Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH  

PELAPORAN SEDIMEN URINE


(ERITROSIT DAN LEUKOSIT)

DOSEN PENGAMPU
AHMAD RIPANI, S. Si, M.Pd

DISUSUN OLEH
NAMA : ROSA NOVIA MAHARANI MANURUNG
NIM : EAK10190106
PRODI : DIII ANALIS KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,
Alhamdullilah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya jugalah maka penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis sajikan dengan Sistematis dan
praktis sehingga memudahkan para Dosen dan Mahasiswa dalam proses belajar dan
mengajar. Secara garis besar makalah ini memuat tentang Pelaporan Eritrosit dan
Leukosit

Dengan segala keterbatasan baik waktu dan tenaga, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itulah kritik dan saran dari para
pembaca sangat penulis harapkan. Insya Allah dalam kesempatan berikutnya
penulis telah dapat lebih baik dan melengkapi segala kekurangan tersebut.

Banjarmasin, 24 Januari 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................i


DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian Eritrosit dan Leukosit................................................................3
2.2 Prosedur Pemeriksaan sel Eritrosit dan sel Leukosit pada sedimen urine..4
2.2 Cara Pelaporan Eritrosit dan Leukosit........................................................5
2.4 Nilai normal ...............................................................................................5
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan ...............................................................................................6
3.2. Saran .........................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pencatatan dan pelaporan merupakan indikator keberhasilan suatu
kegiatan. Output dari pencatatan dan pelaporan dapat menjadi sebuah datadan
informasi penting jika dibuat dengan menggunakan metode yang tepatdan
benar. Data dan informasi tersebut berisikan tentang keberhasilan
atauperkembangan suatu organisasi.Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas merupakan fondasi dari data kesehatan suatu daerah
cakupan puskesmas, sehinggadiharapakan berisi informasi yang akurat,
representatif dan reliable yangdapat dijadikan pedoman dalam penyusunan
perencanaan kesehatan.
Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk membantu menegakkan
diagnosis penyakit. Agar hasil pemeriksaan laboratorium akurat dan dapat
dipercaya harus dilakukan pengendalian terhadap pra analitik, analitik, dan
pasca analitik. Tahap pra analitik: persiapan pasien, pengambilan sampel darah,
persiapan sampel, penyimpanan sampel, persiapan kertas kerja, tahap analitik:
persiapan alat, kalibrasi alat, pengolahan sampel, interpretasi hasil, tahap pasca
analitik: pencatatan hasil dan pelaporan. ( Hardjono, dkk. 2003)

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah nya adalah sebagai berikut
1.2.1 Apa pengertian eritrosit dan leukosit?
1.2.2 Bagaimana prosedur pemeriksaan eritrosit dan leukosit pada sedimen
urine?
1.2.3 Bagaimana cara pelaporana hasil eritrosit dan leukosit?
1.2.4 Berapa nilai normal nya ?

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1. Mengetahui pengertian dari eritrosit dan leukosit
1.3.2. Mengetahui prosedur pemeriksaan eritrisit dan leukosit pada sedimen
urine
1.3.3 Mengetahui cara pelaporan hasil eritrosit dan leukosit
1.3.4 Mengetahui nila normal

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Faeces


Eritrosit atau sel darah merah adalah sel yang terbanyak dalam darah
perifer. Jumlahnya pada orang dewasa normal berkisar antara 4 – 6 juta
sel / ul. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf , yang memberi gambaran
seperti cincin pada sediaan hapus darah tepi. Fungsi utama eritrosit adalah
transport gas. (Kosasih E.N. dan Kosasih A.S., 2008) Eritrosit adalah satu –
satunya sel dalam tubuh yang fungsinya lengkap tanpa suatu nucleus dan
juga unik yaitu mempunyai metabolisme aerobik yang minimal ( misalnya
tidak mempunyai mitokondria ). Eritrosit diberkahi dengan sifat
fleksibilitas dan fluiditas untuk menjalankan peranannya dalam pertukaran
gas ke jaringan dan dari jaringan, berjalan melalui pembuluh darah yang
mungkin kecil (separuh dari ukuran eritrosit). (Isbister J.P. dan Pittiglio
D.H., 1999)
Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan
hemopoetik untuk jenis bergranula (polimorfonuklear) dan jaringan
limpatik untuk jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem
pertahanan tubuh terhadap infeksi (Sutedjo, 2006). Leukosit paling sedikit
dalam tubuh jumlahnya sekitar 4.000-11.000/mm3 . Berfungsi untuk
melindungi tubuh dari infeksi. Karena itu, jumlah leukosit tersebut
berubah-ubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan jumlah benda asing yang
dihadapi dalam batas-batas yang masih dapat ditoleransi tubuh tanpa
menimbulkan gangguan fungsi (Sadikin, 2002). Meskipun leukosit
merupakan sel darah, tapi fungsi leukosit lebih banyak dilakukan di dalam
jaringan. Leukosit hanya bersifat sementara mengikuti aliran darah ke

3
seluruh tubuh. Apabila terjadi peradangan pada jaringan tubuh leukosit
akan pindah menuju jaringan yang mengalami radang dengan cara
menembus dinding kapiler (Kiswari,2014).

2.2. Prosedur pemeriksaan sel eritrosit dan sel leukosit pada sedimen urine

Metode pemeriksaan mikroskopik sedimen urine lebih dianjurkan


untuk dikerjakan dengan pengecatan Stenheimer-Malbin. Dengan
pewarnaan ini, unsur-unsur mikroskopik yang sukar terlihat pada sediaan
natif dapat terlihat jelas.

a. Sampel urin dihomogenkan dulu kemudian dipindahkan ke dalam


tabung sentrifuge sebanyak 10 ml.
b. Selanjutnya dipusingkan dengan kecepatan relatif rendah (sekitar
1500 - 2000 rpm) selama 5 menit.
c. Tabung dibalik dengan cepat (decanting) untuk membuang
supernatant sehingga tersisa endapan kira-kira 0,2-0,5 ml.
d. Endapan diteteskan ke gelas obyek dan ditutup dengan coverglass.
e. Jika hendak dicat dengan dengan pewarna Stenheimer-Malbin, tetesi
endapan dengan 1-2 tetes cat tersebut,
f. Kemudian dikocok dan dituang ke obyek glass dan ditutup dengan
coverglass, siap untuk diperiksa.

Endapan pertama kali diperiksa di bawah mikroskop dengan


perbesaran rendah menggunakan lensa obyektif 10X, disebut lapang
pandang lemah (LPL) atau low power field (LPF) untuk
mengidentifikasi benda-benda besar seperti silinder dan kristal.
Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dengan kekuatan tinggi

4
menggunakan lensa obyektif 40X untuk mengidentifikasi sel (eritrosit,
lekosit, epitel), ragi, bakteri, Trichomonas, filamen lendir, sel sperma.
Jika identifikasi silinder atau kristal belum jelas, pengamatan dengan
lapang pandang kuat juga dapat dilakukan.

Karena jumlah elemen yang ditemukan dalam setiap bidang dapat


berbeda dari satu bidang ke bidang lainnya, beberapa bidang dirata-rata.
Berbagai jenis sel yang biasanya digambarkan sebagai jumlah tiap jenis
ditemukan per rata-rata lapang pandang kuat. Jumlah silinder biasanya
dilaporkan sebagai jumlah tiap jenis yang ditemukan per lapang
pandang lemah.

2.3 Cara pelaporan hasil Eritrosit dan Leukosit


-Pencatatan : mencatat hasil pemeriksaan dilembar buku hasil, dilembar
blanko hasil pemeriksaan. Kesesuaian angka, tulisan, tanda positif/negative

Contoh perhitungan LPB (10LPB) dan pelaporannya

2.4 Nilai Normal


Eritrosit : 0-1/LPB
Leukosoit : 0-3/LPB

5
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk membantu menegakkan
diagnosis penyakit. Agar hasil pemeriksaan laboratorium akurat dan dapat
dipercaya harus dilakukan pengendalian terhadap pra analitik, analitik, dan
pasca analitik. Tahap pra analitik: persiapan pasien, pengambilan sampel darah,
persiapan sampel, penyimpanan sampel, persiapan kertas kerja, tahap analitik:
persiapan alat, kalibrasi alat, pengolahan sampel, interpretasi hasil, tahap pasca
analitik: pencatatan hasil dan pelaporan.

3.2 SARAN
Penulis menyarankan bahwa makalah ini bisa dijadikan bahan masukan bagi
pembaca untuk dapat lebih memahami tentang pelaporan Eritrosit dan Leukosit

6
DAFTAR PUSTAKA

Hardjoeno,dkk. 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Lephas

Kiswari Rukman. (2014) Hematologi & Transfusi.Jakarta : Erlangga.

Kosasih, E.N dan A.S Kosasih. 2008. Tafsiran Hasil pemeriksaan Laboratorium
Klinik edisi kedua. Karisma Publishing Group : Tangerang.

Ripani, Ahmad, Penuntun Praktikum Kimia Klinik, SMK Unggulan Husada


Banjarmasin, Jurusan Analis Kesehatan, 2013

http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-2-analisis-mikroskopik.html

Anda mungkin juga menyukai