Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK

INDONESIA
Dosen Pembimbing: Satrio Abdillah

KELAS H

KELOMPOK 6

Disusun Oleh:

JUNIO ANGGA ALFANI (187310721)

NUR FAJRIANI (187310569)

NIKHA AFRIANI (187310621)

NUNUT MAULANA (187310670)

VANNY FIRMANSYAH (187310686)

YOVI MAHENDRA (187310595)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, Allah Swt., senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada
penulis. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini berjudul “Pancasila Dalam
Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia”.

Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan beberapap pihak, Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada: Satrio Abdillah. Yang sekaligus Dosen Mata Kuliah
Kewarganegaraan yang senantiasa memberikan arahan dalam proses penulisan makalah tersebut. Dan
anggota kelompok yang telah berpartisipasi menyelesaikan makalah ini.

Penulis telah berusaha maksimal dalam menyelesaikan makalah ini. Namun, apabila masih
terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi, penulis minta maaf.

Pekanbaru, 17 April 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Tujuan Makalah................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
2.1 Hubungan Pembukaan UUD 1945, Dengan Proklamasi ,Batang tubuh ,dan Pancasila?
2.2 Hukum Dasar Tertulis (UUD) dan Tidak Tertulis (CONVENSI)?
2.3 Struktur Pemerintahan Indonesia Menurut UUD 1945?
BAB III PENUTUP................................................................................................8
3.1 Simpulan...........................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh struktur
ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia, masih banyak bahkan sangat
benyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya yang tidak sesuai dengan nila-nilai
yang ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika membahas negara dan ketatanegaraan Indonesia
mengharuskan ingatan kita meninjau dan memahami kembali sejarah perumusan dan penetapan
Pancasila, Pembukaan UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan pembentuk negara Republik
Indonesia.

Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai Pancasila,
pembentukan karakter bangsa dilihat dari system ketatanegaraan Indonesia harus mencerminkan nilai-
nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika dalam suatu pemerintahan terdapat banyak
penyimpangan dan kesalahan yang merugikan bangsa Indonesia, itu akan membuat sistem
ketatanegaraan Indonesia berantakan dan begitupun dengan bangsanya sendiri.

Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila dalam Konteks
Ketatanegaraan Republik Indonesia”

1.2 Tujuan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Filsafat Pancasila. serta menyusun dan
menjelaskan makalah ini sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuannya yaitu :

A. Mengetahui apa saja yang terkait dengan pembukaan UUD 1945


B. Menegtahui sistem Ketatanegaraan Indonesia
C. Mengetahui kelembagaan negara menurut UUD 1945

1.3 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu:

2.1 Apa saja yang terkait dengan Pembukaan UUD 1945 ?


2.2 Bagaimanakah sistem Ketatanegaraan Indonesia ?
2.3 Bagaimanakah kelembagaan negara menurut UUD 1945 ?
I

BAB II PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PROKLAMASI, PASAL-PASAL


UUD 1945 DAN PANCASILA

2.1 Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi

Dikatakan bahwa proklamasi adalah suatu proclamation of independen, yang merupakanpenjebolan tertib
hukum colonial dan mulai memberlakukan tertib hukum nasional. Sedangkan cita-cita bangsa Indonesia
secara terperinci dituangkan dalam pembukaan UUD 1945, atau menurut ketetapan MPR No. XX/
MPRS/1996 dinyatakan bahwa pembukaan merupakan keinginan bangsa Indonesia yang terperinci yang
mengandung cita-cita luhur dari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan Use the "Insert Citation"
button to add citations to this document.

yang memuat pancasila didalamnya, merupakan satu rangkaian dengan proklamasi kemerdekaan
17 Agustus1945.

Dapat juga dinyatakan, bahwa pembukaan UUD 1945 adalah merupakan suatu Declaration of
independence dengan proclamation of independence hubungannya sangat erat, sebab keduanya saling
kait-mengait satu dengan lainnya yaitu apa yang dinyatakan dalam proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 selanjutnya diperinci lebih lanjut dalam pembukaan UUD 1945.

A. Hubungan Antara Pembukaan dengan Pasal-Pasal UUD 1945

Isi pengertian yang terkandung dalam masing-masing bagian pembukaan melukiskan adanya
rangkaian peristiwa dan keadaan berkenaan dengan berdirinya Negara Indonesiamelalui pernyataan
kemerdekaan kebangsaan Indonesia.

A. Rangkaian peristiwa dan keadaan yang mendahului terbentuknya Negara yang merupakan
rumusan dasar-dasar pemikiran yang menjadi motif pendorong bagi tersusunnya kemerdekaan
kebangsaan Indonesia dalam wujud terbentuknya Negara Indonesia (Bagian pertama, kedua, dan
ketiga pembukaan UUD 1945).

B. Yang merupakan ekspresi daripada peristiwa dan keadaan setelah Negara Indonesia terwujud.
(bagian keempat pembukaan UUD 1945).

I
http://arkalalandshary.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
indradarmajun.blogspot.com/2015/09/hubungan-pembukaan-dengan-pancasila.html
umahilmupart3.blogspot.com/2014/10/makalah-pkn-si1.html
Garis pemisah antara kedua peristiwa dan kedaan tersebut dengan jelas ditandai oleh pengertian yang
terkandung dalam istilah “Kemudian daripada itu”. Pada bagian ke-empat pembuakaan, sehingga
dapatlah ditentukan sifat hubungan antara masing-masing bagian pembukaan dengan batang tubuh
UUD 1945, yaitu:

a) Bagian pertama, kedua dan ketiga pembukaan merupakan segolongan pernyataan- pernyataan
yang tidak mempunyai hubungan organisasi dengan batang tubuh UUD 1945.

b) Bagian keempat pembukaan mempunyai hubungan kausal dan organis dengan batang tubuh UUD
1945.

c) Bahwa bentuk Republik yang berkedaulatan rakyat dan pokok dasar kerohanian Negara Pancasila
harus tertuang dalam batang tubuh UUD, oleh karena telah merupakan ketentuan dari pembukaan.

B. Hubungan pembukaan dengan pancasila

Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berasal
dari pandangan hidup bangsa yang merupakan kepribadian, bangsa perjanjian luhur serta tujuan yang
hendak diwujudkan. Karena itu pancasila di jadikan idiologi negara.Pancasila merupakan kesadaran
cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang memiliki suasana kejiwaan serta watak bangsa
Indonesia, melandasi prolamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

Menurut penjelasan UUD 1945 pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari
undang-undang negara Indonesia, dan mewujudkan cita-cita hukum (Rechtsidee) yang menguasai
hukum negara baik hukum yang tertulis maupun tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran itu dijelmakan
dalam pasal-pasal dan UUD itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suasana kebatianan
UUD1945 dan cita-cita hukum UUD 1945 tidak lain adalah bersumber kepada atau dijiwai dasar
falsafah negara pancasila. Disinilah arti dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara.

Atau dengan kata lain bahwa pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah negara
pancasila, merupakan satu kesatuan nilai dan norma yang terpadu yang tidak dapat dipisahkan dengan
rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945. hal inilah yang harus kita ketahui, dipahami dan
dihayati oleh setiap orang Indonesia.

Jadi pancasila itu disamping termuat dalam pembukaan UUD 1945 (rumusannya dan pokok-
pokok pikiran yang terkandung didalamnya) dijabarkan secara pokok dalam wujud pasal-pasal batang
tubuh UUD 1945.

Jadi pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945. secara teknis dapat dikatakan
bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaanUUD 1945 adalah garis besar cita- yang
terkandung dalam pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai pnacasila
yang disusun dalam pasal-pasal.II

Kedua bagian (kompenan) UUD 1945 tersebut dijelaskan dalam penjelasan otentik Seperti telah
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan undang-undang dasar adalah hukum dasar yang
tertulis.hal ini mengandung pengertian bahwa sebagai hukum,maka undang-undang dasar adalah
mengikat perintah,mengikat tembaga negara dan lembaga masyarakat dan juga mengikat semua
negara Indonesia dimana saja dan setiap penduduk warga Indonesia.dan sebagai hukum,maka undang-
undang dasar berisi norma-norma,aturan-aturan atau ketentuan-ketantuan yang harus dilaksanakan
dan ditaati.

Dalam kedudukan yang demikianlah,UUD dalam kerangka tata urutan atau tata tingkatan norma
hukum yang berlaku,merupakan hukum yang berlaku yang menempati kedudukan yang
tinggi.sehubungan dengan undang-undang dasar juga berfungsi sebagai alat control untuk mengecek
apakah norma hukum yang sedah yang berlaku sesuai atau tidak dengan ketentuan undang-undang
dasar.

Selain dari apa yang diuraikan dimuka dan sesuai pula dengan penjelasan undang-undang dasar
1945, pembukaan undang-undang dasar 1945 mempuyai fungsi atau hubungan langsung dengan
batang tubuh undang-undang dasar1945 itu sendiri.ialah bahwa pembukaan undang-undang dasar
1945mengandung pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-undang dasar 1945 dalam pasal-
pasalnya.

Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan dengan
memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD yang memuat dasar falsafah negara pancasal
dan UUD 1945 merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan merupakan rangkaian
kesatuan nilai dan norma yang terpadu. UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal yang merupakan
perwujudan dari pokok-pokok pikiranterkandung dalam UUD1945 yang tidak lain adlah pokok
pikiran: persatuan Indonesia, keadilan sosial, kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut kemanusiaan yang adil dan
beradab, yang tidak lainadalah sila dari pancasila, sedangkan pancasila itu sendiri memancarkan nilai-
nilai luhur yang telah mampu memberikan semangat kepada dan terpancang dengan khidmat dalam
perangkat UUD 1945. semangat dan yang disemangati pada hakikatnya merupakan satu rangkaian
kesatuan yang yidak dapat dipisahkan.

Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya sistem Undang-Undang dasar jangan
sampai ketinggalan zaman. Yang penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah

II
http://arkalalandshary.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
indradarmajun.blogspot.com/2015/09/hubungan-pembukaan-dengan-pancasila.html
umahilmupart3.blogspot.com/2014/10/makalah-pkn-si1.html
semangat para pemimpin pemerintahan. Yaitu semangat yang dinamis, positif dan konstuktif seperti
yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.

Hukum Dasar Tertulis (UUD) dan Tidak Tertulis (CONVENSI)

2.2 Hukum Dasar Tertulis (UUD)

UUD itu rumusannya tertulis dan tidak berubah. Adapun pendapat L.C.S Wade dalam bukunya
Contution Law, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka
dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-pokok
cara kerja badan-badan tersebut jadi UUD itu mengatur mekanisme dan dasar dari setiap sistem
pemerintahan.

UUD juga dapat dipandang sebagai lembaga/sekumpulan asas yang menetapkan bagaimana
kekuasaan tersebut bagi mereka memandang suatu Negara dari sudut kekuasaan dan menganggapnya
sebagai suatu organisasi kekuasaan. Adapun hal tersebut di bagi menjadi tiga yaitu badan legislatif,
eksekutif dan yudikatif.

UUD menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini bekerjasama dan menyesuaikan
diri satu sama lain.UUD merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam satu Negara. Dalam
penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel,UUD 1945 hanya
memilik 37 pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan yang
mengandung makna yaitu:

1. Telah cukup jikalau UUD hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat garis besar intruksi
kepada pemerintah pusat dan semua penyelenggara Negara untuk menyelenggarakan kehidupan
Negara dan kesejahteraan sosial.

2. Sifatnya harus supel (elastic) dimaksudkan bahwa kita harus senantiasa ingat bahwa masyarakat
ini harus terus berkembang dan dinamis seiring perubahaan zaman .Oleh karena itu, makin supel
sifatnya aturan itu makin baik. jadi kita harus menjaga agar sistem dalam UUD itu jangan
ketinggalan zaman. Menurut Dadmowahyono, seluruh kegiatan Negara dapat dikelompokan
menjadi dua macam yaitu penyelenggara kehidupan Negara, kesejahteraan sosial.

Sifat-sifat UUD

1. Rumusannya merupakan suatu hukum positif yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara
Negara maupun mengikat bagi warga Negara.
2. UUD 1945 itu bersifat supel dan singkat karena UUD 1945 memuat aturan-aturan pokok yang
setiap kali harus di kembangkan sesuai dengan perkembangan zaman dan memuat HAM.III

3. Memuat norma-norma/aturan-aturan/ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus dilaksanakan


secara konstitusional.

4. UUD 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi,
disamping itu sebagai alat kontrol terhadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam
hirarki tertib hukum Indonesia.

A. Hukum dasar tak tertulis (Convensi)

Hukum dasar yang tidak tertulis atau sering disebut convensi, merupakan aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara. Convensi ini merupakan pelengkap
dari aturan-aturan dasar yang belum tercantum dalam Undang-Undang Dasar dan diterima oleh
seluruh rakyat dan tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.

Convensi juga sebagai hukum dasar yang tak tertulis dan memiliki aturan-aturan dasar yang timbul
dan terperihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis.

Sifat-sifatnya yaitu:

1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara.

2. Tak bertentangan dengan UUD dan berjalan sejajar

3. Diterima oleh seluruh rakyat/masyarakat

4. Bersifat sebagai pelengkap sehingga memungkinkan bawa convensi bisa menjadi aturan-aturan
dasar yang tidak tercantum dalam UUD 1945

Contoh :

1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.menurut pasal 37 ayat(1) dan (4) UUD
1945 segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak tetapi sistem ini kurang jiwa
kekeluargaan sebagai kepribadian bangsa.oleh karena itu,dalam praktek-praktek penyelenggaraan
Negara selalu di usahakan untuk mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat
dan ternyata hampir selalu berhasil. Pungutan suara baru ditempuh jika usaha musyawarah untuk
mufakat sudah tak dapat dilaksanakan.

III
Dani, Ram, 2013. “Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum”, dalam:
http://pedabuntung.blogspot.com/2013/10/pancasila-sebagai-sumber-dari-segala.html
2. Praktek-praktek penyelenggaraan Negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak tertulis antara
lain:

a. Pidato kenegaraan presiden RI setiap 16 Agustus di dalam sidang DPR

b.  Pidato presiden yang di ucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang rencana anggaran
pendapatan belanja (RAPB) Negara pada minggu 1, pada bulan januari tiap tahunnya. Jika convensi
ingin di jadikan rumusan yang bersifat tertulis maka yang berwenang adalah MPR dan rumusannya
bukan lah merupakan suatu hukum dasar melainkan tertuang dalam ketetapan MPR dan tidak secara
otomatis setingkat dengan UUD melainkan sebagai suatu ketetapan MPR.

STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945

2.3 Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945IV

Secara garis besar gambaran tentang sistem pemerintahan negara yang dianut oleh UUD 1945 yang
telah diamandemen adalah sebagai berikut :

1. Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2). Dalam UUD
1945 yang telah diamandemen, MPR tidak mempunyai kewenangan untuk memilih Presiden dan
Wakil Presiden, tetapi hanya sebatas melantik (pasal 3 ayat 3 dan pasal 8 ayat 3). Dengan
demikian hanya dengan GBHN, UUD 1945 tidak lagi mengenal istilah GBHN sebagai produk
MPR. Kewenangan terbesar MPR adalah menetapkan dan mengubah UUD (pasal 3 ayat 1) selain
mengenai Pembukaan UUD dan bentuk Kesatuan Negara Republik Indonesia (pasal 37 ayat 5).

2. Sistem Konstitusional

Sistem konstitusional dalam UUD 1945 tercermin dalam ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

a. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2).

b. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD (pasal 3 ayat 3).

c. Presiden RI memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat 1).

d. Presiden dan/atau Wakil Presiden sebelum memangku jabatannya bersumpah atau berjanji
memegang teguh UUD (pasal 9 ayat 1).

e. Hak-hak DPR ditentukan oleh UUD (pasal 20A).

f. Setiap UU yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan UUD pasal 24C ayat 1).
IV
. Hudiarini, Sri.2000.Pancasila.Malang: Politeknik Negeri Malang
g. Kewenangan lembaga negara ditentukan oleh UUD (pasal 24C ayat 1).

h. Putusan dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden oleh Mahkamah
Konstitusi menurut UUD (pasal 24C ayat 2).

3. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)


4. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat 1). Namun   dalam
kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden.
5. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi. Presiden memegang
tanggungjawab atas jalannya pemerintahan menurut UUD, dan Presiden diberi kewenangan untuk
membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasehat dan pertimbangan
kepada Preisden.
6. Menteri negara ialah pembantu Presiden (pasal 17 ayat 1), oleh karena itu kedudukan menteri
sangat tergantung pada Presiden (pasal 17 ayat 2)
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas. Presiden selaku kepala negara mempunyai kekuasan
yang sangat luas, meskipun tidak bersifat mutlak. Kekuasaan kepala negara yang tidak tak terbatas
itu adalah dimana kontrol DPR atas berbagai kewenangan presiden sangatlah dominan.
8. Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik (pasal 1 ayat 1 dan pasal 18 ayat 1).
NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintah daerah.

A. Kelembagaan Negara menurut UUD 1945

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Keanggotaan MPR terdiri atas anggota DPR yang dipilih melalui pemilu, dengan suara terbanyak dan
sedikitnya MPR bersidang sekali dalam lima tahun di ibukota negara. Kewenangan MPR adalah
mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3)

2. Presiden dan Wakil Presiden

Presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD, dan dalam melakukan kewajibannya
dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Presiden berhak mengajukan RUU, dan menetapkan Peraturan
Pemerintah untuk menjalankan UU (pasal 5). Presiden memegang masa jabatan selama lima tahun.
Syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden adalah :

1. WNI sejak kelahirannya

2. Tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri.

3. Tidak pernah menghianati negara


4. Mampu secaraa jasmani dan rohani untuk melakukan kewajibannya

5. Syarat-syarat lainnya akan diatur dengan UU (pasal 6Syarat-syarat lainnya akan diatur dengan UU
(pasal 6).

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Keanggotaan DPR dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak. DPR memiliki fungsi legislatif,
anggaran, dan pengawasan, untuk itu DPR diberikan hak-hak interpelasi, angket, menyatakan
pendapat, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta imunitas (pasal 20).

4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Anggota DPD juga dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak dari setiap provinsi. DPD bersidang
paling sedikitnya sekali dalam setahun. DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR dan ikut
membahasnya sesuai dengan bidangnya.

5. Komisi Pemilihan Umum (KPU)

KPU biasa ditugaskan dalam rangka Pemilu agar terselenggara sesuai asas (luberjurdil).

6. Bank Sentral

Negara memiliki satu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan
independensinya diatur dengan UU (pasal 23D).

7. Badan Pengawas Keuangan (BPK)

BPK diadakan untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang pengelolaan keuangan yang
bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD
untuk ditindklanjuti (pasal 23E).

8. Mahkamah Agung (MA)

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan badan peradilan yang berada
dibawahnya.

9. Komisi Yudisial

Komisi yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan
mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluruhan martabat
serta perilaku hakim.

10. Mahkamah Konstitusi


MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan tingkat terakhir yang putusannya bersifat final
untuk mengkaji UU terhadap UUD, dan lain-lain.V

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

V
http://arkalalandshary.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
indradarmajun.blogspot.com/2015/09/hubungan-pembukaan-dengan-pancasila.html
umahilmupart3.blogspot.com/2014/10/makalah-pkn-si1.html
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu kenegaraan popular
disebut sebagai dasar filsafat Negara (Philosofische gronslai). Dalam kedudukan ini Pancasila
merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara, termasuk
sebagai sumber tertib hukum di Negara Republik Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan
perundang-undangan serta penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila pancasila.

Dengan menggunakan sistem ketatanegaraan berdasarkan pada nilai-nilai dan yang berhubungan
dengan Pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa memiliki moral yang sesuai dengan
yang tercermin dalam sila-sila Pancasila. Negara Indonesia dan masyarakat Indonesia dengan
ketatanegaraannya berdasar pada Pancasila akan membawa dampak positif bagi terbentuknya
bangsa Indonesia.

3.2 Saran

Kepada semua pembaca atau siapa saja yang menyempatkan membaca makalah ini bila mendapat
kekeliruan terhadap materi kami harap bisa meluruskannya dan memakluminya. Maka kami
banyak berharap kepada para pembaca untuk tidak segan memberikan kritik, saran, dan masukan
yang membangun kepada kami.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://arkalalandshary.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
indradarmajun.blogspot.com/2015/09/hubungan-pembukaan-dengan-pancasila.html

umahilmupart3.blogspot.com/2014/10/makalah-pkn-si1.html

2. Dani, Ram, 2013. “Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum”, dalam:

http://pedabuntung.blogspot.com/2013/10/pancasila-sebagai-sumber-dari-segala.html

3. Hudiarini, Sri.2000.Pancasila.Malang: Politeknik Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai