Pada suatu hari di suatu kota dirumah yang sederhana tinggalah wanita cantik jelita , bernama

seamen wajahnya bersinar bagaikan rembulan. namun dia tinggal dengan ibu tiri dan adiknya
yang sedang sakit. setiap hari ibunya salau berkata " seamen bersihkan kamar!!,seamen
bersihkan dapur!, Seamen.. Seamen...Seamen!!" suaranya ibunya menggelegar membelah
angkasa.

Suatu hari ,datanglah walikota, berkunjung kerumahnya ingin menemui adiknya Namun
adiknya sedang sakit keras dirumahnya, sedangkan itu ibu tirinya sedang keluar bersama teman-
teman sebayanya, akhirnya Seamen menemui pria muda tersebut dan memberikan hidangan dan
berkata, " tuan, makanlah dulu seadanya, hanya ada nasi dan air putih ini "

Tak lama kemudian ibu tirinya datang dan melihat seorang lelaki makan dirumahnya, dan
berkata " pergi sana, saya ingin muntah melihat anda makan dirumah saya ". Walikotapun pulang
tanla sepengetahuan rara. Ibu tiri rarra pun menuju ke kamarnya untuk beristirahat. Tak lama
kemudia seamen ingin menegok walikota itu, ternyata walikota itu sudah tidak ada di tempat. Di
kota itu anak kecil, remaja, orang tua, mengenal walikota itu sebagai putra dari pria yang sangat
dihormati di Negara ini yaitu presiden.

walikota itu terkenal sebagai pria yang baik hati,suka mendengarkan hati rakyat dan,melakukan
apapun demi kepentingan rakyat, setelah kejadian itu presiden, warga, dan anak-anak
mengetahui kekejaman ibu tiri Seamen. Seamen di udang suatu acara walikota itu berkata
"dialah yang kutunggu-tungu , yang kunanti-nanti " . Dia datang dengan penuh luka dan memar
di sekujur tubuhnya. Walikota itu bertanya " Seamen kenapa tubuhmu memar dan luka semua ?”
Seamen pun berkata" saya di siksa ibu tiri saya pak walikota”.

Walikotapun mengirimkan polisi untuk membawa ibu tirinya untuk memberi keterangan atas
penyiksaan yang dilakukan ibu tirinya terhadap Seamen dan rumahnya di bakar oleh warga ,si
jago merahpun melalap rumah tersebut dengan cepat.

Seamen pun tinggal di kerajaan dengan adiknya yang di rawat para tabib kerajaan.

Nama/kelas/no:Imanuel Elia S/9.4/13