Anda di halaman 1dari 9

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGOLAHAN JAGUNG DI

KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Oleh : Kelompok 8

Muh Fuat Jindar C 201 19 017


Lili Rahmawati C 201 19 157
Yesita Sari C 201 19 177
Fitri Handayani C 201 19 260
Mahbid Kusnandy C 201 19 492

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi & Bisnis

Universitas Tadulako

2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta kesehatan
dan kesempatan sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat waktu. Dalam
laporan ini, kami membahas "Studi Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Jagung di Kabupaten
Parigi Moutong". Laporan ini disusun sebagai salah satu Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Tadulako. Adapun
1
tujuannya, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
penulis.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Muzakir
Buttonotutu, SE., M.Si. Sebagai dosen yang telah membimbing dan memotivasi kami dalam
proses belajar mengajar selama semester ini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagikan ilmunya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah yang saya tulis jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
perlu ada kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini kedepannya.

Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Palu, 17 April 2021

Penyusun

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perjuangan menjadi Kabupaten Parigi Moutong dilakukan selama 39 tahun, terhitung sejak
8 Juni 1963. Perjuangan ini ditandai dengan terbentuknya Panitia Pembentukan Kejaksaan
Negeri. Setelah mengetahui secara jelas arah perjuangan tersebut, maka pada tanggal 23
Desember 1965 dibentuklah Yayasan Pengembangan Kawasan Pantai Timur yang dikukuhkan
dengan Akta Notaris Nomor 33 Tahun 1965. Dengan demikian, arah, tujuan dan esensi dari
berdirinya Kabupaten Parigi Moutong telah tercapai. ditetapkan secara yuridis formal.
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan Provinsi Sulawesi Tengah pada umumnya,
dan Kabupaten Donggala pada khususnya, serta tumbuhnya aspirasi masyarakat, maka
dipandang perlu untuk meningkatkan tata kelola, penyelenggaraan pembangunan dan pelayanan
guna menjamin kesejahteraan masyarakat. Publik. Dengan memperhatikan perkembangan
kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas
wilayah, dan pertimbangan lainnya maka perlu dibentuk Kabupaten Parigi Moutong sebagai
pemekaran Kabupaten Donggala.
B. Rumusan Masalah
1. Mampu mengetahui kondisi atau perkembangan usaha pengolahan di Kabupaten Parigi
Moutong?
2. Mampu mengetahui analisis keuangan pada usaha pengolahan jagung di Kabupaten Parigi
Moutong?
C. Tujuan
1. Mampu mengetahui kondisi atau perkembangan usaha pengolahan di Kabupaten Parigi
Moutong.
2. Mampu mengetahui analisis keuangan pada usaha pengolahan jagung di Kabupaten Parigi
Moutong.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keadaan Geografi
Letak Geografis
Kabupaten Parigi Moutong terletak di pesisir timur Pulau Sulawesi yang membentang di
sepanjang Teluk Tomini yang secara geografis terletak pada posisi 2022 'Lintang Utara dan
3048' Lintang Selatan, serta 119022 'dan 124022' Bujur Timur. Adapun batas wilayahnya adalah
sebagai berikut:
Utara : Kabupaten Buol, Kabupaten Toli Toli, dan Provinsi Gorontalo
Timur : Teluk Tomini
Selatan: Kabupaten Poso dan Provinsi Sulawesi Selatan
Barat : Kota Palu dan Kabupaten Donggala
Iklim dan Curah Hujan
Kabupaten Parigi Moutong terletak di daerah tropis dengan dua musim yaitu musim panas
dan musim hujan. Musim Parigi Moutong dipengaruhi oleh musim kemarau barat, terjadi sekitar
bulan Oktober sampai Maret yang ditandai dengan suhu yang panas dan jarang hujan, serta
musim timur yang membawa banyak kelembaban yang terjadi sekitar bulan April sampai dengan
September yang ditandai dengan banyak curah hujan. hujan.
Suhu udara maksimum tertinggi di Kabupaten Parigi Moutong terjadi pada bulan Oktober
(35,90C), dan suhu udara maksimum terendah terjadi pada bulan Juni (31,10C), sedangkan suhu
udara minimum tertinggi terjadi pada bulan Oktober (24,30C), dan suhu udara minimum
terendah terjadi pada bulan Oktober (24,30C). suhu terjadi pada bulan April dan Mei (22,60C).
Curah hujan dipengaruhi oleh kondisi geografis dan arus udara. Curah hujan rata-rata
bervariasi setiap tahun. Pada 2007 itu berkisar antara 116-251 mm. Untuk wilayah Parigi, Sausu
dan sekitarnya, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 472 mm, sedangkan
untuk wilayah di sekitar Kabupaten Tinombo curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Agustus
yaitu 273 mm.
Kewilayahan
Luas wilayah Kabupaten Parigi Moutong adalah 6.231,85 km2, atau sekitar 19,6 persen
dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, menempati urutan kelima dari sepuluh kabupaten /
kota di Provinsi Sulawesi Tengah, dengan Ibukota Kabupaten di Parigi.
Secara administratif, Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2007 terdiri dari 14 kecamatan dan
180 desa / kelurahan, dengan 176 berstatus desa dan 4 berstatus kelurahan, yaitu:
1. Kecamatan Sausu seluas 902,75 Km2 berjarak 52 Km dari Ibukota Kabupaten Parigi
4
Moutong, dengan Ibukota Kecamatan Sausu.
2. Kabupaten Torue seluas 157,98 km2 berjarak 24 km dari Ibukota Kabupaten Parigi
Moutong, dengan Ibukota Kabupaten Torue.
3. Kabupaten Parigi, dengan luas 365,38 km2, berjarak 0 km dari Ibukota Kabupaten Parigi
Moutong, dengan Ibukota Kabupaten Masigi.
4. Kabupaten Parigi Selatan seluas 199,68 Km2 berjarak 8 Km dari Ibukota Kabupaten Parigi
Moutong dengan Ibukota Kecamatan Dolago.
5. Kecamatan Ampibabo, dengan luas 369,72 Km2, berjarak 44 Km dari Ibukota Kabupaten
Parigi Moutong, dengan Ibukota Kabupaten di Ampibabo.
6. Kecamatan Kasimbar, seluas 305,69 Km2, berjarak 86 Km dari Ibukota Kabupaten Parigi
Moutong, dengan Ibukota Kecamatan di Kasimbar.
7. Kabupaten Toribulu, seluas 220,27 km2, berjarak 75 km dari ibukota Kabupaten Parigi
Moutong, dengan Ibukota Kabupaten di Toribulu
8. Kecamatan Tinombo, seluas 592,79 Km2, berjarak 163 Km dari Ibukota Kabupaten Parigi
Moutong, dengan Ibukota Kecamatan di Tinombo.
9. Kecamatan Tinombo Selatan, dengan luas wilayah 391,23 Km2, berjarak 113 Km dari
Ibukota Kabupaten Parigi Moutong, dengan Ibukota Kecamatan di Maninili.
10. Kecamatan Tomini, dengan luas wilayah 768,76 km2, berjarak 185 km dari ibu kota
Kabupaten Parigi Moutong, dengan ibukota Kabupaten di Palasa.
11. Kecamatan Mepanga, seluas 226,80 km2, berjarak 214 km dari ibu kota kabupaten Parigi
Moutong, dengan ibukota kecamatan di Mepanga.
12. Kecamatan Moutong, seluas 445,08 km2, berjarak 290 km dari Ibukota Kabupaten Parigi
Moutong, dengan Ibukota Kabupaten di Moutong.
13. Kecamatan Bolano Lambunu, dengan luas 1.033,70 Km2, 260 Km dari Ibukota Kabupaten
Parigi Moutong, dengan Ibukota Kecamatan di Lambunu.
14. Kecamatan Taopa, seluas 252,02 km2, berjarak 278 km dari ibu kota Kabupaten Parigi
Moutong, dengan Ibukota Kabupaten di Taopa.
Jarak Kabupaten Parigi Moutong yang relatif dekat dengan Kota Palu, Ibukota Provinsi
Sulawesi Tengah (65 km), memberikan peluang bagi Kabupaten Parigi Moutong untuk
bekerjasama dengan Pemerintah Kota Palu dalam hal peningkatan akses transportasi darat dan
ketersediaan sarana transportasi. infrastruktur yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas
pembangunan di kedua wilayah tersebut.

5
Untuk meningkatkan keberhasilan pembangunan di Kabupaten Parigi Moutong khususnya
dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain mempertimbangkan kedekatannya
dengan Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong juga berpeluang mempertimbangkan daerah lain
yang berbatasan dengannya yaitu Kabupaten Donggala, Kabupaten Buol, Toli. Kabupaten Toli,
Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pasar produk yang dihasilkan
Kabupaten Parigi Moutong.
Oleh karena itu, kerja sama dalam meningkatkan kelancaran akses transportasi darat dan
ketersediaan infrastruktur antar kawasan perbatasan juga perlu dilakukan. Selain transportasi
darat, perencanaan sistem transportasi laut dan udara perlu dilakukan dengan baik, agar arus lalu
lintas orang dan barang dapat dengan mudah keluar masuk kawasan Kabupaten Parigi Moutong.
Permasalahan yang dihadapi untuk meningkatkan kemudahan pencapaian dari daerah lain
ke Kabupaten Parigi Moutong dan sebaliknya, antara lain: (1) belum adanya kebijakan dan
rencana sistem transportasi daerah; (2) daerah belum kuat dalam menyediakan sumber
pembiayaan yang pasti untuk pembangunan sarana dan prasarana transportasi daerah yang maju
dan efisien; (3) SDM belum siap dalam perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan sistem
transportasi wilayah.
Kawasan Kabupaten Parigi Moutong yang relatif dekat dengan Ibu Kota Provinsi Sulawesi
Tengah menjadi peluang bagi Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong untuk meningkatkan
berbagai aspek kehidupan masyarakat, terutama terkait dengan peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Kemampuan merencanakan dan menentukan sebaran lokasi kegiatan usaha
masyarakat, serta meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam melakukan
usaha merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan kawasan ini. Kedekatannya
dengan Kota Palu yang merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah, serta letak wilayah yang
berbatasan dengan dua provinsi lainnya (Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Selatan),
merupakan peluang besar bagi masyarakat Kabupaten Parigi Moutong dalam hal pemasaran
hasil produksinya.
Ketepatan dalam menentukan areal budidaya di Kabupaten Parigi Moutong, dan mengolah
areal budi daya tersebut menjadi sentra kegiatan produktif merupakan aspek penting dalam
pembangunan daerah. Pertimbangan daerah, terutama terbukanya akses transportasi dan
kerjasama dengan daerah sekitarnya menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan
pembangunan di Kabupaten Parigi Moutong dalam 20 tahun ke depan.

6
B. Geomorfologi dan Lingkungan
1. Geomorfologi
a. Topografi
Kabupaten Parigi Moutong merupakan daerah perbukitan dan pegunungan terutama di
bagian barat dan utara. Dataran rendah dan landai ditemukan di bagian tengah ke timur,
berbatasan dengan laut.
Berdasarkan ketinggian daratannya, Kabupaten Parigi Moutong umumnya berada pada
ketinggian antara 0 - 2900 m dpl dan garis pantainya memiliki garis pantai sepanjang 472 km di
Teluk Tomini, membentang dari ujung Kecamatan Sausu di selatan hingga Kabupaten Moutong.
yang berbatasan langsung dengan Provinsi Gorontalo. utara. Titik terendah berada di daerah
pesisir yang berbatasan dengan permukaan laut dan titik tertinggi adalah Gunung Malino di
Kabupaten Moutong.
Bentuk permukaan tanah di wilayah Kabupaten Parigi Moutong bervariasi dari dataran
hingga pegunungan. Daerah yang memiliki luas lahan yang luas adalah Kecamatan Bolano
Lambunu (pemekaran dari Kabupaten Moutong), Kecamatan Sausu dan Kabupaten Tomini.
Topografi di Kabupaten Parigi Moutong (kemiringan tanah rata-rata) adalah:

1. Datar (0 - 8)% = 146.134 Ha.


2. Bergelombang (8 - 15)% = 60.443 Ha.
3. Curam (15 - 45)% = 142.186 Ha.
4. Sangat terjal (> 45)% = 1,97 Ha.
Bentuk lahan Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari dataran rendah dan perbukitan serta
pegunungan yang membentang di sepanjang pantai dari utara ke selatan dengan ketinggian rata-
rata di atas permukaan laut (15 -375 m.)
b. Tanah
Kedalaman tanah efektif di Kecamatan Parigi Moutong berkisar antara 61-90 cm, dan lebih
dari 90 cm. Kedalaman tanah yang efektif sangat penting untuk pertumbuhan akar tanaman.
Untuk daerah dengan topografi terjal, tanahnya relatif dangkal. Sedangkan wilayah pesisir yang
terkena pasang surut air laut memiliki ketebalan kurang lebih 50 cm, kondisi tanah seperti ini
menunjukkan bahwa tingkat perkembangannya masih lemah atau tertinggal.
Jenis tanah di Kabupaten Parigi Moutong meliputi: (1) Jenis tanah pedsolik merah kuning,
49,93% (3.111, 87 km2); (2) Jenis tanah pedsolik abu-abu merah, 8,49% (529,32 km2); (3)
Tanah latosol, 38.49 (2.398,64 km2); dan (4) Jenis tanah Aluvial, 3,08% (192,02 km2). Tanah
penyusun berupa latosol umumnya berasal dari bahan induk berupa batu tuvolkan perantara.
7
Jenis tanah pedolic banyak dijumpai di daerah pegunungan, jenis tanah alluvial yang merupakan
unsur sedimen tanah yang mengandung material vulkanik yang mempunyai kemampuan tingkat
tinggi dalam menyuburkan lapisan tanah terdapat di bantaran sungai.
2. Lingkungan Hidup
Lingkungan harus dijaga untuk kehidupan yang senantiasa baik dan aman bagi manusia
saat ini dan di masa yang akan datang. Lingkungan hidup merupakan aspek alam dan berbagai
kondisi spesifik dari alam tersebut di suatu daerah. Lingkungan hidup yang baik dapat dilihat
dari keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dan faktor kelestariannya.
Lingkungan hutan merupakan wilayah terluas di Kabupaten Parigi Moutong yaitu 603.538
ha. Peruntukan hutan adalah untuk: (1) hutan produksi; (2) hutan lindung; dan (3) cagar alam.
Hutan produksi diperuntukkan bagi produksi hasil hutan, luas hutan produksi mencapai 30,04%
dari luas wilayah Kabupaten Parigi Moutong. Hutan lindung berfungsi untuk mencegah banjir
dan erosi, menjaga kesuburan tanah, dan mengatur tata air, seluas 31,59% dari luas wilayah
Kabupaten Parigi Moutong. Hutan cagar alam adalah kawasan hutan yang diperuntukkan untuk
perlindungan alam hayati, luas cagar alam yang ada mencapai 8,91% dari luas wilayah
Kabupaten Parigi Moutong.
C. Demografi
1. Populasi
Jumlah penduduk Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2007 sebanyak 378.230 jiwa
yang terdiri dari 192.877 laki-laki dan 185.353 perempuan. Jumlah penduduk terbesar ada di
Kabupaten Bolano Lambunu sebanyak 56.738 jiwa (15%), disusul Kabupaten Parigi sebanyak
42.707 jiwa (11,29%), dan wilayah dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kabupaten
Taopa sebanyak 13.493 jiwa (3,56%).
2. Tenaga kerja
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Parigi Moutong,
jumlah pencari kerja pada tahun 2007 sebanyak 4.961 orang, jumlah lowongan 365 orang, dan
yang tersalurkan kurang lebih satu-lima belas dari jumlah pencari kerja terdaftar. . Kondisi ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding dengan pertumbuhan pencari
kerja. Sebagian besar pencari kerja memiliki pendidikan sekolah menengah, diikuti oleh pencari
kerja dengan gelar sarjana dan diploma.

8
9

Anda mungkin juga menyukai