Tugas Komunikasi Pemerintahan
Tugas Komunikasi Pemerintahan
Tugas Komunikasi Pemerintahan
Perloff: Proses dimana kepemimpinan suatu negara, media, dan warga negara bertukar dan
memberikan makna atas pesan-pesan yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan publik.
Dan Nimmo: Komunikasi (kegiatan) dianggap politis berdasarkan konsekuensinya (aktual
atau potensial) yang mengatur perilaku manusia di bawah kondisi konflik. Kegiatan
komunikasi yang dianggap komunikasi politik berdasarkan konsekuensinya (aktual maupun
potensial) yang mengatur perbuatan manusia dalam kondisi konflik. Cakupan: komunikator
(politisi, profesional, aktivis), pesan, persuasi, media, khalayak, dan akibat.
Fagen (1966): kegiatan komunikatif dianggap politis berdasarkan konsekuensinya, aktual, dan
potensinya, yang dimilikinya untuk fungsi sistem politik.
Miriam Budiardjo: Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni
menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa
–”penggabungan kepentingan” (interest aggregation” dan “perumusan kepentingan” (interest
articulation) untuk diperjuangkan menjadi public policy.
Komunikasi sering memengaruhi keputusan politik dan sebaliknya. Bidang komunikasi politik
menyangkut du bidang utama:
1. Kampanye pemilihan – Komunikasi politik berkaitan dengan kampanye untuk
pemilihan.
2. Komunikasi politik adalah salah satu operasi pemerintah. Peran ini biasanya dipenuhi
oleh Kementerian Komunikasi dan atau Teknologi Informasi.
Mereka adalah pols, yakni politisi yang hidupnya dari manipulasi komunikasi, dan vols,
yakni warganegara yang aktif dalam politik secara part timer ataupun sukarela.
Komunikator politik utama memainkan peran sosial yang utama, teristimewa dalam proses
opini publik. Karl Popper mengemukakan “teori pelopor mengenai opini publik”, yakni
opini publik seluruhnya dibangun di sekitar komunikator politik.
Komunikator Politik terdiri dari tiga kategori: Politisi, Profesional, dan Aktivis.
1. Politisi adalah orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan pemerintah,
seperti aktivis parpol, anggota parlemen, menteri, dsb.
2. Komunikasi Tatap Muka –dalam rapat umum, konferensi pers. Dan Komunikasi
Berperantara –ada perantara antara komunikator dan khalayak seperti TV.
3. Komunikasi Interpersonal – komunikasi ‘satu-kepada-satu’. door to door visit, temui
publik, etc. atau Komunikasi Berperantara. pasang sambungan langsung ’hotline’ buat
publik.
4. Komunikasi Organisasi – gabungan komunikasi ‘satu-kepada-satu’ dan ‘satu-kepada-
banyak’: Komunikasi Tatap Muka. diskusi tatap muka dengan bawahan/staf, etc. dan
Komunikasi Berperantara. pengedaran memorandum, sidang, konvensi, buletin,
newsletter, lokakarya.
Referensi:
Prof. Onong Uchjana Effendy, M.A. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi.
Citra Aditya Bakti Bandung, 2003; Prof. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik,
Gramedia Jakarta, 1982.
Dan Nimmo, Komunikasi Politik,Rosda Bandung, 1982.
Gabriel Almond and G Bingham Powell, Comparative Politics: A Developmental Approach.
New Delhi, Oxford & IBH Publishing Company, 1976.
Jack Plano dkk., Kamus Analisa Politik, Rajawali Jakarta 1989.