Anda di halaman 1dari 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SIKAP SISWA TERHADAP PERILAKU MENCONTEK


DITINJAU DARI JENIS KELAMIN DAN TINGKAT
PENGHASILAN ORANG TUA
Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 10 dan SMP Maria
Immaculata Kota Yogyakarta

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Kekhususan Pendidikan Akuntansi

Oleh:
SIWI DWI PANGESTU
NIM : 121334004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan penuh kasih dan sukacita

kupersembahkan dengan sepenuh hati

karya sederhanaku ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus,

Kedua Orang Tuaku dan Kakakku Ismoyo Djati,

My Beloved Danang Kristiawan,

Sahabatku: Vena,Ella,Mitha,Natal,Siska,Gisel,Helen

Semua Teman-temanku,

Semua Keluargaku, dan

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu,

dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu

(Amsal 3: 5-6)

Never think you are ugly

or fat or anything...

God created you the way

you are for a reason...

and God doesn’t

make mistakes.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Juli 2016

Penulis

Siwi Dwi Pangestu

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Univesitas Sanata Dharma:

Nama : Siwi Dwi Pangestu


Nomor Mahasiswa : 121334004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

SIKAP SISWA TERHADAP PERILAKU MENCONTEK DITINJAU DARI


JENIS KELAMIN DAN TINGKAT PENGHASILAN ORANG TUA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 10 dan SMP Maria Immaculata Kota
Yogyakarta.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma


hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal : 28 Juli 2016

Yang menyatakan

Siwi Dwi Pangestu

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Yang Ditinjau Dari Jenis


Kelamin dan Tingkat Penghasilan Orang Tua
Studi Kasus pada Siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 dan SMP Maria
Immaculata Kota Yogyakarta
Siwi Dwi Pangestu
Universitas Sanata Dharma
2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap


siswa kelas VIII terhadap perilaku mencontek yang ditinjau dari jenis kelamin dan
tingkat penghasilan orang tua. Jenis penelitian ini termasuk penelitian studi kasus.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 dan SMP Maria Immaculata


Yogyakarta pada bulan Februari 2016 – April 2016. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII berjumlah 339. Sampel berjumlah 120 responden diambil
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan teknik kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan
adalah Mann Whitney untuk variabel jenis kelamin dan Kruskal-Willis untuk
variabel tingkat penghasilan orang tua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tidak ada perbedaan sikap siswa
SMP terhadap perilaku mencontek yang ditinjau dari jenis kelamin (nilai Asymp.
Sig atau nilai probabilitas 0,313), (2) tidak ada perbedaan sikap siswa SMP
terhadap perilaku mencontek yang ditinjau dari tingkat penghasilan orang tua
(nilai Asymp. Sig atau nilai probabilitas 0,534).

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

ATTITUDES OF STUDENTS TOWARDS CHEATING BEHAVIOR


PERCEIVED FROM GENDER AND LEVEL OF PARENT’S INCOME

A Case Study on the Eighth Grade Students of Ten State Junior High School and
Maria Immaculata Junior High School in Yogyakarta

Siwi Dwi Pangestu


Sanata Dharma University
2016

This study aims to determine whether there is difference in the attitude


of the eighth grade students towards cheating behavior perceived from gender and
income level of the parents. This study is a case study.

The research was conducted at Ten State Junior High School and Maria
Immaculata Junior High School in Yogyakarta from February 2016 to April 2016.
The population in this study were 339 students. The samples were 120
respondents drawn by applying purposive sampling technique. Data were
collected by questionnaires. Data analysis technique were Mann Whitney test for
variables sex and Kruskal-Willis for variable income levels of parents.

The results show that: (1) there is no difference in the attitude of Junior
High School students towards the behavior of cheating perceived from gender
(value Asymp. Sig or probability value 0.313), (2) there is no difference in the
attitude of Junior High School students to the behavior of cheating perceived from
level of parent’s income (grades Asymp. Sig or a probability value 0.534).

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang Maha

Pengasih dan Maha Murah atas berkat, rahmat, dan kasih-Nya yang telah

dilimpahkan sehingga dengan segala keterbatasan yang ada, penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat oada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang

merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Selama penyusunan skripsi yang berjudul Sikap Siswa SMP Terhadap

Perilaku Menyontek ditinjau dari Jenis Kelamin dan Pekerjaan Orang Tua ini,

penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai

pihak. Maka pada kesempatan ini penulis dengan sepenuh hati menyampaikan

rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Bapak Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. Selaku dosen pembimbing

skripsi, yang dengan sabar dan tulus membimbing penulis menyusun

skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajran

hidup yang berharga.

5. Bapak Dr. S. Widanarto Prijowuntanto, S.Pd, M.Si. yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala

keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Bapak Petrus Supraptijan, Bapakku, yang telah berjuang dengan seluruh

tenaganya sehingga penulis bisa menempuh pendidikan hingga perguruan

tinggi serta selalu memberikan dukungan dan semangat selama kuliah.

8. Titin Sumarni, Ibukku, yang selalu dan tak pernah berhenti memberi doa,

saran, dukungan, semangat, kasih sayang selama menjalani perkuliahan ini

serta tak pernah jenuh mendengarkan keluh kesahku.

9. Kakakku, Mas Ismoyo Djati, S.E. yang selalu memberi dukungan, saran ,

dan masukan.

10. Mbah Kasiati, Lek Agus, Mba Khoir yang selalu mendukungku dengan

memberikan semangat.

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. Yang terkasih, Danang Kristiawan, yang selalu menemaniku serta selalu

memberikan semangat dan dukungan.

12. Mba Kembar, Mba Rury dan Mba Mbul yang selalu menemaniku dalam

mengerjakan skripsi ini serta memberikan dorongan dan semangat di saat

aku lelah dan galau.

13. Bude Mur yang selalu mengingatkanku untuk mengerjakan skripsi.

14. Teman-teman yang paling kusayang (Vena, Ella, Gisel, Helen, Markodil,

Natal, Mbokde, Mita) yang saling memberikan dukungan dan semangat.

15. Rekan-rekan dalam mengerjakan skripsi (Ocep, There, Mega, Tombol,

Mamik).

16. Teman-Teman PAK’12 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

17. Kepala Tata Usaha dan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Yogyakarta yang

telah bersedia membantu dalam proses pengisian kuesioner.

18. Ibu Novi dan Siswa Kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta yang

telah bersedia membantu dalam proses pengisian kuesioner.

19. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan

masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukannya.

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT.......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xx

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian................................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 10

A. Pendidikan Karakter dan Nilai Pendidikan Karakter ............................. 10

B. Sikap....................................................................................................... 11

C. Mencontek .............................................................................................. 15

D. Remaja.................................................................................................... 19

E. Gender .................................................................................................... 28

F. Penghasilan Orang Tua .......................................................................... 32

G. Kerangka Berpikir .................................................................................. 34

H. Hipotesis................................................................................................. 36

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 38

A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 38

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 38

C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 39

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ................................... 39

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya.................................................. 42

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 47

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian .................................................. 51

H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 60

BAB IV GAMBARAN UMUM ...................................................................... 66

A. SMP Negeri 10 Yogyakarta .................................................................... 66

B. SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta................................... 74

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... 81

A. Deskripsi Penelitian ................................................................................ 81

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data .......................................................... 85

C. Pengujian Hipotesis................................................................................. 91

D. Pembahasan............................................................................................. 95

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN .......................... 99

A. Kesimpulan ............................................................................................. 99

B. Saran........................................................................................................ 99

C. Keterbatasan............................................................................................ 100

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 101

LAMPIRAN........................................................................................................ 104

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai-nilai Karakter dan Deskripsi Karakter ....................................... 10

Tabel 3.1 Nama Sekolah dan Jumlah Siswa ....................................................... 40

Tabel 3.2 Skor Skala Likert dalam Kuesioner .................................................... 46

Tabel 3.3 Operasional Variabel Sikap Mencontek ............................................. 48

Tabel 3.4 Rincian Item Favourable dan Unfavourable ...................................... 50

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas ................................................................... 51

Tabel 3.6 Hasil Pengujian Validitas Kedua ........................................................ 54

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Validitas Ketiga ........................................................ 56

Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ........... 59

Tabel 3.9 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian.............................. 60

Tabel 3.10 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II ........................................... 61

Tabel 3.11 Rentang Skor Variabel Sikap Mencontek......................................... 62

Tabel 4.1 Jumlah Guru dan Pegawai SMP Negeri 10 Yogyakarta ..................... 71

Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMP Negeri 10 Yogyakarta ......................................... 72

Tabel 4.3 Fasilitas SMP Negeri 10 Yogyakarta.................................................. 73

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.4 Jumlah Guru dan Pegawai SMP Maria Immaculata Yogyakarta ....... 80

Tabel 4.5 Jumlah Siswa SMP Maria Immaculata Yogyakarta ........................... 80

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah.......... 81

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Status Sekolah ....... 82

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 83

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Orang Tua ........................................................................................... 83

Tabel 5.5 Perhitungan dan Interpretasi Penilaian Sikap Siswa Terhadap

Perilaku Mencontek............................................................................ 84

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku

Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki.............................. 85

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku

Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki.............................. 86

Tabel 5.8 Hasil Pengujian Normalitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku

Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

< Rp 2.000.000 ................................................................................... 87

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.9 Hasil Pengujian Normalitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku

Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 ........................................................... 88

Tabel 5.10 Hasil Pengujian Normalitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku

Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

> Rp 5.000.000.................................................................................. 89

Tabel 5.11 Hasil Uji Homogenitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................... 90

Tabel 5.12 Hasil Uji Homogenitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua................................... 90

Tabel 5.13 Hasil Uji Mann Whitney ................................................................... 93

Tabel 5.14 Hasil Uji Kruskal-Willis ................................................................... 94

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 10 Yogyakarta ............................ 69

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ............................................................................................................. 104

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian........................................................................ 105

Lampiran 2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................................... 112

Lampiran 3 Uji Prasyarat Analisis ...................................................................... 119

Lampiran 4 Uji Hipotesis .................................................................................... 124

Lampiran 5 Data Induk Penelitian ...................................................................... 127

Lampiran 6 Tabel r.............................................................................................. 135

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia.

Hal ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk

selalu berkembang dalam dunia pendidikan. Pemerintah Indonesia juga

mencanangkan tentang pendidikan yaitu yang disebut dengan Pendidikan

Nasional. Pendidikan Nasional sesuai dengan Garis-Garis Besar Haluan

Negara (GBHN) 1993, bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh,

cerdas, kreatif. Terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan rohani (Sekretariat

Republik Indonesia, 1993).

Tetapi tujuan yang sangat baik itu nampaknya sukit tercapai apabila

pelajar dan mahasiswa di Indonesia sering berbuat curang, tidak jujur serta

asal-asalan pada saat ujian, yaitu dengan mencontek. Perilaku menyontek

merupakan suatu upaya yang dilakukan pelajar dan mahasiswa untuk

mendapatkan nilai yang baik. Beberapa alasan lainnya pelajar/mahasiswa

menyontek adalah agar mendapatkan pujian dari orang tua, guru, dan teman-

temannya; tidak siap dalam ulangan/ujian; tidak percaya diri; kesulitan

dalam mata pelajaran tertentu; malas belajar; dan sebagai bentuk solidaritas

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

antar teman. Bila hal ini terus-menerus dibiarkan maka dapat dipastikan

pendidikan di Indonesia akan mengalami kemunduran.

Perilaku menyontek menjadi fenomena yang perlu diperhatikan

dalam dunia pendidikan. Kebanyakan siswa di SD, SMP, SMA/K maupun

mahasiswa di perguruan tinggi pernah menyontek. Menyontek dapat

dilakukan dengan berbagai cara seperti menulis di atas meja, menulis di

kertas/tissue, menulis di anggota tubuh, bertanya kepada teman, searching

menggunakan ponsel, melihat dan menyalin jawaban teman, menyontek

dengan buku yang diletakkan di laci atau di WC, dan lain-lain.

Dunia pendidikan perlu mengikis perilaku menyontek ini. Perilaku

menyontek merupakan bagian dari ketidakjujuran. Ketika dunia pendidikan

membiarkan ketidakjujuran ini berlanjut, maka akan memberikan dampak

pada pembangunan karakter manusia Indonesia. Pencurian, korupsi,

penipuan, dan plagiarisme yang marak terjadi merupakan contoh dari

kegagalan dunia pendidikan dalam membentuk karakter peserta didik.

Keberhasilan setiap siswa dalam dunia pendidikan dapat dipengaruhi

oleh berbagai faktor intern seperti motivasi, cara belajar, kelengkapan

sarana dan prasarana pendidikan serta faktor ekstern seperti lingkungan

sekolah, lingkungan keluarga (orang tua) maupun lingkungan masyarakat.

Di dalam lingkungan keluarga, banyak faktor yang dapat mempengaruhi

keberhasilan siswa dalam menempuh pendidikan, salah satunya yaitu latar

belakang pekerjaan orang tua, di mana faktor tersebut menentukan tingkat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pendapatan yang pada akhirnya akan menentukan berbagai kebutuhan

pendidikan siswa.

Seorang siswa yang memiliki orang tua dengan latar belakang

pekerjaan yang berpenghasilan tinggi, semua kebutuhan dapat dipenuhi,

seperti misalnya sekolah di pendidikan formal, selain itu orang tua juga

mampu memasukkan anaknya di pendidikan non formal (bimbingan belajar)

agar mereka lebih dapat memahami materi yang diajarkan di sekolah.

Begitupun sebaliknya, siswa yang memiliki orang tua dengan latar belakang

pekerjaan yang berpenghasilan rendah, fasilitas tidak dapat terpenuhi

sehingga dituntut untuk memikirkan kebutuhan lain sehingga anak tidak ada

waktu untuk belajar.

Sebuah tinjauan lingkungan kemiskinan anak menyimpulkan bahwa

dibanding dengan rekan-rekan yang lebih diuntungkan secara ekonomi,

anak-anak miskin mengalami kesengsaraan. Menurut Evans (2004) dalam

Santrock (2014 : 163) lebih banyak konflik keluarga, kekerasan, kekacauan

dan pemisahan keluarga dari mereka, kurang dukungan sosial; kurang

stimulasi intelektual; lebih banyak menonton TV, fasilitas sekolah dan

perawatan anak rendah, serta orang tua yang kurang terlibat dalam kegiatan

sekolah mereka, lebih banyak polusi dan ramai, rumah berisik, dan lebih

berbahaya, memburuknya lingkungan. Dengan adanya pendapat tersebut

dapat memungkinan mereka malas untuk belajar dan dapat menimbulkan

perilaku menyimpang di sekolah, seperti mencontek.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Fakta tentang perilaku ketidakjujuran di dunia pendidikan biasanya

banyak terjadi saat menjelang ujian. Hal ini di dukung oleh hasil penelitian

dari Hartanto dalam Kharisma (2014: 21) menunjukkan bahwa intensitas

perilaku menyontek di SMP Swasta di daerah Pondok Cabe Jakarta, berada

pada posisi sedang (53,3%), rendah (33,3%), dan tinggi (13,3%). Bentuk

perilaku menyontek yang biasa dilakukan oleh peserta didik antara lain

melihat, menyalin, dan meminta jawaban dari teman-temannya.

Selain itu, ada fakta lain mengenai perilaku menyontek di kota

Yogyakarta. Kota yang dikenal dengan sebutan “Kota Pelajar” ini

dinobatkan sebagai daerah yang memiliki nilai Indeks Integritas Ujian

Nasional (IIUN) tertinggi di Indonesia pada tahun 2015 (Harian Republika,

2015 tanggal 19 Mei). Berdasarkan data laporan hasil UN dan IIUN per

kabupaten/kota yang masuk ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud), kota Yogyakarta meraih nilai tertinggi, yakni sekitar 82,37

dengan rata-rata nasional 63,28.

Tetapi di sisi lain, seorang siswa Sekolah Menengah Umum (SMU)

favorit di Surabaya melakukan penelitian terhadap 98 teman sekolahnya

menemukan bahwa 80 % dari sampel penelitiannya itu pernah mencontek.

80 % tersebut, 52 % tergolong sering mencontek dan 28 % jarang

(Widiawan, 1997). Menurut Info Aktual Muda (24 Juli 1999), pelajar-

pelajar dari SD (Sekolah Dasar), SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama)

dan SMU (Sekolah Menengah Umum) bahkan mahasiswa banyak yang

mencontek pada saat ujian atau ulangan untuk mendapatkan nilai yang baik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bahkan mahasiswa S-2 yang sudah dianggap lebih dewasa pun ada yang

melakukan tindakan kecurangan ini. Hal tersebut menjadi suatu yang biasa-

biasa saja karena seringnya orang melihat kecurangan-kecurangan seperti

itu. (Majalah Pelajar Kuntum, Maret 1998). Tindakan mencontek bukan lagi

menjadi hal yang memalukan, asalkan tidak diketahui guru atau dosen, tidak

menjadi masalah yang penting nilai bagus. Halal atau tidaknya cara itu

tampaknya tidak terlalu dipermasalahkan, yang penting nilai baik dan bagus

tanpa harus belajar dengan keras.

Di samping itu, perilaku menyontek juga disebutkan dalam website

komunitas air mata guru (www.komunitasairmataguru.blogspot.co.id).

Dalam website tersebut disebutkan banyak kecurangan-kecurangan dalam

UN baik yang dilakukan oleh siswa dan guru. Selain itu, hasil penelitian

longitudinal Anderman dalam Mubiar (2011: 4) menunjukkan bahwa

menyontek sering dilakukan siswa SMP dikarenakan adanya perubahan

keadaan lingkungan belajar yang dialami siswa. Hal ini disebabkan karena

siswa mengalami masa transisi dari sekolah dasar ke sekolah menengah,

struktur kelas, dan lingkungan sekolah yang kompetitif.

Sekolah Menengah Pertama merupakan salah satu jenjang pendidikan

yang dilalui oleh peserta didik. Pada jenjang ini, peserta didik dihadapkan

pada perkembangan mental dan moral. Menurut Anderman dalam Mubiar

(2011 : 4), pada usia 12-15 tahun yang umumnya individu duduk di bangku

SMP akan mulai memasuki dunia baru yang berbeda dengan pengalaman di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sekolah dasar serta banyak hal baru yang menuntut individu untuk

menyesuaikan diri, terutama pada siswa kelas VII.

Perubahan keadaan lingkungan belajar mengakibatkan siswa

melakukan tindakan mencontek. Mereka menganggap tindakan itu sebagai

bentuk solidaritas antar teman. Menyontek biasanya dilakukan pada

pelajaran matematika dan ilmu alam atau ilmu pasti, dibandingkan dengan

pelajaran lainnya. Menyontek biasanya terjadi pada waktu ulangan atau

ujian.

Setiap orang memiliki sikap maupun perilaku yang berbeda-beda

terhadap suatu objek atau stimulus begitu pun sikap siswa SMP yang

berbeda-beda terhadap perilaku mencontek. Gunarsa (1991) mengatakan

bahwa terdapat perbedaan pada laki-laki dan perempuan, yaitu jika

perempuan lebih mengandalkan aspek-aspek emosional, perasaan dan

suasana hati sedangkan untuk laki-laki lebih terlihat agresif, lebih aktif dan

tidak sabaran dalam menyelesaikan masalah. Tetapi di sisi lain, secara

psikologis dan fisiologis ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai

perkembangan yang berbeda. Seorang perempuan lebih mempunyai sifat

keibuan yang lemah lembut, berperasaan dan lebih feminin. Sedangkan laki-

laki mempunyai sifat yang maskulin, kasar, lebih perkasa dan lebih

pemberani dibandingkan dengan perempuan.

Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang besar karena laki-

laki memiliki keinginan yang lebih besar untuk sukses daripada perempuan.

Oleh karena itu laki-laki cenderung lebih agresif dalam menggapai cita-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

citanya daripada perempuan. Sifat perempuan berbeda dengan laki-laki.

Kepribadian seorang pria menunjukkan adanya pembagian dan pembatasan

yang jelas antara pikiran, rasio, dan emosionalitas. Jalan pikirannya tidak

dikuasai oleh emosi, perasaan ataupun suasana hati. Perhatiannya lebih

banyak tertuju pada pekerjaan dengan kecenderungan mementingkan

keseluruhannya dan kurang memperhatikan hal-hal yang kecil (Gunarsa &

Gunarsa, 1991). Dalam beraktivitas pun seorang pria lebih agresif, lebih

aktif dan tidak sabar karena itu sifat pria lebih cenderung tidak mau

menunggu, kurang tekun dan kurang tabah dalam menghadapi kesulitan

hidup dan cepat putus asa.

Banyaknya pendapat dan pernyataan parah tokoh serta fenomena di

atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui secara nyata, jelas, dan

secara dekat tentang kenyataan sebenarnya mengenai sikap siswa SMP

terhadap perilaku mencontek. Berdasarkan hal di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitan dengan judul: Sikap Siswa Terhadap Perilaku

Mencontek Yang Ditinjau Dari Jenis Kelamin dan Tingkat Penghasilan

Orang Tua. Studi Kasus pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 dan SMP

Maria Immaculata Kota Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada perbedaan sikap siswa/siswi terhadap perilaku

mencontek yang ditinjau dari jenis kelamin?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Apakah ada perbedaan sikap siswa/siswi terhadap perilaku

mencontek yang ditinjau dari tingkat penghasilan orang tua?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu:

1. untuk mengetahui tentang perbedaan sikap siswa/siswi terhadap

perilaku mencotek yang ditinjau dari jenis kelamin.

2. untuk mengetahui tentang perbedaan sikap siswa/siswi terhadap

perilaku mencotek yang ditinjau dari tingkat penghasilan orang tua.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan

sekolah dan perguruan tinggi.

1. Guru

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru dalam mengetahui dan

mencegah perilaku menyontek siswa-siswa SMP. Sehingga, hasil

ujian/ulangan yang dihasilkan benar-benar merupakan hasil belajar

siswa dan mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya.

Dengan demikian, pengambilan keputusan terkait dengan nilai yang

dihasilkan siswa tidak bias.

2. Siswa

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa. Siswa lebih

menyadari tentang kemampuan yang dimiliki dan dapat

mengoptimalkan kompetensi-kompetensi yang ada pada diri siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Sekolah dan Perguruan Tinggi

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah dan perguruan

tinggi dalam mengimplementasikan pendidikan karakter khususnya

kejujuran dalam belajar. Implementasi pendidikan karakter dapat

dimulai dari hal-hal yang sederhana, salah satunya adalah mendidik

untuk jujur dalam ulangan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Karakter dan Nilai Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan

karakter. Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar dan terencana

untuk menciptakan seseorang yang dapat berguna di masa yang akan

datang, sedangkan karakter adalah suatu atribut yang membentuk dan

membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan komplesitas, mental satu orang

dengan orang lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan karakter merupakan usaha yang sungguh-sungguh dilakukan dan

mampu menciptakan ciri pribadi yang berbeda antara orang satu dan

lainnya. Pendidikan karakter memiliki makna yang sama dengan pendidikan

moral dan pendidikan akhlak, yang mana tujuannya adalah untuk

membentuk karakter pribadi anak supaya menjadi manusia dan warga

negara yang baik.

Secara universal, berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup

bersama berdasarkan beberapa pilar yaitu: kedamaian, menghargai,

kerjasama, kebebasan, kebahagian, kejujuran, kerendahan hati, kasih

sayang, tanggung jawab, kesederhahaan, toleransi, dan persatuan (Samani,

2013 : 43). Nilai-nilai karakter tersebut dijabarkan pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karakter dan Deskripsi Karakter


No. Nilai Karakter Deskripsi
1 Kedamaian Sikap dan perilaku yang menyukai adanya
harmoni dan bebas dari konflik dan

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

gangguan, serta suka akan ketenangan.


2 Menghargai Menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Bersikap beradab, sopan, tidak
melecehkan, tidak menghina orang lain, dan
tidak menilai orang lain sebelum
mengenalnya dengan baik.
3 Kerjasama Saling membantu untuk mencapai sebuah
tujuan.
4 Kebebasan Tidak adanya paksaan/tekanan yang sengaja
mendesak seseorang untuk bertidak melawan
kehendak diri sendiri.
5 Kebahagian Suatu keadaan di mana hadir kesenangan,
ketentraman, dan kepuasan terhadapa apa-apa
yang telah dicapai.
6 Kejujuran Menjunjung tinggi kebenaran, ikhlas dan
lurus hari, tidak suka berbohong, mencuri dan
memfitnah, tidak pernah bermaksud
menjerumuskan orang lain.
7 Kerendahan Hati Mengakui adanya peranan dan jasa orang lain
dan tidak pernah menonjolkan diri.
8 Kasih sayang Memiliki dan menunjukkan perasaan penuh
kasih sayang, mencintai, dan bersikap penuh
kelembutan
9 Tanggung Jawab Melakukan tugas sepenuh hati, bekerja
dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras
mencapai prestasi terbaik, mampu
mengontrol diri, dan berdisplin diri.
10 Kesederhanaan Suatu keadaan tentang bagaimana berlaku
sederhana, tidak pamer, bermewah-mewah,
tidak berpikiran melit, dan rumit.
11 Toleransi Menerima secara terbuka orang lain yang
tingkat kematangan dan latar belakang yang
berbeda.
12 Persatuan Menjalin rasa kebersamaan dan saling
melengkapi satu sama lain, serta menjalin
rasa kemanusiaan dan saling toleransi.

B. Sikap

1. Pengertian Sikap

Pengertian sikap didefinisikan berbeda-beda oleh para ahli.

Azwar (2009) mendefinisikan sikap sebagai bentuk pernyataan seseorang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

terhadap hal-hal yang ditemuinya seperti benda, orang ataupun fenomena.

Sikap membutuhkan stimulus untuk menghasilkan respon. Sikap

merupakan perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun

perasaan tidak mendukung (unfavorable) pada suatu objek. Istilah sikap

atau attitude pada awalnya digunakan untuk menunjukkan status mental

individu. Sikap dapat menuntun perilaku individu sehigga individu akan

bertindak sesuai dengan sikap yang diekspresikan. Kesadaran individu

untuk menentukan tingkah laku nyata dan perilaku yang mungkin terjadi

itulah yang dimaksud dengan sikap.

Kurinasih (2014, 65) mendefinisikan sikap sebagai sebuah

ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh

seseorang. Selanjutnya Kurinasih menjelaskan bahwa sikap dapat

dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.

Ahmadi dalam Sukarmin (2009), menyatakan bahwa sikap merupakan

kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negative terhadap objek atau

situasi secara konsisten. Winkel (1999) memiliki pendapat yang berbeda

dengan pendapat-pendapat sebelumnya. Winkel (1999) berpendapat

bahwa sikap merupakan kemampuan internal yang berperanan sekali

dalam mengambil tindakan, lebih-lebih jika terbuka berbagai

kemungkinan untuk bertindak.

Dari pengertian-pengertian sikap di atas, dapat disimpulkan

bahwa sikap merupakan nilai yang dimiliki seseorang dalam merespon

fenomena-fenomena yang ada.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

2. Komponen Sikap

Azwar (2005) menggolongkan komponen-komponen sikap ke

dalam tiga komponen yaitu:

a. Komponen Kognitif

Komponen kognitif yakni kepercayaan seseorang mengenai

apa yang benar bagi objek sikap. Kepercayaan yang dibentuk menjadi

dasar pengetahuan seseorang terhadap objek yang diharapkan.

b. Komponen Afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif

sesorang terhadap suatu objek sikap. Reaksi emosional dari komponen

afektif banyak dipengaruhi oleh kepercayaan yang dipercayai bagi

objek tertentu.

c. Komponen Konatif

Komponen konatif menunjukkan perilaku yang ada dalam diri

seseorang yang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.

3. Faktor pembentuk sikap

Faktor-faktor pembentuk sikap individu menurut Azwar (2005)

yaitu:

a. Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi meninggalkan kesan yang kuat dan dapat

menjadi dasar pembentukan sikap. Sikap lebih mudah terbentuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

apabila pengalaman pribadi terjadi dalam situasi yang melibatkan

faktor emosional.

b. Kebudayaan

Kebudayaan menanamkan pengaruh sikap terhadap berbagai

masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya,

karena kebudayaan memberi corak pengalaman individu-individu yang

menjadi anggota kelompok masyarakat.

c. Orang Lain yang Dianggap Penting

Pada umumnya individu cenderung memiliki sikap konformis

atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting.

Kecenderungan ini dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan

keinginan untuk menghindari konflik dengan orang dianggap penting.

d. Media massa

Sebagai sarana komunikasi, media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam

pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dalam penyampaian

informasi, media massa memberikan pesan-pesan yang berisi sugesti

yang dapat mengarahkan opini seseorang. Pesan sugesti tersebut

apabila cukup kuat akan memberi dasar efektif dalam menilai suatu hal

sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Pemahaman baik dan buruk, sesuatu yang boleh dan tidak

boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan keagamaan. Konsep


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan, maka

konsep tersebut ikut berperan dalam menetukan sikap individu

terhadap suatu hal.

f. Emosional

Suatu bentuk sikap pernyataan yang didasari oleh emosi

berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego.

C. Menyontek

1. Pengertian Menyontek

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008),

menyontek berasal dari kata sontek yang berarti melanggar, mencontoh,

menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan lain sebagainya

sebagaimana aslinya, menjiplak. Sedangkan Anderman dan Murdock

dalam Purnamasari (2013) menyatakan bahwa perilaku kecurangan

akademik merupakan penggunaan segala kelengkapan dari materi ataupun

bantuan yang tidak diperbolehkan digunakan dalam tugas-tugas akademik

dan atau aktivitas yang mengganggu proses asesmen.

Bower dalam Purnamasari, (2013) mendefinisikan cheating adalah

perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang

sah dan terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademik untuk

menghindari kegagalan akademik. Sedangkan menurut Pincus &

Schemelkin (Mujahidah, 2009) perilaku menyontek merupakan suatu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

tindakan curang yang sengaja dilakukan ketika seseorang mencari dan

membutuhkan adanya pengakuan atas hasil belajarnya dari orang lain

meskipun dengan cara yang tidak sah seperti memalsukan informasi

terutama ketika dilaksanakannya evaluasi akademik.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku

menyontek adalah kegiatan, tindakan atau perbuatan yang dilakukan

secara sengaja dengan menggunakan cara-cara yang tidak jujur atau

curang untuk memalsukan hasil belajar dengan menggunakan bantuan atau

memanfaatkan informasi dari luar secara tidak sah pada saat dilaksanakan

tes atau evaluasi akademik untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Faktor-faktor penyebab menyontek

Salah satu alasan yang mendorong individu untuk menyontek

adalah untuk memuaskan harapan orang tua. Santrock (2003) mengatakan

bahwa tidak jarang orang tua dalam mengasuh atau mendidik anak-

anaknya dipengaruhi oleh keinginan atau ambisi dari orang tua tanpa

melihat kemampuan anaknya. Orang tua bermaksud ingin memberikan

yang terbaik bagi anak-anaknya, namun keinginan tersebut tidak

memperhatikan kemampuan anak.

Sikap orang tua yang mengharapkan terlalu berlebihan pada anak

akan menghambat anak untuk menunjukkan prestasi sesuai dengan potensi

yang dimiliki. Menurut Gunarsa & Gunarsa (1991) biasanya anak

menyadari harapan orang tuanya. Oleh karena itu sikap yang terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

menuntut dapat menyebabkan anak merasa takut kehilangan kasih sayang

dari orang tuanya. Hal ini menimbulkan rasa rendah diri, gangguan

tingkah laku, berkurangnya motivasi untuk belajar serta ketegangan atau

kecemasan dalam diri anak.

Agustin (2014) menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan

siswa menyontek pada saat ujian. Faktor-faktor tersebut adalah:

a. Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa

angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam tes formatif atau sumatif.

b. Pendidikan moral, baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan

dalam kehidupan siswa.

c. Sikap malas yang tertanam dalam diri siswa sehingga ketinggalan

dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab.

d. Anak remaja sering menyontek daripada anak SD, karena masa remaja

bagi mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di

kalangan teman-teman sekelasnya.

e. Kurang mengerti arti dari pendidikan.

Disadari atau tidak, siswa yang menyontek pada saat ujian disebabkan oleh

satu atau lebih faktor-faktor di atas.

Perilaku menyontek ini akan mengakibatkan perilaku atau watak

tidak percaya diri, tidak disiplin, tidak bertanggung jawab, tidak mau

membaca buku pelajaran tetapi rajin membuat catatan kecil-kecil untuk

bahan menyontek, menghalalkan segala macam cara, dan akhirnya

menjadi koruptor (Buchari dalam Prihatnaningtyas 2014). Dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

demikian tampak bahwa perilaku menyontek secara tidak langsung

membelajarkan pada siswa untuk menjadi seorang koruptor.

3. Bentuk-Bentuk Menyontek

Bentuk-bentuk perilaku menyontek menurut Hetherington and

Feldman dalam Veronikha (2013) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Social Active

1) Melihat jawaban teman yang lain ketika ujian berlangsung

2) Meminta jawaban kepada teman yang lain ketika ujian sedang

berlangsung

b. Individualistic-Opportunistic

1) Menggunakan HP atau alat elektronik lain yang dilarang ketika

ujian sedang berlangsung.

2) Mempersiapkan catatan yang digunakan pada saat ujian akan

berlangsung.

3) Melihat dan menyalin sebagian atau seluruh hasil kerja teman lain

pada saat tes.

c. Individual Planned

1) Mengganti jawaban ketika guru keluar kelas.

2) Membuka buku teks ketika ujian sedang berlangsung.

3) Memanfaatkan kelengahan/kelemahan guru ketika menyontek.

d. Social Passive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

1) Mengijinkan orang lain melihat jawaban ketika ujian sedang

berlangsung.

2) Membiarkan orang lain menyalin pekerjaannya.

3) Memberi jawaban tes kepada teman pada saat ujian sedang

berlangsung.

D. Remaja

1. Pengertian Remaja

Siswa dalam penelitian ini memiliki batasan istilah, yaitu lebih

dikhususkan pada remaja awal yang kurang lebih berlangsung di masa

sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan perubahan

pubertal terbesar terjadi di masa ini. Masa remaja ini didefinisikan

sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan

masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif,

dan sosial-emosional. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri

memasuki masa dewasa (Santrock, 2007:20).

Remaja atau adolescence berasal dari kata kerja latin “adolescere”

yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Piaget menyatakan bahwa istilah

adolescence ini mempunyai arti luas mencakup kematangan mental,

emosional, dan sosial (Hurlock, 1990). Menurut Melly (1984) Remaja

adalah merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia, di

mana seseorang sudah tidak dapat disebut anak kecil lahi, tetapi juga

belum dapat disebut orang dewasa. Taraf perkembangan ini pada

umumnya disebut masa pancaroba atau masa perlihan dari masa kanak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

kanak menuju arah kedewasaan. Selain itu, WHO (dalam Sarwono,

2001) mendefinisikan tentang remaja sebagai berikut:

a. Individu yang berkembang dari pertama kali ia menunjukkan tanda-

tanda seksual sekundernya sampai ia mengalami kematangan secara

seksual.

b. Individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola

identifikasi dari kanak-kanak manjadi dewasa.

c. Terjadinya peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Banyak ahli memberikan batasan tentang usia remaja. Sarwono

(2001) mengungkapkan bahwa batasan usia remaja di Indonesia adalah

antara 11 sampai 24 tahun dan belum menikah. Selain itu, Monks, dkk

(2004) membagi usia remaja ini dalam tiga bagian yaitu: masa remaja

awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun), dan masa

remaja akhir (18-21 tahun). Dalam hal ini penulis lebih mengarahkan

kepada subjek masa remaja awal. Berbeda dengan pendapat Santrock

(2007), usia remaja dimulai sekitar usia 10 hingga 13 tahun dan berakhir

pada sekitar usia 18 hingga 22 tahun.

Anna Freud menggambarkan masa adolecencia sebagai suatu

proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan

dengan perkembangan psikoseksual, perubahan dalam hubungan dengan

orang tua dan cita-cita mereka. Neidhart juga melihat masa adolecencia

sebagai masa peralihan ditinjau dari kedudukan ketergantungannya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

dalam keluarga menuju ke kehidupan dengen kedudukan yang ”mandiri”

(Gunarsa, 2003).

Berdasarkan beberapa pendapat para tokoh di atas, dapat

disimpulkan bahwa remaja merupakan proses perkembangan atau masa

peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa untuk menuju

kehidupan yang lebih mandiri yang mencakup kematangan mental,

emosional, sosial, kematangan psikologis dan terjadi perubahan-

perubahan organ seksual.

2. Tahap-tahap Perkembangan Masa Remaja

Perubahan organ-organ reproduksi yang semakin matang pada

remaja akan menyebabkan dorongan dan gairah seksual remaja yang

main kuat dalam dirinya (Dariyi, 2004). Remaja memasuki usia subur

dan produktif. Artinya, secara fisiologis, mereka telah mencapai

kematangan organ-organ reproduksi. Kematangan organ reproduksi

tersebut mendorong individu untuk melakukan hubungan sosial baik

dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis. Mereka berupaya

mengembangkan diri melalui pergaulan, dengan membentuk teman

sebayanya. Selain itu, remaja harus belajar pola-pola tingkah laku sosial

yang dilakukan orang dewasa dalam lingkungan kebudayaan pada

masyarakat di mana mereka hidup (Meidina, 200)

Bloos (Sarwono, 2001) mengatakan bahwa terdapat tiga tahap

perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju

kedewasaan, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

a. Remaja awal (12-15 tahun)

Tahap ini remaja merasa heran dengan perubahan-perubahan pada

tubuhnya beserta munculnya dorongan-dorongan yang menyertai

perubahan tersebut. Mereka seperti terangsang dengan lawan jenis dan

mudah terangsang secara erotis.

Keadaan perasaaan emosinya juga sangat peka sehingga tidak

stabil. Remaja awal dilanda pergolakan, sehingga selalu mengalami

perubahan dalam perbuatannya. Remaja awal cenderung mempunyai

kepekaan berlebihan sehingga sulit dimengerti dan juga sulit mengerti

orang yang lebih dewasa.

b. Remaja Madya (15-18 tahun)

Remaja madya sangat membutuhkan kawan-kawan. Mereka

mempunyai kecenderungan mencintai diri sendiri dan menyukai

teman yang mempunyai sifat yang sama dengan dirinya.

c. Remaja akhir (18-24 tahun)

Tahap ini adalah masa menuju periode dewasa yang ditandai

pencapaian 5 hal, yaitu:

1) Minatnya yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan

pengalaman-pengalaman baru.

3) Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

4) Egosentrisnya (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan sendiri dengan

kepentingan orang lain.

5) Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadi dari masyarakat

umum.

3. Tugas-tugas Perkembangan Remaja

Robert dalam bukunya Human Development and Education

(Melly, 1984) menyebutkan adanya sepuluh tugas perkembangan remaja,

yaitu:

a. Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman

sebanyanya, baik dengan teman-teman sejenis maupun dengan jenis

kelamin lain.

Artinya para remaja memandang gadis-gadis sebagai wanita dan laki-

laki sebagai pria, menjadi manusia dewasa di antara orang-orang

dewasa. Mereka dapat berkerjasama dengan orang lain dengan tujuan-

tujuan bersama, dapat menahan dan mengendalikan perasaan-perasaan

pribadi dan belajar memimpin orang lain dengan atau tanpa dominasi.

b. Dapat menjalankan peranan-peranan sosial menurut jenis kelamin

masing-masing, artinya mempelajari dan menerima peranan masing-

masing sesuai dengan ketentuan-ketentuan/ norma-norma masyarakat.

c. Menerima kenyataan (realitas) jasmaniah serta menggunakannya

seefektif-efektifnya dengan perasaan puas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

d. Mencapai kebebasan emosional dari orang tua atau orang dewasa

lainnya. Ia tidak kekanak-kanakan lagi, yang selalu terikat pada orang

tuanya. Ia membebaskan dirinya dari ketergantungannya terhadap

orang tua atau orang lain.

e. Mencapai kebebasan ekonomi. Ia merasa sanggup untuk hidup

berdasarkan usaha sendiri. Ini terutama sangat penting bagi laki-laki.

Akan tetapi dewasa ini bagi kaum wanitapun tugas ini berangsur-

angsur menjadi tambah penting.

f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk pekerjaan atau jabatan. Artinya

belajar memilih satu jenis pekerjaan sesuai dengan bakatnya dan

mempersiapkan diri untuk pekerjaan tersebut.

g. Mempersiapkan diri untuk melakukan perkawinan dan hidup berumah

tangga. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan

keluarga dan memiliki anak. Bagi wanita ini harus dilengkapi dengan

pengetahuan dan keterampilan bagaimana mengurus rumah tangga

(home management) dan mendidik anak.

h. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep-konsep yang

diperlukan untuk kepentingan hidup bermasyarakat. Maksudnya ialah,

bahwa untuk menjadi warga negara yang baik perlu memiliki

pengetahuan tentang hukum, pemerintah, ekonomi, politik, geografi,

tentang hakikat manusia dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

i. Memperlihatkan tingkah laku yang secara sosial dapat dipertanggung

jawabkan. Artinya, ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial sebagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

orang dewasa yang bertanggung jawab, menghormati serta mentaati

nilai-nilai sosial yang berlaku dalam lingkungannya, baik regional

maupun nasional.

j. Memperoleh sejumlah norma-norma sebagai pedoman dalam tindakan-

tindakannya dan sebagai pandangan hidupnya. Norma-norma tersebut

secara sadar dikembangkan dan direalisasikan dalam menetapkan

kedudukan manusia dalam hubungannya dengan sang pencipta, alam

semesta dan dalam hubungannya dengan manusia-manusia lain;

membentuk suatu gambaran dunia dan memelihara harmoni antara

nilai-nilai pribadi dengan yang lain.

Kesuksesan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada

suatu masa kehidupan tertentu akan mendatangkan keadaan di mana

seseorang dapat menyesuaikan diri dengan baik. Keberhasilan dalam

melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang akan membuat seseorang

dapat melaksanakan tugas-tugas selanjutnya. Sebaliknya kegagalan

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan dalam masa

kehidupan tertentu dapat menyulitkan pelaksanaan tugas-tugas

perkembangan dalam masa kehidupan selanjutnya.

Mohammad Ali, dkk (2005: 12) mengatakan tugas-tugas

perkembangan remaja yang amat penting adalah mampu menerima

keadaan dirinya, memahami peran seks/jenis kelamin, mengembangkan

kemandirian, mengembangkan tanggung jawab pribadi dan sosial,

menginternalisasikan nilai-nilai moral, dan merencanakan masa depan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Selain itu tugas yang lain adalah belajar untuk memperoleh kemampuan

bersosialiasi, mengerti peranan sosial, tingkah laku secara sosial, serta

norma-norma sebagai pedoman hidup. Hal tersebut sangat berguna untuk

melakukan penyesuaian dengan kehidupan sehari-hari. Membentuk

hubungan sosial dengan teman sebayanya secara umum lebih cenderung

di mana individu banyak beraktivitas.

Tugas perkembangan tersebut harus mereka jalani dengan baik,

karena apabila tidak dijalani dan gagal maka dapat mempegaruhi

kehidupan sosialnya selanjutnya. Selain itu jika tidak dijalani dengan

baik, tidak sedikit remaja yang melakukan perbuatan antisosial maupun

asusila karena tugas-tugas perkembangan tersebut kurang berkembang

dengan baik, sebagai contoh jika siswa tidak memiliki pengetahuan dan

perkembangan norma yang baik serta rasa sosial dengan lingkungan tidak

baik maka ia cenderung melakukan tindakan mencontek.

4. Remaja Laki-laki dan Perempuan

Sang Pencipta menciptakan perbedaan antara laki-laki dan

perempuan sesungguhnya memiliki tujuan yang jelas. Semua yang

diciptakan-Nya baik adanya. Kehidupan manusia dan maknanya dapat

mencapai hasil yang baik, maka perbedaan antara pribadi, perbedaan

jenis kelamin laki-laki dan perempuan perlu dijajaki. Dalam hal ini,

pengetahuan mengenai perbedaan jenis kelamin ini dapat membawa

manusia menuju saling penyesuaian dan saling penyempurnaan,

sebagimana yang harus dilakukan oleh remaja. Mereka perlu memiliki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

pengetahuan dalam menjajaki proses penyesuaian dan penyempurnaan

untuk menjadi manusia yang baik.

Pemahaman tentang kepribadian manusia yang berdasarkan jenis

kelaminnya dan mempengaruhi perilaku dan nilai yang dikembangkan

oleh individu merupakan peran identitas jenis kelamin. Perkembangan

tersebut yang terjadi pada diri seseorang tidak bisa lepas dari unsur

biologis dan psikologis.

Kartono (1997:317) menyebutkan bahwa manusia diciptakan

menjadi dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Ahli gender yang

memiliki orientasi lingkungan yang kuat mengakui bahwa anak

perempuan dan anak laki-laki diperlakukan secara berbeda karena

perbedaan fisik mereka dan peran mereka yang berbeda dalam reproduksi

(Santrock, 2014:184). Lingkungan keluarga, terutama pola asuh kedua

orang tua memegang peran penting dalam menyikapi perbedaan ini.

Dengan pola asuh yang baik dan benar, seorang anak laki-laki dan

perempuan akan berperilaku sesuai dengan peran mereka masing-masing.

Secara pesikologis dan fisiologis ternyata laki-laki dan perempuan

mempunyai perkembangan yang berbeda. Seorang perempuan lebih

mempunyai sifat keibuan yang lemah lembut, berperasaan dan lebih

feminim. Sedangkan laki-laki mempunyai sifat yang maskulin, kasar, dan

lebih perkasa.

Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang besar karena

laki-laki memiliki keinginan yang lebih besar untuk sukses daripada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

perempuan. Oleh karena itu laki-laki cenderung lebih agresif dalam

menggapai cita-citanya daripada perempuan. Sifat perempuan berbeda

dengan laki-laki. Kepribadian seorang pria menunjukkan adanya

pembagian dan pembatasan yang jelas antara pikiran, rasio, dan

emosionalitas. Jalan pikirannya tidak dikuasai oleh emosi, perasaan

ataupun suasana hati. Perhatiannya lebih banyak tertuju pada pekerjaan

dengan kecenderungan mementingkan keseluruhannya dan kurang

memperhatikan hal-hal yang kecil (Gunarsa & Gunarsa, 1991). Dalam

beraktivitas pun seorang pria lebih agresif, lebih aktif dan tidak sabar

karena itu sifat pria lebih cenderung tidak mau menunggu, kurang tekun

dan kurang tabah dalam menghadapi kesulitan hidup dan cepat putus asa.

E. Gender

Kata Gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin

(John M. Echols dan Hassan Sadhily, 1983:256). Seacar umum, pengertian

gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan

apabila dilihat daru nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies

Ensiklopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep cultural,

berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan

karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang

dalam masyarakat. Heddy Shri Ahimsha Putra (2000) menegaskan bahwa

istilah gender dapat dibedakan ke dalam beberapa pengertian berikut ini:

gender sebagai suatu istilah asing dengan makna tertentu, gender sebagai

suatu fenomena sosial budaya, gender sebagai suatu kesadaran social,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

gender sebagai suatu persoalan social budaya, gender sebagai sebuah

konsep untuk analisis, gender sebagai sebuah perspektif untuk memandang

kenyataan. (http://aagsyugimbal.blogspot.co.id/2011/02/teori-gender.html)

Menurut Sarlito (2005:86) peran yang dimiliki oleh gender pada

hakikatnya adalah bagian dari peran social pula. Sama halnya dengan anak

yang harus mempelajari perannya sebagai anak terhadap orang tua atau

sebagi murid terhadap guru. Dengan begitu, ia harus mempelajari perannya

sebagai anak dari jenis kelamin tertentu terhadap jenis kelamin lawannya.

Berbeda dengan anggapan awam, peran gender tidak hanya ditentukan oleh

jenis kelamin orang yang bersangkutan, tetapi juga oleh lingkungan dan

factor-faktor lainnya. Tidak otomatis seorang anak laki-laki harus bermain

mobil-mobilan dan robot-robotan, sedangkan anak perempuan bermain

boneka dan rumah-rumahan. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak anak

laki-laki tertarik pada boneka-boneka dan anak perempuan pada robot-

robotan. Mereka akhirnya tetap menjadi orang dewasa pria atau wanita yang

normal.

Dewasa ini, kontroversi gender masih dalam perbincangan

masyarakat. Ketidakadilan dan diskriminasi gender menyebabkan berbagai

pembedaan peran dan kedudukan antara perempuan dan laki-laki secara

langsung berupa perlakuan dan sikap, maupun tidak langsung berupa

dampak suatu perundang-undangan dan kebijakan menimbulkan berbagai

ketidak-adialan yang telah berakar dalam sejarah dan budaya serta dalam

berbagai struktur yang ada dalam masyarakat. Tetapi menurut Janet Shibley
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Hyde (1986, 2005) dalam buku Santrock (2007: 233) berkesimpulan bahwa

perbedaan gender tersebut terlalu dibesar-besarkan, khususnya sangat

dipengaruhi oleh buku-buku popular seperti buku John Gray (1982) dan

Deborah Tannen (1990), ia berpendapat bahwa hasil penelitian

memperlihatkan perempuan dan laki-laki itu memiliki factor-faktor

psikologis yangs serupa. Dalam sebuah rangkuman baru-baru ini, Hyde

(2005) merangkum hasil dari 44 analisis terhadap perbedaan dan persamaan

gender. Dalam sebagian besar bidang, perbedaan gender itu hampir tidak

ada atau bahkan tidak ada sama sekali, termasuk dalam hal kemampuan

matematika, komunikasi, dan agresi.

Untuk memahami konsep gender, harus dibedakan antara kata gender

dengan kata sex. Sex adalah perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara

biologis, yang secara fisik melekat pada masing-masing jenis kelamin, laki-

laki dan perempuan. Perbedaan jenis kelamin merupakan kodrat atau

ketentuan Tuhan, sehingga sifatnya permanent atau universal. Jenis kelamin

atau sex adalah adalah karakteristik biologis hormonal dan anatomis. Sex

tidak bias berubah, permanent dan tidak bias dipertukarkan karena bersifat

mutlak. Sedangkan gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan

dalam hal persifatan, peran, fungsi, hak, perilaku yang dibentuk oleh

masyarakat. Karenanya ia bersifat relatif, dapat berubah, dan dapat

dipertukarkan. Perubahan ciri dan sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu ke

waktu dan dari tempat ke tempat. Istilah gender dikemukakan oleh para

ilmuwan sosial untuk mejelaskan mana perbedaan perempuan dan laki-laki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan mana yang merupakan

bentukan budaya yang dikonstruksikan, dipelajari, dan disosialisasikan.

Pembedaan ini sangat penting karena selama ini kita sering sekali

mencampuradukan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati dan tidak berubah

dengan yang bersifat non kodrat (gender) yang sebenarnya bisa berubah

atau diubah. Perbedaan peran gender ini sangat membantu kita untuk

memikirkan kembali tentang pembagian peran yang selama ini dianggap

telah melekat pada manusia perempuan dan laki-laki. Dengan mengenali

perbedaan gender sebagai sesuatu yang tidak tetap, tidak permanen, akan

memudahkan kita untuk membangun gambaran tentang realitas relasi

perempuan dan laki-laki yang dinamis, yang lebih cocok dengan kenyataan

yang ada dalam masyarakat. Kita perlu memisahkan perbedan jenis kelamin

dan gender, karena konsep jenis kelamin biologis yang bersifat permanen

dan statis itu tidak dapat digunakan sebagai alat analisis yang berguna untuk

memahami realitas kehidupan dan dinamika perubahan relasi laki-laki dan

perempuan. Di pihak lain, alat analisis sosial yang telah ada seperti analisis

kelas, analisis diskursus (discourse analysis) dan analisis kebudayaan yang

selama ini digunakan untuk memahami realitas sosial tidak dapat

menangkap realitas adanya relasi kekuasaan yang didasarkan pada relasi

gender dan sangat berpotensi menumbuhkan penindasan. Dengan begitu

analisis gender sebenarnya menggenapi sekaligus mengoreksi alat analisis

sosial yang ada yang dapat digunakan untuk meneropong realitas relasi

sosial laki-laki dan perempuan serta akibat-akibat yang ditimbulkannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Dengan demikian gender adalah perbedaan peran laki-laki dan perempuan

yang dibentuk, dibuat dan dikontruksikan oleh masyarakat dan dapat

berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

(http://harriansaga.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-dan-teori-

gender.html).

F. Penghasilan Orang Tua

Jaman sekarang untuk dapat bertahan hidup dengan layak, orang harus

bekerja. Dengan bekerja orang memperoleh upah atau imbalan yang untuk

memenuhi kelangsungan hidup, baik hidup pribadi maupun hidup

berkeluarga/rumah tangga. Orang harus bekerja keras untuk memperoleh

penghasilan. Penghasilan yang di dapat itu kemudian dibelanjakan guna

memenuhi kebutuhan hidup baik berupa barang dan jasa. Besar jumlah yang

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tergantung dari berbagai hal (Gilarso,

1986:42):

1. Besarnya penghasilan yang masuk


2. Besarnya keluarga (jumlah anggota keluarga)
3. Tingkat biaya kebutuhan hidup
4. Taraf pendidikan keluarga dan status sosial. Misalnya pola
kebutuhan seorang dokter berbeda dengan pola kebutuhan
seorang guru atau seorang tukang kayu. Dengan demikian jumlah
dan pola pengeluarannya akan berbeda pula.
5. Lingkungan sosial dan ekonomi keluarga itu (misalnya tinggal di
desa, di kota kecil, ataupun di kota besar seperti Jakarta).

Dengan penhasilan yang dihasilkan hendaknya orang tua

memperhatikan perkembangan anak khususnya pendidikan. Tingkat

penghasilan berpengaruh terhadap pemenuhan fasilitas pada si anak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Semakin tinggi tingkat penghasilan orang tua, semakin banyak pula fasilitas

yang akan di dapat oleh si anak, misalnya orang tua bisa memberikan

komputer, gadget canggih serta bisa memasukkan anaknya di pendidikan

non formal (bimbingan belajar) agar mereka lebih dapat memahami materi

yang diajarkan di sekolah.

Sebuah tinjauan lingkungan kemiskinan anak menyimpulkan bahwa

dibanding dengan rekan-rekan yang lebih diuntungkan secara ekonomi,

anak-anak miskin mengalami kesengsaraan. Menurut Evans (2004) dalam

Santrock (2014 : 163) lebih banyak konflik keluarga, kekerasan, kekacauan

dan pemisahan keluarga dari mereka, kurang dukungan sosial; kurang

stimulasi intelektual; lebih banyak menonton TV, fasilitas sekolah dan

perawatan anak rendah, serta orang tua yang kurang terlibat dalam kegiatan

sekolah mereka, lebih banyak polusi dan ramai, rumah berisik, dan lebih

berbahaya, memburuknya lingkungan. Dengan adanya pendapat tersebut

dapat memungkinan mereka malas untuk belajar dan dapat menimbulkan

perilaku menyimpang di sekolah, seperti mencontek.

G. Kerangka Berpikir

1. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Yang Ditinjau dari Jenis

Kelamin.

Dalam penelitian ini tidak hanya memfokuskan mengenai jenis

kelamin atau sex, tetapi juga tentang perbedaan gender di mana gender

merupakan perbedaan peran laki-laki dan perempuan yang dibentuk,

dibuat dan dikontruksikan oleh masyarakat dan dapat berubah sesuai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

dengan perkembangan jaman. Setiap manusia laki-laki dan manusia

perempuan pasti memiliki perbedaan. Menurut Gunarsa (1991) terdapat

perbedaan pada laki-laki dan perempuan, yaitu jika perempuan lebih

mengandalkan aspek-aspek emosional, perasaan dan suasana hati

sedangkan untuk laki-laki lebih terlihat agresif, lebih aktif dan tidak

sabaran dalam menyelesaikan masalah. Tetapi di sisi lain, secara

psikologis dan fisiologis ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai

perkembangan yang berbeda. Seorang perempuan lebih mempunyai sifat

keibuan yang lemah lembut, berperasaan dan lebih feminin. Sedangkan

laki-laki mempunyai sifat yang maskulin, kasar, lebih perkasa dan lebih

pemberani dibandingkan dengan perempuan.

Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang besar karena

laki-laki memiliki keinginan yang lebih besar untuk sukses daripada

perempuan. Oleh karena itu laki-laki cenderung lebih agresif dalam

menggapai cita-citanya daripada perempuan. Sifat perempuan berbeda

dengan laki-laki. Kepribadian seorang pria menunjukkan adanya

pembagian dan pembatasan yang jelas antara pikiran, rasio, dan

emosionalitas. Jalan pikirannya tidak dikuasai oleh emosi, perasaan

ataupun suasana hati. Perhatiannya lebih banyak tertuju pada pekerjaan

dengan kecenderungan mementingkan keseluruhannya dan kurang

memperhatikan hal-hal yang kecil (Gunarsa & Gunarsa, 1991). Dalam

beraktivitas pun seorang pria lebih agresif, lebih aktif dan tidak sabar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

karena itu sifat pria lebih cenderung tidak mau menunggu, kurang tekun

dan kurang tabah dalam menghadapi kesulitan hidup dan cepat putus asa.

Maka jika dilihat dari pernyataan tersebut, sikap laki-laki

perempuan memperlihatkan adanya perbedaan terhadap sikap

mencontek. Laki-laki lebih merasa pemberani, dibandingkan dengan

perempuan. Laki-laki bertindak tidak dengan perasaan, sehingga jika ada

kesempatan untuk melakukan kecurangan, laki-laki cenderung langsung

menggunakan kesempatan itu, sedangkan untuk perempuan, mereka lebih

menggunakan perasaan dan lembut sehingga mereka kemungkinan tidak

mempunyai keberanian.

2. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Yang Ditinjau dari Tingkat

Penghasilan Orang Tua

Semakin tinggi tingkat penghasilan orang tua akan dapat

memenuhi segala fasilitas yang diperlukan anak dalam belajar misalnya

selain dapat menempuh pendidikan formal, si anak juga dapat menempuh

pendidikan nonformal seperti mengikuti bimbel atau les privat. Hal

tersebut membuat anak lebih semangat dalam belajar dan lebih

memahami materi yang diajarkan di sekolah sehingga anak tidak

melakukan tindakan mencotek. Sebaliknya, semakin rendah tingkat

penghasilan orang tua tidak dapat memenuhi fasilitas yang diperlukan si

anak dalam belajar sehingga memuat anak dituntut untuk memikirikan

kebutuhan lain yang akhirnya anak tidak ada waktu untuk belajar,

kelelahan dan cenderung melakukan tindakan mencontek pada saat ujian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Sebuah tinjauan lingkungan kemiskinan anak menyimpulkan

bahwa dibanding dengan rekan-rekan yang lebih diuntungkan secara

ekonomi, anak-anak miskin mengalami kesengsaraan. Menurut Evans

(2004) dalam Santrock (2014 : 163) lebih banyak konflik keluarga,

kekerasan, kekacauan dan pemisahan keluarga dari mereka, kurang

dukungan sosial; kurang stimulasi intelektual; lebih banyak menonton

TV, fasilitas sekolah dan perawatan anak rendah, serta orang tua yang

kurang terlibat dalam kegiatan sekolah mereka, lebih banyak polusi dan

ramai, rumah berisik, dan lebih berbahaya, memburuknya lingkungan.

Dengan adanya pendapat tersebut dapat memungkinan mereka malas

untuk belajar dan dapat menimbulkan perilaku menyimpang di sekolah,

seperti mencontek.

Teori-teori dan penjelasan yang didapat, muncul kerangka berpikir

ada perbedaan sikap terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat

penghasilan orang tua.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah kesimpulan sementara yang belum final dan

masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam pengertian ini

merupakan perumusan jawaban dugaan atau sementara sehingga menjadi

tuntutan dalam mencari jawaban yang sebenarnya atas dasar kerangka

berpikir di atas.

Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Hipotesis 1:

Ho1: tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan jenis kelamin.

Ha1: ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan jenis kelamin.

Hipotesis 2 :

Ho1: tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan tingkat penghasilan orang tua.

Ha1 : ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan tingkat penghasilan orang tua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Menurut Sangaji dan

Shopian (2010:35) studi kasus adalah penelitian yang melakukan

penyelidikan secara mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan

gambaran lengkap mengenai subjek tertentu. Dalam penelitian ini siswa akan

berperan sebagai responden. Penelitian ini akan dilakukan di SMP dan hasil

atau kesimpulan ini tidak bisa direalisasikan pada SMP-SMP lainnya di

Yogyakarta sebab penelitian studi kasus merupakan jenis penelitian dengan

karakteristik serta masalah yang mempunyai kaitan antara latar belakang dan

kondisi nyata saat ini dari subyek yang diteliti.

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah negeri dan swasta yaitu SMPN 10

dan SMP Maria Immaculata di Kota Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2016 – April

2016.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 10

dan SMP Maria Immaculata Kota Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah sikap siswa

terhadap mencontek.

D. Populasi, sampel dan teknik penarikan sampel

1. Populasi

Menurut Sugiono (2012: 80), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Margono (2010: 118),

populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi populasi adalah keseluruhan

dari subjek yang memiliki karakteristik untuk diteliti dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang telah ditentukan.

Oleh sebab itu dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah

siswa/i kelas VIII di SMP Negeri 10 dan SMP Maria Immaculata Kota

Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016. Adapun jumlah populasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

penelitian ini sebanyak 339 responden. Nama sekolah dan jumlah siswa

sebagai berikut:

Tabel 3.1
Nama Sekolah dan Jumlah Siswa

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa

1. SMP Negeri 10 Yogyakarta 170

2. SMP Maria Immaculata Yogyakarta 169

Jumlah Siswa 339

Alasan memilih hanya beberapa sekolah di daerah Kota

Yogyakarta karena adanya pertimbangan terhadap ketersediaan waktu,

tenaga, dan biaya peneliti sehingga tidak mungkin populasi diambi dari

seluruh SMP se- Kota Yogyakarta.

2. Sampel

Menurut Sugiono (2012: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan menurut Yusuf

(2014: 150), sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan

mewakili populasi sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya. Jadi

sampel adalah sebagian besar dari populasi yang sesuai dengan karakter

yang telah ditentukan. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa

kelas VIII SMP Negeri 10 dan SMP Maria Immaculata, di mana untuk

SMP Negeri 10 sebanyak 60 siswa dan SMP Maria Immaculata sebanyak

60 siswa sehingga seluruhnya berjumlah 120 responden. Peneliti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

mengambil sampel siswa SMP karena dengan pertimbangan siswa kelas

VIII masuk dalam kisaran umur 12-14 tahun. Menurut Biehlier (1972)

dalam buku Perkembangan Peserta Didik anak yang berumur 12-14

memiliki berbagai ciri-ciri emosional dalam diri siswa tersebut, misalnya:

seorang remaja cenderung tidak tolerir terhadap orang lain dan

membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan kurangnya rasa

percaya diri. Kurangnya kepercayaan diri ini membuat siswa mudah untuk

melakukan hal-hal negtif seperti mencontek.

3. Teknik Penarikan Sampel

Pada penelitian ini akan menggunakan teknik penarikan sampel

jenis Purposive Sampling atau yang sering disebut dengan sampel

bertujuan. Menurut Effendi (2012:172) Purposive Sampling (sampel

bertujuan) merupakan metode pengambilan sampel dengan pertimbangan

tertentu yang dianggap relevan atau dapat mewakili objek yang akan

diteliti. Teknik ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu karena

keterbatasan waktu, tenaga, dan dan sehingga tidak dapat mengambil

sampel yang besar dan jauh. Walaupun cara ini diperbolehkan, tetapi tetap

peneliti bisa menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu yang

dianggap relevan.

Pertimbangan lain Peneliti menggunakan teknik ini yaitu, pertama,

sekolah tempat penelitian ini memiliki responden yang heterogen, siswa

laki laki dan perempuan memiliki jumlah yang proporsional sehingga

peneliti dapat mengambil sampel siswa dari jenis kelamin laki-laki dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

perempuan tentang sikap mereka terhadap perilaku mencontek atau

dengan kata lain jumlah antara siswa laki-laki tidak memiliki perbedaan

yang signifikan. Kedua, peneliti hanya mengambil responden hanya siswa

di kelas VIII karena menurut peneliti jika mengambil kelas VII para siswa

masih mengalami masa adaptasi dan masa peralihan dari SD ke SMP

sehingga belum begitu paham dengan pengisian kuesioner seperti ini,

selain itu mereka masih harus beradaptasi dengan lingkungan di tingkat

Sekolah Menengah Pertama. Selanjutnya untuk yang kelas IX mereka

sedang fokus menyiapkan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional, sehingga

para guru menghimbau untuk siswa kelas IX tidak diperkenankan menjadi

responden dalam penelitian ini. Ketiga, siswa yang menjadi responden

memiliki orang tua yang tingkat penghasilan berbeda-beda sehingga dapat

dijadikan variabel dalam penelitian ini.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

Dalam sebuah penelitian, merumuskan variabel sangat penting

dilakukan karena dengan perumusan variabel, peneliti bisa memperjelas

objek yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (1999:31), variabel penelitian

pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini diperlukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

dua variabel pokok yaitu variabel bebas (Independent Variable) dan

variabel terikat (Dependent Variable).

a. Variabel Bebas atau Independent Variable

Menurut Sugiyono (1999:33) Variabel bebas atau Independent

Variable merupakan variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam

bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel bebas. Variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya varibel dependen (terikat). Sedangkan

menurut Nawawi (1994:50), variabel bebas adalah himpunan sejumlah

gejala yang mewakili berbagai aspek atau unsur yang berfungi

memengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut

variabel terikat. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel

bebas berfungsi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel lain.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah: jenis kelamin

(laki-laki dan perempuan) dan tingkat penghasilan orang tua.

1) Jenis Kelamin

Jenis kelamin dalam penelitian ini adalah ciri-ciri biologis pada

manusia berdasarkan alat kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Hal ini diungkapkan melalui identitas diri subjek (responden) yang

telah diisi pada skala sikap terhadap perilaku mencontek.

2) Tingkat Penghasilan Orang Tua

Variabel tingkat penghasilan orang tua dalam penelitian ini

adalah jumlah perkiraaan tingkat penghasilan dari orang tua siswa-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

siswi, di mana peneliti membagi 3 bagian tingkat penghasilan yaitu

< 2.000.000 dikategorikan rendah, 2.000.000 - 5.000.000

dikategorikan sedang, dan > 5.000.000 dikategorikan tinggi. Hal

tersebut telah diungkapkan melalui identitas diri pada subjek

(responden) yang telah diisi pada skala sikap terhadap perilaku

mencontek.

b. Variabel Terikat atau Dependent Variable

Menurut Sugiyono (1999:33) Variabel ini sering disebut sebagai

variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering

disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel terikat ini dirumuskan untuk

mengetahui pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel

terikatnya adalah perilaku mencontek siswa Sekolah Menengah

Pertama (SMP).

1) Sikap siswa SMP terhadap perilaku mencotek

Sikap terhadap perilaku mencontek ini dapat diartikan sebagai

bentuk reaksi siswa SMP laki-laki dan perempuan terhadap perilaku

mencontek. Sikap tersebut dapat bereaksi positif dan negatit, di mana

reaksi positif artinya siswa laki-laki dan perempuan menerima

perilaku mencotek dan menganggap perilaku mencontek tersebut

merupakan hal yang wajar dan biasa dilakukan oleh pelajar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Sedangkan reaksi atau sikap negatif terhadap perilaku mencontek

dapat diartikan menolak perilaku itu sendiri. Dengan kata lain,

mereka tidak setuju dengan perilaku mencontek dan menganggap

perilaku mencontek merupakan hal yang tidak wajar dan tidak boleh

dilakukan oleh pelajar.

Skala sikap perilaku mencontek disusun berdasarkan tiga aspek

sikap, yaitu: kognitif, afektif, dan perilaku sedangkan perilaku

mencontek ditentukan oleh dua aspek yaitu asper bekerjasama

dengan teman dalam mengerjakan ujian dan menggunakan material

yang tidak baik/dilarang pada saat ujian. Data dikumpulkan

menggunakan alat ukur berupa skala sikap terhadap perilaku

mencontek.

Sikap terhadap perilaku mencontek dapat dilihat dari tingi

rendahnya skor total yang diperoleh melalui skala sikap terhadap

perilaku mencontek. Semakin positif sikap siswa maka skornya akan

semakin tinggi. Begitupun sebaliknya, semakin negatif sikap siswa

maka skornya semakin rendah. Skala sikap terhadap perilaku

mencontek menggunakan model Likert yang berupa pernyataan

jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat

Tidak Setuju (STS).

2. Pengukuran Variabel

a. Variabel sikap siswa SMP dan perilaku mencontek dapat diukur

dengan menggunakan kuesioner yaitu skala likert. Menurut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Sugiyono (1999:86) Skala likert digunakan untuk mrngukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Skala likert yang digunakan telah dimodifikasi

yaitu peneliti menyediakan empat opsi jawaban untuk setiap item

pernyataan yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),

dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun penentuan skor dalam opsi

jawaban adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Skor Skala Likert dalam Kuesioner

Jawaban Skor
Pernyataan Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

b. Variabel jenis kelamin dan tingkat penghasilan orang tua merupakan

variabel nominal yang digolongkan ke dalam jenis kelamin laki-laki

dan perempuan dan tingkat penghasilan orang tua dengan takaran

nominal <Rp 2.000.000, Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000, dan > Rp

5.000.000. Variabel nominal merupakan variabel yang dikategorikan

atau kelompok dari suatu subyek. Dalam pengelompokkan peneliti

memberi kode di tiap variabel. Variabel jenis kelamin diberi kode 1

untuk laki-laki dan untuk perempuan diberi kode 2. Sedangkan untuk

tingkat penghasilan orang tua yang < Rp 2.000.000 diberi kode 1, Rp

2.000.000 – Rp 5.000.000 diberi kode 2, dan > Rp 5.000.000 diberi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

kode 3. Angka dalam pengkodean ini hanya berfungsi sebagai label

kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik dan tidak memiliki arti

apapun.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data non-tes yaitu

kuesioner/angket dengan tipe pertanyaan yang tertutup. Menurut Margono

(2010:167) kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis

pula oleh responden. Dalam sebuah penelitian, teknik pengumpulan data

merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan

dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat

yang digunakan. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data atau

informasi-informasi mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek.

Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner dengan pertimbangan: (1)

dapat menghemat tenaga, biaya, dan waktu; (2) pengumpulan data lebih

mudah karena banyak variabel penelitian yang ingin diteliti; (3) tidak terlalu

mengganggu responden karena dapat dijawab sesuai dengan waktu yang ada.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner

instrumen yang dikembangkan oleh Meidiana (2005) dengan tingkat

reliabilitas sebesar 0,9682. Instrumen yang dikembangkan oleh Meidiana ini

akan diuji kembali validitas dan reliabilitasnya sehingga instrumen yang

dikembangkan benar-benar valid dan reliable.

1. Penyusunan Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Sebelum menyebar kuesioner kepada responden, peneliti wajib

membuat kisi-kisi penyusunan kuesioner terlebih dahulu. Hal ini

beguna untuk memberikan gambaran umum kepada responden

mengenai perilaku mencontek di Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-

kota Yogyakarta. Penyusunan kisi-kisi ini dilakukan untuk memperoleh

kuesioner yang memiliki validitas konstruk dan validitas isi. Adapun

kisi-kisi kuesionernya sebagai berikut

Tabel 3.3
Operasional Variabel Sikap Mencontek

No Dimensi Indikator Item

Favourable Unfavourable
(positif) (negatif)

1 Bekerjasama dengan Kognitif 1, 2, 3, 35, 9, 21, 28, 39,


orang lain dalam 48 50
mengerjakan ujian

Afektif 13, 22, 31, 5, 19, 24, 42,


40, 54 59

Perilaku 6, 26, 37, 8, 15, 33, 46,


44, 57 53

2. Menggunakan material Kognitif 12, 18, 30, 10, 11, 23,


yang tidak sah pada saat 36, 58 41, 51
ujian

Afektif 14, 25, 32, 4, 17, 29, 45,


43, 60 56,

Perilaku 20, 27, 34, 7, 16, 38, 49,


47, 52 55

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, skala ini disusun

dengan menggunakan 4 kategori jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

(Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Semua

item disusun berdasarkan Operasional Variabel yang telah dibuat

sebelumnya. Peneliti memutuskan untuk meniadakan pilihan alternatif

jawaban tengah yaitu Ragu-Ragu (R), sehingga hanya ada empat pilihan

alternatif jawaban. Hadi (2004), ditiadakannya pilihan alternatif

jawaban didasarkan pada tiga alasan pokok yaitu:

a. Pertama, kategori undecided yaitu mempunyai arti ganda, bisa

diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban (menurut

konsep aslinya), bisa juga diartikan netral atau bahkan ragu-ragu.

Kategori jawaban yang ganda ini (multi interpretable) ini tentu saja

tidak diharapkan dalam suatu instrument.

b. Kedua, tersedianya jawaban yang ditengah itu menimbulkan

kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect),

terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan

jawabannya ke arah setuju ataukan ke arah tidak setuju.

c. Ketiga, maksud kategorisasi jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama

untuk melihat kecenderungan pendapat responden ke arah setuju

atau kearah tidak setuju.

Subjek diminta untuk menyatakan kesetujuan atau

ketidaksetujuannya dengan memilih salah satu dari keempat pilihan

alternatif jawaban yang tersedia untuk setiap item pernyataan.

Sedangkan tabel dimensi sikap disusun oleh peneliti untuk mengetahui

perbedaan sikap antara siswa laki-laki dan perempuan terhadap perilaku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

mencontek dalam ujian dengan menggunakan tiga komponen atau

indikator skala sikap yaitu komponen kogitif, afektif, dan perilaku.

Keseluruhan item pernyataan yang dibuat terdiri dari item yang

favorable dan item yang unfavorable. Item favorable adalah item-item

yang menyatakan sikap positif atau mendukung perilaku mencontek,

sedangkan iteem unfavorable adalah item-item yang menyatakan sikap

negatif atau tidak mendukung adanya perilaku mencontek. Item-item

pernyataan ini disusun secaa acak.

Empat pilihan alternatif dalam item memiliki nilai tersendiri yaitu

untuk penyataan favorable, respon SS diberi nilai atau skor 4, S diberi

nilai 3, TS diberi nilai 2, dan STS diberi nilai 1. Sedangkan

kebalikannya, item unfavorable, respon SS diberi nilai 1, S diberi nilai

2, TS diberi nilai 3, STS diberi nilai 4. Berikut ini tabel rincian item

favorable dan item unfavorable:

Tabel 3. 4
Tabel Rincian Item Favourable dan Unfavourable

Item Favourable(positif) Item Unfavourable(negatif)

1, 2, 3, 6, 12, 13, 14, 18, 20, 22, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 16, 17,
25, 26, 27, 30, 31, 32, 34, 35, 36, 19, 21, 23, 24, 28, 29, 33, 38, 39,
37, 40, 43, 44, 47, 48, 52, 54, 57, 41, 42, 45, 46, 49, 50, 51, 53, 55,
58, 60 56, 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Jonathan Sarwono (2014:247) validitas adalah suatu skala

pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang dihasilkan

mendekati kebenaran. Uji validitas dilakukan pada setiap butir soal.

Dalam menentukan apakah instrumen itu valid atau tidak valid

maka ketentuannya yaitu jika nilai r positif serta nilai-nilai corrected item-

total corelation setiap item lebih besar dari nilai rtabel, maka item

pernyataan dapat dikatakan valid. Sebaliknya, jika nilai r negatif dan nilai-

nilai corrected item-total corelation setiap item lebih kecil dari nilai rtabel,

maka item pernyataan dapat dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas dilakukan serentak dengan penelitian yaitu di

SMP Negeri 10 dan SMP Maria Immaculata dengan jumlah data (n) 120

siswa dengan df = n-2. Dari hasil uji coba tersebut diketahui diketahui

derajat kebebasan sebesar 118 (df=120-2) dengan taraf signifikansi 5 %

menunjukkan rtabel sebesar 0,1793.

Hasil dari pengujian validitas dari setiap item pernyataan dapat

dilihat pada penyajian sebagai berikut:

Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Sikap Siswa
SMP Mengenai Perilaku Mencontek

No Item r hitung r table Keterangan

Butir1 0,352 0,1793 Valid


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

No Item r hitung r table Keterangan

Butir2 0,522 0,1793 Valid


Butir3 0,404 0,1793 Valid
Butir4 0,088 0,1793 Tidak Valid
Butir5 0,156 0,1793 Tidak Valid
Butir6 0,444 0,1793 Valid
Butir7 -0,049 0,1793 Tidak Valid
Butir8 0,429 0,1793 Valid
Butir9 0,454 0,1793 Valid
Butir 10 0,234 0,1793 Valid
Butir11 0,233 0,1793 Valid
Butir12 -0,097 0,1793 Tidak Valid
Butir13 0,292 0,1793 Valid
Butir14 0,593 0,1793 Valid
Butir15 0,130 0,1793 Tidak Valid
Butir16 0,530 0,1793 Valid
Butir17 0,197 0,1793 Valid
Butir18 0,366 0,1793 Valid
Butir19 0,397 0,1793 Valid
Butir20 0,490 0,1793 Valid
Butir21 0,171 0,1793 Tidak Valid
Butir 22 -0,224 0,1793 Tidak Valid
Butir 23 0,105 0,1793 Tidak Valid
Butir 24 0,359 0,1793 Valid
Butir 25 0,484 0,1793 Valid
Butir 26 0,662 0,1793 Valid
Butir 27 0,556 0,1793 Valid
Butir 28 0,273 0,1793 Valid
Butir 29 0,249 0,1793 Valid
Butir 30 0,156 0,1793 Tidak Valid
Butir 31 0,667 0,1793 Valid
Butir 32 0,583 0,1793 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

No Item r hitung r table Keterangan

Butir 33 0,548 0,1793 Valid


Butir 34 0,602 0,1793 Valid
Butir 35 0,548 0,1793 Valid
Butir 36 -0,083 0,1793 Tidak Valid
Butir 37 0,582 0,1793 Valid
Butir 38 0,541 0,1793 Valid
Butir 39 0,456 0,1793 Valid
Butir 40 0,673 0,1793 Valid
Butir 41 0,216 0,1793 Valid
Butir 42 0,514 0,1793 Valid
Butir 43 0,669 0,1793 Valid
Butir 44 0,636 0,1793 Valid
Butir 45 0,314 0,1793 Valid
Butir 46 0,581 0,1793 Valid
Butir 47 0,588 0,1793 Valid
Butir 48 0,604 0,1793 Valid
Butir 49 0,387 0,1793 Valid
Butir 50 -0,345 0,1793 Tidak Valid
Butir 51 0,408 0,1793 Valid
Butir 52 0,687 0,1793 Valid
Butir 53 0,103 0,1793 Tidak Valid
Butir 54 0,361 0,1793 Valid
Butir 55 0,307 0,1793 Valid
Butir 56 0,135 0,1793 Tidak Valid
Butir 57 0,639 0,1793 Valid
Butir 58 0,442 0,1793 Valid
Butir 59 0,346 0,1793 Valid
Butir 60 0,471 0,1793 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

(Output Pengujian Validitas Variabel Keterampilan Berkomunikasi

Terlampir)

Tabel 3.5 Menunjukkan bahwa ada 10 item pernyataan yang tidak

valid yaitu butir no 4, 5, 7, 12, 15, 21, 22, 23, 30, 36, 50, 53, 56 di mana

corrected item-total correlation butir-butir yang telah disebutkan di atas

lebih kecil dari nilai r tabel yaitu 0, 1793, sehingga butir-butir tersebut

harus dikeluarkan lalu dilakukan uji validitas kembali.

Tabel 3.6
Hasil Pengujian Kedua Validitas Instrumen Variabel Sikap Siswa
SMP Mengenai Perilaku Mencontek

No Item r hitung r table Keterangan

Butir 1 0,373 0,1793 Valid


Butir 2 0,544 0,1793 Valid
Butir 3 0,442 0,1793 Valid
Butir 6 0,464 0,1793 Valid
Butir 8 0,432 0,1793 Valid
Butir 9 0,464 0,1793 Valid
Butir 10 0,233 0,1793 Valid
Butir 11 0,235 0,1793 Valid
Butir 13 0,311 0,1793 Valid
Butir 14 0,584 0,1793 Valid
Butir 16 0,523 0,1793 Valid
Butir 17 0,159 0,1793 Tidak Valid
Butir 18 0,377 0,1793 Valid
Butir 19 0,377 0,1793 Valid
Butir 20 0,489 0,1793 Valid
Butir 24 0,351 0,1793 Valid
Butir 25 0,482 0,1793 Valid
Butir 26 0,678 0,1793 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

No Item r hitung r table Keterangan

Butir 27 0,580 0,1793 Valid


Butir 28 0,302 0,1793 Valid
Butir 29 0,215 0,1793 Valid
Butir 31 0,682 0,1793 Valid
Butir 32 0,598 0,1793 Valid
Butir 33 0,563 0,1793 Valid
Butir 34 0,601 0,1793 Valid
Butir 35 0,584 0,1793 Valid
Butir 37 0,601 0,1793 Valid
Butir 38 0,541 0,1793 Valid
Butir 39 0,452 0,1793 Valid
Butir 40 0,686 0,1793 Valid
Butir 41 0,207 0,1793 Valid
Butir 42 0,519 0,1793 Valid
Butir 43 0,676 0,1793 Valid
Butir 44 0,663 0,1793 Valid
Butir 45 0,289 0,1793 Valid
Butir 46 0,606 0,1793 Valid
Butir 47 0,576 0,1793 Valid
Butir 48 0,632 0,1793 Valid
Butir 49 0,391 0,1793 Valid
Butir 51 0,403 0,1793 Valid
Butir 52 0,719 0,1793 Valid
Butir 54 0,371 0,1793 Valid
Butir 55 0,296 0,1793 Valid
Butir 57 0,663 0,1793 Valid
Butir 58 0,472 0,1793 Valid
Butir 59 0,340 0,1793 Valid
Butir 60 0,488 0,1793 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

(Output Pengujian Validitas Kedua Variabel Keterampilan

Berkomunikasi Terlampir)

Tabel 3.6 merupakan hasil pengujian kembali yang kedua setelah

dikeluarkan butir 4, 5, 7, 12, 15,21, 22, 23, 30, 36, 50, 53, 56. Jika dilihat

kembali dari nilai corrected item-total correlation masih ada satu item

pernyataan yang lebih kecil dari r tabel yaitu pada butir 17, sehingga

dengan demikian masih perlu dilakukan pengujian kembali untuk

mendapatkan semua item pernyataan yang valid.

Tabel 3.7
Hasil Pengujian Ketiga Validitas Instrumen Variabel Sikap Siswa
SMP Mengenai Perilaku Mencontek

No Item r hitung r table Keterangan

Butir 1 0,377 0,1793 Valid


Butir 2 0,547 0,1793 Valid
Butir 3 0,453 0,1793 Valid
Butir 6 0,472 0,1793 Valid
Butir 8 0,428 0,1793 Valid
Butir 9 0,462 0,1793 Valid
Butir 10 0,230 0,1793 Valid
Butir 11 0,232 0,1793 Valid
Butir 13 0,317 0,1793 Valid
Butir 14 0,581 0,1793 Valid
Butir 16 0,525 0,1793 Valid
Butir 18 0,373 0,1793 Valid
Butir 19 0,376 0,1793 Valid
Butir 20 0,496 0,1793 Valid
Butir 24 0,350 0,1793 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

No Item r hitung r table Keterangan

Butir 25 0,478 0,1793 Valid


Butir 26 0,675 0,1793 Valid
Butir 27 0,585 0,1793 Valid
Butir 28 0,297 0,1793 Valid
Butir 29 0,208 0,1793 Valid
Butir 31 0,678 0,1793 Valid
Butir 32 0,600 0,1793 Valid
Butir 33 0,563 0,1793 Valid
Butir 34 0,602 0,1793 Valid
Butir 35 0584 0,1793 Valid
Butir 37 0,607 0,1793 Valid
Butir 38 0,539 0,1793 Valid
Butir 39 0,448 0,1793 Valid
Butir 40 0,687 0,1793 Valid
Butir 41 0,211 0,1793 Valid
Butir 42 0,517 0,1793 Valid
Butir 43 0,673 0,1793 Valid
Butir 44 0,668 0,1793 Valid
Butir 45 0,283 0,1793 Valid
Butir 46 0,611 0,1793 Valid
Butir 47 0,572 0,1793 Valid
Butir 48 0,631 0,1793 Valid
Butir 49 0,391 0,1793 Valid
Butir 51 0,399 0,1793 Valid
Butir 52 0,720 0,1793 Valid
Butir 54 0,373 0,1793 Valid
Butir 55 0,296 0,1793 Valid
Butir 57 0,666 0,1793 Valid
Butir 58 0,475 0,1793 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

No Item r hitung r table Keterangan

Butir 59 0,338 0,1793 Valid


Butir 60 0,492 0,1793 Valid
(Output Pengujian Validitas Ketiga Variabel Keterampilan

Berkomunikasi Terlampir)

Untuk pengujian yang ketiga ini diketahui bahwa semua butir soal

dikatakan valid setelah 14 butir soal yang tidak valid dihilangkan.

Sehingga jumlah butir soal dalam kuesioner untuk variabel sikap siswa

terhadap perilaku mencontek menjadi 46 butir soal.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Jonathan Sarwono (2014:248) reliabilitas menunjuk pada adanya

konsistensi dan stabilitas nilai hasil pengukuran tertentu di setiap kali

pengukuran dilakukan pada hal yang sama. Selain itu, menurut Noor

(2014:25) uji reliabilitas digunakan untuk menilai kestabilan ukuran dan

konsistensi responden dalam menjawab kuesioner. Kuesioner tersebut

mencerminkan konstruk sebagai dimensi suatu variabel yang disusun

dalam bentuk pertanyaan.

Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan

dengan program komputer SPSS dengan teknik koefisien Alpha Cronbach

(Siregar, 2013:58):

r11 =

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas instrumen


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

k = jumlah butir pertanyaan

= jumlah varians butir

= varians total

Sedangkan untuk mendapatkan varian digunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

= Varian skor butir

=Jumlah kuadrat skor butir

= Jumlah skor butir

= Banyaknya siswa

Selanjutnya nilai r11 diinterpretasikan dengan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,800 – 1,000 Sangat Tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
(Sugiyono, 2011:242)

Untuk menilai raliabel atau tidaknya suatu instrumen sebagai

berikut: jika koefisien reliabilitas (r11) lebih besar dari 0,6 maka kuesioner

tersebut reliabel, sebaliknya jika koefisien reliabel kurang dari 0,6 maka

kuesioner tidak reliabel (Siregar, 2013:57).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Dalam penelitian ini, untuk melakukan uji reliabilitas digunakan

banuan program SPSS versi 17.0 for Windows. Kriteria kuesioner

dikatakan reliabel jika αα=5% nilai cronbach alfa lebih dari 0,6. Sehingga

dengan demikian, semakin besar koefisien reliabilitas berarti semakin kecil

kesalahan pengukuran maka semakin reliabel alat ukur tersebut.

Sebaliknya, semakin kecil koefisien reliabilitas berarti semakin besar

kesalahan pengukuran maka semakin tidak reliabel.

Hasil pengujian reliabilitas variabel sikap siswa SMP mengenai

perilaku mencontek tampak dalam tabel berikut:

Tabel 3.9
Hasil pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Status

Sikap siswa SMP 0,934


mengenai perilaku 0,6 Reliabel
mencontek

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk varibel

sikap siswa mengenai perilaku mencontek adalah reliabel karena tabel

tersebut menunjukkan nilai cronbach alfa lebih besar dari 0,6.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini akan dianalisis secara

statistik dengan menggunakan teknik komparasi T-test, untuk mengetahui

perbedaan jenis kelamin dan tingkat penghasilan orang tua terhadap perilaku

mencontek. Selain itu dalam menganalisis data memiliki kriteria pengujian

agar tercapai kesahihan, yakni uji prasyarat atau asumsi. Menurut Hadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

(2004) tiga asumsi yang harus dipenuhi untuk mrngerjakan analisis varian

adalah pengambilan sampel secara purposive sampling yaitu uju normalitas

dan uji homogenitas.

1. Analisis Data Deskriptif

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistika

deskriptif. Menurut Siregar (2013:100) analisis deskriptif adalah merupakan

bentuk analisis data penelitian berdasarkan suatu sampel. Analisis deskriptif

ini bertujuan untuk memaparkan tentang sikap siswa SMP terhadap perilaku

mencontek yang dilihat dari jenis kelamin dan tingkat penghasilan orang

tua. Analisis deskriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif.

Dalam penelitian ini data akan dideskripsikan dalam bentuk tabel dan

nilai-nilai statistikanya, dan kemudian akan diinterpretasikan secara

kualitatif. Dalam mendeskripsikan data digunakan Penilaian Acuan Patokan

tipe II (PAP II) karena jika dibandingkan dengan PAP tipe I, PAP tipe II

memiliki passing score yang lebih rendah yaitu pada persentil 56. Berikut

ini adalah tabel PAP tipe II (Masidjo, 1995:157):

Tabel 3. 10
Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe II
Tingkat Penguasaan Kategori Kecenderungan
Kompetensi Variabel
81% - 100% Sangat Baik
66% - 80% Baik
56% - 65% Cukup
46% - 55% Tidak Baik
Dibawah 46% Sangat Tidak Baik

PAP tipe II ini pada umumnya merupakan cara untuk menghitung

prestasi siswa dengan skor minimal 0 dan skor maksimal 100. Dalam hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

data penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya memiliki skor tertinggi 4

dan skor terendah 1, maka dari itu untuk mendeskripsikan kategori

kecenderungan variabel Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek yang

harus dilakukan adalah menentukan skor interval dengan memodifikasi

rumus PAP tipe II dengan rumus: skor terendah yang mungkin dicapai +

[nilai presentil x (skor tertinggi yang mungkin dicapai – skor terendah yang

mungkin dicapai)]. Berikut ini adalah pendeskripsian variabel penelitian

menggunakan PAP tipe II:

a. Variabel Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Skor tertinggi yang mungkin dicapai 4 x 46 = 184

Skor terendah yang mungkin dicapai 1 x 46 = 46

Perhitungan rentang skor untuk variabel Sikap Siswa Terhadap Perilaku

Mencontek :

46 + 81% (184-46) = 157,78 dibulatkan 158

46 + 66% (184-46) = 137,08 dibulatkan 137

46 + 56% (184-46) = 123,28 dibulatkan 123

46 + 46% (184-46) = 109,48 dibulatkan 110

46 + 0% (184-46) = 46

Dari data perhitungan diatas dapat ditentukan rentang skor untuk

variabel Sikap Mencontek sebagai berikut:

Tabel 3. 11
Rentang skor variabel sikap menyontek
Interval Kategori
158 – 184 Sangat Tinggi
137 – 157 Tinggi
123 – 136 Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

110 – 122 Rendah


46 – 109 Sangat Rendah

2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian

normalitas menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov. Berdasarkan

analisis data akan digunakan program komputer yaitu SPSS versi 17.0 for

Windows yang dapat menunjukkan normalitas data. Kriteria yang

ditetapkan yaitu:

a) Jika koefisien sig pada output Kolmogorov-Smirnov test > dari

0.05 maka data berdistribusi normal.

b) Jika koefisien sig pada output Kolmogorov-Smirnov test < dari

0.05 maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah

kelompok mempunyai varian yang homogen atau sama (Santoso,

2003). Cara atau ketentuannya adalah dengan melihat nilai probabilitas

Levene’s Test For Equality of Variance dari program SPSS 17, dengan

kriteria sebagai berikut:

a) Jika nilai probabilitasnya > dari 0.05 (p>0.05) maka kelompok

sampel mempunyai varian sama atau homogen.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

b) Jika nilai probabilitasnya < dari 0.05 (p<0.05) maka kelompok

sampel mempunyai varian yang tidak sama atau tidak homogen.

3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diuji adalah sikap siswa terhadap perilaku mencontek

yang ditinjau dari jenis kelamin dan tingkat penghasilan orang tua.

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Man Whitney dan

Kruskal-Wallis dengan alat bantu SPSS versi 17. Pengujian hipotesis ini

dilakukan dengan cara teknik statistik yang bisa digunakan untuk menguji

perbedaan dua kelompok maupun lebih daru dua sampel tidak

berhubungan atau bebas (Singgih Santoso, 2014) dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis

Hipotesis 1 :

Ho1: tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku


mencontek berdasarkan jenis kelamin.

Ha1: ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan jenis kelamin.

Hipotesis 2 :

Ho1: tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku


mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua.

Ha1 : ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan tingkat penghasilan orang tua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Menentukan tingkat signifikansi pengujian perbedaan sikap

siswa terhadap perilaku menyontek menggunakan taraf

signifikansi 5%.

b. Menentukan kriteria penerimaan hipotesis

Ha diterima apabila probability value lebih kecil daripada taraf

signifikansi yang ditetapkan (αα= 5%). Dengan kata lain, dapat

dikatakan bahwa apabila probability value lebih kecil dari taraf

α 5%, maka terdapat perbedaan yang signifikan


signifikansi (α)

antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan serta tingkat

penghasilan orang tua.

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat bantu

Program SPSS versi 17.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. SMP Negeri 10

1. Sejarah SMP Negeri 10

SMP Negeri 10 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang

didirikan Pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI Nomor 478/0/1997 tanggal 25 Oktober 1977 terhitung

mulai 1 April 1977. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Kepala Kantor

Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (waktu itu Bapak Drs. Susanto Martodiharjo)

menunjuk SMP 9 Yogyakarta di bawah asuhan Bapak Y. B. Soekarsono

B.A. untuk mengurusi dan mengelola SMP 10 Yogyakarta. Kepala

Sekolah SMP 10 Yogyakarta dirangkap oleh Kepala Sekolah SMP 9

Yogyakarta untuk tahun ajaran pertama. Jumlah siswa yang diterima 87

orang terdiri atas 54 siswa putra dan 33 siswa putri, menempati dua ruang

kelas. Tenaga edukasi dan administrasi masih bersama dengan tenaga

edukasi dan administrasi SMP 9 Yogyakarta. Kegiatan belajar mengajar

diselenggarakan pada siang atau sore hari menempati local gedung SMP 9

Yogyakarta, berhubung pada saat itu sarana gedung dan segala fasilitas

belum selesai, masih dalam proses pembangunan.

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen

Pendidikan dan kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor

229/F/1978 tentang Penunjukan Penggunaan/Pemakaian satu unit

bangunan sekolah beserta perlengkapannya hasil pelaksanaan Proyek

Rehabilitasi dan Pengadaan Fasilitas Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun

1976/1977 gedung SMP 10 Yogyakarta dapat dipakai. Setelah semua

persiapan dapat diselesaikan, maka tepat pada tanggal 23 Juni 1978 Bapak

Soesanto Martodiharjo meresmikan gedung SMP 10 Yogyakarta dan

sekaligus kegiatan belajar mengajar menempati gedung baru yang

berlokasi di Nitikan, Kecamatan Umbulharjo, Kotamadia Yogyakarta.

Masyarakat Kotamadya Yogyakarta bagian selatan menyambut

berdirinya SMP 10 Yogyakarta dengan penuh kelegaan. Sebelumnya,

putera puteri lulusan Sekolah Dasar di daerah itu bila hendak melanjutkan

pendidikan ke SMP negeri harus ke arah timur (SMP 9 Yogyakarta) atau

ke arah utara (SMP 2 Yogyakarta).

Jabatan Kepala sekolah SMP 10 Yogyakarta dipercayakan kepada

Bapak Y.B. Soekarsono yang oleh Bapak Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan dipindahkan dari jabatan Kepala Sekolah SMP 9 Yogyakarta.

Selanjutnya beberapa tenaga edukatif dan tenaga administrasi

dialihtugaskan dari SMP 9 Yogyakarta ke SMP 10 Yogyakarta

berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tahun demi tahun berganti. Lulusan sekolah dasar yang berminat

masuk ke SMP 10 Yogyakarta semakin banyak. Kualitas serta fasilitas

sekolah pun terus meningkat. Selanjutnya pada tanggal 19 September 1981

terjadi pergantian kepala sekolah. Bapak Y.B. Soekarsono dialihtugaskan

dari SMP 10 Yogyakarta ke SMP 12 Yogyakarta. Sebagai gantinya adalah

Bapak Drs. Moeltadjam yang sebelumnya menjadi Kepala SMP 12

Yogyakarta. Jumlah siswa saat itu 450 orang. Pembangunan dua ruang

kelas bantuan dari Proyek Peningkatan Sarana SMP-SMA Daerah

Istimewa Yogyakarta, penambahan buku paket maupun bacaan dari

Proyek Pengadaan Buku SLU serta peran BPPP sangat penting dalam

memajukan SMP 10 Yogyakarta.

Pada tanggal 5 Oktober 1985 diadakan pergantian Kepala SMP 10

Yogyakarta. Bapak Drs. Moeltadjam dialihtugaskan menjadi Pengawas

SMP di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penggantinya Ibu Sri

Sukapti yang sebelumnya menjabat Kepala SMP Piyungan, Bantul. Pada

saat itu, yaitu tahun 1986-1987 tersedia 12 ruang kelas, ruang

laboratorium, ruang keterampilan, ruang UKS, perpustakaan, aula, tempat

kendaraan guru dan karyawan, tempat sepeda siswa, dan musholla. Selain

itu juga ada ruang Bimbingan dan Penyuluhan, ruang Kepala Sekolah,

ruang Tata Usaha (kantor), papan pengumuman, papan majalah dinding,

papan penempelan surat kabar lokal, lapangan basket, ruang koperasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

siswa yang melayani kebutuhan siswa, alat-alat musik antara lain gitar,

electone, recorder, kulintang, dan lain-lain.

Pergantian kepala sekolah terjadi lagi pada tahun 1992, yaitu dari

Ibu Sri Sukapti kepada Bapak Imam Soepomo, B.A. yang menjabat pada

tahun 1992-1994. Selanjutnya tahun 1994-1999 Kepala SMP 10

Yogyakarta dijabat oleh Bapak Gino, B.A. Pada tahun 1999-2002 Kepala

SMP 10 Yogyakarta dijabat oleh Bapak Samiredjo. Pada tahun 2003-2012

Kepala SMP Negeri 10 Yogyakarta dijabat oleh Bapak Drs. Suwaldiyono.

Mulai 28 Desember 2012, Kepala SMP Negeri 10 Yogyakarta dijabat oleh

Dra. Y. Niken Sasanti, M.Pd.

2. Struktur Organisasi SMP Negeri 10

Berikut ini adalah struktur organisasi Guru dan Staff SMP Negeri
10:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi SMP Negeri 10 Yogyakarta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 10

Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 10 adalah sebagai berikut:

a. Visi:

Terujudnya insan yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, dan

berbudaya.

b. Misi:

1) Mengembangkan proses pembelajaran yang aktif, inovatif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

2) Menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, sehat, dan

terpelihara.

3) Mewujudkan perilaku siswa yang dilandasi nilai-nilai agama dan

budaya.

4) Menciptakan suasana kerja yang sinergis antara pimpinan, guru,

dan tenaga kependidikan.

5) Mengembangkan sistem tata kelola sekolah yang transparan,

efisien, efektif, dan akuntabel.

6) Menjalin hubungan yang sinergis antara sekolah, pemerintah, dan

masyarakat.

c. Tujuan:

1) Terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

2) Terwujudnya lingkungan sekolah yang nyaman, bersih, sehat, dan

terpelihara.

3) Terwujudnya perilaku siswa yang dilandasi nilai-nilai agama dan

budaya.

4) Terwujudnya suasana kerja yang sinergis antara pimpinan, guru,

dan tenaga kependidikan.

5) Terwujudnya sistem tata kelola sekolah yang transparan, efisien,

efektif, dan akuntabel.

6) Terwujudnya hubungan yang sinergis antara sekolah, pemerintah,

dan masyarakat.

4. Jumlah Guru dan Siswa SMP Negeri 10

Berikut merupakan data jumlah guru dan pegawai di SMP

Negeri 10 Yogyakarta:

Tabel 4.1

Jumlah Guru dan Pegawai SMP Negeri 10 Yogyakarta

Uraian Laki-Laki Perempuan Total

Guru 16 17 33

Pegawai 9 3 12

Jumlah PTK (Guru & 25 20 45

Karyawan)

Berikut merupakan data jumlah siswa SMP Negeri 10

Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Tabel 4.2

Jumlah Siswa SMP Negeri 10 Yogyakarta

Kelas Laki-Laki Perempuan Total


Kelas VII 69 102 171

Kelas VIII 83 87 170

Kelas IX 79 91 170

Jumlah 231 280 511

5. Ekstrakulikuler

SMP Negeri 10 memiliki beberapa ekstrakulikuler yang merupakan

fasilitas untuk siswa dalam pengembangan bakat yang dimiliki oleh

para siswa. Ekstrakulikuler tersebut antara lain:

a. Badminton

b. Basket

c. Komputer

d. Taekwondo

e. Tari

f. Voly

6. Fasilitas

Berikut merupakan fasilitas yang disediakan SMP Negeri 10:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 4.3

Fasilitas SMP Negeri 10 Yogyakarta

No Ruangan Jumlah Luas (m2) Keterangan

1. Kelas teori 12 686 baik


2. Lab IPA 1 105 baik
3. Perpustakaan 1 84 baik
4. Ava 1 84 baik
5. Kesenian 1 72 baik
6. Ketrampilan 1 119 baik
7. Serbaguna/aula 1 240 baik
8. Lab komputer 1 84 baik
9. Multimedia 1 77 baik
10. Lab Bahasa 1 120 baik
11. Kepala Sekolah 1 24 baik
12. Wakil Kepala sekolah 1 24 baik
13. Guru 1 77 baik
14. Tata Usaha 1 48 baik
15. Tamu 1 24 baik
16. Gudang 2 96 baik
17. WC guru 2 24 baik
18. WC siswa 12 24 baik
19. BK 1 21 baik
20. UKS 1 21 baik
21. OSIS 1 28 baik
22. Ibadah 1 36 baik
23. Kantin 2 24 baik
24. Hall/lobi 1 72 baik
25. Lapangan basket 1 375 baik
26. Lapangan voli 1 108 baik
27. Lapangan bulutangkis 1 75,6 baik
28. Koperasi 1 12 baik
29. Bangsal kendaraan 1 164 baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

B. SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta

1. Sejarah SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta

SMP Maria Immaculata beralamatkan di Jalan Brigjen Katamso 4

Yogyakarta, merupakan sekolah yang bernaung di bawah Yayasan

Marsudirini berpusat di Jalan Ronggowarsito 8 Semarang. Sejarah SMP

Maria Immaculata diawali ketika Yayasan Kanisius pasca perang

kemerdekaan membentuk MULO Katolik (SMP), para Bruder FIC,

diminta menangani murid-murid laki-laki, sedang murid putri diserahkan

kepada para suster OSF.

Peristiwa ini seiring dengan keluarnya Kebijakan Pemerintah

Republik Indonesia pada tahun 1952, tentang pengelolaan sekolah-sekolah

swasta. Sekolah-sekolah swasta harus dikelola oleh sebuah yayasan.

Berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, Keuskupan Agung Semarang

mendirikan Yayasan Kanisius yang menaungi semua sekolah Katolik

termasuk sekolah-sekolah Katolik milik Suster-suster OSF. Dalam

perkembangan waktu tarekat-tarekat mendirikan yayasan sendiri dan

melepaskan diri dari Yayasan Kanisius.

Pada tanggal 5 Juli 1954 suster-suster OSF mendirikan Yayasan

Marsudirini yang menaungi sekolah-sekolah OSF, termasuk di dalamnya

SMP Maria Immaculata Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Status SMP Maria Immaculata mengalami perubahan serta

perkembangan ke jenjang yang lebih baik sesuai dengan kebijakan

pemerintah. Dari berstatus Bersubsidi pada tanggal 15 Februari 1950,

menjadikan Disamakan pada tanggal 12 Mei 1986, akhirnya pada tanggal

25 Februari 2005 dalam Akreditasi mendapat nilai A.

Saat awal berdiri SMP Maria Immaculata hanya menerima murid putri

saja, dengan jumlah 4 lokal paralel. Usaha memenuhi kebutuhan

masyarakat yang menginginkan murid putra diperbolehkan sekolah di

SMP Maria Immaculata, sehingga pada tahun 1993 SMP Maria

Immaculata menerima siswa putra. Dalam perkembangannya semakin

banyak warga masyarakat yang mempercayakan pendidikan putra-putrinya

ke SMP Maria Immaculata, sehingga pada tahun 1993 SMP Maria

Immaculata menambah lokal menjadi 6 paralel dan mengampu anak didik

setiap tahunnya rata-rata 702 murid.

SMP Maria Immaculata dari tahun ke tahun terus berbenah diri agar

lebih dapat berkompetisi dengan sekolah lain, terlebih SMP Maria

Immaculata berlokasi di kota pendidikan Yogyakarta yang memiliki nilai

kompetisi tinggi.

Menyikapi hal tersebut pada tahun pelajaran 2006-2007 SMP Maria

Immaculata menjalani rotasi kepemimpinan yang semula dipimpin Dra. Sr

M. Ignatine, OSF diganti Sr. M. Ancilla, S.Pd. Sebagai Kepala Sekolah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

baru Sr. M. Ancilla, tanggap dengan situasi Yogya sebagai kota

pendidikan yang berarti harus siap kompetisi dengan sekolah lain.

Agar SMP Maria Immaculata lebih dipercaya oleh masyarakat,

langkah awal yang dibenahi adalah sumber daya yang ada di SMP Maria

Immaculata yaitu Guru dan karyawan, harus dapat menjadi teladan bagi

siswa, terutama dalam hal kedisiplinan. Maka dijalankan prinsip kalau

siswa tidak boleh terlambat, Guru dan karyawan pun tidak boleh terlambat.

Guru dan Karyawan pun dilarang merokok di areal sekolah, dengan

harapan muridpun meneladan Guru dan Karyawan SMP Maria Immaculata

untuk tidak merokok. Rapat kerja pun digelar selama 4 hari pada awal dan

akhir tahun pelajaran dengan satu semangat kebersamaan (yang

mempunyai kemampuan lebih membimbing teman-teman yang

membutuhkan), sehingga pada saat pelajaran dimulai guru-guru sudah

tidak dibebani dengan pembuatan administrasi.

Fasilitas pendukung keberhasilan siswa dikembangkan dengan system

moving, yaitu setiap pergantian jam pelajaran siswa pindah menuju kelas

berikutnya. Agar kondisi kelas dapat mendukung system moving sesuai

dengan pelajaran, kelas-kelas disetting sesuai dengan karakter kelas mata

pelajaran yang diampu, sehingga diperlukan fasilitas kelas untuk

mendukung pelajaran. Maka disetiap kelas yang membutuhkan peralatan

audio video, kelas kemudian dilengkapi dengan TV 21” dengan player

serta OHP agar pelaksanaan program KTSP dapat berjalan dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Ruang kelas pun direnovasi dengan keramikisasi seluruh ruangan,

ditambah 2 kipas angin guna memperlancar sirkulasi udara dalam kelas.

Ruang baca dilengkapi dengan meja kursi bersekat agar murid ketika

berada di Ruang Baca terjaga ketenangannya. Ditahun pelajaran 2008-

2009 fasilitas Ruang Baca dikembangkan dengan audio video, komputer

pendidikan dan LCD, serta penambahan aneka buku pengetahuan

termasuk kamus-kamus bergambar seri terbaru dengan harapan kebutuhan

pengembangan pengetahuan siswa dapat terpenuhi. Laboratorium Bahasa

dikembangkan, Laboratorium IPA ditingkatkan materinya, ruangan

praktikum IPA direnovasi dilengkapi dengan sarana tempat untuk mencuci

peralatan laboratorium yang memedahi. Ditahun pelajaran 2008-2009

siswa ketika praktek di Laboratorium diwajibkan memakai baju

praktikum, guna memperlancar kegiatan praktek serta mendukung suasana

praktek. Program Komputer dikembangkan ke Windows XP, pelayanan

BK dengan tiga ruang pelayanan, ruang khusus keterampilan dan ruang

musik. Dalam bidang olahraga dibangun lapangan basket mini di halaman

sekolah guna memenuhi harapan siswa yang telah lama tersimpan tak

kunjung tiba.

Langkag konkret tersebut diambil oleh Sr M Ancilla, S.Pd selaku

Kepala Sekolah dengan satu harapan agar kedepannya SMP Maria

Immaculata semakin eksis di tengah masyarakat dan warga masyarakat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

semakin percaya untuk menyekolahkan putra-putrinya di SMP Maria

Immaculata Marsudirini.

2. Identitas SMP Maria Immaculata

Nomor Statistik Sekolah : 202046011026

Nama Sekolah :SMP Maria Immaculata Marsudirini

Alamat Sekolah :

a. Jalan : Brigjen Katamso 4

b. Kecamatan : Gondomanan

c. Kabupaten/Kota : Yogyakarta

d. Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

e. Kode Pos : 55121

f. No Telp dan Fax : (0274) 372975

g. Email : smpimmaculatayk.yahoo.co.id

Sekolah dibuka tahun : 1954

Status Tanah : Hak milik

Luas Tanah : 2393 m2

Luas Bangunan : 1210 m2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

3. Visi dan Misi SMP Maria Immaculata Yogyakarta

a. Visi:

“Dengan semangat persaudaraan, penyelenggaraan pendidikan

berdasarkan cinta kasih membentuk pribadi yang utuh, berkualitas,

berdasarkan nilai-nilai luhur UUD 1945 dan Pancasila.

b. Misi:

1) Mengembangkan peserta didik mencapai kecerdasan intelektual,

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual,

dengan program pendampingan.

2) Membantu peserta didik menggali dan mengembangkan minat,

bakat, dan kreativitas.

3) Mengembangkan nilai-nilai hidup perilaku sosial, tanggung jawab,

mandiri, dan budi pekerti.

4) Meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan sekitar.

4. Jumlah Guru dan Siswa SMP Maria Immaculata Yogyakarta

Berikut merupakan data jumlah guru dan pegawai di SMP

Maria Immaculata Yogyakarta:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Tabel 4.4
Jumlah Guru dan Pegawai SMP Maria Immaculata Yogyakarta

Uraian Laki-Laki Perempuan Total

Guru 9 21 30

Pegawai 8 3 11

Jumlah PTK (Guru & 17 24 41

Karyawan)

Berikut merupakan data jumlah siswa SMP Maria Immaculata

Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016:

Tabel 4.5
Jumlah Siswa SMP Maria Immaculata Yogyakarta

Kelas Laki-Laki Perempuan Total

Kelas VII 91 79 170

Kelas VIII 88 71 159

Kelas IX 79 107 186

Jumlah 258 257 515

5. Fasilitas

Berikut merupakan fasilitas yang disediakan SMP Maria Immaculata

Yogyakarta: Ruang kelas ber-AC, Lab. Komputer, Lab. Biologi, Lab.

Bahasa, Lab. Kimia, Lab. Multimedia, Lab. IPS, Ruang Piket, Ruang

Pramuka, Koperasi, Green House, Aula, Perpustakaan, Lapangan Voli,

Lapangan Futsal, Ruang Doa, Tempat Parkir.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 sampai April 2016.

Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 10 dan

SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Jumlah responden keseluruhan adalah

120 siswa. Data penelitian ini terdiri dari sikap siswa terhadap perilaku

mencontek , jenis kelamin siswa kelas VIII SMP Negeri 10 dan SMP Maria

Immaculata serta penghasilan orang tua.

1. Deskripsi Responden Penelitian

a. Asal Sekolah

Berikut ini adalah data distribusi frekuensi jumlah siswa

berdasarkan asal sekolah:

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Asal Sekolah

No AsalSekolah F FrekuensiRelatif
1 SMP Negeri 10 Yogyakarta 60 50 %
2 SMP Maria Immaculata 60 50 %
Yogyakarta
Jumlah 120 100%

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menjadi

responden dalam penelitian ini adalah 120 siswa. Rinciannya adalah

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

sebagai berikut: 60 siswa (50%) dari SMP Negeri 10 Yogyakarta dan 60

siswa (50%) dari SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

b. Status Sekolah

Berikut ini adalah data status sekolah siswa yang menjadi

responden penelitian:

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Status Sekolah

No. Nama Sekolah Status F Frekuensi


Sekolah Relatif

1 SMP Negeri 10 Negeri 60 50 %


Yogyakarta

2 SMP Maria Immaculata Swasta 60 50 %

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa status sekolah yang menjadi

responden penelitian yaitu SMP Negeri 10 Yogyakarta dengan jumlah 60

siswa (50%) berstatus negeri dan SMP Maria Immaculata berjumlah 60

siswa (50%) berstatus swasta. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa responden yang berasal dari SMP Negeri dan SMP Swasta

seimbang atau sama besar jumlahnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

c. Jenis Kelamin

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

No JenisKelamin F FR
1 Laki-laki 61 50,83 %
2 Perempuan 59 49,17 %
Jumlah 120 100%

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah responden penelitian ini

sebanyak 160 siswa yang dengan rincian 61 siswa (50,83%) berjenis

kelamin laki-laki dan 59 (49,17%) berjenis kelamin perempuan. Dapat

disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah siswa yang berjenis

kelamin laki-laki walaupun perbedaannya tidak terlalu banyak.

d. Tingkat pengasilan Orang tua

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat
Penghasilan Orang Tua

No Tingkat Penghasilan F FR
1 < 2.000.000 53 44,17%
2 2.000.000 – 5.000.000 49 40,83%
3 > 5.00.000 18 15%
Jumlah 120 100%

Tabel 5.4 Menunjukkan bahwa jumlah responden penelitian ini

adalah 120 siswa yang terdiri dari 53 siswa yang mempunyai orang tua

dengan tingkat penghasilan kurang dari Rp 2.000.000/bulan, 49 siswa

yang mempunyai orang tua dengan tingkat penghasilan antara Rp

2.000.000 – Rp 5.000.000/bulan, dan 18 siswa yang mempunyai orang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

tua dengan tingkat penghasilan lebih dari Rp 5.000.000/bulan. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah siswa

yang mempunyai orang tua dengan tingkat penghasilan > Rp

>2.000.000/bulan.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

a. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Jumlah pernyataan kuesioner yang dinyatakan valid sebanyak 46

butir dari 60 butir. Dengan demikian, butir pernyataan kuesioner yang

digunakan dalam penelitian sebanyak 46. Untuk mengetahui sikap siswa

terhadap perilaku mencontek, maka peneliti mengacu pada Pedoman

Acuan Patokan II (PAP II). Jumlah skor maksimum yang dicapai adalah

46 x 4 =184, sedangkan skor minimum adalah 46 x 1 = 46.

Berikut tabel perhitungan interpretasi atas data yang diperoleh:

Tabel 5.5
Perhitungan dan Intepretasi Penilaian Sikap Siswa Terhadap
Perilaku Menyontek

No. Interval Skor F FR Kategori

1. 158 – 184 0 0% Sangat Tinggi

2 137 – 157 0 0% Tinggi

3. 123 – 136 0 0% Sedang

4. 110 – 122 1 0,83% Rendah

5. 46 – 109 119 99,17% Sangat Rendah

120 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa 120 siswa yang memiliki persepsi

tentang sikap mencontek dengan kategori sangat tinggi, tinggi, dan sedang

berjumlah 0 siswa (0%). Sedangkan untuk siswa yang memiliki persepsi

tentang sikap mencontek dengan kategori sangat rendah berjumlah 119

siswa (99,17%). Hasil perhitungan rata-rata (mean) diperoleh hasil =

78,91667; nilai tengah (median) = 81,5; dan nilai modus = 92. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki persepsi tentang sikap

mencontek yang sangat rendah.

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data

1. Pengujian Normalitas

a. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-Laki

Tabel 5.6
Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap
Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-Laki

Sikap
N 61
Normal Mean 80.25
Parametersa,,b Std. Deviation 14.471
Most Extreme Absolute 0.133
Differences Positive 0.070
Negative -0.133
Kolmogorov-Smirnov Z 1.038
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov Test untuk data

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan jenis kelamin laki-

laki diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,232. Oleh sebab nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) > 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa data

mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan jenis

kelamin laki-laki berdistribusi normal.

b. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin

Perempuan.

Tabel 5.7
Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap
Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan

Sikap

N 59
a,,b
Normal Parameters Mean 77.54

Std. Deviation 15.252

Most Extreme Absolute 0.080


Differences Positive 0.056

Negative -0.080

Kolmogorov-Smirnov Z 0.618

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.840

Hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov Test untuk data

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan jenis kelamin

perempuan diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,840. Oleh sebab nilai

Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

data mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan

jenis kelamin perempuan berdistribusi normal.

c. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat

Penghasilan Orang Tua < Rp 2.000.000

Tabel 5.8
Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap SiswaTerhadap
Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua
< Rp 2.000.000

Sikap

N 53
a,,b
Normal Parameters Mean 77.58

Std. Deviation 14.171

Most Extreme Absolute 0.125


Differences Positive 0.101

Negative -0.125

Kolmogorov-Smirnov Z 0.908

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.382

Hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov Test untuk data

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat

penghasilan orang tua < Rp 2.000.000 diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) =

0,382. Oleh sebab nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua < Rp 2.000.0000

berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

d. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat

Penghasilan Orang TuaRp 2.000.000 – Rp 5.000.000

Tabel 5.9
Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap
Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua
Rp2.000.000 – Rp 5.000.000

Sikap

N 49
a,,b
Normal Parameters Mean 79.10

Std. Deviation 16.722

Most Extreme Absolute 0.090


Differences Positive 0.077

Negative -0.090

Kolmogorov-Smirnov Z 0.627

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.826

Hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov Test untuk data

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat

penghasilan orang tua Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 diperoleh Asymp.

Sig. (2-tailed) = 0,826. Oleh sebab nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa data mengenai sikap siswa

terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua

Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000 berdistribusi normal.

e. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat

Penghasilan Orang Tua > Rp 5.000.000


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Tabel 5.10
Hasil Uji Normalitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap
Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua
> Rp 5.000.000

Sikap

N 18
a,,b
Normal Parameters Mean 82.33

Std. Deviation 11.130

Most Extreme Absolute 0.191


Differences Positive 0.110

Negative -0.191

Kolmogorov-Smirnov Z 0.808

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.530

Hasil pengujian normalitas Kolmogorov Smirnov Test untuk data

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat

penghasilan orang tua > Rp 5.000.000 diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed) =

0,530. Oleh sebab nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua > Rp 5.000.0000

berdistribusi normal.

2. Pengujian Homogenitas

a. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Tabel 5.11
Hasil Uji Homogenitas Mengenai Sikap SiswaTerhadap
Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

0.017 1 118 0.898

Tabel 5.11 menunjukkan hasil pengujian homogenitas Leneve’s

Test for Equality of Variance untuk data sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan jenis kelamin diperoleh nilai probabilitasnya =

0,898. Oleh karena nilai probabilitasnya > 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan jenis kelamin adalah identik atau mempunyai varian yang

sama.

b. Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat

Penghasilan Orang Tua

Tabel 5.12
Hasil Uji Homogenitas Mengenai Sikap Siswa Terhadap
Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

3.188 2 117 0.045


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Tabel 5.12 menunjukkan hasil pengujian homogenitas Leneve’s

Test for Equality of Variance untuk data sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua diperoleh nilai

probabilitasnya = 0,045. Oleh karena nilai probabilitasnya < 0,05, maka

dapat disimpulkan bahwa data mengenai sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua adalah tidak

identik atau mempunyai varian yang tidak sama.

C. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian prasyarat analisis data yang telah dijabarkan di

atas, diketahui data mengenai sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan jenis kelamin laki-laki, jenis kelamin perempuan, tingkat

penghasilan orang tua < Rp 2.000.000, tingkat penghasilan orang tua Rp

2.000.000 – Rp 5.000.000, tingkat penghasilan ayah > Rp 5.000.000

berdistribusi normal. Sedangkan untuk pengujian homogenitas, data mengenai

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan jenis kelamin adalah

homogen atau mempunyai varian yang sama. Tetapi untuk data mengenai sikap

siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua

adalah tidak homogen atau mempunyai varian yang tidak sama.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut semua data berdistribusi normal

namun terdapat variabel yang tidak homogen atau mempunyai varian yang

tidak sama. Oleh karena itu, teknik analisis data yang digunakan adalah

pengujian Non Parametrik. Pengujian Non Parametrik yang dipakai dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

penelitian ini adalah Man Whitney untuk yang dua kelompok data, sedangkan

untuk yang lebih dari dua kelompok data digunakan pengujian Kruskal-Wallis

yang diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0 For

Windows. Syarat untuk pengujian non parametrik ini adalah data bertipe

ordinal, serta salah satu data tidak berdistribusi normal atau tidak homogen.

Pada penelitian ini menggunakan data bertipe ordinal karena menurut Singgih

Santoso (2014:3) bahwa sikap pria dan wanita bukanlah data interval atau

rasio, namun data ordinal. Dilihat dari syarat tersebut, maka pengujian ini

menggunakan Uji Non Parametrik yaitu Uji Mann Whitney dan Uji Kruskal-

Willis.

1. Pengujian Hipotesis

a. Sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan jenis kelamin

Ho1 = Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek

yang ditinjau dari jenis kelamin.

Ha1 = Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek yang

ditinjau dari jenis kelamin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Tabel 5.13
Hasil Uji Man Whitney Mengenai Sikap Siswa Terhadap
Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis
Kelamin N Mean Rank Sum of Ranks

Sikap Laki-Laki 61 63.65 3882.50

Perempuan 59 57.25 3377.50

Total 120

Sikap

Mann-Whitney U 1607.500

Wilcoxon W 3377.500

Z -1.008

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.313

Berdasarkan tabel 5.13 tampak bahwa asymp sig (2 tailed) adalah

0,313. Karena nilai asymp sig (2 tailed) > 0,05 maka Ho1 diterima. Hal ini

berarti tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.

b. Sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat

penghasilan orang tua

Ho1 = Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek

yang ditinjau dari tingkat penghasilan orang tua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Ha1 = Ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek yang

ditinjau dari tingkat penghasilan orang tua.

Tabel 5.14

Hasil Uji Kruskal-Willis Mengenai Sikap Siswa Terhadap


Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

Penghasilan Orang
Tua N Mean Rank

Sikap <2.000.000 53 57.31

2.000.000-5.000.000 49 61.29

>5.000.000 18 67.75

Total 120

Sikap

Chi-Square 1.253

df 2

Asymp. Sig. 0.534

Berdasarkan tabel 5.14 tampak bahwa asymp sig (2 tailed) adalah

0,534. Karena nilai asymp sig (2 tailed) > 0,05 maka Ho1 diterima. Hal ini

berarti tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek

berdasarkan tingkat penghasilan orang tua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

D. Pembahasan

1. Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Jenis

Kelamin

Berdasarkan analisis data bahwa terdapat 120 siswa SMP yang menjadi

responden dalam penelitian ini. Persepsi tentang sikap siswa terhadap

perilaku mencontek pada kategori sangat rendah yaitu dengan jumlah 119

siswa (99,17%), hal ini dapat disimpulkan bahwa hampir semua siswa tidak

menyetujui perilaku mencontek pada saat ujian. Selain itu hasil penelitian

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan jenis kelamin yang ditunjukkan dengan hasil nilai

Asymp. Sig =0,313>0,05.

Berdasarkan temuan hasil dalam penelitian ini, kita juga dapat melihat

di hasil mean rank pada pengujian tersebut. Hasil mean rank menunjukkan

perbedaan yang tidak terlalu jauh atau signifikan antara laki-laki dan

perempuan, maka dapat diartikan tidak ada perbedaan sikap antara siswa

laki-laki dan siswa perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa laki-laki

dan perempuan sama-sama tidak menyetujui sikap mencontek pada saat

ujian yang dapat dilihat dari perhitungan PAP tipe II di mana hampir semua

siswa mempunyai persepsi terhadap sikap perilaku mencontek yang sangat

rendah. Seperti yang kita ketahui bahwa terdapat perbedaan sifat pada laki-

laki dan perempuan. Pada umumnya seorang laki-laki lebih terlihat agresif,

pemberani, lebih aktif, tidak sabaran dalam menyelesaikan masalah,

sedangkan seorang perempuan lebih mengandalkan perasaan dan suasana


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

hati sehingga manusia sering beranggapan bahwa seorang laki-laki

cenderung lebih berani untuk melakukan tindakan mencontek dibandingkan

dengan perempuan yang lebih mengandalkan perasaan. Tetapi menurut

Gilarso (1993), hal tersebut tidak berlaku mutlak karena ada laki-laki yang

mempunyai sifat keibuan, lemah lembut, dan berperasaan. Sedangkan ada

perempuan yang mempunyai sifat maskulin, kasar, dan lebih perkasa.

Dengan kata lain, tidak dapat disimpulkan bahwa siswa laki-laki cenderung

sering mencontek dibandingan perempuan atau dapat ditemukan bahwa

pandangan siswa laki-laki dan perempuan tentang perilaku mencontek itu

sama, tidak ada perbedaan.

2. Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek Berdasarkan Tingkat

Penghasilan Orang Tua.

Pada output pengujian Kruskal-Willis menunjukkan hasil Asymp. Sig

pada tingkat penghasilan orang tua sebesar 0,534. Sehingga berdasarkan

data dari hasil pengujian tersebut, terlihat bahwa nilai Asym. Sig pada

tingkat penghasilan orang tua > 0,05 (α) yang berarti tidak ada perbedaan

sikap siswa terhadap perilaku mencontek berdasarkan tingkat penghasilan

ayah maupun orang tua dari yang kategori penghasilan < Rp 2.000.000, Rp.

2.000.000 - Rp 5.000.000, maupun > Rp 5.000.000.

Banyak yang beranggapan bahwa seorang anak yang memiliki orang

tua dengan latar belakang pekerjaan yang berpenghasilan tinggi, mereka

mendapat perhatian yang kurang karena sibuknya orang tua dalam mencari

penghasilan sehingga mereka cenderung mencari perhatian di luar yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

terkadang tidak sesuai dengan norma. Selain itu mereka terlalu dimanjakan

sehingga semua fasilitas mereka terpenuhi seperti komputer, gadget canggih

yang terkadang mereka menyepelekan segala sesuatu termasuk kegiatan

belajar, mereka merasa santai dan malas untuk belajar, yang pada akhirnya

mereka mengandalkan segalanya untuk mendapat perhatian dari semua

orang dengan cara yang kurang baik, salah satunya adalah melakukan

tindakan mencontek.

Tetapi di sisi lain, sebuah tinjauan lingkungan kemiskinan anak

menyimpulkan bahwa dibanding dengan rekan-rekan yang lebih

diuntungkan secara ekonomi, anak-anak miskin mengalami kesengsaraan.

Menurut Evans (2004) dalam Santrock (2014 : 163) lebih banyak konflik

keluarga, kekerasan, kekacauan dan pemisahan keluarga dari mereka,

kurang dukungan sosial; kurang stimulasi intelektual; lebih banyak

menonton TV, fasilitas sekolah dan perawatan anak rendah, serta orang tua

yang kurang terlibat dalam kegiatan sekolah mereka, lebih banyak polusi

dan ramai, rumah berisik, dan lebih berbahaya, memburuknya lingkungan.

Dengan adanya pendapat tersebut dapat memungkinan mereka malas untuk

belajar dan dapat menimbulkan perilaku menyimpang di sekolah, seperti

mencontek.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari anggapan-anggapan

tersebut membuat tidak ada pebedaan sikap siswa terhadap perilaku

mencontek berdasarkan tingkat penghasilan orang tua, baik pengasilan yang

dikategorikan tinggi, menengah, maupun rendah. Dengan kata lain,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

pandangan siswa yang berasal dari orang tua berpenghasilan rendah, sedang

ataupun tinggi terhadap sikap mencontek itu sama.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap

siswa terhadap perilaku mencontek yang dilihat dari jenis kelamin dan tingkat

penghasilan orang tua. Hasil analisis dalam penelitian ini dapat diambil sebuah

kesimpulan bahwa:

1. Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek yang dilihat

dari jenis kelamin. Hal ini dapat dilihat dari output pengujian hipotesis,

dimana nilai Asym. Sig pada jenis kelamin yaitu sebesar 0,313 lebih besar

dari 0,05 (α).

2. Tidak ada perbedaan sikap siswa terhadap perilaku mencontek yang dilihat

dari tingkat penghasilan orang tua. Hal ini dapat dilihat dari output

pengujian hipotesis, dimana nilai Asym. Sig pada tingkat penghasilan orang

tua yaitu sebesar 0,534 lebih besar dari 0,05 (α).

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

saran-saran yang dapat dikemukakan adalah:

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

1. Siswa baik itu siswa laki-laki dan perempuan diharapkan untuk tetap

mempertahankan sikap jujur atau tidak mencontek pada saat ujian. Dengan

begitu, siswa bisa meningkatkan kedewasaan dan tanggung jawab sebagai

seorang siswa yang baik dan berakhlak jujur.

2. Pihak sekolah, walaupun sikap siswa terhadap perilaku mencontek masuk

kategori rendah, diharapkan para guru tetap dapat mempertahankannya

untuk menghasilkan siswa-siswi menjadi manusia yang berakhlak baik,

karena mereka merupakan calon penerus generasi bangsa.

3. Bagi Orang Tua, diharapkan untuk tetap memberikan perhatian dan

bimbingan penuh pada siswa sehingga siswa dapat membedakan hal-hal

yang baik dan yang salah atau tidak boleh dilakukan.

C. KETERBATASAN

1. Karena keterbatasan waktu dan biaya, hasil penelitian ini hanya dapat

diterapkan pada sekolah yang diteliti, yaitu SMP Negeri 10 dan SMP Maria

Immaculata Yogyakarta.

2. Penulis tidak dapat menjamin kejujuran siswa kelas VIII SMP Negeri 10 dan

SMP Maria Immaculata dalam memberikan jawaban dari kuesioner yang

dibagikan.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada tingkat pendidikan orang tua dan jenis

kelamin sehingga kesimpulan yang diambil terbatas pada variabel tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Pustaka

Agustin, Mubiar. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran.


Bandung: Refika Aditama

Ali, Mohammad & Mohammad Asrori. (2005). Psikologi Remaja Perkembangan


Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Alvianto, Candra. 2008. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Perilaku


Mencontek. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Tidak
diterbitkan.

Azwar, Zaifuddin. 2005. Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

----------------------. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama

Effendi, Sofian, dan Tukiran. 2012. Metodologi Penelitian Survey. Yogyakarta:


LP3ES

Gilarso. 1993. Moral Keluarga. Yogyakarta: USD

Gunarsa & Gunarsa. 1991. Psikologi Praktis Anak, Remaja, dan Keluarga.
Jakarta: BPK Gunung Mulia

----------------------------. 1991. Psikologi Untuk Muda Mudi. Jakarta: PT BPK


Gunung Mulia

---------------------------. 2003. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:


Gunung Mulia

Hadi, S. 2004. Metologi Research. Yogyakarta: ANDI

Hurlock, E. B. 1990. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga

Kartono, Kartini. 1997. Psychologi Wanita Jilid 2. Bandung: Alumni

Margono. S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta


101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

-----------. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Meidiana. 2005. Perbedaan Sikap Antara Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan


terhadap Perilaku Mencontek dalam Ujian di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
tidak diterbitkan.

Monks, Knoer, & Haditono, S. R. 2004. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:


Gajah Mada University Press

Mujahidah. 2009. Perilaku Menyontek Laki-laki dan Perempuan. Studi Meta


Analisis. Jurnal Psikologi. Vol. 2 (2)

Nawawi & Mimi Martini. (1994). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press

Pihatnaningtyas, T.K. 2014. Perilaku Menyontek Ditinjau dari Konsep Diri dan
Efikasi Diri pada Siswa Kelas X SMA Negeri “X”. Skripsi. UIN
Sunankalijaga. Yogyakarta. Tidak diterbitkan.

Purnamasari. D. 2013. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecurangan Akademik


pada Mahasiswa. Educational Psichology Journal. Vol. 2 (1)

Rifai, Melly.S.S. (1984). Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan


Sosial. Bandung: PT. Bina Aksara

Samani. M. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Sangaji, Shopian. (2010). Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam


Penelitian. Yogyakarta: C.V. Andi Offset

Santoso, S. 2003. Mengatasi berbagai masalah statistik dengan SPSS versi 11,00.
Jakarta: PT. Efek Media Komputindo

Santoso, Singgih. (2004). Ststistik Non Parametrik Konsep & Aplikasi dengan
SPSS. Jakarta: PT. Efek Media Komputindo

Santrock, J.W. 2003. Perkembangan Remaja. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

------------. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

------------. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanik

Sarwono. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Sekretariat Republik Indonesia. 1993. Undang-Undang Dasar 1945. P-4, GBHN.


Jakarta: Percetakan UID
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana

Sugiyono. (1999). Statistika untuk Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung : Alfabeta

------------. (2012). Statistika untuk Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung : Alfabeta

Sukarmin, Y. 2009. Sikap Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas


Negeri Yogyakarta Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas. Jurnal Cakrawala
Pendidikan. Th. XXVIII, No. 1.

Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Raja Grafindo Persada

Veronikha, M. 2013. Hubungan antara Moral Judgment Maturity dengan Perilaku


Menyontek pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Surakarta. Jurnal Ilmiah
Psikologi Candrajiwa. Vol 2. No. 4.

Walgito, B. 1999. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo.

Wijaya, K. dan Dedi, D. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:


Indeks.

Yusuf, A. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.

(Sumber:http://www.komunitasairmataguru.blogspot.co.id/2011/03/laporan-
lengkap-kecurangan-un-2007.html) Diunduh pada tanggal 1 Maret 2016,
pukul 12:56 WIB

. (Sumber:http://aagsyugimbal.blogspot.co.id/2011/02/teori-gender.html) Diunduh
pada tanggal 15 Juni 2016, pukul 15:15 WIB

(http://harriansaga.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-dan-teori-gender.html)
Diunduh pada tanggal 15 Juni 2016, Pukul 15:15 WIB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Instrumen Sikap Menyontek

1. Nama :
2. Kelas :
3. Sekolah :
4. JenisKelamin : Perempuan / Laki-laki

5. Penghasilan orang tua: :

1) < Rp 2.000.000
2) Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000
3) >Rp 5.000.000

Petunjuk mengerjakan
Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama kemudian berikan
jawaban dengan cara memberikan tanda silang (X) pada salah satu pilihan
alternative jawaban yang benar-benar sesuai dengan kondisi anda. Di sini tidak
ada jawaban benar maupun salah yang penting anda jujur mengisi sesuai kondisi
anda.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:
SS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Setuju dengan kondisi Anda.
S : Apabila pernyataan tersebut Setuju dengan kondisi Anda.
TS : Apabila pernyataan tersebut Tidak Setuju dengan kondisi Anda.
STS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Setuju dengan kondisi Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Bekerja sama saat ujian sering saya lakukan


bersama teman-teman sekelas.

2. Menurut saya sah-sah saja jika saya melirik


jawaban teman sebelah sewaktu ujian.

3. Siswa yang ketahuan bekerja sama saat ujian


sebaiknya didiamkan saja.

4. Saya merasa cemas ketika saya akan memberikan


tissue yang berisi contekan kepada teman sebelah.

5. Tidak memberikan contekan pada teman akan


membuat saya merasa lebih tenang.

6. Saya akan menggunakan kode-kode tertentu untuk


saling menukarkan jawaban dengan teman pada saat
ujian.

7. Saya akan membuka catatan hanya pada saat ujian


open-book saja.

8. Saya tidak akan memberitahukan jawaban saya


kepada teman pada saat ujian.

9. Jika sedang ujian berlangsung saya akan bekerja


secara individu.

10. Menurut saya menulis contekan di kertas kecil tidak


dilakukan oleh siswa yang baik.

11. Menurut saya lempar-lemparan kertas contekan


pada saat ujian tidak dilakukan oleh siswa yang
baik.

12. Menulis contekan dikertas kecil bias dilakukan oleh


siswa yang malas belajar.

13. Saya merasa senang karena dapat tempat duduk


bersebelah dengan teman yang pandai karena akan
lebih mudah untuk bekerja sama.

14. Saling bertukaran jawaban melalui tissue akan saya


lakukan dengan senang hati pada teman sebelah
saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

15. Jika saya mengalami kesulitan menjawab ujian,


saya akan membiarkan kertas ujian kosong daripada
bertanya kepada teman sebelah saya.

16. Pada saat ujian saya tidak akan melihat segala


sesuatu yang berkaitan dengan contekan walaupun
sudah saya persiapkan sebelumnya.

17. Saya merasa kurang yakin dengan jawaban yang


diberikan teman saya karena jawaban tersebut
belum tentu benar.

18. Meja dan kursi sering dijadikan alat untuk menulis


contekan disaat ujian.

19. Saya merasa senang jika bias menjawab sendiri


soal-soal ujian meskipun saya duduk bersebelahan
dengan teman yang pintar.

20. Saya sering melihat catatan pada waktu ujian close-


book.

21. Melirik jawaban teman sebelah saat ujian menurut


saya tidak dilakukan oleh siswa yang baik.

22. Melirik jawaban teman sebelah saat ujian menurut


saya tidak dilakukan siswa yang baik.

23. Menurut saya menulis contekan dimeja dan kursi


tidak dilakukan oleh siswa yang baik.

24. Jika soal–soal ujian dapat saya kerjakan sendiri,


saya merasa lebih puas dan bangga meskipun
nilainya kurang baik.

25. Walaupun jawaban yang diberikan oleh teman


sebelah belum tentu benar, tetapi saya merasa lebih
yakin dengan jawabannya tersebut.

26. Jika saya tidak bias mengerjakan ujian, saya akan


bertanya kepada teman sebelah saya.

27. Saya berusaha melihat tissue yang sudah saya tulis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

dan persiapkan untuk contekan pada saat ujian.

28. Peringatan atau hukuman sebaiknya diberikan


kepada siswa yang bekerjasama dalam ujian.

29. Saya merasa gelisah jika saya memiliki contekan


ujian yang sudah saya persiapkan sebelumnya.

30. Tissue sering dijadikan media untuk menulis


contekan disaat ujian.

31. Saya akan merasa tenang jika saya bekerja sama


dengan teman sebelah saya

32. Dalam mengerjakan soal-soal ujian saya merasa


tenang apabila saya sudah membuat contekan.

33. Walaupun tidak ada guru pengawas saat ujian, saya


tetap akan bekerja sendiri tanpa bantuan dari teman
sebelah.

34. Saya memilih duduk paling belakang supaya saya


bebas melihat catatan sewaktu ujian close book.

35. Menurut saya, supaya saya mendapatkan nilai yang


bagus maka salah satu cara yang harus saya pakai
adalah mencontek teman.

36. Salah satu trik mencontek yang sering dilakukan


oleh siswa yang malas belajar adalah lempar-
lemparan kertas.

37. Saya akan bekerja sama dengan teman sebelah jika


tidak ada guru pengawas saat ujian.

38. Pada saat ujian close book, saya akan menjauhkan


catatan-catatan agar tidak bias mencontek.

39. Belajar dengan giat dan tidak mencontek, pasti akan


mendapatkan nilai yang bagus.

40. Saya merasa senang jika memberikan contekan


kepada teman-teman saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

41. Menurut saya menulis contekan di tissue tidak


dilakukan oleh siswa yang baik.

42. Tanpa bantuan teman-teman saya merasa mampu


untuk mengerjakan soal-soal ujian.

43. Secara terang-terangan dan berani, saya akan


membuka kertas kecil yang berisi contekan.

44. Saya akan melirik lembar jawaban teman sebelah


lalu meniru jawabannya tersebut.

45. Saya takut membuka kertas kecil yang berisi


contekan serta takut ketahuan.

46. Saya tidak mau meniru jawaban teman meskipun


kertas jawaban teman terbuka.

47. Saya akan menuliskan contekan diatas meja supaya


mudah melihatnya

48. Menurut saya, bekerja sama di saat ujian


merupakan salah satu cara termudah untuk
mendapatkan nilai bagus.

49. Pada saat ujian saya akan memilih meja yang bersih
dan tidak ada coretan contekan supaya saya dapat
lebih konsentrasi dalam mengerjakan ujian.

50. Perjuangan yang besar diperlukan dalam bekerja


sama saat ujian karena memiliki resiko yang besar.

51. Menurut saya, duduk di mana saja adalah sama


karena semua tergantung pada diri kita masing-
masing.

52. Saya akan saling tukar jawaban dengan teman


sebelah menggunakan kertas-kertas kecil pada saat
ujian.

53. Saya tidak ingin mendapatkan jawaban teman di


saat ujian dengan cara memilih tempat duduk di
depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

54. Saya merasa bangga dengan jawaban yang saya


dapat dari teman sebelah meskipun nilainya tidak
terlalu tinggi.

55. Saya tidak akan memberikan jawaban saya kepada


teman sebelah walaupun menggunakan kertas kecil.

56. Saya merasa cemas jika saya bias membuka buku


catatan pada saat ujian walaupun ujian bersifatclose
book.

57. Saya memilih duduk di dekat teman yang pandai


supaya saya mendapatkan jawaban saat ujian.

58. Saya mendukung pepatah “posisi menentukan


prestasi” karena akan memudahkan untuk bekerja
sama dengan teman yang diinginkan.

59. Saya merasa cemas dan gelisah jika bekerja sama


dengan teman saat ujian.

60. Walaupun ujian bersifat close book, saya merasa


sangat senang apabila bias membuka buku catatan
untuk mencontek.

~ SELAMAT MENGERJAKAN ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Lampiran 2

Uji Validitas dan Uji


Reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Pengujian Validitas 1

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

B1 108.48 231.159 .352 . .895

B2 108.58 229.625 .522 . .894

B3 108.48 230.353 .404 . .895

B4 108.07 235.256 .088 . .899

B5 108.60 234.511 .156 . .897

B6 108.38 229.684 .444 . .894

B7 107.91 238.773 -.049 . .903

B8 108.44 229.123 .429 . .894

B9 108.58 230.045 .454 . .894

B10 108.34 232.933 .234 . .896

B11 108.27 232.264 .233 . .897

B12 107.18 240.084 -.097 . .901

B13 108.10 231.351 .292 . .896

B14 108.55 228.855 .593 . .893

B15 107.61 233.938 .130 . .898

B16 108.29 228.612 .530 . .894

B17 108.33 233.952 .197 . .897

B18 108.22 229.516 .366 . .895

B19 108.79 231.729 .397 . .895

B20 108.41 228.697 .490 . .894

B21 108.18 233.809 .171 . .897

B22 107.06 242.963 -.224 . .902

B23 108.15 235.154 .105 . .898

B24 108.78 231.722 .359 . .895

B25 108.27 228.164 .484 . .894

B26 108.25 225.147 .662 . .892

B27 108.43 227.137 .556 . .893

B28 108.41 232.008 .273 . .896

B29 108.29 233.049 .249 . .896

B30 108.12 234.188 .156 . .897


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

B31 108.41 226.294 .667 . .892

B32 108.53 227.932 .583 . .893

B33 108.44 225.526 .548 . .893

B34 108.54 228.435 .602 . .893

B35 108.46 228.301 .548 . .893

B36 107.85 239.759 -.083 . .901

B37 108.25 225.298 .582 . .892

B38 108.43 226.566 .541 . .893

B39 108.73 229.693 .456 . .894

B40 108.43 226.078 .673 . .892

B41 108.15 233.003 .216 . .897

B42 108.32 228.437 .514 . .894

B43 108.46 225.091 .669 . .892

B44 108.30 225.876 .636 . .892

B45 108.19 230.963 .314 . .896

B46 108.25 225.971 .581 . .893

B47 108.52 227.361 .588 . .893

B48 108.44 226.904 .604 . .893

B49 108.56 230.686 .387 . .895

B50 107.34 246.832 -.345 . .904

B51 108.75 232.055 .408 . .895

B52 108.48 226.756 .687 . .892

B53 108.01 235.353 .103 . .898

B54 108.30 229.002 .361 . .895

B55 108.26 231.084 .307 . .896

B56 108.15 234.784 .135 . .898

B57 108.38 226.406 .639 . .892

B58 108.21 228.939 .442 . .894

B59 108.33 230.812 .346 . .895

B60 108.40 227.217 .471 . .894


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Pengujian Validitas 2

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

B1 79.08 217.011 .373 . .933

B2 79.17 215.569 .544 . .931

B3 79.08 215.936 .442 . .932

B6 78.98 215.604 .464 . .932

B8 79.03 215.360 .432 . .932

B9 79.17 216.140 .464 . .932

B10 78.93 219.138 .233 . .934

B11 78.86 218.408 .235 . .934

B13 78.69 217.156 .311 . .933

B14 79.14 215.299 .584 . .931

B16 78.88 215.045 .523 . .932

B17 78.92 220.817 .159 . .934

B18 78.81 215.568 .377 . .933

B19 79.38 218.238 .377 . .933

B20 79.00 215.008 .489 . .932

B24 79.37 218.066 .351 . .933

B25 78.86 214.526 .482 . .932

B26 78.84 211.277 .678 . .930

B27 79.02 213.059 .580 . .931

B28 79.00 217.630 .302 . .933

B29 78.88 219.869 .215 . .934

B31 79.00 212.437 .682 . .930

B32 79.13 214.009 .598 . .931

B33 79.03 211.612 .563 . .931

B34 79.13 214.772 .601 . .931

B35 79.05 214.031 .584 . .931

B37 78.84 211.328 .601 . .931

B38 79.02 212.924 .541 . .931

B39 79.33 216.053 .452 . .932

B40 79.02 212.252 .686 . .930


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

B41 78.74 219.370 .207 . .934

B42 78.91 214.672 .519 . .932

B43 79.05 211.376 .676 . .930

B44 78.89 211.795 .663 . .930

B45 78.78 217.701 .289 . .933

B46 78.84 211.882 .606 . .931

B47 79.11 213.913 .576 . .931

B48 79.03 212.772 .632 . .931

B49 79.15 216.851 .391 . .932

B51 79.34 218.328 .403 . .932

B52 79.07 212.634 .719 . .930

B54 78.89 215.055 .371 . .933

B55 78.85 217.540 .296 . .933

B57 78.98 212.378 .663 . .930

B58 78.80 214.666 .472 . .932

B59 78.93 217.162 .340 . .933

B60 78.99 213.202 .488 . .932

Pengujian Validitas 3

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

B1 77.28 213.445 .377 . .934

B2 77.37 212.049 .547 . .933

B3 77.28 212.268 .453 . .933

B6 77.18 211.994 .472 . .933

B8 77.23 211.979 .428 . .933

B9 77.37 212.705 .462 . .933

B10 77.13 215.696 .230 . .935

B11 77.06 214.980 .232 . .935

B13 76.89 213.560 .317 . .934

B14 77.34 211.874 .581 . .932

B16 77.08 211.539 .525 . .933


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

B18 77.01 212.176 .373 . .934

B19 77.58 214.766 .376 . .934

B20 77.20 211.422 .496 . .933

B24 77.57 214.601 .350 . .934

B25 77.06 211.148 .478 . .933

B26 77.04 207.889 .675 . .931

B27 77.22 209.516 .585 . .932

B28 77.20 214.229 .297 . .934

B29 77.08 216.497 .208 . .935

B31 77.20 209.052 .678 . .931

B32 77.33 210.524 .600 . .932

B33 77.23 208.164 .563 . .932

B34 77.33 211.300 .602 . .932

B35 77.25 210.559 .584 . .932

B37 77.04 207.771 .607 . .932

B38 77.22 209.516 .539 . .932

B39 77.53 212.638 .448 . .933

B40 77.22 208.793 .687 . .931

B41 76.94 215.786 .211 . .935

B42 77.11 211.240 .517 . .933

B43 77.25 207.987 .673 . .931

B44 77.09 208.269 .668 . .931

B45 76.98 214.336 .283 . .935

B46 77.04 208.343 .611 . .932

B47 77.31 210.534 .572 . .932

B48 77.23 209.340 .631 . .932

B49 77.35 213.372 .391 . .934

B51 77.54 214.889 .399 . .933

B52 77.27 209.172 .720 . .931

B54 77.09 211.546 .373 . .934

B55 77.05 214.048 .296 . .934

B57 77.18 208.885 .666 . .932

B58 77.00 211.143 .475 . .933

B59 77.13 213.724 .338 . .934

B60 77.19 209.652 .492 . .933


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Pengujian Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.934 .938 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Lampiran 3

Uji Prasyarat

Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

1. Pengujian Normalitas

a. Pengujian Normalitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sikap

N 61
a,,b
Normal Parameters Mean 80.25

Std. Deviation 14.471

Most Extreme Absolute .133


Differences Positive .070

Negative -.133

Kolmogorov-Smirnov Z 1.038

Asymp. Sig. (2-tailed) .232

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

b. Pengujian Normalitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sikap

N 59
a,,b
Normal Parameters Mean 77.54

Std. Deviation 15.252

Most Extreme Absolute .080


Differences Positive .056

Negative -.080

Kolmogorov-Smirnov Z .618

Asymp. Sig. (2-tailed) .840


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Pengujian Normalitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua <Rp2.000.000

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sikap

N 53
a,,b
Normal Parameters Mean 77.58

Std. Deviation 14.171

Most Extreme Absolute .125


Differences Positive .101

Negative -.125

Kolmogorov-Smirnov Z .908

Asymp. Sig. (2-tailed) .382

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

d. Pengujian Normalitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua Rp2.000.000 – Rp 5.000.000

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sikap

N 49
a,,b
Normal Parameters Mean 79.10

Std. Deviation 16.722

Most Extreme Absolute .090


Differences Positive .077

Negative -.090
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Kolmogorov-Smirnov Z .627

Asymp. Sig. (2-tailed) .826

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

e. Pengujian Normalitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua > Rp 5.000.000

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sikap

N 18
a,,b
Normal Parameters Mean 82.33

Std. Deviation 11.130

Most Extreme Absolute .191


Differences Positive .110

Negative -.191

Kolmogorov-Smirnov Z .808

Asymp. Sig. (2-tailed) .530

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

2. Pengujian Homogenitas

a. Pengujian Homogenitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Jenis Kelamin

Test of Homogeneity of Variances

Sikap

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

.017 1 118 .898


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

b. Pengujian Homogenitas Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

Test of Homogeneity of Variances

Sikap

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

3.188 2 117 .045


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Lampiran 4

Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

1. Pengujian Mann Whitney Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Jenis Kelamin

Ranks

Jenis
Kelamin N Mean Rank Sum of Ranks

Sikap Laki-Laki 61 63.65 3882.50

Perempuan 59 57.25 3377.50

Total 120

a
Test Statistics

Sikap

Mann-Whitney U 1607.500

Wilcoxon W 3377.500

Z -1.008

Asymp. Sig. (2-tailed) .313

a. Grouping Variable: Jenis


Kelamin

2. Pengujian Kruskal-Willis Sikap Siswa Terhadap Perilaku Mencontek

Berdasarkan Tingkat Penghasilan Orang Tua

Ranks

Penghasilan Orang Tua N Mean Rank

Sikap <2.000.000 53 57.31

2.000.000-5.000.000 49 61.29

>5.000.000 18 67.75

Total 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

a,b
Test Statistics

Sikap

Chi-Square 1.253

df 2

Asymp. Sig. .534

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:
Penghasilan Orang Tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Lampiran 5

Data Induk
Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

N o. Sikap Mencontek
KS TP JK
Res
1 2 3 6 8 9 10 11 13 14 16 18 19 20 24 25 26 27 28 29 31 32 33 34 35 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 51 52 54 55 57 58 59 60

1 NY 9  1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1

2 NY 9  2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2

3 NY 9  1 2 1 1 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2

4 NY 9  1 1 1 1 1 1 2 1 2 4 2 2 1 3 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2

5 NY 9  1 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

6 NY 9  1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

7 NY 9  1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2

8 NY 9  1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

9 NY 9  1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1

10 N Y 9  1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

11 N Y 9  3 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 3 1 1 1 3 3 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2

12 N Y 9  1 2 1 1 1 1 2 2 1 4 2 2 2 4 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2

13 N Y 9  2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 3 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1

14 N Y 9  1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

15 N Y 9  1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 N Y 9  1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

17 N Y 9  1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

18 N Y 9  1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2

19 N Y 9  1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 4 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2

20 N Y 9  1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

21 N Y 9  1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1

22 N Y 9  1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

23 N Y 9  1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2

24 N Y 9  1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1

25 N Y 9  3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1

26 N Y 9  1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2

27 N Y 9  1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

28 N Y 9  1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 4 1 2 1 1 1 4 1 1 1 4 4 1 4 4 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1

29 N Y 9  2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

30 N Y 9  2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

31 N Y 9  1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1

32 N Y 9  1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

33 N Y 9  1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1

34 N Y 9  1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 1 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2

35 N Y 9  1 1 1 1 2 1 2 1 3 3 2 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1

36 N Y 9  1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2

37 N Y 9  1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2

38 N Y 9  1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2

39 N Y 9  2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1

40 N Y 9  2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2

41 N Y 9  2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2

42 N Y 9  1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 4 1 1 2 1 4 1 1 1 1

43 N Y 9  1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

44 N Y 9  2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2

45 N Y 9  2 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 1 3 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 4 2 2 1

46 N Y 9  3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 4

47 N Y 9  2 1 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 2 1 4 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2

48 N Y 9  1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1

49 N Y 9  2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2

50 N Y 9  1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2

51 N Y 9  1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 4 1 2 2 2 2 2 1 2

52 N Y 9  1 1 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 4 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1

53 N Y 9  1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1

54 N Y 9  1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2

55 N Y 9  1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1

56 N Y 9  1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1

57 N Y 9  2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2

58 N Y 9  1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2

59 N Y 9  1 2 2 2 2 1 1 1 3 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1

60 N Y 9  2 2 2 2 2 2 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 2 2 2 2

61 SY 1  2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1

62 SY 1  2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3

63 SY 1  2 1 3 2 3 3 3 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 1 3 1 1 2 3

64 SY 1  2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 4 2 2

65 SY 1  2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 4 2 3 3 1 3 1 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 1 2 1 3 2 3 3 2 1 2 3 3 2 1 3 2 2 3 2 1 3

66 SY 1  2 1 1 2 1 2 1 1 1 3 3 1 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2

67 SY 1  3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2

68 SY 1  2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 3

69 SY 1  2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

70 SY 1  3 2 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 4 1 1 1 1 4 4 4 1 4 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4

71 SY 1  2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 2 4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2

72 SY 1  1 1 1 1 2 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 4 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 1 1 2 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4

73 SY 1  3 1 2 2 2 1 1 2 1 1 4 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1

74 SY 1  2 1 1 1 2 2 3 2 4 3 2 2 3 1 1 1 1 2 3 1 4 2 3 1 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 1 2 2 1 1 3 2 2 2 2 4

75 SY 1  2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

76 SY 1  2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 4 4 1

77 SY 1  2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 4 1

78 SY 1  3 2 1 2 1 3 2 2 1 1 3 1 2 4 1 2 1 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 3

79 SY 1  3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3

80 SY 1  1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2

81 SY 1  2 1 1 2 3 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 3 1 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3

82 SY 1  3 2 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 1

83 SY 1  1 1 2 1 2 2 1 1 1 3 3 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 4 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

84 SY 1  2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1

85 SY 1  2 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

86 SY 1  3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2

87 SY 1  2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1

88 SY 1  2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 2 4 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1

89 SY 1  1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1

90 SY 1  2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1

91 SY 1  1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2

92 SY 1  2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 4 1 2 2 1 2 1 1 2 1 4 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1

93 SY 1  2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 1

94 SY 1  2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

95 SY 1  2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 4 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

96 SY 1  3 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 2 2 1 2 3 3 1 1 3 2 3 1 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 2 1 2 1 1 2 3 2 3 3 1 3

97 SY 1  3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 1 2 3 1 1 2 3 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

98 SY 1  2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 4 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 3 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1

99 SY 1  2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 4 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2

100 SY 1  3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2

101 SY 1  2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1

102 SY 1  3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

103 SY 1  3 1 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3

104 SY 1  1 1 3 1 1 1 3 2 4 1 2 2 1 1 1 1 1 3 3 1 3 1 2 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1

105 SY 1  3 1 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 1 3 2 1 3 1 2 1 2 1 2 2 4 1 1 3 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1

106 SY 1  2 1 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 2 3 1 2 2 4 3 1 2 1 1 2 3 3 2 2 4 1

107 SY 1  2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2

108 SY 1  1 1 3 1 1 3 3 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 4 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 4 1 2 4 2 1

109 SY 1  3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2

110 SY 1  2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2

111 SY 1  3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1

112 SY 1  2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

113 SY 1  1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 1 4 1 3 2 1

114 SY 1  1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2

115 SY 1  2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2

116 SY 1  2 1 2 2 3 3 3 2 1 1 3 2 3 2 1 2 1 2 3 3 2 1 3 2 3 2 2 3 3 1 2 1 2 2 3 1 3 1 2 2 2 2 1 3 3 4 2 2

117 SY 1  2 1 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2

118 SY 1  2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 4 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2

119 SY 1  2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 3 2 2 2 1 1

120 SY 1  2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Lampiran 6
Tabel r
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

TABEL R STATISTIKA
rumushitung.com
http://rumushitung.com
0,1 0,05 0,02 0,01 0,001
DF = n-2
r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001
1 0,9877 0,9969 0,9995 0,9999 1,0000
2 0,9000 0,9500 0,9800 0,9900 0,9990
3 0,8054 0,8783 0,9343 0,9587 0,9911
4 0,7293 0,8114 0,8822 0,9172 0,9741
5 0,6694 0,7545 0,8329 0,8745 0,9509
6 0,6215 0,7067 0,7887 0,8343 0,9249
7 0,5822 0,6664 0,7498 0,7977 0,8983
8 0,5494 0,6319 0,7155 0,7646 0,8721
9 0,5214 0,6021 0,6851 0,7348 0,8470
10 0,4973 0,5760 0,6581 0,7079 0,8233
11 0,4762 0,5529 0,6339 0,6835 0,8010
12 0,4575 0,5324 0,6120 0,6614 0,7800
13 0,4409 0,5140 0,5923 0,6411 0,7604
14 0,4259 0,4973 0,5742 0,6226 0,7419
15 0,4124 0,4821 0,5577 0,6055 0,7247
16 0,4000 0,4683 0,5425 0,5897 0,7084
17 0,3887 0,4555 0,5285 0,5751 0,6932
18 0,3783 0,4438 0,5155 0,5614 0,6788
19 0,3687 0,4329 0,5034 0,5487 0,6652
20 0,3598 0,4227 0,4921 0,5368 0,6524
21 0,3515 0,4132 0,4815 0,5256 0,6402
22 0,3438 0,4044 0,4716 0,5151 0,6287
23 0,3365 0,3961 0,4622 0,5052 0,6178
24 0,3297 0,3882 0,4534 0,4958 0,6074
25 0,3233 0,3809 0,4451 0,4869 0,5974
26 0,3172 0,3739 0,4372 0,4785 0,5880
27 0,3115 0,3673 0,4297 0,4705 0,5790
28 0,3061 0,3610 0,4226 0,4629 0,5703
29 0,3009 0,3550 0,4158 0,4556 0,5620
30 0,2960 0,3494 0,4093 0,4487 0,5541
31 0,2913 0,3440 0,4032 0,4421 0,5465
32 0,2869 0,3388 0,3972 0,4357 0,5392
33 0,2826 0,3338 0,3916 0,4296 0,5322
34 0,2785 0,3291 0,3862 0,4238 0,5254
35 0,2746 0,3246 0,3810 0,4182 0,5189
DF = n-2 0,1 0,05 0,02 0,01 0,001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001


36 0,2709 0,3202 0,3760 0,4128 0,5126
37 0,2673 0,3160 0,3712 0,4076 0,5066
38 0,2638 0,3120 0,3665 0,4026 0,5007
39 0,2605 0,3081 0,3621 0,3978 0,4950
40 0,2573 0,3044 0,3578 0,3932 0,4896
41 0,2542 0,3008 0,3536 0,3887 0,4843
42 0,2512 0,2973 0,3496 0,3843 0,4791
43 0,2483 0,2940 0,3457 0,3801 0,4742
44 0,2455 0,2907 0,3420 0,3761 0,4694
45 0,2429 0,2876 0,3384 0,3721 0,4647
46 0,2403 0,2845 0,3348 0,3683 0,4601
47 0,2377 0,2816 0,3314 0,3646 0,4557
48 0,2353 0,2787 0,3281 0,3610 0,4514
49 0,2329 0,2759 0,3249 0,3575 0,4473
50 0,2306 0,2732 0,3218 0,3542 0,4432
51 0,2284 0,2706 0,3188 0,3509 0,4393
52 0,2262 0,2681 0,3158 0,3477 0,4354
53 0,2241 0,2656 0,3129 0,3445 0,4317
54 0,2221 0,2632 0,3102 0,3415 0,4280
55 0,2201 0,2609 0,3074 0,3385 0,4244
56 0,2181 0,2586 0,3048 0,3357 0,4210
57 0,2162 0,2564 0,3022 0,3328 0,4176
58 0,2144 0,2542 0,2997 0,3301 0,4143
59 0,2126 0,2521 0,2972 0,3274 0,4110
60 0,2108 0,2500 0,2948 0,3248 0,4079
61 0,2091 0,2480 0,2925 0,3223 0,4048
62 0,2075 0,2461 0,2902 0,3198 0,4018
63 0,2058 0,2441 0,2880 0,3173 0,3988
64 0,2042 0,2423 0,2858 0,3150 0,3959
65 0,2027 0,2404 0,2837 0,3126 0,3931
66 0,2012 0,2387 0,2816 0,3104 0,3903
67 0,1997 0,2369 0,2796 0,3081 0,3876
68 0,1982 0,2352 0,2776 0,3060 0,3850
69 0,1968 0,2335 0,2756 0,3038 0,3823
70 0,1954 0,2319 0,2737 0,3017 0,3798
0,1 0,05 0,02 0,01 0,001
DF = n-2
r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001
71 0,1940 0,2303 0,2718 0,2997 0,3773
72 0,1927 0,2287 0,2700 0,2977 0,3748
73 0,1914 0,2272 0,2682 0,2957 0,3724
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

74 0,1901 0,2257 0,2664 0,2938 0,3701


75 0,1888 0,2242 0,2647 0,2919 0,3678
76 0,1876 0,2227 0,2630 0,2900 0,3655
77 0,1864 0,2213 0,2613 0,2882 0,3633
78 0,1852 0,2199 0,2597 0,2864 0,3611
79 0,1841 0,2185 0,2581 0,2847 0,3589
80 0,1829 0,2172 0,2565 0,2830 0,3568
81 0,1818 0,2159 0,2550 0,2813 0,3547
82 0,1807 0,2146 0,2535 0,2796 0,3527
83 0,1796 0,2133 0,2520 0,2780 0,3507
84 0,1786 0,2120 0,2505 0,2764 0,3487
85 0,1775 0,2108 0,2491 0,2748 0,3468
86 0,1765 0,2096 0,2477 0,2732 0,3449
87 0,1755 0,2084 0,2463 0,2717 0,3430
88 0,1745 0,2072 0,2449 0,2702 0,3412
89 0,1735 0,2061 0,2435 0,2687 0,3393
90 0,1726 0,2050 0,2422 0,2673 0,3375
91 0,1716 0,2039 0,2409 0,2659 0,3358
92 0,1707 0,2028 0,2396 0,2645 0,3341
93 0,1698 0,2017 0,2384 0,2631 0,3323
94 0,1689 0,2006 0,2371 0,2617 0,3307
95 0,1680 0,1996 0,2359 0,2604 0,3290
96 0,1671 0,1986 0,2347 0,2591 0,3274
97 0,1663 0,1975 0,2335 0,2578 0,3258
98 0,1654 0,1966 0,2324 0,2565 0,3242
99 0,1646 0,1956 0,2312 0,2552 0,3226
100 0,1638 0,1946 0,2301 0,2540 0,3211
101 0,1630 0,1937 0,2290 0,2528 0,3196
102 0,1622 0,1927 0,2279 0,2515 0,3181
103 0,1614 0,1918 0,2268 0,2504 0,3166
104 0,1606 0,1909 0,2257 0,2492 0,3152
105 0,1599 0,1900 0,2247 0,2480 0,3137
0,1 0,05 0,02 0,01 0,001
DF = n-2
r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001
106 0,1591 0,1891 0,2236 0,2469 0,3123
107 0,1584 0,1882 0,2226 0,2458 0,3109
108 0,1576 0,1874 0,2216 0,2446 0,3095
109 0,1569 0,1865 0,2206 0,2436 0,3082
110 0,1562 0,1857 0,2196 0,2425 0,3068
111 0,1555 0,1848 0,2186 0,2414 0,3055
112 0,1548 0,1840 0,2177 0,2403 0,3042
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

113 0,1541 0,1832 0,2167 0,2393 0,3029


114 0,1535 0,1824 0,2158 0,2383 0,3016
115 0,1528 0,1816 0,2149 0,2373 0,3004
116 0,1522 0,1809 0,2139 0,2363 0,2991
117 0,1515 0,1801 0,2131 0,2353 0,2979
118 0,1509 0,1793 0,2122 0,2343 0,2967
119 0,1502 0,1786 0,2113 0,2333 0,2955
120 0,1496 0,1779 0,2104 0,2324 0,2943
121 0,1490 0,1771 0,2096 0,2315 0,2931
122 0,1484 0,1764 0,2087 0,2305 0,2920
123 0,1478 0,1757 0,2079 0,2296 0,2908
124 0,1472 0,1750 0,2071 0,2287 0,2897
125 0,1466 0,1743 0,2062 0,2278 0,2886
126 0,1460 0,1736 0,2054 0,2269 0,2875
127 0,1455 0,1729 0,2046 0,2260 0,2864
128 0,1449 0,1723 0,2039 0,2252 0,2853
129 0,1443 0,1716 0,2031 0,2243 0,2843
130 0,1438 0,1710 0,2023 0,2235 0,2832
131 0,1432 0,1703 0,2015 0,2226 0,2822
132 0,1427 0,1697 0,2008 0,2218 0,2811
133 0,1422 0,1690 0,2001 0,2210 0,2801
134 0,1416 0,1684 0,1993 0,2202 0,2791
135 0,1411 0,1678 0,1986 0,2194 0,2781
136 0,1406 0,1672 0,1979 0,2186 0,2771
137 0,1401 0,1666 0,1972 0,2178 0,2761
138 0,1396 0,1660 0,1965 0,2170 0,2752
139 0,1391 0,1654 0,1958 0,2163 0,2742
140 0,1386 0,1648 0,1951 0,2155 0,2733
0,1 0,05 0,02 0,01 0,001
DF = n-2
r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001
141 0,1381 0,1642 0,1944 0,2148 0,2723
142 0,1376 0,1637 0,1937 0,2140 0,2714
143 0,1371 0,1631 0,1930 0,2133 0,2705
144 0,1367 0,1625 0,1924 0,2126 0,2696
145 0,1362 0,1620 0,1917 0,2118 0,2687
146 0,1357 0,1614 0,1911 0,2111 0,2678
147 0,1353 0,1609 0,1904 0,2104 0,2669
148 0,1348 0,1603 0,1898 0,2097 0,2660
149 0,1344 0,1598 0,1892 0,2090 0,2652
150 0,1339 0,1593 0,1886 0,2083 0,2643
151 0,1335 0,1587 0,1879 0,2077 0,2635
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

152 0,1330 0,1582 0,1873 0,2070 0,2626


153 0,1326 0,1577 0,1867 0,2063 0,2618
154 0,1322 0,1572 0,1861 0,2057 0,2610
155 0,1318 0,1567 0,1855 0,2050 0,2602
156 0,1313 0,1562 0,1849 0,2044 0,2593
157 0,1309 0,1557 0,1844 0,2037 0,2585
158 0,1305 0,1552 0,1838 0,2031 0,2578
159 0,1301 0,1547 0,1832 0,2025 0,2570
160 0,1297 0,1543 0,1826 0,2019 0,2562
161 0,1293 0,1538 0,1821 0,2012 0,2554
162 0,1289 0,1533 0,1815 0,2006 0,2546
163 0,1285 0,1528 0,1810 0,2000 0,2539
164 0,1281 0,1524 0,1804 0,1994 0,2531
165 0,1277 0,1519 0,1799 0,1988 0,2524
166 0,1273 0,1515 0,1794 0,1982 0,2517
167 0,1270 0,1510 0,1788 0,1976 0,2509
168 0,1266 0,1506 0,1783 0,1971 0,2502
169 0,1262 0,1501 0,1778 0,1965 0,2495
170 0,1258 0,1497 0,1773 0,1959 0,2488
171 0,1255 0,1493 0,1768 0,1954 0,2481
172 0,1251 0,1488 0,1762 0,1948 0,2473
173 0,1247 0,1484 0,1757 0,1942 0,2467
174 0,1244 0,1480 0,1752 0,1937 0,2460
175 0,1240 0,1476 0,1747 0,1932 0,2453
0,1 0,05 0,02 0,01 0,001
DF = n-2
r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001
176 0,1237 0,1471 0,1743 0,1926 0,2446
177 0,1233 0,1467 0,1738 0,1921 0,2439
178 0,1230 0,1463 0,1733 0,1915 0,2433
179 0,1226 0,1459 0,1728 0,1910 0,2426
180 0,1223 0,1455 0,1723 0,1905 0,2419
181 0,1220 0,1451 0,1719 0,1900 0,2413
182 0,1216 0,1447 0,1714 0,1895 0,2406
183 0,1213 0,1443 0,1709 0,1890 0,2400
184 0,1210 0,1439 0,1705 0,1884 0,2394
185 0,1207 0,1435 0,1700 0,1879 0,2387
186 0,1203 0,1432 0,1696 0,1874 0,2381
187 0,1200 0,1428 0,1691 0,1869 0,2375
188 0,1197 0,1424 0,1687 0,1865 0,2369
189 0,1194 0,1420 0,1682 0,1860 0,2363
190 0,1191 0,1417 0,1678 0,1855 0,2357
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

191 0,1188 0,1413 0,1674 0,1850 0,2351


192 0,1184 0,1409 0,1669 0,1845 0,2345
193 0,1181 0,1406 0,1665 0,1841 0,2339
194 0,1178 0,1402 0,1661 0,1836 0,2333
195 0,1175 0,1398 0,1657 0,1831 0,2327
196 0,1172 0,1395 0,1652 0,1827 0,2321
197 0,1169 0,1391 0,1648 0,1822 0,2315
198 0,1166 0,1388 0,1644 0,1818 0,2310
199 0,1164 0,1384 0,1640 0,1813 0,2304
200 0,1161 0,1381 0,1636 0,1809 0,2298
201 0,1158 0,1378 0,1632 0,1804 0,2293
202 0,1155 0,1374 0,1628 0,1800 0,2287
203 0,1152 0,1371 0,1624 0,1795 0,2282
204 0,1149 0,1367 0,1620 0,1791 0,2276
205 0,1146 0,1364 0,1616 0,1787 0,2271
0,1 0,05 0,02 0,01 0,001
DF = n-2
r 0,005 r 0,05 r 0,025 r 0,01 r 0,001
206 0,1144 0,1361 0,1612 0,1782 0,2265
207 0,1141 0,1358 0,1608 0,1778 0,2260
208 0,1138 0,1354 0,1604 0,1774 0,2255
209 0,1135 0,1351 0,1601 0,1770 0,2250
210 0,1133 0,1348 0,1597 0,1766 0,2244
211 0,1130 0,1345 0,1593 0,1761 0,2239
212 0,1127 0,1342 0,1589 0,1757 0,2234
213 0,1125 0,1338 0,1586 0,1753 0,2229
214 0,1122 0,1335 0,1582 0,1749 0,2224
215 0,1120 0,1332 0,1578 0,1745 0,2219
216 0,1117 0,1329 0,1575 0,1741 0,2214
217 0,1114 0,1326 0,1571 0,1737 0,2209
218 0,1112 0,1323 0,1568 0,1733 0,2204
219 0,1109 0,1320 0,1564 0,1729 0,2199
220 0,1107 0,1317 0,1561 0,1726 0,2194
221 0,1104 0,1314 0,1557 0,1722 0,2189
222 0,1102 0,1311 0,1554 0,1718 0,2184
223 0,1099 0,1308 0,1550 0,1714 0,2179
224 0,1097 0,1305 0,1547 0,1710 0,2175
225 0,1094 0,1303 0,1543 0,1707 0,2170
226 0,1092 0,1300 0,1540 0,1703 0,2165
227 0,1090 0,1297 0,1537 0,1699 0,2161
228 0,1087 0,1294 0,1533 0,1695 0,2156
229 0,1085 0,1291 0,1530 0,1692 0,2151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

230 0,1083 0,1288 0,1527 0,1688 0,2147


231 0,1080 0,1286 0,1523 0,1684 0,2142
232 0,1078 0,1283 0,1520 0,1681 0,2138
233 0,1076 0,1280 0,1517 0,1677 0,2133
234 0,1073 0,1277 0,1514 0,1674 0,2129
235 0,1071 0,1275 0,1510 0,1670 0,2124
236 0,1069 0,1272 0,1507 0,1667 0,2120
237 0,1067 0,1269 0,1504 0,1663 0,2115
238 0,1064 0,1267 0,1501 0,1660 0,2111
239 0,1062 0,1264 0,1498 0,1656 0,2107
240 0,1060 0,1261 0,1495 0,1653 0,2102
241 0,1058 0,1259 0,1492 0,1650 0,2098
242 0,1055 0,1256 0,1489 0,1646 0,2094
243 0,1053 0,1254 0,1486 0,1643 0,2090
244 0,1051 0,1251 0,1483 0,1640 0,2085
245 0,1049 0,1249 0,1480 0,1636 0,2081
246 0,1047 0,1246 0,1477 0,1633 0,2077
247 0,1045 0,1244 0,1474 0,1630 0,2073
248 0,1043 0,1241 0,1471 0,1626 0,2069
249 0,1041 0,1239 0,1468 0,1623 0,2065
250 0,1039 0,1236 0,1465 0,1620 0,2061
251 0,1036 0,1234 0,1462 0,1617 0,2057
252 0,1034 0,1231 0,1459 0,1614 0,2053
253 0,1032 0,1229 0,1456 0,1610 0,2049
254 0,1030 0,1226 0,1453 0,1607 0,2045
255 0,1028 0,1224 0,1451 0,1604 0,2041
256 0,1026 0,1222 0,1448 0,1601 0,2037
257 0,1024 0,1219 0,1445 0,1598 0,2033
258 0,1022 0,1217 0,1442 0,1595 0,2029
259 0,1020 0,1215 0,1439 0,1592 0,2025
260 0,1018 0,1212 0,1437 0,1589 0,2022
261 0,1016 0,1210 0,1434 0,1586 0,2018
262 0,1015 0,1208 0,1431 0,1583 0,2014
263 0,1013 0,1205 0,1428 0,1580 0,2010
264 0,1011 0,1203 0,1426 0,1577 0,2006
265 0,1009 0,1201 0,1423 0,1574 0,2003
266 0,1007 0,1199 0,1420 0,1571 0,1999
267 0,1005 0,1196 0,1418 0,1568 0,1995
268 0,1003 0,1194 0,1415 0,1565 0,1992
269 0,1001 0,1192 0,1413 0,1562 0,1988
270 0,0999 0,1190 0,1410 0,1559 0,1984
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

271 0,0998 0,1187 0,1407 0,1557 0,1981


272 0,0996 0,1185 0,1405 0,1554 0,1977
273 0,0994 0,1183 0,1402 0,1551 0,1974
274 0,0992 0,1181 0,1400 0,1548 0,1970
275 0,0990 0,1179 0,1397 0,1545 0,1967
276 0,0989 0,1177 0,1395 0,1543 0,1963
277 0,0987 0,1175 0,1392 0,1540 0,1960
278 0,0985 0,1173 0,1390 0,1537 0,1956
279 0,0983 0,1170 0,1387 0,1534 0,1953
280 0,0981 0,1168 0,1385 0,1532 0,1949
281 0,0980 0,1166 0,1382 0,1529 0,1946
282 0,0978 0,1164 0,1380 0,1526 0,1943
283 0,0976 0,1162 0,1377 0,1524 0,1939
284 0,0975 0,1160 0,1375 0,1521 0,1936
285 0,0973 0,1158 0,1373 0,1518 0,1932
286 0,0971 0,1156 0,1370 0,1516 0,1929
287 0,0969 0,1154 0,1368 0,1513 0,1926
288 0,0968 0,1152 0,1366 0,1510 0,1923
289 0,0966 0,1150 0,1363 0,1508 0,1919

Anda mungkin juga menyukai