Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Pendahuluan
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, namun pendidikan kita belum optimal untuk melakukan
pemberdayaan kecerdasan sehingga menghasilkan insan yang cerdas dan
kompetitif. Secara umum, pendidikan di sekolah masih menitik beratkan pada
pemberdayaan kecerdasan akademik (linguistik dan logik-matematik). Hal ini
dapat dilihat dari masih banyak guru dalam pembelajarannya hanya
menekankan pada satu-dua kecerdasan dan kurang mengakomodasi kecerdasan
yang menonjol pada siswa. Masih banyak guru dan orang tua percaya bahwa bila
anaknya menjadi juara kelas akan menjadi orang sukses dalam kehidupannya.
Padahal banyak contoh yang menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki
prestasi akademik tinggi ternyata menjalani kehidupan biasa-biasa saja,
sementara orang yang mungkin secara akademis tidak berprestasi tetapi
menjalani kehidupan sekses, lebih bahagia, sejahtra dan sehat. William
Shakespeare, Albert Einstain, Mozart, Bill Gates, Thomas Edison adalah contoh
orang-orang yang tidak pernah unggul di kelas, tetapi sukses dalam hidupnya.
Kecerdasan biasanya diukur dengan tes IQ yang hanya mengukur
kecerdasan linguistik dan matematis-logis. Armstrong (1999) menguraikan
bahwa IQ tidak berhasil menunjukkan apakah siswa akan berhasil atau tidak
setelah terjun ke dunia nyata. Tes IQ yang hanya mengukur sesuatu yang lebih
tepat disebut bakat bersekolah, sementara kecerdasan sejati mencakup berbagai
keterampilan yang jauh lebih luas.
Untuk mengadapi megakompetisi, globalisasi, dan akselerasi ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak cukup hanya mengembangkan kecerdasan
akademik (linguistik dan logik-matematik) saja, tetapi perlu dikembangkan
seluruh potensi kecerdasan yang dimiliki siswa agar tumbuh menjadi pribadi
unggul (cerdas, bermartabat, dan berbudaya). Setiap siswa memilik kepribadian
yang unik dan memiliki “barisan kecerdasan” yang siap untuk dikembangkan
(Buzan, 2005). Hal ini senada dengan pendapat Gardner (1999) yang
menguraikan bahwa setiap orang memiliki lebih dari satu kecerdasan yang
disebut kecerdasan majemuk (multiple intelligences ) dan dapat diberdayakan
melalui pendidikan. Perkembangan kecerdasan tergantung pada konteks atau
lingkungan. Penataan lingkungan belajar dan pengembangan bahan ajar yang
mendorong agar seluruh potensi kecerdasan siswa dapat dioptimalkan sehingga
Materi Workshop | 1
dapat dihasilkan sumberdaya insani yang berkualitas. Masa depan bangsa sangat
ditentukan oleh kualitas sumber daya insani sehingga pemberian layanan belajar
yang berkualitas merupakan sutau keniscayaan.
Mengingat pentingnya pemberdayaan kecerdasan majemuk siswa, maka
perlu dilakukan upaya penataan lingkungan belajar dan pengembangan bahan
ajar yang mampu memberdayaan kecerdasan ganda siswa sejak dini. Hal ini
sangat penting dilakukan untuk mewujudkan visi Kementerian Pendidikan
Nasional, yaitu pembentukan insan Indonesia yang cerdas bermartabat,
dan kompetitif.
2. Kecerdasan Majemuk
Materi Workshop | 3
Peka terhadap teman, empati
Suka memberikan balikan
Intrapersonal Kemampuan untuk Dapat berkonsentrasi dengan
memahami diri sendiri dan baik
bertanggung jawab terhadap Kesadaran dan ekspresi
kehidupannya sendiri perasaan-perasaan yang
berbeda
Pengenalan diri yang dalam
Keseimbangan diri
Kesadaran akan realitas
spiritual
Reflektif, suka kerja sendiri
Lingkungan Kemampuan yang Mengenal flora dan fauna
berkaitan dengan Mengklasifikasi dan
pemahaman flora dan mengidentifikasi tumbuhan
fauna, lingkungan hidup dan bianatang, suka pada
alam, hidup diluar rumah
Eksistensial Kemampuan menjawab Kepekaan dan kemampuan untuk
persoalan yang berkaitan menjawab persoalan eksistensi
dengan keberadaan manusia, apa makna hidup ini,
manusia mengapa kita lahir dan mati
Materi Workshop | 4
bahwa kecedersan dapat dibuktikan dengan adanya isolasi terhadap bagian otak
tertentu.
2) Mimiliki bukti personalitas
Kecedasan majemuk dapat dibuktikan dengan adanya keberadaan orang-
orang idiot savan, yaitu orang yang sangat cedas pada hal-hal tertentu tetapi
tidak memahami hal yang lain) dan orang genius , yaitu individu yang memiliki
kemampuan unggul pada satu kecerdasan dan memiliki kecerdasan lain yang
rendah. Di samping itu, kecerdasan majemuk dapat dilihat dengan adanya
individu yang luar biasa seperti adanya orang yang autis yang genius. Misalnya
Raymond mampu menhitung aangka multi digit dengan cepat dan prestasi
mateaika yang luar biasa, namun dia memiliki hubungan kesulitan berhungan
dengan sebayanya, fungsi bahasa rendah, dan kurang wawasan tentang
hidupnnya sendiri.
3) Memiliki sejarah perkembangan yang khusus
Setiap kecerdasan memiliki waktu kemunculan dan perkembangan.
Kecerdasan musik berkembang lebih awal (Mozart menyususn komposisi berusia
4 tahun) dan banyak komposer dan penyayi tetap aktif dan sehat di usia 80-an
dan 90-an dan dapat bertahan sampai usia tua (umur lanjut). Keahlian
matematika muncul pada usia remaja seperti Blaise Pascal dan Karl Friedrick
Gauss.
4. Memiliki sejarah evolusi dan kenyataan logis evolusi
Setiap jenis kecerdasan memiliki bukti historis, misalnya kecerdasan
spasial dapat dipelajari dari gambar-gambar dalam gua Lascaux dan gambaran
tarian lebah pada menlacak bunga yang mengandung madu, kecerdasan musik
dapatditelusuri dari dengangan melihat bukti arkeologi alat-alat musik yang
pertama.
5. Memiliki dukungan temuan psikometrik
Kecerdasan majemuk dapat diketahui dengan menggunakan tes standar.
Sebagai contoh adalah Skala Kecerdasan Wechlsler untuk mengetahui
kecerdasan lingusitik, kecerdasan spasial dan sedikit kecerdasan kinestetik
tubuh.
6. Memiliki dukungan dari tugas-tugas psikologi yang bersifat
eksperimental
Hasil studi psikologis menenujukkan bahwa kecerdasan bekerja secara
terpisah satu sama lain. Tugas-tugas psikologi yang diberikan menunjukkan
kecerdasan bekerja saling terisolasi. Contoh seseorang yang memiliki
keterampilan membaca, belum tentu kuat kemampuan matematika, ada yang
mudah mengenal kata-kata, tapi sulit menegenal wajah orang.
7. Memiliki serangkaian operasi inti (dasar)
Kecerdasan memiliki seperangkat operasi inti yag berfungsi untuk
mendorong berbagai kegiatan khas pada setiap kecerdasan. Misalnya dalam
kecerdasan musik memiliki kepekaan terhadap nada dan ritme, kecerdasan
kinestetik-badani mempunyai kecepatan menirukan gerak orang lain.
8. Dapat disimbolkan
Setiap kecerdasan memiliki kemampuan menggunakan simbol. Setiap
kecerdasan memiliki simbol yang berbeda dan khas. Misalnya, kecerdasan
linguistik dengan simbol fonetis, kecerdasan matematis-logis dengan simbol
matematis, kecerdasan visual-spasial dengan simbol ideografis (tulisan cina),
kecerdasan kinestetik-badani dengan simbol bahasa isyarat, kecerdasan musikal
dengan simbol notasi musik, kecerdasan interpersonal simbol ekspresi wajah,
kecerdasan intrapersonal dengan simbol diri, dan kecerdasan naturalis dengan
simbol peta habitat.
9. EKSISTENSIAL 4. MUSIKAL
Bagaimana guru dapat Bagaimana guru
memasukkan ekstensi membawa masuk musik,
manusia atau ekstensi suara, dan melodi ?
alam raya?
TUJUAN
8. NATURALIS 5. KINESTETIK-BADANI
Bagaimana guru dapat Bagaimana guru
memasukkan lingkungan memasukkan seluruh
sekitar dimasukkan tubuh atau
dalam pembelajaran? menggunakan
pengalaman manual?
7. INTRAPERSONAL 6. INTERPERSONAL
Bagaimana guru dapat Bagaimana guru melibatkan
mengerakkan perasaan pribadi, siswa dalam sharing kelompok,
ingatan, atau memberikan siswa belajar kooperatif, atau dalam
pilihan pribadi? simulasi kelompok besar?
Materi Workshop | 9
Pustaka yang perlu di baca
Buzan, T. 2005. Brain Child: Cara Pintar Membuat Anak Jadi Pintar . Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Fogarty, R. 1997. Problem-Based Learning and Other Curriculu Models for the
Multiple Intelligences Classroom. Illinois: IRI/SkyLight.
Gardner, H. 1999. Multiple Intlegences. The Theory in Practice. New York: Basic
Books.
Lwin, M., Khoo, A., Lyen, K. and Sim, C. How to Multiply Your Child’s
Intelligence .
Jakarta: Indeks.
Materi Workshop | 10
1 Linguistik Kemampuan Membaca buku siswa
menggunakan dan halaman 1dan membaca
mengolah kata-kata teks dan nama-nama
secara efektif baik teman Udin
secara oral maupun
tertulis seperti yang
dimiliki para pencipta
puisi, editor, jurnalis,
dramawan ,
sastrawan, pemain
sandiwara, maupun
orator.
Materi Workshop | 11
5 Musikal Kemampuan untuk Siswa diajak bernyanyi
mengembangkan serta sambil mengingat nama-
mengekspresikan nama temannya (Lirik lagu
bentuk-bentuk music “Siapa Namamu” Ciptaan
dan suara A.T. Mahmud)
Materi Workshop | 12
Latihan 1.
Tim Penyusun
Materi Workshop | 13
4 Gerak tubuh Kemampuan menggunakan
tubuh untuk
mengekspresikan gagasan
dan perasaan seperti ada
pada aktor, olahragawan,
penari, pemahat, dan ahli
bedah
Materi Workshop | 14
Materi Workshop | 15