Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sebuah komplikasi dapat didefinisikan sebagai penyakit atau kondisi sekunder yang
berkembang dari sebuah penyakit atau kondisi primer. Komplikasi dapat merefleksikan
terjadinya kegagalan klinis, namun dapat juga merefleksikan perawatan yang tidak sesuai
standar. Seringkali komplikasi juga muncul setelah atau saat prosedur perawatan gigi tiruan
cekat yang sesuai standar telah dilaksanakan.
Pengetahuan mengenai komplikasi klinis yang dapat muncul saat perawatan gigi tiruan
cekat bisa meningkatkan kemampuan klinisi untuk membuat diagnosis menyeluruh, menentukan
rencana perawatan yang tepat, mengkomunikasikan ekspektasi realistis pada pasien, dan
merencanakan interval yang tepat untuk kontrol pasca perawatan. Walaupun banyak terdapat
artikel mengenai data komplikasi klinis, tidak ada yang menyediakan perbandingan
komprehensif pada komplikasi terkait dengan restorasi yang paling banyak digunakan.
Pada bagian ini akan dibahas data mengenai insiden komplikasi klinis, identifikasi
komplikasi yang paling sering terjadi, dan membandingkan protesa berdasarkan insiden
komplikasi yang terjadi terkait mahkota tiruan tunggal (all metal, metal ceramic, resin veneered
metal); gigi tiruan sebagian cekat (all metal, metal ceramic, resin veneered metal); all ceramic
crown; resin bonded prostheses; dan pasak-inti.
11% (mean)
Durasi Penelitian
1-23 tahun
Rata-rata sekitar 6 tahun
Fraktur Porselen
Penyakit Periodontal
Karies
o Karies terjadi pada 4 dari 1105 mahkota yang diteliti pada 6 penelitian
o Mean insidens 0,4%. Kisaran insiden 0%- 2,7%.
Total Penelitian:
22 studi klinis
Tiga penelitian tidak memenuhi kriteria karena data dipublikasikan setelah periode waktu
yang lama.
Satu penelitian (selain tiga sebelumnya) tidak digunakan karena tidak menyediakan data
yang sesuai kriteria inklusi meta analisis Goodacre et al.
Durasi Penelitian:
Insidens Komplikasi
Dari 18 penelitian yang memenuhi kriteria, evaluasi yang dilakukan berlangsung antara
1-4 tahun, mean insidens komplikasi 7%. Kisaran insidens komplikasi antara 0% - 18%
Empat penelitian dengan durasi 5 tahun ke atas melaporkan mean komplikasi sebesar
14% (berkisar antara 8%- 18%)
Terdapat 22 studi klinis yang menyediakan data tentang 5 jenis komplikasi yang terjadi:
fraktur mahkota, kehilangan retensi, kebutuhan perawatan endodontik, karies dan
penyakit periodontal.
Terdapat faktor komplikasi lain yang dievaluasi pada penelitian-penelitian yang ada
namun tidak memenuhi syarat jumlah penelitian sehingga tidak ada data yang
dimasukkan pada laporan Goodace et al. Faktor tersebut diantaranya adalah: warna yang
tidak sesuai, kehalusan dan ketepatan marginal, diskolorasi marginal, sensitivitas gigi,
dan kesejajaran oklusal.
Fraktur Mahkota
o Terdapat 12 penelitian yang mengidentifikasi jumlah gigi yang telah direstorasi yang
kemudian membutuhkan perawatan endodontik.
o Dari 1088 mahkota tiruan penuh porselen yang dievaluasi, 15 gigi membutuhkan
perawatan endodontik.
o Mean insidens sebesar 1%, dengan kisaran dari 0% sampai 5% pada setiap penelitian.
Kehilangan Retensi
Penyakit Periodontal
Karies
o Karies terjadi pada 13 dari 1650 mahkota yang diteliti pada 13 penelitian
o Mean insidens 0,8%. Kisaran insiden 0%- 5%.
RESIN BONDED PROSTHESES
Total Penelitian:
Durasi Penelitian:
Insidens Komplikasi
Dari 48 penelitian yang memenuhi kriteria, evaluasi yang dilakukan berlangsung antara
1-4 tahun (37 penelitian), mean insidens komplikasi 25%. 1304 dari 5024 resin bonded
prostheses mengalami komplikasi.
Sebelas penelitian dengan durasi 5 tahun ke atas melaporkan mean komplikasi sebesar
28% . 519 dari 1825 resin bonded prostheses mengalami komplikasi.
Terdapat 48 penelitian yang menyediakan data tentang 5 jenis komplikasi yang terjadi:
debonding, diskolorasi gigi penjangkaran, karies gigi penjangkaran, fraktur porselen, dan
penyakit periodontal
Fraktur Porselen
Penyakit Periodontal
Debonding
o Karies terjadi pada 242 dari 3246 gigi penjangkaran resin bonded prostheses yang diteliti
pada 22 penelitian
o Mean insidens 7%. Kisaran insiden 0%- 12%.
Terdapat 12 studi klinis yang melaporkan sejumlah kasus post dan core yang telah
dievaluasi, serta sejumlah komplikasi yang dihadapi. Dalam studi tersebut, terdapat 279
komplikasi yang ditemukan dari 2784 kasus post dan core, yang menghasilkan angka insiden
rata-rata sebesar 10%. Periode rata-rata observasi kasus post dan core dari ke-12 studi ini
adalah ± 6 tahun. Beberapa komplikasi yang paling sering ditemukan antara lain post yang
menjadi longgar, fraktur akar, karies, dan penyakit periodontal. Terdapat 11 studi yang
menyediakan data yang berhubungan dengan kelonggaran post, dimana 135 dari jumlah 2596
total kasus mengalami kelonggaran post dan insidens rata-rata komplikasi ini sebesar 5%. Dari
13 studi klinis, fraktur akar juga ditemukan pada 95 dari jumlah 3043 total kasus, sehingga
menghasilkan angka insiden rata-rata sebesar 3%. Beberapa studi juga melaporkan adanya karies
sebagai salah satu penyebab kegagalan post dan core, dimana ditemukan 16 dari jumlah 1047
total kasus pada 4 studi klinis. Kegagalan yang disebabkan oleh penyakit periodontal dari gigi
yang telah direstorasi dengan post dan core juga diidentifikasi pada 3 studi klinis, dimana 6 dari
jumlah 283 total kasus mengalami komplikasi ini, sehingga insiden rata-ratanya sebesar 2%.
Terdapat juga beberapa faktor penyebab lain yang dapat mengakibatkan kegagalan dari
post dan core seperti perforasi akar, patahnya (fraktur) post, serta kegagalan endodontik.
Namun, data-data insiden dari ketiga komplikasi diatas hanya terdapat pada 2 studi klinis
sehingga tidak dapat dimasukkan.
Efek dari posisi gigi pada lengkung rahang juga diteliti pada 6 studi klinis, akan tetapi
tidak terdapat angka insiden yang spesifik. Tiga dari 6 studi klinis tersebut menyebutkan tingkat
kegagalan yang lebih tinggi pada anterior maksila, namun 2 dari 6 studi klinis tersebut
menganggap bahwa posisi gigi pada lengkung rahang bukan merupakan faktor yang signifikan.