan X Ltd. berada pada state 2 (kinerja masa
depan rendah), maka tingkat pengembaliannya juga akan rendah.
Dengan demikian, informasi laporan keuangan saat ini telah
membuat keputusan optimal yang akan diambil oleh Bill, yaitu
dengan membeli saham dari perusahaan X Ltd. (a1).
Perlu diketahui bahwa kita mengembangkan proses keputusan
yang hubungannya dengan investor menggunakan informasi laporan
keuangan saat ini untuk memprediksi earning power di masa
depan. Prediksi akan earning power digunakan untuk memprediksi
pengembalian investasi di masa depan (kepentingan utama investor).
Aliran kas di masa depan dapat digunakan untuk memprediksi
pengembalian investasi masa depan. Pendekatan ini konsisten
dengan kondisi ideal.
Di bawah kondisi yang yang tidak ideal, tidak tepat jika
dikatakan bahwa prediksi aliran kas masa depan adalah pendekatan
yang lebih baik untuk memprediksi pengembalian investasi
dibandingkan prediksi earning power. Pada akhirnya, kedua
pendekatan tersebut sesungguhnya sama sejak aliran kas dan earning
memiliki output rata-rata yang sama. Secara akual, perbedaan antara
aliran kas dan pendapatan bersihnya akan selalu nol setiap waktu.
Dalam jangka pendek, seseorang dapat menentang bahwa
earning power memiliki keuntungan tertentu dalam memprediksi
pengembalian investasi masa depan. Karena secara accrual,
pengembalian lebih sedikit dibandingkan arus kas yang diakibatkan
sebagai contoh akuisisi capital asset dan penjualan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan tetap
bermanfaat bagi investor meskipun laporan keuangan tidak secara
langsung melaporkan mengenai aliran kas masa depan dengan dasar
penghitungan present value.
Inti dari hubungan antara laporan keuangan saat ini dan masa
depan adalah conditional probabilities P(GN/H) dan
P(BN/L). Probabilitas ini disebut sistem informasi. Konsep dari
sistem informasi merupakan konsep yang sangat kuat (karena dapat
menangkap isi informasi dari laporan keuangan dengan demikian
menentukan nilainya untuk pembuatan keputusan oleh investor) dan
sangat berguna (karena banyak masalah akuntansi praktis dapat
dibingkai dalam kerangka dampaknya terhadap sistem informasi
dalam teori akuntansi keuangan).
10
melanjutkan peran mereka sebagai sumber informasi yang
penting.
3.3.4 Rangkuman
Teori keputusan sangat penting karena membantu kita untuk
memahami mengapa informasi merupakan sebuah komoditas yang
sangat kuat dan sebagai akuntan, yang menyiapkan informasi yang
dibutuhkan investor, perlu untuk mengetahui peran yang sangat kuat
ini.
11
alat yaitu utility function yang menghubungkan jumlah pembayaran dengan
utilitas pembuat keputusan pada jumlah tersebut. Rumus Bill’s utility
function adalah
dimana x adalah jumlah pembayaran.
12
3.5 Prinsip dari Perbedaan (Diversifikasi) Portfolio
Pada bahasan sebelumnya telah dinyatakan bahwa investor individu di
asumsikan menjadi penolak resiko. Konsekuensi, pemberian pelunasan yang
yang diharapkan dari investasi, investor yang rasional menginginkan resiko
kemungkinan yang terkecil atau sebaliknya resiko yang diberikan akan
menginginkan kemungkinan terbaik dari pelunasan yang diharapkan.
Salah satu cara investor dapat mengurangi resiko untuk return yang
diharapkan adalah dengan mengadopsi strategy of diversification, dengan
menginvestasikannya dalam sekuritas portofolio. Prinsip dari diversifikasi
portofolio menunjukkan bahwa beberapa tetapi tidak semua resiko dapat
dieliminasi dengan strategi investasi yang sesuai. Prinsip ini merupakan
implikasi yang sangat penting untuk mengetahui sifat dari resiko informasi
yang dibutuhkan investor.
Risiko dilaporkan berdasarkan ukuran rasio, seperti debt to equity,
TIE (Rasio laba bersih sebelum bunga dan pajak terhadap beban bunga),
atau rasio lancar, yang dapat dikurangi atau dihilangkan dengan a priori
dengan diversifikasi tepat.
Satu kemungkinan pertanyaan yang muncul, “Bagaimana kita dapat
mengetahui apa itu utility function?” untuk menjawab pertanyaan ini, kita
dapat mengasumsikan mean-variance utility:
dimana a mewakili tindakan investasi.
Sebagai contoh, tindakan investasi bisa menjadi obligasi tanpa risiko
pemerintah, atau saham suatu perusahaan. Alat yang digunakan yaitu mean-
variance utility. Signifikansi dari utilitas ini terhadap akuntan yaitu
membuat keputusan investor dibutuhkan lebih eksplisit - seluruh investor
membutuhkan informasi tentang nilai yang diharapkan dan resiko atas
return dari investasi, tanpa memperhatikan bentuk khusus dari fungsi
utilitasnya. Tanpa asumsi tersebut, pengetahuan khusus tentang investors’
utility function akan diperlukan sepenuhnya untuk menyimpulkan
kebutuhan informasi mereka.
13
Divisi oleh investasi asli adalah perangkat standarisasi – tingkat return
yang dapat langsung dibandingkan di sekuritas sementara tidak dengan
jumlah return. Dan juga, tingkat return dengan asumsi mean-variance
utility, dalam hal nilai yang diharapkan dan variansi dari tingkat return.
Memungkinkan untuk menemukan keputusan investasi lainnya yang
memiliki tingkat pengembalian yang diharapkan yang sama tetapi dengan
resiko yang kecil. Ini dikarenakan prinsip portofolio diversifikasi. Untuk
ilustrasi, asumsikan bahwa saham dari perusahaan B dipasarkan, dengan
harga pasar sebesar $10. Saham ini juga membbayar dividen sebesar $1.
Asumsikan ada 0.6750 probabilitas dari saham perusahaan B yang akan
meningkat sebesar $10.50 diakhir periode, dan 0.3250 probabilitas saham
tersebut akan menurun sebesar $8.50
perusahaan saja. Jika seluruh faktor adalah firm-spesific, maka return akan
independen. Contohnya termasuk kualitas dari manajemen perusahaan, hak
paten baru, penemuan, mesin breakdown, dan lainnya. Bahkan, karena
disebabkan oleh factor economy-wide, probabilitas untuk realisasi
pembayaran akan berbeda dari dibawah independen.
Jika semua adalah factor economy-wide, pengembalian atas saham
perusahaan akan terkorelasi secara sempurna. Jika semua factor spesifik,
maka pengembalian akan independen.
3.5.1 Rangkuman
Investor risk-averse (menolak resiko) dapat mengambil
manfaat dari prinsip portofolio diversifikasi untuk mengurangi risiko
yang ada dengan investasi portofolio sekuritas. Ini karena realisasi
dari konsidi khusus perusahaan cenderung membatalkan seluruh
sekuritas, meninggalkan factor economy-wide sebagai contributor
utama terharap risiko portofolio.
Kita bisa memahami keputusan investor memerlukan kejelasan
tertentu jika kita mengasumsikan mean-variance utility. Terlepas
dari tingkat risk-aversion, kita mengetahui bahwa utility meningkat
pada tingkat pengembalian yang diharapkan dan menurun pada
variansi dari portofolio.
15
portofolio dapat menghasilkan risiko yang lebih rendah dibandingkan jika
diinvestasikan dalam perusahaan tunggal untuk tingkat pengembalian yang
diharapkan yang sama. Hal itu disebabkan saat lebih dari satu investasi
beresiko diadakan, risiko spesifik perusahaan cenderung untuk menghilang.
Jika satu saham menghasilkan return yang rendah maka akan selalu
ada kesempatan bahwa saham-saham yang lain akan menghasilkan return
yang tinggi. Semakin banyak jumlah saham perusahaan yang berbeda
dalam portofolio, semakin besar efek ini dapat bekerja. Sebagai hasilnya,
resiko yang berbahaya dapat dikurangi.
Yang perlu diperhatikan disini, dalam suatu economy-wide risk, tidak
ada yang dapat ditolak keluar secara keseluruhan. Pada saat minimum, saat
portofolio pasar dipegang, factor economy-wide akan tinggal untuk berperan
bagi resiko portofolio, dan resiko ini tidak dapat diubah. Resiko non-
diversifiable disebut risiko sistematis. Secara konsep, portofolio pasar
termasuk seluruh saham yang tersedia untuk investasi dalam ekonomi. Pada
prakteknya, portofolio pasar biasanya mengambil seluruh saham yang
diperdagangkan dalam bursa efek.
Beberapa investor kemungkinan ingin mengurangi investasi mereka
dalam portofolio pasar dan membeli risk free asset dengan prosesnya. Yang
lain kemungkinan ingin meminjam dalam risk free rate dan meningkatkan
investasinya. Bagaimanapun caranya, semua investor dapat menikmati
keuntungan-keuntungan penuh dari diversifikasi, pada waktu yang sama
mencapai untuk mencapai resiko pengembalian yang optimal dari trade off.
Contoh Keputusan Investasi yang Optimal
16
3.6.1 Rangkuman
Resiko penolakan investor dapat mengambil keuntungan dari
prinsip diversifikasi portofolio untuk mengurangi resiko mereka
dengan berinvestasi dalam efek portofolio. Hal ini karena realisasi
Negara spesifik perusahaan cenderung untuk membatalkan seluruh
sekuritas, meninggalkan luasnya faktor ekonomi sebagai kontribut
terutama terhadap resiko portofolio.
Sementara sikap individu terhadap resiko mungkin berbeda,
kita dapat melihat keputusan kebutuhan investor dengan kejelasan
tertentu jika kita mengasumsikan berarti varian utilitasnya.
Kemudian, terlepas dari tingkat penghindaran resiko, kita tahu
bahwa kenaikan utilitas di tingkat pengembalian yang diharapkan
dan penurunan varian portofolio.
17
Poin utama disini adalah perbedaan portofolio tidak tergantung
hanya pada perbedaan komponen pengamanan, tetapi jika
pengamanan kembali berkorelasi dalam variasi diantara mereka. Kita
dapat menulis kovariasi A dan B dalam hal kovarian milik mereka
dengan portofolio pasar:
Cov (A,B)
3.7.4 Rangkuman
Ketika biaya transaksi tidak diabaikan, maka investor akan
menolak risiko investasi yang optimal dalam keputusan membeli
sekuritas dalam jumlah sedikit. Informasi mengenai efek yang
diharapkan pada pengembalian berguna bagi investor.
18
3.8.1 Rangkuman
Kerangka mengoperasionalisasi pendekatan kebermanfaatan
keputusan dengan mengembangkan karakteristik informasi akuntansi
agar berguna. Intinya, informasi akuntansi harus menyediakan suatu
sistem informasiyang menghubungkanlaporan keuangan saat ini
dengan future state realization dan payoffs. Untuk menjadi berguna
dalam tujuan keputusan investasi, laporan keuangan tidak perlu
melibatkan prediksi langsung dari payoffs perusahaan di masa
depan.
Sebaliknya, jika informasi tersebut memiliki karakteristik
tertentu yang diinginkan (seperti, relevansi dan keandalan), maka
dapat menjadi masukan informatif untuk membantu investor
membentuk prediksi mereka sendiri mengenai payoffs tersebut.
Untuk kegunaan maksimal, akuntan harus mencari suatu trade-off
yang tepat antara karakteristik ini.
19