Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MIKROBIOLOGI

PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK

DISUSUN OLEH:
Yohanes Carlos Simanjuntak (NIM: 1915150007)
Fridolin Hosifat Ia (NIM: 1915150001)
Dina (NIM: 1915150018)

DOSEN PEMBIMBING:
Riska Septia Wahyuningtyas, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
BATAM © 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas Prokariotik dan Eukariotik ini.
Kami tahu bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, namun makalah ini kami dapat
selesaikan dengan segala kerja keras yang kami lakukan serta bantuan-bantuan yang kami dapat
selama pembuatan makalah yang berjudul Prokariotik dan Eukaritok ini. Kami mau berterima
kasih kepada Ibu Riska S.Wahyuningtyas, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Biokimia
karena telah memberikan tugas ini kepada kami, sehingga kami menjadi lebih mengerti
pengertian, dan Prokariotik dan Eukartiotik itu sendiri. Selain meningkatkan pengetahuan kami
mengenai Prokariotik dan Eukartiotik, kami juga semakin paham bagaimana membuat makalah.
Kami juga ingin berterima kasih kepada setiap sumber-sumber, baik buku, jurnal,
ataupun sumber informasi lainnya yang sangat membantu kami dalam menambah materi
makalah ini. Kami juga berterima kasih dengan sumber-sumber yang kami dapat, kami menjadi
lebih mengerti apa itu Prokariotik dan Eukartiotik. Dan dengan sumber-sumber ini juga kami
ingin berterima kasih karena tanpa adanya sumber-sumber ini kami tidak bias menyelasaikan
makalah Prokariotik dan Eukartiotik ini. Dan kami berharap makalah ini dapat memberikan
informasi kepada pembaca, dan apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan ataupun pemiliihan
kata yang kurang tepat kami minta maaf, terima kasih Tuhan Yesus memberkati dan selamat
menikmati makalah kami.

Batam, 23 Maret 2021


KELOMPOK 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan penelitian
C. Rumusan masalah
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengantar dan Sejarah Sel
B. Sel prokariotik
C. Sel Eukariotik
D. Perbedaan Sel Prokariotik dan Eukariotik
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Eksistensi manusai dibumi ini merupakan suaru misteri terbesar apakah manusia
diciptakan oleh Tuhan? Atau apakah manusia terbentuk akibat reaksi kimia? Apakah
benar-benar dahulu tidak ada kehidupan? Banyak sekali yang menjadi pertanyaan dalam
benak kita. Sebagai makhluk hidup makhluk hidup pertama, maka prokariotik memegang
banyak sekali peran sejarah akan eksistensi makhlukh hidup lainnya. Bagi kita terutama
siswa jurusan IPA dan mengambil jurusan yang berhubungan dengan Biologi, Prokariotik
dan Eukariotik adalah kedua kata yang akan selalu dijumpai mau disemester berapa pun
kita berkuliah. Sangatlah penting untuk mengetahui kedua hal ini sebagai seseorang yang
nanti akan berkutat dan bekerja didalam bidang tekonologi.
Saya dan teman saya akan membahasa prokariotik dan eukariotik bukan sekedar
perbedaan baik secara morfologis dan fisiologi, namun saya dan teman saya ingin
menganalisis sejarah dan ada tidaknya kaitan anatara prokariotik dan eukariotik. Kedua
jenis sel ini akan terus selamany ada dibumi sebagiamana ia bertindak baik sebagai sel
tunggal atau sebagai sel penyusun suatu spesies. Perkembangan dan evolusi dari
prokariotik lah yang memulai seluruh bentuk kehidupan, untuk itu izin saya dan seluruh
team saya untuk memberikan informasi lebih dalam mengenai prokatiotik dan eukarotik
melalui makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sel?
2. Bagaimana sejarah perkembangan sel?
3. Apa itu prokariotik?
4. Apakah yang menjadi dasar penemuan prokariotik?
5. Apakah prokariotik berhubungan dengan eukariorik?
6. Apa itu eukariotik?
7. Apa yang menjadi perbedaan antara prokariotik dan eukariotik

C. Tujuan Makalah
1. Memberikan informasi mengenai pengertian dari sel
2. Memberikan informasi mengenai sejarah perkembangan sel
3. Menjelaskan apa itu prokariotik
4. Menceritakan bagaimana prokariotik pertama kali muncul dalam kehidupan
5. Memberkan bukti bawah prokariotik dan eukariotik memiliki hubungan
6. Menjelaskan apa itu prokariotik
7. Memberikan perbedaan antara prokariotik dan eukariotik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengantar dan Sejarah Sel


Antoni van Leewenhoek adalah orang yang pertama kali melihat sel tunggal dan
mengamati darah, cairan mani, feses, dan email gigi pada tahun 1665. Pada tahun 1666
Robert Hooke merancang mikroskop dan menemukan adanya rongga kosong pada
sayatan jaringan gabus tumbuhan yang diberi nama cellula. Penemuan ini menarik
banyak perhatian para peneliti pada jaman tersebut, sehingga muncul beberapa opini
mengenai pengertian sel. Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodor Schwann (ahli
zoology) (1838 & 1839) mengemukan bahwa “semua makhluk hidup terdiri dari sel-sel,
yang dimana sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup yang bersifat struktural dan
fungsional”. Johannes Evangalista Purkinje (1839) merupakan ilmuwan yang
mengenalkan istilah “protoplasma” pertama kali, menurut Johannes, protoplasma adalah
“zat yang pertama kali dibentuk,yang tersusun dari nucleus dan sitoplasma “, dengan
catatan tambahannya bahwa sitoplasma lebih cair dibanding protoplasma. Rudolf
Virchow (1858) mengemukakan bahwa “setiap sel yang ada berasal dari sel yang
sebelumnya”.
Max Schulze (1861) berpendapat bahwa sel merupakan kesatuan fungsional
makhluk hidup dan sel memiliki tugas sebagai pengatur fungsi-fungsi pada makhluk
hidup. Austria Gregor Mendel (1822-1884) mengemukakan bahwa sel merupakan
kesatuan hereditas (sifat menurun) makhluk hidup. Sel mengandung sifat keturunan
(genetic) atau hereditas yang diwariskan pada keturunannya. Teori-teori mengenai sel
semakin spesifik jika dibandingkan dengan pada tahun 1665, hal ini disebabkan karena
perkembangan teknologi. Disimpulkan konsep tentang sel secara singkat, sel merupakan
kesatuan struktural, fungsional, dan herediter yang terkecil, semua organisme, tumbuhan,
hewan, dan mikroba terdiri dari sejumlah sel dengan jumlah yang tertentu. Secara garis
besar, jenis sel digolongkan kedalam 2 jenis, yaitu prokariotik dan eukariotik.
Penggolongan jenis sel ini diadasari oleh ada tidaknya membran sel pada selnya.

B. Sel Prokariotik
Pada tahun 1920-an, A.I. Oparin (Rusia) dan J.B.S Haldane (Inggris) membuat
hipotesis mengenai bumi primitive. Menurut Oparin dan Haldane, pada masa primitive
tersebut terjadi banyak petir dan hujan meteorit yang memungkinkan terjadinya
pembentukan molekul kompleks. Atmosfer bumi pada masa tersebut belum memiliki
lapisan ozon, sehingga radiasi sinar ultraviolet dapat menembus atmosfer bumi primitif.
Pada tahun 1953, Stanley Miller dan Harold Urey menguji hipotesis Oparin-Haldane
melalui eksperimen pembuatan kondisi atmosfer bumi primitive. Atmosfer bumi dalam
model Miller-Urey terdiri atas gas-gas H2O, H2, CH4, dan NH3. Gas-gas dimasukan
kedalam tabung kemudian dipanaskan bersama dengan air. Loncatan bunga api listrik dan
radiasi UV membuat gas-gas tersebut bereaksi membentuk molekul organic seperti HCN
dan HCHO. Selain itu juga terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino,
asam lemak, dan nukleotida.

Gambar 1. Model Percobaan Harold Urey dan Stanley Miller


(Wikipedia 2008)

Model ini digunakan kembali untuk meyakini hipotesis dengan mengeksperiman


susunan campuran yang berbeda-beda, yang meniru susunan atmosfer bumi primitive.
Hasilnya ekseperimen menunjukkan terdapat 20 macam asam amino, gula, lipida, basa
purin dan pirimidin. Moleukl DNA dan RNA merupakan molekul yang dihasilkan secara
abiotik. Molekul ini membentuk koaservat, koaservat merupakan kumpulan
makromolekul yang dikelilingi oleh molekul air, dan dapat menyerap substart dari
lingkungannya dan dilepaskan kembali melalui kegiatan metabolismen. Koeservat ini
dikenal sebagai protobiont (awal kehidupan), protobiont merupakan kumpulan molekul
organik yang memiliki sejumlah ciri biologis. Protobiont berkembang menjadi
protoplasma dan kemudian berkembang menjadi sel prokariot awal. Prokariot merupakan
sel yang mendominasi atmosfer bumi pada masa primitive.
Bumi primitif memiliki cuaca yang ekstrim, sehingga prokariotik dapat hidup di
air panas, air dingin, air asin, asam, basa, didalam tanah, ataupun menempel dan hidup
disel lainnya. Prokariotik berevolusi sejala dengan perkembangan zaman. Evolusi ini
menyebabkan keanekaragaman metabolisme dan cara makan prokariotik. Secara garis
besar, makhluk dikelompokkan kedalam 6 kerajaan besar (kingdom) yaitu animlia,
plantae, fungsi, protistas, eubacteria, dan archaebacterial, dari keenam kingdom ini,
hanya eubacteria dan archaebacterial lah yang merupakan organisme prokariotik. Arkhae
berasal dari bahasa Yunani “Arachis” yang berarti kuno, hal ini dibuktikan dengan
aktivitas seperti mencari nutrisi dan metabolisme yang masih primitive. Sebagian besar
Arkahaeabacteria menempati habitat ekstrim. Istilah bakteria umumya digunakan dalam
biologi sebagai acuan proakariotik seperti Archaeabacteri dan Eubacteria. Sebagain besar
prokariot berisfat uniselular, dan ada juga yang hidup secara berkelompok atau berkoloni,
pada beberapa spesies prokariot berkoloni menunjukkan adanya aktivitas pembagian
tugas antara 2 jenis atau lebih yang telah terspesialisasi menjadi koloni sejati. Prokariot
memiliki 3 bentuk yaitu kokus, bacil, dan spiral.

Gambar diatas merupakan struktur dari sel prokariotik. sel ini terdiri dari beberapa bagian
dengan fungsiya masing-masing, berikut merupakan bagian sel prokariotik beserta
fungsinya:
1. Kromosom : berfungsi sebagai pembawa informasi genetik bakteri
2. Pili : seperti saluran yang berfungsi sebagai penyalur informasi genetic
pada saat bakteri melakukan reproduksi seksual dan membentuk
pili seks.
3. Ribosom : berfungsi sebagai tempat terjadinya sintesis protein
4. Granula : atau kadang bisa disebut vakuola gas berfungsi sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan
5. Flagella : atau disebut alat cambuk merupakan alat gerak sel
6. Plasmid DNA : vektor pembawa gen asing apabila disisipkan
7. Sitoplasma : cairan wada berlangsung nya reakis metabolisme sel
8. Membran plasma: tersusun atas fosfolipid dan protein, semipermeable dan
berfungsi sebagai pelapis sitoplasma dan mengontrol
pergantian zat
9. Dinding sel : tersusun dari peptidoglikan dan berfungsi sebagai penahan dari
tekanan osmotic dan memberikan bentuk pada sel
10. Kapsul : berfungsi untuk melapisi dan meindungi sel
C. Sel Eukariotik
Eukariotik secara struktural lebih kompleks dibandingkan dengan prokariotik.
Berdasarkan pembahasan saya sebelumnya, dikatakan bahwa prokariotik adalah makhluk
hidup yang memulai suatu kehidupan, dengan begitu dari manakah asal Eukariotik ini?
sel sederhana (prokariotik) mengalami evolusi sejalan dengan perkembangan zaman. Dari
prokariotik berevolusi lah menjadi eukariotik dan berevolusi lagi menjadi makhluk hidup
tingkat tinggi seperti contohnya adalah manusia. Proses evolusi sel prokariotik menjadi
eukariotik disebut sebagai endosymbiosis. Simbiosis secara sederhana didefinisikan
sebagai interaksi antara satu organisme dengan organisme lainnya.
Sekitar 2 miliar tahun yang lalu, bakteri prokariotik memakan bakteri lainnya,
namun setelah dimakan, terbentukan simbiosis mutualisme antara si pemakan dan yang
dimakan. Salah satu kunci utama evolusi adalah, apabila simbiosis tersebut memiliki sifat
menguntungkan, maka simbiosis tersebut akan terjadi terus menerus dan iikut berevolusi.
Bakteri yang dimakan ini lama-kelamaan berevolusi menjadi mitokondria yang terdapat
dan menjadi ciri khas dari organisme eukariotik. Menurut teori endosymbiosis, dahulu
mitonkondria merupakan bakteri yang hidup beba, hal ini dibuktikan dengan kesamaan
struktur seperti membrane dan genom DNA sirkular yang sama seperti layaknya bakteri.
Dan ditinjau dari bukti lain, mitokondria membelah dirinya sendiri secara independen
dari intisel,apabila mitokondria lepas dari sel, maka mitokondria tidak dapat kembali.
Teori endosymbiosis ini juga berlaku sama pada pembentukan kloroplas, peneliti percaya
bahwa kloroplas merupakan cyanobacteria yang termakan dan ikut berevolusi.

Hewan dan tumbuhan merupakan anggota dari organisme eukariotik bersama dengan
fungi dan prostista, Kedua sel baik hewan dan tumbuhan memiliki struktur dan bentuk
yang berbeda namun keduanya pastilah memiliki membrane inti sel. Berikut bagian dan
fungsi dari sel hewan dan tumbuhan:
1. Ribsosom : sintesis protein
2. Inti sel : berfungsi sebagai pusat koordinasi
3. Badan golgi : kearah dalam membentuk vakuola dan kearah luar akan
membentuk cadangan atau pra membrane sel.
4. Reticulum Endoplasma : RE Kasar bertugas juga dalam sintesis protein,
sedangkan RE halus berfungsi sebagai
sintesis lemak.
5. Sitoplasma : tempat kegiatan organel berlangsung
6. Nukleoplasma : terdiri dari asam nukleat dan kromatin.
7. Vakuola : sebagai tempat menympan cadangan makanan
8. Kloroplas : zat hijau pada tumbuhan sebagai bahan fotosintesis
9. Dinding sel : sebagai pelindung sel.

D. Perbedaan Prokariotik dan Eukariotik


Kedua jenis sel ini tetap memiliki perbedaan, dan berikut perbedaan antara sel prokariotik
dan sel eukartiotik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sel merupakan kesatuan struktural, fungsional, dan herediter yang terkecil, semua
organisme, tumbuhan, hewan, dan mikroba terdiri dari sejumlah sel dengan jumlah
yang tertentu. Secara garis besar, jenis sel digolongkan kedalam 2 jenis, yaitu
prokariotik dan eukariotik. Penggolongan jenis sel ini diadasari oleh ada tidaknya
membran sel pada selnya.
2. Arkhae berasal dari bahasa Yunani “Arachis” yang berarti kuno, hal ini dibuktikan
dengan aktivitas seperti mencari nutrisi dan metabolisme yang masih primitive.
Sebagian besar Arkahaeabacteria menempati habitat ekstrim.
3. Salah satu kunci utama evolusi adalah, apabila simbiosis tersebut memiliki sifat
menguntungkan, maka simbiosis tersebut akan terjadi terus menerus dan iikut
berevolusi. Bakteri yang dimakan ini lama-kelamaan berevolusi menjadi mitokondria
yang terdapat dan menjadi ciri khas dari organisme eukariotik.
4. Perbedaan Prokatiotik dan Eukariotik :

B. Saran
1. Carilah sumber-sumber pembahasan yang baik sehingga kamu sebagai pemakalah
lebih mudah untuk mengerti materi yang akan kamu bagikan.
2. Gunakan foto-foto yang jelas sehingga audience mudah mengerti dan materi yang
disampaikan pun maksimal
DAFTAR PUSTAKA

Albert Bruce., et al., (1993). Molecular Biology of the Cell, New York, London: Garland
Publishing Inc.
Campbell, Reece, Mitchell, (2003) Biologi edisi ke 5, Jakarta: Erlangga
Keeton, William T,M (1980), Biological Science 3rd ed, New Yorik: W.W Norton & Company

Anda mungkin juga menyukai