DISUSUN OLEH
SAHIRUL MURHAM
1
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun sebagai upaya untuk memenuhi salah satu syarat
pelaksanaan Ujian Sertfikat Kompetensi yang diselenggarakan oleh pihak
PT.APEI
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karenanya kritikan dan masukan yang membangun sangat kami
harapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
3. Kabel SUTM ........................................................................... 21
4. Penyambungan Kabel .......................................................... 22
A. Jenis Penelitian............................................................................. 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................... 23
C. Populasi dan Contoh................................................................... 23
D. Analisa Data ................................................................................. 23
A. Kesimpulan .................................................................................. 29
B. Saran ............................................................................................. 29
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR TABEL
6
ABSTRAK (RINGKASAN)
7
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem distribusi listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah
pada GI (GI - sisi sekunder) sampai dengan tiang akhir jaringan distribusi
tegangan rendah.
8
Oleh karenanya penulis melakukan Studi tentang Pemasangan Saluran
Udara Tegangan Menengah di Rusunawa Labuhan Lombok Desa
Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
B. Tujuan
C. Manfaat
9
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Masalah
1. Tiang listrik
Tiang Listrik adalah suatu bahan yang terbuat dari besi baja yang
berbentuk ukuran panjang bulat. Tiang listrik beton yaitu yang
terbuat dari semen dan di campur dengan semen dan ditambah
besi kecil sebagai tulangnya. Sekarang banyak yang menggunakan
tiang beton dengan menggunakan kabel rtc yang lebih aman dari
pada jaringan instalasi (https://megaconbeton.com/blog/tiang-
listrik.html?v=b718adec73e0).
10
Dalam Buku PLN 5, 2010 juga disebutkan penggunaan penghantar
telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan faktor yang terkait
dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum
yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar
Fase atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan
jangkauan manusia.
11
bagian aktif/fase dari jaringan terhadap benda-benda
disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang
tidak memberikan pengaruh membahayakan (Buku 5 PLN, 2010).
Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal
adalah 1 m baik vertikal atau horizontal. Bila dibawah JTM terdapat
JTR, jarak minimal antara JTM dengan kabel JTR dibawahnya
minimal 120 cm
12
Penyambungan kabel jaringan harus dilakukan dengan konstruksi
yang baik. Sambungan di tengah-tengah gawang digunakan
tension joint sleeve berisolasi dengan diameter sesuai dengan
penampang konduktornya. Sedangkan sambungan ditiang
pengambilan menggunakan tap konektor berisolasi.(PT. PLN
(Persero) Wilayah NTB, 2010 : 38).
1. Tiang Listrik
Tiang listrik beton yaitu yang terbuat dari semen dan di campur
dengan semen dan di tambah besi kecil sebagai tulangnya.
(https://megaconbeton.com/blog/tianglistrik.html?
v=b718adec73e0).
Instalasi tegangan menegah 20Kv dapat juga menggunakan tiang
listrik yang terbuat dari besi, akan tetapi umumnya standarisasi
yang diterapkan PLN sekarang kebanyakan menggunakan tiang
listrik yang terbuat dari beton. Tiang listrik beton mempunyai
kekuatan yaitu 100 Dan – 350 Dan. Tiang listrik beton untuk
penyangga conductor maupun aksesories listrik
(https://virajayariauputra.com/blog/?p=513#:~:text=Tiang
%20Listrik%20Beton%20adalah%20sebuah,untuk%20tiang
%20listrik%20tegangan%20menengah.).
13
a. Sebagai salah satu komponen utama dari konstruksi distribusi
saluran udara yang menyangga hantaran listrik beserta
perlengkapannya.
b. Menyambungkan kabel antar kabel sehingga dapat sampai ke
tempat wilayah yang butuh jangkauan listrik.
c. Untuk menyalurkan kabel dan mengangkat kabel ke tempat
yang tinggi supaya tidak mengganggu kendaraan yang lewat.
d. Sebagai trafo daya merubah tegangan menengah menjadi
tegangan rendah
e. Sebagai pengaman penyulang, bila terjadi gangguan di trafo
dan melokalisir gangguan di trafo agar peralatannya tidak
rusak.
f. Sebagai penyekat anatar bagian yang bertegangan.
g. Di gunakan sebagai isolasi tegangan listrik anatara kawat
dengan tiang.
Jarak antar tiang pada SUTM tidak melebihi dari 60 meter. Tiang
yang dipakai adalah tiang dengan kekuatan/beban kerja (working
load) sebesar 200 daN, 350 daN, 500 daN dengan faktor keamanan
2 (breaking load = 2 x working load) (Buku PLN 1, 2010).
14
2. Jaringan Tegangan Menengah
3. Stay Equipment
15
Dalam Dokumen PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, 2010 : 26
diuraikan bahwa sebelum konduktor dikencangkan seluruh
perlengkapan druckschoer / kontramast / treckschoer lengkap
harus sudah dipasang untuk menghindari kemungkinan terjadinya
tiang miring akibat tarikan konduktor
Stay ewuipment harus terpasang pada posisi sedimikian rupa
sehingga setia[p sudut tarikan mempunyai resultan gaya sama
dengan nol.
4. Cross Arm
Cross Arm berfungsi sebagai tempat dudukan isolator, menerima
beban tarikan atau tumpuan dari penghantar sehingga sering
kedudukannya menjadi berubah, memutarkesamping atau miring
ke bawah sehingga jarak antara penghantar dengan penghantar
atau penghantar dengan tiang menjadi berubah. Salah satu akibat
dari hal-hal ini adalah terjadi hubungan singkat antar penghantar
dengan penghantar atau penghantar dengan tiang.
Pemasangan Cross Arm dilakukan sebelum diadakan penarikan
konduktor dan jenis cross arm besi UNP digalvanized 40-70 micron
dengan pemasangan sesuai dengan besaran sudut tarikan sebagai
berikut (PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, 2010 : 26) :
a. Tipe A.1 untuk tarikan lurus dan sudut 30o.
b. Tipe A.2 untuk tarikan dengan sudut < 60o.
c. Tipe A.3 untuk tarikan awal/akhir, section dan tarikan > 60o.
d. Tipe B.3 untuk tarikan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkan dipasang tipe A2/A3 (konstruksi 2 tiang)
5. Isolator
Isolator jaringan tenaga listrik merupakan alat tempat menompang
kawat penghantar jaringan pada tiang-tiang listrik yang digunakan
untuk memisahkan secara elektris dua buah kawat atau lebih agar
tidak terjadi kebocoran arus (leakage current) atau loncatan bunga
16
api (flash over) sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
sistem jaringan tenaga listrik.
Kriteria bahan yang baik digunakan sebagai isolator jaringan
distribusi (https://www.edukasikini.com/2017/05/isolator-
jaringan-tenaga-listrik.html) adalah :
a. Bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
b. Bahan isolasi yang ekonomis, tanpa mengurangi
kemampuannya sebagai isolator. Sebab makin berat dan besar
ukuran isolator tersebut akan mempengaruhi beban penyangga
pada sebuah tiang listrik.
c. Bahan yang terbuat dari bahan padat, dan memiliki kekuatan
mekanis tinggi seperti : porselin, gelas, mika, ebonit, keramik,
parafin, kuartz, dan veld spaat.
d. Mempunyai tahanan jenis yang tinggi
e. Memiliki kekuatan mekanis yang tinggi
f. Memiliki sifat-sifat (dua hal diatas) tidak berubah oleh
perubahan suhu, siraman air, kelembaban, sinar matahari,
polaritas listrik.
g. Bila mengalami loncatan listrik (flash over) tidak akan
meninggalkan jejak (cacat)
Pada jaringan SUTM, Isolator pengaman penghantar bertegangan
dengan tiang penopang/travers dibedakan untuk jenis
konstruksinya (Buku PLN 5, 2010) adalah
a. Isolator Tumpu
Isolator jenis pasak (pin type insulator), digunakan pada tiang-
tiang lurus (tangent pole) dan tiang sudut (angle pole) untuk
sudut 5° sampai 30°.
Isolator Konstruksi penghantar pengikat (bending wire) SUTM
pada isolator tumpu dengan menggunakan bending wire atau
Preformed Tie
17
Gambar 1. Isolator tumpu
b. Isolator Tarik
Isolator jenis gantung (suspension type insulator), digunakan
pada tiang-tiang sudur (angle pole) untuk sudut 30° sampai 90°,
tiang belokan tajam, dan tiang ujung (deadend pole)
18
Penghantar merupakan bagian utama pada jaringan listrik yakni
kabel yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar
yang digunakan biasanya dipilih berdasarkan sifat materialnya,
diantaranya mempunyai daya hantar listrik (konduktivitas) yang
tinggi dan tahanan jenis (resistivitas) yang rendah.
7. Penyambungan Kabel
19
c. Perbaikan di tempat yang rusak, misalnya akibat galian dan
adanya gangguan pada kabel seperti pergerakan tanah yang
mengakibatkan kegagalan isolasi.
Dalam Buku PLN 2 (2010) [2] menyatakan bahwa suatu sambungan
harus dapat berfungsi dengan baik agar dapat menghantarkan arus
listrik dengan baik. Secara umum suatu sambungan haruslah
bersifat :
a. Menghindarkan efek kerusakan pada struktur material kabel.
b. Tahan terhadap tekanan/ gaya dari luar atau getaran yang
timbul selama operasi.
c. Tahan lama beroperasi di bawah kondisi temperature
maksimum yang diizinkan.
d. Dapat melewatkan arus hubung singkat yang diizinkan.
e. Dapat menghentikan aliran isolasi minyak dan gas dalam
sambungan transisi
f. Sesuai dengan peralatan listrik yang mungkin dapat
disambungkan langsung.
1. Tiang Beton
Tiang listrik adalah tempat terpasangnya cross arm, isolator dan
kabel jaringan SUTM. Oleh karenanya dalam melakukan
pemasangan atau pendirian tiang listrik harus kuat dan sesuai
dengan konstruksi yang telah ditetapkan yakni 1/6 dari panjang
tiang. Tiang listrik harus ditopang atau disangga dengan konstruksi
treckschoer, Druckschoer, Kontramast guna memastikan Saluran
Udara Tegangan Menengah handal sampai tiang akhir.
2. Jaringan Tegangan Menengah
Dalam pemasangan jaringan tegangan menengah memerlukan
beberapa material yakni
20
a. Tiang listrik yakni tiang beton atau tiang besi atau tiang
galvanis atau tiang kayu dengan panjang 11 / 13 meter.
b. Kabel Penghantar yakni AAAC/S 3x70 ; AAAC/S 3x150
c. Cross Arm
Jenis cross arm yang akan digunakan adalah :
1. Tipe A.1 untuk tarikan lurus dan sudut 30o.
2. Tipe A.2 untuk tarikan dengan sudut < 60o.
3. Tipe A.3 untuk tarikan awal/akhir, section dan tarikan >
60o.
d. Penopang dan penarik tiang listrik seperti konstruksi
treckschoer, druckschoer, kontramast
3. Kabel SUTM
Kabel yang digunakan pada SUTM adalah Kabel AAAC 70 – 150
mm2 ; AAAC-S 70-150 mm2 (yang berisolasi). Isolasi ini berfungsi
sebagai pelindung kabel supaya tegangan yang disalurkan bagus
atau handal.
4. Penyambungan Kabel
Kehandalam Saluran Udara Tegangan Menengah erat kaitannya
dengan teknik dalam melakukan sambungan kabel yakni.
Kesalahan dalam melakukan penyambungan akan mempengaruhi
kehandalan jaringan.
21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
D. Analisa Data
22
BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL
A. Uraian Pembahasan
1. Tiang Listrik
Tiang listrik yang digunakan adalah tiang beton 11 meter yang
disediakan pemasangannnya oleh pihak PT PLN (Persero) Area
Mataram. Tahap awal pelaksanaan pemasangan adalah
memastikan pendirian tiang sesuai dengan standar terutama
kedalaman pendirian. Tiang beton yang sudah terpasang harus
memenuhi standar kedalaman yakni 1.8 meter dari permukaan
tanah.
Jarak pemasangan antar tiang pada Saluran Udara Tegangan
Menengah di Rusunawa Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok
Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur adalah tidak lebih dari 60
meter.
23
Gambar 3. Pendirian tiang beton
2. Stay Equipment
Pemasangan Druckschoer, treckschoer, kontramast harus dilakukan
pada jaringan tegangan menengah guna menjaga kekuatan tiang
beton yang terpasang.
Pemasangan Trecschoer dan kontramast lengkap dilakukan sesuai
dengan standar PLN. Sedangkan untuk pemasangan druckschoer
tidak dilaksanakan karena kondisi di lapangan tidak
memungkinkan untuk dilakukan hal itu.
3. Pemasangan Cross Arm
Pada jaringan lurus menggunakan Cross Arm tipe A.1. Untuk
Cross Arm tipe A2 terpasang pada tiang sudut dan Cross Arm tipe
A3 terpasang pada awal dan akhir tiang serta di pertengahan tiang
(section).
Dalam pelaksanaan pemasangan aksesories kabel twisted yang
terpasang adalah Cross Arm tipe A1, tipe A2, tipe A3 sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
4. Pemasangan Isolator
24
Isolator terdiri dari isolator tumpu (pada cross arm tipe A1 dan tipe
A2) dan isolator tarik (pada cross arm tipe A3). Untuk menguatkan
isolator diperlukan distribution tie yang diikatkan pada isolator
tumpu.
Pamasangan isolator di lapangan tetap menggunakan standar
konstruksi PLN yakni untuk Cross Arm tipe A1 dan tipe A2
terpasang isolator tumpu. Sedangkan isolator tarik terpasang pada
Cross Arm tipe A3. Khusus pengikat isolator tumpu, kami
menggunakan material dari PLN yakni kawat ACSR 2/0.
5. Pemasangan Kabel AAAC-S
Pemasangan kabel dilakukan dengan menggunakan roll untuk
drum kabel dan stringing block serta powerpull.
Roll kabel tempatkan pada aksesories kabel pada masing-masing
tiang agar proses stringing kabel lebih cepat.
6. Penyambungan Kabel
B. Uraian Hasil
25
1. Panjang Saluran Udara Tegangan Menengah pada Rusunawa
Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya
Lombok Timur adalah sejumlah 836.4 kilo meter sirkuit.
26
4. Penyambungan kabel AAAC-S pada awal jaringan, kami
menggunakan material konektor H 70-70 mm2 sejumlah 3 buah.
Sedangkan joint sleeve 70 yang terpasang adalah sejumlah 6 buah
5. Hasil tegangan yang diperoleh pada Saluran Udara Tegangan
Menengah di Rusunawa Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok
Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur adalah R-S : 20.200V, R-T :
20.100V, S-T : 20.200V.
27
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Buku 2, 2010. Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik. PT. PLN (Persero)
PT PLN (Persero) Satuan Kerja Listrik Perdesaan Nusa Tenggara Barat, 2013.
Dokumen Pengadaan Nomor : DP.019/611/LISDES.NTB/2013 tanggal 19
Juni 2013. PT PLN (Persero) Satuan Kerja Listrik Perdesaan Nusa
Tenggara Barat.
https://megaconbeton.com/blog/tiang-listrik.html?v=b718adec73e0
https://virajayariauputra.com/blog/?p=513#:~:text=Tiang%20Listrik
%20Beton%20adalah%20sebuah,untuk%20tiang%20listrik
%20tegangan%20menengah
http://wasiatewonglistrik.blogspot.com/2013/07/jaringan-distribusi-
tegangan-rendah.html
https://www.edukasikini.com/2017/05/isolator-jaringan-tenaga-listrik.html
29