Pertanian

SOP PADI 12 TON / HA
ZAKA BAGUS | METODE HAYATI INDONESIA

SPESIFIKASI PADI
KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS
Spesifikasi Padi
• pH :
• Tumbuh : 4,00 – 7,00
• Optimum : 5,5 - 6,5
• Suhu :
• Tumbuh : 24°C - 29°C
• Kecambah : 11°C - 25°C
• Bunga : 22°C - 23°C
• Biji : 20°C - 25°C
• Sinar : NOR- NOR NOR+
• Lembab : WET WET+
3 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

Tahapan Usia Padi Secara Umum

Varietas Padi
Rekomendasi
Padi Sawah
• Ciherang • Inpari 10 Laeya • Inpari 23 Bantul • Inpari 38 Tadah
• Mekongga • Inpari 11 • Inpari 24 Gabusan Hujan Agritan
• Inpari 01 • Inpari 14 Pakuan • Inpari 26 • Inpari 39 Tadah

Hujan Agritan
• Inpari 02 • Inpari 15 • Inpari 27
Parahyangan • Inpari 41 Tadah
• Inpari 03 • Inpari 28 Kerinci Hujan Agritan
• Inpari 04 • Inpari 16 Pasundan • Inpari 29 Rendaman • Inpari 42 Agritan
• Inpari 05 Merawu • Inpari 18 • Inpari 30 Ciherang GSR
• Inpari 06 Jete • Inpari 19 Sub 01 • Inpari 43 Agritan
• Inpari 20 • Inpari 31 GSR
• Inpari 07 Lanrang
• Inpari 08 • Inpari Sidenuk • Inpari 36 Lanrang
• Inpari 22 • Inpari 37 Lanrang
• Inpari 09 Elo

Hibrida
• Maro • Hipa 13
• Rokan • Hipa 14 SBU
• Hipa 05 Ceva • Hipa Jatim 01
• Hipa 06 Jete • Hipa Jatim 02
• Hipa 07 • Hipa Jatim 03
• Hipa 08 • Hipa 19
• Hipa 09
• Hipa 10
• Hipa 11
• Hipa 12 SBU

Padi Gogo
• Situ Bagendit • Inpagi 07 Merah
• Inpago 04 • Inpago 08
• Inpago 05
• Inpago 06

Padi Rawa
• Inpara 02
• Inpara 07
• Inpara 08 Agritan

TOTAL KEBUTUHAN BAHAN
PUPUK DASAR HAYATI
Pupuk Dasar Hayati
• BT1 : 6 LITER
• Dolomit (CaMg(CO3)2) : 300kg
• Petroganik : 500kg
• Debog & bonggol pisang segar dan sehat
ukuran @2 meter : 12 pohon
BT1
Bonggol Pisang Batang Pisang

• 48 sak (50kg) kotoran Hewan (Kohe)
• Untuk lahan normal dianjurkan 36 sak kambing : 12
sak ayam (3 : 1)
• Untuk lahan pasir / musim kemarau dianjurkan 36
sak sapi : 12 sak ayam (3 : 1)
• 24 sak (50kg) media organik, pilihannya :
• Hijauan (mengandung unsur Nitrogen lebih
Kohe Kambing
tinggi, baik untuk memacu pertumbuhan
vegetatif), contoh bahan seperti kipahit
(rekomendasi), wedusan, jerami, tebon jagung
(dalam keadaan segar / bukan kering)
• Coklatan (mengandung unsur Kalium lebih
tinggi, baik untuk meningkatkan hasil panen
saat pertumbuhan generatif), contoh bahan
seperti serbuk kayu, limbah kulit kopi, cocopiet
• Tidak dianjurkan menggunakan abu / bahan bekas
bakaran Kohe Sapi
• Dianjurkan menggunakan bahan segar dan sehat

ANJURAN PUPUK DASAR HIJAUAN
Kipahit : Tithonia diversifolia Wedusan : Ageratum conyzoides

• 6 sak akar PGPR, pilihannya :
• Akar Kacang Tanah dan family Fabaceae lainnya : rata-
rata di akar kacang / polong ada simbiosis dari bakteri
Ryzobium dengan bintil – bintil akar kacang yang
berfungsi untuk meningkatkan kelarutan Nitrogen dalam
tanah.
• Akar Bambu, akar Rumput Gajah, akar Jagung, akar
Padi (Family Poaceae) : rata-rata akar ini banyak Putri Malu
mengandung bakteri PF (Pseudomonas Flouren), dimana
bakteri ini bisa meningkatkan kelarutan phoshate (P)
dalam tanah dan bisa bersimbiosis dengan jamur Mikoriza
yang bisa meningkatkan dan penyerapan unsur mikro
tanah yaitu Mg, Cu, Mn, Fe dll.
• Semua akar rumput liar seperti putri malu, rumpun teki,
dll (campuran beberapa klasifikasi family) : rata-rata akar
ini memiliki bakteri lengkap, seperti Rhizobium, Bacillus sp
(pelarut phosphate & kalium, ZPT, dan penekan patogen),
Pseudomonas putida (penekan fungi patogen),
Actinomycetes (penghasil antibiotik) PGPR di akar
• Tanah disekitaran akar jangan dibersihkan karna
mengandung banyak PGPR
Rimpang Laos Putih (Alpinia galanga)
sebagai Alternatif Akar PGPR
• Bahan :
• 20 kg rimpang laos putih segar dari tanah
• 50 liter air

DOKUMENTASI PGPR LAOS PUTIH PADA HARI KE 10
Terlihat jelas bahwa terdapat perkembangan Trichoderma spp
19 Dec-17
Element Pupuk Dasar Hayati
1. BT1
2. Petroganik
3. Dolomit
4. Debog & bonggol pisang
5. Kotoran Hewan
6. Kipahit : Tithonia diversifolia
7. Wedusan : Ageratum conyzoides

1. BioTRIBA 01 (BT1)
• Kandungan : Azotobacter sp
• Bacillus pantothenticus – PGPR
• Azotobacter - PGPR
• Trichoderma lactae – PGPF
Trichoderma lactae Bacillus sp

Bacillus sp - PGPR
22 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS Dec-17

Kemampuan Bacillus pantothenticus - PGPR
• Menghambat pertumbuhan bakteri patogen sepert

Streptococcus sp, Klebsiella pneumonia, Vibrio
cholera dan Escherichia coli
• Mampu memfermentasi karbohidrat, mampu

mendegradasi amilum (pati) protein dan selulosa.
• Penghasil enzim fosfatase dan aktivator fosfatase

tertinggi dibanding mikroorganisme pelarut
phospate lainnya
• Tumbuh pada suhu 40°C dan pH 7 – 9

Uji Lab Kemampuan Bacillus
pantothenticus - PGPR
Isolat 3 = Bacillus pantothenticus

Azotobacter sp - PGPR

Kemampuan Azotobacter sp - PGPR
• Memiliki kemapuan menghasilkan asam amino

tryptophan yang selanjutnya disintesis secara alami
menjadi IAA (indole acetic acid) secara berkelanjutan.
• Menghasilkan hormon sitokinin dan giberelin secara

bertahap
• Menghasilkan Nitrogen secara nyata
• Penghasil enzim fosfatase dan aktivator fosfatase
• Sebagai aktivator penyeimbang pH tanah di angka

5,6 dan 7
• Mampu bertahan hidup hingga lebih dari 40°C

Uji Lab Kemampuan Azotobacter sp - PGPR
Azotobacter sp
Trichoderma lactae - PGPF

Kemampuan Trichoderma lactae - PGPF
• Sebagai Biodekomposer bahan organik tanah dan mampu

mengekstraknya menjadi beberapa unsur yang diperlukan
tanaman seperti Nitrogen (N), Phospate (P), Sulfur (S) dan
Magnesium (Mg).
• Mampu mengurai Phospate (P) pada tanah asam (pH >5,0) dari
unsur Aluminum (Al), Besi (Fe) dan Mangan (Mn).
• Menghasilkan fitohormon Auksin dan Sitokinin
• Menghasilkan enzim selulotik dan lignin yg dapat

menghancurkan dinding sel patogen
• Tumbuh pada suhu 25 – 30°C dan pH 3 – 7

Uji Lab Kemampuan Trichoderma spp - PGPF

Uji Lab Kemampuan Trichoderma spp - PGPF

2. Petroganik

Fungsi C-Organik
• Membentuk kelat (kesat) dengan ion logam penting seperti Tembaga (Cu), Besi (Fe), Alumunium (Al) dan
Mangan (Mn), sehingga menjadi bentuk yang stabil dalam tanah dan pada kondisi tanah tertentu dapat
dimanfaatkan tanaman atau mikroorganisme tanah
• Sebagai penyangga perubahan pH tanah
• Menigkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, dan
• Bereaksi dengan senyawa organik lain seperti senyawa pestisida atau herbisida yang dapat menyebabkan
perubahan bioaktivitasnya
• Meningkatkan pH tanah dan Phospate tersedia
• Pemberian secara berlanjut akan meningkatkan unsur Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Kalium (K) Natrium
(Na) serta menurunkan unsur Alumunium (Al) dan Besi (Fe) pada tanah
Contoh senyawa organik di alam

Siklus C-Organik di Ekosistem

Sumber C-Organik Alami

3. Dolomit
• Struktur Kimia :
• CaMg(CO3)2
• Kandungan :
• Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)
• Fungsi :
• Untuk menetralisir kemasaman tanah
• Mengurangi resiko tanaman keracunan alumunium pada tanah pH
asam
• Pembebasan unsur Phospate (P) dari ikatan Alumunium (Al) dan Besi
(Fe) pada tanah pH asam
• Meningkatkan fiksasi Nitrogen (N) dan mineralisasi Nitrogen untuk
meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK)
• Dan membantu penyempurnaan perombakan dengan disertai
pelepasan hara dari bahan-bahan organik dan tubuh mikroba

Cara kerja dolomit dalam menetralisir tanah pH asam
01
02
03

4. Bonggol dan Debog Pisang
Bonggol Pisang
Batang Pisang

5. Kotoran Hewan

• Kandungan kimia pada Kipahit : Daun, kulit

batang dan akar mengandung saponin, polifenol
dan flavonoida.
• Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai
pupuk daun, insektisida dan nematisida nabati.

Penelitian Kipahit (Tithonia diversifolia)
sebagai Pupuk Dasar Organik

7. Wedusan (Ageratum conyzoides)
• Kandungan kimia yang terkandung dalam babadotan

adalah saponin, flavanoid , polifenol, kumarine, eugenol
5%, HCN dan minyak atsiri.
• Semua kandungan ini berfungsi sebagai Penolak (repellent),
Menghambat perkembangan serangga, dan herbisida biji
gulma

Penelitian Wedusan (Ageratum conyzoides)
sebagai Pupuk Dasar Organik

TOTAL KEBUTUHAN
PUPUK UTAMA
Pupuk Utama
1. BT2 : 4 LITER BT2 BT3
2. BT3 : 2 LITER
3. UREA : 400kg
4. SP36 : 200kg
5. KCL Canada : 150kg

Pseudomonas
• Kandungan : putida Azospirillum sp
• Rhizobium sp – PGPR
• Azospirillum sp - PGPR
• Azotobacter - PGPR
• Pseudomonas sp – PGPR
• Pseudomonas flourecens - PGPR Pseudomonas Azotobacter sp
• Pseudomonas putida - PGPR fluorescens
• Bacillus sp - PGPR
Rhizobium sp
Trichoderma lactae

Rhizobium sp – PGPR

Kemampuan Rhizobium sp – PGPR
• Menghasilkan unsur Nitrogen secara nyata
• Membantu tanaman menyerap unsur Nitrogen

secara efisien
• Meningkatkan kemampuan tanaman menyerap

unsur Phospate
• Menghasilkan hormon IAA dan giberelin untuk

memacu pertumbuhan rambut akar dan
percabangan akar untuk memperluas jangkauan
akar. Peningkatan jangkauan akar berpeluang
menyerap hara lebih banyak dan meningkatkan
produktivitas tanaman.
Azospirillum sp – PGPR

Kemampuan Azospirillum sp – PGPR
• Mampu menambat Nitrogen secara nyata
• Menghasilkan IAA secara nyata
• Mampu hidup di lingkungan dengan kadar NaCl 0 – 6%
• Mampu melarutkan Phospate yang terikat oleh Ca3
• Menghasilkan konsentrasi Phospate terlarut cukup tinggi
• Menghasilkan enzim lipase yang berguna untuk merombak bahan organik sehingga menjadi siap
serap untuk tanaman
• Didalam tubuh tanaman, lipase ini membantu tanaman menjaga permeabilitas sel optimal,
sehingga memungkinkan nutrisi yang diperlukan untuk masuk ke dalam sel untuk memperlancar
metabolisme.

Uji Lab Kemampuan Azospirillum sp –
PGPR

Uji Lab Kemampuan Azospirillum sp –
PGPR

Uji Lab Kemampuan Azospirillum sp – PGPR

Pseudomonas fluorescens - PGPR

Pseudomonas putida - PGPR

Kemampuan Pseudomonas sp – PGPR
• Sebagai agen BioKontrol, BioVaksin, dan

BioPestisida terutama patogen penyebab penyakit
layu seperti patogen fusarium
• Menghasilkan antibotik dan siderofor (senyawa

organik selain antibiotik) yang berperan dalam
pengendalian hayati penyakit tumbuhan secara
efektif
• Sebagai agen pelarut Phospate efektif terutama pada

pH tanah yang asam (yang dimana Phospate (P) Koloni Pseudomonas spp yang berwarna kuning (oranye) mengindikasikan
kemampuan bakteri mensekresikan siderofor untuk melepaskan dan
terikat oleh Alumunium (Al) dan Besi (Fe) mengikat Fe dari kompleks Fe-CAS agar (Husen, 2002)

Uji Lab Kemampuan Pseudomonas sp – PGPR

• Kandungan : Pseudomonas
• Bacillus pantothenticus – PGPR fluorescens
• Pseudomonas flourecens - PGPR
Bacillus sp
Pseudomonas putida
Trichoderma lactae

TOTAL KEBUTUHAN
BAHAN ORGANIK
Pupuk Daun + Mikro Organisme Lokal (MOL) + ZPT
• Urin 10 liter
• 15 liter air kelapa
• Gula pasir 20 sdm Kelor Kipahit (Tithonia
diversifolia)
• 3 macam bahan hijauan, dianjurkan : (Moringa oleifera)
1. Daun kelor (moringa oleifera) 6kg
2. Daun kedoya (dysoxylum gaudichaudianum) Kedoya (Dysoxylum
4kg gaudichaudianum)
3. Kipahit (tithonia diversifolia) 6kg
• BT1 150 ml
• Kebutuhan Pupuk Daun = 25 liter

1. Daun kelor (moringa oleifera)
• Akar, daun dan kulit batang mengandung

saponin dan polifenol, sedangkan kulit
batangnya mengandung alkaloida dan
daunnya mengandung minyak atisiri.
pupuk daun, insektisida dan nematisida
nabati.

• Kandungan kimia pada Kipahit : Daun, kulit

batang dan akar mengandung saponin, polifenol
dan flavonoida.
pupuk daun, insektisida dan nematisida nabati.

3. Daun kedoya (dysoxylum
gaudichaudianum)
• Sumber bakteri positif seperti pengikat

nitrogen, pengurai phosphate, bakteri
Hemiselulolitik, microba Selulolitik, microba
Amilolitik, dan microba Ureolitik.
• Semua kandungan tersebut menjadikan pupuk
daun ini menjadi pupuk hayati (pupuk hidup).

Insektisida + Fungisida Nabati
• Urin 20 liter
• 10 liter air kelapa kencur Lengkuas Daun Sirih
• Gula pasir 30 sdm
• Bahan bumbu :
1. Kencur 500gr
Buah Mimba
2. Lengkuas 1,5kg
3. Umbi Gadung 2kg
4. Daun Sirih 1kg
Daun Mimba
5. Daun dan Biji Mimba 2kg
6. Daun dan Biji Mindi 2kg
Daun Pepaya
7. Daun pepaya 2 kg
• BT1 200 ml
Umbi Gadung Daun Mahoni

• Kebutuhan = 30 liter

1. Kencur (Kaempferia galanga)
• Rimpang kencur mengandung saponin,

flavoinoida, polifenol, dan minyak atsiri.
insektisida, fungisida dan antibiotik bagi
tanaman.

2. Lengkuas (Alpinia galanga)
• Rimpang lengkuas mengandung sekitar 1% minyak

essensial yang terdiri atas metil-sinamat 48%, sineol
20-30%, euganol, kamfer 1%, seskuiterpen, alpha-
pinene, galangin, galanganol, dan beberapa senyawa
flavonoid.
antijamur. OPT sasaran ektrasi lengkuas ini dapat
menghambat pertumbuhan F. Oxysporum, R.
Solanacearum, E. Coli, Neurospora, Candida Albicans.
• Sebagai insektisida nabati memiliki fungsi untuk
mengendalikan belalang, kutu daun, dan trips.
• Ektrasi lengkuas sangat efektif untuk mengendalikan
hama lalat buah dan penyakit antranokse pada cabai.

3. Daun Sirih (Piper betle)
• Daun sirih mengandung minyak atsiri (eugenol,

methyil eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol,
kavibetol, sineol, estragol), karoten, tiamin,
riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula,
pati, dan asam amino.
insektisida dan antibiotik bagi tanaman.

4. Mimba (Azadirachta indica)
• Mimba mengandung azadirachtin, meliantriol,

salannin, dan nimbin, dimana kandungan bahan
aktif tertinggi terdapat pada bagian biji.
pestisida yang dapat mempengaruhi reproduksi
dan perilaku, dapat berperan sebagai penolak,
penarik, antifeedant, dan menghambat
perkembangan serangga, baik sebagai racun
perut maupun racun kontak.
• Selain itu mimba efektif untuk mengendalikan
penyakit antranokse pada cabai krna
mengandung antibiotik bagi tanaman.

5. Umbi Gadung (Dioscorea hispida)
• Gadung mengandung senyawa alkaloida

dioscorin yang merupakan senyawa racun dan
terkandung cukup tinggi pada umbinya.
• Kandungan ini memiliki fungsi sebagai
penghambat aktifitas makan (antifeedant) dan
menghambat pembentukan telur.

6. Daun Pepaya (Carica papaya)
• Pepaya mengandung enzim papain, alkaloid

karpaina, psudo karpaina, glikosid, karposid,
saponin, beta karotene, pectin, d-galaktosa, i-
arabinosa, papayotimin papain, vitokinose,
glucoside cacirin, karpain, kemokapain, lisosim,
lipase, glutamin, dan siklotransferase.
insektisida, fungisida, rodentisida dan penolak
(repellent)

7. Daun Mindi (Melia azedarach)
• Daun, buah dan biji mengandung saponin, flavoinoida. Selain
itu daun dan buahnya mengandung alkaloida.
• Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai pupuk daun
sekaligus pengusir dan pembunuh hama umum (terutama
jenis ulat api (Setothosea Asigna)

Asam Amino
• 50 kg keong mas (Pomacea canaliculata)

• 5 kg nanas matang / pepaya matang
• Kebutuhan Asam Amino = 3 liter

Keong mas (Pomacea canaliculata)
• Kandungan per 100 gr • Kalium (K) 12 mg
cangkang dan daging keong • Riboflavin 1,8 mg
mas : • Niacin
• Protein 12,2 gr • Kalsium (Ca) (dari cangkang)
• Lemak 0,4 gr • Mangan (Mn)
• Karbohidrat 61 mg • Carbon (C)
• Phospate (P) 40 mg • Tembaga (Cu)
• Natrium (Na) 17 mg • Zink (Zn)
• Kandungan Asam Amino • Lysine 17,5%

Keong Mas : • Methionin 2%
• Arginin 18,9%, • Phenilalamin 7,6%
• Histidin 2,8% • Threonin 8,8%
• Isoleusin 9,2% • Triptofan 1,2%
• Leusin 10% • Valin 8,7%
Manfaat Asam Amino Bagi Tanaman
• Sintesis protein
• Meningkatkan ketahanan terhadap stres ( suhu tinggi,
kelembaban rendah, kekeringan, serangan hama
penyakit tanaman, frost, kebanjiran)
• Meningkatkan kandungan klorofil
• Mengatur pembukaan stomata (mulut daun)
• Agen pengkhelat (pengikat) unsur mikro
• Bahan baku fitohormon (Auksin, Giberelin, Sitokinin,
ABA dan Ethylene)
• Membantu polinasi dan fruit set
• Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

Proses Pemanfaatan Asam Amino Bagi Tanaman

Kandungan Kitin pada Cangkang Keong Mas dan
Potensinya sebagai sumber Bakteri Kitinolitik dan Kitosan
• Kitin adalah polisakarida struktural yang digunakan

untuk menyusun eksoskleton dari artropoda
(serangga, laba-laba, krustase, dan hewan-hewan lain
sejenis).
• Kitin tergolong homopolisakarida linear yang tersusun
atas residu N-asetilglukosamin pada rantai beta dan
memiliki monomer berupa molekul glukosa dengan
cabang yang mengandung nitrogen.
• Kitin murni mirip dengan kulit, namun akan mengeras
ketika dilapisi dengan garam kalsium karbonat. Kitin
membentuk serat mirip selulosa yang tidak dapat
dicerna oleh vertebrata

Bakteri Kitinolitik dan Kitosan
• Bakteri Kitinolitik adalah bakteri yang mampu menghidrolis polimer kitin menjadi monomer N-
asetilglukosamin atau kitin oligakarida.
• Degradasi kitin oleh prokariot dan eukariot terjadi dalam dua tahap yang prosesnya melibatkan
hidrolis ikatan β 1-4 glikosida yang menghubungkan sub unit N-asetiglukosamin untuk
menghasilkan disakarida kitobiose.
• Kedua kitobiose dihidrolis menjadi monomer N-asetilglukosamin. Enzim pendegradasi kitin
umumnya oleh beberapa organisme diinduksi oleh kitosan, kitobiose dan glukosamin.

Bakteri Kitinolitik sebagai Insektisida Hayati

Uji Lab Kitosan Pada Hama Kutu Daun
(Hemiptera: Aphididae)

Uji Lab Kitosan Pada Hama Kutu Daun
(Hemiptera: Aphididae)

Uji Lab Kitosan Pada Pertumbuhan Tanaman

Uji Lab Kitosan Pada Pertumbuhan Tanaman

Uji Lab Kitosan Sebagai AntiBakteri

PEMBUATAN BAHAN ORGANIK
DAN PUPUK DASAR
PUPUK NABATI CAIR
• Bahan padat dihaluskan terlebih dahulu (di

selep / ditumbuk / cacah halus) lalu
campurkan dengan bahan cair dalam wadah
@metodehayati
lalu tutup rapat (fermentasi anaerob) dan
simpan di tempat sejuk.
• Agar fermentasi sempurna, usahakan tiap
wadah ditutup dan dibuatkan seal seperti
gambar dibawah ini. Biarkan selama minimal
30 hari.
Contoh fermentasi anaerob Cara kerja seal pada botol kecil

ASAM AMINO
• Rebus keong hingga masak
• Setelah masak dinginkan dan tiriskan
• Sambil menunggu keong dingin, parut / haluskan nanas / pepayanya
• Tumbuk keong beserta cangkangnya hingga hancur
• Aduk rata nanas / pepaya dan keong yang sudah ditumbuk
• Siapkan wadah dan selang kemudian aturlah seperti pada slide pupuk nabati
cair
• Masukkan semua bahan dalam wadah tutup rapat (fermentasi anaerob) selama
minimal 40 – 50 hari
• Setelah masa fermentasi berlalu, aduk kemudian saring agar cairan asam
amino yang sudah jadi terpisah dengan ampas/sisa cangkang
• Setiap 15 – 20 hari sekali dalam wadah akan menghasilkan 250ml – 600ml asam
amino murni per 50kg keong mas. Kondisi akan terus begitu hingga bahan
keong mas hancur semua dengan syarat wadah tetap dalam kondisi fermentasi
tertutup (anaerob)
PEMBUATAN PGPR
• Pembuatan PGPR :
• Siapkan akar sumber PGPR (bisa satu macam atau kombinasi),
kemudian potong kecil-kecil dengan ukuran 1 cm. Tanah diakar
jangan dibersihkan, krna mengandung banyak PGPR.
• Masukkan akar PGPR ke dalam ember bersih berisi air sumur
secukupnya. Disarankan memakai air sumur karena air sumur
relatif tidak mengandung kaporit maupun cemaran bahan kimia.
• Aduk pelan-pelan selama 10 menit, dengan maksud agar bakteri
yang berada di sekitar perakaran maupun di dalam perakaran dapat
tercampur pada air.
• Diamkan selama 3 hari. Adanya aktivitas bakteri nampak berupa
gelembung udara yang menempel pada dinding ember.
• Larutan campuran ini dapat disebut sebagai biang /
starter PGPR.

PUPUK DASAR HAYATI – TAHAP PERTAMA
1. Untuk pembuatan pupuk dasar, campurkan semua bahan jadi satu yaitu : 48 sak
kohe, 24 sak hijauan, 12 debog pisang, 500 kg petroganik, 300 kg dolomit dan
biang PGPR.
2. Pada proses ini dibutuhkan liter BT1 sebanyak 3.650 ml dulu (karna 350 ml dipakai
pupuk nabati cair).
3. Bahan pupuk dasar sebaiknya dihaluskan / dicacah terlebih dahulu, lalu ditumpuk
secara beraturan. Selanjutnya tiap ketebalan tertentu (25 – 30 cm) disemprot BT1
+ air secukupnya lalu tumpuk bahan lagi, begitu seterusnya kemudian ditutup.
4. Lalu bahan diberi air hingga mencapai kandungan sekitar 30 – 40%. Kandungan air
yang ingin diuji dengan menggenggam bahan, ditandai dengan tidak menetesnya
air bila bahan digenggam. Bila bahan kekurangan air, maka pengomposan akan
berjalan lebih lama.
5. Setelah pencampuran selesai, tutup bahan dengan terpal / mulsa bekas, lalu
biarkan minimal 50 hari.
6. Proses produksi pupuk dasar hayati tidak memerlukan tempat khusus, akan tetapi
untuk menghasilkan kompos yang bermutu sebaiknya dasar bangunan diberi alas
dengan semen atau diberi ubin, tetapi bukanlah hal yang mutlak, yang utama
tidak tergenang air. Bila pengomposan dilakukan diatas tanah, sebaiknya diberi
alas, misalnya plastik, karung bekas, terpal, atau dedaunan.

PUPUK DASAR HAYATI – TAHAP KEDUA
1. Selanjutnya pengolahan tanah lahan, urutan

teknisnya:
I. Tutup jalan keluar air di lahan
II. Sebarkan Pupuk Dasar Hayati yang telah matang
(fermentasi 50 hari sebelumnya)
III. Lahan dilep / diturap.
IV. Semprot 2 liter BT1 secara merata
V. Lahan dicakar baja / traktor
VI. Biarkan minimal 10 hari
2. Step ke III (dilep / di turap) bisa ditiadakan, jika
dirasa melalui traktor saja bahan bisa hancur dan
tercampur, dan hujan cukup sering.

3. Jika setelah ditraktor lalu turun hujan, maka
semua bahan akan terserap sempurna dan
dekomposisi akan maksimal. Secara alami
mikroorganisme akan bekerja maksimal pada
saat terjadi hujan / banyak air.
4. Apabila lahan terdapat banyak gulma
sebelumnya, maka bisa dilakukan
pembersihan gulma terlebih dahulu sebelum
pemberian bahan Pupuk Dasar Hayati.
Pembersihan bisa menggunakan herbisida
kimia jika terpaksa.
5. Arah olah tanah / jalan traktor yang disarankan
seperti gambar disamping

MENYIAPKAN BENIH
YANG BERMUTU
MENYIAPKAN BENIH YANG BERMUTU
• Ini merupakan awal dari rangkaian kegiatan membuat persemaian. Pertama-tama kita
siapkan benih yang akan dipakai. Kebutuhan benih untuk tanaman padi METODE HAYATI
model SRI (System of Rice Intensification) adalah 5 – 7 kg per hektar lahan.
• Pada lahan perdana METODE HAYATI kita sarankan menyediakan sekitar 20 – 25 kg benih per
hektar. Hal ini sebagai antisipasi resiko hama keong, belum terbiasanya sistem tanam tunggal
dan masalah lainnya.

Kemudian benih tadi harus diseleksi sebelum disemai menggunakan
metode Larutan Garam. Prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Jemur benih padi pada panas terik selama setengah hari untuk
mengurangi resiko jamur akibat kelembaban.
2. Masukkan air ke dalam wadah atau toples
3. Selanjutnya masukkan telur ayam ke dalam wadah atau toples
berisi air tadi. Telur ayam berfungsi sebagai penanda ketika larutan
garam sudah siap untuk digunakan.
4. Kemudian masukkan garam dapur perlahan-lahan ke dalam air
sambil diaduk hingga garam larut. Penambahan garam dihentikan
ketika telur sudah naik ke permukaan air.
5. Langkah berikutnya adalah memasukkan benih yang akan ditanam
ke dalam larutan garam.
6. Benih yang mengapung adalah benih yang kurang baik kualitasnya.
Benih ini bisa diambil dan disisihkan. Benih yang tenggelam adalah
benih yang baik. Benih-benih ini kemudian diambil, dicuci air bersih
dan selanjutnya untuk disemai. Pencucian dimaksudkan untuk
menghilangkan larutan garam yang menempel pada benih.

7. Setelah benih dibersihkan dari air garam, selanjutnya blender bawang
merah dan campurkan pada benih yang tahap selanjutnya benih akan
diperam selama 24 jam. Adapun dosis bawang merahnya adalah tiap
5kg benih padi basah diberi 1 ons bawang merah.
8. Setelah diperam 24 jam, benih diberi perlakuan dengan cara
merendam benih dalam larutan yang mengandung BT2 10 ml/liter air
selama 20 menit sambil aduk rata dan pastikan setiap benih terselimuti
larutan BT2. Sisa air BT2 jangan dibuang karna masih akan dipakai
untuk penetralan media tanam.
9. Setelah diperam, akan terlihat adanya bintik pada lembaga atau
embrio benih (tetapi belum tumbuh akar) ini adalah tanda benih yang
baik dan siap disemai.
10. Metode Larutan Garam hanyalah salah satu cara untuk menyeleksi
benih. Anda bisa menggunakan cara lain yang mungkin sudah biasa
Anda gunakan dalam memilih benih yang baik untuk disemaikan.
11. Bawang merah memiliki kandungan vitamin C, kalium, kalsium, zat
besi, asal folat, serat dan mengandung zpt (zat pengatur tumbuh)
berupa hormon auksin dan giberelin. Hormon auksin dan giberelin
yang terkandung pada bawang merah cukup tinggi. Sedangkan fungsi
bawang merah pada METODE HAYATI adalah agar menjadikan benih
lebih tahan penyakit akibat fungi dan pathogen. Karena bawang merah
merupakan antibiotik dan antiseptik alami sekaligus sebagai zpt untuk
benih.

MEMBUAT PERSEMAIAN
PERSEMAIAN BASAH
Persemaian basah adalah persemaian yang langsung di lakukan di lahan pertanian,
seperti pada sistem konvensional. Tahapan membuat persemaian basah METODE
HAYATI adalah sebagai berikut :
1. Siapkan media persemaian dengan cara mencampur tanah dengan pupuk
organik (pupuk dasar hayati / kandang / kompos) dan Pupuk SABLENG 1 paket
per tiap 10kg benih padi kering (komposisi per paket : 2kg UREA, 1kg SP36 dan
2kg KCL Canada → cek materi Sableng – Pupuk Kocor Kimia – Metode hayati).
2. Pastikan bahwa pupuk organik yang anda gunakan benar-benar matang,
karena dapat mempengaruhi pertumbuhan benih yang akan di tanam. Untuk
memastikan pupuk organik itu matang atau tidak, anda bisa cek kematanganya
dengan cara memasukan pupuk kedalam ember kemudian tunggu sampai
pupuk mengendap dan lihat jika air bening berarti pupuk organik itu sudah siap
di gunakan.
3. Tempat persemaian sebaiknya dalam satu hamparan luas agar mudah
pemeliharaannya. Tempat persemaian yang baik itu terkena sinar matahari
langsung tetapi tidak dekat dengan sinar lampu yang dapat mengundang
serangga pada malam hari.
4. Pertama-tama, tanah untuk persemaian diolah dengan cara dibajak dan digaru
2-3 kali sampai tanah dalam kondisi melumpur sedalam kira-kira 20 cm. Sesudah
tanah diolah, buat bedengan setinggi 5-10 cm dengan lebar bedengan 100-150
cm dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi lahan. Diantara
bedengan dibuat saluran drainase.
5. Setelah bedengan jadi, sebar media persemaian (pupuk organik & Sableng) dan sorenya semprot
bedengan dengan BT2 sisa perendaman benih sebelumnya, lalu biarkan semalam.
6. Besoknya sebar benih secara merata, usahakan jaraknya jangan terlalu rapat.
7. Setelah sebar, tutup benih dengan arang sekam sampai rata melapis / menutupi benih.
8. Pada hari pertama dan hari kedua, sebaiknya bedengan ini ditutupi / dibuat teduh agar tidak kepanasan
dengan diberi jerami atau peneduh.
9. Lima hari setelah tabur benih, persemaian diairi setinggi kira-kira 1 (satu) cm selama 2 (dua) hari. Setelah
itu, persemaian diairi terus-menerus setinggi kira-kira 5 cm.
10. Bibit yang semaikan itu baru bisa dipindahkan atau ditanam ke petak persawahan setelah berumur 10-15
hari (rekomendasi). Sebelum bibit dicabut, lahan persemaian perlu digenangi air selama 1 (satu) hari
antara 2 – 5 cm agar tanah menjadi lunak sehingga minim resiko bibit tidak rusak saat dicabut atau
dipindahkan ke lapangan.

PERSEMAIAN KERING
Sementara persemaian kering yaitu persemaian yang menggunakan wadah
berupa kotak / besek / wonca / pipiti. Penggunaan wadah ini difungsikan untuk
memudahkan pengangkutan dan penyeleksian banih. Untuk lahan seluas satu
hektar dibutuhkan wadah persemaian ukuran 20 x 20 cm, sebanyak 400 – 500
buah. Kotak / besek / wonca / pipiti bisa juga diganti dengan wadah lain seperti
pelepah pisang atau belahan buluh bambu.
Tahapan membuat persemaian kering METODE HAYATI adalah sebagai berikut :
1. Siapkan media persemaian dengan cara mencampur tanah dengan pupuk
organik (pupuk dasar hayati / kandang / kompos) dan Pupuk SABLENG 1
paket per tiap 10kg benih padi kering (komposisi per paket : 2kg UREA, 1kg
SP36 dan 2kg KCL Canada → cek materi Sableng – Pupuk Kocor Kimia –
Metode hayati).
2. Pastikan bahwa pupuk organik yang anda gunakan benar-benar matang,
karena dapat mempengaruhi pertumbuhan benih yang akan di tanam. Untuk
memastikan pupuk organik itu matang atau tidak, anda bisa cek
kematanganya dengan cara memasukan pupuk kedalam ember kemudian
tunggu sampai pupuk mengendap dan lihat jika air bening berarti pupuk
organik itu sudah siap di gunakan.
3. Sebelum wadah diisi dengan media, lapisi dulu bagian dalamnya dengan
daun pisang yang sudah dilemaskan dengan cara dijemur atau dipanaskan
di atas api.
4. Masukkan media ke dalam wadah hingga ¾ penuh. Selanjutnya media ini
disiram dengan air supaya lembab.
5. Semprot media dengan BT2 sisa perendaman benih sebelumnya.
6. Tebarkan benih ke dalam wadah. Jumlah benih per wadah antara 300 – 350
biji.
7. Taburkan arang sekam diatas benih sampai rata melapis / menutupi benih.
8. Selanjutnya simpan wadah-wadah ini di tempat yang teduh. Pada hari
pertama dan hari kedua, sebaiknya wadah-wadah ini ditutupi / dibuat
teduh agar tidak kepanasan dengan diberi jerami atau peneduh.
9. Jika di simpan di pekarangan, jangan lupa untuk meletakkan wadah-wadah
ini di tempat yang aman dari gangguan ternak seperti ayam.
10. Penyiraman bisa dilakukan setiap hari agar media tetap lembab dan bibit
tanaman tetap segar.
11. Bibit yang semaikan itu baru bisa dipindahkan atau ditanam ke petak
persawahan setelah berumur 10-15 hari (rekomendasi).
PENANAMAN
PENANAMAN
• Bibit siap dipindahkan ke lahan setelah mencapai umur 10 - 15 hari
setelah semai (rekomendasi), maksimal usia 18 hst. Kondisi air pada
saat tanam adalah macak-macak (Jawa-Red.). Arti dari macak-mcak
adalah kondisi tanah yang basah tetapi bukan tergenang.
• Pada METODE HAYATI ini digunakan sistem tanam tunggal.
Artinya, satu lubang tanam diisi satu bibit padi. Selain itu, bibit
tanam dangkal, yaitu pada kedalaman 2 – 3 cm dengan bentuk
perakaran horizontal (seperti huruf L). Ini merupakan poin penting
untuk meningkatkan jumlah anakan produktif tanaman padi. Tanam
bibit padi yang terlalu dalam akan menghabiskan energi tanaman
padi untuk menembus tanah penutupnya.
• Mengapa hanya menggunakan satu benih untuk satu lubang.
Dasar pemikirannya adalah, jika beberapa benih ditanam bersamaan
dalam satu lubang maka akan muncul persaingan antara tanaman
dalam memperebutkan nutrisi, oksigen, dan sinar matahari. Karena
itu, dengan sistem penanaman tunggal diharapkan bahwa tiap
tanaman bisa menyerap nutrisi, oksigen, dan sinar matahari secara
lebih optimal.
• Jarak tanam yang digunakan dalam metode
ini adalah jarak tanam lebar, misalnya 25 x 25
cm atau 30 x 30 cm. Semakin lebar jarak
tanam, semakin meningkat jumlah anakan
produktif yang dihasilkan oleh tanaman padi.
• Sedangkan anjuran kami disini adalah
menggunakan legowo 2 : 1 dengan jarak
tanam :
• 25 x 20 x 50 cm, jika usia benih lebih dari 20 hss
• 30 x 30 x 50 cm, jika usia benih kurang dari 18 hss.
• Dengan cara seperti ini, sinar matahari bisa
mengenai seluruh bagian tanaman dengan
lebih baik sehingga proses fotosintesis dan
pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal.
Jarak tanam yang lebar ini juga
memungkinkan tanaman untuk menyerap
nutrisi, oksigen, dan sinar matahari secara
maksimal.
PENGELOLAAN AIR
PENGELOLAAN AIR
Pengelolaan air dilakukan untuk menjaga lahan berada dalam kondisi aerob (sirkulasi oksigen
lancar serap). Pemberian air dilakukan pada saat diperlukan dengan menggenangi lahan.
Adapun system pengairan yang diterapkan dengan teknologi HES (High Energy Soil) adalah
sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan penanaman, lahan digenangi setinggi 1 cm dari permukaan lahan lalu
lahan dibiarkan dalam kondisi macak-macak. Sedangkan air dalam saluran tetap
dipertahankan sampai tanaman berumur 7 hst.
2. Pada usia 5 hst saat pemberian pupuk kimia, kondisi lahan tetap dalam keadaan macak-
macak.
3. Pada umur 7 hst lahan digenangi kembali setinggi 1 cm lalu dibiarkan sampai tanaman
berumur 12 hst.
4. Pada umur 12 hst lahan digenangi setinggi 3 cm untuk memudahkan penyiangan gulma
pada usia 14 hst.
5. Pada umur 14 hst dan setelah penyiangan gulma dilakukan, lahan dibiarkan dalam kondisi
macak-macak sedangkan air dalam saluran tetap dipertahankan sampai tanaman berumur
18 hari.
macak.
7. Pada umur 18 dan 25hst lahan kembali digenangi setinggi 1 cm lalu dibiarkan sampai tanah
terlihat retak-retak dan jangan sampai tanaman menguning. Setelah tanah kelihatan retak-
retak, lahan digenangi setinggi 1 cm lalu dibiarkan sampai tanah kelihatan retak-retak kembali.
8. Pada usia 29 hst lahan kembali digenangi setinggi 1 cm lalu dibiarkan macak-macak sampai
usia 35 hst.
macak.
10. Pada umur 35 hst dilakukan penggenangan setinggi 3 cm untuk memudahkan pengiangan
gulma.
11. Pada umur 36 hst dan setelah penyiangan gulma dilakukan, lahan dibiarkan dalam kondisi
macak-macak sedangkan air dalam saluran tetap dipertahankan sampai tanaman berumur 42
hst.
12. Pada usia 42 hst dan seterusnya, pengairan terus dilakukan secara berkala sekitar 10 hari sekali
dengan cara lahan digenangi hingga setinggi 1 cm lalu dibiarkan hingga retak-retak.
CATATAN TAMBAHAN :
• Inti dari jadwal pengairan disini adalah ketika tanah sudah
retak-retak maka harus diairi. Jadi ketika curah hujan
cukup sering, pengairan tidak perlu dilakukan.
• Pada saat pemberian pupuk kimia, pupuk daun + MOL,
BioTRIBA, pestisida nabati dan penyiangan gulma
usahakan tanah dalam keadaan macak-macak dan jalan
keluar air ditutup.
• Pada fase matang susu, kondisi lahan harus terisi air
setidaknya setinggi 5-7 cm.
• Mulai tahap gabah ½ matang pengairan bisa
diberhentikan untuk mencegah resiko rebah.
• Apabila pengairan terlambat / terlampau lama, resiko
gulma yang subur akan menyebabkan terjadi persaingan
makanan dan hasil panen menurun.
JADWAL TOTAL APLIKASI
JADWAL TOTAL APLIKASI
• Usia 0 hst tanam • Usia 14 hst kimia • Usia 59 hst pengairan
penyiangan gulma /
• Usia 1 hst pengairan matun • Usia 33 hst BT2 • Usia 60 hst pestisida
nabati
• Usia 2 hst pupuk • Usia 15 hst pupuk • Usia 35 hst pengairan
daun + MOL kimia • Usia 36 hst • Usia 69 hst pengairan
• Usia 3 hst BT2 • Usia 18 hst pengairan penyiangan gulma / • Usia 70 hst pestisida
matun nabati
• Usia 5 hst pupuk • Usia 20 hst BT2
kimia • Usia 37 hst pupuk • Usia 79 hst pengairan
• Usia 7 hst pengairan • Usia 22 hst pupuk
daun + MOL
daun + MOL • Usia 80 hst pestisida
• Usia 40 hst BT2 nabati
• Usia 8 hst BT3 • Usia 25 hst pengairan • Usia 42 hst pengairan • Usia 90 hst pestisida
• Usia 10 hst pupuk • Usia 26 hst BT3 nabati
daun + MOL • Usia 43 hst pestisida
• Usia 12 hst pengairan • Usia 27 hst pupuk
daun + MOL
nabati
• Usia 13 hst pestisida • • Usia 49 hst pengairan
nabati Usia 29 hst pengairan • Usia 50 hst pestida
• Usia 30 hst pupuk nabati
KETERANGAN APLIKASI KIMIA
• Aplikasi pupuk kimia sebanyak 3 kali, • Sebelum disebar, semua pupuk di oplos terlebih
yaitu pada usia 5 hst, 15hst, dan 30 hst dahulu.
dengan dosis : • Pemberian pupuk disarankan pagi hari setelah
subuh dan selesai 2 jam setelah matahari terbit.
1. Usia 5 hst :
• Sebar pupuk pada tengah baris dalam.
• UREA 100kg
• SP36 50kg
• KCL Canada 50kg
2. Usia 15 hst : Sebar pupuk
• UREA 200kg disini
• SP36 100kg
• KCL Canada 50kg
3. Usia 30 hst :
• UREA 100kg
• SP36 50kg
• KCL Canada 50kg
KETERANGAN APLIKASI BIOTRIBA
• Indikator aplikasi semprot adalah 20 liter untuk
luas area 1/8 ha atau 1250 m2
• Aplikasi BT2 total sebanyak 4 kali, yaitu pada usia
: 3 hst, 20 hst, 33 hst, dan 40 hst.
• Semprot BT2 hanya pada pangkal batang saja
• Waktu penyemprotan adalah sore hari diatas pukul 15.00
wib
• Dosis BT2 125ml per 20 liter air per luas 1/8ha Semprot BioTriba
• Aplikasi BT3 total sebanyak 2 kali, yaitu pada usia pada pangkal
: 8 hst dan 26 hst. batang disini
• Semprot BT2 hanya pada pangkal batang saja
• Waktu penyemprotan adalah sore hari diatas pukul 15.00
wib
• Dosis BT3 125ml per 20 liter air per luas 1/8ha
KETERANGAN APLIKASI PUPUK
DAUN + AA
• Aplikasi Pupuk Daun + MOL total sebanyak 5 kali,
yaitu pada usia : 2 hst, 10 hst, 22 hst, 27 hst, dan 37
hst
• Semprot Pupuk Daun + MOL secara merata dari pangkal
batang hingga ujung daun
• Waktu semprot dianjurkan mulai setelah subuh dan selesai 2
jam setelah matahari terbit. Disini Pupuk Daun + MOL
mengandung banyak sekali unsur mikro yang dimana kita Arah dan area
mengejar inframerah pada pagi hari yang membantu semprot Pupuk
mempercepat penyerapan nutrisi dari akar ke daun. Daun untuk
• Dosis penyemprotan Pupuk Daun 500ml dan AA 100 ml per mengendalikan
20 liter air per luas 1/8 ha. hama tikus
• Jika penyemprotan ingin lebih merata, bisa
menggunakan dosis 500ml per 40 liter air per luas 1/8
ha.
KETERANGAN APLIKASI INSEKTISIDA
DAN FUNGISIDA NABATI
• Aplikasi Pestisida Nabati total sebanyak 7 kali,

yaitu pada usia : 13 hst, 43 hst, 50 hst, 60 hst, 70
hst, 80 hst, dan 90 hst
• Semprot Pestisida Nabati secara merata dari ujung daun
hingga pangkal
• Waktu semprot dianjurkan sore hari
• Dosis penyemprotan 500ml per 20 liter air per luas 1/8 ha.
• Jika penyemprotan ingin lebih merata, bisa menggunakan
dosis 500ml per 40 liter air per luas 1/8 ha.
PRODUK MHI
PUPUK DAUN MHI
• Manfaat :
• Penunjang sumber fitohormon auksin, sitokinin dan
giberelin alami
• Sebagai pencegah hama serangga utama
• Sebagai pencegah penyakit jamur utama
• Mengoptimalkan proses fotosintesa tanaman
• Nutrisi makro-mikro lengkap siap serap
HARGA PUPUK DAUN MHI SIAP PAKAI
• Harga Pupuk Daun MHI :

• 2 liter : Rp 27.500
• 5 liter : Rp 58.000
• 10 liter : Rp 109.000
• 20 liter : Rp 198.000
• Pemesanan hubungi :
• Shofyan Budiharto
• Hp / WA : +62 852-3755-5721
• Karanganyar, Ambulu, Jember
INSEKTISIDA + FUNGISIDA NABATI MHI
• Manfaat :
• Sebagai pencegah penyakit fungi pada tanaman
• Sebagai antibiotik bagi tanaman
• Sebagai penetral fungisida kimia kepada penyakit yang
resisten sebelumnya
• Bersifat antimakan dan menghambat pembentukan telur
terhadap hama utama
• Bersifat penolak terhadap hama utama
• Sebagai penetral insektisida kimia kepada hama yang resisten
sebelumnya
• Mengandung fitohormon dan unsur makro-mikro lengkap
yang berguna sebagai nutrisi recovery bagi tanaman
HARGA INSEKTISIDA NABATI MHI SIAP PAKAI
• Harga Insektisida Nabati MHI :

• 2 liter : HK Rp 33.000
-5 liter : HK Rp 70.000
-10 liter : HK 132.000
-20 liter : HK 244.000
• Hp / WA : +62 852-3755-5721
MANFAAT ASAM AMINO MHI
• Sebagai infus nutrisi (asam amino)

• Sebagai insersi DNA dan RNA tanaman,
berguna mengatasi tanaman cacat / sakit
• Sebagai pencegahan hama dan penyakit karna
memiliki kandungan kitosan cukup tinggi
HARGA ASAM AMINO MHI SIAP PAKAI
• Harga Asam Amino MHI :

• 500 ml : Rp 75.000
• 1000 ml : Rp 130.000
• 2000 ml : Rp 250.000
• Hp / WA : +62 852-3755-5721
Total kebutuhan produk MHI SOP Padi Perhektar
• BT1 harga Rp 120.000 x 6 liter = Rp 720.000

• Pupuk Daun 25 liter = Rp 256.000
• Insektisida + Fungisida Nabati 30 liter = Rp 376.000
• Asam Amino 4 liter = Rp 500.000
LAIN-LAIN
APLIKASI SUSRUK JEBAKAN NGENGAT
JEBAKAN TIKUS
PERANGKAP
WALANG SANGIT
PERANGKAP KEONG

Pertanian

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Pertanian

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

SOP PADI 12 TON / HA

ZAKA BAGUS | METODE HAYATI INDONESIA

3 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

6 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

• Inpari 01 • Inpari 14 Pakuan • Inpari 26 • Inpari 39 Tadah

8 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

10 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

11 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

12 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

14 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

15 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

Kipahit : Tithonia diversifolia Wedusan : Ageratum conyzoides

16 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

18 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

DOKUMENTASI PGPR LAOS PUTIH PADA HARI KE 10

Terlihat jelas bahwa terdapat perkembangan Trichoderma spp

20 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

Trichoderma lactae Bacillus sp

21 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

22 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS Dec-17

• Menghambat pertumbuhan bakteri patogen sepert

• Mampu memfermentasi karbohidrat, mampu

• Penghasil enzim fosfatase dan aktivator fosfatase

• Tumbuh pada suhu 40°C dan pH 7 – 9

23 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS Dec-17

Isolat 3 = Bacillus pantothenticus

25 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS Dec-17

• Memiliki kemapuan menghasilkan asam amino

• Menghasilkan hormon sitokinin dan giberelin secara

• Menghasilkan Nitrogen secara nyata

• Penghasil enzim fosfatase dan aktivator fosfatase

• Sebagai aktivator penyeimbang pH tanah di angka

• Mampu bertahan hidup hingga lebih dari 40°C

28 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS Dec-17

• Sebagai Biodekomposer bahan organik tanah dan mampu

• Menghasilkan fitohormon Auksin dan Sitokinin

• Menghasilkan enzim selulotik dan lignin yg dapat

• Tumbuh pada suhu 25 – 30°C dan pH 3 – 7

30 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS Dec-17

31 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS Dec-17

32 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

Contoh senyawa organik di alam

33 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

34 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

35 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

36 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

37 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

38 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

39 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

• Kandungan kimia pada Kipahit : Daun, kulit

40 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

41 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

• Kandungan kimia yang terkandung dalam babadotan

42 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

43 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

1. BT2 : 4 LITER BT2 BT3

45 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

46 Dec-17 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS

47 KULIAH SOP PADI METODE HAYATI INDONESIA - ZAKA BAGUS Dec-17

• Menghasilkan unsur Nitrogen secara nyata

• Membantu tanaman menyerap unsur Nitrogen

• Meningkatkan kemampuan tanaman menyerap

• Menghasilkan hormon IAA dan giberelin untuk