Anda di halaman 1dari 8

6.

Mahasiswa mampu menginterpretasikan dan menganalisa tahapan pemeriksaan klinis


pada pasien

- Kunjungan I

a Pemeriksaan Subjektif dan Objektif

Pada kunjungan pertama, dilakukan pengisian kartu status prostodonsia yang terdiri dari data
demografi pasien, pemeriksaan subjektif dan objektif, diagnosis, rencana perawatan, dan
alternatif rencana perawatan. Pasien diinformasikan tentang diagnosis, yakni edentulus rahang
atas dan rahang bawah serta rencana serta rencana perawatan yang akan yang akan dilakukan
yakni ukan yakni pembuatan gigitiruan penuh atan gigitiruan penuh lepasan dari asan dari bahan
akrilik pada rahang atas dan rahang bawah ang bawah. Pasien juga diberitahu tentang waktu
kunjungan yang akan dilakukan dan biaya perawatan. Setelah informasi ini diberikan dan pasien
setuju, pasien diminta menandatangani informed consent.

b. Membuat cetakan pendahuluan

Setelah informed consent  ditandatangani oleh pasien, tahap selanjutnya adalah pencetakan


pendahuluan dengan menggunakan edentulous perforated   stock tray. Sebelum pencetakan,
sendok cetak dicobakan terlebih dahulu dan dipilih yang paling sesuai dengan ukuran rahang
pasien. Kemudian rahang pasien dicetak dengan bahan cetak irreversible hydrocolloid  (alginat).
Setelah selesai, cetakan tersebut dicor sebanyak dua kali dengan gips stone sehingga diperoleh
model studi dan model kerja. Model studi disimpan untuk  dipelajari sedangkan model kerja
untuk membuat sendok cetak individual.

c. Membuat sendok cetak individual

Pada model kerja digambarkan batas antara jaringan bergerak dengan tidak bergerak lalu batas-
batas sendok cetak individual ditentukan 2 mm lebih  pendek  pendek dari batas jaringan
jaringan bergerak tidak bergerak bergerak agar tersedia tersedia ruang yang cukup untuk
memanipulasi bahan pembentuk tepi. Sendok cetak individual ini dibuat dari shellac  shellac
baseplate baseplate yang dilunakkan dengan cara dipanaskan di atas lampu spritus, lalu ditekan!
tekan di atas model kerja hingga bentuknya sesuai dengan desain gigitiruan penuh yang telah
dibuat sebelumnya. Kelebihan  shellac  dipotong dengan menggunak an menggunakan gunting
dan an gunting dan pisau malam saat pisau malam saat masih dalam keadaan lunak  masih dalam
keadaan lunak  sesuai dengan batas yang telah digambar. Selanjutnya dibuat pegangan dan
lubang!lubang pada sendok cetak indiidual. 'ubang!lubang ini untuk  mengalirkan bahan cetak
yang berlebih sehingga mengurangi tekanan sewaktu mencetak. ).

- Kunjungan II

a. Mencoba sendok cetak individual ke Pasien

Sendok cetak individual mencakup semua semua daerah kecuali frenulum,  baik rahang atas
maupun rahang bawah. Tidak boleh ada  undercut  yang dapat menghalangi pada saat nanti
dilakukan pencetakan fisiologis.

b Border Moulding 

Setelah sendok cetak sesuai dengan rahang atas dan bawah tanpa ada retensi saat dilepas!pasang,
tahap berikutnya yakni border moulding   dengan menggunakan greenstick compound  yang
dipanaskan. Setelah greenstick  dipanaskan di atas lampu spirtus, rendam di dalam air selama
beberapa detik agar   pasien  pasien tidak merasakan merasakan panas dari  greenstick  yang
sudah dilunakkan dan agar   greenstick tidak terlalu cair. Greenstick ditambahkan sedikit demi
sedikit pada tepi luar sendok ceta ok cetak individual.

Ketika sendok cetak individual yang sudah diletakkan  greenstick  compound  berada di dalam
mulut, pasien diinstruksikan untuk melakukan gerakan fisiologis. Pada rahang atas, membuka
mulut dan menggerakkan rahang bawah ke kanan dan ke kiri serta ke kiri serta ke depan untu ke
depan untuk membentuk hamular notch  dan sayap  bukalis.  bukalis. Selanjutnya Selanjutnya
untuk daerah frenulum frenulum bukalis, bukalis, pipi dan bibir pasien ditarik  ditarik  ke luar, ke
belakang, ke depan dan ke bawah. -ntuk daerah sayap labial, bibir  ditarik ke depan dan ke
bawah serta penarikan bibir atas ke depan untuk daerah frenulum labialis. Untuk membentuk
daerah posterior palatum durum yang merupakan batas akan batas antara palatum molle antara
palatum molle dan palatum durum dan palatum durum pasien diinstru pasien diinstruksikan
untuk mengucapkan “ah”.

Pada rahang bawah, untuk membentuk tepi sayap distolingual dan daerah buccal shelf , maka
setelah  greenstick   dilunakkan, dan sendok cetak telah dimasukkan ke dalam mulut pasien,
kemudian pasien diminta untuk membuka mulut kemudian menutup mulut untuk mengaktifkan
otot masseter. Kemudian, untuk membentuk daerah distolingual dan  postmylohyoid   maka
pasien diinstruksikan untuk menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan serta ke posterior   palatum
palatum durum. Frenulum lingual lingual dibentuk dibentuk dengan menginstruksikan
menginstruksikan kepada  pasien  pasien untuk meletakkan meletakkan ujung lidahnya ujung
lidahnya ke bagian anterior anterior palatum palatum dan ke bibir  atas. Selanjutnya, daerah sa
atas. Selanjutnya, daerah sayap labial dibentuk den yap labial dibentuk dengan memberikan
instruksi yan gan memberikan instruksi yang sama dengan instruksi border moulding  rahang
atas

c. Membuat cetakan fisiologis

Tahap berikutnya yakni membuat cetakan dengan cetakan dengan menggunakan bahan unakan
bahan elastomer ( polyvinylsiloxane, ini  bersifat  bersifat hidrofobik hidrofobik sehingga
sehingga harus dalam lingkungan lingkungan yang kering agar bisa tercetak dengan baik. 6leh
karenanya, sebelum pencetakan, mukosa yang akan dicetak dikeringkan terlebih dahulu dengan
menggunakan tampon. Pasien diinstruksikan untuk tegak agar tegak agar bahan cetak bahan
cetak tidak mengalir ke tidak mengalir ke belakan belakang. Teknik  mencetak rahang atas
maupun bawah yaitu sendok cetak ditekan pada bagian  posterior ke  posterior kemudian
lanjutkan mudian lanjutkan penekanan di penekanan di bagian ante bagian anterior. Penekanan
dilakukan rior. Penekanan dilakukan hingga dapat dirasakan berkontak dengan mukosa di hingga
dapat dirasakan berkontak dengan mukosa di mulut pasien. ulut pasien. Setelah selesai mencetak,
cetakan negatif tadi dicor dengan menggunakan gips stone sehingga diperoleh model positif
cetakan fisiologis. Selanjutnya model  positif tersebut diserahkan ke tekniker untuk pembuatan
basis dan g uatan basis dan galengan gigit. alengan gigit.

- Kunjungan III

Pada kunjungan ini, pasien dicobakan basis gigitiruan dan galengan gigit atau bite rim rahang
atas dan rahang bawah. 1asis dan sis dan bite rim  terbuat dari baseplate wax. Periksa kestabilan
basis dengan melihat ketebalan dan kerapatan  basis rahang atas dan bawah.  Bite rim  harus
dibuat sesuai dengan lengkung rahang. Tinggi bite rim anterior labial bawah sebesar 18 mm dan
labial atas 22 mm. Tahap selanjutnya adalah melakukan kesejajaran pada bite rim  atas. Dimulai
denga ulai dengan membuat garis nasoauricular atau garis atau garis camper   dengan cara
menarik benang mulai dari bawah hidung pasien ke bagian atas tragus telinga  pasien untuk
membantu  pasien untuk membantu menilai kesejajar menilai kesejajaran. Lalu masukkan bite
rim rahang atas ke dalam mulut dan sejajarkan bite rim rahang atas dengan garis camper dengan
rahang atas dengan garis camper dengan  bantuan fox plane guide. Pada saat melakukan
kesejajaran pada bite rim rahang atas, beberapa hal yang harus diperhati yang harus diperhatikan
seperti kan seperti penentuan tinggi tuan tinggi bite rim rahang atas dan garis servikal yang
berjarak 2 mm dari low lip line  bibir atas pada saat pasien tersenyum , penyesuaian labial
fullness, dan penentuan kesejajaran galengan gigit rahang atas anterior dan posterior terhadap
garis camper. Bite rim  disesuaikan sehingga bite rim bawah berimpit rapat dengan rim atas pada
saat beroklusi. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan penentuan dimensi vertikal. Penentuan
dimensi pada kasus dengan pasien edentulus, dimulai dengan menentukan dimensi vertikal
istirahat tanpa menggunakan bite rim  atas dan  bawah. Pasien  bawah. Pasien diminta untuk
diminta untuk mengucapkan huruf “M” dan dalam posisi dalam posisi istirahat istirahat dimensi
vertikal diukur dan didapatka dan didapatkan hasilny hasilnya yaitu 89 yaitu 89 mm. Dimensi
vertical oklusi diperoleh dari dimensi vertikal saat si diperoleh dari dimensi vertikal saat istirah
istirahat dikurangi dengan at dikurangi dengan  free way  space sebesar 9 mm sehingga diperoleh
dimensi vertikal oklusi sebesar 8: mm. Kemudian, bite rim atas dan bawah dimasukkan kembali
ke dalam mulut, lalu  pasien  pasien diminta diminta menelan menelan dan mengigit mengigit
dalam oklusi sentris, sentris, kemudian kemudian dilakukan dilakukan  pengukuran  pengukuran
dimensi dimensi vertikal oklusi kembali. kembali.  Bite rim bawah dikurangi hingga diperoleh
dimensi vertikal oklusi yang telah ditetapkan. Selama proses  pengurangan bite rim bawah ini,
bite rim atas dikeluarkan dari mulut agar basis yang terbuat dari malam tidak berubah bentuk.

Tahap selanjutnya yakni melakukan penentuan posisi distal, yakni sandarkan dental unit diatur
agar pasien berada pada posisi supinasi. Dari sini mandibula berada pada posisi yang paling
distal. Kemudian tentukan garis median dan gari dan garis kaninus. Fiksasi bite rim  rahang atas
dengan rahang bawah dengan menancapkan  paper clip  yang telah dipanaskan. Kemud n.
Kemudian, bite rim  atas dan  bawah yang sudah terfiksasi terfiksasi tersebut tersebut
dikeluarkan dikeluarkan bersamaan bersamaan dengan cara pasien diinstruksikan membuka
mulut kan membuka mulut selebar mungkin selebar mungkin. Lalu, bite rim atas dan bawah
dimasukkan pada model kerja. 1ila telah sesuai bite rim atas dan bawah dipasang  pada
artikulator. artikulator. Kemudian Kemudian model dan artikulator artikulator dikirim dikirim ke
tekniker tekniker untuk   penyusunan gigi anterior  penyusunan gigi anterior, disertai instruksi
menge , disertai instruksi mengenai pemilihan gigi artifi nai pemilihan gigi artifisial. Pada kasus
ini, dilakukan teknik pemasangan model rahang atas dan  bawah yang dipasang dipasang
bersamaan bersamaan di artikulator, artikulator, setelah setelah sebelumnya sebelumnya telah
dilakukan kesejajaran dan dimensi vertikal. ;amun sebaiknya pemasangan model rahang atas
dipasang terlebih dahulu pada artikulator, dilanjutkan dengan  pengukuran  pengukuran dimensi
dimensi vertikal, dan setelah setelah itu baru dilakukan dilakukan pemasangan pemasangan
rahang  bawah pada artikulator. Hal ini dilakukan dilakukan untuk menghindari menghindari
terjadinya terjadinya kesalahan!kesalahan oklusi pada gigitiruan yang telah selesai dibuat.

- Kunjungan IV

Pada kunjungan ini, model telah ditanam pada artikulator dan penyusunan gigi anterior rahang
atas dan bawah telah selesai sehingga pasien dapat melakukan try-in untuk mengetahui
kesesuaian susunan gigi!geligi dan dukungan bagi posisi dan bentuk bibir. Try-in  gigi anterior
dimulai dengan pemeriksaan susunan gigi anterior  terlebih dahulu dengan melihat kesesuaian
susunan gigi, bentuk gigi, ukuran gigi dan posisi gigi pada model dengan keadaan dalam mulut
pasien dan oklusi dalam mulut pasien jangan sampai ada yang terlihat mulut pasien jangan
sampai ada yang terlihat “open”. Kemudian periksa ketepatan . Kemudian periksa ketepatan
garis median, posisi distal, stabilitas, retensi, serta fonetik dengan meminta pasien mengucapkan
huruf “f” atau “s”.

- Kunjungan V

Pada kunjungan ini, penyusunan gigi posterior rahang atas dan bawah telah selesai sehing telah
selesai sehingga pasien dapat melakuk ga pasien dapat melakukan try-in dan penyesuaian
susunan gigitiruan rahang atas dan bawah baik bagian anterior maupun posterior secara
keseluruhan.

Beberapa hal yang diperhatikan pada saat try-in penyusunan gigi yaitu :

1. Kesesuaian susunan, bentuk, ukuran, dan posisi gigi di dalam mulut pasien.
2. Pemeriksaan oklusi dengan bantuan articulating paper . Hubungan gigi atas dan bawah
harus interdigitasi dengan baik.
3. Pemeriksaan basis gigitiruan rahang bawah terhadap gerakan fungsional lidah, sayap
lingual sebaiknya tidak menghalangi gerakan lidah
4. Pemeriksaan stabilitas, retensi, basis gigi tiruan rahang atas.
5. Pemeriksaan estetis dengan melihat garis kaninus.
6. Pemeriksaan fonetik dengan cara menginstruksikan pasien mengucapkan huruf S, D, O,
M, A,R dan T dan lainnya sebagainya dengan jelas dan tidak  ada gangguan.

Setelah semuanya telah sesuai, pasien diminta untuk bercermin. Apabila  pasien  pasien telah
puas dan tidak ada keluhan, keluhan, maka basis malam gigitiruan gigitiruan sebagian sebagian
tersebut dikirim ke tekniker untuk packing  akrilik.

- Kunjungan VI

Pada kunjungan ini pasien melakukan try-in  gigitiruan yang telah jadi, dengan kata lain bahan
malam telah diganti dengan resin akrilik. Cobakan gigitiruan ke dalam mulut pasien dan
perhatikan:

a. Retensi
Pemeriksaan retensi dengan cara menggerak!gerakkan pipi dan bibir, prostesis lepas atau
tidak.  
b. Oklusi
Pemeriksaan oklusi dilakukan dengan bantuan lembar articul articulating paper , titik-titik
kontak prematur atau daerah yang mengalami tekanan lebih besar  diasah dengan
menggunakan bur gurinda. Prosedur ini dilakukan untuk  mencari dan menghilangkan
semua hambatan oklusal pada gerak lateral dan  protrusi.  protrusi. Pengasahan
Pengasahan dilakukan dilakukan pada permukaan permukaan oklusal oklusal gigi yang
tampak  tampak  miring atau memanjang karena pemasakan. Pada oklusi eksentrik
tidak dilakukan pengasahan pada bagian distobukal molar dua bawah. Semua
pengasahan  pengasahan di sisi keseimbangan keseimbangan dilakukan dilakukan
terhadap terhadap bagian lingual lingual dari  permukaan oklusal molar dua bawah.
c. Stabilitas
Pemeriksaan stabilitas gigitiruan dengan cara menekan gigi molar satu kiri dan kanan
secara bergantian apakah ada sisi yang terungkit atau tidak. Pemeriksaan gigitiruan di
dalam mulut saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan, bicara,
anggu mastikasi, penelanan, bicara, ekspresi wajah dan wajah dan sebagainya. Apabila
sudah tidak ada gangguan, maka prostesis dapat dipolis.

Selain itu, periksa juga adaptasi basis dan tepi gigitiruan, posisi distal, dimensi vertikal, fonetik,
estetik, dan keadaan jaringan pendukung gigitiruan juga diperiksa. Pastikan tidak ada gingiva
yang menerima tekanan yang besar. Hal ini akan nampak jika terlihat gingiva yang berwarna
pucat yang diakibatkan oleh tekanan dari gigitiruan. Perhatikan juga pipi dan bibir pasien jangan
ada yang kendur. Bila setelah bercermin pasien merasa puas dengan gigitiruannya serta tidak ada
keluh ada keluhan, maka an, maka try-in sudah selesai dan sudah dapat dilakukan insersi
gigitiruan untuk kemudian dilakukan kontrol seminggu kemudian.

Selanjutnya, pasien diajarkan cara pasien diajarkan cara memasan memasang dan melepas dan
melepas gigitiruannya. Pasien juga diberikan instruksi penggunaan dan pemeliharaan prostesis,
seperti

a. Bersihkan gigitiruan dengan sikat dan sabun sehabis makan.


b. Prostesis direndam dalam air bersih suhu kamar sewaktu dilepas
c. Pada malam hari, sebelum tidur, lepaskan gigitiruan agar jaringan otot!otot di  bawahnya
dapat beristirahat. Sikat bersih dan rendam di dalam air 
d. Sebagai latihan, pertama!tama sebaiknya makan makanan yang lunak atau makanan yang
mudah dimakan. 5pabila tidak ada keluhan, maka boleh makan makanan biasa.
e. Biasakan mengunyah makanan pada kedua sisi rahang secara bersamaan.
f. Hindari makanan yang keras, makanan dan minum yang lengkat ataupun yang terlalu
panas.
g. Apabila ada rasa tidak nyaman atau sakit, gangguan bicara, gigitiruan tidak  stabil,
ataupun terjadi kerusakan pada gigitiruan dianjurkan untuk  menghubungi operator.
- Kunjungan VII

Kontrol pertama Seminggu setelah insersi dilakukan kontrol pada gigitiruan tersebut &ari
pemeriksaan terlihat ulkus pada posterior kanan rahang atas sehingga dilakukan pengurangan
secukupnya pada bagian dalam dari gigitiruan pada iruan pada daerah tersebut daerah tersebut.
Setelah itu dilakukan pemeriksaa itu dilakukan pemeriksaan keadaan keadaan  jaringan  jaringan
pendukung, pendukung, fungsi mastikasi, fonetik, retensi, stabilitas, dan oklusi. Apabila
semuanya sudah diperiksa dan tidak ada keluhan lagi dari  pasien,  pasien, beri instruksi instruksi
yang sama pada saat insersi insersi sebelumnya. sebelumnya. Setelah Setelah itu  pasien
dibolehkan pulang.

Anda mungkin juga menyukai