Anda di halaman 1dari 71

PENGGUNAAN KRITERIA INVESTASI DALAM MEMILIH

ALTERNATIF INVESTASI

Oleh : Kelompok 8

Muh Fuat Jindar C 201 19 017


Lili Rahmawati C 201 19 157
Yesita Sari C 201 19 177
Fitri Handayani C 201 19 260
Mahbid Kusnandy C 201 19 492

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Tadulako

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan puji syukur atas nikmat yang dianugerahkan Allah SWT

kepada kami, sehingga kami dapat menulis makalah dari mata kuliah Ekonomi

Indonesia yang berjudul "PENGGUNAAN KRITERIA INVESTASI DALAM

MEMILIH ALTERNATIF INVESTASI". Tujuan dari pengajuan makalah ini

adalah untuk melengkapi keberadaan suatu bekal di tingkat perkuliahan. Dalam

penyusunan makalah ini, penulis menghadapi banyak hal, mulai dari kesulitan dan

kendala. Namun atas bimbingan dan dukungan semua pihak, pada akhirnya semua

kesulitan dapat segera teratasi.

Kemudian penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini

masih jauh dari kata sempurna. Baik secara kualitas maupun kuantitas bahan

kertas yang penulis sajikan. Setulus Hati, penulis menyadari bahwa penyusunan

laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan

saran dan kritik dari para pembaca kami semua.

Maka tidak lupa juga kami sampaikan ucapan terimakasih kami kepada

seluruh pembaca yang telah mendukung kami, walaupun dalam bentuk bantuan,

doa dan semangat serta berbagai pengalaman selama proses penyelesaian laporan

ini.

Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

atas segala bantuan yang telah diberikan.

Disamping itu penulis berharap semoga laporan ini dapat menambah ilmu

dan wawasan serta tentunya dapat bermanfaat khususnya bagi keberhasilan

pendidikan usia dini.


Palu, 27 Februari 2021

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peralatan medis merupakan unsur penting yang memiliki peran untuk

mendukung kelancaran kegiatan operasional sehari-hari bagi sebuah rumah sakit.

Kemajuan teknologi telah menunjang peralatan di bidang kesehatan khususnya

dalam pengobatan yang mengacu pada praktek kedokteran radiografi. Radiografi

adalah prosedur untuk merekam, menampilkan, dan mendapatkan informasi dari

lembar film pada penggunaan sinar-X (Utami, et al., 2014:2). Radiografi pada

umumnya digunakan untuk melihat benda tak tembus pandang, misalnya bagian

dalam tubuh manusia.

Radiografi sangat membutuhkan diagnosis yang akurat dalam bentuk

gambar dalam pemeriksaannya. Faktor alat dan bahan serta metode pencucian

film radiografi juga dapat mempengaruhi suatu bayangan dalam film radiografi
tersebut. Ada dua macam metode pencucian film radiografi yang banyak dikenal

di bidang kesehatan yaitu metode yang pertama adalahpencucian secara manual

dengan menggunakan kamar gelap dan metode yang kedua adalah dengan

menggunakan Computer Radiography (CR).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian maka rumusan masalah yang akan dibahas

adalah bagaimana keputusan pemilihan alternatif investasi yang lebih

menguntungkan untuk pencucian film radiografi dengan Computer Radiography

(CR) atau secara manual jika dinilai dari aspek keuangan dengan menggunakan

metode Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return

(IRR) dan aspek manajemen?

C. Tujuan makalah

Makalah bertujuan untuk mengetahui keputusan pemilihan alternatif

investasi yang lebih menguntungkan untuk pencucian film radiologi antara

Computer Radiography (CR) atau secara manual dengan kamar gelap dinilai dari

aspek keuangan dengan menggunakan metode Payback Period (PP), metode Net

Present Value (NPV), metode Internal Rate of Return (IRR), dan aspek

manajemen untuk mengetahui kesiapan sumber daya manusia di bagian instalasi

radiologi dalam menerima keputusan investasi.


BAB II
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian studi kasus

yaitu penelitian yang dilakukan dengan memperhatikan karakteristik masalah dari

suatu objek yang diteliti, pengumpulan datanya juga dilakukan terhadap objek

tersebut, dan hasilnya hanya berlaku untuk objek yang diteliti.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

a. Pimpinan Rumah Sakit

b. Kepala Bagian Keuangan

c. Kepala Bagian Radiologi

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah metode pencucian film radiografi dengan

menggunakan Computer Radiography (CR) atau secara manual dengan

menggunakan kamar gelap, serta kesiapan tenaga kerja di bagian instalasi

radiologi dalam menerima investasi metode pencucian film radiografi

tersebut.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tempat dan waktu sebagai berikut:


Tempat : Rumah Sakit Panti Secanti, Jl. Raya Gisting, Kecamatan

Gisting,

Kabupaten Tanggamus, Lampung 35378

Waktu : Selama bulan Januari 2017

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif

dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data non-keuangan berupa

gambaran umum rumah sakit, struktur organisasi, dan hasil wawancara

mengenai kesiapan tenaga kerja di bagian radiologi dalam menggunakan

metode pencucian film radiografi. Data kuantitatif adalah data keuangan

berupa daftar harga perolehan alat pencucian film radiografi dengan kamar

gelap, biaya langsung dan tak langsung radiologi, laporan laba rugi, dan

hasil perhitungan dengan menggunakan tiga metode penilaian investasi.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli atau pihak pertama. Data primer ini berupa hasil

wawancara dengan pemimpin rumah sakit, dan kepala bagian radiologi.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara. Data sekunder ini berupa bukti, catatan,atau

laporan historis yang telah tersusun dalam arsip, dan dokumen resmi. Data
sekunder dalam penelitian ini meliputi laporan laba rugi dan catatan

penerimaan pasien.

E. Data yang Diperlukan

1. Data mengenai gambaran umum perusahaan seperti:

a. Sejarah dan perkembangan rumah sakit

b. Identitas dan izin rumah sakit

c. Visi, misi, tujuan, falsafah, dan lambang rumah sakit

d. Data pelayanan rumah sakit

e. Struktur organisasi rumah sakit

2. Data yang digunakan dalam penilaian investasi pencucian film

radiografi yaitu:

a. Biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pencucian film

radiografi dengan menggunakan Computer Radiography (CR)

dan secara manual dengan kamar gelap.

b. Biaya pembelian peralatan-peralatan yang digunakan dalam

pencucian film radiografi secara manual dengan kamar gelap.

c. Biaya pembelian Computer Radiography (CR).

d. Pendapatan per tahun bagian radiologi

F. Teknik PengumpulanData

1. Kuisioner

Kuesioner merupakan suatu alat untuk mengumpulkan data secara

tertulis yang berisikan pernyataan-pernyataan yang harus diisi oleh

responden. Dalam penelitian ini, kuesioner akan disebar kepada tenaga kerja
di bagian instalasi radiologi untuk mengetahui kesiapan dalam menerima

keputusan investasi.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara

langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu

pimpinan rumah sakit mengenai gambaran umum rumah sakit, kepala

bagian radiologi mengenai kesiapan sumber daya manusia bagian radiologi

dalam menggunakan metode pencucian film radiografi untuk mendukung

hasil kuesioner, dan data lain yang berhubungan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan cara melihat catatan yang ada di

rumah sakit, untuk mengetahui sejarah berdirinya rumah sakit, pendapatan

dan jumlah pasien per tahun bagian radiologi, biaya-biaya yang terjadi

selama menggunakan metode pencucian secara manual dengan kamar gelap,

serta arsip-arsip yang mendukung analisis data.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan yaitu keputusan

pemilihan alternatif investasi mana yang lebih menguntungkan antara pencucian

film radiologi dengan menggunakan Computer Radiography (CR) atau secara

manual, langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

1. Menganalisis AspekKeuangan

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan analisis

aspek keuanganyaitu:
a. Menghitung jumlah bersih pengeluaran masing-masing alternatif

investasi berdasarkan data yang diperoleh dari Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung.

b. Menghitung depresiasi dengan menggunakan metode garislurus.

c. Mengestimasi pendapatan dan biaya-biaya yang akan terjadi

selama umur ekonomis masing-masing usulan investasi

menggunakan penghitungan garis trend dengan metode

leastsquare.

d. Mengestimasi cash flows dari masing-masing usulan investasi

yang diteliti. Untuk mengestimasi cash flow menggunakan dua

rumus tergantung dari sumber dana yang diinvestasikan,yaitu:

Sumber dana milik pribadi investor, menggunakanrumus:

CF = EAT + D

Sumber dana sebagian milik pribadi dan sebagian pinjaman,

menggunakanrumus:

CF = EAT + D + i (l+t)

Keterangan:

CF : Cash Flow

EAT : Earning After Tax (laba setelah pajak)

D : Depresiasi(penyusutan)
i : Tingkat bunga pinjaman yang harus

ditanggung investor

karena menggunakan sumber dana dari

pihaklain.

l : Konstanta

t : Tingkat pajak yang harus ditanggung

investor karena

adanya pendapatan dari investasitersebut.

e. Menilai masing-masing usulan investasi dengan menggunakan

tiga metode penilaian investasi, yaitu:

1. Metode Payback Period

Penilaian kesimpulan dari metode payback period:

a. Apabila payback period suatu investasi yang

diusulkan lebih pendek dari pada payback period

maksimum yang telah ditentukan maka usulan

investasi tersebut layak untuk dilaksanakan.

b. Apabila payback period suatu investasi yang

diusulkan lebih lama dari pada payback period

maksimum yang telah ditentukan maka usulan

investasi tersebut tidak layak dilaksanakan.

2. Metode Net Present Value


Penarikan kesimpulan dari metode NPV:

a. Jika NPV ≥ 0, maka usulan proyek investasi layak

untuk dilaksanakan.

b. Jika NPV ≤ 0, maka usulan proyek investasi tidak

layak untuk dilaksanakan.

c. Proyek yang memiliki NPV = 0 tidak berarti proyek

tersebut hanya mencapai break even point (BEP).

Proyek tersebut masih memperoleh laba, tetapi laba

yang diperoleh habis digunakan untuk membayar

investasi awal dan membayar bunga kepada kreditor

yang telah meminjamkan dana untuk membiayai

investasi tersebut.

3. Metode Internal Rate of Return

Penilaian kesimpulan menurut metode IRR ini adalah

suatu proyek investasi dikatakan layak untuk diterima jika IRR

≥ cost of capital, dan jika sebaliknya maka proyek investasi

tidak layak diterima

2. Menganalisis Aspek Manajemen

Dalam menganalisis aspek manajemen untuk mengetahui seberapa

siap tenaga kerja di bagian instalasi radiologi dalam menerima

keputusan investasi tersebut akan dilakukan dengan cara:

a. Mengumpulkan Data Melalui Penyebaran Kuisioner


Tingkat kesiapan sumber daya manusia dalam menerima

keputusan investasi dapat diketahui melalui penyebaran kuisioner

yang ditujukan kepada tenaga kerja di bagian instalasi radiologi.

Kuisioner ini berisi pernyataan-pernyataan tentang bagaimana

kemampuan dan pengalaman tenaga kerja dalam menggunakan mesin

CR, syarat pendidikan terakhir yang ditempuh tenaga kerja, dan

keuntungan-keuntungan menggunakan CR.

Data pengisian kuisioner akan diubah menjadi data kuantitatif

dengan menggunakan metode skala likert. Skala ini digunakan untuk

mengukur respon subjek ke dalam lima poin skala dengan interval

yang sama sebagai berikut:

No Keterangan Skor Pengukuran


1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

b. Menguji Kualitas Data Kuisioner

1. Uji Validitas

Azwar (2000) dalam Jogiyanto (2013) mengartikan

validitas sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas

dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi bivariate antara


masing – masing skor indikator dengan total skor konstruk.

Pengujian instrumen penelitian ini dengan cara menghitung

korelasi menggunakan teknik korelasi Pearson dengan tarif

signifikan = 5%.

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas berarti sejauh mana keakuratan dan ketepatan

hasil pengukuran dapat dipercaya. Dikatakan dapat dipercaya

apabila jika pengukuran dilakukan pada subjek yang sama oleh

peneliti yang berbeda akan diperoleh hasil yang relatif sama. Uji

reliabilitas dilakukan dengan rumus Alpha (Cronbach’s) sebagai

berikut:

2
R=
k ∑σ
x 1− 2 t
k −1 σ

Keterangan:

R = Koefisien reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal

∑ σ2 = Total varian butir

σ 2= Total varian

Dalam melakukan pengujian instrumen ini peneliti akan

menggunakan bantuan SPSS. Uji reliabilitas dilakukan dengan

cara membandingkan nilai alpha dengan kriteria dari 0,60 yang


artinya instrumen dapat dikatakan reliable bila nilai alpha lebih

besar dari 0,60.

c. Menentukan interval dan menghitung persentase jawaban

responden.

Interval ini digunakan untuk mengetahui persentase kuisioner

yang telah diisi oleh responden termasuk dalam kategori sangat setuju,

setuju, netral, tidak setuju, atau sangat tidak setuju. Rumus untuk

menghitung interval yaitu:

Interval = 100% / Jumlah kriteria jawaban

Sedangkan rumus yang digunakan untuk menghitung

persentase jawaban responden yaitu:

∑ Kriteria jawaban responden x skala

Persentase = x 100%

∑ skor tertinggi

3. Menentukan investasi yang akan dipilih

Berdasarkan aspek keuangan investor membandingkan masing-

masing metode investasi yaitu Payback Period, Net Present Value, dan

Internal Rate of Return dari masing-masing usulan investasi. Usulan

investasi yang akan memberikan Net Present Value dan Internal Rate of

Return terbesarlah yang sebaiknya dipilih. Semakin besar Net Present Value
dan Internal Rate of Return suatu usulan investasi berarti usulan investasi

tersebut akan memberikan keuntungan semakin besar. Sedangkan usulan

investasi yang akan memberikan payback period terkecil waktu

pengembalian investasinya maka sebaiknya usulan investasi tersebut dipilih.

Semakin cepat waktu pengembalian payback period suatu usulan investasi,

maka semakin kecil pula resiko ketidakpastian yang mungkin

timbul.Berdasarkan aspek manajemen investasi dinyatakan layak jika hasil

persentase kuesioner tenaga kerja di bagian radiologi termasuk dalam

kategori minimal siap .


BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

El. Endah Permatasari NIM: 132114083

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Keputusan investasi yang tepat dapat mempengaruhi keuntungan dan

kelangsungan usaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keputusan

pemilihan alternatif investasi yang lebih menguntungkan untuk pencucian film

radiografi antara Computer Radiography (CR) atau secara manual pada Rumah

Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Teknik analisa data yang

digunakan adalah metode Payback Period, Net Present Vaue, dan Internal Rate

of Return untuk aspek keuangan serta pengukuran sikap menggunakan skala

Likert untuk aspek manajemen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencucian film radiografi dengan

menggunakan Computer Radiography (CR) (alternatif II) menghasilkan Net

Present Value dan Internal Rate of Return lebih besar serta Payback Period lebih

cepat dibandingkan dengan menggunakan pencucian film radiografi secara

manual (alternatif I). Berdasarkan hasil penelitian, Rumah Sakit Panti Secanti

Gisting sebaiknya memilih alternatif investasi ke-II yaitu dengan menerapkan

metode pencucian film radiografi menggunakan Computer Radiography (CR).


A. Analisis Aspek Keuangan Investasi Pencucian Film Radiografi Secara

Manual (Kamar Gelap)Metode yang digunakan untuk menganalisis aspek

keuangan adalah metode Payback Period (PP) dan Net Present Value

(NPV). Langkah- langkah yang dilakukan dalam menganalisis aspek ini

yaitu:

1. Menghitung jumlah bersih pengeluaran (cash outlays)

Jumlah bersih pengeluaran yang harus ditanggung rumah sakit untuk

tetap menggunakan metode pencucian film radiografi secara manual (kamar

gelap) dengan membeli peralatan sama seperti yang saat ini digunakan

dengan kondisi baru dapat dilihat dalam tabel 5.1.

Tabel 5.1 Cash Outlays Alternatif Investasi I Kamar Gelap


Jenis Pengeluaran Jumlah
Pembelian dryer (isi 25 film) Rp13.625.000
Pembelian safe light 805.000
Pembelian kaset film:
3 buah kaset film ukuran 24x30 cm 7.880.000
3 buah kaset film ukuran 30x40 cm 9.550.000
3 buah kaset film ukuran 35x35 cm 10.220.000
Pembelian hanger (penggantung film)
3 buah hanger ukuran 24x30 cm 1.690.000
3 buah hanger ukuran 30x40 cm 1.740.000
3 buah hanger ukuran 35x35 cm 1.790.000
Pembelian tangki stainles 4.300.000
Pembelian lampu baca double 4.700.000
Jumlah bersih pengeluaran (cash outlays) 56.250.000
Sumber: Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting, Lampung

Peralatan yang digunakan dalam metode pencucian film radiografi

secara manual dengan menggunakan kamar gelap ini akan diinvestasikan

sebanyak dua kali. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan umur

ekonomis antara peralatan tersebut dengan mesin Computer Radiography


(CR) dan jika keduanya dibandingkan menjadi tidak setara. Sehingga

jumlah pengeluaran bersih yang harus ditanggung rumah sakit yaitu

Rp56.250.000 x 2 = Rp112.500.000.

2. Menghitung depresiasi

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam metode pencucian film

radiografi secara manual (kamar gelap) seperti kaset, hanger, dryer, safe

light, dan tangki alumunium oleh rumah sakit disusutkan selama 4 tahun.

Setelah umur ekonomis peralatan tersebut telah habis rumah sakit

menggantinya dengan yang baru. Rumah sakit menetapkan bahwa peralatan

tersebut tidak memiliki nilai residu. Total harga perolehan semua peralatan

model lama yang dibeli dengan kondisi baru saat akan melakukan investasi

adalah Rp112.500.000,00. Rumah sakit menggunakan metode depresiasi

garis lurus untuk penghitungan biaya penyusutannya yang dapat dapat

ditentukan besarnya sebagai berikut:

Total harga perolehan peralatan Rp112.500.000,00

Umur ekonomis 8 tahun :

Depresiasi Rp14.062.500,00

3. Menghitung estimasi pendapatan dan biaya.

a. Estimasi pendapatan yang akan diterima selama umur ekonomis

peralatan untuk alternatif investasi I.


Estimasi pendapatan pada alternatif investasi I ini dihitung

menggunakan penghitungan garis trend dengan metode least square.

Prediksi pendapatan ini dihitung berdasarkan data historis pendapatan

di instalasi radiologi selama 3 tahun terakhir. Data mengenai jumlah

pasien dan pendapatan selama 3 tahun terakhir menunjukkan adanya

peningkatan pasien di setiap tahunnya sehingga dengan penghitungan

garis trend ini diestimasikan pendapatan untuk tahun berikutnya juga

meningkat. Penghitungan trend dan estimasi pendapatan untuk

alternatif investasi I dapat dilihat pada tabel 5.2 dan tabel 5.3 berikut

ini.

Tabel 5.2 Penghitungan Trend Pendapatan Alternatif Investasi I


Tahun (N) Pendapatan (Y) X x2 XY
2014 Rp220.675.000 -1 1 -220.675.000
2015 250.145.000 0 0 0
2016 274.887.000 1 1 274.887.000
Total 745.707.000 2 54.212.000

a = ∑Y/N = 745.707.000/3 = 248.569.000 b = ∑XY/∑


= 54.212.000/2 = 27.106.000
Persamaan garis trend Y' = 248.569.000 + 27.106.000X
Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-1016

Tabel 5.3 Estimasi Pendapatan yang akan Diterima Alternatif


Investasi I
Tahun Rumus Trend X Estimasi Pendapatan
2017 248.569.000 + 27.106.000X 2 Rp302.781.000
2018 248.569.000 + 27.106.000X 3 329.887.000
2019 248.569.000 + 27.106.000X 4 356.993.000
2020 248.569.000 + 27.106.000X 5 384.099.000
2021 248.569.000 + 27.106.000X 6 411.205.000
2022 248.569.000 + 27.106.000X 7 438.311.000
2023 248.569.000 + 27.106.000X 8 465.417.000
2024 248.569.000 + 27.106.000X 9 492.523.000

b. Estimasi biaya yang akan terjadi


Estimasi biaya yang akan terjadi terdiri dari estimasi

biaya langsung dan estimasi biaya tidak langsung.

Penghitungan estimasi biaya menggunakan trend dengan

metode least square dari data historis biaya di instalasi

radiologi selama 3 tahun terakhir yang dapat dilihat pada

tabel-tabel berikut ini.

Tabel 5.4 Penghitungan Trend Biaya Film Ukuran 24 x 30 cm


Tahun Biaya X x2 XY
2014 Rp3.899.000 -1 1 -3.899.000
2015 4.855.000 0 0 0
2016 6.726.000 1 1 6.726.000
Total 15.480.000 2 2.827.000

a = ∑Y/N = 15.480.000/3 = 5.160.000


b = ∑XY/∑ = 2.827.000/2 = 1.413.500
Persamaan garis trend Y' = 5.160.000 + 1.413.500X
Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.5 Estimasi Biaya Film Ukuran 24 x 30 cm


Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 5.160.000 + 1.413.500X 2 Rp 7.987.000
2018 5.160.000 + 1.413.500X 3 9.400.500
2019 5.160.000 + 1.413.500X 4 10.814.000
2020 5.160.000 + 1.413.500X 5 12.227.500
2021 5.160.000 + 1.413.500X 6 13.641.000
2022 5.160.000 + 1.413.500X 7 15.054.500
2023 5.160.000 + 1.413.500X 8 16.468.000
2024 5.160.000 + 1.413.500X 9 17.881.500
Tabel 5.6 Penghitungan Trend Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm
Tahun Biaya X x2 XY
2014 Rp1.180.500 -1 1 -1.180.500
2015 1.422.600 0 0 0
2016 1.607.700 1 1 1.607.700
Total 4.210.800 2 427.200

a = ∑Y/N = 4.210.800/3 = 1.403.600


b = ∑XY/∑ = 427.200/2 = 213.600
Persamaan garis trend Y' = 1.403.600 + 213.600X
Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.7 Estimasi Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm


Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 1.403.600 + 213.600X 2 Rp1.830.800
2018 1.403.600 + 213.600X 3 2.044.400
2019 1.403.600 + 213.600X 4 2.258.000
2020 1.403.600 + 213.600X 5 2.471.600
2021 1.403.600 + 213.600X 6 2.685.200
2022 1.403.600 + 213.600X 7 2.898.800
2023 1.403.600 + 213.600X 8 3.112.400
2024 1.403.600 + 213.600X 9 3.326.000

Tabel 5.8 Penghitungan Trend Biaya Film Ukuran 35 x 35 cm


Tahun Biaya X x2 XY
2014 Rp4.470.000 -1 1 -4.470.000
2015 5.887.500 0 0 0
2016 7.926.000 1 1 7.926.000
Total 18.283.500 2 3.456.000

a = ∑Y/N = 18.283.500/3 = 6.094.500


b = ∑XY/∑ = 3.456.000/2 = 1.728.000
Persamaan garis trend Y' = 7.093.983 + 1.728.000X
Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.9 Estimasi Biaya Film Ukuran 35 x 35 cm


Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 7.093.983 + 1.728.000X 2 Rp 9.550.500
2018 7.093.983 + 1.728.000X 3 11.278.500
2019 7.093.983 + 1.728.000X 4 13.006.500
2020 7.093.983 + 1.728.000X 5 14.734.500
2021 7.093.983 + 1.728.000X 6 16.462.500
2022 7.093.983 + 1.728.000X 7 18.190.500
2023 7.093.983 + 1.728.000X 8 19.918.500
2024 7.093.983 + 1.728.000X 9 21.646.500

Tabel 5.10 Penghitungan Trend Biaya Pembelian Cairan Developer


Tahun Biaya X x2 XY
2014 Rp 8.550.000 -1 1 8.550.000
2015 11.835.000 0 0 0
2016 15.255.000 1 1 15.255.000
Total 35.640.000 2 5.705.000

a = ∑Y/N = 34.640.000/3 = 11.880.000


b = ∑XY/∑ = 5.705.000/2 = 2.852.500
Persamaan garis trend Y' = 11.880.000 + 2.852.500X
Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.11 Estimasi Biaya Biaya Pembelian Cairan Developer


Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 11.880.000 + 2.852.500X 2 Rp17.585.000
2018 11.880.000 + 2.852.500X 3 20.437.500
2019 11.880.000 + 2.852.500X 4 23.290.000
2020 11.880.000 + 2.852.500X 5 26.142.500
2021 11.880.000 + 2.852.500X 6 28.995.000
2022 11.880.000 + 2.852.500X 7 31.847.500
2023 11.880.000 + 2.852.500X 8 34.700.000
2024 11.880.000 + 2.852.500X 9 37.552.500
Tabel 5.12 Penghitungan Trend Biaya Pembelian Cairan Fixer
Tahun Biaya X x2 XY
2014 Rp 8.730.000 -1 1 -8.730.000
2015 11.950.000 0 0 0
2016 15.575.000 1 1 15.575.000
Total 36.255.000 2 6.845.000

a = ∑Y/N = 36.255.000/3 = 12.085.000


b = ∑XY/∑ = 6.845.000/2 = 3.422.500
Persamaan garis trend Y' = 12.085.000 + 3.422.500X
Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.13 Estimasi Biaya Biaya Pembelian Cairan Fixer


Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 11.845.000 + 3.212.500X 2 Rp18.930.000
2018 11.845.000 + 3.212.500X 3 22.352.500
2019 11.845.000 + 3.212.500X 4 25.775.000
2020 11.845.000 + 3.212.500X 5 29.197.500
2021 11.845.000 + 3.212.500X 6 32.620.000
2022 11.845.000 + 3.212.500X 7 36.042.500
2023 11.845.000 + 3.212.500X 8 39.465.000
2024 11.845.000 + 3.212.500X 9 42.887.500

Tabel 5.14 Penghitungan Trend Biaya Gaji Radiografer (3 orang)


Tahun Biaya X x2 XY
2014 Rp 90.000.000 -1 1 -90.000.000
2015 90.000.000 0 0 0
2016 92.160.000 1 1 92.160.000
Total 272.160.000 2 2.160.000

a = ∑Y/N = 272.160.000/3 = 90.720.000


b = ∑XY/∑ = 2.160.000/2 = 1.080.000
Persamaan garis trend Y' = 90.720.000 + 1.080.000X
Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016
Tabel 5.15 Estimasi Biaya Biaya Gaji Radiografer (3 orang)
Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 90.720.000 + 1.080.000X 2 Rp92.880.000
2018 90.720.000 + 1.080.000X 3 93.960.000
2019 90.720.000 + 1.080.000X 4 95.040.000
2020 90.720.000 + 1.080.000X 5 96.120.000
2021 90.720.000 + 1.080.000X 6 97.200.000
2022 90.720.000 + 1.080.000X 7 98.280.000
2023 90.720.000 + 1.080.000X 8 99.360.000
2024 90.720.000 + 1.080.000X 9 100.440.000

Tabel 5.16 Penghitungan Trend Biaya Gaji Dokter Radiologi


Tahun Biaya X XY
2014 Rp120.000.000 -1 1 -120.000.000
2015 120.000.000 0 0 0
2016 121.500.000 1 1 121.500.000
Total 361.500.000 2 1.500.000

a = ∑Y/N = 361.500.000/3 = 120.500.000


b = ∑XY/∑ = 1.500.000/2 = 750.000
Persamaan garis trend Y' = 120.500.000 + 750.000X
Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.17 Estimasi Biaya Biaya Gaji Dokter Radiologi


Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 120.500.000 + 750.000X 2 Rp122.000.000
2018 120.500.000 + 750.000X 3 122.750.000
2019 120.500.000 + 750.000X 4 123.500.000
2020 120.500.000 + 750.000X 5 124.250.000
2021 120.500.000 + 750.000X 6 125.000.000
2022 120.500.000 + 750.000X 7 125.750.000
2023 120.500.000 + 750.000X 8 126.500.000
2024 120.500.000 + 750.000X 9 127.250.000

Tabel 5.18 Penghitungan Trend Biaya Listrik


Tahun Biaya X XY
2014 Rp1.570.950 -1 1 -1.570.950
2015 1.712.900 0 0 0
2016 2.350.300 1 1 2.350.300
Total 5.634.150 2 779.350

a = ∑Y/N = 5.634.150/3 = 1.878.050


b = ∑XY/∑ = 779.350/2 = 389.675
Persamaan garis trend Y' = 1.878.050 + 389.675X
Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.19 Estimasi Biaya Biaya Gaji Listrik


Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 1.878.050 + 389.675X 2 Rp2.657.400
2018 1.878.050 + 389.675X 3 3.047.075
2019 1.878.050 + 389.675X 4 3.436.750
2020 1.878.050 + 389.675X 5 3.826.425
2021 1.878.050 + 389.675X 6 4.216.100
2022 1.878.050 + 389.675X 7 4.605.775
2023 1.878.050 + 389.675X 8 4.995.450
2024 1.878.050 + 389.675X 9 5.385.125

Tabel 5.20 Penghitungan Trend Biaya Air


Tahun Biaya X x2 XY
2014 Rp1.214.500 -1 1 -1.214.500
2015 1.325.700 0 0 0
2016 1.518.500 1 1 1.518.500
Total 4.058.700 2 304.000

a = ∑Y/N = 4.058.700/3 = 1.352.900


b = ∑XY/∑ = 304.000/2 = 152.000
Persamaan garis trend Y' = 1.352.900 + 152.000X
Sumber: Data Perusahaan Diolah Tahun 2014-2016
Tabel 5.21 Estimasi Biaya Biaya Gaji Air
Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 1.352.900 + 152.000X 2 Rp1.656.900
2018 1.352.900 + 152.000X 3 1.808.900
2019 1.352.900 + 152.000X 4 1.960.900
2020 1.352.900 + 152.000X 5 2.112.900
2021 1.352.900 + 152.000X 6 2.264.900
2022 1.352.900 + 152.000X 7 2.416.900
2023 1.352.900 + 152.000X 8 2.568.900
2024 1.352.900 + 152.000X 9 2.720.900

Tabel 5.22 berikut ini menampilkan rekapitulasi estimasi biaya

langsung dan tak langsung yang diperkirakan akan terjadi selama

umur ekonomi peralatan yang digunakan dalam metode pencucuian

film radiografi secara manual (kamar gelap).

Tabel 5.22 Rekapitulasi Estimasi Biaya Langsung dan Tidak


Langsung
Komponen Estimasi Tahun
Biaya 2017 2018 2019 2020
(rupiah) (rupiah) (rupiah) (rupiah)
Biaya Langsung:
Film 24 x 30 cm 7.987.000 9.400.500 10.814.000 12.227.500
Film 30 x 40 cm 1.830.800 2.044.400 2.258.000 2.471.600
Film 35 x 35 cm 9.550.500 11.278.500 13.006.500 14.734.500
Cairan Developer 17.585.000 20.437.500 23.290.000 26.142.500
18.930.000 22.352.500 25.775.000 29.197.500
Cairan Fixer
92.880.000 93.960.000 95.040.000 96.120.000
Gaji Radiografer 122.000.000 122.750.000 123.500.000 124.250.000
Gaji Dokter
Biaya Tak Langsung:
Listrik 2.657.400 3.047.075 3.436.750 3.826.425
Air 1.656.900 1.808.900 1.960.900 2.112.900
Jumlah 275.077.600 287.079.375 299.081.150 311.082.925
Komponen Estimasi Tahun
Biaya 2021 2022 2023 2024
(rupiah) (rupiah) (rupiah) (rupiah)
Biaya Langsung:
Film 24 x 30 cm 13.641.000 15.054.500 16.468.000 17.881.500
2.685.200 2.898.800 3.112.400 3.326.000
16.462.500 18.190.500 19.918.500 21.646.500
28.995.000 31.847.500 34.700.000 37.552.500
32.620.000 36.042.500 39.465.000 42.887.500
97.200.000 98.280.000 99.360.000 100.440.000
Film 30 x 40 cm
Film 35 x 35 cm 125.000.000 125.750.000 126.500.000 127.250.000
Cairan Developer
Biaya Tak Langsung:
Listrik 4.216.100 4.605.775 4.995.450 5.385.125
Air 2.264.900 2.416.900 2.568.900 2.720.900
Jumlah 275.077.600 287.079.375 299.081.150 311.082.925

Estimasi total biaya berdasarkan metode depresiasi garis lurus

sesuai umur ekonomis peralatan yang digunakan dalam metode

pencucian manual (kamar gelap) dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut

ini:

Tabel 5.23 Estimasi Total Biaya Berdasarkan Depresiasi Garis


Lurus
Biaya Langsung
Tahun dan Tak Langsung Depresiasi Total Biaya
2017 Rp275.077.600 Rp14.062.500 Rp289.140.100
2018 287.079.375 14.062.500 301.141.875
2019 299.081.150 14.062.500 313.143.650
2020 311.082.925 14.062.500 325.145.425
2021 323.084.700 14.062.500 337.147.200
2022 335.086.475 14.062.500 349.148.975
2023 339.523.900 14.062.500 353.586.400
2024 359.090.025 14.062.500 373.152.525
Sumber: Tabel 5.22

4. Menghitung estimasi Earning After Tax (EAT) dan estimasi Cash


Flow.

Sebelum menentukan estimasi Earning After Tax (EAT) terlebih

dahulu menentukan besarnya estimasi Earning Before Income Tax (EBIT)

dan Earning Before Tax (EBT). Estimasi Earning Before Income Tax

(EBIT) didapat dengan menghitung selisih antara pendapatan yang


diperoleh rumah sakit dan biaya-biaya yang terjadi yang dihitung jumlahnya

per tahun. Sedangkan untuk menghitung estimasi Earning Before Tax

(EBT) dilakukan dengan mengurangkan EBIT dengan biaya bunga. Dalam

hal ini rumah sakit menggunakan dana milik pribadi maka tidak ada biaya

bunga yang dibebankan sehingga jumlah EBIT sama dengan jumlah EBT.

Hasil estimasi Earning Before Tax (EBT) ini digunakan untuk

menentukan Earning After Tax (EAT) dengan mengurangi jumlah EBT

dengan jumlah pajak penghasilan yang ditampilkan dalam tabel 5.24.

Penghitungan jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh rumah

sakit terdapat dalam lampiran III. Tarif pajak yang digunakan sesuai dengan

tarif pajak penghasilan pasal 17 Undang-undang No. 36 Tahun 2008.

Tabel 5.24 Estimasi Earning After Tax (EAT) Alternatif Investasi I


Estimasi Estimasi Estimasi Estimasi
PKP
Tahun Pendapatan Total Biaya EBT EAT
(dalam Rp)
(dalam Rp) (dalam Rp) (dalam Rp) (dalam Rp)
2017 302.781.000 289.140.100 13.640.900 682.045 12.958.855
2018 329.887.000 301.141.875 28.745.125 1.437.256 27.307.869
2019 356.993.000 313.143.650 43.849.350 2.192.468 41.656.883
2020 384.099.000 325.145.425 58.953.575 3.843.036 55.110.539
2021 411.205.000 337.147.200 74.057.800 6.108.670 67.949.130
2022 438.311.000 349.148.975 89.162.025 8.374.304 80.787.721
2023 465.417.000 353.586.400 111.830.600 11.774.590 100.056.010
2024 492.523.000 373.152.525 119.370.475 12.905.571 106.464.904
Sumber: Tabel 5.3, Tabel 5.23, dan Lampiran III

Hasil estimasi EAT yang terdapat dalam tabel 5.24 digunakan untuk

menentukan berapa besarnya cash flows atau proceeds yang akan diterima

dari usulan investasi alternatif pertama. Penghitungannya dengan cara

menambah jumlah EAT per tahun dengan jumlah depresiasi. Tabel 5.25
berikut ini adalah hasil perhitungan estimasi cash flows (proceeds) yang

akan diperoleh selama umur ekonomis peralatan-peralatan yang digunakan

dalam pencucian film radiografi secara manual (kamar gelap).

Tabel 5.25 Estimasi Cash Flow (proceeds) Alternatif Investasi I


Tahun EAT Depresiasi Proceeds
2017 Rp12.958.855 Rp14.062.500 Rp27.021.355
2018 27.307.869 14.062.500 41.370.369
2019 41.656.883 14.062.500 55.719.383
2020 55.110.539 14.062.500 69.173.039
2021 67.949.130 14.062.500 82.011.630
2022 80.787.721 14.062.500 94.850.221
2023 100.056.010 14.062.500 114.118.510
2024 106.464.904 14.062.500 120.527.404
Sumber: Tabel 5.24 dan Tabel 5.23

Berdasarkan hasil penghitungan di atas dapat diketahui jumlah

estimasi proceeds yang akan diterima selama umur ekonomis peralatan

pencuci film radiografi secara manual dengan kamar gelap. Jumlah

proceeds ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk menilai investasi

berdasarkan aspek keuangan.

5. Menilai usulan investasi pencucian film radiografi manual (kamar


gelap).

Usulan investasi ini dianalisis dengan menggunakan tiga metode

penilaian investasi dalam aspek keuangan, yaitu Payback Period, Net

Present Value, dan Internal Rate of Return. Perhitungannya adalah sebagai

berikut:

a. Metode Payback Period (PP)

Penghitungan metode payback period dari usulan investasi


alternatif I yaitu pencucian film radiografi secara manual dengan

menggunakan kamar gelap adalah sebagai berikut:

Jumlah investasi Rp112.500.000

Proceeds tahun I (2017) Rp 27.021.355

Proceeds tahun II (2018) Rp 41.370.369

Investasi yang belum tertutup

sesudah akhir tahun 2018 Rp 44.108.276

Proceeds tahun pertama belum dapat menutup jumlah

pembiayaan investasi secara keseluruhan karena masih tersisa

sejumlah Rp44.108.276 yang masih harus ditutup dengan proceeds

tahun kedua. Penghitungan sisa waktu yang diperlukan untuk menutup

usulan investasi alternatif I di tahun ketiga (2019) sebagai berikut:

Investasi yang diperlukan x 1 tahun


Payback Period =
Jumlah proceeds tahunan
= Rp44.108.276 x 1 tahun
Rp55.719.383
= 0,7916 x 1 tahun
= 9 bulan 15 hari

Dengan demikian payback period dari usulan investasi alternatif

I yaitu metode pencucian film radiografi secara manual dengan

menggunakan kamar gelap adalah 2 tahun 9 bulan 15 hari.

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa usulan

investasi alternatif I yaitu pencucian film radiografi secara manual


dengan menggunakan kamar gelap layak untuk dilakukan karena

memiliki payback period lebih cepat dibandingkan dengan umur

ekonomisnya yaitu 8 tahun.

b. Metode Net Present Value (NPV)

Tingkat keuntungan yang diharapkan oleh rumah sakit adalah

sebesar 15%. Penghitungan NPV atas dasar discount factor 15% dapat

dilihat pada tabel 5.26 berikut ini.

Tabel 5.26 Penghitungan Net Present Value Alternatif Investasi I


Tahun DF 15% Proceeds PV dari Proceed
2017 0,8696 Rp27.021.355 Rp 23.497.770
2018 0,7561 41.370.369 31.280.136
2019 0,6575 55.719.383 36.635.494
2020 0,5718 69.173.039 39.553.144
2021 0,4972 82.011.630 40.774.274
2022 0,4323 94.850.221 41.006.368
2023 0,3759 114.118.510 42.901.375
2024 0,3269 120.527.404 39.400.622
PV dari proceeds 295.047.720
PV dari outlays 112.500.000
NPV 182.547.720
Sumber: Lampiran VI dan Tabel 5.25

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa usulan

investasi alternatif I menunjukkan hasil NPV sebesar Rp182.547.720.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usulan investasi alternatif

I yaitu pencucian film radiografi secara manual dengan kamar gelap

layak untuk dilakukan karena menghasilkan NPV yang bernilai

positif.
c. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Penentuan besarnya tingkat bunga dapat menggunakan bantuan

program komputer yaitu aplikasi Microsoft Excel, kemudian dicari

dengan menggunakan 2 tingkat diskonto yang besarnya mendekati

nilai IRR yang sebenarnya. Telah diketahui bahwa tingkat keuntungan

yang diinginkan oleh Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung

adalah sebesar 15%. Tabel 5.27 berikut ini merupakan penghitungan

internal rate of return dengan menggunakan metode trial and error.

Tabel 5.27 Penghitungan Internal Rate of Return


Alternatif Investasi I Atas Dasar Tingkat
Diskonto 44% dan 45%
Proceeds Tingkat Diskonto 44% Tingkat Diskonto 45%
Tahun
(dalam Rp) DF PV (dalam Rp) DF PV (dalam Rp)
2017 27.021.355 0,6944 18.764.830 0,6897 18.635.417
2018 41.370.369 0,4823 19.950.988 0,4756 19.676.751
2019 55.719.383 0,3349 18.660.309 0,3280 18.276.890
2020 69.173.039 0,2326 16.087.438 0,2262 15.648.217
2021 82.011.630 0,1615 13.245.336 0,1560 12.794.857
2022 94.850.221 0,1122 10.638.083 0,1076 10.205.407
2023 114.118.510 0,0779 8.888.299 0,0742 8.467.985
2024 120.527.404 0,0541 6.519.073 0,0512 6.167.963
Present Value dari proceeds 112.754.356 109.873.487
Present Value dari outlays 112.500.000 112.500.000
Net Present Value 254.356 -2.626.513
Sumber: Tabel 5.25

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan di tabel 5.27 maka

dapat disimpulkan bahwa besarnya internal rate of return terletak antara

tingkat diskonto 44% dan 45%. Berikut adalah perhitungan dengan

menggunakan rumus untuk mengetahui besarnya nilai internal rate of


return yang dapat menyebabkan NPV alternatif investasi I menjadi nol.

r = IRR = 44 – 254.356 + (45 – 44)

-2.626.513 – 254.356

r = IRR = 44 + 254.356

2.880.869

r = IRR = 44 + 0,0883

r = IRR = 44,0,9%

Berdasarkan perhitungan di atas besarnya kisaran rate of return yang

dapat menghasilkan NPV nol untuk alternatif investasi I adalah 44,09%.

Dengan demikian usulan alternatif investasi I yaitu pencucian film

radiografi dengan menggunakan kamar gelap layak untuk dilakukan, karena

nilai IRR yang dihasilkan lebih besar dari tingkat keuntungan yang

diharapkan oleh Rumah Sakit Panti Secanti yaitu 15%.

B. Analisis Aspek Keuangan Investasi Pencucian Film Radiografi

Menggunakan Computer Radiography (CR)

Metode yang digunakan untuk menganalisis aspek keuangan adalah metode

Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return

(IRR). Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis aspek ini yaitu:

1. Menghitung jumlah bersih pengeluaran (cash outlays).

Jumlah bersih pengeluaran yang harus ditanggung rumah sakit untuk

membeli mesin pencucian film radiografi Computer Radiography (CR) pada

saat akan melakukan invetasi dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut.
Tabel 5.28 Cash Outlays Alternatif Investasi II CR

Jenis Pengeluaran Jumlah


Harga beli Computer Radiography (CR) Rp150.000.000
merk AGFA 30-X (sudah termasuk
accesories + instal + ijin) dengan umur
ekonomis 10 tahun.
Biaya Pengirimian 750.000
Pajak (10% dari harga beli CR) 15.000.000
Jumlah bersih pengeluaran (cash outlay) 165.750.000
Sumber: Data Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting, Lampung

2. Menghitung depresiasi

Mesin Computer Radiography (CR) baru dengan merk merk AGFA

30-X diperoleh dengan harga Rp150.000.000,00. Mesin ini memiliki umur

ekonomis selama 10 tahun dan perusahaan menetapkan nilai residu sebesar

10% dari harga perolehannya. Perusahaan menggunakan metode garis

lurus untuk perhitungan biaya depresiasinya yang dapat ditentukan besarnya

sebagai berikut:

Harga perolehan CR Rp165.750.000,00

Nilai residu (10% x harga perolehan) Rp 16.575.000,00

Harga perolehan setelah dikurangi nilai residu Rp149.175.000,00

Umur ekonomis 8 tahun :

Depresiasi Rp 18.646.875,00

3. Menghitung estimasi pendapatan dan biaya yang akan terjadi selama

umur ekonomis mesin Computer Radiography (CR).

a. Estimasi pendapatan yang akan diperoleh selama umur

ekonomis mesin
Computer Radiography (CR).

Estimasi pendapatan dihitung dengan menggunakan

penghitungan garis trend dengan metode least square. Alternatif

investasi II ini belum dilakukan sehingga data yang digunakan

dalam mengestimasi pendapatan menggunakan data historis

pendapatan saat menggunakan kamar gelap di instalasi radiologi

selama 3 tahun terakhir. Hal tersebut dikarenakan rumah sakit

tidak akan menaikkan atau menurunkan harga dari setiap

pencucian filmnya sehingga tetap sama dan data ketika

menggunakan kamar gelap tersebut dapat digunakan untuk

mengestimasi pendapatan. Umur ekonomis mesin Computer

Radiography (CR) tersebut diperkirakan mencapai 10 tahun.

Penghitungan trend dan estimasi pendapatan untuk alternatif

investasi II dapat dilihat pada tabel 5.29 dan tabel 5.30 berikut

ini.

Tabel 5.29 Penghitungan Trend Pendapatan Alternatif Investasi II


Tahun (N) Pendapatan (Y) X XY
2014 Rp220.675.000 -1 1 -220.675.000
2015 250.145.000 0 0 0
2016 274.887.000 1 1 274.887.000
Total 745.707.000 2 54.212.000

a = ∑Y/N = 745.707.000/3 = 248.569.000


b = ∑XY/∑ = 54.212.000/2 = 27.121.000
Persamaan garis trend Y' = 248.569.000 + 27.121.000X

Sumber: Data Rumah Sakit Diolah Tahun 2014-2016


Tabel 5.30 Estimasi Pendapatan yang Diterima Alternatif Investasi
II
Tahun Rumus Trend X Estimasi Pendapatan
2017 248.569.000 + 27.121.000X 2 Rp302.781.000
2018 248.569.000 + 27.121.000X 3 329.887.000
2019 248.569.000 + 27.121.000X 4 356.993.000
2020 248.569.000 + 27.121.000X 5 384.099.000
2021 248.569.000 + 27.121.000X 6 411.205.000
2022 248.569.000 + 27.121.000X 7 438.311.000
2023 248.569.000 + 27.121.000X 8 465.417.000
2024 248.569.000 + 27.121.000X 9 492.523.000

b. Estimasi biaya-biaya yang akan terjadi selama umur ekonomis


mesin CR.

Estimasi biaya yang akan terjadi terdiri dari estimasi biaya

langsung dan estimasi biaya tidak langsung. Jika rumah sakit

menggunakan metode pencucian film radiografi dengan Computed

Radiography (CR) ini, maka ada penghematan biaya karena tidak ada

biaya pembelian cairan developer dan cairan fixer. Biaya yang

dibutuhkan untuk metode ini hanya pembelian film ukuran 30 x 40

cm, gaji untuk radiografer sebanyak 3 orang, gaji untuk dokter

spesialis radiologi, dan biaya listrik yang diperkirakan akan meningkat

jumlahnya sebesar tiga kali lipat dari biaya listrik ketika menggunakan

metode manual. Jumlah film ukuran 30 x 40 cm akan menjadi lebih

besar dibanding menggunakan metode manual yang dihitung

berdasarkan data rata-rata penggunaan film ukuran 30 x 40 cm selama

tiga tahun terakhir. Hal ini dikarenakan film ukuran 35 x 35 cm dan 25

x 30 cm tidak lagi digunakan.


Penggunaan film ukuran 30 x 40 cm hanya untuk hasil

pemeriksaan rontgen lumbal dan BNO. Berdasarkan data yang

terdapat pada lampiran I, II, dan III diperoleh perbandingan

penggunaan film ukuran 30 x 40 cm dengan rata-rata sebesar 4,662

kali lipat lebih besar dibandingkan saat menggunakan metode manual

di tahun 2014-2016, perhitungannya adalah sebagai berikut:

Tahun 2014 : Total penggunaan film sebesar 2.135 buah sedangkan

untuk ukuran 30 x 40 cm sebesar 563 buah, maka peningkatannya

adalah sebesar 2.135/563 = 3,792 kali lipat.

Tahun 2015 : Total penggunaan film sebesar 2.003 buah sedangkan

untuk ukuran 30 x 40 cm sebesar 563 buah, maka peningkatannya

adalah sebesar 2.003/389 = 5,149 kali lipat.

Tahun 2016 : Total penggunaan film sebesar 2.175 buah sedangkan

untuk ukuran 30 x 40 cm sebesar 431 buah, maka peningkatannya

adalah sebesar 2.175/431 = 5,046 kali lipat.

Rata-rata peningkatan penggunaan film ukuran 30 x 40 cm per

tahun adalah (3,792+5,149+5,046)/3 = 4,662. Berikut ini adalah

perhitungan jumlah biaya yang akan terjadi untuk pembelian film

ukuran 30 x 40 cm saat mengalami kenaikkan.


Tahun 2014: Rp1.180.500 x 4,662

= Rp5.503.491 Tahun 2015:

Rp1.422.600 x 4,662 =

Rp6.632.161 Tahun 2016:

Rp1.607.700 x 4,662 =

Rp7.495.097

Penghitungan estimasi biaya menggunakan trend dengan

metode least square dari data historis biaya di instalasi

radiologi selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel-tabel

berikut ini.

Tabel 5.31 Penghitungan Trend Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm


Tahun Biaya X XY
2014 Rp 5.503.491 -1 1 5.503.491
2015 6.632.161 0 0 0
2016 7.495.097 1 1 7.495.097
Total 19.630.749 2 1.991.606

a = ∑Y/N = 19.630.749/3 = 6.543.583


b = ∑XY/∑ = 1.991.606/2 = 995.803
Persamaan garis trend Y' = 6.543.583 + 995.803X
Sumber: Data Rumah Sakit Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.32 Estimasi Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm


Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 6.543.583 + 995.803X 2 Rp 8.535.189
2018 6.543.583 + 995.803X 3 9.530.992
2019 6.543.583 + 995.803X 4 10.526.795
2020 6.543.583 + 995.803X 5 11.522.598
2021 6.543.583 + 995.803X 6 12.518.401
2022 6.543.583 + 995.803X 7 13.514.204
2023 6.543.583 + 995.803X 8 14.510.007
2024 6.543.583 + 995.803X 9 15.505.810
Tabel 5.33 Penghitungan Trend Biaya Gaji Radiografer
Tahun (N) Pendapatan (Y) X XY
2014 Rp 90.000.000 -1 1 -90.000.000
2015 90.000.000 0 0 0
2016 92.160.000 1 1 92.160.000
Total 272.160.000 2 2.160.000

a = ∑Y/N = 272.160.000/3 = 90.720.000


b = ∑XY/∑ = 2.160.000/2 = 1.080.000
Persamaan garis trend Y' = 90.720.000 + 1.080.000X
Sumber: Data Rumah Sakit Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.34 Estimasi Biaya Gaji Radiografer


Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 90.720.000 + 1.080.000X 2 Rp 92.880.000
2018 90.720.000 + 1.080.000X 3 93.960.000
2019 90.720.000 + 1.080.000X 4 95.040.000
2020 90.720.000 + 1.080.000X 5 96.120.000
2021 90.720.000 + 1.080.000X 6 97.200.000
2022 90.720.000 + 1.080.000X 7 98.280.000
2023 90.720.000 + 1.080.000X 8 99.360.000
2024 90.720.000 + 1.080.000X 9 100.440.000

Tabel 5.35 Penghitungan Trend Biaya Gaji Dokter Radiologi


Tahun (N) Pendapatan (Y) X XY
2014 Rp120.000.000 -1 1 -120.000.000
2015 120.000.000 0 0 0
2016 121.500.000 1 1 121.000.000
Total 361.500.000 2 1.000.000

a = ∑Y/N = 361.500.000/3 = 120.500.000


b = ∑XY/∑ = 1.000.000/2 = 500.000
Persamaan garis trend Y' = 120.500.000 + 500.000X
Sumber: Data Rumah Sakit Diolah Tahun 2014-2016
Tabel 5.36 Estimasi Biaya Gaji Dokter Radiologi
Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 120.500.000 + 500.000X 2 Rp121.500.000
2018 120.500.000 + 500.000X 3 122.000.000
2019 120.500.000 + 500.000X 4 122.500.000
2020 120.500.000 + 500.000X 5 123.000.000
2021 120.500.000 + 500.000X 6 123.500.000
2022 120.500.000 + 500.000X 7 124.000.000
2023 120.500.000 + 500.000X 8 124.500.000
2024 120.500.000 + 500.000X 9 125.000.000

Tabel 5.37 Penghitungan Trend Biaya Listrik


Tahun (N) Pendapatan (Y) X XY
2014 Rp 4.712.850 -1 1 -4.712.850
2015 5.138.700 0 0 0
2016 7.050.900 1 1 7.050.900
Total 16.902.450 2 2.338.050

a = ∑Y/N = 16.902.450/3 = 5.634.150


b = ∑XY/∑ = 2.338.050/2 = 1.169.025
Persamaan garis trend Y' = 5.634.150 + 1.169.025X
Sumber: Data Rumah Sakit Diolah Tahun 2014-2016

Tabel 5.38 Estimasi Biaya Listrik


Tahun Rumus Trend X Estimasi Biaya
2017 5.634.150 + 1.169.025X 2 Rp 7.972.200
2018 5.634.150 + 1.169.025X 3 9.141.225
2019 5.634.150 + 1.169.025X 4 10.310.250
2020 5.634.150 + 1.169.025X 5 11.479.275
2021 5.634.150 + 1.169.025X 6 12.648.300
2022 5.634.150 + 1.169.025X 7 13.817.325
2023 5.634.150 + 1.169.025X 8 14.986.350
2024 5.634.150 + 1.169.025X 9 16.155.375
Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi estimasi biaya

langsung dan tak langsung yang diperkirakan akan terjadi selama

umur ekonomis mesin Computer Radiography (CR).

Tabel 5.39 Rekapitulasi Estimasi Biaya Langsung dan


Tidak Langsung Alternatif Investasi II
Computer Radiography (CR)
Tahun
Komponen Estimasi
2017 2018 2019 2020
Biaya
(rupiah) (rupiah) (rupiah) (rupiah)
Biaya Langsung:
Film 30 x 40 cm 8.535.189 9.530.992 10.526.975 11.522.598
Gaji Radiografer 92.880.000 93.960.000 95.040.000 96.120.000
Gaji Dokter 121.500.000 122.000.000 122.500.000 123.000.000
Biaya Tak Langsung:
Listrik 7.972.200 9.141.225 10.310.250 11.479.275
Jumlah 229.675.400 233.278.825 236.882.250 240.485.675
Tahun
Komponen Estimasi
2021 2022 2023 2024
Biaya
(rupiah) (rupiah) (rupiah) (rupiah)
Biaya Langsung:
Film 30 x 40 cm 12.518.401 13.514.204 14.510.007 15.505.810
Gaji Radiografer 97.200.000 98.280.000 99.360.000 100.440.000
Gaji Dokter 123.500.000 124.000.000 124.500.000 125.000.000
Biaya Tak Langsung:
Listrik 12.648.300 13.817.325 14.986.350 16.155.375
Jumlah 244.089.100 247.692.525 251.295.950 254.899.375

Estimasi total biaya berdasarkan metode depresiasi garis

lurus sesuai umur ekonomis Computer Radiography (CR) dapat

dilihat pada tabel 5.29 berikut ini:


Tabel 5.40 Estimasi Total Biaya Berdasarkan Depresiasi Garis
Lurus
Biaya Langsung
Tahun dan Tak Langsung Depresiasi Total Biaya
2017 Rp230.887.389 Rp18.646.875 Rp249.534.264
2018 234.632.217 18.646.875 253.279.092
2019 238.377.045 18.646.875 257.023.920
2020 242.121.873 18.646.875 260.768.748
2021 245.866.701 18.646.875 264.513.576
2022 249.611.529 18.646.875 268.258.404
2023 253.356.357 18.646.875 272.003.232
2024 257.101.185 18.646.875 275.748.060
Sumber: Tabel 3

a. Menghitung Earning After Tax (EAT) dan estimasi Cash Flow.

Penghitungan dalam alternatif investasi II ini pada

dasarnya sama dengan penghitungan alternatif investasi I.

Sebelum menentukan Earning After Tax (EAT) terlebih dahulu

menentukan besarnya estimasi Earning Before Income Tax

(EBIT) dan Earning Before Tax (EBT). Penghitungan estimasi

Earning Before Income Tax (EBIT) diperoleh dengan

mengurangkan pendapatan yang diperoleh rumah sakit dan

total biaya per tahun. Sedangkan untuk Earning Before Tax

(EBT) dilkukan dengan mengurangkan EBIT dengan biaya

bunga. Dalam hal ini rumah sakit menggunakan dana milik

pribadi maka tidak ada biaya bunga yang dibebankan

sehinggan jumlah EBIT sama dengan jumlah EBT. Hasil

estimasi EBT ini digunakan untuk menentukan Earning After


Tax (EAT) yang ditampilkan pada tabel 5.41.
Tabel 5.41 Estimasi Earning After Tax (EAT) Alternatif Investasi II
Estimasi Estimasi Estimasi Estimasi
PKP
Tahun Pendapatan Total Biaya EBT EAT
(dalam Rp)
(dalam Rp) (dalam Rp) (dalam Rp) (dalam Rp)
2017 302.781.000 249.534.264 53.246.736 2.987.010 50.259.726
2018 329.887.000 253.279.092 76.607.908 6.491.186 70.116.722
2019 356.993.000 257.023.920 99.969.080 9.995.362 89.973.718
2020 384.099.000 260.768.748 123.330.252 13.499.538 109.830.714
2021 411.205.000 264.513.576 146.691.424 17.003.714 129.687.710
2022 438.311.000 268.258.404 170.052.596 20.507.889 149.544.707
2023 465.417.000 272.003.232 193.413.768 24.012.065 169.401.703
2024 492.523.000 275.748.060 216.774.940 27.516.241 189.258.699
Sumber: Tabel 5.30 dan Tabel 5.40

Hasil estimasi Earning After Tax (EAT) yang terdapat dalam

tabel 5.41 digunakan untuk menentukan berapa besarnya cash flow

atau proceeds yang akan diterima dari usulan investasi alternatif

kedua. Penghitungannya dengan cara menambah jumlah EAT per

tahun dengan jumlah depresiasi. Tabel 5.42 berikut ini adalah hasil

perhitungan estimasi cash flow (proceeds) yang akan diperoleh

selama umur ekonomis Computer Radiography (CR).

Tabel 5.42 Estimasi Cash Flow (proceeds) Alternatif Investasi II


Tahun EAT Depresiasi Proceeds
2017 Rp 50.259.726 Rp18.646.875 Rp 68.906.601
2018 70.116.722 18.646.875 88.763.597
2019 89.973.718 18.646.875 108.620.593
2020 109.830.714 18.646.875 128.477.589
2021 129.687.710 18.646.875 148.334.585
2022 149.544.707 18.646.875 168.191.582
2023 169.401.703 18.646.875 188.048.578
2024 189.258.699 18.646.875 207.905.574
Sumber: Tabel 5.41
b. Menilai usulan investasi pencucian film radiografi

menggunakan Computer Radiography (CR).

Usulan investasi ini dianalisis dengan menggunakan tiga

metode penilaian investasi dalam aspek keuangan, yaitu

Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of

Return. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

i. Metode Payback Period (PP)

Penghitungan metode payback period dari usulan

investasi alternatif II yaitu pencucian film radiografi

dengan menggunakan Computer Radiography (CR) adalah

sebagai berikut:

Jumlah investasi Rp149.175.000

Proceeds tahun I (2017) Rp 68.906.601-

Investasi yang belum tertutup

sesudah akhir tahun 2017 Rp 80.268.399

Proceeds tahun pertama belum dapat menutup jumlah

pembiayaan investasi karena masih tersisa sejumlah Rp80.268.399

yang masih harus ditutup dengan proceeds tahun berikutnya.

Penghitungan sisa waktu yang diperlukan untuk menutup usulan

investasi alternatif II di tahun ked


(2018) sebagai berikut:
Investasi yang diperlukan
Payback x 1 tahun
Period = Jumlah proceeds tahunan

Rp80.268.399
=
Rp88.763.597 x 1 tahun (365 hari)

= 0,9043 x 1 tahun

= 10 bulan 26 hari
Dengan demikian payback period dari usulan

investasi alternatif II yaitu metode pencucian film

radiografi dengan menggunakan Computer Radiography

(CR) adalah 1 tahun 10 bulan 26 hari. Berdasarkan hasil

tersebut usulan investasi alternatif II layak dilakukan

karena payback period yang dihasilkan lebih cepat

dibandingkan dengan umur ekonomisnya yaitu 8 tahun.

ii. Metode Net Present Value (NPV)

Dalam hal ini tingkat keuntungan yang diharapkan

oleh rumah sakit adalah sebesar 15%. Penghitungan NPV

atas dasar discount factor 15% untuk alternatif investasi

pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer

Radiography (CR) dapat dilihat pada tabel 5.43 berikut ini.

Tabel 5.43 Penghitungan Net Present Value Alternatif II CR


Tahun DF 15% Proceeds PV dari Proceed
2017 0,8696 Rp 68.906.601 Rp 59.921.180
2018 0,7561 88.763.597 67.114.156
2019 0,6575 108.620.593 71.418.040
2020 0,5718 128.477.589 73.463.486
2021 0,4972 148.334.585 73.751.956
2022 0,4323 168.191.582 72.709.221
2023 0,3759 188.048.578 70.687.460
2024 0,3269 207.905.574 67.964.332
PV dari proceeds 557.029.830
PV dari outlays 149.175.000
NPV 407.854.830
Sumber: Tabel 5.42 dan Lampiran VI

Penghitungan usulan investasi alternatif II yaitu

pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer

Radiography (CR) pada tabel

5.43 di atas menunjukkan hasil NPV sebesar Rp407.854.830.


Dari hasi
tersebut dapat disimpulkan bahwa usulan alternatif

tersebut layak untuk dilakukan karena NPV yang

dihasilkan bernilai positif.

iii. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Dalam menentukan besarnya tingkat diskonto dapat

menggunakan bantuan program komputer yaitu aplikasi

Microsoft Excel, kemudian dicari dengan menggunakan 2

tingkat diskonto yang besarnya mendekati nilai IRR yang

sebenarnya. Telah diketahui bahwa tingkat keuntungan yang

diinginkan oleh Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung

adalah sebesar 15%. Tabel

5.44 berikut ini merupakan penghitungan internal rate of

return dengan menggunakan metode trial and error.

Tabel 5.44 Penghitungan Internal Rate of Return


Alternatif Investasi II Atas Dasar Tingkat
Diskonto 63% dan 64%
Tahun Proceeds Tingkat Diskonto 63% Tingkat Diskonto 64%
(dalam Rp) DF PV (dalam Rp) DF PV (dalam
Rp)
2017 68.906.601 0,6135 42.273.988 0,6098 42.016.220
2018 88.763.597 0,3764 33.408.708 0,3718 33.002.527
2019 108.620.593 0,2309 25.081.260 0,2267 24.625.249
2020 128.477.589 0,1417 18.200.234 0,1382 17.760.369
2021 148.334.585 0,0869 12.891.528 0,0843 12.503.258
2022 168.191.582 0,0533 8.967.650 0,0514 8.644.526
2023 188.048.578 0,0327 6.151.157 0,0313 5.893.362
2024 207.905.574 0,0201 4.172.202 0,0191 3.972.971
Present Value dari proceeds 151.146.727 148.418.481
Present Value dari outlays 149.175.000 149.175.000
Net Present Value 1.971.727 -756.519
Sumber: Tabel 5.42

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan di

tabel 5.44 maka dapat disimpulkan bahwa besarnya internal

rate of return terletak antara tingkat diskonto 63% dan 64%.

Berikut adalah perhitungan dengan


menggunakan rumus untuk mengetahui besarnya nilai internal rate of
return

yang dapat menyebabkan NPV alternatif investasi I menjadi nol.


(64-63)
r = IRR = 63 – -756.519 – 1.971.727
1.971.727
r = IRR 1.971.727
= 63 + 2.728.246
r =

IRR =

63 +

0,7227

r =

IRR =

63,72

Dengan demikian besarnya kisaran rate of return yang

dapat menghasilkan NPV nol untuk alternatif investasi II

adalah 63,72%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa usulan alternatif investasi II yaitu pencucian film

radiografi dengan menggunakan Computer Radiography (CR)

layak untuk dilakukan. Hal tersebut dikarenakan nilai IRR

usulan investasi alternatif II lebih besar dibandingkan dengan

keuntungan yang diharapkan oleh Rumah Sakit Panti Secanti


yaitu 15%.

c. Analisis Aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen digunakan untuk mengetahui

kesiapan manajemen dalam melakukan investasi. Suatu

keputusan untuk melakukan investasi tidak akan berjalan

dengan lancar apabila tidak ada kesiapan dari sumber daya

manusia atau tenaga kerja yang nanti akan mengelolanya.

Kesiapan manajemen dapat dilihat dari adanya jenis pekerjaan

yang dibutuhkan, struktur organsisasi, terpenuhinya

persyaratan minimum seperti pendidikan, memiliki keahlian

dan pengalaman di bidang tersebut.


Analisis aspek manajemen dilakukan dengan

menggunakan kuisioner dan wawancara. Kuisioner ini berisi

pernyataan-pernyataan seputar kesiapan tenaga kerja bagian

radiologi dalam menerima investasi CR dan keuntungan yang

mungkin diperoleh dengan adanya investasi CR. Kuisioner ini

disebarkan kepada seluruh tenaga kerja di bagian radiologi

yang berjumlah 3 orang. Metode yang digunakan untuk

menganalisis kuisioner ini yaitu dengan menggunakan Skala

Likert. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:

a. Uji Instrumen Penelitian

1) Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji validitas dengan pearson correlation yang

digunakan untuk mencari nilai dari r-hitung dari

masing-masing butir pernyataan dan kemudian

dibandingkan dengan r-tabel. Butir pernyataan dalam

kuisioner dikatakan valid jika nilai r-hitung lebih besar

dibandingkan dengan nilai r-tabel (r-hitung > r-tabel).

Tabel 5.45 berikut ini merupakan rangkuman hasil uji

validitas untuk kuisioner dalam penelitian ini.


Tabel 5.45 Rangkuman Hasil Uji Validitas Kesiapan
Tenaga Kerja di Bagian Instalasi
Radiologi dalam Menerima CR
Pernyataan r-hitung r-tabel Keterangan
1 0.602 0.374 Item Valid
2 0.538 0.374 Item Valid
3 0.472 0.374 Item Valid
4 0.638 0.374 Item Valid
5 0.429 0.374 Item Valid
6 0.713 0.374 Item Valid
7 0.603 0.374 Item Valid
8 0.698 0.374 Item Valid
9 0.758 0.374 Item Valid
10 0.429 0.374 Item Valid
11 0.411 0.374 Item Valid
12 0.733 0.374 Item Valid
13 0.713 0.374 Item Valid
14 0.512 0.374 Item Valid
15 0.682 0.374 Item Valid
Sumber: Data diolah menggunakan output SPSS 17

Penghitungan r-tabel digunakan rumus df= n-2, df= 30-2

= 28 dengan tingkat signifikansi 5%, maka diperoleh angka r

tabel sebesar 0.374. Berdasarkan tabel 5.45 di atas, dengan

membandingkan hasil r-hitung dan r- tabel untuk seluruh

pernyataan sebanyak 15 butir dapat disimpulkan bahwa butir

pernyataan dalam kuisioner tersebut memiliki nilai r-hitung

lebih besar dibandingkan dengan nilai r-tabel. Sehingga

pernyataan dalam kuisioner tersebut valid.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini


adalah uji reliabilitas dengan teknik analisis Cronbach Alpha.

Kuisioner dikatakan reliable apabila mempunyai nilai alpha ≥

0,60. Tabel berikut ini adalah hasil uji reliabilitas kuisioner

dalam penelitian ini.


Tabel 5.46 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Kesiapan
Tenaga Kerja di Bagian Instalasi Radiologi
dalam Menerima CR
Cronbach's Alpha N of Items
0.894 15
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 17

Berdasarkan hasil dari uji reliabilitas dalam tabel 5.46

di atas dapat dilihat bahwa seluruh butir pernyataan dalam

kuisioner tersebut memiliki nilai alpha ≥ 0,60, sehingga

kuisioner tersebut dapat dikatakan reliable atau andal.

b. Membuat Tabel Skala Likert

Skala jawaban merupakan nilai jawaban yang akan

diberikan oleh reponden dari pernyataan-pernyataan yang

terdapat dalam kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini memiliki lima pilihan jawaban, sehingga

penulis menggunakan skala 5 dalam menentukan skor

jawaban yang dapat dilihat pada tabel 5.47 berikut ini.

Tabel 5.47 Skala Likert


Kriteria Jawaban Skala
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

c. Menentukan Interval
Interval ini digunakan untuk mengetahui persentase

kuisioner yang telah diisi oleh responden termasuk dalam

kategori sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, atau

sangat tidak setuju. Rumus untuk menghitung interval

yaitu:
Interval = 100% / Jumlah

kriteria jawaban Interval =

100% / 5

Interval = 20%

Interval 20% menunjukkan bahwa jarak pada setiap

kategori besarnya adalah 20%. Pada penelitian ini nilai

persentase terendah adalah 0% dan yang tertinggi adalah

100%, sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.48

berikut ini.

Tabel 5.48 Kriteria Interpretasi Skor


Nilai Jawaban Kriteria
81%-100% Sangat Siap
61%-80% Siap
41%-60% Kurang Siap
21%-40% Tidak Siap
0%-20% Sangat Tidak Siap

d. Menghitung Persentase Jawaban Responden

Data berupa jawaban kuesioner yang diperoleh dari

responden diolah menjadi bentuk persentase agar dapat

diketahui kriterianya. Rumus yang digunakan untuk

menghitung persentase jawaban responden adalah sebagai

berikut:

∑ Kriteria jawaban responden x skala


Persentase = x 100%
∑ skor tertinggi
Jumlah skor tertinggi ini merupakan nilai skala

tertinggi dikalikan dengan jumlah responden, yaitu 5x3=15.

Dengan demikian penghitungan persentase jawaban

responden dapat dapat ditentukan dengan melihat tabel

5.49 berikut ini.


Tabel 5.49 Rekapitulasi Kuesioner dan Persentase Jawaban
Responden
Skor Kriteria Jawaban
Total Persentase
Pernyataan
SS S N TS STS
Pernyataan 1 3 0 0 0 0 15 100,00%
Pernyataan 2 2 1 0 0 0 14 93,33%
Pernyataan 3 1 2 0 0 0 13 86,67%
Pernyataan 4 3 0 0 0 0 15 100,00%
Pernyataan 5 3 0 0 0 0 15 100,00%
Pernyataan 6 2 1 0 0 0 14 93,33%
Pernyataan 7 3 0 0 0 0 15 100,00%
Pernyataan 8 0 3 0 0 0 12 80,00%
Pernyataan 9 0 3 0 0 0 12 80,00%
Pernyataan 10 1 2 0 0 0 13 86,67%
Pernyataan 11 2 1 0 0 0 14 93,33%
Pernyataan 12 3 0 0 0 0 15 100,00%
Pernyataan 13 3 0 0 0 0 15 100,00%
Pernyataan 14 3 0 0 0 0 15 100,00%
Pernyataan 15 2 1 0 0 0 14 93,33%
Rata-rata 93,77%
Sumber: Data diolah

Dengan demikian rata-rata persentase kesiapan tenaga

kerja di bagian instalasi radiologi Rumah Sakit Panti Secanti

Gisting, Lampung adalah 93,77% yang termasuk dalam kriteria

sangat siap. Hal tersebut dapat dibuktikan adanya jenis

pekerjaan yang sesuai, terdapat struktur organisasi, sudah

terpenuhinya persyaratan minimum berdasarkan aspek

manajemen untuk menjalankan investasi pencucian film

radiografi dengan menggunakan CR. Persyaratan minimum

tersebut yaitu seperti pendidikan minimum yang harus


ditempuh tenaga kerja, pengalaman dan kemampuan untuk

mengoperasikan mesin CR, serta adanya kemungkinan untuk

dilakukan pelatihan bagi tenaga kerja.

Di Rumah Sakit Panti Secanti ini semua tenaga kerja di

bagian radiologi telah menempuh pendidikan minimum yang

harus terpenuhi yaitu D3 bidang radiologi di perguruan tinggi.

Selain itu, karyawan di bagian radiologi


semuanya telah memiliki pengalaman dalam pengoperasian

mesin CR yang diperoleh dengan cara magang di salah satu

rumah sakit ternama di Jakarta. Terkait dengan keahlian

karyawan di bagian radiologi dalam menggunakan mesin CR

akan dilakukan pelatihan selama satu atau dua hari. Hal ini

dikarenakan CR terdiri dari berbagai macam merk dan tipe

yang masing- masing berbeda dalam pengoperasiannya,

sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk mempelajari cara

penggunaannya. Supplier mesin CR juga menyediakan teknisi

untuk memberikan pelatihan kepada tenaga kerja di bagian

radiologi mengenai tata cara pengoperasian mesin CR.

Selain persyaratan yang harus terpenuhi di atas, semua

karyawan di bagian radiologi (radiografer) di Rumah Sakit

Panti Secanti pada dasarnya menginginkan perubahan metode

pencucian film radiografi dari manual menjadi menggunakan

Computer Radiography (CR). Berdasarkan hasil wawancara

dengan salah satu tenaga kerja di bagian radiologi, proses

pencucian film radiografi dengan menggunakan CR menjadi

lebih mudah dan praktis, serta menguntungkan.

Computer Radiography (CR) dikatakan lebih mudah dan

praktis dibandingkan dengan metode pencucian film radiografi


secara manual karena tidak perlu menggunakan kamar gelap.

Kamar gelap untuk proses pencucian film radiografi

mempunyai sirkulasi udara yang kurang dan baunya sangat

menyengat akibat dari adanya cairan developer dan cairan

fixer. Penulisan identitas pasien dengan menggunakan

Computer Radiography (CR) juga lebih mudah dan praktis

karena hanya tinggal diketik, sedangkan pada metode


manual harus dilakukan satu demi satu haruf maupun angka

menggunakan timbal atau logam. Selain itu hasil gambar film

radiografi juga dapat langsung dikirim ke doker yang

menangani pasien melalui jaringan internet, sehingga tidak

memerlukan waktu yang lebih lama untuk mengirim hasil

pemeriksaan pasien dari unit radiologi ke unit lain.

Computer Radiography (CR) dikatakan menguntungkan

karena kerugian-kerugian akibat terbakarnya film dari

kegagalan proses pencucian film di kamar gelap dapat

terhindari. Artinya radiografer tidak harus mengulang kembali

pekerjaannya untuk mencuci film radiografi yang merupakan

hasil dari pemeriksaan pasien di instalasi radiologi dan juga

pengeluaran untuk pemakaian film dapat diminimalisasikan.

Computer Radiography (CR) juga tidak menghasilkan limbah

seperti cairan developer dan cairan fixer yang digunakan dalam

pencucian film radiografi dengan menggunakan kamar gelap.

Limbah film yang rusak akibat terbakar dan tidak dapat

digunakan lagi juga dapat dihindari. Selain itu, berbeda dengan

metode pencucian manual yang menggunakan 3 ukuran film

yaitu 24x30, 30x40, dan 35x35 cm, CR bisa menggunakan satu

ukuran film saja misalnya ukuran 30 x

40 cm karena hasil scan dapat diperbesar atau diperkecil

menyesuaikan dengan ukuran filmnya.


Kesiapan tenaga kerja di instalasi radiologi dengan

adanya penggantian metode pencucian film radiografi dengan

CR ini akan berpengaruh pada peningkatan kualitas pelayanan

Rumah Sakit Panti Secanti. Selain kualitas pelayanan hal

tersebut juga berpengaruh pada peningkatan pendapatan karena


banyak biaya yang dapat dipangkas melalui penggunaan CR.

Hasil cetak gambar di film jika menggunakan Computer

Radiography (CR) juga lebih baik karena tingkat kekontrasan

gambar lebih tinggi, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan terhadap pasien. Dengan

demikian rumah sakit dapat melakukan investasi pencucian

film radiologi dengan menggunakan CR karena lebih

menguntungkan.

d. Pemilihan Alternatif Investasi

Dalam menentukan alternatif investasi mana yang akan

dipilih, rumah sakit harus membandingkan hasil penghitungan

aspek keuangan dengan menggunakan metode penilaian

investasi yaitu Payback Period, Net Present Value, dan

Internal Rate of Return dari masing-masing alternatif investasi,

serta menilai dari aspek manajemen apakah unsur-unsur dalam

aspek manajemen seperti jenis pekerjaan yang sesuai, struktur

organisasi, persyaratan minimum dan gambaran mendidik atau

melatih tenaga kerja telah terpenuhi.

Alternatif investasi yang sebaiknya dipilih adalah

alternatif investasi yang akan memberikan Net Present Value


dan Internal Rate of Return yang terbesar. Alternatif investasi

yang memiliki NPV dan IRR yang semakin besar berarti

alternatif investasi tersebut akan memberikan keuntungan yang

besar juga. Sedangkan untuk pemilihan alternatif investasi

dengan menggunakan metode Payback Period yang dipilih

adalah hasil yang terkecil, karena


semakin cepat waktu pengembalian investasi tersebut, maka

semakin kecil juga resiko ketidakpastian yang timbul.

Analisis aspek keuangan untuk kedua alternatif investasi

menunjukkan bahwa berdasarkan metode Net Present Value

alternatif investasi I yaitu pencucian film radiografi secara manual

dengan kamar gelap menghasilkan NPV sebesar Rp182.547.720,

sedangkan alternatif investasi II yaitu pencucian film radiografi

dengan Computer Radiography (CR) menghasilkan NPV sebesar

Rp404.728.661.

Kemudian berdasarkan metode Internal Rate of Return

alternatif investasi I yaitu pencucian film radiografi secara manual

dengan kamar gelap menghasilkan IRR sebesar 44,09%,

sedangkan alternatif investasi II yaitu pencucian film radiografi

dengan Computer Radiography (CR) menghasilkan IRR sebesar

63,3%.

Sedangkan berdasarkan metode Payback Period alternatif

investasi I yaitu pencucian film radiografi secara manual dengan

kamar gelap menghasilkan PP selama 2 tahun 9 bulan 15 hari dan

alternatif investasi II yaitu pencucian film radiografi dengan


Computer Radiography (CR) menghasilkan PP sebesar 1 tahun

111 bulan.

Anda mungkin juga menyukai