2033 6380 1 PB
2033 6380 1 PB
(Compressive Strength of Fibre Concrete Using Fibre Optic Variation and Glass
Fracture)
ABSTRACT
Fibre concrete is one of special concretes which developed from normal concrete by
adding fibre into concrete mortar. It aims at preventing crack of loading, heat
hydrating as well as depreciation and to increase the compressive force bending
force, and tensile force. This research usedthe fibre optic which is a synthetic fibre
obtained from the inside of optic cable. Glass is a material which is easy to find and
has an economic value, beside that glass also has excellent resistance of abrasion,
weather and chemical attack. Three variations of fibre content are used to this
research that are 0,1%; 0,15%; 0,2% with the length of 10 cm. While glass fracture
that used is 20% of sand weight. Compressive strength increased with the increasing
number of fibre. The average compressive strengthswas consecutively obtained
22,43 MPa; 24,31 MPa and 29,63 MPa.
Keywords: Fibre Concrete, Fibre Optic, Glass Fracture, Compressive Strength.
silinder yang berukuran 15 cm x 30 cm, dari ketiga jenis ukuran tersebut. Benda uji
masing variasi terdiri dari 3 benda uji dengan yang digunakan adalah silinder dengan ukuran
variasi 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2% dari berat 10 cm x 20 cm. Pengujian yang dilakukan
agregat halus. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tekan beton dan uji tarik
adalah uji kuat tarik belah setelah umur 28 belah beton. Hasil pengujian menunjukkan
hari. Dari pengujian terlihat bahwa kuat tarik untuk mencapai nilai slump flow untuk self
beton naik dengan semakin bertambahnya serat compacting concrete (SCC) sebesar 50 cm,
ijuk. Kuat tarik belah maksimum dihasilkan kadar substitusi parsial serbuk kaca maksimum
pada persentase 2% dengan nilai 396,43% yang dibutuhkan adalah 10% dari berat
kg/cm2 dan kuat tarik belah terkecil diperoleh powder. Hasil pengujian pada menunjukkan
pada persentase 0% dengan nilai 296,59 hasil pengaruh substitusi parsial serbuk kaca
kg/cm2 (beton normal). Berdasarkan hasil terhadap slump flow, kuat tekan dan kuat tarik
pengujian tersebut dapat diketahui bahwa belah beton. Diperoleh kuat tekan rata-rata
penambahan serat ijuk terhadap beton dapat sebesar 49,08 MPa dan kuat tarik belah beton
meningkatkan mutu beton, namun perlu sebesar 4,08 MPa. Berdasarkan ukuran serbuk
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk kacanya nilai kuat tekan dan kuat tarik belah
mengetahui kandungan-kandungan kimia beton paling tinggi diperoleh pada komposisi
dalam serat ijuk, sifat dan karakteristik serat serbuk kaca gabungan yaitu sebesar 49,08 MPa
ijuk dalam campuran beton, dan pengaruh serat untuk kuat tekan dan 4,08 MPa untuk kuat
ijuk terhadap permeabilitas dan durability tarik belah beton.
beton dengan persentase lebih dari 2%.
Fikkriansyah dan Tanzil (2013) meneliti
Luhar dan Khandelwal (2015) melakukan pengaruh sulfat terhadap kuat tekan beton
percobaan mengenai compressive strength of dengan variasi bubuk kaca substitusi sebagian
translucent concrete yang menggunakan serat semen dengan w/c 0,60 dan 0,65. Digunakan
optik sebagai bahan utama dalam pembuatan benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi
benda ujinya. Serat optik sendiri memiliki 30 cm. Pengujian diuji pada umur 7, 21, dan
kemampuan mengantarkan cahaya yang baik 28 hari dengan dua nilai faktor air semen yaitu
sehingga dapat dimanfaatkan dalam 0,6 dan 0,65. Untuk mengetahui pengaruh
pembuatan beton transparan atau beton sulfat terhadap beton, benda uji direndam air
tembus. Pada penelitian ini benda uji dibuat biasa dan direndam larutan sulfat sebesar 5 %
berupa kubus berukuran 7 cm x 7cm x 7cm dari berat air. Bubuk kaca yang digunakan
sebanyak 3 benda uji, dua benda uji sebagai sebagai substitusi semen dengan kadar 5%;
beton kontrol dan satu benda uji sebagai beton 10%; 15%; dan 20% dari berat semen yang
transparan, jumlah serat yang digunakan lolos saringan No. 100. Setiap variasi dibuat 3
sebesar 1% dari volume kubus tersebut. Hasil benda uji untuk setiap umur beton, total benda
penelitian ini menunjukkan bahwa benda uji uji sebanyak 180 benda uji. Hasil pengujian
kubus sebagai kontrol memiliki berat 760 gram menunjukkan beton dengan w/c 0,6 dan 0,65
dengan kuat tekan sebesar 38,77 N/mm2 dan baik yang terendam air biasa maupun terendam
berat 780 gram dengan kuat tekan 40,23 larutan sulfat memiliki kuat tekan beton
N/mm2, sedangkan benda uji kubus sebagai maksimum yang terjadi pada beton dengan
beton transparan memiliki berat 750 gram campuran bubuk kaca sebesar 5 % dan kuat
dengan kuat tekan sebesar 36,70 N/mm2. Hal tekan tertinggi diperoleh pada umur 28 hari.
ini menunjukkan kuat tekan beton transparan Nilai kuat tekan tertinggi dengan w/c 0,6 dan
hampir sama dengan kuat tekan beton normal. kadar kaca 5% yang direndam dengan air biasa
diperoleh sebesar 29,04 MPa sedangkan yang
Herbudiman dan Januar (2011) mengkaji
direndam dengan air sulfat diperoleh sebesar
pemanfaatan serbuk kaca sebagai powder pada
26,64 MPa. Dan nilai kuat tekan tertinggi
self-compacting concrete. Pada penelitian ini
dengan w/c 0,65 dan kadar kaca 5% yang
serbuk kaca diharapkan dapat menjadi filler
direndam dengan air biasa diperoleh sebesar
danbinder. Kadar serbuk kaca yang digunakan
25,39 MPa sedangkan yang direndam dengan
0%; 10%; 20%; 30% dari berat powder-nya
air sulfat diperoleh sebesar 22,70 MPa.
(campuran semen, silica fume dan fly ash) dan
serbuk kaca digunakan untuk pengganti fly Eki G.P. dan Tanzil (2013) meneliti pengaruh
ash. Ukuran serbuk kaca yang digunakan lolos sulfat terhadap kuat tekan beton dengan variasi
saringan No. 50 tertahan No.100, lolos No. 100 bubuk kaca substitusi sebagian pasir dengan
tertahan No.200, lolos No. 200 dan gabungan w/c 0,60 dan 0,65. Penelitian ini adalah
57
S. Pratiwi, et.al / Semesta Teknika, Vol.19, No. 1, 55-67, Mei 2016
penelitian yang sama dengan penelitian yang dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara.
dilakukan Fikkriansyah dan Tanzil (2013), Contoh utama dari semen non hidrolik adalah
namun pada penelitian ini substitusi bubuk kapur. Sedangkan semen hidrolik mempunyai
kaca terhadap pasir yang lolos saringan No. 8 kemampuan untuk mengikat dan mengeras di
(2,36 mm). Benda uji yang digunakan adalah dalam air. Contoh semen hidrolik antara lain
silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. kapur hidrolik, semen pozzolan, semen terak,
Pengujian diuji pada umur 7, 21, dan 28 hari semen alam, semen portland, semen
dengan dua nilai faktor air semen yaitu 0,6 dan portlandpozzolan, semen portland terak tanur
0,65. Untuk mengetahui pengaruh sulfat tinggi, semen alumina dan semen expansif.
terhadap beton, benda uji direndam air biasa (Mulyono, 2004).
dan direndam larutan sulfat sebesar 5 % dari
Semen portland merupakan semen hidrolis
berat air. Bubuk kaca yang digunakan dengan
yang dihasilkan dengan cara menggiling terak
kadar 5%; 10%; 15%; dan 20% dari berat
semen portland terutama yang terdiri atas
pasir. Setiap variasi dibuat 3 benda uji untuk
kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan
setiap umur beton, total benda uji sebanyak
digiling bersama-sama dengan bahan
180 benda uji. Hasil pengujian menunjukkan
tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal
beton dengan rendaman dalam larutan
senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah
memiliki kuat tekan yang lebih kecil
dengan bahan tambahan lain (SNI 15-2049-
dibandingkan dengan beton rendaman air
2004).
biasa. Penurunan nilai kuat tekan beton
terbesar pada beton berumur 28 hari dengan Berdasarkan peraturan semen portland SNI 15-
nilai rata-rata sebesar 8,325%. Sedangkan 2049-2004 jenis dan penggunaan semen dibagi
untuk beton dengan w/c 0,65, penurunan nilai menjadi beberapa jenis berikut.
kuat tekan beton terbesar juga pada beton a. Jenis I yaitu semen portland untuk
berumur 28 hari dengan nilai rata-rata sebesar penggunaan umum yang tidak memerlukan
12,72%. persyaratan-persyaratan khusus seperti yang
disyaratkan pada jenis-jenis lain.
BETON SERAT
b. Jenis II yaitu semen portland yang dalam
penggunaannya memerlukan ketahanan
Beton serat (fibre concrete) merupakan bagan
terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
komposit yang terdiri dari beton biasa dan
bahan lain yang berupa serat, serat yang c. Jenis III semen portland yang dalam
digunakan pada umumnya berupa batang- penggunaannya memerlukan kekuatan
batang dengan diameter 5-500 μm (mikro tinggi pada tahap permulaan setelah
meter) dan panjang sekitar 25 mm sampai 100 pengikatan terjadi.
mm. Bahan serat dapat berupa: serat asbestos, d. Jenis IV yaitu semen portland yang dalam
serat tumbuh-tumbuhan (rami, bambu, ijuk), penggunaannya memerlukan kalor hidrasi
serat plastik (polypropylene), atau potongan rendah.
kawat baja (Tjokrodimuljo, 2010).
e. Jenis V yaitu semen portland yang dalam
Beton serat menurut (ACI 544.1R-96) juga penggunaanya memerlukan ketahanan
didefinisikan sebagai beton yang dibuat dari tinggi terhadap sulfat.
semen hidrolik, agregat, dan bahan lain yang
memperkuat berupa serat-serat. Serat yang Semen portland dibuat dari serbuk halus
cocok untuk memperkuat beton telah mineral yang komposisi utamanya adalah
diproduksi dari baja, kaca, dan polimer organik kalsium dan aluminium silikat. Penambahan
(serat-serat sintetis). air pada mineral ini menghasilkn suatu pasta
yang jika mengering akan mempunyai
Adapun bahan penyusun beton serat dalam kekuatan seperti batu. Bahan utama pembentuk
adalah sebagai berikut: semen portland adalah kapur (CaO), silika
1. Semen (SiO3), alumina (Al2O3), sedikit magnesia
(MgO) dan sedikit alkali. Untuk mengontrol
Semen merupakan hasil industri yang sangat
komposisinya, terkadang ditambah oksida besi,
kompleks, dengan campuran serta susunan
sedangkan gipsum (CaSO4.2H2O) ditambahkan
berbeda-beda. Semen dibedakan menjadi
untuk mengatur waktu ikat semen (Mulyono,
semen non hidrolik dan hidrolik. Semen non
2004).
hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di
58
S. Pratiwi, et.al / Semesta Teknika, Vol.19, No. 1, 55-67, Mei 2016
Menurut Mulyono (2004) senyawa-senyawa 1.20 mm disebut pasir halus, sedangkan butir-
tersebut membentuk kristal yang saling butir yang lebih kecil dari 0.075 mm disebut
mengunci ketika menjadi klinker. Komposisi silt dan yang lebih kecil dari 0.002 mm disebut
C3S dan C2S merupakan bagian yang paling clay. Agregat dibedakan menjadi dua jenis
dominan memberikan sifat semen. Senyawa yaitu agregat alami dan agregat buatan
C3S jika terkena air akan cepat bereaksi dan (Tjokrodimuljo, 2010).
menghasilkan panas. Panas tersebut akan
Pasir alam digolongkan menjadi 3 macam,
mempengaruhi kecepatan mengeras sebelum
diantaranya.
hari ke-14. Senyawa C2S bereaksi lebih lambat
dengan air dan hanya berpengaruh dengan a. Pasir galian, pasir golongan ini diperoleh
semen setelah umur 7 hari. C2S memberikan langsung dari permukaan tanah atau dengan
ketahanan terhadap serangan kimia dan cara menggali terlebih dahulu. Pasir ini
mempengaruhi susut terhadap pengaruh panas biasanya tajam, bersudut, berpori dan bebas
akibat lingkungan. Apabila kandungan C3S dari kandungan garam.
lebih banyak maka akan terbentuk kuat tekan b. Pasir sungai, pasir yang diperoleh langsung
awal yang tinggi dan panas hidrasi yang tinggi. dari dasar sungai, yang pada umumnya
Senyawa C3A bereaksi secara eksotermik dan berbutir halus dan bulat-bulat akibat proses
bereaksi sangat cepat sehingga menimbulkan gesekan,
kekuatan awal yang sangat cepat pada 24 jam
pertama. Semen yang mengandung senyawa c. Pasir pantai, pasir pantai ialah pasir yang
C3A lebih dari 10% maka semen tidak akan diambil dari pantai, pasir pantai berasar dari
tahan terhadap serangan sulfat. Hal ini pasir sungai yang mengendap dimuara
dikarenakan karena C3A bereaksi dengan sulfat sungai (di pantai) atau hasil gerusan air
yang terdapat dari air atau tanah kemudian didasar laut yang terbawa arus air laut dan
menyebabkan beton mengembang dan mengendap di pantai.
menimbulkan retakan. Senyawa C4AF kurang Menurut Mulyono (2004) syarat agregat halus
begitu besar pengaruhnya terhadap kekerasan adalah sebagai berikut.
semen atau beton.
a. Modulus halus butir 1,5 sampai 3,8.
Syarat kimia utama semen portland
berdasarkan SNI 15-2049-2004 dapat dilihat b. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil
pada Tabel 1. dari 70 mikron (0,074 mm) maksimum 5%.
2. Agregat Halus c. Kadar zat organik yang terkandung yang
ditentukan dengan mencampur agregat
Agregat merupakan butiran mineral alami yang halus dengan larutan natrium sulfat
berfungsi sebagai bahan pengisi dalam (NaSO4) 3% jika dibandingkan dengan
campuran mortar atau beton. Agregat warna standar/pembanding tidak lebih tua
menempati sekitar 70% volume mortar atau dari warna standar.
beton. Agregat yang butirnya lebih kecil dari
d. Kekerasan butiran jika dibandingkan e. Besar butir agregat kasar maksimum tidak
dengan kekerasan butir pasir pembanding boleh lebih daripada 1/5 jarak terkecil
yang berasal dari pasir kwarsa Bangka antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3
memberikan angka tidak lebih dari 2,20. dari tebal pelat atau ¾ dari jarak bersih
minimum antara batang-batang atau berkas
e. Kekekalan (jika diuji dengan natrium sulfat
tulangan.
bagian yang hancur maksimum 10%, dan
jika menggunakan magnesium sulfat, 4. Air
maksimum 15%)
Air yang digunakan dalam pengujian beton
3. Agregat Kasar berdasarkan standar SK SNI 03-2847-2002
memiliki syarat-syarat sebagai berikut.
Agregat kasar pada umumnya berbutir lebih
besar dari 4,80 mm, contoh agregat kasar a. Air yang digunakan pada campuran beton
seperti, kerikil, kericak, batu pecah, atau split. harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
Kerikil sebagai hasil desintregasi alami dari merusak yang mengandung oli, asam,
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh alkali, garam, bahan organik, atau bahan-
dari indrustri pemecahan batu dan mempunyai bahan lainnya yang merugikan terhadap
ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm. beton atau tulangan.
Menurut SNI 03 – 2847 – 2002, bahwa agregat
b. Air pencampur yang digunakan pada beton
kasar (kerikil/batu pecah) yang akan dipakai
prategang atau pada beton yang di
untuk membuat campuran beton harus
dalamnya tertanam logam aluminium,
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
termasuk air bebas yang terkandung dalam
berikut ini.
agregat, tidak boleh mengandung ion
a. Kerikil atau batu pecah harus terdiri dari klorida dalam jumlah yang membahayakan.
butir-butir yang keras dan tidak berpori
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh
serta mempunyai sifat kekal (tidak pecah
digunakan pada beton, kecuali ketentuan
atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti
berikut terpenuhi.
terik matahari atau hujan). Agregat yang
mengandung butir-butir pipih hanya dapat 1) Pemilihan proporsi campuran beton
dipakai apabila jumlah butir-butir pipih harus didasarkan pada campuran beton
tersebut tidak melebihi 20% dari berat yang menggunakan air dari sumber
agregat seluruhnya. yang sama.
b. Agregat kasar tidak boleh mengandung 2) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28
bahan yang reaktif terhadap alkali jika hari pada kubus uji mortar yang dibuat
agregat kasar digunakan untuk membuat dari adukan dengan air yang tidak dapat
beton yang akan mengalami basah dan diminum harus mempunyai kekuatan
lembab terus menerus atau yang akan sekurang-kurangnya sama dengan 90%
berhubungan dengan tanah basah. Agregat dari kekuatan benda uji yang dibuat
yang reaktif terhadap alkali boleh untuk dengan air yang dapat diminum.
membuat beton dengan semen yang kadar 5. Serat fiber optik
alkalinya dihitung setara Natrium Oksida
tidak lebih dari 0,6 %, atau dengan Serat optik (fiber optic) adalah suatu pemandu
menambahkan bahan yang dapat mencegah gelombang cahaya (light wave guide) yang
terjadinya pemuaian yang dapat berupa suatu kabel tembus pandang
membahayakan oleh karena reaksi alkali- (transparant), yang mana pemampang dari
agregat tersebut. kabel tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu :
bagian tengah yang disebut “Core” dan bagian
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung luar yang disebut “Cladding”. Cladding pada
bahan-bahan yang dapat merusak beton serat optik membungkus atau mengelilingi
seperti bahan-bahan yang reaktif sekali dan Core. Adapun bentuk pemampang dari core
harus dibuktikan dengan percobaan warna dapat bermacam-macam, antara lain pipih, segi
dengan larutan NaOH. tiga, segi empat, segi banyak atau berbentuk
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung lingkaran (Wahyudi, 2011). Komposisi
lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kandungan kimia kaca berbagai warna dapat di
kering) dan apabila mengandung lebih dari lihat pada Tabel 2.
1%, agregat kasar tersebut harus dicuci.
60
S. Pratiwi, et.al / Semesta Teknika, Vol.19, No. 1, 55-67, Mei 2016
Menurut Shanmugavadivu, dkk (2014) Kaca ini digunakan untuk laminasi antara
kelebihan fiber optik jika digunakan dalam lain untuk bangunan perkantoran, bank,
pembuatan beton adalah sebagai berikut. museum, toko perhiasan dan lain-lain.
a. Aman, tidak ada listrik, panas, atau sinar c. Tempered or Toughened Glass. Tempered
ultraviolet di kabel serat optik. Ideal untuk glass merupakan kaca yang sangat kuat
digunakan di dalam dan sekitar air, artefak yang diproduksi dengan perlakuan
berharga, lukisan, permukaan yang mudah pemanasan seragam pada suhu sekitar
terbakar, dll. 6500°C yang kemudian didinginkan dengan
cepat.
b. Serba guna, dapat digunakan dalam
berbagai aplikasi. d. Heat strengthened glass.Heat strengthened
glass merupakan jenis tempered glass yang
c. Ramah pemakaian, kabel ini tahan lama,
diperkuat secara termal dengan
tidak berkarat, dan dilindungi UV plastik,
menginduksi tekanan permukaan,
sehingga tidak ada yang pecah atau
digunakan untuk aplikasi pada dinding
terbakar, hampir bebas perawatan.
pemisah, lantai, atap dan kaca struktural.
6. Serbuk kaca
e. Heat Soaked Tempered Glass. Heat Soaked
Kaca merupakan bahan anorganik yang dapat Tempered Glass merupakan jenis kaca yang
memiliki sifat jernih, tembus cahaya atau diproduksi dengan teknik perendaman
berkilau. Sifat paling menonjol dari suatu jenis untuk mengurangi resiko kerusakan yang
kaca tergantung jumlah unsur pembentuknya. diakibatkan proses produksi, digunakan
untuk aplikasi pada bagian bangunan yang
Lestari dan Alhamdani (2014) menyebutkan memerlukan kekuatan terhadap perubahan
jenis-jenis kaca sebagai berikut. temperatur, seperti kaca struktural.
a. Kaca Normal (Annealed Glass). Kaca f. Kaca reflektif (Reflective glass). Kaca
normal merupakan kaca datar dengan reflektif merupakan kaca yang dilapisi
permukaan jernih dan tingkat distorsi yang logam pada salah satu nya untuk
rendah digunakan untuk aplikasi pada meningkatkan refleksi panas dan cahaya.
bangunan perumahan, shoppingmall, hotel Jenis kaca ini memiliki kelebihan pada
atau restoran. estetika dan mengurangi panas dan silau
b. Kaca laminasi (Laminated Glass). Kaca pada eksterior bangunan. Jenis kaca ini juga
laminasi merupakan kaca yang terdiri dari 2 dapat mengurangi beban AC.
atau lebih lapisan dengan satu atau lebih g. Insulating Glass Unit (Double Glazing).
lapisan transparan dengan penambahan Insulating Glass Unit merupakan jenis kaca
bahan plastic Polyvinyl butiral (PVB) pabrikasi yang terbuat dari 2 atau lebih kaca
diantara kedua lapisannya. Sifat kaca panel dengan rongga udara diantara lapisan
diperkuat dengan adanya lapisan PVB. kacanya. Rongga ini bisa diisi dengan udara
61
S. Pratiwi, et.al / Semesta Teknika, Vol.19, No. 1, 55-67, Mei 2016
kering atau gas agar memiliki kinerja Dengan σ = Tegangan aksial (MPa), E =
termal lebih baik. modulus elastisitas (MPa), ε = Regangan
aksial
h. Cermin atau Mirror. Cermin merupakan
jenis kaca reflektif dengan tingkat refleksi Beton memiliki regangan yang kecil maka
yang tinggi. Dapat memberikan bayangan terdapat rumus empiris untuk menentukan
pada objek di depannya. Digunakan pada modulus elastisitas beton.
bangunan seperti pada kamar mandi, ruang
ganti dinding dekoratif. 𝐸𝑐 = 4700√𝑓 ′ 𝑐 (3)
KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS Dengan Ec= modulus elastisitas (MPa), f’c =
kuat tekan beton (MPa).
TABEL6. Hasil kuat tekan beton variasi kadar serat 0,1% umur 28 hari
TABEL 7. Hasil kuat tekan beton variasi kadar serat 0,15% umur 28 hari
TABEL 8.Hasil kuat tekan beton variasi kadar serat 0,2% umur 28 hari
Tabel 6 menunjukkan hasil kuat tekan beton MPa, dan kuat tekan rata-rata diperoleh
umur 28 hari dengan variasi serat 0,1% dan sebesar 24,31 MPa. Standar deviasi beton
pecahan kaca 20%. Hasil kuat tekan beton diperoleh sebesar 5,22 MPa.
maksimum diperoleh sebesar 26,72 MPa, hasil
Tabel 8 menunjukkan hasil kuat tekan beton
kuat tekan minimum diperoleh sebesar 18,88
umur 28 hari dengan variasi serat 0,2% dan
MPa, dan kuat tekan rata-rata diperoleh
pecahan kaca 20%. Hasil kuat tekan beton
sebesar 22,43 MPa. Standar deviasi beton
maksimum diperoleh sebesar 34,89 MPa, hasil
diperoleh sebesar 3,72 MPa.
kuat tekan minimum diperoleh sebesar 25,07
Tabel 7 menunjukkan hasil kuat tekan beton MPa, dan kuat tekan rata-rata diperoleh
umur 28 hari dengan variasi serat 0,15% dan sebesar 29,63 MPa. Standar deviasi beton
pecahan kaca 20%. Hasil kuat tekan beton diperoleh sebesar 3,70 MPa.
maksimum diperoleh sebesar 28,96 MPa, hasil
Berdasarkan hasil kuat tekan ketiga variasi
kuat tekan minimum diperoleh sebesar 17,16
beton tersebut kuat tekan beton mengalami
65
S. Pratiwi, et.al / Semesta Teknika, Vol.19, No. 1, 55-67, Mei 2016
kenaikan seiring bertambahnya serat Workability beton atau kemudahan beton untuk
sedangkan kadar kacanya tetap, Kuat tekan dikerjakan diketahui dengan ujislump beton
rata-rata kadar serat 0,1%; 0,15%; dan 0,2% segar. Slump merupakan nilai yang
berturut-turut diperoleh sebesar 22,43 MPa, menunjukkan kelecekan adukan beton.
24,31 MPa, dan 29,63 MPa.Penambahan serat semakin besar nilai slump semakin mudah
dari 0,1% menjadi 0,15% mengalami beton dikerjakan namun jika slump terlalu
peningkatan kuat tekan rata-rata sebesar 8,4% besar dapat mengurangi mutu betonnya. Nilai
dan penambahan serat dari 0,15% menjadi slump rata-rata yang diperoleh pada pengujian
0,2% mengalami peningkatan kuat tekan rata- ini adalah sebesar 6 cm, dengan tipe slump
rata sebesar 21,9%. sebenarnya. Nilai slump yang diperoleh
menunjukkan tingkat workability beton serat
Hal ini menunjukkan penambahan serat
ini sangat rendah dengan faktor kepadatan 0,8-
membuat kuat tekan beton semakin baik,
0,87. Hasil pengujian slump dapat dilihat pada
namun perlu diperhatikan penambahan serat
Gambar 4.
yang berlebihan dapat mengurangi workability
beton sehingga beton akan sulit dikerjakan.
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
Kadar Serat (%)
Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat perbedaan terjadinya bleeding pada beton. Pada
kuat tekan beton serat masing-masing variasi. pembuatan benda uji variasi 0,1% terjadi
Hasil pengujian kuat tekan yang diperoleh bleeding dengan nilai rata-rata sebesar 0,013
masih ada yang belum sesuai dengan kuat ml/cm2. Bleeding merupakan peristiwa naiknya
tekan rencana 25 MPa, dan diperoleh pula kuat air kepermukaan membawa pasta beton yang
tekan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kuat dapat menyebabkan retak-retak halus pada
tekan rencana.Hal ini dapat dipengaruhi oleh permukaan beton sehingga dapat mengurangi
beberapa faktor seperti saat pengadukan beton kuat tekan beton (rapuh).
masih terdapat beberapa agregat yang
Hasil pengamatan terakhir yang dilakukan
menggumpal sehingga memungkinkan pada
pada permukaan beton menunjukkan rongga
suatu adukan beton lebih banyak terdapat
pada beton dapat berkurang membuat
agregat halus atau agregat kasar. Serat yang
permukaan beton lebih halus dan tidak
tidak tercampur rata juga dapat menjadi faktor
keropos. Setelah diuji tekan hal itu juga dapat
pemicu kurangnya kuat tekan beton, sehingga
dibuktikan dengan mengamati permukaan
saat memasukkan adukan beton dengan serat
beton yang hanya mengalami sedikit retak
kedalam cetakan masih terdapat serat yang
dibandingkan dengan beton yang tidak
menggumpal pada bagian tertentu. Selain itu
menggunakan serat dan pecahan kaca. Hal ini
pemadatan beton yang kurang baik juga dapat
menunjukkan bahwa serat dan pecahan kaca
mempengaruhi mutu beton tersebut, karena
mampu menanggulangi kerusakan yang terjadi
pemadatan yang kurang baik dapat
pada beton akibat tekanan atau pembebanan
menimbulkan rongga pada bagian dalam beton
seperti terlihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.
dan pemadatan yang berlebihan dapat memicu