Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PENELITIAN

STUDI PEMASANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH


DI RUSUNAWA LABUHAN LOMBOK DESA LABUHAN LOMBOK
KECAMATAN PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR

DISUSUN OLEH
SAHIRUL MURHAM

UJIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI (SERKOM)


PT. APEI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan


Yang Maha Esa, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
tentang Studi Pemasangan Saluran Udara Tegangan Menengah di Rusunawa
Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Lombok
Timur.

Makalah ini disusun sebagai upaya untuk memenuhi salah satu syarat
pelaksanaan Ujian Sertfikat Kompetensi yang diselenggarakan oleh pihak
PT.APEI

Di kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak –


pihak yang telah membantu sehingga makalah ini terselesaikan. Kepada
pihak kantor CV. Elite Centaur yang telah telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk ikut serta dalam pengerjaan pekerjaan tersebut. Maaf
kami sampaikan kepada pihak lain yang pada kesempatan kali tidak dapat
kami sebutkan satu per satu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karenanya kritikan dan masukan yang membangun sangat kami
harapkan.

Mataram, Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMA JUDUL ............................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... 5

DAFTAR TABEL ............................................................................................. 6

ABSTRAK (RINGKASAN) ............................................................................. 7

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 8

A. Latar Belakang ............................................................................. 8


B. Tujuan ........................................................................................... 9
C. Manfaat ......................................................................................... 9

BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 10

A. Pengertian Masalah .................................................................... 10


1. Tiang listrik ............................................................................ 10
2. Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah ............. 10
3. Kabel penghantar SUTM ..................................................... 10
4. Konstruksi Penyambungan Kabel Jaringan ...................... 10
B. Teori Berkaitan Dengan Masalah ............................................. 13
1. Tiang Listrik ........................................................................... 13
2. Jaringan Tegangan Menengah ............................................ 15
3. Stay Equipment ..................................................................... 16
4. Isolator .................................................................................... 17
5. Kabel Penghantar SUTM ................................................... 19
6. Penyambungan Kabel .......................................................... 19
C. Hubungan Masalah Dengan Teori ........................................... 21
1. Tiang beton ............................................................................ 21
2. Jaringan Tegangan Menengah ............................................ 21

3
3. Kabel SUTM ........................................................................... 21
4. Penyambungan Kabel .......................................................... 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 23

A. Jenis Penelitian............................................................................. 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................... 23
C. Populasi dan Contoh................................................................... 23
D. Analisa Data ................................................................................. 23

BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL ........................................................ 25

A. Uraian Pembahasan .................................................................... 25


B. Uraian Hasil ................................................................................ 26

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 29

A. Kesimpulan .................................................................................. 29
B. Saran ............................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 30

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Isolator tumpu................................................................................ 18


Gambar 2. Isolator tarik .................................................................................. 19
Gambar 3. Pendirian tiang beton ................................................................... 25
Gambar 4. Jaringan Tegangan Menengah .................................................... 27

5
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jarak aman SUTM ............................................................................. 12


Tabel 2. Panjang Tiang .................................................................................... 14
Tabel 3. Daya Hantar Berbagai Material ...................................................... 19
Tabel 4. Jumlah volume terpasang................................................................. 28

6
ABSTRAK (RINGKASAN)

Sehubungan dengan banyaknya pelanggan yang membutuhkan jaringan


listrik, maka PT PLN (Persero) Area Mataram melakukan penyambungan
baru atau pemasangan baru guna. Saluran Udara Tegangan Menengah
adalah jaringan primer yang disalurkan melalui udara yang menghubungkan
antara Gardu Induk ke Gardu Distribusi menuju Instalasi Rumah Pelanggan.

Makalah ini mengangkat masalah Pemasangan Saluran Udara Tegangan


Menengah di Rusunawa Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok
Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah konstruksi


pemasangan yang digunakan dalam Pemasangan Saluran Udara Tegangan
Menengah pada Rusunawa Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok
Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.

Pelaksanaan pemasangan dilakukan selama 60 (enam puluh) hari kalender


yakni sejak tanggal 09 Februari 2017 sampai dengan 06 Maret 2017.

Hasil pemasangan Saluran Udara Tegangan Menengah diperoleh panjang


jaringan adalah 836.4 kilo meter sirkuit dengan jumlah tiang beton yang
digunakan adalah 17 (tujuh belas) batang dan jenis penghantar yang gunakan
adalah Kabel AAAC/S 3x70 mm2. Penyambungan penghantar dengan
menggunakan Konektor H dengan ukuran 70 – 70 mm. Memperhatikan
panjang jaringan dan penampang kabel serta jumlah tiang beton yang
digunakan maka dapat disimpulkan bahwa jaringan terpasang dengan baik
dengan nilai lendutan tidak lebih dari 3 % (tiga persen). Tegangan yang
dihasilkan pada jaringan adalah R-S : 20.200V, R-T : 20.100V, S-T : 20.200V.

7
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini listrik merupakan kebutuhan penting dalam menjalankan


aktivitas sehari-hari. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali.
Listrik adalah bentuk energi yang cocok untuk dan nyaman bagi manusia.
Tanpa listrik, infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan
menyenangkan.

Pemanfaatan secara optimum energi ini oleh masyarakat dapat dibantu


dengan sistem pendistribusian yang efektif. Energi listrik bisa sampai ke
konsumen itu tentunya harus melalui jaringan. Daya listrik yang dikirim
dari pusat-pusat pembangkit lalu dikirimkan melalui saluran transmisi
dengan tegangan sekitar 150 kV yang didapat dari menaikkan tegangan
pada pusat pembangkit melalui step up transformer. Pada gardu induk 150
kV diturunkan menjadi 20 kV melalui step down transformer.

Sistem distribusi listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah
pada GI (GI - sisi sekunder) sampai dengan tiang akhir jaringan distribusi
tegangan rendah.

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi


termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama.
Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk konsumen Jaringan Tegangan

Menengah yang digunakan di Indonesia. Ciri utama jaringan ini adalah


penggunaan penghantar telanjang yang ditopang dengan isolator pada
tiang besi/beton.

Rusunawa Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok Kecamatan


Pringgabaya Lombok Timur adalah rumah susun yang diperuntukkan
warga sekitar dengan jumlah kamar 50 kamar dan mulai beroperasi pada
tahun 2016.

8
Oleh karenanya penulis melakukan Studi tentang Pemasangan Saluran
Udara Tegangan Menengah di Rusunawa Labuhan Lombok Desa
Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.

B. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi Saluran Udara


Tegangan Menengah yang terpasang pada Rusunawa Labuhan Lombok
Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.

C. Manfaat

Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat membantu dan bermanfaat


sebagai salah satu refrensi untuk penelitian selanjutnya
Secara praktis dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan untuk para
kontraktor jaringan untuk melakukan pemasangan saluran udara
tegangan menengah.

9
BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Masalah

1. Tiang listrik

Tiang Listrik adalah suatu bahan yang terbuat dari besi baja yang
berbentuk ukuran panjang bulat. Tiang listrik beton yaitu yang
terbuat dari semen dan di campur dengan semen dan ditambah
besi kecil sebagai tulangnya. Sekarang banyak yang menggunakan
tiang beton dengan menggunakan kabel rtc yang lebih aman dari
pada jaringan instalasi (https://megaconbeton.com/blog/tiang-
listrik.html?v=b718adec73e0).

Tiang Listrik Beton adalah sebuah material tiang listrik yang


terbuat dari beton atau semen dengan kriteria panjang 9 meter
untuk tiang listrik tegangan rendah dan 12 meter untuk tiang listrik
tegangan menengah. Tiang Listrik Besi adalah tiang listrik yang
terbuat dari material besi yang berbentuk pipa selanjutnya
dimodifikasi khusus untuk penyangga listrik
(https://virajayariauputra.com/blog/?p=513#:~:text=Tiang
%20Listrik%20Beton%20adalah%20sebuah,untuk%20tiang
%20listrik%20tegangan%20menengah.).

2. Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai


konstruksi termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya
yang sama. Konstruksi ini terbanyak digunakan untuk konsumen
Jaringan Tegangan Menengah yang digunakan di Indonesia.

Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang


yang ditopang dengan isolator pada tiang besi/beton (Buku PLN
5, 2010).

10
Dalam Buku PLN 5, 2010 juga disebutkan penggunaan penghantar
telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan faktor yang terkait
dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum
yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar
Fase atau dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan
jangkauan manusia.

Konstruksi SUTM sistem 3 Kawat memiliki 3 macam (Buku PLN 5,


2010) yakni :

a. Konstruksi SUTM Sirkit Tunggal


b. Konstruksi SUTM Sirkit Ganda
c. Konstruksi Penopang Tiang

Lebih lanjut diuraiakan dalam Buku 5 PLN, 2010 bahwa Konstruksi


SUTM sirkit Tunggal terdiri dari :

a. Konstruksi tiang Penumpu (Line Pole) dan kelengkapannya


b. Konstruksi tiang Sudut Kecil dengan sudut 15° s/d 30° dan
kelengkapannya
c. Konstruksi tiang sudut besar dengan sudut lintasan 30°- 60° dan
kelengkapannya
d. Konstruksi tiang sudut besar dengan sudut lintasan 60°- 90° dan
kelengkapannya
e. Konstruksi tiang awal (Riser Pole) dan kelengkapannya
f. Konstruksi tiang Peregang (Tension Pole) dan kelengkapannya
g. Konstruksi tiang pencabangan ( Tee- Off Pole)
h. Konstruksi saklar tiang (Pole Switch)
i. Konstruksi Pembumian
j. Konstruksi tiang akhir (End Pole).
k. Konstruksi penopang tiang
Pada penarikan jaringan tegangan menengah harus
memperhatikan jarak amal jaringan. Jarak aman adalah jarak antara

11
bagian aktif/fase dari jaringan terhadap benda-benda
disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang
tidak memberikan pengaruh membahayakan (Buku 5 PLN, 2010).
Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal
adalah 1 m baik vertikal atau horizontal. Bila dibawah JTM terdapat
JTR, jarak minimal antara JTM dengan kabel JTR dibawahnya
minimal 120 cm

Tabel 1. Jarak aman SUTM

3. Kabel Penghantar SUTM


Termasuk dalam kelompok yang diklasifikasikan SUTM adalah
juga bila penghantar yang digunakan adalah penghantar berisolasi
setengah AAAC-S (half insulated single core).
Konstruksi Jaringan yang memakai Penghantar AAAC – S sama
dengan AAA – C murni.
Hal yang perlu diperhatikan adalah apabila melakukan
penggantian AAAC menjadi AAAC – S, mengingat beban massa
jaringan bertambah 37 %. Perlu dipertimbangkan pemasangan
penopang tiang / Guy wire pada tiang – tiang sudut dan tiang
akhir.
4. Konstruksi Penyambungan Kabel Jaringan

12
Penyambungan kabel jaringan harus dilakukan dengan konstruksi
yang baik. Sambungan di tengah-tengah gawang digunakan
tension joint sleeve berisolasi dengan diameter sesuai dengan
penampang konduktornya. Sedangkan sambungan ditiang
pengambilan menggunakan tap konektor berisolasi.(PT. PLN
(Persero) Wilayah NTB, 2010 : 38).

B. Teori Berkaitan Dengan Masalah

1. Tiang Listrik
Tiang listrik beton yaitu yang terbuat dari semen dan di campur
dengan semen dan di tambah besi kecil sebagai tulangnya.
(https://megaconbeton.com/blog/tianglistrik.html?
v=b718adec73e0).
Instalasi tegangan menegah 20Kv dapat juga menggunakan tiang
listrik yang terbuat dari besi, akan tetapi umumnya standarisasi
yang diterapkan PLN sekarang kebanyakan menggunakan tiang
listrik yang terbuat dari beton. Tiang listrik beton mempunyai
kekuatan yaitu 100 Dan – 350 Dan. Tiang listrik beton untuk
penyangga conductor maupun aksesories listrik
(https://virajayariauputra.com/blog/?p=513#:~:text=Tiang
%20Listrik%20Beton%20adalah%20sebuah,untuk%20tiang
%20listrik%20tegangan%20menengah.).

Tabel 2. Panjang Tiang


Fungsi dari tiang listrik adalah sebagai berikut :

13
a. Sebagai salah satu komponen utama dari konstruksi distribusi
saluran udara yang menyangga hantaran listrik beserta
perlengkapannya.
b. Menyambungkan kabel antar kabel sehingga dapat sampai ke
tempat wilayah yang butuh jangkauan listrik.
c. Untuk menyalurkan kabel dan mengangkat kabel ke tempat
yang tinggi supaya tidak mengganggu kendaraan yang lewat.
d. Sebagai trafo daya merubah tegangan menengah menjadi
tegangan rendah
e. Sebagai pengaman penyulang, bila terjadi gangguan di trafo
dan melokalisir gangguan di trafo agar peralatannya tidak
rusak.
f. Sebagai penyekat anatar bagian yang bertegangan.
g. Di gunakan sebagai isolasi tegangan listrik anatara kawat
dengan tiang.

Penanaman tiang harus dilaksanakan dengan kedalaman 1/6 dari


panjang tiang dan harus berdiri tegak lurus terhadap permukaan
tanah (Satuan Kerja Listrik Perdesaan Nusa Tengara Barat, 2013).

Jarak antar tiang pada SUTM tidak melebihi dari 60 meter. Tiang
yang dipakai adalah tiang dengan kekuatan/beban kerja (working
load) sebesar 200 daN, 350 daN, 500 daN dengan faktor keamanan
2 (breaking load = 2 x working load) (Buku PLN 1, 2010).

Konstruksi khusus pada bagian bawah pangkal untuk sistem Multi


Grounded Common Neutral (Jateng), dilengkapi plat baja anti karat
yang dihubungkan dengan penghantar pembumian.

Pemilihan jenis beban kerja tiang disesuaikan dengan fungsi tiang


(tiang tengah, tiang awal/ujung, tiang sudut, tiang peregang) dan
berdasarkan pengaruh gaya-gaya mekanis maksimum pada tiang
tersebut.

14
2. Jaringan Tegangan Menengah

Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah adalah konstruksi


sisi primer yang menghubungkan antara Gardu Induk dengan
Gardu distribusi.

Jenis konstruksi pada Sambungan Listrik Tegangan Menengah,


baik untuk sistem 1 phasa ataupun sistem 3 phasanya yaitu :
a. Saluran Udara Tegangan Menengah(SUTM)
b. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM)
Radius operasi jaringan distribusi tegangan rendah dibatasi oleh :
   Susut Tegangan yang disyaratkan.
   Luas penghantar jaringan.
   Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi.
   Sifat daerah pelayanan (desa, kota)
   Kelas pelanggan ( pada beban rendah, pada beban tinggi)

Umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia


(PLN) susut tegangan diizinkan  ± 5% - 10% dari tegangan operasi
(http://wasiatewonglistrik.blogspot.com/2013/07/jaringan-
distribusi-tegangan-rendah.html).

Penarikan Konduktor minim harus menggunakan peralatan seperti


di bawah ini :

a. Hand wich, power full, dynamo meter


b. Messenger steel wire
c. Roll untuk Drum konduktor & Stringing block

dengan toleransi untuk lendutan konduktor adalah 5% untuk


AAAC 150mm2 dan 3% untuk AAAC 70 mm2 (PT. PLN (Persero)
Wilayah NTB, 2010 : 26)

3. Stay Equipment

15
Dalam Dokumen PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, 2010 : 26
diuraikan bahwa sebelum konduktor dikencangkan seluruh
perlengkapan druckschoer / kontramast / treckschoer lengkap
harus sudah dipasang untuk menghindari kemungkinan terjadinya
tiang miring akibat tarikan konduktor
Stay ewuipment harus terpasang pada posisi sedimikian rupa
sehingga setia[p sudut tarikan mempunyai resultan gaya sama
dengan nol.
4. Cross Arm
Cross Arm berfungsi sebagai tempat dudukan isolator, menerima
beban tarikan atau tumpuan dari penghantar sehingga sering
kedudukannya menjadi berubah, memutarkesamping atau miring
ke bawah sehingga jarak antara penghantar dengan penghantar
atau penghantar dengan tiang menjadi berubah. Salah satu akibat
dari hal-hal ini adalah terjadi hubungan singkat antar penghantar
dengan penghantar atau penghantar dengan tiang.
Pemasangan Cross Arm dilakukan sebelum diadakan penarikan
konduktor dan jenis cross arm besi UNP digalvanized 40-70 micron
dengan pemasangan sesuai dengan besaran sudut tarikan sebagai
berikut (PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, 2010 : 26) :
a. Tipe A.1 untuk tarikan lurus dan sudut 30o.
b. Tipe A.2 untuk tarikan dengan sudut < 60o.
c. Tipe A.3 untuk tarikan awal/akhir, section dan tarikan > 60o.
d. Tipe B.3 untuk tarikan kondisi tertentu yang tidak
memungkinkan dipasang tipe A2/A3 (konstruksi 2 tiang)
5. Isolator
Isolator jaringan tenaga listrik merupakan alat tempat menompang
kawat penghantar jaringan pada tiang-tiang listrik yang digunakan
untuk memisahkan secara elektris dua buah kawat atau lebih agar
tidak terjadi kebocoran arus (leakage current) atau loncatan bunga

16
api (flash over) sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
sistem jaringan tenaga listrik.
Kriteria bahan yang baik digunakan sebagai isolator jaringan
distribusi (https://www.edukasikini.com/2017/05/isolator-
jaringan-tenaga-listrik.html) adalah :
a. Bahan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
b. Bahan isolasi yang ekonomis, tanpa mengurangi
kemampuannya sebagai isolator. Sebab makin berat dan besar
ukuran isolator tersebut akan mempengaruhi beban penyangga
pada sebuah tiang listrik.
c. Bahan yang terbuat dari bahan padat, dan memiliki kekuatan
mekanis tinggi seperti : porselin, gelas, mika, ebonit, keramik,
parafin, kuartz, dan veld spaat.
d. Mempunyai tahanan jenis yang tinggi
e. Memiliki kekuatan mekanis yang tinggi
f. Memiliki sifat-sifat (dua hal diatas) tidak berubah oleh
perubahan suhu, siraman air, kelembaban, sinar matahari,
polaritas listrik.
g. Bila mengalami loncatan listrik (flash over) tidak akan
meninggalkan jejak (cacat)
Pada jaringan SUTM, Isolator pengaman penghantar bertegangan
dengan tiang penopang/travers dibedakan untuk jenis
konstruksinya (Buku PLN 5, 2010) adalah
a. Isolator Tumpu
Isolator jenis pasak (pin type insulator), digunakan pada tiang-
tiang lurus (tangent pole) dan tiang sudut (angle pole) untuk
sudut 5° sampai 30°.
Isolator Konstruksi penghantar pengikat (bending wire) SUTM
pada isolator tumpu dengan menggunakan bending wire atau
Preformed Tie

17
Gambar 1. Isolator tumpu
b. Isolator Tarik
Isolator jenis gantung (suspension type insulator), digunakan
pada tiang-tiang sudur (angle pole) untuk sudut 30° sampai 90°,
tiang belokan tajam, dan tiang ujung (deadend pole)

Gambar 2. Isolator tarik

6. Kabel Penghantar SUTM

Tabel 3. Daya Hantar Berbagai Material

18
Penghantar merupakan bagian utama pada jaringan listrik yakni
kabel yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar
yang digunakan biasanya dipilih berdasarkan sifat materialnya,
diantaranya mempunyai daya hantar listrik (konduktivitas) yang
tinggi dan tahanan jenis (resistivitas) yang rendah.

Dari tabel di atas, diketahui bahwa material penghantar listrik yang


baik, yaitu memiliki konduktivitas listrik dengan orde 10-7 (Ω-m)
dan resistivitas dengan orde 10-8 (Ω-m). Bahan penghantar yang
banyak dipakai untuk kabel tenaga listrik ialah material tembaga
dan aluminium, karena mempunyai konduktivitas yang cukup baik
dan resistivitas yang kecil serta memenuhi pertimbangan
ekonomis.

7. Penyambungan Kabel

Penerapan sambungan dalam suatu jaringan listrik merupakan hal


yang tidak dapat dihindari. Akan tetapi penerapan sambungan
kabel ini diupayakan seminimum mungkin, karena pada umumnya
pada titik sambungan inilah sering terjadi gangguan, sehingga
terjadi kebocoran arus, karena pada saat pemasangan sambungan
tidak dilakukan sebagaimana mestinya.

Menurut Buku PLN 1 (2010) [1] menjelaskan bahwa sambungan


merupakan sesuatu yang berfungsi untuk menyambung dua buah
penghantar yang terpisah dengan tujuan agar kedua penghantar
tersebut bersatu sehingga kabel dapat bekerja seperti sebelum
dilakukan sambungan. Sambungan kabel ini dibutuhkan apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut :

a. Keterbatasan panjang kabel dikarenakan panjang maksimum


kabel hanya 300 m.
b. Pencabangan untuk konsumen baru.

19
c. Perbaikan di tempat yang rusak, misalnya akibat galian dan
adanya gangguan pada kabel seperti pergerakan tanah yang
mengakibatkan kegagalan isolasi.
Dalam Buku PLN 2 (2010) [2] menyatakan bahwa suatu sambungan
harus dapat berfungsi dengan baik agar dapat menghantarkan arus
listrik dengan baik. Secara umum suatu sambungan haruslah
bersifat :
a. Menghindarkan efek kerusakan pada struktur material kabel.
b. Tahan terhadap tekanan/ gaya dari luar atau getaran yang
timbul selama operasi.
c. Tahan lama beroperasi di bawah kondisi temperature
maksimum yang diizinkan.
d. Dapat melewatkan arus hubung singkat yang diizinkan.
e. Dapat menghentikan aliran isolasi minyak dan gas dalam
sambungan transisi
f. Sesuai dengan peralatan listrik yang mungkin dapat
disambungkan langsung.

C. Hubungan Masalah Dengan Teori

1. Tiang Beton
Tiang listrik adalah tempat terpasangnya cross arm, isolator dan
kabel jaringan SUTM. Oleh karenanya dalam melakukan
pemasangan atau pendirian tiang listrik harus kuat dan sesuai
dengan konstruksi yang telah ditetapkan yakni 1/6 dari panjang
tiang. Tiang listrik harus ditopang atau disangga dengan konstruksi
treckschoer, Druckschoer, Kontramast guna memastikan Saluran
Udara Tegangan Menengah handal sampai tiang akhir.
2. Jaringan Tegangan Menengah
Dalam pemasangan jaringan tegangan menengah memerlukan
beberapa material yakni

20
a. Tiang listrik yakni tiang beton atau tiang besi atau tiang
galvanis atau tiang kayu dengan panjang 11 / 13 meter.
b. Kabel Penghantar yakni AAAC/S 3x70 ; AAAC/S 3x150
c. Cross Arm
Jenis cross arm yang akan digunakan adalah :
1. Tipe A.1 untuk tarikan lurus dan sudut 30o.
2. Tipe A.2 untuk tarikan dengan sudut < 60o.
3. Tipe A.3 untuk tarikan awal/akhir, section dan tarikan >
60o.
d. Penopang dan penarik tiang listrik seperti konstruksi
treckschoer, druckschoer, kontramast
3. Kabel SUTM
Kabel yang digunakan pada SUTM adalah Kabel AAAC 70 – 150
mm2 ; AAAC-S 70-150 mm2 (yang berisolasi). Isolasi ini berfungsi
sebagai pelindung kabel supaya tegangan yang disalurkan bagus
atau handal.

4. Penyambungan Kabel
Kehandalam Saluran Udara Tegangan Menengah erat kaitannya
dengan teknik dalam melakukan sambungan kabel yakni.
Kesalahan dalam melakukan penyambungan akan mempengaruhi
kehandalan jaringan.

21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang kami laksanakan adalah jenis penelitian


percobaan atau langsung melakukan pemasangan saluran udara
tegangan menengah

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Rusunawa Labuhan Lombok Desa


Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.
Waktu pelaksanaan penelitian adalah selama 60 (enam puluh) hari
sejak tanggal 09 Februari 2017 sampai dengan 06 Maret 2017.

C. Populasi dan Contoh

Jumlah populasi dan contoh yang kami gunakan adalah sepanjang


Saluran Udara Tegangan Menengah pada Rusunawa Labuhan Lombok
Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur.

D. Analisa Data

Analisa yang kami gunakan adalah melakukan perbandingan antara


standar konstruksi yang ditetapkan oleh PLN dengan hasil
pemasangan Saluran Udara Tegangan Menengah di Lokasi penelitian.

22
BAB IV. PEMBAHASAN DAN HASIL

A. Uraian Pembahasan

Pemasangan Saluran Udara Tegangan Menengah ini adalah pekerjaan


yang dikerjakan oleh salah satu perusahaan mitra PT. PLN (Persero)
Area Mataram yakni PT. Elite Centaur Indonesia yang dikuatkan
dengan adanya Surat Perintah Kerja nomor
0013.PJ/DAN.02.03/AMTR/2017 tanggal 9 Februari 2017 dari PT. PLN
(Persero) Area Mataram.

Saluran Udara Tegangan Menengah adalah jaringan yang


menghubungkan Gardu Induk sampai pada Gardu Distribusi. Dalam
pelaksanaan pekerjaan pemasangan, kami melakukan beberapa
persiapan yakni melakukan persiapan alat-alat, material-material,
survey lokasi pemasangan, dan ketersediaan material di gudang PT.
(PLN) PLN Area Mataram seperti material Kabel AAAC-S 3x70mm2.

1. Tiang Listrik
Tiang listrik yang digunakan adalah tiang beton 11 meter yang
disediakan pemasangannnya oleh pihak PT PLN (Persero) Area
Mataram. Tahap awal pelaksanaan pemasangan adalah
memastikan pendirian tiang sesuai dengan standar terutama
kedalaman pendirian. Tiang beton yang sudah terpasang harus
memenuhi standar kedalaman yakni 1.8 meter dari permukaan
tanah.
Jarak pemasangan antar tiang pada Saluran Udara Tegangan
Menengah di Rusunawa Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok
Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur adalah tidak lebih dari 60
meter.

23
Gambar 3. Pendirian tiang beton

2. Stay Equipment
Pemasangan Druckschoer, treckschoer, kontramast harus dilakukan
pada jaringan tegangan menengah guna menjaga kekuatan tiang
beton yang terpasang.
Pemasangan Trecschoer dan kontramast lengkap dilakukan sesuai
dengan standar PLN. Sedangkan untuk pemasangan druckschoer
tidak dilaksanakan karena kondisi di lapangan tidak
memungkinkan untuk dilakukan hal itu.
3. Pemasangan Cross Arm
Pada jaringan lurus menggunakan Cross Arm tipe A.1. Untuk
Cross Arm tipe A2 terpasang pada tiang sudut dan Cross Arm tipe
A3 terpasang pada awal dan akhir tiang serta di pertengahan tiang
(section).
Dalam pelaksanaan pemasangan aksesories kabel twisted yang
terpasang adalah Cross Arm tipe A1, tipe A2, tipe A3 sesuai dengan
standar yang ditetapkan.

4. Pemasangan Isolator

24
Isolator terdiri dari isolator tumpu (pada cross arm tipe A1 dan tipe
A2) dan isolator tarik (pada cross arm tipe A3). Untuk menguatkan
isolator diperlukan distribution tie yang diikatkan pada isolator
tumpu.
Pamasangan isolator di lapangan tetap menggunakan standar
konstruksi PLN yakni untuk Cross Arm tipe A1 dan tipe A2
terpasang isolator tumpu. Sedangkan isolator tarik terpasang pada
Cross Arm tipe A3. Khusus pengikat isolator tumpu, kami
menggunakan material dari PLN yakni kawat ACSR 2/0.
5. Pemasangan Kabel AAAC-S
Pemasangan kabel dilakukan dengan menggunakan roll untuk
drum kabel dan stringing block serta powerpull.
Roll kabel tempatkan pada aksesories kabel pada masing-masing
tiang agar proses stringing kabel lebih cepat.

Kemudian kabel dimasukkan ke dalam roll kabel dengan bantuan


tali dan dilanjutkan pada tiang-tiang setelahnya sampai pada tiang
ujung.

Penarikan kabel yang dilakukan tidak sampai kencang dan kendor


dengan memperhatikan lendutan kabel. Penarikan kabel ini
dibantu dengan menggunakan power pull

6. Penyambungan Kabel

Untuk melakukan penyambungan kabel baik pada jaringan awal


maupun pada percabangan, kami menggunakan material konektor
H. Sedangkan pada sambungan kabel pertengahan jaringan kami
menggunakan joint sleeve.

B. Uraian Hasil

25
1. Panjang Saluran Udara Tegangan Menengah pada Rusunawa
Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya
Lombok Timur adalah sejumlah 836.4 kilo meter sirkuit.

Gambar 4. Jaringan Tegangan Menengah

2. Jumlah tiang beton 11 meter yang terpasang adalah 15 batang.


3. Jumlah Stay equipment, isolator, cross arm yang terpasang pada
Saluran Udara Tegangan Menengah di Rusunawa Labuhan
Lombok Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya Lombok
Timur adalah
a. Treckschoer lengkap : 5 set
b. Kontramast lengkap : 1 set
c. Cross Arm Tipe A1 : 15 set
d. Cross Arm Tipe A2 : 1 set
e. Cross Arm Tipe A3 : 6 set
f. Isolator tumpu : 52 buah
g. Isolator tarik : 18 set

26
4. Penyambungan kabel AAAC-S pada awal jaringan, kami
menggunakan material konektor H 70-70 mm2 sejumlah 3 buah.
Sedangkan joint sleeve 70 yang terpasang adalah sejumlah 6 buah
5. Hasil tegangan yang diperoleh pada Saluran Udara Tegangan
Menengah di Rusunawa Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok
Kecamatan Pringgabaya Lombok Timur adalah R-S : 20.200V, R-T :
20.100V, S-T : 20.200V.

Tabel 4. Jumlah volume terpasang

27
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan dan hasil


pemasangan Saluran Udara Tegangan Menengah di Rusunawa
Labuhan Lombok Desa Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya
Lombok Timur adalah:
1. Saluran Udara Tegangan Menengah yang dipasang telah
memenuhi standar konstruksi yang berlaku di PLN.
2. Lendutan kabel pada Saluran Udara Tegangan Menengah adalah
tidak lebih dari 3% dari jarak kabel per gawang.
3. Tiang yang digunakan adalah tiang beton ukuran 11 meter
4. Penghantar yang digunakan adalah Kabel AAAC-S 3x70 mm2.
5. Penyambungan pada awal jaringan adalah konektor H ukuran 70-
70 mm2 dan pada pertengahan jaringan menggunakan Joint sleeve
70 mm2.

B. Saran-saran

Bersama ini kami mengharapkan kepada penguji dan pembaca untuk


dapat memberikan saran – saran yang membangun sehingga tulisan
ini lebih baik lagi dan dapat disempurnakan kembali.

28
DAFTAR PUSTAKA

Buku 1, 2010. Kriteria Design Enjinering Konstruksi Jaringan Distribusi Tenaga


Listrik. PT. PLN (Persero)

Buku 2, 2010. Standar Konstruksi Sambungan Tenaga Listrik. PT. PLN (Persero)

PT PLN (Persero) Satuan Kerja Listrik Perdesaan Nusa Tenggara Barat, 2013.
Dokumen Pengadaan Nomor : DP.019/611/LISDES.NTB/2013 tanggal 19
Juni 2013. PT PLN (Persero) Satuan Kerja Listrik Perdesaan Nusa
Tenggara Barat.

PT. PLN (Persero) Wilayah NTB, 2010. Dokumen Pengadaan No :


026.DK/AI/WIL.NTB/2010 tanggal 16 November 2010. PT. PLN
(Persero) Wilayah NTB.

https://megaconbeton.com/blog/tiang-listrik.html?v=b718adec73e0

https://virajayariauputra.com/blog/?p=513#:~:text=Tiang%20Listrik
%20Beton%20adalah%20sebuah,untuk%20tiang%20listrik
%20tegangan%20menengah

http://wasiatewonglistrik.blogspot.com/2013/07/jaringan-distribusi-
tegangan-rendah.html

https://www.edukasikini.com/2017/05/isolator-jaringan-tenaga-listrik.html

29

Anda mungkin juga menyukai