Siti Murtopingah, Aceng sambas, Hesti Fatimah, maolana syahyanto, Nina Yunia Hasanah, Rani
Puspitai, Yuni Karlina
Program Studi Fisika, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
E-mail : Sitimurtopingah@yahoo.com
Abstrak
Radioaktivitas adalah peristiwa pemancaran energi dalam bentuk sinar radioaktif dari inti
yang tidak stabil menjadi inti lain yang lebih stabil dengan memancarkan partikel radioaktif tertentu
seperti partikel α , β , dan γ . Radioaktif yang digunakan yaitu Cs-137 yang akan menghasilkan partikel
β dan partikel γ . Dalam praktikum ini kita menggunakan detektor Geiger-Muller. Detektor ini
digunakan untuk mendeteksi partikel hasil radiasi pada daerah plateu, dimana pada daerah tersebut
memiliki tegangan keluaran yang tinggi sehingga mudah dilakukan pencacahan.
Kata kunci : detektor Geiger-Muller, Distribusi Normal dan Poisson, tegangan Plateu dan Cacahan.
selanjutnya. 0.025
0.02
Metode II : Mengetahui distribusi dan
Density
0.015
statistik radioaktif
0.01
0.005
pertama-tama kita set G-M counter pada Gambar 4 : kurva frekuensi N untuk M = 25
tegangan plateunya. Kemudian lakukan Dengan keterangan sebagai berikut :
pencacahan untuk m=25 dan m=100 dengan normal
menggunakan selang waktu 10 s. Selain itu Mean : 143,72
pada m=25 dengan selang waktu 1 s serta di Variansi : 172,877
lakukan pula pencacahan tanpa bahan
radioaktif pada m=25. Dimana m disini Poison
menyatakan jumlah pencacahan. Mean : 143,72
Variansi : 143,72
III Data dan Pengolahan
Untuk M = 100 dan t = 10 s
data(:,1) data
fit 1
150 0.03
fit 2
140 0.025
130
n rata-rata
120 0.02
Density
110 0.015
100
90 0.01
80
350 400 450 500 550 0.005
tegangan
0
110 120 130 140 150 160 170 180
Gambar 3 : kurva plot cacahan terhadap Data
variansi : 5,2
0.08
Density
0.06
0.04 IV Pembahasan
0.02 Dari hasil grafik dengan menggunakan
0
10 12 14 16
Data
18 20 22 24 excel diperoleh hasil bahwa tegangan plateau
adalah 470.
Gambar 6 : Kurva Frek terhadap N untuk M =
Untuk mencari distribusi dan statistik
25
radioaktif yang dihasilkan dengan jumlah data
dan t = 1 s
m = 25 maka baik distribusi normal maupun
Dengan keterangan sebagai berikut :
poisson menunjukkan harga mean yang sama
normal
yaitu 143,72, bedanya hanya pada nilai
Mean : 15,8
variance yang dihasilkan distribusi normal
Variansi : 10
(172,877) lebih besar dari variance yang
poison
dihasilkan poissons (143,72).
Mean : 15,2
Grafik yang dihasilkan untuk jumlah
Variansi : 15,2
data m = 100 juga tidak jauh berbeda. Baik
distribusi normal maupun distribusi poisson
Untuk latar t = 10 s tidak ada bahan bahan
menunjukkan nilai mean yang sama yaitu
radioaktif.
145,98 yang beda hanyalah variansinya
dimana distribusi normal lebih besar
0.4 data data
fit 1 (179,387) dibanding poissons (145,98). Karena
0.35 fit 2
0.2
0
2 4 6 8 10 12
maupun distribusi normal keduanya dapat
Data
digunakan untuk menunjukkan pola acak / Jika kita membandingkan nilai t yang
random dari suatu gejala radioaktivitas. diambil yaitu t kecil atau t besar sebenarnya
Sedangkan untuk perbedaan waktu yang paling tepat adalah t yang besar. Dengan
cacah (untuk t = 1s) diperoleh grafik hasil t yang besar pencacah geiger dapat
distribusi normal dan poisson dengan mean mendeteksi kemungkinan deteksi radioaktif
hampir sama yaitu, pada distribusi normal secara lebih akurat dibandingkan dengan
15,8 dan pada distribusi poisson 15,2. Untuk t pengambilan waktu t yang singkat. Selain itu
= 10 s diperoleh grafik hasil distribusi normal nilai N yang diperoleh alangkah lebih baik jika
dan poisson yang sama yaitu 143,72. untuk t = N nya besar karena sebaranya lebih luas
1 s pada distribusi normal yaitu 15,8 artinya seingga sinar yang di tangkap pleh Geiger-
terdapat 15,8 cacahan per 1 detik dan pada Muller lebih banyak dibandingkan dengan N
distribusi poisson yaitu 15,2 artinya terdapat yang kecil.
terdapat 15,2 cacahan per 1 detik. Sedangkan V Kesimpulan
untuk t = 10 s diperoleh distribusi normal dan Detektor Geiger-Muller bekerja sebagai
poisson yaitu 143,72 artinya terdapat 143,72 pendeteksi adanya bahan radioaktif
cacahan per 10 detik atau 14,372 cacahan per dengan prinsip ionisasi gas. Detektor ini
1 detik. Dan hasilnya tidak jauh berbeda akan bekerja baik pada tegangan plateau
dengan hasil m = 100, semuanya hampir dan dalam sistem kerjanya ia akan
sama. terhubung dengan suatu alat pencacah
Sedangkan untuk statistik berlatar yang dihubungkan dari luar dan akan
belakang nilai mean yang dihasilkan baik dari berbunyi “tik” bila satu pulsa dari hasil
distribusi normal maupun poisson menjadi ionisasi radioaktif masuk.
berkurang yaitu hanya sekitar 5.2 cacahan per Jenis distribusi yang digunakan untuk
1 detik. Hal ini dikarenakan bahan radioaktif mengetahui pola sebaran dari gejala
yang tadinya dipasang diantara alat GM radioaktivitas ini bisa menggunakan
counter sekarang sudah tidak ada, jadi distribusi normal atau distribusi poissons.
partikel β dan γ jumlahnya berkurang. Dengan Sedangkan dalam pengambilan cacahan
berkurangnya partikel β dan γ , maka jumlah lebih baik dilakukan dengan waktu (t)
cacahannya pun berkurang walaupun tidak yang panjang agar pencacahan Geiger-
nol, karena bahan radioaktif tadi sudah Muller dapat mendeteksi cacahan lebih
menyebar dilingkungan sekitar pencacah baik. Dan untuk nilai N sebaiknya besar
geiger sehingga masih terdeteksi walaupun agar sebarannya luas dan menggunakan
sedikit. distribsi normal dan distribusi poisson
lebih akurat.
Daftar Pustaka
http://www.anma13.co.cc/search/label/coret
an%20fisika
http://meoagung.blogspot.com/2010/03/pen
cacah-geiger.html