38
V.1.4 Stadia Sungai
Dari hasil pengamatan yang di lapangan, sungai yang berada di daerah
penelitian di kategorikan kedalam stadia sungai muda. Stadia sungai muda di
lapangan menunjukkan pencirian berbentuk “V” yang berada di daerah penelitian.
39
gambar 5.2 Kkenampakan point bar arah lensa timur lokasi?
40
Gambar 5.4 Stratigrafi Daerah penelitian
Berdasarkan satuan stratigrafi yang dominan di daerah penelitian Gunung
Bembab dan sekitarnya dapat di kelompokan dalam tiga satuan batuan dan
endapan dengan urutan tua sampai dengan muda sebagai berikut:
41
termasuk kedalam formasi Gunungapi Arfak yang berumur Eosen Akhir – Miosen
Awal.
42
V.2.2 Satuan Aglomerat
Dari hasil pengamatan di lapangan satuan Aglomerat mempunyai 10% dari
luasan daerah penelitian. Penyebaran bagian Utara relatif mengarah ke Selatan.
Secara mikroskopis warna segar abu-abu, warna lapuk cokelat kekuningan, tekstur
klastik, ukuran butir kerakal – kerikil, kemas terbuka, porositas baik,
permeabilitas buruk, semen silika, matriks litik tuff, fragmen batuan beku andesit,
struktur masif. Secara mikroskopis Pada pengamatan tersebut dilakukan pada
perbesaran okuler 10x dan perbesaran objektif 4x dan pada pengamatan diketahui
struktur masif, tekstur meliputi ukuran butir 1->2mm, kemas terbuka, bentuk butir
membulat tanggung – menyudut tanggung, dan porositas buruk. Terdapat fragmen
berupa litik, feldspar, hematit, mineral opak dan matriks berupa gelas vulkanik.
Berdasarkan dengan regional maka satuan ini termasuk kedalam formasi
GunungApi Arfak yang berumur. Eosen Akhir – Miosen Awal
43
Gambar 5.8 Kenampakan mikroskopis LP 55 satuan aglomerat
44
Gambar 5.9 Kenampakan megaskopis singkapan satuan andesit arah lensa barat
laut
Gambar
5.10 Kenampakan mikroskopis singkapan satuan andesit.
45
Kekar di daerah penelitian hanya dijumpai pada satuan andesit berupa kekar
gerus dan kekar tarik
Berdasarkan pengamatan topografi dan pengukuran kekar di lapangan
peneliti mendapatkan hasil data kekar sebanyak 128 yang terdapat di daerah
penelitian, adapun kekar yang berkembang di daerah penelitian adalah kekar tarik
dan kekar gerus yang pada umumnya terdapat pada satuan batuan andesit yang
dicirikan oleh adanya rekahan – rekahan pada batuan tersebut, proses – proses ini
disebabkan akibat adanya gaya tektonik yang bekerja (Gambar 4.11).
Table 5.1 Hasil pengukuran kedudukan terhadap 128 buah kekar pada lP,? Data
kekar
46
9
20 0
9
22 0
8
45 0
8 Kekar gerus
53 5 N......oE/….
8 Kekar tarik
25 3 N......oE/….
777
49 2
8
33 2
8
45 5
8
43 0
2
35 2
6
46 5
7
25 0
7
50 4
8
24 2
7
40 8
7
40 7
8
55 5
8
50 2
8
205 0
8
265 6
6
253 9
6
250 0
8
264 8
6
230 9
6
220 8
7
201 0
5
235 7
5
213 0
6
47
233 5
2
1 5
3 0
21
5
22
0 83
22
4 73
22
5 54
24
0 65
24
0 86
20
0 72
23
5 70
22
5 35
21
0 85
23
5 85
21
3 63
24
2 89
25
5 40
25
5 32
25
5 78
75 50
75 80
70 40
65 80
63 89
24
1 16
80 72
85 66
15 75
88 82
15 56
85 68
15 56
86 82
48
26
5 87
26
5 73
26
8 62
18
2 88
18
0 58
6 8
315 5 114 0
8 7
315 9 103 8
3 7
318 7 155 5
6 7
140 5 140 1
6 7
140 5 120 4
4 7
310 5 150 6
7 7
155 2 164 5
3 8
313 3 145 5
6 7
165 6 142 2
4 8
310 0 103 5
8 8
156 0 120 4
8 8
164 2 130 9
8 6
346 0 124 6
7 6
345 2 105 2
8 6
330 4 109 3
8 6
335 6 123 8
8 7
315 9 109 4
7 7
343 7 122 3
343 8 110 5
49
4 0
6 3
297 0 125 4
8 7
285 7 105 2
8 8
332 2 172 1
6 6
310 9 10 1
7
289 6
8
280 7
8
183 2
7
145 2
3
5 5
7
85 1
7
10 9
5
90 4
6
173 9
8
97 9
9
90 0
8
164 0
50
Gambar 5.12 Diagram kontur
Berdasarkan hasil analisis kekar menggunakan diagram kipas yang
didapatkan dari pengolahan dari software Dips 5.1 maka arah utama kekar adalah
N 191o E.( Gambar 5.12)
51
Gambar 5.13 Diagram Kipas
V.3.2 Sesar
A. Bembab Normal Left Slip Fault
Berdasarkan hasil pengambilan data di lapangan, peneliti mendapatkan data
struktur N 30oE/75, arah plunge 55o, dan rake 35o. Berdasarkan hasil nilai rake
dianalisis ke dalam klasifikasi Rickard 1972 sesar yang terdapat di daerah
penelitian merupakan Normal Left Slip Fault (klasifikasi Rickard 1972).
B. Bembab Reverse Right Slip Fault
Berdasarkan hasil pengambilan data di lapangan, peneliti mendapatkan data
struktur N340oE/87, arah plunge 20o, dan rake 45o. Berdasarkan hasil nilai rake
dianalisis ke dalam klasifikasi Rickard 1972 sesar yang terdapat di daerah
penelitian merupakan Reverse Right Slip Fault (klasifikasi Rickard 1972).
52
Gambar 5.14 klasifikasi Rickard 1972
HASIL ANALISA
BIDANG SESAR N30E/75
ARAH UMUM KEKAR N045E/79
ϭ1 N221E/15
ϭ2 N078E/72
ϭ3 N315E/11
NET SLIP N195E/09
53
Gambar 5.15 Hasil Analisis Arah Umum Kekar dan Bidang Sesar Menggunakan
Software Dips 5.1
Table 5.3 Hasil Annalisa Struktur Geologi Bembab Reverse Right Slip Fault
HASIL ANALISA
BIDANG SESAR N340E/87
ARAH UMUM KEKAR N315E/11
ϭ1 N340E/10
ϭ2 N144E/80
ϭ3 N274E/04
NET SLIP N147E/71
54
Gambar 5.16 Hasil Analisis Arah Umum Kekar dan Bidang Sesar Menggunakan
Software Dips 5.1
55
dengan satuan Tuff Pasiran, satuan Aglomerat dan satuan Andesit. Setelah pasca
pembentukan mengalami proses tektonik di mana lempeng Australia – India di
bawah lempeng Pasifik mengalami proses pengangkatan yang membentuk sesar –
sesar minor yaitu Bembab Normal Left Slip Fault dan Bembab Reverse Right Slip
Fault. (Atmawinata, A.S. Hakim (GRDC) dan P.E. Pieters (BMR))
56
a a
a a
a
b b a
b
c
c
c
57
a a
b
a
c c b
c
a
b
Bentangan 3
Pengukuran bentangan-3 dilakukan pada lokasi memiliki azimut X:
0412059, Y: 9844965, Elevasi: 112 meter, panjang bentangan 210 meter, litologi
sekitar berupa pasir bercampur kerikil (lampiran). Dengan konfigurasi elektrodae
Wenner, jarak a =10 dengan level 5 kali pembacaan data untuk bentangan-3 yang
sudah di atur di alat, dengan memiliki kedalaman 24,8 meter di bawah permukaan
Setelah dilakukan pengolahan dalam software RES2DINV didapat penampang
geolistrik bentangan-3 memiliki nilai error 25,3%. Sebagai berikut (Gambar
5.19).
58
b
c a a
c b b a
a a
V.6.1 Bentangan 1
Lempung
pasiran bronjong
59
Lempung pasiran
Bidang gelincir
Tuf
Gambar 5.20 Penampang 2 dimensi bentangan 1
Dari hasil interpretasi penampang utara sampai selatan (gambar 5.18) diatas
menunjukkan titik longsoran berada di kedalaman ± 0 – 10 m pada lintasan 1.
Litologi longsoran pasir sampai lempung (0, 15-10, 6 Ωm) yang merupakan tanah
rombakan. Dari perbedaan nilai resistivitas batuan menunjukkan dugaan bidang
gelincir pada kedalaman ± 10 – 34, 8 m yang mempunyai litologi Tufan (768-
3204 Ωm) sebagai batuan bidang gelincirnya, karena tufan diindikasikan sebagai
batuan kedap air. Perbedaan nilai resistivitas nya yang dianalisis menggunakan
(tabel Telford 1976l). Kemudian di bandingkan dengan hasil pengeboran litologi
yang ada di bawah permukaan yaitu lanau pasiran - kerikil sebagai titik longsoran
yang mempunyai kedalaman ± 0 – 6,5m. Dugaan bidang gelincirnya pada
kedalaman ± 6, 5 – 23m yang mempunyai litologi tufan. (Lampiran)
V.6.2 Bentangan 2
Lempung pasiran
Lempung pasiran
Bidang gelincir
Tuf
60
pasir sampai lempung (0, 23-1, 36 Ωm) yang merupakan tanah rombakan. Dari
perbedaan nilai resistivitas menunjukkan dugaan bidang gelincir pada kedalaman
± 7 – 34,8 m yang mempunyai litologi tuf (768-3204 Ωm) sebagai batuan bidang
gelincirnya, karena tuf diindikasikan sebagai batuan kedap air. Perbedaan nilai
resistivitas nya yang dianalisis menggunakan (tabel Telford 1976). Kemudian di
bandingkan dengan hasil pengeboran litologi yang ada di bawah permukaan yaitu
lanau pasiran - kerikil sebagai titik longsoran yang mempunyai kedalaman ± 0 –
6,5m. Dugaan bidang gelincirnya pada kedalaman ± 6, 5 – 23m yang mempunyai
litologi tufan. (Lampiran)
V.6.3 Bentangan 3
Lempung pasiran
Lempung pasiran
Tuff
Bidang gelincir
61
gelincirnya pada kedalaman ± 6, 5 – 23m yang mempunyai litologi tufan.
(Lampiran).
62