PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kirakira abad ke-7
SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan
keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak
menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan ini.
Pada saat inilah, para filsofof kemudian mencoba memandang dunia dengan
cara yang lain yang belum pernah dipraktekkan sebelumnya, yaitu berpikir secara
ilmiah. Dalam mencari keterangan tentang alam semesta, mereka melepaskan diri
dari hal-hal mistis yang secara turun-temurun diwariskan oleh tradisi. Dan
selanjutnya mereka mulai berpikir sendiri. Di balik aneka kejadian yang diamati
secara umum, mereka mulai mencari suatu keterangan yang memungkinkan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan
dalam makalah ini adalah:
1. Apakah filsafat ?
2. Apa saja filsafat menurut para ahli ?
3. Apa saja cabang-cabang filsafat ?
4. Apa saja ciri-ciri ilmu ?
5. Apa perbedaan, persamaan filsafat dan ilmu ?
6. Apakah tujuan filsafat ilmu ?
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah yang bertema pengertian filsafat ilmu ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu filsafat ?
2. Untuk mengetahui cabang-cabang filsafat ?
3. Untuk mengetahui ciri-ciri ilmu ?
4. Untuk mengetahui perbedaan, persamaan filsafat dan lmu ?
5. Untuk mengetahui tujuan filsafat ilmu ?
PEMBAHASAN
1. Apakah filsafat?
Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di
bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya
dalam kesemestaan galaksi. Atau seseorang, yang berdiri dipuncak tinggi,
memandang ke ngarai dan lembah dibawahnya. Dia ingin menyimak
kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya. Sering kita melihat seorang
ilmywan yang picik. Seorang ilmuwan memandang rendaah kepada pengetahuan
lain. Mereka meremehkan moral, agama dan nilai estetika. Mereka, para ahli yang
berada di bawah tempurung disiplin keilmuannya masing-masing, sebaiknya
tengadah ke bintang-bintang dan tercengang: Lho, kok masih ada langit lain di
luar tempat tempurung kita. Dan kita pun lalu menyadari kebodohan kita sendiri.
Yang saya tahu, simpul Sokrates, ialah bahwa saya tak tahu apa-apa!
Sidi Gazalba
Memperlihatkan adanya tiga ciri pokok dalam filsafat
Adanya unsur berpikir yang dalam hal ini menggunakan akal.
Adanya unsur tujuan yang ingin dicapai melalui berpikir
Adanya unsur ciri yang terdapat dalam pikiran tersebut, yaitu mendalam
B. Ciri-ciri Ilmu
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-
persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan
ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
C. TIPE MANUSIA
Berdasarkan Pengetahuaannya :
A. Definisi Filsafat
Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita bisa
menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja (kompleksitas, mendiskusikan
dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang
bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan intelektual (Bagus, 2005).
Menurut kamus Webster New World Dictionary, kata ilmu atau science
berasal dari kata latin, scire yang artinya mengetahui. Secara bahasa science
Jadi ilmu secara harfiah tidak terlalu berbeda dengan science yang berasal
dari kata scire. Namun ilmu memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan science
(sains). Sains hanya dibatasi pada bidang-bidang empirisme–positiviesme
sedangkan ilmu melampuinya dengan nonempirisme seperti matematika dan
metafisika (Kartanegara, 2003).
Berbicara mengenai ilmu (sains) maka tidak akan terlepas dari filsafat.
Tugas filsafat pengetahuan adalah menunjukkan bagaimana ”pengetahuan tentang
sesuatu sebagaimana adanya”. Will Duran dalam bukunya The story of
Philosophy mengibaratkan bahwa filsafat seperti pasukan marinir yang merebut
pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri dianalagikan sebagai
pengetahuan termasuk di dalamnya ilmu. Sehingga dapat dikatakan filsafat
membantu dan memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan.
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat pengetahuan atau sering juga
disebut epistimologi. Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episcmc yang
berarti knowledge, pengetahuan dan logos yang berarti teori. Istilah ini pertama
kali dipopulerkan oleh J.F. Ferier tahun 1854 yang membuat dua cabang filsafat
yakni epistemology dan ontology (on=being, wujud, apa + logos = teori ),
ontology ( teori tentang apa).
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang
menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini
berarti bahwa terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun yang
tergolong ilmiah ialah yang disebut ilmu pengetahuan atau singkatnya ilmu saja,
yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasi dan diorganisasi
sedemikian rupa; sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural,
metologis, teknis, dan normatif akademis. Dengan demikian teruji kebenaran
ilmiahnya sehingga memenuhi kesahihan atau validitas ilmu, atau secara ilmiah
dapat dipertanggungjawabkan.
B. Ciri-ciri Filsafat
Menurut Abidin, 2012, menyebutkan beberapa ciri-ciri filsafat,
diantaranya yaitu:
1. Ruang lingkup persoalannya luas. Filsafat bukan imu pengetahuan empiris,
seperti halnya psikologi, mikrobiologi, atau fisika plasma. Pertanyaan-
pertanyaan filsafat melampaui batas-batas pertanyaan ilmu-ilmu empiris.
Oleh sebab itu, untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyan filsafat,
katakanlah mengenai hakikat manusia, ia memerlukan bukan hanya data yang
bisa diamati secara langsung (secara empiris), tetapi juga sejauh yang bisa
dipikirkan oleh manusia.
2. Tingkat abstraksi persoalannya tinggi. Filsafat tidak berkenaan dengan hal-hal
individual seperti pohon ini atau bayi itu, atau dengan hal-hal kolektif seperti
manusia Sunda atau manusia Jawa, melainkan dengan hakikat alam, realitas,
atau manusaia pada umumnya, atau hakikat kebudayaan pada umumnya.
Artinya, persoalan filsafat mengatasi ruang dan waktu. (itula sebabya
persoalan dan jawaban filsafat tidak pernah bisa kadaluarsa, out of date,
melainkan selalu aktual).
3. Persoalannya mendasar (fundamental). Filsafat melibatkan prinsip-prinsip
yang di atasya terdapat konsepsi kita mengenai manusia, diri sendiri, dan juga
mengenai nilai, yakni apa yang penting bagi hidup kita (Koestenbaum, 1967
Objek formal adalah cara pendekatan yang dipakai atas objek material,
yang sedemikian khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan bidang kegiatan
yang bersangkutan. Jika cara pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka
dihasilkanlah sistem filsafat ilmu.
KESIMPULAN
A. Simpulan
http://www.masbied.com/2011/06/27/cabang-cabang-filsafat/
http://almasdi.staff.unri.ac.id/files/2010/02/02_Ke-Arah-Pemikiran-
Filsafat.pdf
http://www.makalahkuliah.com/2012/08/filsafat-ilmu-pembagiannya-
cabangnya.html