Anda di halaman 1dari 124

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

DESA JATI KESUMA NAMORAMBE KABUPATEN DELI SERDANG

Disusun sebagai Salah Satu Syarat dalam Mencapai Kompetensi


Mata Ajar Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Kelompok Khusus
pada Program Pendidikan Profesi Ners

Disusun Oleh :
Mahasiswa Profesi Ners Kelompok Cluster Aceh, Sumatera Utara,
dam Sumatera Selatan

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sehat adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan). Konsep
“sehat” menurut World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan
yang sangat luas, yaitu “keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial,
tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”.
Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini merupakan suatau keadaan
ideal, dari sisi biologis, psiologis, dan sosial sehingga seseorang dapat melakukan
aktifitas secara optimal. Definisi sehat yang dikemukakan oleh WHO
mengandung karakteristik yaitu, merefleksikan perhatian pada individu sebagai
manusia, memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan
ektersnal.,Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian, dan
bukan merupakan suatu keadaan tetapi merupakan proses dan yang dimaksud
dengan proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik
mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya.
Berdasarkan visi dan misi Kementerian Kesehatan yaitu Masyarakat sehat
yang mandiri dan berkeadilan. Untuk dapat mewujudkan masyarakat yang hidup
sehat dan mandiri tersebut maka disusunlah misi yaitu Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat ; Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan ; Menjamin
ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan serta menciptakan tata kelola
kepemerintahan yang baik.
Untuk mencapai misi maka tujuan pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai penduduk yang hidup
dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah RI.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan diperlukan kerjasama dari
berbagai lintas sektor seluruh komponen bangsa bukan hanya pemerintah dan
petugas kesehatan akan tetapi dari masyarakat itu sendiri, agar masalah kesehatan
masyarakat Indonesia dapat diatasi.
Secara umum adapun masalah kesehatan yang ada pada penduduk RI sebagai
berikut : Kanker payudara, Kanker paru, Diabetes, Stroke, Hypertensi, Hepatitis
B, TBC, Stunting (Kemenkes, 2017 ). Sedangkan di Provinsi Sumatera Utara
masalah kesehatan yang ditemui seperti : Stroke 21,1%, penyakit jantung dan
pembuluh darah 12,9%, komplikasi DM 6,7%, TBC 5,7%, hipertensi 5,3%,
penyakit paru kronik 4,9%, hati 2,7%, gabungan diare dan gatroenteritiskarena
infeksi 1,9%. (Dinkes, 2017).
Maka mahasiswa melakukan praktik untuk memberikan pemahaman kepada
masyarakat tentang pentingnya kesehatan, pencegahan dan penanggulangan
terhadap penyakit.
Mahasiswa terbagi 3 Cluster yaitu Cluster Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera
Selatan. Dimana pada Cluster Sumatera Utara tepatnya Di Desa Jati Kesuma
Kecamatan namorambe Kabupaten Deli Serdang, kami mengambil sebanyak 30
KK, dan ditambah pengambilan KK dari daerah Kuta Padang, Aceh Barat
sebanyak 5 KK, daerah Desa Air Genting, Tanjung Balai sebanyak 5 KK, daerah
Dolok Sanggul sebanyak 5 KK, dan daerah Sumatera Selatan sebanyak 5 KK dan
didapatkan sebanyak 50 KK untuk melakukan pengkajian kemudian akan di
lakukan pendataan serta tabulasi terhadap data-data yang sudah dikumpulkan,
sehingga muncul beberapa permasalahan dan penyakit yang ada di Desa Jati
Kesuma Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang dan beberapa daerah
lainnya yaitu penyakit Hipertensi, Gatritis, permasalahan pada Pembuangan
Sampah di tempat terbuka dan dibakar, permasalahan perilaku kesehatan
cenderung beresiko : tidak minat berolahraga serta permasalahan pada
pengetahuan mengenai Corona Virus atau Covid-19. Sementara untuk prioritas
masalah yang dominan yaitu mengenai pemilahan, pembuangan dan pengelolaan
sampah serta minim pengetahuan mengenai Covid-19 dan Penatalaksanaan 3M.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat pada Cluster Aceh, Sumatera
Utara dan Sumatera Selatan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang
optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri tentang masalah kesehatan.
Dan memfokuskan pemecahan permasalahn di Desa Jati Kesuma Dusun II,
Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
2. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai pada Praktik Keperawatan Komunitas di Desa
Jati Kesuma Dusun II, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatra Utara, antara lain :
a. Melakukan pengumpulan data komunitas yang berhubungan dengan
kesehatan bersama masyarakat dengan menggunakan format survey
kesehatan masyarakat
b. Menggerakkan dan membina Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes)
c. Menganalisa data kesehatan yang di dapat di masyarakat
d. Merumuskan diagnosa keperawatan/ masalah kesehatan dengan
menyelenggarakan musyawarah masyarakat RT (MMT)
e. Melakukan tindakan keperawatan
f.Menggerakkan masyarakat melakukan kegiatan yang telah di rencanakan
g. Meggubah perilaku kesehatan masyarakat
h. Melakukan pengembangan dan pengorganisasian masyarakat
i. Melakukan koodinasi atau kerjasama dengan lintas program dan lintas
sektoral
j. Melakukan evaluasi keperawatan
C. MANFAAT
1. Masyarakat desa Jati Kesuma Dusun II, Kecamatan Namorambe,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
Memberikan gambaran masalah kesehatan lingkungan , pendidikan,
keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan
sosial yang ada/ kegiatan sosial masyarakat
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan- kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat desa Jati
Kesuma Dusun II, Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara
3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas khususnya pada desa Jati Kesuma Dusun II, Kecamatan
Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
STRUKTUR BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
(BPD)
DESA JATI KESUMA KECAMATAN NAMORAMBE
KABUPATEN DELI SERDANG
PERIODE 2020 – 2026

KETUA
HARIADI

WAKIL KETUA SEKRETARIS


UEN JUAENI B E N N Y S.

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


SYAHRIZALI SUHARJONO SUYITNO

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


SUPIR SEMBIRING, SE HENDRA SITORUS DIAH DWI ANGGINI, S.Pd
BAGAN MEKANISME GERAKAN PKK
DESA JATI KESUMA
PEMBINA KETUA
TP PKK Ny HABIBAH PANGGUNG WASITO
PANGGUNG WASITO
PARA WAKIL KETUA
Ny SUPIYANTI

SEKRETARIS
BENDAHARA JULIANA ARIANI
MASDALIPAH

POKJA I
Ny. HALIMAH Ny. SUYANTI
POKJA II POKJA III POKJA IV
Ny. KOMARIAH
Ny. HALIMAH Ny. ANISAH GOK MANIA
Ny. SUWARNI
Ny. SALBIAH Ny. YAYUK PARJIAH
Ny. MISNAH
Ny. RASMIDAH Ny. SUYATIN ROHANI
Ny. JULIANA Ny. RISMAWATI LAMSARIAH
Ny. MARYATI Ny. SUKARNI CANDRA DEWI

KELOMPOK PKK KELOMPOK PKK KELOMPOK PKK


DUSUN I DUSUN II DUSUN III
Ny. KOMARIYAH Ny. SUSANTI Ny. PARJIAH

KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK


KELOMPOK KELOMPOK DASA WISMA
KELOMPOK
DASA WISMA
[Type
DASA WISMAa DASA WISMA DASA
DASA Ny. SUYANTI
KELOMPOK
KELOMPOK
Ny. RISMA WISMA DASA WISMA
Ny, MARIANA Ny. ARIATIK DASA WISMA
quote Ny.WASWIK WISMA
Ny. SALBIAH
Ny. SUSANTI
Ny. JULIANI
N
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Defenisi
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan
keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).
Beberapa pengertian keperawatan komunitas diatas dapat dapat
disimpulkan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu penerapan
asuhan keperawatan yang memadukan ilmu keperawatan dan kesehatan
masyarakat dalam melibatkan dukungan dan peran aktif masyarakat dalam
melaksanakan pelayanan preventif dan kuratif secara komprehensif tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
1) Tujuan Keperawatan Komunitas
a. TujuanUmum
Asuhan Keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara kesehatannya sehingga dapat mencapai
derajat kesehatan yang optimal, yang berarti masyarakat tidak hanya
terbebas dari penyakit namun mampu produktif sampai usia senja.
b. Tujuan khusus pemberian asuhan keperawatan komunitas menurut R
Fallen dan R Budi Dwi K (2010) antara lain :
1. Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang konsep sehat dan
sakit
2. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga dan kelompok serta
masyarakat pada umumnya untuk melaksanakan upaya perawatan
dasar dalam rangka menangani masalah keperawatan
3. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus di rumah, panti dan
di masyarakat yang membutuhkan pembinaan dan asuhan
keperawatan
4. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan
tindak lanjut dan asuhan keperawatan di rumah
5. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok
resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit dan di Puskesmas
6. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial
untuk menuju keadaan sehat optimal.

2) Fungsi Keperawatan Komunitas


1. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah
bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan
masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya di bidang kesehatan.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan
peran serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan
penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat
mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).
3) Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Proses kelompok (group process) Seseorang dapat mengenal dan
mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari pengalaman
sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,
media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas
kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan
di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit
yang paling sering mereka temukan sebelumnya sangat
mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit yang
mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang
bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi
memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok.
b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion) Pendidikan kesehatan
adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana
perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer
materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi
adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok atau
masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan
menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik,
mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun
secara sosial.
c. Kerjasama (Partnership) Berbagai persoalan kesehatan yang
terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan
baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas.
Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat
diatasi dengan lebih cepat.
4) Pelayanan Kesehatan Keperawatan Komunitas Menurut
Depkes RI (2006), pelayanan keperawatan komunitas dapat
diberikan langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan
seperti:
a. Unit pelayanan kesehatan yang mempunyai pelayanan rawat
jalan dan rawat inap (Rumah Sakit, Puskesmas, dan lain lain)
b. Rumah
Perawat homecare memberikan pelayanan pada keluarga dirumah
yang menderita penyakit akut maupun kronis. Peran home care
adalah untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam perawatan
anggota keluarga yang sakit ataupun yang berisiko.
c. Sekolah.
Perawat sekolah dapat melakukan perawat day care, selain itu
dapat juga melakukan pemeriksaan secara keseluruhan
(screening), mempertahankan kesehatan dan memberikan
pendidikan kesehatan.
d. Tempat kerja atau industri.
Perawat melakukan kegiatan perawatan langsung dengan kasus
kesakitan atau kecelakaan minimal ditempat kerja dan industri.
Selain itu perawat juga memberikan pendidikan kesehatan
e. Barak penampungan.
Perawat memberikan tindakan langsung pada kasus prnyakit
akut,kronis serta kecacatan fisik ganda dan mental.
f. Kegiatan Puskesmas Keliling.
Diberikan kepada individu, kelompok masyarakat dipedesaan dan
kelompok terlantar. Bentuk pelayanan seperti pengobatan
sederhana, screening kesehatan, kasus penyakit akut dan kronis,
pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
g. Panitia atau kelompok khusus lain seperti panti asuhan anak, panti
werda, panti social, rumah tahanan.
h. Pelayanan pada kelompok resiko tinggi:
1. Kelompok wanita, anak dan lansia yang mendapat perlakuan
kekerasan.
2. Pusat pelayanan kesehatan jiwa danpenyalahgunaan obat.
3. Tempat penampungan kelompok dengan HIV/AIDS dan
Wanita Tuna Susila.

5) Bentuk – Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat


a. Posyandu Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan
posyandu. Secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat
kegiatan dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh
pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu posyandu juga dapat
diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB dan kesehatan
ditingkat kelurahan atau desa, yang melakukan kegiatan kegiatan
seperti:
1. Kesehatan ibu dan anak
2. KB
3. Imunisasi
4. Peningkatan gizi
5. Penanggulangan diare
6. Sanitasi dasar
7. Sediaan obat esensial (Zulkifli, 2003).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu, hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi
masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat
memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama.
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun
keberadaannya di masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh
karena itu pemerintah mengadakan revitalisasi posyandu. Revitalisasi
posyandu merupakan upaya pemberdayaan posyandu untuk
mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status
gizi dan kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan
dan meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui
peningkatan kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu
(Zulkifli, 2003).
Tujuan pokok penyelenggaraan Posyandu adalah untuk :
1. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
3. Mempercepat penerimaan NKKBS
4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang
peningkatan kemampuan hidup sehat
5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografi
6. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam
rangka alih teknologi untuk swakelola usaha kesehatan
masyarakat. Menurut (Nasru effendi, 2000)
Untuk menjalankan kegiatan Posyandu dilakukan dengan system 5
meja, yaitu:
A. Meja I
1. Pendaftaran
2. Pencacatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan PUS
(Pasangan Usia Subur)
B. Meja II Penimbangan Balita dan ibu hamil
C. Meja III Pengisian KMS
D. Meja IV
1. Diketahui BB anak yang naik/tidak naik, ibu hamil dengan resiko
tinggi, PUS yang belum mengikuti KB
2. Penyuluhan kesehatan
3. Pelayanan PMT, oralit, Vit. A, Tablet zat besi, Pil ulangan,
Kondom
E. Meja V
1. Pemberian imunisasi
2. Pemeriksaan Kehamilan
3. Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan di Pelayanan kontrasepsi
IUD, suntikan.
4. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi:
a. Kesehatan ibu dan anak:
1) Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
2) Pemberian vitamin A dosis tinggi (bulan vitamin A pada bulan
Februari dan Agustus)
3) PMT
4) Imunisasi
5) Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan.
Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS
setiap bulan.
b. Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
c. Pemberian Oralit dan pengobatan.
d. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi
sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja
IV dengan materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil.
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
Menurut (Nasrul effendi, 2000), untuk meja I sampai meja
IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V
dilaksanakan oleh petugas kesehatan seperti dokter, bidan, perawat,
juru imunisasi. Tetapi dilapangan yang kita temukan dari meja 1
sampai meja 5 dilakukan oleh semua perawat puskesmas, hanya
dibeberapa posyandu yang kader kesehatannya berperan aktif.
Pendidikan dan pelatihan kader selama ini hanya sebatas wacana
saja dimasyarakat. Kader seharusnya lebih aktif berpatisipasi
dalam kegiatan Posyandu. Keadaan seperti ini masih perlu
perhatian khusus untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
6) Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah
praktik yang bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau
gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. Model praktik
keperawatan didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep
praktik (Riehl & Roy,1980 dalam Sumijatun, 2006).
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model
Health Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini
merupakan model konsep yang menggambarkan aktivitas
keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat
fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan
adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).
Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada
meta paradigm keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari
klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Asumsi Betty
Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
keperawatan komunitas adalah:
a. Manusia, merupakan suatu system terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari
variable yang utuh, yaitu : fisiologi, psikologi, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar atau system klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan
kebutuhan. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai
dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.
Optimumhealth Incipientilnes Overilnes Veryseriousilnes

Skema1.Sehat Bersifat Dinamis


Model ini menganalisi interaksi anatara empat variable yang
menunjang keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau
fisiologis, aspek psikologis, aspek social dan kultural, serta aspek
spiritual.
Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko,
cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu
garis pertahanan fleksibel, normal dan resisten. Sehat dapat
diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:
1. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
2. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak
mengandung harapan baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan
kesehatannya, dan lain-lain)
3. Sociallyill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang
mampu secara social, baik ekonomi maupun interaksi social
dengan masyarakat
4. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan
tanpa alasan
5. Medicallyill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan
diukur
6. Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari
pada menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan.
Dalam kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan
kesehatannya, dia tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan
orang lain
7. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi
mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat
membantu dalam penyembuhan sakit medisnya
8. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis,
medis dan social

7) Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan


Pelayanan Kesehatan Utama
Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan dan memlihara kesehatan masyarakat dengan
menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam
melakukan upaya promotif dan perventif dengan tidak melupakan
tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan masyarakat
mampu mengenal, mengambil keputusan dan memelihara kesehatan.
(Mubarak,2009).
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu
sebagai klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan
komunitas terdiri dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada
model pendekatan / totalitas individu dari Neuman (1972 dalam
Anderson,2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas
sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan
keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan
masyarakat dan keperawatan.Model tersebut telah diganti namanya
menjadi model komunitas sebagai mitra , untuk menekankan filosofi
pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
a. Tingkat Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut. pelayanan
pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah/ puskesmas,
meliputi penderita yang memerlukan pelayanan tindak lanjut yang
tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan dirumah/ puskesmas,
penderita resiko tinggi seperti penderita penyakit demam berdarah dan
diare. Kemudian individu yang memerlukan pengawasan dan
perawatan berkelanjutan seperti ibi hamil, ibu menyusui , bayi, dan
balita.
b. Tingkat Keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan
keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga
dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi
rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita penyakit
menular dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan unit
utama masyarakat dan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat. Dalam pelaksanaanya, keluarga tetap juga berperan
sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggotanya.
c. Tingkat Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan
dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu
wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi
oleh wilayah atau masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu
misalnya kebudayaan , pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya.
Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang
komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi keperawatan
komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer, sekunder, dan
tertier melalui proses individu dan kelompok dengan kerja sama lintas
sektoral dan lintas program. Pelayanan yang diberikan oleh
keperawatan komunitas mencakup kesehatan komunitas yang luas dan
berfokus pada pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu :
1. Pencegahan Primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada penghentian
penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan primer mencakup
peningkatan derajat kesehatan secara umumdan perlindungan spesifik.
Promosi kesehatan secara umum mencakup pendidikan kesehatan baik
pada individu maupun kelompok. Pencegahan primer mencakup
tindakan spesifik yang melindungi individu melawan agen-agen
spesifik misalnya tindakan perlindungan yang paling umum yaitu
memberikan imunisasi pada bayi, anak balita, dan ibu hamil,
penyuluhan gizi bayi dan balita.
2. Pencegahan Sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk mendeteksi penyakit
lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor resiko diklasifikasi sebagai pencegahan sekunder
misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
3. Pencegahan Tertier
Pencegahan tertier merupakan pencegahan yang mencakup
pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang dengan stadium dini
dan rehabilitasi pada orang yang mengalami kecacatan agar dapat
secara optimal berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya
mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan,
berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan
pengorganisasian masyarakat (Mubarak, 2009).
a. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas
Falsafah kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-
sosio-kultural-spritual) terhadap kesehatan masyarakat dan
memberikan prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu pada
paradigma keperawatan secara umum dengan 4 komponen dasar yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
b. Pengorganisasian Masyarakat
Pelaksanaan pengorganisasian pada masyarakat dilakukan melalui
tahapan-tahapan berikut :
1. Tahap Persiapan
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi
prioritas , menentukan cara untuk berhubungan dengan
masyarakat, mempelajari, dan bekerja sama dengan masyarakat.
2. Tahap Pengorganisasian
Dengan persiapan pembetukan kelompok dan penyesuaian
dengan pola yang ada dimasyarakat dengan pembentukan
kelompok kerja kesehatan.
3. Tahap pendidikan dan Pelatihan
Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok
masyarakat melalui pengkajian , membuat pelayanan
keperawatan langsung pada individu , keluarga dan masyarakat.
4. Tahap Formasi Kepemimpinan
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan
keterampilan yang mengikuti perencanaan , pengorganisasian ,
pergerakan dan pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan.
5. Tahap Koordinasi
6. Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan
masyarakat .
7. Tahap Akhir
Supervisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian
umpan balik dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk
kegiatan kelompok kesehatan kerja selanjutnya.
B. Asuhan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta
aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk
dapat mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat
meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat kesehatan seoptimal mungkin
dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya
(Chayatin, 2009). Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat
dan konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan komunitas
dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses keperawatan
komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung
melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan
kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009). 
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah (Mubarak,2005) :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam
tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
a. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
Tanya
jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat
tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara
harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan
selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses
keperawatan (Mubarak, 2005).
b. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera
dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
c. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan
yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan
fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa
keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi
(Mubarak, 2005).
d. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
2) Penghitungan prosentase cakupan
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
e. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan
(Mubarak, 2005).
f. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan
yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang
telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu
diperlukan prioritas masalah  (Mubarak, 2005)
g. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah  (Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format
Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
a. Sesuai dengan peran perawat komunitas
b. Jumlah yang beresiko
c. Besarnya resiko
d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e. Minat masyarakat
f. Kemungkinan untuk diatasi
g. Sesuai dengan program pemerintah
h. Sumber daya tempat
i. Sumber daya waktu
j. Sumber daya dana
k. Sumber daya peralatan
l. Sumber daya manusia
2. Diagnosa Keperawatan 
Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada
masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose
keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan
status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi. 
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
a. Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan
c. Symptom: tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah yang
terjadi.
3. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul
diatas adalah (Mubarak, 2005):
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang  tepat
e. Lakukan olahraga secara rutin 
f. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk 
memperbaiki lingkungan komunitas
g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
4. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen
keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam
hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat
(Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit
d. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan  komunitas 
5. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:   
a. Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b. Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawatan
c. Mencatat adanya  kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DESA JATI KESUMA NAMORAMBE

Asuhan keperawatan komunitas yang masih dilaksanakan oleh Mahasiswa


Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Ners Jurusan Keperawatan mulai tanggal
19 Oktober s.d 08 November 2020.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
diantaranya adalah penentuan lahan praktik, survei, pembuatan angket yang
mengacu pada pengkajian komunitas.
Kegiatan praktek Keperawatan Komunitas di awali dengan kegiatan
pembukaan dan pelepasan mahasiswa untuk terjun langsung pada
daerah/cluster tempat tinggal masing-masing dilaksanakan pada tanggal 19
Oktober 2020 melalui Zoom Meeting (daring) dikarenakan masih situasi
Pandemi Covid 19. Dalam acara serah terima tersebut mahasiswa mendapat
penjelasan dari Ketua Jurusan Keperawatan serta arahan dari Dosen Pendidik.
Selanjutnya mahasiswa merencanakan untuk memulai minta izin kepada Kader
dan Kepala Dusun di Desa Jati Kesuma Kecamatan Namorambe.
2. Tahap Pelaksanaan
A. Pengkajian
1) Gambaran Wilayah Desa Jati Kesuma Kecamatan Namorambe
Tahap pengkajian (pengumpulan data kesehatan masyarakat) dilakukan
dengan berbagai metode pengumpulan data, diantaranya penyebaran
angket/kuesioner, windshield survei tentang kondisi lingkungan Desa Jati
Kesuma Kecamatan Namoramber Kabupaten Deli Serdang dan observasi
tentang kondisi rumah masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 19
Oktober sampai dengan 08 November 2020.
Data pengkajian ini untuk melihat kondisi kesehatan warga, data demografi,
lingkungan fisik, status kesehatan, sosial ekonomi, tansportasi, rekreasi yang
ada di Desa jati Kesuma Kecamatan Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
a. Metode Windshield Survey
1. Data Geografi
Desa Jati Kesuma terdiri dari Dusun I, II, III terletak 2 Km dari ibu kota
Kecamatan dan 58 Km dari ibu kota Kabupaten yaitu Lubuk Pakam.
Secara administrative, Desa Jati Kesuma mempunyai batas-batas sebagai
berikut : sebelah Utara berbatasan dengan Desa Batu Penjemuran,
sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kuta Tengah, sebelah Timur
berbatasan dengan Sungai Deli, sebelah Barat berbatasan dengan Sungai
Babura. Luas Desa secara keseluruhan adalah 276 Km2, dimana sebagian
besar lahan digunakan untuk pertanian dan peternakan. Jenis ternak yang
banyak dibudidayakan adalah ternak sapi, kambing dan beberapa jenis
ungags seperti ayam, itik, burung dan jenis unggas lainnya.
2. Demografi
a. Jumlah KK: 50 KK
b. Jumlah penduduk: 188 Jiwa
c. Mobilitas penduduk: penduduk jarang di rumah ketika pagi dan
siang hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah.
d. Jumlah keluarga: 60 Keluarga
e. Kepadatan penduduk: Padat
3. Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang terdapat di Desa Jati Kesuma Kecamatan
Namorambe adalah terdapat Posyandu Lansia dan Posyandu Balita yang
rutin berjalan setiap bulan di minggu ke-3 , Lapangan Volly di
manfaatkan masyarakat untuk bermain voly setipa sore , terdapat Pos
Kamling yang di jadwalkan secara bergilir kepada warga setiap
malamnya mulai pukul 20.00 s.d 0.4.30 .
4. Kondisi kesehatan lingkungan Desa Jati Kesuma Kecamatan
Namorambe
1) Kebersihan
Wilayah Desa Jati Kesuma Kecamatan Namorambe tampak
bersih, namun sebagian halaman rumah masyarakat masih
dijumpai terdapat sampah di beberapa area sekitaran rumah
warga

2) Keberadaan TPS
Rata-rata warga mempunyai tempat sampah di depan rumah
kemudian masyarakat Rata-rata Membuang Sampah di
Tempat Penampungan Akhir yang biasanya ada tukang
sampah yang mengambil sampah.
5. Media Informasi
Masyarakat Desa Jati Kesuma Kecamatan Namorambe mendapat
informasi biasanya melalui petugas kesehatan dan media elektronik
maupun cetak yang disampaikan baik oleh Ketua RW, RT maupun
perkumpulan-perkumpulan masyarakat di wilayah Desa Jati
Kesuma tersebut. Tidak ada tempat informasi khusus (papan
pengumuman) yang terlihat di lingkungan Desa Jati Kesuma
Kecamatan Namorambe.
6. Sarana Transportasi
Sarana transportasi yang digunakan masyarakat Desa Jati Kesuma
Kecamatan Namorambe kebanyakan adalah sepeda motor, sepeda,
ada juga yang menggunakan mobil.
Diagram 1 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan berjenis kelamin Laki-laki dari 188 Jiwa (50 KK) adalah 94
jiwa sebanyak 50%.
Diagram 2 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Usia
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan Berusia 20 - <25 Tahun dari 188 Jiwa (50 KK) adalah 71 jiwa
sebanyak 37,76%.

Berdasarkan Agama
12,23%

87,76
%

Islam Kristen

Diagram 3 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Agama


Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan Beragama Islam dari 188 Jiwa (50 KK) adalah 165 jiwa
sebanyak 87,76%.
Diagram 4 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan Berpendidikan SLTP dari 188 Jiwa (50 KK) adalah 42 jiwa
sebanyak 22,34%.
Diagram 5 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan Memiliki Pekerjaan Sebagai Buruh dari 188 Jiwa (50 KK)
adalah 54 jiwa sebanyak 28,72%.

Diagram 6 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Makanan


Keluarga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Pengadaan Makanan Keluarga adalah Memasak
Sendiri 48 KK sebanyak 96%.
Aneka Ragam Makanan Bergizi

3%

44,66% 52,33%

Selalu Ada Kadang-kadang Tidak Lengkap

Diagram 7 : Distribusi Komposisi Aneka Ragam Makanan Bergizi


Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Aneka Ragam Makanan Bergizi adalah Selalu Ada
(Makanan Pokok, Protein Nabati dan Hewani, Sayur-mayur, Buah-buahan dan
Susu) sebanyak 52,33%
Diagram 8 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Cara Makan
Keluarga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya dari Cara Penyajian Makanan adalah dengan cara
tertutup 47 KK sebanyak 94%.

Diagram 9 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pantangan Makan


Keluarga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya 45 KK sebanyak 90% Tidak Terdapat Pantangan
Makanan.

Diagram 10 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan


Mengola Minum
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya dari Kebiasaan Mengola Minum dengan cara Selalu
Dimasak adalah 29 KK sebanyak 58%
Diagram 11 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan
Mengola Makanan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya dari Kebiasaan Mengola Makanan dengan cara
Dipotong Terlebih Dahulu Kemudian Dicuci adalah 50 KK sebanyak 100%

Diagram 12 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluarga Senang


Olahraga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Keluarga Tidak Senang (Suka) untuk Melakukan
Kegiatan Olahraga adalah 31 KK seabnyak 62%.

Diagram 13 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kapan Olahraga


Dilakukan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Kegiatan Olahraga yang dilakukan keluarga Tidak
Menentu (Waktu atau hari yang tidak terjadwal) adalah 22 KK sebanyak 44%.
Diagram 14 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluarga
Mengikuti Olahraga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Keluarga Tidak Mengikuti Kegiatan Olahraga adalah
42 KK sebanyak 84%.

Diagram 15 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keluarga


Kebiasaan Rekreasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Keluarga Tidak Memiliki Kebiasaan Rekreasi (Luar
Desa) adalah 32 KK sebanyak 64%.

Berdasarkan Lokasi Dikunjungi


6,38%

93,61
%

Dalam Kota Luar Kota

Diagram 16 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Lokasi


Dikunjungi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Lokasi yang dikunjungi Keluarga lebih sering di
Dalam Kota adalah 176 Jiwa sebanyak 93,61%.
Diagram 17 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Anggota
Menggunakan Waktu Senggang
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Anggota Keluarga lebih banyak memiliki waktu
senggang (waktu luang) bersama keluarga adalah 40 KK sebanyak 80%.

Diagram 18 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kegiatan


Berpengaruh Tidak Baik Diri Sendiri
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Kegiatan yang dilakukan yaitu Tidak Berpengaruh
yang buruk secara signifikan terhadap Diri Sendiri adalah 49 KK sebanyak 98%.
Diagram 19 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kegiatan
Berpengaruh Tidak Baik Pada Keluarga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Kegiatan yang dilakukan yaitu Tidak Berpengaruh
yang buruk secara signifikan terhadap Keluarga adalah 50 KK sebanyak 100%.

Diagram 20 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Anggota


Keluarga Mempunyai Penghasilan Sendiri
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Anggota Keluarga Mempunyai Penghasilan Sendiri
adalah 33 KK sebanyak 66%.
Diagram 21 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penghasilan
Digunakan Kepentingan Keluarga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Penghasilan Digunakan Untuk Kepentingan
Keluarga adalah 46 KK sebanyak 92%.

Diagram 22 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pendapatan


Keluarga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Pendapatan Keluarga adalah Rp.3Jt – 4Jt yaitu 23
KK sebanyak 46%.
Diagram 23 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran
Keluarga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Pengeluaran Keluarga adalah Rp.1Jt – 2Jt yaitu 26
KK sebanyak 54%.

Diagram 24 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penghasilan


Keluarga Mencukupi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Penghasilan Keluarga Mencukupi adalah 46 KK
sebanyak 92%.
Diagram 25 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ayah Bekerja
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Ayah Memiliki Pekerjaan adalah 45 KK sebanyak
90%.

Diagram 26 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ibu Bekerja


Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Ibu Memiliki Pekerjaan adalah 25 KK sebanyak
50%.
Diagram 27 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pengelola
Keuangan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya yang Mengelola Keuangan adalah Ibu yaitu 41 KK
sebanyak 82%.

Diagram 28 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Rumah


Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Jenis Rumah adalah Petak Yaitu 29 KK sebanyak
58%.
Diagram 29 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Bangunan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Jenis Bangunan adalah Permanen yaitu 24 KK
sebanyak 48%.

Diagram 30 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Luas


Pekarangan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Luas Pekarangan Rata-rata >5 m 2 22 KK sebanyak
44%.
Diagram 31 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Luas Bangunan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Luas Bangunan Rata-rata 35 m 2 16 KK sebanyak
32%.

Diagram 32 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Status Rumah


Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Status Rumah yaitu Milik Pribadi adalah 34 KK
sebanyak 68%.
Diagram 33 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Ventilasi Rumah
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Ventilasi Rumah Rata-rata >20% Luas Lantai 37 KK
sebanyak 74%.

Diagram 34 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Cahaya Dapat


Masuk
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Cahaya Dapat Masuk ke dalam rumah yaitu 47 KK
sebanyak 94%.
Diagram 35 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penerangan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Menggunakan Penerangan Listrik yaitu 46 KK
sebanyak 92%.

Diagram 36 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Lantai


Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Lantai adalah Plester yaitu 26 KK sebanyak 52%.
Diagram 37 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Rumah
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Kondisi Rumah Dalam Keadaan Bersih yaitu 35 KK
sebanyak 70%.

Diagram 38 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Punya Tempat


Sampah
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Mempunyai Tempat Sampah yaitu 40 KK sebanyak
80%.
Diagram 39 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Tempat
Sampah
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Kondisi Tempat Sampah Yang Terbuka yaitu 33
KK sebanyak 66%.

Diagram 40 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pengelolaan


Tempat Sampah
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Pengelolaan Sampah Dengan Cara Dibakar yaitu 27
KK sebanyak 54%.

Diagram 41 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Punya Sumber


Air
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Mempunyai Sumber Air yaitu 45 KK sebanyak 90%.

Diagram 42 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Darimana


Sumber Air
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Memiliki Sumber Air Dari Sumur Gali yaitu 26 KK
sebanyak 52%.

Diagram 43 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Sumber Air


Minum
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Sumber Air Minum Dari Sumur Gali yaitu 33 KK
sebanyak 66%.

Diagram 44 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keadaan Air


Minum
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Keadaan Air Minum yaitu Tidak Berwarna (Bersih
atau Jernih) yaitu 25 KK sebanyak 50%.

Diagram 45 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Punya Kandang


Ternak
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tidak Memiliki Kandang Ternak yaitu 34 KK
sebanyak 68%.
Diagram 46 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Dimana Letak
Kandang Ternak
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tidak Memiliki Kandang Ternak yaitu 38 KK
sebanyak 76%.

Diagram 47 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi


Kandang Ternak
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tidak Memiliki Kandang Ternak yaitu 33 KK
sebanyak 66%.
Diagram 48 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Punya Jamban
Keluarga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Mempunyai Jamban Keluarga Sendiri yaitu 49 KK
sebanyak 98%.
Diagram 49 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Jamban
Keluarga
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Menggunakan Jenis Jamban Leher Angsa yaitu 47
KK sebanyak 94%.
Diagram 50 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Keadaan
Jamban
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Keadaan Jamban Keluarga adalah Bersih yaitu 41
KK sebanyak 82%.

Diagram 51 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Punya


Pembuangan Air Limbah
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Mempunyai Pembuangan Air Limbah yaitu 47 KK
sebanyak 94%.

Diagram 52 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis


Pembuangan Air Limbah
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Jenis Pembuangan Air Limbah Menggunakan SPAL
yaitu 39 KK sebanyak 78%.
Diagram 53 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tersedia
Pelayanan Kesehatan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tersedia Pelayanan Kesehatan di lingkungan yaitu
49 KK sebanyak 98%.

Diagram 54 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Pelayanan


Kesehatan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Jenis Pelayanan Kesehatan adalah Puskesmas yaitu
30 KK sebanyak 60%.
Diagram 55 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Penggunaan
Tempat Pelayanan Kesehatan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya yang memanfaatkan Pelayanan Kesehatan adalah
Masyarakat Setempat yaitu 29 KK sebanyak 58%.

Diagram 56 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Masyarakat


Manfaatkan Pelayanan Kesehatan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Mansyarakat Membayar yaitu 32 KK sebanyak 64%.
Diagram 57 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tersedia Sarana
Pendidikan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tersedia Sarana Pendidikan yaitu 49 KK sebanyak
98%.

Diagram 58 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Sarana


Pendidikan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Jenis Sarana Pendidikan yaitu terdapat SD, SMP,
SMA yaitu 43 KK sebanyak 86%.
Diagram 59 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Status Sarana
Pendidikan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Status Sarana Pendidikan adalah Milik Pemerintah
yaitu 38 KK sebanyak 76%.

Diagram 60 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Siapa


Manfaatkan Sarana Pendidikan
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Masyarakat Setempat yang Memanfaatkan Sarana
Pendidikan yaitu 32 KK sebanyak 64%.
Diagram 61 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tersedia Sarana
Rekreasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tersedia Sarana Rekreasi yaitu 44 KK sebanyak
88%.
Diagram 62 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Sarana
Rekreasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Jenis Sarana Rekreasi adalah Taman yaitu terdapat 2
Taman (50%), 1 Wahana Bermain(25%) dan 1 Kebun Binatang (25%).
Diagram 63 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Status Sarana
Rekreasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Status Sarana Rekreasi adalah Milik Pemerintah
yaitu 41 KK sebanyak 82%.

Diagram 64 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Siapa


Manfaatkan Sarana Rekreasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya yang Memanfaatkan Sarana Rekreasi adalah
Masyarakat Setempat dan Luar Wilayah yaitu 44 KK sebanyak 88%.
Diagram 65 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Bagaimana
Manfaatkan Sarana Rekreasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Masyarakat Membayar pada Sarana Rekreasi yaitu
28 KK sebanyak 56%.

Diagram 66 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tersedia Sarana


Komunikasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tersedia Sarana Komunikasi yaitu 49 KK sebanyak
98%.
Diagram 67 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Sarana
Komunikasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tersedia Semua Sarana Komunikasi yaitu 26 KK
sebanyak 52%.

Diagram 68 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Mengapa


Manfaatkan Media
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Memanfaatkan Sarana Komunikasi adalah untuk
hiburan yaitu 30 KK sebanyak 60%.
Diagram 69 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tersedia Sarana
Transportasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tersedia Sarana Transportasi yaitu 48 KK sebanyak
96%.

Diagram 70 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Jenis Sarana


Transportasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Jenis Sarana Transportasi adalah Ojek Roda Empat
yaitu 26 KK sebanyak 52%.
Diagram 71 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Mengapa
Manfaatkan Sarana Transportasi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Memanfaatkan Sarana Transportasi untuk
Melakukan Aktivitas Sehari-hari yaitu 42 KK sebanyak 84%.

Diagram 72 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Adakah Anggota


Sakit
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tidak Ada Anggota yang sakit yaitu 35 KK
sebanyak 70%.
Diagram 73 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Adakah Anggota
Penyakit Kronis
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tidak Ada Anggota Keluarga Memiliki Penyakit
Kronis yaitu 43 KK sebanyak 86%.
Diagram 74 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Adakah Anggota
Sakit Satu Tahun Terakhir
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tidak Ada Anggota Keluarga yang Memiliki Sakit
Satu Tahun Terakhir yaitu 40 KK sebanyak 80%.

Diagram 75 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan


Berobat
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Memiliki Kebiasaan Berobat di Medis/Dokter yaitu
22 KK sebanyak 44%.
Diagram 76 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Pembelian Obat
Sendiri Darimana
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Sudah Biasa Menggunakan Obat yang biasa
dikonsumsi yaitu 43 KK sebanyak 86%.

Diagram 77 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Berobat Dimana


Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Berobat di Klinik Bidan yaitu 24 KK sebanyak 48%.
Diagram 78 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Adakah Anggota
Keluarga Cacat
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tidak Ada Anngota Keluarga yang Cacat yaitu 46
KK sebanyak 92%.

Diagram 79 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Cara Tangani


Anggota Cacat
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tidak Memiliki Anggota Keluarga yang Cacat yaitu
sebanyak 40 KK sebanyak 80%.
Diagram 80 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Adakah Anggota
Keluarga Meninggal Satu Tahun Terakhir
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tidak Ada Anggota Keluarga yang Meninggal Satu
Tahun Terakhir yaitu 49 KK sebanyak 98%.
Diagram 81 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Berapa Kali
Anak Sikat Gigi
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Anak Menyikat Gigi 2 Kali/Hari yaitu 15 Anak
sebanyak 75%.

Diagram 82 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Kondisi Gigi


Anak
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Kondisi Gigi Anak adalah Bersih dan Sehat yaitu 14
Anak sebanyak 70%.
Diagram 83 : Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Apakah
Keluarga Punya Gangguan Mental
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan umumnya Tidak Ada Anggota Keluarga yang Mempunyai
Gangguan Mental yaitu 48 KK sebanyak 96%.
Diagram 84 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Covid -19
Pada diagram diatas dapat dilihat umumnya warga dari Cluster Aceh, Sumatera
Utara (Dusun II Desa Jati Kesuma Kecamatan Kabupaten Deli Serdang) dan
Sumatera Selatan mengenai Pengetahuan Covid-19 diukur berdasarkan Kuesioner
yang diberikan kepada per KK (dilihat dari Pendidikan) umumnya Banyak
Menjawab Salah pada kuesioner yang diberikan. Sementara dari Diagram 84 dari
total keseluruhan 156 KK (berdasarkan Pendidikan yang sudah Tamat) terdapat
56 KK sebanyak 35,88% yang menjawab benar sementara terdapat 100 KK
sebanyak 64,12% yang menjawab salah.

B. Analisis data
Tabel 3.1 Analisis Data

DATA ETIOLOGI PROBLEM


Data Subjektif
1. Hasil pengamatan kelompok bahwa di Ketidakadekuatan Pengelolaan
sampah
Desa Jati Kesuma Namorambe masih ada dukungan sosial
warga melakukan pembuangan sampah
dengan terbuka, sehingga banyak lalat
dan menimbulkan aroma tak sedap di
sekitarnya.
2. Hasil pengamatan kelompok bahwa di
Desa Jati Kesuma Namorambe masih ada
warga yang pengelolaan sampah dengan
cara dibakar, asap pembakarannya cukup
meresahkan warga didekatnya.
3. Hasil pengamatan kelompok tentang
pendapat penduduk di Desa Jati Kesuma
Namorambe dalam pengolaan sampah
bahwa warga kurang paham mengelolah
sampah, sehingga sudah terbiasa dengan
cara pembakaran dalam pengolahan
sampah
Data Objektif
1. Hasil persentase tempat pembungan
sampah dengan kondisi terbuka sebesar
33%
2. Hasil persentase sistem pengelolaan
sampah dengan cara dibakar 27%

Data Subjektif :
1. Hasil pengamatan kelompok bahwa di Kurang
Desa Jati Kesuma Namorambe telah terpaparnya
pencegahan
mendapat penjelasan dan himbauan informasi
dan
tentang Covid-19, namun masih terdapat
penanganan
keluarga belum mengerti pencegahan dan
Covid-19
penanganan Covid-19 dengan baik
2. Hasil pengamatan kelompok bahwa di
Desa Jati Kesuma Namorambe keluarga
mengatakan terlalu banyak mendapat kan
informasi dengan sumber yang belum
pasti, sehingga beberapa warga bingung
menerima informasi yang tepat.
3. Hasil pengamatan kelompok bahwa
penduduk di Desa Jati Kesuma
Namorambe mengatakan tidak dapat
menyukupi aneka ragam makanan
bergizi di tengah pandemi covid-19
Data Objektif :
1. Komposisi penduduk di Desa Jati
Kesuma Namorambe adalah usia dewasa
37,76% dan usia lansia 8,50%.
2. Dari 50 KK terdapat 44,66% kadang-
kadang tersediannya aneka ragam
makanan bergizi di keluarganya
3. Dari 50 KK terdapat 3% tidak lengkap
tersediannya aneka makanan bergizi di
keluargannya
4. Dari 50 KK, terdapat 73,3% stigma
masyarakat menjawab benar mengenai
Covid-19 dengan baik
5. Dari 50 KK, terdapat 26,6% stigma
masyarakat menjawab salah mengenai
Covid-19

C. Rumusan Diagnosis Keperawatan


1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan
ketidakadekuatan dukungan sosial
2. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi

D. Prioritas Masalah
Tabel 3.2 Proiritas Masalah
Masalah
Skor Urutan
NO Kesehatan/ A B C D E F G H
Total Prioritas
Keperawatan
1. Perilaku 4 4 5 3 4 3 4 3 30 1
kesehatan
cenderung
beresiko
berhubungan
dengan
ketidakadekuatan
dukungan sosial
2. Manajemen 4 3 4 2 3 4 4 4 28 2
kesehatan tidak
efektif
berhubungan
dengan kurang
terpaparnya
informasi

Keterangan :
A : Resiko terjadi masalah Penilaian diberikan dengan rentang nilai 0-5
B : Resiko parah 0 = tidak ada
C : Potensi untuk pendidikan kesehatan 1 = sangat rendah
D : Minat masyarakat 2 = rendah
E : Kemungkinan diatasi 3 = sedang
F : Sesuai program pemerintah 4 = tinggi
G : Sesuai dengan peran perawat 5 = sangat tinggi
H : Tersedia sumber (waktu, tempat, dana, fasilitas kesehatan
PERENCANAAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI DESA JATI KESUMA, KEC. NAMORAMBE
Tabel 3.3 PoA (Plan of Action)

Masalah
No. Tujuan Sasaran Rencana Tindakan Waktu Tempat Alokasi PJ Paraf
Kesehatan
Dana
1. Perilaku Dalam waktu 3 Warga dusun Tingkatkan Perilaku Oktober Dusun II Cluster
Bulan dukungan Aceh,
kesehatan II Jati Hidup Sehat 2020 Jati
sosial terhadap Sumatera
cenderung perilaku kesehatan Kesuma, 1. Demonstrasikan cara Kesuma Utara, dan
warga Desa Jati Sumatera
beresiko Namorambe pengelolaan sampah Namoram
Kesuma Kec. Selatan
berhubungan Namorambe kering maupun sampah be
meningkat.
dengan basah
dengan kriteria
ketidakadekuatan 2. Lakukan sosialisasi cara
hasil:
dukungan sosial pemilahan sampah
1. Masyarakat
kering dan sampah basah
menyatakan
3. Lakukan simulasi
mengerti tentang
pemilahan sampah
bahaya sampah
kering dan sampah basah
bagi kehidupan
dan pengolahan
sampah yang serta lakukan
benar pemasangan spanduk
2.Terbentuk terkait pengolahan
komitmen poitif
sampah
dari lintas
sektor terkait 4. Pendidikan kesehatan
pengelolaan
kepada masyarakat untuk
sampah
3. Masyarakat pola hidup sehat dan
membuang perilaku hidup sehat
sampah secara 5. Lakukan koordinasi
tertutup lintas sektor untuk
4. Masyarakat perencanaan,
memisahkan pelaksanaan dan
sampah basah pengawasan pengolahan
dan sampah sampah
kering.

2 Manajemen Dalam waktu 3 Warga dusun 1. Lakukan pengkajian Minggu Dusun II


Kesehatan tidak Bulan manajemen II Jati pengetahuan mengenai ke-IV Jati
Covid-19
efektif kesehatan di Desa Kesuma, Oktober Kesuma
berhubungan Jati Kesuma Namorambe 2020 Namoram
dengan kurang meningkat dengan be
2. Lakukan sosialisasi
terpaparnya kriteria :
Covid-19 dan Cara Minggu
informasi 1. 100%
pencegahan dengan 3M ke-V
Masyarakat
Oktober
paham tentang
2020
pencegahan dan
3. Berikan Pendidikan
penatalaksanaan Minggu
kesehatan terkait stigma
Covid 19 ke-V
buruk Covid-19
2. 100% Warga Oktober
memahami 2020
tentang pentingya 4. Koordinasi lintas sektor
Minggu
3M terkait Wabah Covid-19
ke-V
3. 100% Warga
Oktober
melakukan 3 M 5. Simulasikan 3M
2020
4. 80% warga
Minggu
mampu
6. Ajarkan Modifikasi ke-V
memodifikasi
Oktober
menu makan
2020
keluarga makanan yang bernutrisi
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DI DESA JATI KESUMA, KEC. NAMORAMBE
Tabel 3.3 PoA (Plan of Action)

Hari/ Tanggal Implementasi Respon


Kamis, 05 Oktober Sosialisasi cara pemilahan sampah kering dan sampah basah S : Warga mengatakan mengerti bagaimana
2020 cara pegolahan sampah yang baik dan
memilah sampah kering dan sampah
basah.
O: Warga Mendemonstrasikan cara
pengelolaan sampah kering maupun
sampah basah
1. Mampu menjelaskan kembali cara
pemilahan sampah kering dan sampah
basah
2. Mampu melakukan simulasi pemilahan
sampah kering dan sampah basah serta
lakukan pemasangan spanduk terkait
Pengelolaan Sampah
Kamis, 05 Oktober Sosialisasi Pengetahuan Covid-19 dan Simulasikan pencegahan S : Warga mengatakan sudah lebih
2020
dengan 3M (Mencuci Tangan, Memakai Masker dan Menjaga memahami bagaimana penyebaran
Jarak) dengan baik. Covid-19 dan cara mencegah terjadinya
penyebaran.
O :Warga menjelaskan mendemonstraikan
kembali terkait pengetahuan Covid-29 dan
Cara mencegah dengan 3M.
1. Mampu menjelaskan kembali sedikit
pengetahuan mengenai Covid-19
2. Mampu mensimulasikan 3M (Mencuci
Tangan dengan 6 langkah, Memakai
Masker dan Menjaga Jarak) dengan
baik
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan


Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah
Sasaran : Masyarakat Desa Jati Kesuma Kecamatan
Namorambe
Waktu : 20 menit
Hari / tanggal : Selasa, 27 Oktober 2020
Tempat : Balai Desa
Penyuluh : DZULHIDAYATI AS

A. Tujuan Instruksi Umum ( TIU )


Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat mampu mewujudkan dan
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat tentang pengelolaan sampah.
B. Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )
Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat dapat :
a. Mengetahui pengertian sampah
b. Mengetahui jenis-jenis sampah
c. Mengetahui sumber sumber sampah
d. Mengetahui cara pengelolaan sampah
e. Memahami bahaya sampah bagi kesehatan
f. Menerapkan perilaku membuang sampah yang benar
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Materi
a. Pengertian sampah
b. Jenis-jenis sampah
c. Sumber sumber sampah
d. Cara pengelolaan sampah
e. Bahaya sampah bagi kesehatan
f. Perilaku membuang sampah yang benar
E. Media Penyuluhan
1. PPT
F. Kegiatan Penyuluhan

No. Langkah-
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
Langkah
Pendahuluan 3 menit - Memberi salam - Menjawab salam
- Memperkenalkan diri - Kooperatif, mengerti
- Menjelaskan maksud tujuan
1
dan tujuan - Menjawab pertanyaan
- Memberi pertanyaan penuntun
pembuka/penuntun
Penyajian 8 Menyampaikan materi Menyimak pemaparan
menit tentang : materi
 Pengertian sampah
 Jenis-jenis sampah
 Sumber sumber
sampah
2
 Cara pengelolaan
sampah
 Bahaya sampah bagi
kesehatan
 Perilaku membuang
sampah yang benar
3 Evaluasi 6 Melakukan evaluasi Mampu menjawab
menit dengan mengajukan pertanyaan
pertanyaan seputar
materi yang telah
dipaparkan

4 Penutup 4 Memberikan pesan- Menjawab salam


menit pesan berupa motivasi
dan salam penutup

Lampiran materi
Pengelolaan Sampah
A. Pengertian Sampah
1. Dari sesuatu yang tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus
dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia
(termasuk kegiatan industri) tetapi bukan yang biologis.
2. Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktifitas manusia maupun alam
yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah berupa padat cair dan
gas

B. Sumber sampah
1. Manusia
Bahan buangan yang dikeluarkan oleh tubuh manusia, sebagai hasil
pencernaan (tinja , air seni )
2. Hewan
Bahan buangan yang dikeluarkan oleh hewan (sapi, babi. ayam dll), sebagai
hasil pencernaan (kotoran hewan)
3. Air limbah buangan rumah tangga maupun pabrik.
a. Limbah cair rumah tangga, seperti sisa air mandi, bekas cucian dan
limbah dapur.
b. Limbah pabrik sebelum dibuang ke alam bebas perlu diolah secara
khusus.
4. Sisa proses industri atau hasil sampingan kegiatan rumah tangga.
a. Sampah lapuk (sayur mayur, dll)
b. Sampah tidak lapuk dan tidak mudah lapuk (plastik, kaca dan mika)
C. Sampah dapat digolongkan menjadi
1. Sampah Organik
Yaitu sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makanan, sayuran daun-
daun kering dan sebagainya.

2. Sampah An Organik
Yaitu sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, wadah
pembungkus makanan , botol, kaleng, besi dan sebagainya.
D. Pengelolaan sampah
Memilah Sampah - Sampah di pisah antara organik dan anorganik
1. Sampah Organik - dapat diurai (degradable),
Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. K ompos dapat
mengurangi tumpukan sampah yang mudah membusuk seerta sangat berguna
dalam penyuburan tanah, selain itu kompos juga bisa memberikan nilai ekonomis
dengan cara menjual kompos yang dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman.
2. Sampah Anorganik - tidak terurai (undegradable),
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang dapat didaur
ulang.
Mendaur Ulang Dengan 3R adalah singkatan dari Reduce, Reuse dan
Recycle. (3R) yaitu :
a. Reduce artinya mengurangi.
Kurangilah jumlah sampah dan hematlah pemakaian barang. Misalnya
dengan membawa tas belanja saat ke pasar sehingga dapat mengurangi
sampah plastik dan mencegah pemakaian styrofoam.
b. Reuse artinya pakai ulang.
Barang yang masih dapat digunakan jangan langsung dibuang, tetapi
sebisa mungkin gunakanlah kembali berulang-ulang. Misalnya menulis
pada kedua sisi kertas dan menggunakan botol isi ulang.
c. Recycle artinya daur ulang.
Sampah kertas dapat dibuat hasil karya, demikian pula dengan sampah
kemasan plastik mie instan, sabun, minyak, dll
E. Bahaya sampah bagi kesehatan
1. Sampah adalah tempat hidup berbagai mikroorganisme penyebab penyakit
dan serangga sebagai pemindah atau penyebar penyakit.
2. Selain itu, sampah juga menarik hewan perantara penyakit seperti lalat dan
nyamuk.
3. Sampah yang membusuk juga menghasilkan gas-gas beraroma tidak sedap
yang juga mempengaruhi kesehatan.
4. Beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan karena sampah yang dibuang
sembarangan yaitu : diare, malaria, demam berdarah, infeksi kulit, dan lain-
lain.
5. Oleh karena itu, sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin
sehingga tidak mengganggu kesehatan masyarakat.
F. Perilaku membuang sampah yang benar
1. Buanglah selalu sampah pada tempat sampah, sekecil apapun sampah
tersebut, jangan dibuang di sembarang tempat.
2. Pisahkan antara sampah organik dan sampah an organik.
3. Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman
4. Sampah anorganik bisa dimanfaatkan kembali menjadi produk seni dan bisa
dijual.
5. Sampah yang tidak bisa dimanfaatkan sendiri, jangan dibiarkan menumpuk
terlalu lama. Buanglah ke TPS (Tempat Pembuangan Sampah Sementara).
6. Jangan membakar sampah sembarangan, karena selain menimbulkan asap
yang menyesakkan nafas, sampah-sampah tertentu dapat menyebabkan
penyakit bila di bakar (seperti bahan plastik dan karet bila dibakar
menghasilkan gas yang dapat menyebabkan kanker).
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Mengetahui Apa itu Covid-19 dan Bagaimana Penularannya


Sub Topik : Bagaimana cara pencegahan penularan covid 19
Hari/Tanggal : Selasa 27, Oktober 2020
Sasaran : Masyarakat Desa Jati Kesuma Namorambe
Tempat : Balai Desa
Waktu : 25-30 Menit
Penyuluh : DZULHIDAYATI AS

I. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menjelaskan apa itu covid 19 dan bagaimana penularannya.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mengetahui apa itu covid-19
b. Masyarakat mengetahui bagaimana penularan Covid-19
II. Sub Topik
a. Masyarakat mengetahui defenisi covid-19
b. Masyarakat mengetahui tingkat kematian covid-19
c. Masyarakat mengetahui penyebab covid-19
d. Masyarakat mengetahui factor resiko covid-19
e. Masyarakat mengetahui gejala covid-19
f. Masyarakat mengetahui ap aitu diagnose covid-19
g. Masyarakat mengetahui apa komplikasi pada covid-19
h. Masyarakat mengetahui cara pencegahan penularan covid-19
III. Metode Penyuluhan
1. Pemutaran Vidio/Animasi
2. Ceramah
3. Tanya jawab
IV. Kegiatan Penyuluhan

Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1 Pembukaan 5 a. Mengucapkan Menjawab salam, Kata –
menit salam mendegarkan, kata/Kalimat
b. Memperkenalkan menyimak, serta
diri bertanya mengenai
c. Menyampaikan perkenalan dan
tentang tujuan tujuan jika ada yang
d. Meyampakaikan kurang jelas.
pokok pembahasan
e. Kontrak waktu
2 Proses 10 Penyampain materi : Mendegarkan dan Kata –
edukasi menit a. Masyarakat menyimak apa yang kata/Kalimat
mengetahui apa disampaikan
itu Covid-19
b. Masyarakat
mengetahui
bagaimana
penularan
Covid-19
c. Masyarakat
mengetahui
bagaimana
pencegahan
Covid-19
3 Evaluasi 3 Tanya Jawab a. Memberikan Kata –
Menit pertanyaan jika kata/Kalimat
ada yang belum
dimengerti dan
kurang jelas.
b. Responden
mampu
menjawab
pertanyaan yang
diberikan.
4 Penutup 2 a. Menyimpulkan Mendengarkan dan Kata –
menit materi penyuluhan menyimak serta kata/Kalimat
b. Mengakhiri sesi menjawab salam
edukasi dan
memberi salam

V. Evaluasi
1. Masyarakat mengetahui tentang pengertian Covid-19
2. Masyarakat mengetahui tentang cara penularan Covid-19
3. Masyarakat mengetahui tentang pencegahan Covid-19
VI. Materi
1. Definisi Covid 19
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat
menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan
seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.
COVID-19 (coronavirus disease 2019) adalah jenis penyakit baru yang
disebabkan oleh virus dari golongan coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang
juga sering disebut virus Corona. Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota
Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular
antar manusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara,
termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan. Penyebarannya yang cepat
membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di
Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini
2. Tingkat Kematian Akibat COVID-19
Menurut data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-
19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 26 Oktober
2020 adalah 389.712 orang dengan jumlah kematian 13.299 orang.
Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate atau tingkat
kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah sekitar
3,4%. Case fatality rate adalah presentase jumlah kematian dari seluruh
jumlah kasus positif COVID-19 yang sudah terkonfirmasi dan dilaporkan.
Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan
kelompok usia adalah sebagai berikut:
a. 0–5 tahun: 1,09%
b. 6–18 tahun: 0,37%
c. 19–30 tahun: 0,49%
d. 31–45 tahun: 1,45%
e. 46–59 tahun: 5,62%
f. >60 tahun: 14,10%

Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 0,8% berusia 0–5
tahun, 0,9% berusia 6–18 tahun, 3,6% berusia 19–30 tahun, 13,2% berusia
31–45 tahun, 38,6% berusia 46–59 tahun, dan 43% berusia 60 tahun ke atas.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 58,6% penderita yang meninggal
akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 41,4% sisanya adalah perempuan.

3. Penyebab COVID-19
COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru
dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan).
Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai
sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti
pneumonia.
COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui
bahwa infeksi ini juga bisa menular dari manusia ke manusia. Penularannya
bisa melalui cara-cara berikut:
a. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat
penderita COVID-19 bersin atau batuk
b. Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu,
setelah menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19
c. Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19
tanpa mengenakan masker
d. CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol
(partikel zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi
dalam prosedur medis tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal,
hisap lendir, dan pemberian obat hirup melalui nebulizer.
4. Faktor Risiko COVID-19
COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila menyerang orang lanjut usia, ibu
hamil, perokok, penderita penyakit tertentu, dan orang yang daya tahan
tubuhnya lemah, seperti penderita kanker.
Karena mudah menular, penyakit ini juga berisiko tinggi menginfeksi para
tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, tenaga medis
dan orang yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19 perlu
menggunakan alat pelindung diri (APD).

5. Gejala COVID-19
Gejala awal infeksi COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam,
pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala
dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang
berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak
napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul ketika tubuh
bereaksi melawan virus COVID-19.
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi
COVID-19, yaitu:
a. Demam (suhu tubuh di atas 38°C)
b. Batuk kering
c. Sesak napas
Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga
bisa muncul pada infeksi COVID-19, yaitu:
a. Mudah lelah
b. Nyeri otot
c. Nyeri dada
d. Sakit tenggorokan
e. Sakit kepala
f. Mual atau muntah
g. Diare
h. Pilek atau hidung tersumbat
i. Menggigil
j. Bersin-bersin
k. Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau

Gejala COVID-19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah


seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Sebagian pasien COVID-19 pun ada
yang mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini
disebut happy hypoxia. Selain itu, beberapa laporan kasus juga menyebutkan
bahwa sebagian pasien COVID-19 dapat mengalami ruam kulit.
Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus
Corona, diperlukan rapid test atau PCR. Untuk menemukan tempat
melakukan rapid test atau PCR di sekitar rumah atau pergi ke rumah sakit.
Pada beberapa penderita, COVID-19 dapat tidak menimbulkan gejala sama
sekali. Orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui
pemeriksaan RT-PCR namun tidak mengalami gejala disebut sebagai kasus
konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap bisa menularkan COVID-19 ke
orang lain.
Pada bulan juli 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengganti
istilah operasional lama pada COVID-19, seperti ODP, PDP, OTG menjadi
istilah baru, yakni suspek, probable, dan konfirmasi.
6. Diagnosis COVID-19
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi COVID-19, dokter akan
menanyakan gejala yang dialami pasien, riwayat perjalanan pasien, dan
apakah sebelumnya pasien ada kontak dekat dengan orang yang diduga
terinfeksi COVID-19. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan
berikut:
a. Rapid test, untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi
oleh tubuh untuk melawan virus Corona
b. Tes PCR  (polymerase chain reaction) atau swab test, untuk mendeteksi
virus Corona di dalam dahak
c. CT scan atau Rontgen dada, untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di
paru-paru
d. Tes darah lengkap, untuk memeriksa kadar sel darah putih dan C-
reactive protein
Perlu diketahui, rapid test pada COVID-19 hanya digunakan sebagai tes
skrining atau pemeriksaan awal, bukan untuk memastikan diagnosis COVID-
19. Hasil rapid test positif belum tentu menandakan Anda terkena COVID-
19. Anda bisa saja mendapatkan hasil positif bila pernah terinfeksi virus lain
atau coronavirus jenis lain.
Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif juga belum tentu menandakan
bahwa Anda terbebas dari COVID-19. Oleh sebab itu, apa pun hasil rapid
test Anda, konsultasikan dengan dokter agar dapat diberikan pengarahan lebih
lanjut, termasuk perlu tidaknya mengonfirmasi hasil tes tersebut dengan tes
PCR.

7. Pengobatan COVID-19
Sampai saat ini, belum ada obat untuk mengatasi penyakit COVID-19. Jika
Anda di diagnosis COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya
mengalami gejala ringan, Anda bisa melakukan perawatan mandiri di rumah,
yaitu:
a. Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan
menjaga jarak dengan orang dalam satu rumah.
b. Ukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
c. Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.
d. Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.
e. Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.
f. Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi
dengan dokter.
Perhatikan gejala yang Anda alami dan segera hubungi dokter jika gejala
memburuk.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat
sembuh dalam 2 minggu. Namun, sebelum Anda mengakhiri isolasi mandiri
dan kembali beraktivitas, tetap lakukan konsultasi dengan dokter. Jika Anda
didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk
Anda untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan.
Metode yang dapat dilakukan dokter antara lain:
a. Memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan gejala
b. Memasang ventilator atau alat bantu napas
c. Memberikan infus cairan agar tetap terhidrasi
d. Memberikan obat pengencer darah dan pencegah penggumpalan darah
e. Penelitian untuk mencari metode pengobatan yang efektif dalam
mengatasi penyakit COVID-19 masih terus dilakukan. 
f. Beberapa jenis obat yang diteliti untuk mengatasi COVID-19 adalah
remdesivir, lopinavir-ritonavir, dan favipiravir.
g. Di antara obat-obatan tersebut, remdesivir dinilai paling efektif dalam
mengatasi COVID-19 pada beberapa pasien. Meski demikian, penelitian
tentang efektivitas remdesivir masih terus berlanjut.
8. Komplikasi COVID-19
Pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi
serius berupa:
a. Gagal napas akut
b. Pneumonia
c. Gagal jantung akut
d. Gagal hati akut
e. Infeksi sekunder pada organ lain
f. Gagal ginjal
g. Gangguan pembekuan darah
h. Rhabdomyolysis
i. ARDS (acute respiratory distress syndrome)
j. Syok septik
k. Kematian
9. Pencegahan COVID-19
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus
Corona penyebab COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik
adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda
terinfeksi virus ini, yaitu:
a. Terapkan physical  distancing, yaitu menjaga jarak minimal 2 meter dari
orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan
mendesak.
b. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,
termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.
c. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
d. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
e. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
f. Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif
terinfeksi COVID-19, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau
pilek.
g. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian
buang tisu ke tempat sampah.
h. Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.
i. Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek
dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam
pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa
langkah yang bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang
lain, yaitu:
j. Lakukan isolasi mandiri dengan tinggal di ruangan yang terpisah dengan
orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan
kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang
lain.
k. Konsumsi obat-obatan yang disarankan oleh dokter.
l. Lakukan pengukuran suhu 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
m. Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
n. Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi
dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
o. Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda
sampai Anda benar-benar sembuh.
p. Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang
sedang sakit.
q. Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
r. Pakai masker dan sarung tangan bila terpaksa harus berada di tempat
umum, seperti rumah sakit atau sedang bersama orang lain.
s. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
segera buang tisu ke tempat sampah.
t. Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di
rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak,
perlu ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama
pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan
COVID-19 selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan
dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.
Media Video Covid-19 :

https://drive.google.com/file/d/1MJvMRCQAiA4iTWj6EYNcDPVsPyilFztj/view?usp=sharing

Leaflet Covid-19
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Jalan Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik , Semarang
Telepon : (024)7470364, Faksimile (024)7470364

Nomor : PP.07.01/5.1/720/2020 Semarang, Oktober 2020


Lampiran :-
Perihal : Permohonan Ijin melaksanakan praktek klinik

Kepada yth :

Bp/Ibu Kepala Desa/Kelurahan/Ketua RW/RT/Desa Wisma


Desa Jati Kesuma Kec. Namorambe Kab. Deli Serdang
Di
Tempat

Dengan Hormat,

Sesuai dengan program pendidikan dan optimalisasi pencapaian kompetensi mahasiswa profesi Ners Poltekkes Kemenkes
Semarang pada masa adaptasi kebiasaan baru, bersama ini kami mengajukan permohonan ijin kepada Kepala Desa/Kelurahan/Ketua
RW/RT/Desa Wisma di lingkungan mahasiswa berdomisili (sebagai anggota warga masyarakat) untuk melaksanakan praktik klinik
sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat pada tanggal 19 Oktober s.d 21 November 2020 dengan tujuan sebagai berikut :
1. Sebagai bentuk penerapan ilmu dan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan (pengelolaan) Komunitas, Keluarga
dan Gerontik dengan menekankan upaya promotif dan preventif
2. Sebagai bentuk nyata keterlibatan mahasiswa dalam mendukung pemerintah untuk mengendalikan penularan Covid-19 di
masyarakat, cluster keluarga dan lanjut usia
3. Memasyarakatkan gerakan masyarakat dalam pola hidup bersih sehat dan adaptasi kebiasaan baru
Perlu kami sampaikan informasi kepada bapak / ibu bahwa :
1. Mahasiswa akan dibimbing secara langsung oleh dosen pembimbing baik dari kampus maupun pembimbing klinik
2. Mahasiswa telah dibekali ilmu dan ketrampilan terkait Asuhan Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik
3. Mahasiswa telah melaksanakan praktek klinik mata kuliah tersebut pada jenjang Sarjana Terapan Keperawatan (S-1)
Keperawatan
4. Mahasiswa telah dibekali dengan ilmu dan ketrampilan pencegahan penyebaran Covid-19 pada tanggal 16 September 2020
oleh tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUP Dr. Kariadi Semarang

Besar harapan kami atas ijin dan kesempatan yang diberikan oleh Bapak/Ibu kepada Mahasiswa Prodi Keperawatan Semarang.
Demikian atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami sampaikan terima kasih.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Jalan Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik , Semarang
Telepon : (024)7470364, Faksimile (024)7470364

Nomor : PP.07.01/5.2/720/2020 Semarang, Oktober 2020


Lampiran :-
Perihal : Undangan MMT II

Kepada yth :

Bp/Ibu Kepala Dusun II


Desa Jati Kesuma Kec. Namorambe Kab. Deli Serdang
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Sesuai dengan program pendidikan dan optimalisasi pencapaian kompetensi mahasiswa profesi Ners Poltekkes Kemenkes Semarang
pada masa adaptasi kebiasaan baru, bersama ini kami menyampaikan undangan MMT II (kedua) kepada Kepala Desa/Kelurahan/Ketua
RW/RT/Ketua Puskesmas dan Masyarakat Desa Jati Kesuma di lingkungan mahasiswa melaksanakan praktik klinik sebagai wujud pengabdian
kepada masyarakat pada :
Hari/ tanggal : Selasa, 27 Oktober 2020
Pukul : 10.00 WIB – Selesai
Tempat : Aula Balai desa Jati Kesuma.
( Dengan mengikuti protokol kesehatan, seluruh tamu undangan diharapkan agar Mencuci tangan, wajib Memakai masker, dan
Menjaga jarak )

Perlu kami sampaikan informasi kepada bapak / ibu bahwa :


1. Mahasiswa akan dibimbing secara langsung oleh dosen pembimbing baik dari kampus maupun pembimbing klinik
2. Mahasiswa telah dibekali ilmu dan ketrampilan terkait Asuhan Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik
3. Mahasiswa telah melaksanakan praktek klinik mata kuliah tersebut pada jenjang Sarjana Terapan Keperawatan (S-1) Keperawatan
4. Mahasiswa telah dibekali dengan ilmu dan ketrampilan pencegahan penyebaran Covid-19 pada tanggal 16 September 2020 oleh tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUP Dr. Kariadi Semarang
Besar harapan kami atas Kehadiran Bapak/Ibu untuk menghadiri kegiatan MMT II yang di laksanakan oleh Mahasiswa Profesi Ners
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang.

Demikian atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami sampaikan terima kasih.
DOKUMENTASI MMT I :
DOKUMENTASI MMT II :
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
Jalan Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik , Semarang
Telepon : (024)7470364, Faksimile (024)7470364

Nomor : PP.07.01/5.2/720/2020 Semarang, November 2020


Lampiran :-
Perihal : Undangan MMT III

Kepada yth :

Bp/Ibu Kepala Dusun II


Desa Jati Kesuma Kec. Namorambe Kab. Deli Serdang
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Sesuai dengan program pendidikan dan optimalisasi pencapaian kompetensi mahasiswa profesi Ners Poltekkes Kemenkes Semarang
pada masa adaptasi kebiasaan baru, bersama ini kami menyampaikan undangan MMT III (ketiga) kepada Kepala Desa/Kelurahan/Ketua
RW/RT/Ketua Puskesmas dan Masyarakat Desa Jati Kesuma di lingkungan mahasiswa melaksanakan praktik klinik sebagai wujud pengabdian
kepada masyarakat pada :
Hari/ tanggal : Kamis, 05 November 2020
Pukul : 10.00 WIB – Selesai
Tempat : Aula Balai desa Jati Kesuma.
( Dengan mengikuti protokol kesehatan, seluruh tamu undangan diharapkan agar Mencuci tangan, wajib Memakai masker, dan
Menjaga jarak )

Perlu kami sampaikan informasi kepada bapak / ibu bahwa :


1. Mahasiswa akan dibimbing secara langsung oleh dosen pembimbing baik dari kampus maupun pembimbing klinik
2. Mahasiswa telah dibekali ilmu dan ketrampilan terkait Asuhan Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik
3. Mahasiswa telah melaksanakan praktek klinik mata kuliah tersebut pada jenjang Sarjana Terapan Keperawatan (S-1) Keperawatan
4. Mahasiswa telah dibekali dengan ilmu dan ketrampilan pencegahan penyebaran Covid-19 pada tanggal 16 September 2020 oleh tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUP Dr. Kariadi Semarang
Besar harapan kami atas Kehadiran Bapak/Ibu untuk menghadiri kegiatan MMT III yang di laksanakan oleh Mahasiswa Profesi Ners
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang.

Demikian atas perhatian dan ijin yang diberikan, kami sampaikan terima kasih.
DOKUMENTASI MMT III :

Anda mungkin juga menyukai