Anda di halaman 1dari 6

STATISTIK RADIOAKTIFITAS

Siti Murtopingah, Aceng sambas, Hesti Fatimah, maolana syahyanto, Nina Yunia Hasanah, Rani
Puspitai, Yuni Karlina

1209703037, 1209703001, 1209703016, 12097030, 1209703027, 1209703032, 1209703046

Program Studi Fisika, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia

E-mail : Sitimurtopingah@yahoo.com

Asisten : Nuha (10207020)

Tanggal Praktikum : 27-11-2010

Abstrak

Radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran energi dalam bentuk sinar radioaktif dari inti
yang tidak stabil menjadi inti lain yang lebih stabil dengan memancarkan partikel radioaktif tertentu
seperti partikel α , β , dan γ . Radioaktif yang digunakan yaitu Cs-137 yang akan menghasilkan partikel
β dan partikel γ . Dalam praktikum ini kita menggunakan detektor Geiger-Muller. Detektor ini
digunakan untuk mendeteksi partikel hasil radiasi pada daerah plateu, dimana pada daerah tersebut
memiliki tegangan keluaran yang tinggi sehingga mudah dilakukan pencacahan.

Kata kunci : detektor Geiger-Muller, Distribusi Normal dan Poisson, tegangan Plateu dan Cacahan.

I.Pendahuluan Alat untuk mendeteksi partikel radiasi


yang dipancarkan oleh radioaktif yaitu
Radioaktivitas adalah peristiwa detektor radiasi. Detektor radiasi ada
pemancaran energi dalam bentuk sinar beberapa macam diantaranya yaitu detektor
radioaktif dari inti yang tidak stabil menjadi ruang ionisasi, detektor proporsional dan
inti lain yang lebih stabil dengan detektor Geiger-Muller dll. Detektor yang
memancarkan partikel radioaktif. Partikel biasa digunakan untuk mendeteksi partikel
radiasi ini dipancarkan secara acak karena kita hasil radiasi adalah Detektor Geiger-Muller
tidak dapat menentukan inti yang mana yang yang memiliki tegangan keluaran tinggi
akan meluruh, karena tidak setiap inti sehingga mudah dilakukan pencacahan.
meluruh pada saat yang sama.
Pencacah pada Geiger Muller bekerja Oleh karena itu sebaiknya pencacahan
berdasarkan ionisasi gas. Alat pencacah dilakukan pada daerah tegangan ini.
Geiger-Muller terdiri dari tabung yang diisi gas
argon yang mempunyai tekanan rendah yang
akan bersifat konduktor ketika partikel atau
foton radiasi menyebabkan gas (Argon)
menjadi konduktif. Alat tersebut akan
membesarkan sinyal dan menampilkan pada
indikatornya yang bisa berupa jarum
penunjuk, lampu atau bunyi klik dimana satu
bunyi menandakan satu partikel. Ketika
ionisasi radiasi melewati tabung, beberapa
molekul gas terionisasi, menciptakan ion
Gambar 2: Tegangan Plateu
positif dan elektron. Kuatnya medan listrik
dibuat oleh tabung elektroda yang membuat
II. Metode Percobaan
ion-ion bergerak menuju katoda dan elektron
Metode I Menentukan Tegangan Kerja G-M
menuju anode. Pasangan ion yang cukup
Counter
mendapatkan energi untuk mengionisasi
molekul gas melalui tabrakan.
Pertama-tama kita nyalakan G-M
counter dengan menekan tombol On/Of
kemudian pilih bagian G-M Voltage sampai
lampunya berkelap-kelip, lalu tekan enter dan
set nilai tegangan yang akan digunakan.
Tegangan yang kita gunakan yaitu dari 350-
590 dengan penambahannya 10 V.
Selanjutnya tekan tombol enter dan tentukan
selang waktu yang akan digunakan yaitu pada
10 s. Kemudian tekan enter sampai lampu
pada continous berkelap-kelip dan tekan
Gambar 1: Pencacah Geiger-Muller
select sehingga lampu pada continous padam.
Tekan tombol start untuk mulai mencacah
Detektor Geiger-Muller bekerja pada
radioaktif Cs-137 yang sudah berada di
daerah tegangan plateau. Tegangan plateau
tengah-tengah alat G-M counter. Kemudian
adalah tegangan yang menyebabkan
saat dilakukan pencacahan catat jumlah
peluruhan berada pada suatu keadaan stabil.
radioaktif yang terdeteksi pada excel. Untuk M = 25 diperoleh grafik antara cacahan
Percobaan ini dilakukan sebanyak 3 kali, dengan frekuensi yang muncul.
seteleh selesai percobaan kemudian di hitung
data data

tegangan plateu untuk percobaan 0.03


fit 1
fit 2

selanjutnya. 0.025

0.02
Metode II : Mengetahui distribusi dan

Density
0.015
statistik radioaktif
0.01

0.005

Karena kita tidak mengetahui kemana


0
120 125 130 135 140 145 150 155 160 165 170

distribusi dan statistik radioaktif berada, Data

pertama-tama kita set G-M counter pada Gambar 4 : kurva frekuensi N untuk M = 25
tegangan plateunya. Kemudian lakukan Dengan keterangan sebagai berikut :
pencacahan untuk m=25 dan m=100 dengan normal
menggunakan selang waktu 10 s. Selain itu Mean : 143,72
pada m=25 dengan selang waktu 1 s serta di Variansi : 172,877
lakukan pula pencacahan tanpa bahan
radioaktif pada m=25. Dimana m disini Poison
menyatakan jumlah pencacahan. Mean : 143,72
Variansi : 143,72
III Data dan Pengolahan
Untuk M = 100 dan t = 10 s

data(:,1) data
fit 1
150 0.03
fit 2
140 0.025
130
n rata-rata

120 0.02
Density

110 0.015
100
90 0.01

80
350 400 450 500 550 0.005
tegangan
0
110 120 130 140 150 160 170 180
Gambar 3 : kurva plot cacahan terhadap Data

tegangan Gambar 5 : kurva frekuensi N untuk M = 100


Dari grafik tersebut diperoleh tegangan Dengan keterangan sebagai berikut :
plateau adalah 479. normal
Mean : 145,98
Distribusi statistik Radioaktif Variansi : 179,387
Untuk M = 25 dan t = 10 s
poison Gambar 7 : Kurva Frekuensi terhadap N untuk
Mean : 145,98 Latar
Variansi : 145,98 Dengan keterangan sebagai berikut :
normal
Untuk M = 25 dan t = 1 s Mean :5,2
Diperoleh grafiknya adalah sebagai berikut : Variansi :5,2
poisson
data data
0.12 fit 1
fit 2 mean : 5,2
0.1

variansi : 5,2
0.08
Density

0.06

0.04 IV Pembahasan
0.02 Dari hasil grafik dengan menggunakan
0
10 12 14 16
Data
18 20 22 24 excel diperoleh hasil bahwa tegangan plateau
adalah 470.
Gambar 6 : Kurva Frek terhadap N untuk M =
Untuk mencari distribusi dan statistik
25
radioaktif yang dihasilkan dengan jumlah data
dan t = 1 s
m = 25 maka baik distribusi normal maupun
Dengan keterangan sebagai berikut :
poisson menunjukkan harga mean yang sama
normal
yaitu 143,72, bedanya hanya pada nilai
Mean : 15,8
variance yang dihasilkan distribusi normal
Variansi : 10
(172,877) lebih besar dari variance yang
poison
dihasilkan poissons (143,72).
Mean : 15,2
Grafik yang dihasilkan untuk jumlah
Variansi : 15,2
data m = 100 juga tidak jauh berbeda. Baik
distribusi normal maupun distribusi poisson
Untuk latar t = 10 s tidak ada bahan bahan
menunjukkan nilai mean yang sama yaitu
radioaktif.
145,98 yang beda hanyalah variansinya
dimana distribusi normal lebih besar
0.4 data data
fit 1 (179,387) dibanding poissons (145,98). Karena
0.35 fit 2

0.3 kedua distribusi memberikan efek yang


0.25
hampir sama apalagi untuk dua jumlah data
Density

0.2

0.15 yang diambil yaitu 25 dan 100, dapat diambil


0.1
kesimpulan bahwa baik distribusi poisson
0.05

0
2 4 6 8 10 12
maupun distribusi normal keduanya dapat
Data
digunakan untuk menunjukkan pola acak / Jika kita membandingkan nilai t yang
random dari suatu gejala radioaktivitas. diambil yaitu t kecil atau t besar sebenarnya
Sedangkan untuk perbedaan waktu yang paling tepat adalah t yang besar. Dengan
cacah (untuk t = 1s) diperoleh grafik hasil t yang besar pencacah geiger dapat
distribusi normal dan poisson dengan mean mendeteksi kemungkinan deteksi radioaktif
hampir sama yaitu, pada distribusi normal secara lebih akurat dibandingkan dengan
15,8 dan pada distribusi poisson 15,2. Untuk t pengambilan waktu t yang singkat. Selain itu
= 10 s diperoleh grafik hasil distribusi normal nilai N yang diperoleh alangkah lebih baik jika
dan poisson yang sama yaitu 143,72. untuk t = N nya besar karena sebaranya lebih luas
1 s pada distribusi normal yaitu 15,8 artinya seingga sinar yang di tangkap pleh Geiger-
terdapat 15,8 cacahan per 1 detik dan pada Muller lebih banyak dibandingkan dengan N
distribusi poisson yaitu 15,2 artinya terdapat yang kecil.
terdapat 15,2 cacahan per 1 detik. Sedangkan V Kesimpulan
untuk t = 10 s diperoleh distribusi normal dan  Detektor Geiger-Muller bekerja sebagai
poisson yaitu 143,72 artinya terdapat 143,72 pendeteksi adanya bahan radioaktif
cacahan per 10 detik atau 14,372 cacahan per dengan prinsip ionisasi gas. Detektor ini
1 detik. Dan hasilnya tidak jauh berbeda akan bekerja baik pada tegangan plateau
dengan hasil m = 100, semuanya hampir dan dalam sistem kerjanya ia akan
sama. terhubung dengan suatu alat pencacah
Sedangkan untuk statistik berlatar yang dihubungkan dari luar dan akan
belakang nilai mean yang dihasilkan baik dari berbunyi “tik” bila satu pulsa dari hasil
distribusi normal maupun poisson menjadi ionisasi radioaktif masuk.
berkurang yaitu hanya sekitar 5.2 cacahan per  Jenis distribusi yang digunakan untuk
1 detik. Hal ini dikarenakan bahan radioaktif mengetahui pola sebaran dari gejala
yang tadinya dipasang diantara alat GM radioaktivitas ini bisa menggunakan
counter sekarang sudah tidak ada, jadi distribusi normal atau distribusi poissons.
partikel β dan γ jumlahnya berkurang. Dengan Sedangkan dalam pengambilan cacahan
berkurangnya partikel β dan γ , maka jumlah lebih baik dilakukan dengan waktu (t)
cacahannya pun berkurang walaupun tidak yang panjang agar pencacahan Geiger-
nol, karena bahan radioaktif tadi sudah Muller dapat mendeteksi cacahan lebih
menyebar dilingkungan sekitar pencacah baik. Dan untuk nilai N sebaiknya besar
geiger sehingga masih terdeteksi walaupun agar sebarannya luas dan menggunakan
sedikit. distribsi normal dan distribusi poisson
lebih akurat.
Daftar Pustaka

http://www.anma13.co.cc/search/label/coret
an%20fisika
http://meoagung.blogspot.com/2010/03/pen
cacah-geiger.html

Anda mungkin juga menyukai