Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kesempatan Bisnis Keluarga


1. Pengertian Bisnis Keluarga
Family business (bisnis keluarga) merupakan salah satu bentuk bisnis
yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam kepemilikan atau operasi
bisnis. Batasan lain tentang perusahaan diberikan oleh John L. Ward dan Craig E.
Arnoff. Menurutnya, suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila
terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan
perusahaan. Sedangkan menurut Robert G. Donnelley dalam bukunya “The Fanily
Business” suatu organisasi dinamakan perusahaan keluarga apabila paling sedikit
ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu dan mereka mempengaruhi
kebijakan perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bisnis keluarga merupakan salah
satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam
kepemilikan atau operasi bisnis.

2. Bentuk-Bentuk Bisnis Keluarga


Efektif atau tidaknya peran keluarga dalam perusahaan dapat dilihat dari
ketiga bentuk bisnis keluarga berikut. Karakter dari ketiga bentuk ini tidak sama.
yaitu;

a. Family owned business (FOB). Pada bentuk FOB keluarga hanya


sebagai shareholder, pengelolaan perusahaan diserahkan kepada
eksekutif profesional dari luar lingkungan keluarga, dan saudara yang
lain tidak ikut mengendalikan perusahaan.
b. Family business (FB). Pada FB, keluarga bertindak sebagai shareholder
juga mengurus perusahaan artinya perusahaan dimiliki dan dikelola oleh
anggota keluarga pendiri.
c. Business family (BF). Bentuk perusahaan BF keluarga sebagai pemilik
perusahaan cenderung menekankan pada hubungan kekerabatan saja.

Dalam membangun bisnis bersama keluarga atau pasangan terlebih


dahulu harus jelas mendefinisikan bentuk usaha keluarga tersebut, yaitu family
business atau business family. Kedua bentuk bisnis itu berbeda, FB lebih
menekankan pada profesionalitas dari keluarga yang mengoperasikan atau
profesional yang bekerja di perusahaan itu. Sedangkan BF, menekankan pada
hubungan kekeluargaan. Walaupun bisnis dikelola bersama keluarga, perusahaan
tetap harus menerapkan prinsip good corporate governance (tata kelola
perusahaan yang baik).
Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perusahaan, tidak jarang
perusahaan keluarga “berubah bentuk” dari FB menjadi FOB, misalnya: Salim
Group, Lippo, Bakrie Group, Ciputra, dan lain-lain. Apapun bentuk atau golongan
bisnis keluarga yang dipilih, keluarga harus mampu mengatasi sejumlah masalah
yang sering timbul, antara lain soal kepemimpinan, konflik, suksesi, transparansi,
kompetisi dan budaya perusahaan.
Motivasi orang untuk membuka bisnis bersama keluarga bermacam-
macam, ada yang menginginkan bisnis keluarga sebagai sumber penghasilan
utama, sementara yang lain hanya untuk sampingan, penyaluran minat dan hobi
saja, atau meneruskan usaha keluarga.

3. Mekanisme dan Manajemen Usaha Bisnis Keluarga


a. Mekanisme Bisnis Keluarga
Dunia bisnis dan dunia keluarga memang memiliki perbedaan yang
amat curam. Jelas, dalam sebuah keluarga kepentingan keluarga akan
mengalahkan kepentingan-kepentingan yang lain. Padahal, perusahaan menuntut
sikap yang profesional. Termasuk juga dalam masalah kompensasi atau
pembagian keuntungan. Perusahaan profesional akan mendasarkan pemberian gaji
pada nilai pasar dan riwayat kerja (kinerja) seseorang. Sedangkan keluarga
mendasarkan pemberian gaji pada kebutuhan.
Disini terlihat betapa keluarga memiliki standar yang tidak jelas. Masalah
terpenting dalam keberlanjutan bisnis keluarga adalah masalah suksesi. Suksesi
memang bukan satu-satunya penentu kelanggengan bisnis keluarga. Tapi, mau
tidak mau generasi pendahulu harus memberikan tongkat estafet perusahaan
kepada generasi berikutnya. Suksesi tidak hanya berarti pata tingkat pimpinan dan
mana gerial saja, termasuk pada kebijakan-kebijakan perusahaan. Terdapat 7
langkah dalam melakukan suksesi perusahaan keluarga:
1) Mengevaluasi struktur kepemilikan
2) Mengembangkan gambaran struktur yang diharapkan setelah
suksesi
3) Mengevaluasi keinginan keluarga
4) Mengembangkan proses pemilihan, melatih dan memonitoring
penerus masa depan
5) Melakukan aktivitas team building dari keluarga
6) Menciptakan dewan direksi yang efektif
7) Memasukkan penerus pada saat yang tepat, yaitu ketika pendiri
berusia 50 tahun dan penerus berusia 30 tahun

b. Manajemen Bisnis Keluarga


Kompleksitas hubungan dalam perusahaan keluarga memerlukan
manajemen yang terbuka, artinya manajemen yang dikelola secara profesional.
Manajemen yang baik diperlukan untuk kesuksesan tiap bisnis. Praktek
manajemen bisnis keluarga yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Merangsang pemikiran dan pemahaman strategi bisnis yang baru


2) Merekrut dan mempertahankan manajer non keluarga yang baik
3) Menciptakan organisasi yang fleksibel dan inovatif
4) Menciptakan dan melindungi modal
5) Menyiapkan pengganti kepemimpinan (suksesi)

Salah satu permasalahan umum yang dihadapi ketika perusahaan


keluarga berkembang adalah menentukan gaya bisnis apa yang sebaiknya
diterapkan dalam manajemennya. Ketika perusahaan masih dalam taraf kecil,
manajemen keluarga masih dapat digunakan. Tetapi makin besar perkembangan
usahanya, gaya manajemen tentunya harus berubah karena kemungkinan tidak
lagi mampu jika hanya anggota keluarga yang mengelola.
Ciri negatif yang harus dihindari oleh perusahaan keluarga antara lain;
kurang formalitas, pemisahan urusan personal bisnis yang tidak jelas, serta
kepemimpinan ganda. Hubungan interpersonal yang emosional juga harus
dihindari. Dalam bisnis keluarga, sikap-sikap jujur, ulet dan tidak serakah akan
membawa pada perkembangan yang baik. Sifat jujur diperlukan agar orang tetap
percaya dengan setiap perkataan dan perbuatannya. Sikap ulet dapat mendorong
seseorang untuk maju dan tidak gagal. Sikap tidak serakah mencegah seorang
pengusaha tidak fokus dalam melakukan ekspansi usahanya.
Manajemen keuangan bukan sekedar bagaimana memanajemen uang kas.
Tapi lebih dari itu, manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan mengelola
kekayaan untuk menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan sumber-sumber
modal untuk membiayai usaha. Meski sederhana, bisnis keluarga pun perlu
menerapkan prinsip-prinsip manajemen keuangan. Berikut beberapa dasar
manajemen keuangan bagi bisnis keluarga.

1) Pisahkan uang pribadi dan usaha


Kesalahan paling umum yang dilakukan pengusaha UKM dalam
mengelola keuangan adalah mencampur uang usaha dengan uang pribadi.
Mungkin karena usaha masih kecil, kita berpikir tidak masalah jika mencampur
uang usaha dengan uang pribadi. Namun yang kebanyakan terjadi, kita sulit
membedakan pengeluaran pribadi dan usaha. Walhasil, keperluan pribadi sedikit
demi sedikit menggerogoti saldo uang usaha.

2) Rencanakan penggunaan uang


Bahkan saat perusahaan memiliki modal lebih banyak, perusahaan tetap
harus merencanakan penggunaan uang sebaik mungkin. Jangan hambur-
hamburkan uang meski saldo kas tampaknya berlebihan. Tanpa perencanaan yang
matang. Sesuaikan rencana pengeluaran dengan target-target penjualan dan
penerimaan kas. Urungkan rencana-rencana belanja modal jika tidak memberikan
manfaat dalam meningkatkan penjualan atau menurunkan biaya-biaya. Lakukan
analisa “cost and benefit” atau “untung rugi” untuk meyakinkan bahwa
penggunaan uang perusahaan tidak bakal sia-sia dan memberikan return yang
menguntungkan.

3) Buat buku catatan keuangan.


Bisnis tidak cukup dikelola berdasarkan ingatan, melainkan dengan
catatan yang lengkap. Minimal anda wajib memiliki buku kas yang mencatat
keluar masuknya uang. Lalu cocokkan setiap hari saldo uang dengan catatan anda.
Ini untuk mengontrol lalu lintas uang dan memastikan tidak ada uang yang
terselip. Selanjutnya tingkatkan kemampuan administrasi kita untuk mencatat
penjualan dan biaya-biaya. Tidak kalah penting, kita juga harus mencatat saldo-
saldo hutang piutang, persediaan dan aset-aset tetap perusahaan. Jika mampu,
gunakan sistem komputer untuk memudahkan proses pencatatan. Dan alangkah
lebih baik lagi jika anda bisa menerapkan sistem akuntansi yang memadai.

4) Hitung keuntungan dengan benar


Menghitung keuntungan dengan tepat sama pentingnya dengan
menghasilkan keuntungan itu sendiri. Bagian yang paling kritikal dalam
menghitung keuntungan adalah menghitung biaya-biaya. Sebagian besar biaya
bisa diketahui karena melibatkan pembayaran uang tunai. Sebagian yang lain
tidak berupa uang kas, seperti penyusutan dan amortisasi. Sebagian lagi belum
terjadi namun perlu dicadangkan untuk dikeluarkan di masa mendatang, seperti
pajak dan bunga pinjaman.

5) Putar arus kas lebih cepat


Jangan hanya berpusat pada keuntungan. Manajemen keuangan meliputi
juga bagaimana perusahaan mengelola hutang, piutang dan persediaan barang
dagangan. Banyak usaha mengalami kesulitan kas meski catatan akuntansi mereka
menunjukkan angka berwarna biru. Perhatikan bagaimana anda memutar kas.
Putaran kas anda melambat jika termin penjualan kredit anda lebih lama
ketimbang kulakannya, atau jika anda harus menyimpan persediaan barang
dagangan. Anda harus mengusahakan termin penjualan kredit sama dengan
pembelian kredit anda. Anda juga harus mampu menekan tingkat persediaan
sedemikian rupa agar tetap dapat memenuhi order namun tanpa membebani
keuangan.

6) Awasi harta, hutang dan modal.


Secara berkala, kita perlu memeriksa persediaan di gudang dan
memastikan semuanya dalam keadaan lengkap dan baik. Namun sebelum kita bisa
melakukan itu, kita perlu mempunyai administrasi yang memadai untuk
mengontrol semua itu. Hal yang sama perlu anda lakukan terhadap piutang-
piutang kepada pembeli dan tagihan-tagihan dari suplier. Kita tidak mau ada
tagihan yang macet atau kedobelan membayar kepada suplier gara-gara catatan
anda berantakan. Jika kita tidak mampu melakukan semua itu sendiri, anda dapat
mempekerjakan bagian keuangan dan menetapkan prosedur keuangan yang cukup
untuk memastikan bahwa harta kekayaan usaha perusahaan selalu terjaga dengan
baik.

7) Sisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha.


Menyisihkan sebagian keuntungan untuk pengembangan usaha. Salah
satu tugas penting manajemen keuangan adalah menjaga kelangsungan hidup
bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi ke bidang-bidang yang
menguntungkan.

3. Keuntungan dan Kendala-Kendala dalam Bisnis Keluarga


a. Keuntungan Bisnis Keluarga
Masalah-masalah yang berhubungan dengan bisnis keluarga dapat
dengan mudah membutakan orang muda untuk mengambil keuntungan di dalam
bisnis. Banyak keuntungan yang berhubungan dengan keterlibatan keluarga
seharusnya diakui dan digunakan untuk merekrut anggota keluarga agar bekerja
dalam perusahaan keluarga.
Keuntungan datang dari hubungan keklegaan yang kuat, anggota-
anggota keluarga tertarik pada bisnis karena ikatan keluar.Memulai dari usaha
kecil bersama keluarga dengan suami, anak, atau sanak saudara bisa menjadi
tantangan yang unik. Di sisi lain, ini juga sangat membantu untuk urusan
kepercayaan dan cara yang bagus untuk mengajak semua anggota keluarga untuk
bersama-sama demi keamanan generasi selanjutnya. Keuntungan utama dari
menjalankan bisnis dengan keluarga adalah adanya kepercayaan yang tidak
didapatkan dari bisnis yang tidak berorientasi pada keluarga.
Karena adanya kepercayaan dan hubungan keluarga inilah, anggota
keluarga bisa bekerja lebih giat dan tidak membutuhkan kontrak legal dan
permasalahan lain yang berkaitan dengan karyawan. Keuntungan lain adalah,
terlepas dari banyaknya argumen, keluarga memiliki kecenderungan untuk tetap
bersatu dalam masa-masa sulit. Hal ini disebabkan karena setiap anggota memiliki
pemahaman yang lebih terhadap anggota keluarga yang lain, dan memiliki
argumen, kerja sama, dan pengalaman negatif bersama-sama. Terlepas dari semua
keuntungan memiliki bisnis keluarga, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1) Mencampur adukkan bisnis dengan urusan pribadi dan keluarga


bisa berdampak buruk pada hubungan keluarga. Pastikan anda
membuat batasan-batasan yang jelas tentang dimana dan kapan
anda bisa berbicara tentang bisnis.
2) Pastikan bahwa komunikasi tidak menjadi halangan. Adakanlah
pertemuan rutin untuk membahas perkembangan dan perbedaan
pendapat.
3) Perlakukan bisnis keluarga sebagaimana mestinya. Masalah
yang sering terjadi dalam bisnis keluarga adalah terlalu berfokus
pada ‘keluarga’ daripada bisnis.
4) Pastikan bahwa setiap orang memiliki peran yang jelas. Ini akan
membantu untuk menumbuhkan lingkungan bisnis.
5) Anggota keluarga yang berada di dalam bisnis harus
diperlakukan secara adil. Tidak boleh ada pilih kasih dalam
bisnis. Gaji dan keuntungan yang adil dapat menjadi poin awal
yang bagus.
6) Berusahalah untuk memngembangkan rencana pergantian. Siapa
yang akan mengambil alih bisnis setelah anda pensiun?
Contohnya, apakah anak saudara anda atau anak anda? Ini
dengan asusmsi bahwa saudara anda dan anda memiliki saham
kepemilikan atas perusahaan.
7) Jika anak anda akan bergabung dalam bisnis, usahakan agar
mereka mendapat pengalaman di luar bisnis keluarga selama 3-5
tahun sebelum mereka bergabung. Hal ini akan memberi mereka
perspektif atau pandangan yang berharga tentang bagaimana
bisnis seharusnya dijalankan di luar setting keluarga.

4. Kendala-Kendala dalam Menjalankan Bisnis Keluarga


Dari masalah-masalah yang sering muncul dalam bisnis keluarga,
terutama masalah profesionalisme, akhirnya muncul mitos, “generasi pertama
membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”.
Dan, masalah kepemimpinan dalam perusahaan keluarga, masalah konflik yang
sering terjadi dalam bisnis keluarga, suksesi, kompetensi, dan budaya dalam
perusahaan keluarga sebagai tawaran paradigma baru dalam bisnis keluarga.
Semua ini tidak lain sebagai counter attack terhadap mitos: “generasi pertama
membangun, generasi kedua menikmati, dan generasi ketiga menghancurkan”.

 
B. Kesempatan Franchise (Waralaba)
1. Pengertian Franchise
Waralaba dalam bahasa Inggris franchising dan dalam bahasa Prancis
franchise yang aslinya berarti hak atau kebebasan adalah hak-hak untuk menjual
suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah
Indonesia, waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak
memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau
pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka
penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.

Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan


waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan
akhir dengan pewaralaba (franchisor) yang memberikan hak kepada individu
atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur
dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu
meliputi area tertentu. Istilah waralaba berasal dari gabungan kata wara yang
artinya lebih dan laba artinya keuntungan.

2. Format Bisnis franchising


Ada 3 format bisnis franchising yaitu:
a. Konsep bisnis yang menyeluruh
b. Konsep permulaan dan pelatihan berdasarkan konsep franchisor
c. Proses bantuan dan bimbingan yang terus menerus

3. Jenis Franchising
a. Warabala luar negeri, cenderung lebih disukai karena sistemnya
lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai belahan dunia, dan
dirasakan lebih bergengsi.
b. Warabala dalam negeri, juga menjadi salah satu pilihan investasi
untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi tidak
memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan uasaha ini
disediakan oleh pemilik warabala.

4. Keuntungan Franchising
a. Bagi para wiraswastawan yang ingi memulai usaha baru akan
mendapatkan rencana operasi bisnis dengan arah yang jelas dari
pemberi franchise.
b. Penerima franchise diberikan nasihat atau sebuah lokasi usaha
yang telah ditetapkan.
c. Pemberi hak bisa mendapatkan manfaat dari ekspansi cepat dan
luas tanpa meminjam atau menanggung resiko finansial penting.
d. Tiap-tiap penerimaan hak berdasarkan volume penjualan ,
organisasi keseluruhan bisa mengadakan pengiklanan besar-
besaran untuk memperkuat nama franchise.
e. Penerima franchise individu dapat melakukan promosi di daerah
mereka sesuai dengan persetujuan yang ada.
f. Mendapatkan bantuan modal
g. Profitt tinggi karena telah teruji standarisasi mutu.
h. Mendapatkan bantuan manajemen

5. Kekurangan Franchising
a. Menjadi independen, terdominasi
b. Tidak mandiri
c. Kreativitas tidak berkembang
d. Rentan terhadap perubahan franchisor

6. Penyebab Kegagalan Franchise


a. Franchise yang puas dengasn dirinya sendiri
b. Franchise yang penakut
c. Franchise yang tidak mengikuti sistem
d. Franchise yang berharap terlalu banyak
e. Franchise yang tidak memiliki bakat
f. Campur tangan dari orang lain yang bermain curang

7. Penyebab Kegagalan Franchisor


a. Uji coba yang tidak memadai
b. Penyeleksian Franchise secara sembrono
c. Pembuatan struktur yang buruk
d. Franchise kekurangan modal
e. Franchisor menjalankan bisnisnya dengan buruk

8. Langkah-langkah yang dapat diambil untuk menurunkan atau

meminimalisi resiko investasi dalam franchising


a. Melakukan evaluasi diri
b. Meniliti Franchise

9. Istilah-istilah dalam Franchising

a. Franchisor
Salah satu istilah bisnis waralaba yang sering ditemukan dalam
bisnis waralaba adalah  franchisor. Dalam Bahasa Indonesia, franchisor disebut sebagai
pewaralaba. Siapakah yang bisa disebut sebagai pewaralaba? Pewaralaba
adalah pihak yang memiliki dan berhak memberikan hak kepada orang atau
pihak lain untuk menggunakan menjalankan waralaba yang dimilikinya.
Pewaralaba dapat terdiri dari individu maupun badan usaha.

b. Franchisee
Setelah  franchisor, istilah bisnis franchise selanjutnya yang
sering ditemukan dalam bisnis waralaba adalah  franchisee. Dalam Bahasa
Indonesia,  franchisee disebut juga sebagai penerima waralaba. Bisa terdiri
dari individu maupun badan usaha yang mendapatkan hak untuk
menjalankan waralaba yang sudah diberikan oleh franchisor. Beberapa
dari franchisee menjalankan waralaba yang diberikan, sesuai dengan
persyaratan dan perjanjian yang dibuat di awal pembelian waralaba.

c. Franchise Agreement
Ketika waralaba hendak diserahkan pada  franchisee, biasanya
akan ada  franchise agreement atau perjanjian waralaba. Sesuai namanya,
perjanjian ini mencakup setiap aspek penting
yang disetujui franchisor dan franchisee. Misalnya berapa lama kontrak
berjalan dan franchiseeberhak menjalankan waralaba, hingga biaya-biaya
yang harus dibayarkan.

d. Franchise Fee
Setiap bisnis yang baru dimulai biasanya akan membutuhkan dana
tertentu sebagai modal awal. Begitu juga dengan bisnis waralaba. Bedanya,
di tahap awal franchisee harus membayarkan sejumlah biaya waralaba
kepada franchisor sebelum beroperasi. Biaya ini disebut sebagai franchise
fee.
Lalu untuk apa saja franchise fee tersebut? Tergantung kebijakan
dari franchisor, namun biasanya franchise fee dibayarkan untuk membeli
lisensi atau izin menggunakan merek yang diwaralabakan selama jangka
waktu yang ditentukan serta izin menggunakan pedoman dan standar
operasional selama masa berlaku yang ditentukan. Nominalnya pun
tergantung pada keputusan franchisor.

e. Royalty Fee

Royalty fee berbeda dengan franchise fee. Jika franchise


fee dibayarkan sebelum franchisee menjalankan waralaba, royalty
fee dibayarkan kepada franchisor sesudah waralaba mulai beroperasi. Biaya
ini wajib dibayarkan dalam jangka waktu tertentu sesuai perjanjian
antara franchisor dan franchisee. Misalnya setiap awal bulan.
Nominal yang harus dibayarkan tergantung perjanjian yang sudah
dibuat. Ada yang berdasarkan persentase tertentu penghasilan yang
didapat franchisee, ada juga yang menentukan jumlah tetap yang harus
dibayarkan tanpa terpengaruh jumlah pendapatan franchisee. Royalty
fee harus dibayarkan selama kontrak waralaba masih berlaku.
Lalu untuk apa saja royalty fee tersebut? Biasanya mencakup hal-
hal seperti pelatihan yang disediakan oleh pihak franchisor, iklan dan
promosi yang dibantu atau disediakan oleh franchisor, konsultasi yang
disediakan oleh franchisor bagi franchisee untuk membantu menjalankan
usaha, dan lain-lain. Tentunya tergantung kebijakan franchisor.

10. Contoh Franchising Sukses Yang Ada di Indonesia

a. Jco Donuts

Banyak yang salah menebak bahwa Jco Donuts merupakan waralaba


asing padahal ini adalah UKM Iokal Indonesia yang kini telah menjadi perusahaan
yang besar. Perusahaan ini didirikan  oleh Johni Andrean seorang pengusaha yang
sukses di bidang salon.  Jco bukan saja memproduksi donat namun juga Yoghurt
beku dan kopi. Proses pengembangan Jco menjadi besar seperti sekarang tentunya
tak semudah membalikkan telapak tangan.

Johni butuh waktu tiga tahun untuk melakukannya. Johny melakukan


riset, survey pasar dan sampling mengenai donat seperti apa yang diinginkan oleh
masyarakat.  Baru akhirnya dia memulai usaha.  Begitu juga dengan kopi dan
Yoghurtnya dia melakukan hal yang serupa. Setelah melakukan survei secara
matang akhirnya Johni mulai memberanikan diri membuka bisnisnya di bulan
Juni 2005. Gerai Jco pertama kali dibuka di kawasan Supermall, Karawaci,
Tanggerang. Dan ternyata konsepnya tersebut berhasil diterapkan. Banyak
pengunjung yang penasaran dan  ingin membeli Iagi donatnya.
b. Es Teler 77
Nama Es Teler 77 begitu fenomenal meskipun telah banyak es teler
yang menyerupainya. Siapa sangka jika bisnis yang telah Ians manis ini dulunya
hanya sebuah warung tenda sederhana milik Murniati Widjaja. Warung tersebut
terletak di teras sebuah pertokoan Duta  Merlin di kawasan Jakarta Pusat yang
kini telah menjadi Carefour Harmony.
Ketika usia Es Teler 77 menginjak di tahun ke enam tepatnya di tahun
1987, sang menantu, Sukyanto Nugroho mulai mewaralabakannya. Dengan itu,
bisa dikatakan bahwa Es Teler 77 merupakan makanan cepat saji Indonesia yang
memulai bisnis waralaba.  Tujuh tahun kemudian, tepatnya di tahun 1977
mengikuti trend gaya hidup akhirnya Es Teler 77 membuka gerai di Mall. Saat itu
Es Teler 77 tidak hanya menjual es teler namun juga sudah merambah ke bisnis
kuliner lainnya dengan memperkenalkan konsep makanan Siap  saji yang
menyajikan makanan dan minuman jajanan populer Indonesia.
c. Alfamart
Meski telah memiliki gerai yang banyak, Alfamart tak mau berpuas
diri. Minimarket tersebut tetap berinovasi dengan mencari peluang di industri e-
Commerce. Dengan cara menambah layanan yang berkaitan dengan pembayaran
di toko-tokonya. Alfamart juga memasang  target untuk mempunyai toko yang
berfungsi untuk titik pembayaran.  Alfamart sendiri berdin‘ di bawah naungan PT
Alfaria Tn'jaya sejak tanggal 22 Februari 1989 oleh Djoko Susanto, seorang
pengusaha rokok asal Jakarta. Di tahun 1999, Djoko membuka janngan
minimarket yang dia beri nama Alfa Minmart yang pertama kali berdiri di Jalan
Beringin Jaya Karawaci Tanggerang. 4 tahun kemudian barulah resmi berganti
nama menjadi  Alfamart

C. Kesempatan Membeli Bisnis Yang Sudah Ada


Terdapat berbagai pilihan jika kita hendak membeli bisnis yang ada, antara
lain adalah membeli bisnis secara keseluruhan atau menjadi franchise (membeli
dengan pola atau system atau cara waralaba).
1. Alasan Membeli Bisnis
Kita dapat membeli suaatu bisnis dengan cara pembelian denga system
franchise. Berbagai alasan untuk membeli bisnis yang sudah ada atau sudah
berjalan, antara lain:
a. Untuk mengurangi ketidakpastian dan ketidaktahuan yang mungkin
harus dihadapi ketika memulaai bisnis dari awal atau dari nol.
b. Untuk memperoleh suatu bisnis dengan operasi-operasi yang terus-
menerus dan hubungan yang tidak dapat dipungkiri dengan para
konsumen dan pemasok
c. Untuk memperoleh bisnis yang telah mapan dengan harga murah atau
menekan biaya untuk memulai suatu bisnis
.
2. Keuntungan Membeli Perusahaan Yang Sudah Ada
a. Bisnis yang sudah ada mungkin sudah berada pada lokasi yang terbaik
b. Sudah memiliki karyawan dan pemasok
c. Peralatan telah terpasang dan kapasitas produktif telah diketahui
d. Persediaan tersedia dan fasilitas pembelian kredit sudah ada
e. Pemilik baru dapat memaanfaatkan pengalaman pemilik sebelumnya
f. Perusahaan yang sudah berhasil akan terus bertambah berhasil

3. Kerugian Membeli Perusahaan Yang Sudah Ada


a. Tidak ada nilainya
b. Pemilik lama mungkin menciptakan citra buruk
c. Karyawan yang diwariskan dari bisnis ini mungkin tidak sesuai
d. Lokasi bisnis mungkin sudah tidak memuaskan lagi
e. Peralatan dan fasilitas mungkin sudah using dan tidak efesien
f. Perubahan dan inovasi sulit diterapkan
g. Persediaan mungkin sudah ketinggalan atau kadaluwarsa
h. Piutang dagang nilainya mungkin lebih rendah dari yang tertulis
i. Harga perusahaan mungkin terlalu mahal
4. Tahap-tahap Dalam Membeli Suatu Bisnis
a. Analisa keterampilan, kemampuan, dan minat anda untuk menentukan
bisnis apa yang sebaiknya dipertimbangkan.
b. Siapkan daftar calon yang potensial
c. Periksalah calon-calon tersebut dan lakukan evaluasi terhadap bisnis
yang terbaik
d. Periksa kembali keuangan
e. Pastikan berjalan dengan lancar

BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai