CHAPTER 1
Basic Theory, Development and Current Status of CBT
SEJARAH CBT
Terapi Perilaku / Behaviour Therapy muncul sebagai reaksi atas
paradigma psikodinamis Freud yang mendominasi psikoterapi dari abad ke-19.
Terapi Perilaku menghindari spekulasi proses di luar kesadaran, motivasi
tersembunyi, dan struktur pikiran yang tidak terobservasi alih-alih menggunakan
prinsip mempelajari teori untuk mengubah perilaku yang tidak diinginkan dan
reaksi emosional.
Terapi Perilaku sukses secara cepat, terlebih pada penyimpangan
kecemasan seperti fobia dan OCD. Di balik itu, ada ketidakpuasan atas
pendekatan yang terbatas hanya pada pendekatan perilaku. Terapi Kognitif (CT)
menjadi alternatif dan setelah diadakan penelitian terbukti bahwa sangat efektif
untuk depresi. Terapi Perilaku & Terapi Kognitif tumbuh kembang bersama dan
bersatu menjadi CBT.
melihat masalah kesehatan mental sebagai sesuatu yang muncul dalam versi
ekstrim / berlebihan dari proses normalnya, daripada melihatnya sebagai kondisi
patologis yang berbeda secara kualitatif dan tidak dapat dijelaskan oleh kondisi &
proses normal.
Prinsip "Di Sini & Sekarang" Terapi psikodinamis tradisional melihat
gejala dari suatu masalah, mis: cemasnya orang fobia, adalah masalah di
permukaan dan pengobatan yang sukses haruslah mengungkap proses
perkembangan, motivasi tersembunyi, dan konflik di luar kesadaran yang terletak
pada akar masalah. BT melihat bahwa target utama adalah gejala itu sendiri dan
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 1/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Prinsip "Sistem Interaksi"
Masalah haruslah dipikirkan sebagai interaksi antar berbagai sistem di
dalam orang dan lingkungannya. CBT modern mengidentifikasi 4
sistem: kognisi , afeksi , perilaku , fisiologi . Mereka berinteraksi satu sama lain
dalam proses umpan balik yang rumit dan berinteraksi pula dengan lingkungan
(diartikan dalam lingkup terbesar, tak hanya lingkungan fisik tapi juga sosial,
keluarga, budaya, dan ekonomi).
Prinsip Empiris
CBT percaya bahwa kita harus mengevaluasi teori dan pengobatan
sedetil mungkin menggunakan bukti ilmiah daripada anekdot klinis. Alasannya
adalah:
*Secara ilmiah, agar dapat ditemukan pada teori yang mapan.
*Secara etis, agar ada kepercayaan diri untuk memberi tahu bahwa
pengobatannya efektif.
*Secara ekonomis, memastikan sumber daya kesehatan mental terbatas yang
digunakan akan membawa manfaat yang terbaik.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 2/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Karakteristik umum:
*NATs terjadi secara otomatis dan tanpa usaha
*Pemikiran spesifik atas situasi yang spesifik.
*Dilakukan secara sadar.
*Sangat nyata & sering.
*Sering dianggap masuk akal dan dianggap fakta, terlebih ketika emosi sedang
kuat.
*NATs juga hadir dalam pencitraan diri, bukan sekedar kata-kata batin.
*Karena efek yang sangat cepat dalam kondisi mental, NATs seringkali dihadang
pada awal terapi.
Core Beliefs
Merepresentasikan kepercayaan fundamental tentang diri mereka atau
dunia secara umum. Karakteristiknya;
*Kebanyakan tidak terhubung langsung dengan kesadaran. Harus lebih dahulu
disimpulkan dari observasi pemikiran & perilaku karakteristik seseorang dalam
situasi yang berbeda.
*Bermanifestasi dalam pernyataan yang umum & absolut. Tidak seperti NATs,
mereka tidak berubah-ubah sesuai waktu atau situasi.
*Biasanya sebagai akibat dari pengalaman masa kecil, tapi terkadang
berkembang sebagai hasil dari trauma yang berat.
*Tidak dihadang secara langsung dalam terapi jangka pendek untuk masalah inti
seperti penyimpangan kecemasan atau depresi mayor. Penghadangan lebih
penting pada terapi untuk masalah kronis seperti penyimpangan perilaku.
Dysfunctional Assumptions
Menjembatani Core Beliefs dengan NATs. Menyediakan lahan untuk
NATs berkembang. DAs bisa menjadi "aturan untuk hidup", lebih spesifik dalam
aplikasinya daripada Core Beliefs , tapi lebih umum daripada NATs.
Karakteristiknya:
*Tidak sejelas NATs dan tak mudah untuk diverbalisasi.
*Pernyataan kondisional, "Jika…maka…" atau "harus…kalau tidak…".
*Beberapa diperkuat oleh budaya; seperti mendahulukan orang lain atau
pentingnya sebuah kesuksesan.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 3/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Depresi
Kecemasan
Proses umum di sini adalah bias atas estimasi yang berlebih pada
ancaman. Contoh:
*Dalam panik , ada misinterpretasi katastrofi dari gejala kecemasan yang tidak
berbahaya sebagai indikasi atas bencana yang akan datang; cth: sekarat, akan
gila
*Dalam kecemasan kesehatan , misinterpretasi serupa atas gejala tak
berbahaya yang mengindikasikan penyakit tapi dalam rentang waktu yang lebih
lebar; cth: saya mungkin punya penyakit yang mengarah ke kematian suatu hari
*Dalam kecemasan sosial , pikiran akan dinilai secara negatif oleh orang lain; cth:
mereka akan berfikir bahwa saya bodoh
*Dalam OCD, rasa bertanggung jawab, kebutuhan untuk mencegah.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 4/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Kemarahan
Dalam kemarahan, pikirannya adalah tentang perilaku orang lain yang
tidak adil, melanggar peraturan implisit atau eksplisit, atau memiliki niat yang
berbahaya.
Status CBT
Bukti terkait pengobatan CBT
Path dan Fonagy (2005) dalam perbaruan What works for whom? melaporkan
bukti yang menunjukkan CBT didukung kuat sebagai terapi untuk penyimpangan
psikologis pada orang dewasa yang mereka pelajari dan memiliki banyak
dukungan dalam berbagai masalah dari terapi lainnya.
Bukti kuat lainnya adalah dari UK NICE (National Institute for Clinical
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 5/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 6/151
7/31/2019 CBT-translet buku
model CBT tertentu untuk penyimpangan lainnya; pada area tertentu terdapat
dukungan penelitian yang kuat dan bukti lainnya terbuka untuk ditafsirkan.
Buktinya adalah:
*tidak diragukan lagi CBT adalah pengobatan efektif untuk banyak
masalah
*ada dukungan untuk teori CBT tapi masih ada ruang untuk
mengeksplorasi dan mengembangkan pendekatan ini lebih jauh di area tertentu
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 7/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 2
DISTINCTIVE CHARACTERISTICS OF CBT
COLLABORATION
CBT merupakan proyek kolaboratif antara terapis dan klien. Antara
keduanya adalah hubungan yang aktif dimana masing-masing pastisipan
memiliki keahlian masing-masing yaitu terapis memiliki pengetahuan tentang
cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah sedangkan klien memiliki
pengalaman atas masalahanya sendiri. Tekanan dari kolaboratif mungkin saja
berbeda dariu yang dibayangkan oleh klien. Oleh karena itu perlu dipersiapkan
sejak awal, apa yang harus dipersiapkan klien untuk mengantisipasi agar
menetapkan a shared view from the outset. Bagian penting dari pembukaan
terapi adalah pernyataan mengenai peran dari klien. Sebagai contoh :
` We both have an importanta role in the treatment. I know quite a lot about
CBT and about how particular sorts of problems can present difficulties for
people. However, you know very much more than i can about the details of how
your problem affects you, and it is this knowledge that will allow us to understand
and gradually change the situation for you. This really is a joint enterprise.
Hal ini juga berarti bahwa terapis tidak bisa mengharapkan untuk
mengetahui semua jawaban sepanjang waktu. Jika terapis tidak yakin, maka
terapis bisa menanyakan kepada klien untuk klarifikasi, tambahan informasi, dan
pandangan mereka mengetahui situasi tersebut.
` Yang perlu diingat bahwa CBT mendorong keterbukaan dan kejujuran
antara terapis dan klien. Klien akan menuntut keterbukaan atas apa yang
dilakukan terapis dan alasannya. Selain itu, terapis akan meminta kejujuran klien
untuk feedback atas hal apa yang dirasakan klien dapat membantu dan tidak.
Kolaborasi seharusnya dibangun selama proses treatment . Doronglah
klien agar secara rutin mengambil secara aktif peran yang ada dalam setiap
agenda/sesi, merancang pekerjaan rumah dan memberikan feedback.
Harapannya agar saat klien selesai menjalani CBT, akan memiliki keahlian
sebagai praktisi CBT sehingga mereka dapat mendorong diri sendiri dan
mempersiapkan untuk relapse .
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 8/151
7/31/2019 CBT-translet buku
menarik karena relatif singkat. Singkat yang dimaksud adalah berkisar enam
hingga dua puluh sesi. Namun, jumlah sesi juga dipengaruhi oleh masalah klien
dan sumber daya yang tersedia.
Moderate to severe or
Moderate problems with co-existing personality disorders 12 – 20
Severe problems with co-existing personality disorders >20
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 9/151
7/31/2019 CBT-translet buku
jawab atas “sisa” masalah dan kemunduran, namun tetap disertai review dengan
terapis.
Tidak ada batasan bahwa CBT harus 50 menit dalam tiap sesinya,
Misalkan klien yang memiliki agoraphobia dapat berjalan selama 2-3 jam. Perlu
diingat, jika pekerjaan rumah berjalan secara efektif maka treatment dapat
berjalan diluar jam terapi bersama terapis.
EMPIRICAL IN APPROACH
Penekanan kuat dalam CBT adalah penggunaan pengetahuan psikologi.
CBT juga mengadaptasi dari behavior therapy yaitu komitmen untuk membangun
keberhasilan treatment dalam kasus individual. Sebagai terapis, kita menyimpan
informasi mengenai hasil penelitian dan mengunakannya sebagai arahan dalam
suatu kasus individual. Namun jika terapis memiliki bukti yang kuat untuk
menunjukkan mengapa pendekatan lain akan cenderung lebih sukses, maka itu
akan lebih adil bagi klien karena tidak berdasarkan intuisi terapis.
GUIDED DISCOVERY
Terapis menggunakan form yang berisikan pertanyaan yang disebut
“Socratic” untuk membantu klien mengklarifikasi pikiran dan keyakinannya. CBT
juga membantu klien untuk melihat pandangan alternatif lainnya dan kegunaan
persepktif yang baru untuk diri mereka sendiri.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 10/151
7/31/2019 CBT-translet buku
BEHAVIORAL METHODS
Behavioral interventions merupakan elemen terpenting dalam CBT,
sehingga banyak sekali tugas yang berhubungan dengan behavioural tasks dan
eksperimen. Hal tersebut berfungsi untuk menguji pandangan baru yang ada
dalam sesi terapi dan mempertinggi proses belajar, dimana perubahan perlu
untuk dibuat.
IN-VIVO WORK
Terapis CBT harus bisa membawa terapi yang ada ke lingkungan sehari-
hari. Singkatnya, yang terpenting adalah melihat perubahan yang terjadi dalam
setting terapi, harus bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
sangat membantu ketika terapis ikut menemani klien saat ia menerapkan
perubahan yang ada pada “in-vivo work”. Jika klien mengalami kesulitan dalam
menunjukkan perilaku yang baru, akan membantu jika terapis terus mendorong
dan support klien. Seringkali, terapis harus menjadi modelling sehingga dapat
membantu klien.
dari apa yang disampaikan klien. Setiap selesai sesi, mungkin akan lebih baik
jika menanyakan kepada klien mengenai apa yang diperoleh selama sesi. Hal ini
juga untuk mencegah kesalahpahaman pada klien. Feedback juga penting untuk
mengetahui apa saja yang membantu, tidak membantu atau membingungkan.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 11/151
7/31/2019 CBT-translet buku
6. CBT is adversarial
Seringkali terapis CBT perlu memberitahukan kepada klien mengenai apa
yang salah tentang pemikirannya dan bagaimana seharusnya klien berpikir. Cara
pemberitahuan tersebut yang harus diperhatikan. Terapis harus mampu
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 12/151
7/31/2019 CBT-translet buku
7. CBT is for simple problems : you need something else for complex
problems
CBT dapat digunakan untuk klien yang memiliki axis 1 pada diagnosa DSM
atau klien yang keras kepala.
kognitid merupakan sesuatu hal yang conscious . Tidak dipungkiri, bahwa terapis
dan klien harus mengklarifikasi makna dari situasi yang awalnya mungkin saja di
luar kesadaran.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 13/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 3
The Therapeutic Relationship
Dalam sebuah hubungan yang afektif antara seorang terapis dengan klien
merupakan suatu hal yang penting untuk treatment yang ingin di berikan, dimana
terbukti berkaitan dengan kualitas dari hasil yang ingin di capai. Sejauh mana
klien memberikan kontribusinya dalam terapi, maka hal tersebut dapat
menentukan keberhasilan dari sebuah treatment. Sebagai contoh, seorang klien
yang lebih menikmati keterlibatannya dalam mengerjakan dan menyelesaikan
tugas-tugas dalam proses terapi, memberikan saran tentang kemajuan
treatment, berinteraksi secara hangat dan memberikan kepercayaan kepada
terapis, dan seorang klien yang konsisten dan selalu menyelesaikan tugas-tugas
yang harus dikerjakan di rumah dalam kaitannya dengan treatmen yang sedang
dijalaninya.
Menurut Bordin (1979) tentang hubungan terapeutik ini adalah berperan
sebagai kesatuan kerja yang efektif. Dia mengatakan bahwa ada 3 komponen
wajib untuk mrncapai kesatuan kerja yang sukses dan berhasil, yaitu:
Kesepakatan terhadap tugas (apa yang menjadi kebutuhan dalam terapi,
proses apa yang diperlukan untuk mencapai sebuah perubahan, dan apa
saja aktivitas serta teknik yang akan digunakan)
Kesepakatan terhadap tujuan terapi (apa yang dicari dalam sebuah terapi
baik jangka panjang maupun jangka pendek, dimana masing-masing pihak
antara klien dan terapis memberikan kontribusinya dalam bentuk sebuah
komitmen guna mencapai tujuan)
Ikatan atau hubungan yang baik di antara klien dan terapis, dimana
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 14/151
7/31/2019 CBT-translet buku
kualitas dari sebuah hubungan yang sudah terbina menjadi sebuah dasar
penting dimana proses terapi dapat dilanjutkan ke dalam tahap penanganan.
Mengapa hubungan terapeutik menjadi penting dilakukan karena dengan
adanya hal tersebut, akan dapat membangun sebuah kesatuan kerja yang baik,
termasuk di dalamnya klien akan merasakan :
Dibantu untuk lebih memahami permasalahan yang sedang dihadapinya.
Menjadi lebih mengetahui situasi-situasi apa saja yang muncul yang bisa
berpotensi menjadi pemicu stress bagi dirinya.
Menjadi lebih mampu untuk memahmi dirinya sendiri
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 15/151
7/31/2019 CBT-translet buku
di tunjukkan oleh klien, karena mungkin saja semua yang dikatakannya adalah
sebuah bentuk “cognitive errors ” yang secara signifikan dapat mengubah apa
yang ditampilkannya.
Peran penting lainnya dari seorang terapis adalah sebagai seorang
“practical scientist ”, dimana ia membangun sebuah contoh terkait dengan klien
dalam sebuah interaksi yang terjadi yang sekiranya dapat membantunya dalam
mengatasi permasalahan yang mungkin muncul di masa yang akan datang.
Menggunakan pendekatan bersikap terbuka terhadap semua kemungkinan yang
ada dalam menyikapi permasalahan dan pengalaman, akan memunculkan
sebuah kesimpulan sementara yang dapat di uji untuk pada akhirnya membuat
atau menarik kesimpulan yang tepat, yang relevant dengan terapi.
Kerjasama yang natural pada hubungan terapeutik memiliki arti bahwa
anda terikat atau menjalin kerjasama dengan klien dalam konteks hubungan
yang terjadi antara orang dewasa dan berlangsung sedekat mungkin. Sehingga
anda dapat terbuka terhadap ide atau pendapat terkait dengan permasalahan
yang dihadapi klien dan berbagi perumusan yang telah anda miliki, dan menjadi
jalan untuk klien mendapatkan feedback yang berkaitan dan tepat sasaran; atau
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 16/151
7/31/2019 CBT-translet buku
berkaitan dengan:
Tujuan atau
tugas-tugas terapi (sebagai contoh: klien tidak
memahami atau menyetujui dengan tujuan atau strategi-strategi yang
digunakan dalam treatmen)
Ikatan antara klien-terapis (sebagai contoh: klien yang tidak kooperatif
atau tidak menunjukkan rasa percaya terhadap terapis dan bersedia
memberikan responnya)
Mereka berpendapat bahwa harus ada klarifikasi terhadap akar atau
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 17/151
7/31/2019 CBT-translet buku
terapis perlu peka terhadap klien yang secara signifikan menunjukkan mata yang
sembab atau berkaca-kaca, namun ia membantah ketika terapis mengutarakan
kebingungannya atau mengajukan pertanyaan terkait dengan sikapnya tersebut.
Jika menemukan kebuntuan terkait dengan issue yang dimiliki oleh klien,
maka dapat dilakukan cara untuk memotongnya (dalam CBT), yaitu:
Merumuskan kembali dasar pemikiran
Menggunakan metode sokrates untuk mengklarifikasi issu
Mengembangkan dan mengkolaborasikan pilihan-pilihan, selama proses
structure, limits dan guidance
Membicarakan kembali tentang hal-hal apa saja yang menjadi pro dan
kontra juga yang perlu di ubah dan tidak perlu di ubah.
Mengkomunikasikan sesuai dengan bahasa dan imaji klien
Hindari yang memunculkan jawaban pertahanan dari klien seperti “saya
tidak tahu”
Mempertahankan sikap empati, dan menghindari memberikan interpretasi
salah atau negatif terhadap tingkah laku klien.
Pembatasan masalah
Hubungan yang dijalin antara klien dengan terapisnya berbeda dengan
hubungan sosial yang pada umumnya, dan batasan masalah menjadi penting
dan butuh perhatian serius dalam penerapan praktek CBT, terkait dengan yang
akan di lakukannya. Pembatasan penanganan menggunakan sebuah kerangka
aturan yang tepat untuk klien dan terapis, termasuk di dalamnya komponen dan
struktur – seperti dimana, kapan, dan berapa biayanya- dilakukan sebaik
mungkin dalam terapi diantara klien dengan terapis.
Batasan terapeutik di buat sebagai upaya agar klien:
Merasa aman
Percaya kepada terapis
Merasa bebas untuk menyampaikan materi atau hal yang personal
Merasa nyaman bahwa terapis memahaminya.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 18/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 19/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 4
Assessment dan formulation
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 20/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Formulasi memulai proses “membuka cara pemikiran yang baru”. Hal ini
dilakukan dengan cara member klien cara-cara yang berbeda untuk
memahami masalah mereka.
Membantu terapis untuk memahami, atau bahkan memprediksi, kesulitan
yang akan ia hadapi selama proses terapi atau dalam hubungan
therapeutic yang ada. Dengan begitu terapis dapat menghindari atau
mengelola kesulitan tersebut supaya lebih baik.
Focus dari rencana formulasi dan treatment CBT adalah pada proses
pemeliharaan yang terjadi saat ini. Beberapa hal yang berkontribusi dengan
focus ini adalah:
Proses yang mendasari masalah tidak harus proses yang terjadi pada
saat ini.
Lebih mudah mendapatkan data mengenai proses yang terjadi sekarang
daripada mendapatkan data mengenai sebab terjadinya masalah, yang
mungkin saja terjadi beberapa tahun sebelumnya.
Lebih mudah untuk mengubah proses yang dipelihara (maintenance
process) yang terjadi saat ini (here ande now) daripada mengubah proses
perkembangan.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 21/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Proses asesmen
Formulasi dibuat atas persetujuan dari pihak terapis dan klien. Formulasi
merupakan proses yang aktif dan fleksibel mengenai membuat dan menguji
hipotesis secara berulang. Figure 4.1 mengilustrasikan siklus ini.
Terapis berusaha untuk memahami dan memperjelas informasi klien dan
merancang ide tentative mengenai proses yang mungkin penting di dalam
formulasi. Selanjutnya adalah menguji hipotesis. Jika data yang ditunjukkan
mendukung hipotesis, ini akan menjadi bagian dari formulasi; jika tidak, hipotesis
perlu dimodifikasi dan perlu dicari bukti atau data baru. Proses ini terus
berlangsung sampai terapis merasa bahwa ada cukup formulasi yang dapat
didiskusikan bersama klien. Namun setelah ini, modifikasi tetap dapat dilakukan.
Mengumpulkan informasi
Menganalisis informasi
menggunakan teori CBT
Menentukan informasi apa yang
akan mendukung uji hipotesis
Mengembangkan/modifikasi
Fase treatment
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 22/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Emosi atau afek: adalah wajar jika klien mengalami kesulitan dalam
membedakan pikiran dan emosi. Peraturannya adalah secara umum,
emosi dapat dideskripsikan dalam satu kata, misalnya marah, cemas,
sedih, dll. Jika yang klien ekspresikan lebih dari satu kata, misalnya saya
merasa saya mungkin kena serangan jantung; ini mungkin pikiran, bukan
emosi.
Tingkah laku: apa yang dilakukan klien, aksi yang terlihat dari luar.
Perubahan fisiologis atau bodily symptom
Strategi yang baik adalah dengan cara bertanya pada klien mengenai
kejadian terbaru yang dapat ia ingat ketika ia mengalami symptom dari
masalahnya.
Ada banyak factor yang dapat berjalan sebagai trigger dan modifier:
Situation variable: apakah ada situasi, objek, atau tempat spesifik yang
membuat perbedaan?
Social/interpersonal variable: adakah orang tertentu yang membuat
perbedaan? Jumlah orang? Jenis orang tertentu?
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 23/151
7/31/2019 CBT-translet buku
bahwa mereka selalu cemas atau depresi dan tidak ada yang membuat hal itu
menjadi berbeda. Hal ini hampir tidak pernah benar. Respon seperti itu biasanya
muncul karena klien sedang dalam keadaan distress dan dipenuhi dengan
permasalahannya. Hal ini membuat dia kehilangan objektivitasnya. Tanyakan
pada klien apa yang menjadi mimpi terburuknya. Dengan begitu, kita akan
mendapatkan clue yang penting. Pendekatan lainnya adalah dengan
memberikan PR pada klien.
Informasi mengenai trigger dan modifier berguna dalam 2 hal, yaitu 1.
Dapat memberikan clue yang berguna bagi terapis mengenai possible belief dan
maintaining processes dengan cara mempertimbangkan tema apa yang mungkin
ada dibelakang variable yang ditemukan; 2. Informasi ini akan berguna saat
treatment, misalnya untuk menentukan target, membuat rencana, dll.
Concequences
Area major terakhir dari current problem adalah melihat apa yang terjadi
sebagai hasil dari masalah. Hal ini dapat dieksplor melalui 4 aspek utama:
Apa dampak dari masalah pada kehidupan klien? Bagaimana hidupnya
berubah karena masalah? kehilangan apa yang terjadi padanya
Bagaimana orang-orang terdekatnya berespon pada masalah? clue
mengenai maintaining process
Strategi coping apa yang sudah dicoba dan sesukses apa?
Apakah ia menggunakan pengobatan lain atau ada yang membantunya
untuk menyelesaikan?
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 24/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Maintaining process
Biasanya ada siklus tertentu yang terjadi pada proses psikologikal, yaitu
siklus yang membuat pemikiran awal, tingkah laku, afeksi, atau respon
fisiologikal meningkat sebagai efek dari umpan balik yang diberikan (terpelihara
atau memperburuk).
Safety behavior
Umumnya terjadi pada klien yang anxious. Klien biasanya melakukan
sesuatu yang mereka yakini akan melindungi mereka dari ancaman apapun yang
mereka takutkan. Hal ini dapat memiliki efek samping yang tidak terlihat dan tidak
disengaja. Safety behavior ini akan memblok threat believe sehingga terjadi
penguatan yang salah. Hal ini karena ketika tidak terjadi apa- apa, si “kabur
dengan selamat” dianggap sebagai keberhasilan dari safety behavior daripada
hasil penurunan persepsi dari threat. (lihat figure 4.2)
Fear
Takut akan suatu “bencana” (cth.
Life threatening illness,
humiliation dll
Escape/avoidance
Ini merupakan salah satu bentuk safety behavior. Avoidance tidak harus
lari secara harfiah. Avoidance yang terselubung lebih banyak ditemui daripada
avoidance yang jelas (obvious).
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 25/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Fear
Takut akan suatu situasi atau
objek
Figure 4.3 Escape/avoidance
Reduction of activity
Maintaining proses ini banyak dilakukan oleh individu yang mengalami
depresi.
Catastrophic misinterpretation
Ini merupakan proses kognisi utama pada panic disorder. Bisa terjadi juga
Misinterpretation
Peningkatan anxiety Mengindikasikan sesuatu yang
serius, implikasi yang mengancam
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 26/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Scanning or hypervigilance
Biasanya terjadi pada health anxiety atau PTSD.
Khawatir mengenai illness
Peduli bahwa ia memiliki
atau mungkin
mengembangkan mental
atau physical illness
Self-fulfilling prophesies
Biasanya dilakukan oleh individu dengan negative belief mengenai orang
lain.
Performance anxiety
Biasa terjadi pada individu dengan social anxiety.
Khawatir pada penampilan
(performance)
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 27/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Perfectionism
Biasa terjadi pada klien dengan negative belief mengenai kapasitas
dirinya. Keinginan untuk membuktikan bahwa dirinya berharga atau mampu
membuatnya memasang stadar yang tinggi sehingga ia tidak pernah mampu
mencapainya. Rasa tidak mampu itu terus terpelihara dan tidak berkurang.
Impossible to achieve
standards
Selalu menganggap diri
gagal.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 28/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Ingat bahwa grafik di atas adalah proses yang mungkin terjadi. Jadi,
gunakan itu sebagai awal dari pola berpikir dan sesuaikan dengan kebutuhan
klien.
Short-term rewards
Tingkah laku terpelihara karena adanya short-term concequence. Short-
term reward lebih kuat dalam membentuk suatu tingkah laku daripada long-term
reward.
Short-term reward
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 29/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Precipitants
Precipitants adalah situasi yang memicu timbulnya masalah. Dalam
standar cognitive-therapy model biasanya dikenal dengan „critical incidents‟.
Seseorang harus memiliki penanggulangan dari situasi tersebut atau jika tidak
hal ini akan menjadi trauma yang cukup mengganggu. Jika hal ini terjadi, kita
harus dapat menemukan kejadian yang „sesuai‟ dengan nilai yang berlaku:
sebagai contoh, seseorang yang merasa harus berada dalam suatu hubungan
kemudian dia kehilangan hubungan yang penting, atau seseorang yang percaya
bahwa dia harus selalu mengontrol sesuatu lalu kemudian terjadi sesuatu yang
tidak bisa dikontrol.
Modifiers
Biasanya klien mengeluhkan masalah yang pelan-pelan semakin buruk,
namun terkadang suatu eksplorasi menyatakan bahwa ada waktu perbaikan dari
sesuatu yang semakin buruk. Faktor modifikasi ini mengubah suatu hubungan,
transisi suatu aturan seperti meninggalkan rumah, menikah atau anak yang
meninggalkan rumah; dan perubahan tanggung jawab seperti promosi pekerjaan
atau memiliki anak.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 30/151
7/31/2019 CBT-translet buku
akan kembali lagi nanti, daripada kita gagal merespon klien dengan hangat, hal
ini dapat membuat klien tidak akan kembali lagi kepada kita.
Teknik yang baik adalah sering menyimpulkan pemahaman kita tentang
apa yang sudah klien sampaikan dan meminta feedback mereka apakah yang
kita tangkap itu benar. Keuntungannya adalah kita bisa berpikir apa selanjutnya
yang akan kita sampaikan atau lakukan. Hal ini juga dapat mengurangi resiko
kesalahpahaman, dengan memberi kesempatan klien untuk memperbaiki
perbedaan antara apa yang kita simpulkan dan apa maksud dari penyampaian
mereka. Adanya feedback dimaksudkan agar klien tetap sebagai orang yang aktif
dan terapis tidak selalu bijaksana dan tahu segalanya.
Making formulations
Not too fast, not too slow
Mengembangkan formula yang baik akan membutuhkan terapi yang
efisien dan fokus. Biasanya seorang terapis akan melihat dulu riwayat kliennya
dari sejak lahir sampai saat ini. Biasanya jawabannya terdapat pada saat-saat
itu. Sesi pertama digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 31/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Diagrams
Membuat diagram untuk mengkomunikasikan formula akan lebih baik
dibandingkan kata-kata. Biasanya terapis memberikan fotokopi diagram yang
telah dibuat kepada klien. Libatkan klien dalam proses dengan bertanya, seperti:
“Dari apa yang telah kita diskusikan sejauh ini, menurutmu apa yang kira -kira
membuat masalah itu muncul?”,”Menurutmu apa efek ketika kamu
melakukannya?”, dan seterusnya.
Siapa sebenarnya yang cocok untuk CBT? Tidak ada bukti yang cukup untuk
menjabarkan bagaimana klien cocok untuk terapis, apakah itu menggunakan
CBT atau terapi lain. Menurut Safran (1993), sebaiknya menggunakan CBT jika
klien:
- Menyadari dan mampu membedakan emosi
- Mengetahui dengan baik tentang kognisinya
- Menerima perubahan tanggung jawab
- Dapat membentuk kolaborasi therapeutic yang baik
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 32/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 33/151
7/31/2019 CBT-translet buku
terjebak dalam pikiran dan perilaku tidak dapat menolong mereka untuk
mencapai tujuan.
Spaghetti junction
Tidak semua informasi dijadikan suatu formula. Ambil informasi yang
penting dan berhubungan dengan area masalah yang mengganggu klien.
Tunnel vision
Terkadang kita terlalu cepat membuat hipotesis dan kemudian stuck,
hanya benar-benar memberikan perhatian dan jangan mencari informasi
yang lain (Kuyken, 2006). Yang harus diingat adalah untuk mencek apakah
hipotesis benar atau tidak, kita harus melihat data apa yang bisa
membuktikan hipotesis tersebut benar.
Thoughts Physiology
Emotions
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 34/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 35/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 5
MEASUREMENT IN CBT
yang diberikan.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 36/151
7/31/2019 CBT-translet buku
3. Relevance
Tanyakan pertanyaan berkenaan dengan informasi yang dapat digunakan
dan dapat membuat perubahaan pada treatment saja.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 37/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 38/151
7/31/2019 CBT-translet buku
2. Duration of Event/Experience
Metode ini bukan mengukur frekuensi seperti metode diatas, melainkan
durasi terjadinya perilaku tersebut.
3. Self-Rating
Klien diminta untuk mengukur sendiri perasaan/pikiran yang terjadi pada
dirinya dalam skala, misalnya, 0-10. Klien diminta untuk mengira-ngira sendiri
dan membandingkannya dengan kejadian yang sebelumnya. Kalau kejadian
4. Diaries
Dapat digunakan untuk melihat keterkaitan antara satu aspek dengan
masalah yang timbul, hubungan antara masalah dan pemicunya, perilaku
yang aman, dan berbagai variabel lain. Penting untuk mengajarkan klien
bagaimana cara menggunakannya, terutama memilah mana yang harus
dicatat dan mana yang tidak perlu, jangan sampai ambigu dan hasilnya
membingungkan terapis.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 39/151
7/31/2019 CBT-translet buku
5. Questionnaires
Sebaiknya menggunakan kuesioner yang sudah diuji coba dalam suatu
penelitian, sehingga memastikan reliabilitas dan validitas kuesioner tersebut.
Hasil dari kuesioner yang diberikan dapat dibandingkan dengan kelompok
yang relevan dengan klien.
c. Physiological measures
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 40/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 41/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Chapter 6
Helping Clients Become Their Own Therapist
Pengantar
Dalam CBT, terapis mengajarkan kepada klien mengenai model dan
metoda CBT. Teknik terapeutik dirancang sedemikian rupa agar mudah dipelajari
dan diingat kembali oleh klien. Hal ini juga merupakan salah satu bentuk
mempersiapkan klien lebih mandiri untuk melakukan coping jangka panjang dan
menjadi terapisbagi dirinya sendiri. Bab ini berfokus pada membuat klien dapat
belajar mengatasi keadaan relapse .
Membantu Klien Belajar dan Mengingat
Klien tidak dapat menjadi terapis bagi dirinya sendiri jika ia tidak dapat
mengingat kembali model dan metoda CBT. Banyak teori yang menjelaskan
mengenai proses belajar, akan tetapi salah satu yang paling relevan adalah adult
learning theory dari Lewin (1946) dan Kolb (1984)
Adult Learning Theory
Model ini menekankan pada pentingnya pengalaman belajar dan nilai-
nilai dari refleksi. Terdapat empat tahapan utama dalam belajar efektif:
- Pengalaman
- Observasi
- Konseptualisasi
- Perencanaan
The Adult Learning Cycle
experience
planning observation
conceptualization
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 42/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 43/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Penekanan yang kurang atau berlebih pada setiap elemen tersebut dapat
berakibat pada proses belajar, misalnya sebagai berikut:
- Activist banyak terlibat dalam tugas berupa perilaku namun bisa gagal untuk
melakukan review sehingga akibat paling buruknya adalah pengalaman itu
dapat menjadi sia-sia
- Reflector akan melakukan review tapi bisa jadi gagal dalam mengaitkannya
dengan pengalaman sebelumnya atau menggeneralisasikan pengembangan
prinsip-prinsip baru
- Theorist akan mampu mengaitkan dengan pengalaman, tapi kurang dalam
melakukan observasi
- Pragmatist akan fokus pada membuat rencana konkret tapi kurang efektif
kecuali jika ia terlibat secara tepat dalam fase observasi dan fase teori
Proses Mengingat
Belajar bukan hanya tentang mendapatkan pengetahuan; informasi juga
harus bisa dipertahankan dan retrievable. Banyak teori yang dapat digunakan
untuk lebih memahami tentang memory dan pemrosesan informasi, salah satu
yang paling informatif adalah yang dikemukakan oleh Alan Baddeley. System
utama yang terlibat di dalamnya adalah:
- Short-term memory (STM): penyimpanan informasi yang sementara (sekitar
20-30 detik), informasi akan terlupakan jika tidak relevan atau tidak cukup
dilatih
- Long-term memory (LTM): LTM adalah tempat penyimpanan informasi dalam
jangka waktu yang lama dan dapat di-recall. Memori dalam LTM seperti
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 44/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 45/151
7/31/2019 CBT-translet buku
pertanyaan yang bisa ditanyakan klien pada dirinya sendiri saat terjadi
kemunduran, yaitu:
- Bagaimana penjelasan yang masuk akal dari semua ini?
- Apa yang bisa saya pelajari dari hal tersebut?
- Dengan peninjauan kembali, apa yang bisa saya lakukan secara berbeda?
Melalui cara tersebut, klien mengembangkan kebiasaan untuk melakukan
analisa dan memperoleh keuntungan atau pembelajaran dari proses kemunduran
tersebut.
Terdapat beberapa faktor yang merupakan pemicu terjadinya relapse pada
klien. Salah satunya adalah “dichotomous” atau “semua untuk tidak sama sekali
(all or nothing), interpretasi dari kemunduran. Mereka yang mempersepsi dirinya
dikontrol atau mengalami kegagalan cenderung mengalami relapse pada saat
menelumi gejala kesulitan yang pertama. Sekali merasa gagal, klien akan
merasa tidak berdaya.
Klien mungkin bergerak pada spectrum antara mampu mengontrol dan
mempersepsi kegagalan yang sebenarnya masih bisa diperbaiki. Kontinum
tersebut digambarkan sebagai berikut:
Relapse cycle
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 46/151
7/31/2019 CBT-translet buku
bisa memicunya makan ters menerus. Namun jika tidak memungkinkan, perlu
ditingkatkan kemampuan coping strategy pada klien atau memotivasi ulang
klien melalui wawancara dengan pendekatan motivasional.
- Memiliki coping strategy yang buruk atau tidak memiliki sama sekali
Misalnya klien yang memiliki kemampuan mengelola mood yang buruk. Oleh
karena itu klien perlu didorong untuk memiliki strategi coping yang tepat dan
merencanakan bagaimana menempatkan strategi tersebut dalam bentuk
aksi. Misalnya individu yang mengalami depresi membuat daftar aktivitas
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 47/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Misalnya menarik diri dari situasi yang berisiko. Klien yang mengalami tahap
ini dapat dilatih menggunakan teknik restrukturisasi kognitif untuk mengubah
pola perilaku dan mendukung perubahan perilaku.
„Self -help‟ Reading
Membaca literature dapat meningkatkan dan mempertahankan
kemampuan klien. Terapis dapat merekomendasikan suatu literature setelah
sebelumnya me-review isi dan kualitas dari literature tersebut.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 48/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 49/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 7
METODE SOCRATES
2. Education
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 50/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 51/151
7/31/2019 CBT-translet buku
- Ini sangat penting, sejauh itu memungkinkan, percobaan atas konten dari
setiap sesi dan terhubung dengan sangat dekat dengan perkembangan
dari insight itu sendiri.
- Setelah mencobanya, pemeriksaan atas pertanyaan socratic ini dapat
digunakan untuk mendorong analisa atas apa yang terjadi, menyoroti
masalah dan keraguan dan kemudian bergerak untuk merekonstruksi
ulang konseptualisasi yang baru dan percobaan terhadap perilaku yang
lebih lanjut.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 52/151
7/31/2019 CBT-translet buku
- Klien harus merasa perspektifnya itu menarik dan bukannya „salah‟. Klien
membutuhkan pengetahuan dan kenyamanan dalam menjawab
pertanyaan.
DOWNWARD ARROWING
„apa yang kamu rasakan?‟
„ apa yang sering terlintas dalam pikiranmu?‟
- Pertanyaan-pertanyaan tersebut membantu klien untuk fokus dengan
pemikiran yang relevan dan seharusnya bisa dilakukan dan dapat
diekspresikan dengan hati-hati sehingga klien tidak perlu merasa
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 53/151
7/31/2019 CBT-translet buku
kerja.
2. Emphatic Listening
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 54/151
7/31/2019 CBT-translet buku
3. Summarizing
Memberikan umpan balik berupa rangkuman dalam rangka
menguji hipotesis dan mengklarifikasi informasi atau poin-poin tertentu.
PERTANYAAN SOCRATIC
- Keterampilan terapis bisa terus meningkat ketika ia belum bisa
menggabungkan kognisi klien dan mengidentifikasi masalahnya. Ini bisa
menjadi anti-teraputik jika kita menjadi terlalu fokus untuk menggali
sampai ke dasar masalah tanpa berempati, suatu keadaan yang disebut
sebagai „psycho-buldozing‟. Hal ini akan meninggalkan kesan pada klien
bahwa kita tidak sensitif dan dapat menghilangkan kesempatan untuk
mengajarkan klien tentang peran dan manajemen kognisinya.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 55/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 56/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 8
COGNITIVE TECHNIQUES
Introduction
Bab ini akan membahas range teknik kognitif yang digunakan untuk
review dan menilai kembali pikiran dan gambaran yang relevan dengan masalah
klien. Penting untuk dipikirkan apakan intervensi ini tepat digunakan pada
masalah klien ini saat ini?
Harus diingat pula tidak semua pemikiran yang menyusahkan sesuai
dengan intervensi ini. misalnya untuk klien yang datang dengan kecemasan
tinggi karena akan menghadapi ujian kelulusan tapi belum mempersiapkan diri
dengan baik. Kesempatan ia gagal memang besar tetapi pikiran ini realistic dan
bukanlah tugas kita untuk memperbaikinya. Kita dapat membantunya dengan
menggunakan problem solving skill untuk meminimalisir kegagalannya atau
dapat membantunya melihat makna dari kegagalannya dan bagaimana
menghadapinya.
dan pemikiran-pemikiran yang mereka hidari pada jangka waktu yang lama.
Penting juga untuk klien kita paham mengenai makna kognitif itu sendiri karena
kita akan mengarahkan klien untuk mengidentifikasikan pikiran yang „salah‟ atau
irasional atau negatif belief.
Identifying cognitions
Tugas dasar dari terapis adalah membantu klien mengamati dan
merekam pemikiran dan gambaran di dalam pikiran (mind). Bukanlah hal yang
umum bagi klien untuk mengahdapinya, kadang mereka akan mengatakan kalau
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 57/151
7/31/2019 CBT-translet buku
„Hot‟ cognition
Beck et al. (1979) menekankan pada pentingnya menangkap hot
cognition yaitu pemikiran yang sepertinya secara langsung terhubung dengan
emosi paling signifikan dari klien. Intervensi kognitif akan lebih efektif bila
targetnya adalah hot thoughts . Akan membantu untuk bertanya “apakah orang
lain akan merasakan perasaan seburuk yang dialami klien saya jika mereka
memiliki pemikiran dan belief yang sama dengannya?”. Jika jawabannya adalah
„ya‟ maka kita mungkin telah menemukan hot cognition klien.
Diary-keeping
Pencata tan akan lebih akurat jika dibuat pada waktu yang
berdekatan ketika pemikiran itu muncul. Pencatatan ini bisa dimulai dari
menghitung atau mencatat pikiran sederhana hingga pikiran yang lebih
kompleks. Ketika klien diminta mencatat, kita menggugah mereka untuk masuk
ke pemikiran rasional, mendukung dan mengevaluasi mereka. Kita dapat
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 58/151
7/31/2019 CBT-translet buku
dan mungkin klien akan mengatakan “because it‟s my nature.it‟s what I am. I am
very stupid”. Dari jawabannya kita dapat mengidentifikasikan pernyataan yang
lebih jelas mengenai belief-nya. Terkadang klien enggan menjawab
pertanyaannya sendiri. Ini adalah bentuk penghindaran kognitif dan atau
emosional klien.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 59/151
7/31/2019 CBT-translet buku
itu perlu diperjelas dengan merefleksikan beberapa pertanyaan agar jelas apa
yang dimaksud oleh klien.
Distraction
ini adalah strategi kognitif dasar yang didasarkan pada gagasan kita
hanya dapat berkonsentrasi pada satu hal dalam satu waktu, sehingga ketika kita
fokus pada satu hal netral atau menyenangkan kita akan dapat menghindari
pemikiran negatif. Ada dua tujuan yang terkandung di dalamnya:
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 60/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 61/151
7/31/2019 CBT-translet buku
bodoh
- Menolak hal atau kejadian yang positif. Misalnya:
Magnification and dia mengatakan itu hanya untuk menyenangkan
minimisation saya, dia mencoba mengambil sesuatu dari saya.
Ini hanyalah prestasi kecil, yang lain lebih baik .
- Melebih-lebihkan kejadian negatif dan
mengecilkan kejadian positif. Misalnya: saya
mengacaukan pertemuannya, memang terjadi
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 62/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 63/151
7/31/2019 CBT-translet buku
kamu gila?
Kamu bisa ingat kapan kamu mulai memiliki pandangan seperti ini?
Bisakah kamu jelaskan lebih spesifik?
mata tertuju pada saya. Mereka akan mengantisipasi ketika saya panik, saya
berpikiran bahwa saya gila telah mengalaminya di waktu lalu
Saya gila Tidak usah heran, saya pikir itu
pemikiran orang-orang
Percaya pada pemikiran: Jika saya melihat sesorang panik,
Panik 7/10 saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya
Pemikiran orang lain yang sudah berpikir mereka misterius, terutama
terkunci 9/10 ketika ibu memberikan pehaman
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 64/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Mempertimbangkan resiko
Dalam terapi kognitif, kita mencari alasan mengapa ada sebuah reaksi
atau respon yang membuat perasaan. Ii merupakan sebuah alasan mengapa kita
meminta klien untuk memikirkan apa keuntungan dari mereka mempertahankan
pemikirannya, tidak memberikan kenyamanan. Ketika memikirkan asumsinya,
penyembuhan dari pemikiran negatif bisa mudah dimengerti. Meskipun asumsi
mereka benar, itu sering dibesar-besarkan.
Selanjutnya, kita bertanya mengenai kerugian memiliki pemikiran atau
kepercayaan yang dia pegang (baik dalam waktu dekat ataupun dalan jangka
panjang). Tahap ini menghilangkan hukuman dan bisa membuat motivasi klien
berubah. Pada kasus Judy, kerugian dari pemikiran bahwa dia merasa panik
membuat psikis dia merasa tidak nyaman, dia membuat itu lebih dari sekedar
panik, dan dia selalu merasa sedih pada situasi yang menantang. Kerugiannya
bisa diasumsikan bahwa orang lain menilai dia negatif sehingga dia selalu
merasa sedih pada situasi yang menantang, dan dia menghentinkan segala
sesuatu yang mungkin membuat dia senang.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 65/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Bertanya mengenai kegunaan dan validitasnya
Mempertimbangkan kemungkinan terburuk, dan mengembangkan
solusinya
Dengan demikian, klien dapat mengembangkan sesuatu yang lebih objektif dan
perspektif yang berprinsip pada pemikiran dan kepercayaan negatif.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 66/151
7/31/2019 CBT-translet buku
- Jika seseorang yang kamu pedulikan memiliki pemikiran seperti ini, atau
bertahan pada situasi ini, apa yang akan kamu katakan kepadanya?
- Jika orang yang peduli padamu mengetahui tentang pemikiran ini, apa
yang akan mereka katakan padamu?
- Jika seseorang yang kamu ketahui memiliki pemikiran seperti ini, atau
bertahan pada situasi ini, apa yang akan mereka katakan pada diri
mereka? Bagaimana cara mereka mengatasinya?
- Pernahkah kamu berada pada situasi yang sama dan merasa atau
berpikir tidak seperti ini?
-
Pada waktu apa saja kamu merasa seperti ini dan bagaimana cara kamu
mengatasinya?
- Ketika kamu lari dari situasi ini, apa yang kamu pikirkan?
- Jika kamu mengulang 5 tahun sebelum ini, bisakah kamu gambarkan
situasi ini?
Itu merupakan dorongan singkat yang bisa merangsang pencegahan dan
perencaan untuk melakukan sebuah tindakan.
Menunjukkan kognitif-bias
Pemikiran dikotomus merupakan keraguan dengan mengenalkan bahwa
terdapat kemungkinan rentang diantara yang paling ekstrim. Bangkitkan klien
untuk membuat contoh poin ilustrasi yang berbeda pada spektrum. Judy
berasumsi bahwa dirinya merasa tenang atau panik (mana yang menunjukan
ketika sedang panik). Dia dapat menuliskan tahap mana dia merasa panik:
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
Latihan ini dapat membantu pada beberapa kondisi. Ini mengilustrasikan skala
kemungkinan, sebagai pegangan kecenderungan kenaikan untuk melihat akhir
dari katastropik, itu menetapkan secara tegas dimana dia merasa panik tanpa
kemajuan menjadi panic attack, dan dapat didiskusikan variasi dari perasaannya
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 67/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 68/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Modifikasi Core-Belief
Core belief dan schemata tidak boleh saling tertukar, karena schema
merupakan sebuah perhatian menyeluruh yang lebih kompleks daripada core-
belief, tetapi bisa merefleksikan label untuk schemata.
Kita jangan berasumsi bahwa core-belief selalu sulit untuk diidentifikasi,
seperti pemikiran otomatis yang mudah terekspresikan. Contoh mudahnya,
pelajar telah mengidentifikasi „saya tidak berguna‟ sebagai kunci kognisi dimana
bisa menjadi sebuah core belief. Jika core belief ridak diekspresikan seperti
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 69/151
7/31/2019 CBT-translet buku
pemikirian otomatis, teknik penemuan dan mengingat hal yang sudah lalu
seringkali membuka hal itu.
Catatan akhir
Kita dapat melihat terdapat beberapa teknik untuk mengobservasi kognisi
dan apa saja yang mengganggu pemikiran, untuk melakukan analisis pemikiran
dan melakukan sintesa kemungkinan baru yang dapat mengevaluasi tingkah
laku. Kita dapat melihat intervensi bisa dilakukan secara verbal, visual, dan
pengujian, yang difokuskan pada konten kognitif atau proses kognitif. Meskipun
lebih dutamakan pada saat ini, kita bisa melihat strategi kognitif yang sama untuk
mengulang atau melihat pada watu lalu.
Permasalahan
- Klien terlihat menghindar ketika dieksplorasi kognisinya
Sewaktu-waktu klien ingin berbicara mengenai permasalhannya. Pada beberapa
kasus, supportive-counseling lebih tepat digunakan. Ketika orang datang
pertama kali dengan merasa kehilangan dan trauma, membutuhkan ketenangan
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 70/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Chapter 9
Behavioral Experiments
Apakah BE?
Kami menggunakan definisi yang diformulasikan oleh Bennett – Levy et al
(2004), yaitu:
Behavioral experiments (percobaan perilaku) adalah aktivitas yang
terencana, yang berdasarkan pada percobaan dan observasi dan teruji
secara empiris, yang dilakukan oleh pasien di antara sesi terapi. Designnya
berdasarkan formulasi dari permasalahan yang dialami, dan tujuan utamanya
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 71/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 72/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Hal yang menjadi daya tarik BE dalam CBT adalah metode ini
menawarkan cara untuk mengatasi permasalahan umum dalam intervensi
yang mengandalkan metode verbal, contohnya adalah dalam respons
seperti, "Saya mengerti memang logikanya ... lebih masuk akal, tetapi saya
tetap merasa pemikiran negatif saya itu benar". Dengan mengetes pemikiran
– pemikiran negatif secara langsung, bukan hanya dengan kata – kata, BE
dapat membantu klien untuk mengatasi pemikiran negatif secara efektif.
Lagipula, dibandingkan metode exposure, BE dapat membantu klien dengan
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 73/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Active vs observational
- Active – klien adalah partisipan aktif yang secara aktif mencari tahu untuk
mendapat informasi
e.g. eksperimen kantin, seorang klien dengan claustrophobi tentang
seberapa besar resiko kehabisan oksigen di dalam sebuah ruangan kecil.
- Observational – klien mengobservasi suatu kejadian atau mengumpulkan
bukti – bukti yang sudah ada daripada secara aktif mencari tahu sesuatu
yang berbeda.
e.g. seorang klien dengan social anxiety yang khawatir tidak dapat
mengatakan hal yang pintar ketika melakukan percakapan dapat diminta
untuk mengobservasi bagaimana orang melakukan percakapan. Setelah dia
menyadari bahwa kebanyakan percakapan berisi hal – hal yang
membosankan dan tidak selalu berisi topik – topik penting, kecemasannya
mungkin berkurang.
sama. BE harus dipilih sebagai metode yang dinilai efektif sesuai dengan
jalannya suatu sesi, bukan karena keharusan atau diputuskan pada saat
– saat terakhir suatu sesi terapi.
- Untuk eksperimen hypothesis – testing, sangat penting untuk menentukan
dengan jelas pemikiran apa yang akan diuji dan prediksi negatif apa yang
diantisipasi oleh klien. Apabila pemikiran negatif yang akan diuji tidak
didefinisikan dengan jelas, pendekatan ini kemungkinan besar tidak akan
efektif.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 74/151
7/31/2019 CBT-translet buku
- Minta klien untuk memberi nilai seberapa besar dia percaya pada
pemikiran negatifnya (0-100%) agar terapis dapat mengukur perubahan
yang dialami klien dengan jelas.
- Pilih tipe eksperimen yang paling cocok, e.g. active atau observational.
Secara umum, eksperimen observational lebih tidak mengancam
dibanding eksperimen aktif, sehingga eksperimen observational dapat
digunakan sebagai langkah awal.
- Terapis sebaiknya mempunyai pikiran terbuka akan hasil eksperimen.
Jangan membuat asumsi – asumsi dan apabila BE tidak berjalan sesuai
prediksi terapis, terapis sebaikanya tetap menunjukkan sikap ingin tahu
yang genuine ; karena jika tidak, klien dapat merasa telah gagal.
- Terapis sebaiknya mengantisipasi klien yang mungkin tidak dapat
menjalankan BE sesuai rencana (e.g. klien dengan anxiety disorder yang
mungkin saja mengalami panic attack ketika sedang melakukan BE di
supermarket) dan mengembangkan serta melatih coping strategy terlebih
dahulu sebelum klien diterjunkan dalam eksperimen.
- Sebaliknya, terapis juga sebaiknya dapat mencetuskan BE dengan
Pelaksanaan eksperimen
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 75/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 76/151
7/31/2019 CBT-translet buku
luar ruang terapi, e.g. di supermarket. Terapis perlu menyadari isu – isu
profesionalisme seputar hubungan terapetik semacam itu (e.g. perbincangan
seperti apa yang pantas dibicarakan di luar ruang terapi). Terapis perlu
merefleksikan isu – isu tersebut agar dapat mencapai cara berhubungan
terapetik yang nyaman baik bagi terapis maupun bagi klien.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 77/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 10
Physical Techniques
Relaksasi
Ketegangan fisik menjadi bagian dalam beberapa masalah - anxiety
disorder, depresi, gangguan tidur, dll. Hal tersebut mungkin manjadi bagian dari
meningkatnya aurosal yang dikuti symptom fisik lainnya, seperti meningkatnya
detak jantung, gemetar dan kaki terasa berat. Hal semacam itu dapat dikurangi
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 78/151
7/31/2019 CBT-translet buku
terutama jika sebuah prediksi akn diuji, misalnya ‟jika saya melakukan ini dan ini,
saya akan merasa cemas tapi saya tidak akan mati lemas, jatuh. aku mungkin
akan merasa cemas, tapi aku tidak akan jatuh. Relaksasi dapat digunakan
sebagai pertolongan untuk menghadapi ketakutan pada situasi yang
menakutkan – tetapi ini bukan solusi sementara karena beresiko akan
menjadikan relaksasi sebagai safety behavior.
”Klien yang phobia ketinggian merencanakan untuk mentes prediksinya
bahwa dia akan melompat ke tebing jika dia pergi ke tebing jalan. Dia berpikir
Untuk mentes kepercayaan mengenai simptom yang memiliki basis organik atau
terkait dengan kecemasan
Jika klien memiliki unhelpful belief maka difokuskan pada aetiologi
simptomnya, ini memungkinkan untuk mengetes hipotesis kita dengan
menggunakan relaksasi
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 79/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 80/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Mengatur Pernafasan
Salkovskis (1986) mengembangkan sebuah strategi dalam mengatur
pernafasan yang membolehkan klien untuk mengatributkan symptom mereka
menjadi lebih jinak (contohnya symptom anxiety). Strategi ini dapat digunakan
dengan tujuan untuk mengembangkan shared formulation dengan klien dan juga
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 81/151
7/31/2019 CBT-translet buku
sebagai coping strategi sebagai bagian dari pendekatan yang dinilai mampu
mengatasi serangan panic.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 82/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 83/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Olahraga Fisik
Beberapa penelitian selama 20 tahun yang lalu mengembangkan bahwa
keampuhan latihan pada treatmen deperesi dan NICE guideline pada treatmen
depresi merekomendasikan bahwa semua kliennya dengan mild depresi harus di
sarankan tentang manfaat olahraga dengan program yang terstruktur. Efek dari
olahraga pada orang depresi ini dimediasi dengan meningkatkan endorpin, tetapi
juga mungkin berhubungan dengan efek lainnya. Khusunya, latihan dapat
menjadi self-maintaining
Low self-esteem
Rasa bersaing yang diperoleh dari latihan mungkin relevan untuk
beberapa orang dengan self-esteem yang rendah
Melepaskan ketegangan
Klien dengan kronik anxiety, atau chronically stressful situation, dapat
dibantu untuk menguji manfaat olahraga pada tingkatan ketegangan.
Gangguan tidur
Ada bukti yang baik pada olahraga pada tidur, selama itu teratur dan tidak
digunakan dekat dengan waktu tidur .
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 84/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Anger management
Sangat membantu klien dengan masalah anger, dapat dilihat level
tensionnya dengan melakukan olahraga, khusunya diikutkan pada kegiatan yang
menenangkan seperti relaxing bath.
Applied Tension
Applied tension dikembangkan oleh Ost dan Sterner (1987), klien
diajarkan untuk mengeratkan otot-otot lengan, kaki dan torso selama beberapa
detik kemudian mengembalikan otot-otot tersebut ke keadaan normal. Teknik ini
khus digunkaa pada blood/injury phobia.
Safety behaviour
Applied tension penting untuk membantu klien ketika tekanan darah turun
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 85/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Kehadiran pada gangguan fisik
Sebelum menggunakan applied tension, terapis harus mencari saran
medis tentang klien yang hamil atau memiliki gangguan fisikl, khususnya
hipertensi atay kardiovascular.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 86/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 87/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Disarankan tempat tidur yang cukup nyaman dan lingkungan sekitar yang
nyaman, dengan minimal distraksi.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 88/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 11
THE COURSE OF THERAPY
Agenda-setting
Agenda di awal sesi merupakan kunci dari CBT, hal ini penting untuk
memastikan waktu digunakan dengan efektif dan agenda-setting membantu goal.
Membiarkan terapis dan klien untuk memprioritaskan pokok persoalan yang
ditentukan pada sesi terapi
Meningkatkan struktur yang merupakan karakteristik CBT
Membantu keduanya untuk mempertahankan fokus pada masalah relevan
Membantu untuk mengikat klien sebagai partisipan yang aktif dalam proses
terapeutik
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 89/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Meneruskan dengan bertanya di awal setiap pertemuan mengenai apa yang klien
inginkan dalam agenda, lalu ikuti hal itu, sarankan hal-hal yang ingin terapis
sertakan.
Mempelajari sesi terakhir. Hal ini termasuk hal-hal yang sudah didiskusikan,
yang meluas, dll. Banyak terapis yang memberi klien hasil rekaman dari sesi
terapi untuk didengarkan sebagai tugas mereka, dan sudut pandang baru
yang menguntungkan.
Pengukuran mood yang aktual saat itu.
Mempelajari kembali tugas yang mungkin overlap dengan topik utama.
Topik utama diskusi pada sesi itu.
Tugas rumah.
Feedback mengenai pengalaman subjek pada sesi terapi.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 90/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 91/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Homework
Merupakan bukti yang jelas jika klien menyelesaikan tugas rumah
menunjukkan perkembangan yang lebih baik daripada yang tidak, hal ini karena
mereka memiliki kesempatan lebih untuk menggeneralisasi apa yang sudah
dipelajarinya setiap hari. Kebanyakan masalah terjadi di luar klinik, merupakan
hal yang penting jika mereka dapat berlatih dalam kehidupan nyata bagaimana
cara mengidentifikasi NATs, menurunkan perilaku dengan aman, atau
meningkatkan assertiveness pada situasi tertentu. Tugas rumah dapat berupa
membaca materi yang relevan ; mendengarkan rekaman treatment, self-
monitoring of feelings, berpikir atau berperilaku; pengalaman; mempelajari
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 92/151
7/31/2019 CBT-translet buku
gambaran, atau mencoba mengidentifikasi situasi apa yang berarti untuk mereka,
sekalipun mereka tidak mudah mengidentifikasi pikiran otomatisnya.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 93/151
7/31/2019 CBT-translet buku
berubah tapi bisa jadi indikasi bahwa sebenarnya ada alasan lain. Terapis sering
meminta klien untuk berubah yang itu membutuhkan keberanian untuk
melakukannya dan mereka hanya mau melakukannya jika mereka melihat
adanya keuntungan yang masuk akal selain harga yang harus dikeluarkan.
Review points
Karena CBT memiliki batasan waktu, fokus dan struktur, perlu adanya
review pada treatment. Hal ini untuk membantu fokus pada treatment untuk
menjaga adanya kemajuan untuk melanjutkan treatment atau perubahan dalam
penggunaan pendekatan. Review harus berhubungan dengan tujuan yang
disepakati di awal treatment. Alat yang dapat digunakan untuk membantu review
yaitu dengan kuesioner atau self-monitoring.
Formulasi perkembangan pada sesi pertama atau kedua bersifat tentatif,
yang penting melakukan review secara berkala untuk mendapat informasi yang
dapat digunakan sebagai kemajuan dari terapi.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 94/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 95/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 96/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Chapter 12
Depression
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 97/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Depressed
mood
Increased
hopelessness More Negative cognitive
Lost of
pleasure/ negative biases and symptoms
achievemen view of self such as fatigue, poor
concentration, etc
Nothing
changes Reduced
activity
Depressed
mood
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 98/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Rangkaian Penanganan
CBT untuk depresi biasanya mengandung elemen-elemen berikut, meskipun,
tentu saja, daftar ini membutuhkan adaptasi dari klien individu anda.
1. Identifikasikan target pertama dari daftar masalah (misalnya : daftar
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 99/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Penjadwalan Aktivitas
Penjadwalan aktivitas adalah salah satu tekhnik terapi utama dalam CBT
untuk depressi (Beck, et al., 1979). Hal ini berdasarkan pada ide yang digagas
pada “Pengurangan Aktivitas” di lingkaran yang terus menerus pada figure 12.1.
Penjadwalan aktivitas diambil dari ide dasar behavioral mengenai kebutuhan
tentang kebutuhan untuk membangun aktivita penguat namun sudah
dikembangkan menjadi strategi kognitif yang canggih. Kenyataannya, gambaran
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 100/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Figure 12.2
Days of week
Time of Wed Thurs Fri Sat Sun Mon Tue
day
6-7
7-8
8-9
9-10
10-11
11-12
12-1
1-2
2-3
3-4
4-5
5-6
6-7
7-8
8-9
9-10
10-11
11-12
12-1
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 101/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Dalam kasus lain, tipikal panduan untum klien dengan menggunakan sebuah
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 102/151
7/31/2019 CBT-translet buku
dengan anjing
P3 A4
2. Kedua, rekaman dapat membantu anda melihat kegiatan mana, jika ada,
yang memberikan perasaan pencapaian dan kesenangan kepada klien.
3. Akhirnya, anda dapat menggunakan informasi ini untuk merubah rencana,
jika dirasakan perlu.
Sebagai tambahan untuk observasi kegiatan yang spesifik ini, WAS
menyediakan asisten yang sangat baik dimana anda dan klien anda dapat mulai
untukmengobservasi NATs, mencatat bagaimana pikiran-pikiran dan tingkah laku
saling mempengaruhi dan menggunakan ini untuk mendorong klien untuk mulai
menandai NATs dengan tindakan.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 103/151
7/31/2019 CBT-translet buku
berlawanan dengan persetujuan klien untuk melakukan tugas yang goal nya tidak
terlalu jauh dengan kondisi dia sekarang. Jika dia tidak dapat mengatur untuk
menyelesaikan tugas, hal ini biasanya akan dihitung sebagai kegagalan dan
digunakan sebagai alasan dikemudian hari untuk kehilangan harapan. Biasanya
akan lebih baik untuk menyetujui tugas yang lebih kecil namun lebih bisa
diatur/dilakukan.
Latihan
Ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa latihan fisik tingkat tinggi
memiliki efek yang signifikan dengan depressi, dengan beberapa penelitian
menemukan efek-efek ini dapat dibandingkan dengan anti-depresan (Greist &
Klein, 1985; Martinsen et al, 1985). Sehingga akan berguna untuk mendorong
klien melakukan sesi latihan sebagai bagian dari perencanaan kegiatan mereka.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 104/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Kurangnya Kesenangan
Penting disadari bahwa di tahap awal melawan depressi, klien bisa jadi
tidak menikmati apapun sebagaimana mereka sebelum depressi. Penting untuk
menyiapkan klien bahwa dengan kenyataan kalau mereka harus memaksa diri
mereka sendiri untuk melakukan hal-hal meskipun hal itu tidak menyenangkan.
Ketekunan akan membawa klien, setidaknya, dalam perasaan mampu (mencapai
sesuatu), dan nantinya akan membawa kesenangan.
yang mudah dia capai saat dia sehat bisa jadi sulit saat dia depressi.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 105/151
7/31/2019 CBT-translet buku
manfaatnya
Mengidentifikasikan pemikiran-pemikiran alternative yang realistis
Menggunakan eksperimen tingkah laku untuk mengumpulkan fakta-fakta
yang akan membantu klien untuk menguji NATs dan pemikiran alternative
baru
Pengobatan
CBT, tentu saja, bukan satu-satunya perawatan yang efektif untuk
depresi, dan, terutama sekali, pengobatan anti-depresan sangat membantu untuk
klien depresi. Ada perhatian yang kurang akhir-akhir ini mengenai
ketergantungan dan penarikan kembali untuk anti-depresan, dibandingkan
dengan anxiolytics, dan tidak ada konflik antara perlakuan pharmaceutical dan
terapi psikologi. Kenyataannya, ada beberapa fakta bahwa untuk orang dengan
depresi lebih berat, kombinasi dari kedua bentuk perlakuan lebih baik daripada
hanya salah satu (Thase et al, 1997)
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 106/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 107/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 108/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Langkah Lambat
Klien-klien depresi bisa jadi lambat dalam berpikir dan berperilaku,
bahkan walaupun seharusnya tidak, langkah dari sesi-sesi dan kecepatan
perubahan di awal perlakuan akan sangat lambat. Akan sangat membantu jika
terapis sudah mempersiapkan diri sebelumnya dan beradaptasi terhadap hal ini
dan tidak membuatnya mundur.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 109/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 110/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 13
ANXIETY DISORDER (Dipublikasikan oleh Beck pada tahun 1985)
Respon anxiety:
Respon cemas adalah hal yang normal dan terjadi secara tidak disadari,
dimana terjadi sesuatu yang mengancam. Respon yang muncul dapat berupa
reaksi fight (menghadapi ketakutan secara langsung) atau flight (menghindari
ketakutan), atau bahkan mungkin saja individu memunculkan respon freeze
(kondisi fisik dan psikis menjadi kaku). Maka dari itu ketika seseorang
dihadapkan pada suatu stimulus yang membuatnya merasa takut, hal tersebut
tidak hanya berpengaruh terhadap kondisi psikis saja tetapi juga kondisi fisiknya.
Respon anxiety menjadi tidak lagi normal jika ditampilkan secara berlebihan atau
sama sekali tidak takut terhadap ancaman yang datang.
Anxiety yang menetap secara aktif/ latent respon anxiety yang berlebihan
atau tidak tepat
Simptom anxiety:
1. Acute Stress Disorder (ASD)
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 111/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 112/151
7/31/2019 CBT-translet buku
MAINTANING PROCESS
Anxiety muncul ketika seseorang dihadapkan pada ancaman.
Peristiwa internal atau eksternal 1.persepsi terhadap ancaman:
berlebihan/ tidak tepat
melindungi dirinya
dari ancaman
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 113/151
7/31/2019 CBT-translet buku
3. Spontaneous imagery
Keadaan mental dapat meningkatkan ketakutan. Misalnya orang yang
mengalami phobia sosial
4. Emotional reasoning
Mengacu pada proses kepercayaan tentang segala sesuatunya harus
sesuai dengan apa yang dirasakan. Misalnya pada orang cemas, mereka
menjadi lebih berbahaya ketika di berikan informasi yang mengacu pada
keselamatan.
5. Memory processes
Terdapat distorsi dalam memori yang menghitung persepsi dari masalah
kecemasannya: pemilihan recall terhadap sesuatu yang mengancam dan
sedikitnya recall anxiety-situasi pemicu. Pemilihan recall memory tersebut
membuat individu yang cemas cenderung memiliki kapasitas memori
lebih banyak terhadap hal-hal yang negatif atau traumatic berdasarkan
pengalaman mereka. Disimpulkan juga bahwa mereka mempertahankan
pandangan dunia sebagai ancaman secara personal. Recall memory juga
mencegah individu dari imaginasi yang berlebihan. Tanpa hal ini rasa
TREATMENT APPROACH
Seperti yang diindikasikan di awal bab, harus dilakukan assesment
terlebih dahulu sebelum mengklasifikasikan masalah klien. Hal ini berguna untuk
membuat model kognitif dan panduan treatmen untuk gangguan.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 114/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Keduanya akan ialah teori sederhana guna membawa kesadaran klien dalam
mengolah data dalam mendukung hal tersebut.
Kesimpulannya, gangguan anxiety menunjukan reaksi normal terhadap
stres atau ancaman yang dapat menjadi lebih besar dengan adanya peningkatan
reaksi fisik, pikiran yang salah, atau masalah tingkah laku. Ini akan menimbulkan
siklus yang tidak membantu yang dapat dipecahkan dengan menggunakan
teknik-teknik untuk mengembalikan masalah sensasi, kognisi, dan tingkah laku.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 115/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Avoidance merupakan tingkah laku terbanyak untuk mencari rasa aman. Mereka
akan mendapatkan kepuasan jangka pendek. Avoidance bisa pasif misalnya
klien yang tidak mau berurusan dengan ketakutan mereka. Atau dapat juga
avoidance aktif misalnya ketika klien melakukan berbagai usaha untuk
menghindari ketakutan mereka. Avoidance juga dapat disubsitusi. Misalnya klien
yang takut melakukan tugas berat, klien sebelumnya minum alkohol terlebih
dahulu. Penilaian yang teliti diperlukan untuke mengklarifikasi kekomplekan dari
avoidance- selalu ingat untuk menanyakan: “Apakah ada hal lain yang dapat saya
bantu untuk membantu kamu menyelesaikan masalah?”, “Apa yang sudah kamu
lakukan untuk melewati waktu ada masalah?”, “Apa yang tidak akan kamu
lakukan ketika kamu menghadapi masalah ini?”, “Apa yang tidak kamu lakukan
sehingga masalah ini muncul?”
Dalam rangka membantu klien yang avoidance, kita dapat melakukan:
Menyemangati klien untuk melakukan self-monitoring, termasuk
konsekuensi jangka panjang dari avoidance
Membagi informasi, memberikan ilustrasi yang jelas tentang kerugian dari
coping yang dipilihnya
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 116/151
7/31/2019 CBT-translet buku
I do all the things that we agree and my anxiety does not decrease
saat ini?” meskipun klien perlu diberikan dukungan untuk terikat dalam tugas,
akan tetapi jangan memberikan dukungan terlalu banyak, hal ini menyebabkan
demoralisasi dan keluar. Ini mungkin saja terjadi apabila tugas yang diberikan
sesuai dengan klien, akan tetapi klien enggan untuk melakukannya, biasanya
dikarenakan klien memiliki kepercayaan yang menetap mengenai perasaan
cemas tersebut. Yakinkan klien bahwa perasaan cemas tidak sama dengan
kegagalan, dan itu harus menjadi harapan klien. Yakinkan jika kita juga
menjelaskan mengenai keuntungan dari pelaksaan tugas yang tidak nyaman
bagi klien.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 117/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 118/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 119/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 120/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 121/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 122/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Panic Disorder
Serangan panic didefinisikan sebagai peningkatan mendadak kecemasan;
sementara penyimpangan panic (panic disorder) menggambarkan serangan
panic yang berulang. Sebuha model kognitif yang jelas tentang panic disorder
yaitu oleh Clark (1986), yang mengindentifikasi factor penjaga sebagai :
- Kesalahan penafsiran sensasi tubuh (terutama yang berhubungan
dengan kecemasan) sebagai indikasi kerusakan mental atau fisik di masa
akan datang, seperti sebuah gejala stroke atau serangan jantung.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 123/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 124/151
7/31/2019 CBT-translet buku
- Spontaneous imagery
- Selective memory process
- Over-estimate of danger
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 125/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Social Anxiety
Penderita social anxiety takut pada penghinaan dan keadaan memalukan.
Kognitif model untuk social anxiety dapat digunakan pada kasus pemalu dan
berhubungan sebagai berikut :
- Persepsi bahaya social, ketakutan untuk menjadi perhatian utama dinilai
sebagai hal negative dan tidak dapat dikendalikan.
- Fokus perhatian, yang menjadikannya mengalami kesalahan interpretasi
akan reaksi orang lain.
- Alasan emosional, introspeksi yang intens tentang sensasi cemas yang
menjadikan penderita sadar pada gejalanya, yang ia asumsikan bahwa
orang lain dapat melihat dan menilainya secara negatif
Specific Phobia
Hal ini mengacu pada ketakutan berlebihan dan terus-menerus dari suatu
obyek atau situasi. Mereka berpendapat, klien yang specific phobia adalah
kewaspadaan tinggi pada isyarat ancaman. Siklus yang dibuat untuk model
kognitif ini dimulai dengan :
- Memfokuskan pada persepsi ancaman dan selective attention untuk
isyarat ancaman; kemudian
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 126/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Co-morbidity
Anxiety disorder dapat ditampilkan sebagai masalah yang berlainan,
dalam kombinasi dengan anxiety disorders lain atau co-morbid dengan masalah
lain- sebagai contoh, standar tinggi seseorang dengan OCD mungkin
mempengaruhinya pada sebuah gangguan makan, maslaah kecamasan yang
kronis mungkin memunculkan mood depresi, semnetara itu coping strategies
seperti kenyamanan makan atau minum dapat berkembang menjadi hak mereka
sendiri.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 127/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Chapter 16
Alternative Methods of Delivery
Pendahuluan
Secara tradisional, psikoterapi 'klasik' berbentuk sesi 'sejam terapetik' (50
menit) setiap minggu yang melibatkan kontak tatap mata antara terapis dan klien.
CBT biasanya mengikuti gaya ini namun juga sudah meneliti apabila ada
alternatif lain yang tujuanya adalah:
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 128/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 129/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Kelompok besar
Dikembangkan oleh White, et. Al. (2000) yang melibatkan banyak orang
(20 – 50 orang) namun bukanlah merupakan terapi kelompok konvensional,
namun merupakan pendekatan edukasi, mirip seperti kelas malam. Kelas terdiri
dari 6x 2 jam, biasanya diadakan pada malam hari, dan partisipan boleh
membawa partner apabila ingin. Program untuk anxiety disorder menunjukkan
hasil baik dan peningkatan kondisi klien ditunjukkan pada sesi follow up.
Kelebihan metoda ini adalah sangat ekonomis, baik bagi klien maupun bagi
terapis. Pendekatannya pada permasalahan kecemasan, yang
Kelompok konvensional
Dilakukan dengan mengaplikasikan prinsip – prinsip CBT pada kelompok
kecil. Tugas – tugas yang biasa dilakukan dalam terapi CBT individu (e.g. setting
agenda, memonitor afek, pemikiran, dan perilaku) dapat berhasil dilakukan dalam
kelompok kecil. Selain keuntungan ekonomi, keuntungan lain dari pendekatan ini
adalah:
- Ekonomis dari segi waktu terapis
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 130/151
7/31/2019 CBT-translet buku
pekerjaan rumah
seminggu
3. Terprogram
Directive dan paling tidak interaktif, mirip kelompok besar (seperti
didiskusikan di atas)
4. Closed
Semua orang masuk pada saat yang sama
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 131/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Membership of groups
Sangat bergantung pada fungsi kelompok, apakah akan mengatasi
permasalahan seperti borderline personality disorder (akan ada screening
proses) atau untuk meningkatkan keterampilan management (tidak akan ada
screening proses dan klien akan mencakup masyarakat luas).
Therapist input
Freeman et.al. (1993) dan Hollon dan Shaw (1979) menyarankan bahwa
akan sangat sulit bagi terapis untuk menjalankan terapi kelompok dengan lebih
dari 6 anggota, kecuali apabila ada asisten terapis dan juga sangat disarankan
adanya asisten terapis.
Frequency
Kelompok terbuka (open) dapat berjalan selamanya, tetapi kelompok
tertutup (closed) biasanya berjalan 12 – 20 sesi, sekali seminggu untuk pasien
rawat jalan, lebih sering untuk pasien inap. Setiap sesi biasanya berjalan selama
minimal 1.5 – 2 jam.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 132/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Pasangan
Bentuk terapi ini dapat sangat membantu pasangan yang sama – sama
mempersepsikan hubungan mereka sebagai pusat permasalahan. Pertama –
tama, terapis harus membantu klien untuk menyadari kepercayaan (belief)
mereka akan hubungan tersebut, apa yang mereka rasakan apa yang nampak
dalam perilaku. Tugas terapis adalah untuk mengidentifikasi beliefs tersebut
karena seringkali beliefs tersebut tidak disadari. Kemudian terapis akan
mengidentifikasi bagaimana harapan – harapan mereka merusak persepsi
tentang hubungan tersebut. Setelah menentukan area permasalahan, biasanya
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 133/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Pair therapy
Merupakan bentuk terapi yang dilakukan pada 2 orang klien dengan
permasalahan yang serupa. Biasanya digunakan pada klien yang ingin
mendapatkan keuntungan dari terapi kelompok (berbagi pengalaman dan belajar
bagaimana orang lain coping, dll) tetapi terlalu cemas untuk bergabung dengan
kelompok. Studi awal mengindikasikan bahwa bentuk terapi ini cukup efektif
untuk klien; klien memperoleh keuntungan sosial dari berbagi pengalamn tanpa
harus bergabung dengan kelompok. Klien juga menunjukkan peningkatan
sebanding dengan klien yang mengikuti terapi kelompok.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 134/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 17
Developments in CBT
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 135/151
7/31/2019 CBT-translet buku
pengalaman positif untuk membangun belief system yang baru dan lebih
konstruktif, serta dapat menggantikan yang lama, perspektif yang kurang
membantu. Teknik ini dikombinasikan dengan CBT dalam hal merefleksikan
latihan dan pengumpulan data yang digunakan dalam CBT tradisional, tapi
sepertinya memerlukan waktu yang lebih lama.
Continuum work or „scaling‟ . Ini merupakan strategi untuk membantu klien
memerangi gaya berpikir yang tidak membantu. Teknik ini membangun dan
menyertakan gambaran dari contoh perilaku yang ekstrim untuk didiskusikan dan
memberi pertimbangan tentang validitas dari perspektif ektrim tersebut.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 136/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 137/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 138/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Compassion-based therapy
Tujuan dari compassion-based therapy adalah untuk membantu mereka
yang memiliki rasa malu berlebih, self-critism, menghukum diri mengembangkan
penghargaan diri dan mengurangi perasaan malu terhadap dirinya. Teknik ini
menggabungkan antara teknik penggugahan kognisi dengan mengembangkan
sikap peduli dan memperhatikan diri.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 139/151
7/31/2019 CBT-translet buku
informasi dari komponen lain dalam pikiran. Tiap komponen lalu memproses
informasi tersebut dan menyalurkannya kepada komponen yang lain.
MBCT secara manual dlakukan oleh kelompok program pelatihan untuk
klien yang depresi berat. MBCT bertujuan untuk membantu klien menjadi lebih
sadar dan menghubungkannya dengan cara yang berbeda terhadap pengalaman
mereka baik secara kognitif, emosional dan fisik. Kelompok ini bertemu setiap
minggu satu kali selama delapan kali. Setiap satu sesi berjalan selama 2 jam.
Tiap pertemuan dilakukan kesepakatan untuk melakukan tugas-tugas yang
diberikan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Perbedaan DBT dengan CBT adalah DBT tidak bertujuan untuk challege namun
lebih mendorong untuk menerima perilaku klien dalam realitas. Hubungan
therapeutic dianggap paling penting dalam DBT.
Tujuan dari ACT adalah membantu klien untuk memilih perilaku yang
efektif jika ada pertentangan antara pikiran dan perasaan. Terapi ini berdasarkan
teori Hayes yaitu melihat permasalahan psikologis sebagai bentuk refleksi dari
ketidakflesibel dan penghindaran. Komponen dari teori Hayes adalah :
acceptance and mindfulness processes dan commitment and behaviour change
processes .
BA digunakan sebagai treatment yang berdiri sendiri untuk masalah
depresi yang mencakup komponen dari CBT. BA juga digunakan untuk melawan
pemikiran depresi. Tak hanya itu BA juga dirancang untuk membantu penguatan
positif pada klien dan diperkenalkan kembali dalam kehidupan mereka yang
dapat berfungsi sebagai efek antidepresi.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 140/151
7/31/2019 CBT-translet buku
PROBLEMS
1. Terapis tidak memiliki kompetensi untuk memberikan terapi.
2. Terapis ditekan oleh kompleksitas dan tuntutan dari terapi.
3. Kasus yang dirasakan tidak selesai
4. Vicarious trauma
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 141/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 142/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Evaluasi pelayanan
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 143/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 144/151
7/31/2019 CBT-translet buku
terlihat jelas perbedaan signifikan jika jumlah partisipan dalam studi cukup besar.
Keuntungan dari pendekatan ini adalah :
Memberikan kita hasil statistic yang lebih berarti untuk dilaporkan
Hasilnya lebih mudah dimengerti oleh klien dan/atau petugas pelayanan
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 145/151
7/31/2019 CBT-translet buku
CHAPTER 19
USING SUPERVISION in CBT
Introduction
Praktek dari terapi yang baik bukan merupakan suatu hal yang dapat
anda pelajari dengan cepat dan mudah. Anda tidak bisa hanya membaca buku,
atau menghadiri workshop, lalu kemudian selesai dan melakukan CBT yang baik:
pelatihan klinis yang efektif membutuhkan proses yang lebih panjan dalam
mempelajari dimana anda membawa serta apa yang anda telah pelajari
mengenai teori dan strategi therapeutic dengan realita kompleks dari klien yang
anda temui. Supervisi ahli klinis adalah satu dari cara utama dimana dengan ini
akan terus belajar. Ide dasarnya adalah bahwa dengan memiliki seseorang untuk
berdiskusi atau mengobservasi langsung terapi anda, anda dapat menilai sebaik
apa hal tersebut berlangsung, menentukan masalah, menemukan solusi dan
mengembangkan kemampuan anda.
Tujuan supervisi
Ada persetujuan bahwa supervise klinis dapat membantu mencapai satu
atau semua tujuan-tujuan berikut:
Mengembangkan skill terapi: mengembangkan kemampuan yang ada
dan mempelajari kemampuan baru.
Melindungi klien: menyediakan suatu bentuk control yang berkualitas
untuk terapi.
Menyediakan dukungan untuk terapis mengenai kesulitan terapi.
Memonitor dan mengevaluasi praktek dan kemampuan terapis.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 146/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Tipe-tipe supervisi
Kami dapat menjabarkan dua dimensi penting dari supervisi: pertama,
apakah supervisi untuk terapis individu atau kelompok; kedua, apakah supervisi
berasal dari seorang yang dipertimbangkan menjadi lebih ahli dibanding yang
lain yang kurang ahli atau berada diantaranya. Dengan mengkombinasikan
kategori-kategori ini memberikan kami empat tipe supervisi, yaitu:
1. Apprenticeship
Praktisi yang sudah terlatih dan berpengalaman bertemu dengan
seseorang yang masih baru, langsung secara personal untuk
mengembangkan kemampuan terapis orang baru tersebut. Kerugian
utamanya adalah memerlukan biaya yang mahal serta waktu pertemuan
yang terbatas.
2. Led group
Yang menjadi point utama dari led group ini adalah bahwa memiliki
keuntungan dari apprenticeship model dalam hal penawaran jasa ahli,
sedangkan tipe ini lebih ekonomis dan praktis dalam banyak setting.
Selain itu juga dapat belajar dari kasus praktisi yang lain.
3. Consullation
Untuk praktisi yang sangat berpengalaman, ini bisa menjadi satu-satunya
tipe supervisi yang tersedia, karena mungkin tidak ada lagi yang lebih
ahli. Consullation dapat berupa supervisi secara personal atau juga bisa
mutual, dimana keduanya saling mengawasi satu sama lain.
4. Peer group
Keuntungannya adalah murah dan mudah dibentuk; dapat saling belajar;
dan dapat mendorong partisipan yang kurang berpengalaman untuk
Penggunaan tape
Penggunaan audio atau video tape dalam sesi klien selalu menjadi hal
yang istimewa dalam supervisi CBT, agar supervisor dapat mengobservasi apa
yang terjadi secara langsung. Kami sangat merekomendasikan pengunaan tape.
Keuntungan-keuntungannya adalah :
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 147/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Memilih supervisi
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 148/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 149/151
7/31/2019 CBT-translet buku
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 150/151
7/31/2019 CBT-translet buku
Anda perlu memahami pemikiran dan keyakinan mengenai hal ini. Sebagai
contoh, apakah terlalu menuruti supervisor anda, setuju untuk melakukan
tindakan yang sebenarnya tidak terlalui kamu setujui? Jika begitu, apa yang
membuat kamu sulit untuk memberitahu supervisor anda apa yang kamu
tidak setujui? Coba pahami menuntun ke arah mana hal tersebut. Rekaman
terapi dapat sangat berguna untuk membantu melihat dimana sesi terapi
yang mungkin keluar jalur. Dan, anda dapat selalu bertanya dalam supervisi.
Keyakinan negative mengenai supervisi
Supervisi sebaiknya dilihat sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai
ancaman. Seperti kinerja klinis kita, penting untuk mengidentifikasi keyakinan
negatif yang dapat mengganggu perkembangan proses. Anda perlu lebih
menyadari keyakinan anda yang kurang tepat dan gunakan kemampuan CBT
anda untuk mengevaluasinya.
http://slidepdf.com/reader/full/cbt-translet-buku 151/151