Anda di halaman 1dari 5

Aku Generasi Kebanggan Bangsa Indonesia

Nama saya Adiza Annisa Wahab, lahir di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, 15 Mei
2001. Lahir dan dibesarkan di keluarga yang menjunjung tinggi pendidikan dan tetap
konsisten mengkaji Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup abadi, bagi saya ini adalah
anugerah luar biasa. Bapak saya adalah mentor terbaik dengan watak tegasnya selalu
membimbing, mengajarkan, dan menasehati anak-anaknya untuk menjadi pribadi yang
bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara. Mama saya adalah wanita shalihah yang
mendidik anak-anaknya dengan sabar dan cinta. Juga dua kakak hebat saya yang menjadi
inspirasi dan motivasi saya.MMMMMMMM

Kakak pertama saya merupakan sarjanawan yang selalu membantu dan mendukung
saya dalam segala hal positif. Kakak kedua saya adalah sarjanawati dengan jangka waktu
studi 3,5 tahun berhasil meraih predikat cumlaude. Orang sekitar selalu mendoakan agar saya
bisa sukses seperti kedua kakak saya. Namun saya ingin lebih sukses dibandingkan kedua
kakak saya. Berbekal dari pengalaman menempuh ilmu selama 14 tahun, saya bertekad bisa
mewujudkannya. Lebih dari sekedar membuat keluarga bangga, saya bertekad sebagai
pribadi kebanggaan Indonesia.

Indonesia membutuhkan generasi unggul untuk mengembangkan potensi bangsa yang


sangat melimpah. Generasi unggul sebagai penggerak bangsa diharapkan berasal dari insan
yang kuat dan cerdas. Insan yang kuat dan cerdas layaknya anak kerang yang mampu
menahan rasa sakit ketika dimasuki pasir. Bahkan dengan kecerdasannya, anak kerang
melumuri pasir dengan lendir yang ada dalam tubuhnya untuk mengurangi rasa sakitnya.
Rasa sakit yang ditahan hingga bertahun-tahun akhirnya berbuah manis. Sebuah mutiara
bernilai jual tinggi lahir dari kerang tersebut. Salah satu insan yang kuat dan cerdas yang
dibutuhkan bangsa ini sebagai generasi unggul itu adalah saya. Melalui tekad kuat dan
kesabaran untuk terus belajar dari berbagai sumber buku dan lingkungan (rumah, sekolah,
dan masyarakat), saya tidak ingin melewatkan kesempatan untuk meraih prestasi akadamik
maupun non akademik.

Sejak menempuh pendidikan di TK Kemala Bhayangkari, saya sudah memperlihatkan


bakat dan minat dibandingkan teman-teman saya. Piala pertama saya yaitu juara 3 lomba
mewarnai. Keaktifan dalam kegiatan sekolah seperti menari, menyanyi, mengeja kata, dan
menghitung menjadikan saya dikenal oleh banyak warga sekolah. Kepercayaan diri saya
ketika kecil membuat warga sekolah menjadikan Diza kecil sebagai perwakilan dari TK
Kemala Bhayangkari pada lomba Sophie Martin Trend Mode.

Beranjak dari TK, saya melanjutkan pendidikan di SD Negeri 066 Pekkabata yang
dulunya mendapat gelar RSDBI (Rintisan Sekolah Dasar Bertaraf Internasional). Di kelas,
saya mendapat peringkat pertama selama enam kali berturut-turut. Saya juga meraih juara 3
lomba Permainan Tradisional pada Pentas Seni antar kelas tahun 2010 dan juara 3 lomba
Cipta Puisi pada PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni) antar kelas tahun 2012. Saya juga
tidak absen dalam kegiatan lomba di lingkungan tempat tinggal saya. Keikutsertan dalam
lomba Trend Mode Busana Muslim sebagai rangkaian memeriahkan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia ke-61 menambah koleksi penghargaan saya dengan predikat juara IV.
Adapun organisasi yang saya ikuti saat itu adalah Dokter Cilik Sekolah pada tahun 2012.

Pada jenjang berikutnya saya merangkai prestasi di sekolah terbaik provinsi saya,
yakni SMP Negeri 3 Polewali. Selama 3 tahun mengenyam pendidikan, saya selalu masuk
dalam 10 besar peringkat, bahkan di tahun pertama saya meraih peringkat pertama di kelas.
Prestasi yang saya pernah raih di SMP adalah meraih juara 4 perwakilan sekolah dalam LCC
PAI (Lomba Cerdas Cermat Pendidikan Agama Islam) antar SMA se-kabupaten Polewali
Mandar pada tahun 2015. Pada tahun yang sama, saya menjadi salah satu delegasi dari
sekolah pada lomba RPSC (Ranu Prima Science Competition) XVII se-Indonesia di
Makassar. Selain itu, saya juga mengikuti lomba menulis pada Festival Kebudayaan
Kabupaten Polewali Mandar di tahun 2015. Berdasarkan hasil akumulasi nilai rapor dari
kelas VII sampai IX dan nilai Ujian Sekolah tahun ajaran 2015/2016, saya meraih peringkat
ke-3.

Adapun organisasi dan kegiatan lainnya yang saya ikuti adalah menjadi bagian dari
PIK-KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja), OSIS (Organisasi
Siswa Intra Sekolah) di bidang Budi Pekerti Luhur, dan menjadi salah satu pendiri SEC
(Spentig English Club). Di organisasi-organisasi tersebut saya belajar membuat dan
menerapkan konsep, mengontrol suatu kegiatan, serta bekerja sama dalam menyelesaikan
program kerja. Di luar sekolah saya pernah menjadi bagian dari Leon CS, yakni lembaga
kursus bahasa Inggris guna mengasah dan mengembangkan kemampuan Bahasa Inggris saya.

Setelah tamat dari SMP, saya melanjutkan studi di SMA Negeri 1 Polewali. Di SMA
saya juga tidak pernah lepas dari peringkat 10 besar di kelas. Sejak MPLS (Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah), saya selalu aktif pada setiap materi. Saat itu saya berkomitmen kepada
diri saya sendiri untuk menjadi siswa unggulan. Alhasil, saya dipercaya untuk mengikuti
berbagai perlombaan tingkat kabupaten hingga tingkat nasional.

Pada tingkat kabupaten, saya menjadi salah satu perwakilan dari sekolah dalam OSK
(Olimipade Sains Kabupaten) bidang Kimia tahun 2018. Adapun regional provinsi, saya ikut
serta dalam lomba ASTRA (Asah Terampil Kimia) dan Kreativitas Kimia pada Gebyar Atom
di Universitas Negeri Makassar tahun 2017. Pada lomba tingkat nasional, saya mengiktuti
Olimpiade Matematika Nasional di Universitas Brawijaya tahun 2017. Tahun yang sama,
saya bersama dua rekan lainnya meraih juara 1 lomba Essai Nasional TGC In Action 10 th di
Institut Pertanian Bogor. Kami bersyukur bisa membawa nama sekolah meraih juara 1.
Penghargaan ini tidaklah mudah dicapai. Berbagai hambatan kami hadapi seperti berkali-kali
gagal dalam uji coba produk essai kami, dana yang kurang, bahkan beberapa pihak yang
menjatuhkan kami. Kami sempat merasa akan gagal hingga menitikkan air mata, tetapi kami
kembali sadar bahwa setiap kesulitan ada kemudahan. Jika ini adalah titik terendah, maka
tidak ada jalan lain selain kembali ke atas. Kami saling memotivasi satu sama lain dan alhasil
kami kembali menitikkan air mata di Gedung Andi Hakim Nasution IPB. Saat itu bukan air
mata putus asa, melainkan air mata haru. Pertama kalinya sekolah kami meraih juara pertama
tingkat nasional mengalahkan ratusan sekolah di nusantara. Hal ini tidak lepas dari Sang
Pencipta yang selalu memberikan hasil dari apa yang diusahakan. Juga berkat bantuan guru-
guru dan keluarga kami. Senang rasanya bisa memberikan inspirasi dan semangat
berkompetisi kepada adik-adik kelas kami.

Selain itu, menjadi bagian dari organisator SMA Negeri 1 Polewali adalah memori
yang tidak pernah terlupakan. Saya dipercaya menjadi wakil sekretaris organisasi ROHIS
(Rohani Islam). ROHIS inilah yang banyak memberikan saya pelajaran mengenai ilmu
agama dan berorganisasi yang baik seperti bertanggung jawab, bersosialisasi, berbicara di
depan umum, berdiskusi dan berargumen di forum, memimpin rapat, mengurus persuratan,
menyelenggarakan kegiatan keagamaan. Kami beserta pembina dengan komitmen yang
sama, mempraksarsai yang tidak hanya melibatkan warga sekolah tetapi juga masyarakat
umum untuk shalat berjamaah. Nama kegiatan ini adalah Safari Berjamaah. Juga beberapa
kegiatan lain diantaranya pengajian dan tarbiyah.

Saya juga terpilih menjadi asisten laboratorium kimia yang sebelumnya melewati
berbagai seleksi ketat dengan tujuan mendapat asisten berkualitas. Tidak hanya sebagai
asisten, saya juga dipilih menjadi sekretaris umum di tahun pertama organisasi LAS
(Laboratory Assistant of Smansa) yang mewadahi tiga sub unit yakni asisten biologi, asisten
kimia, dan asisten fisika. Tugas kami sebagai asisten adalah membantu guru melakukan
praktikum dengan mata pelajaran terkait maupun ujian praktek dan bertanggung jawab
terhadap laboratorium sekolah. Organisasi sekolah lainnya yang saya ikuti yakni PECC
(Pioneer English Competition Club) dan KIR (Kelompok Ilmiah Remaja). Saya juga aktif di
masyarakat, khususnya lingkungan tempat tinggal saya. Saya merupakan anggota Remaja
Masjid Taufiq Kalawa divisi Seni dan Budaya mulai tahun 2017 sampai sekarang. Kami
mengadakan kegiatan dan lomba pada perayaan hari besar Islam, peringatan hari
kemerdekaan, dan kegiatan amal di lingkungan masyarakat. Kegiatan kami pada umumnya
untuk mempererat tali persaudaraan dan kerukunan di lingkungan kami, memberikan dampak
positif dan amal kebaikan untuk dunia akhirat. Saya juga senang mengajar anak-anak SD di
sekitar rumah terkait pelajaran di sekolah mereka.

Setelah melewati masa SMA, saya bertekad untuk berprestasi dan tidak berhenti
belajar. Gagal di jalur SNMPTN dan beberapa jalur prestasi universitas impian, saya
ditakdirkan melanjutkan rangkaian mimpi dan mewujudkannya di SBMPTN Universitas
Hasanuddin jurusan Peternakan. Alasan saya memilih peternakan karena peternakan menjadi
kunci penting pertumbuhan ekonomi. Sektor peternakan menjadi salah satu sub sektor motor
penggerak pembangunan Indonesia, utamanya pedesaan. Kebutuhan pangan yang tidak
pernah berhenti menjadikan sektor peternakan sangat dibutuhkan. Saya ingin mampu
merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan usaha peternakan, menguasai teknologi
produksi nutrisi dan pakan, dan pengelolaan limbah, serta mampu menangani dan megolah
hasil ternak.

Kelak saya ingin menyelesaikan studi saya dalam jangka waktu maksimal 4 tahun
dengan predikat cumlaude dan berbagai prestasi. Ketika saya sudah menyandang gelar S,Pt,
saya ingin menjadi pengusaha di bidang industri obat hewan. Seorang pengusaha dapat
meningkatkan potensi kemampuan diri sendiri dan potensi orang lain. Saya ingin menjadi
manusia yang akan memberikan banyak manfaat kepada orang lain. Dengan bercita-cita
menjadi pengusaha, maka kesempatan saya untuk memberikan manfaat kepada orang banyak
terbuka lebar sebab pengusaha membuka lapangan kerja. Kemudian akan semakin tinggi pula
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan penduduk Indonesia. Alhasil, pengusaha merupakan
pekerjaan yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara. Alasan memilih bidang industri
obat adalah ketertarikan saya pada pelajaran kimia dan senang melakukan penelitan maupun
eksperimen di laboratorium. Jika hewan memiliki kesehatan yang baik, tentu akan mampu
berproduksi bahkan produksinya meningkat. Sehingga, Indonesia akan mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan.

Saya bertekad melalui berbagai capaian prestasi saya saat ini dan yang akan datang
menjadikan saya generasi unggul dengan prinsip insan mutiara. Tidak hanya sekedar mutiara,
saya ingin menjadi mutiara emas. Mutiara emas adalah mutiara berwarna kuning kemilauan
hasil rekayasa pada tiram yaitu dengan menambahkan endapan kalsium karbonat dan sedikit
perapihan. Mutiara emas ini hanya dibudidayakan di perairan laut selatan Filipina, sehingga,
menjadikan mutiara yang paling langka di dunia dan mempunyai nilai yang sangat berharga.

Saya berprinsip untuk menjadi insan mutiara emas haruslah kuat, cerdas, dan sabar
dalam menghadapi setiap hambatan yang ada saat ini maupun mendatang. Sikap ini akan
menjadikan saya generasi unggul dengan nilai tinggi kebanggaan Bangsa Indonesia sebagai
penggerak pembangunan.

Harapan besar agar saya terpilih menjadi penerima Beasiswa Unggulan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Orang tua menjadi motivasi
terbasar saya mengikuti program ini sebab saya dapat meringankan mereka dalam membiayai
UKT dan berbagai kebutuhan selama menempuh studi strata satu. Selain itu, dengan
Beasiswa Unggulan ini saya akan menjadi lebih semangat untuk menyelesaikan perkuliahan
dan mewujudkan mimpi saya.

Terakhir, pesan dari saya untuk kita semua para elemen bangsa terutama generasi
muda. Indonesia bisa menjadi negara besar seperti Singapura dan Amerika Serikat asalkan
kita mau berusaha dan bekerja keras. Bangsa ini tidak dititipkan untuk satu orang saja,
melainkan semua elemen bangsa Indonesia. Generasi muda adalah elemen terpenting sebagai
insan mutiara emas dalam membangun bangsa Indonesia. Tetapi kerja keras belumlah cukup,
haruslah disertai ketekunan, ketelitian, dan keikhlasan.

Daftar Pustaka

https://www.wartaekonomi.co.id/read204928/jumlah-pengusaha-indonesia-masih-tertinggal-dari-
singapura.html

Anda mungkin juga menyukai