Sop Tanam Jagung Metode Hayati Perhektar: Zaka Bagus 085 258 215 169
Sop Tanam Jagung Metode Hayati Perhektar: Zaka Bagus 085 258 215 169
@metodehayati
SPESIFIKASI JAGUNG :
• BT1 4 LITER
• Petroganik 500kg
• Dolomit 300kg
• Pupuk Dasar Hayati 8 paket (Info lengkap cek materi Pupuk Dasar Hayati)
o 32 sak (50kg) kotoran Hewan (Kohe)
Untuk lahan normal dianjurkan 24 sak kambing : 8 sak ayam (3 : 1)
Untuk lahan pasir / musim kemarau dianjurkan 24 sak sapi : 8 sak ayam (3 : 1)
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 1 of 9
o 16 sak (50kg) media organik, pilihannya :
Hijauan (mengandung unsur Nitrogen lebih tinggi, baik untuk memacu pertumbuhan vegetatif),
contoh bahan seperti kipahit (rekomendasi), wedusan, jerami, tebon jagung (dalam keadaan
segar / bukan kering)
Coklatan (mengandung unsur Kalium lebih tinggi, baik untuk meningkatkan hasil panen saat
pertumbuhan generatif), contoh bahan seperti serbuk kayu, limbah kulit kopi, cocopiet
Tidak dianjurkan menggunakan abu / bahan bekas bakaran
Dianjurkan menggunakan bahan segar dan sehat
o 8 debog pisang segar dan sehat ukuran @2 meter
o 4 sak akar PGPR, pilihannya :
Akar Kacang Tanah dan family Fabaceae lainnya : rata-rata di akar kacang / polong ada simbiosis
dari bakteri Ryzobium dengan bintil – bintil akar kacang yang berfungsi untuk meningkatkan
kelarutan Nitrogen dalam tanah.
Akar Bambu, akar Rumput Gajah, akar Jagung, akar Padi (Family Poaceae) : rata-rata akar ini
banyak mengandung bakteri PF (Pseudomonas Flouren), dimana bakteri ini bisa meningkatkan
kelarutan phoshate (P) dalam tanah dan bisa bersimbiosis dengan jamur Mikoriza yang bisa
meningkatkan dan penyerapan unsur mikro tanah yaitu Mg, Cu, Mn, Fe dll.
Semua akar rumput liar seperti putri malu, rumpun teki, dll (campuran beberapa klasifikasi
family) : rata-rata akar ini memiliki bakteri lengkap, seperti Rhizobium, Bacillus sp (pelarut
phosphate & kalium, ZPT, dan penekan patogen), Pseudomonas putida (penekan fungi patogen),
Actinomycetes (penghasil antibiotik)
Tanah disekitaran akar jangan dibersihkan karna mengandung banyak PGPR
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 2 of 9
PRODUK KAMI
BAHAN ORGANIK
1. Pada tahap awal, kita membuat Semua bahan organik terlebih dahulu. Bahan padat dihaluskan terlebih dahulu (di
selep / ditumbuk) lalu campurkan dengan bahan cair, simpan ditempat tertutup.
2. Agar fermentasi sempurna, usahakan tiap wadah ditutup dan dibuatkan seal seperti gambar disamping. Biarkan
selama minimal 30 hari.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 3 of 9
PEMBUATAN PGPR
• Pembuatan PGPR (cek gambar disamping) :
o Siapkan akar sumber PGPR (bisa satu macam atau kombinasi),
kemudian potong kecil-kecil dengan ukuran 1 cm. Tanah diakar
jangan dibersihkan, krna mengandung banyak PGPR.
o Masukkan akar PGPR ke dalam ember bersih berisi air sumur
secukupnya. Disarankan memakai air sumur karena air sumur
relatif tidak mengandung kaporit maupun cemaran bahan
kimia.
o Aduk pelan-pelan selama 10 menit, dengan maksud agar
bakteri yang berada di sekitar perakaran maupun di dalam
Pembuatan PGPR
perakaran dapat tercampur pada air.
o Diamkan selama 3 hari. Adanya aktivitas bakteri nampak berupa gelembung udara yang menempel pada
dinding ember.
o Larutan campuran ini dapat disebut sebagai biang / starter PGPR.
PUPUK DASAR
1. Untuk pembuatan pupuk dasar, campurkan semua bahan jadi satu yaitu : 32 sak kohe, 16 sak hijauan, 8 debog
pisang, 500 kg petroganik, 300 kg dolomit dan biang PGPR.
2. Pada proses ini dibutuhkan 2 botol BT1 dulu (totalnya 1,8 liter karna 200 ml dipakai bahan organik).
3. Bahan pupuk dasar sebaiknya dihaluskan / dicacah terlebih dahulu, lalu ditumpuk secara beraturan. Selanjutnya
tiap ketebalan tertentu (25 – 30 cm) disemprot BT1 lalu tumpuk bahan lagi, begitu seterusnya kemudian ditutup.
4. Lalu bahan diberi air hingga mencapai kandungan sekitar 30 – 40%. Kandungan air yang ingin diuji dengan
menggenggam bahan, ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam. Bila bahan kekurangan air,
maka pengomposan akan berjalan lebih lama.
5. Setelah pencampuran selesai, tutup bahan dengan terpal / mulsa bekas, lalu biarkan minimal 30 hari.
6. Proses produksi pupuk dasar hayati tidak memerlukan tempat khusus, akan tetapi untuk menghasilkan kompos
yang bermutu sebaiknya dasar bangunan diberi alas dengan semen atau diberi ubin, tetapi bukanlah hal yang
mutlak, yang utama tidak tergenang air. Bila pengomposan dilakukan diatas tanah, sebaiknya diberi alas, misalnya
plastik, karung bekas, terpal, atau dedaunan.
@metodehayati
PENYIAPAN LAHAN
1. Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan
menghilangkan gulma. Pengolahan tanah berupa pembajakan/pencangkulan, pembersihan gulma, perataan
permukaan tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan, lubang tanam.
2. Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya. Jika sisa tanaman cukup banyak, maka bisa dijadikan bahan
hijauan Pupuk Dasar Hayati.
3. Setelah lahan bersih, cangkul tanah sedalam 15 – 20 cm kemudian diratakan.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 4 of 9
4. Setiap jarak 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran antara 25 – 30 cm dan
kedalaman 20 cm.
5. Saluran ini dibuat terutama pada daerah yang drainasenya jelek.
6. Setelah itu sebar Pupuk Dasar Hayati disepanjang media tanam.
7. Setelah disebar, siram media tanam dengan air cukup banyak dan semprot dengan BT1 dosis 5 ml per liter atau
sisa 2 liter BT1 + 160 liter air lalu biarkan minimal 10 hari atau hingga pH tanah menjadi 6,5 – 7,0
8. Setelah pH telah stabil, pendam Pupuk Dasar Kimia (UREA 120kg, SP36 100kg, KCL Canada 35kg per hektar)
9. Besoknya, benih sudah bisa ditanam.
10. Fungsi dari metode ini adalah agar lahan bebas penyakit tular tanah dan layu tanaman, menstabilkan hama parasit
akar dan hama tanah lainnya, menstabilkan benih rumput gulma dan meningkatkan jumlah PGPR alami dalam
tanah.
Benih yang digunakan adalah benih yang sudah direkomendasikan oleh Kementerian Pertanian yang sudah tersedia
dipasar/toko pertaniaan
• Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisika dan fisiologi (benih hibryda).
• Daya tumbuh benih lebih dari 90 %.
• Kebutuhan benih ± 20 – 30 kg/ha.
• Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam larutan BT2 25 – 30 ml/liter aquadest
• BT2 dilarutkan dalam aguadest/air mineral/air isi ulang, sebanyak 25 – 30 ml/liter kemudian dibiarkan selama 2
jam sebelum digunakan.
• Larutan tersebut selanjutnya dapat digunakan selama 4 jam atau 5 – 6 kali perendaman benih.
TEKNIK PENANAMAN
1. WAKTU DAN CARA TANAM : Mei-Juni-Juli (musim hujan selesai hingga memasuki kemarau) sangat baik sekali
untuk menanam jagung.
2. LUBANG TANAM DAN CARA TANAM : Lubang tanam ditugal dengan kedalam 3 – 5 cm.
3. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar :
a. Jagung berumur panen kurang dari 80 hari, jarak tanaman 25 x 60 cm (1 tanaman / lubang).
b. Jagung berumur panen 80 – 100 hari, jarak tanamnya 25 x 75 cm (1 tanaman / lubang).
c. Jagung berumur panen lebih 100 hari, jarak tanamnya 40 x 100 cm (2 tanaman / lubang).
4. Bagi tanah yang berjenis tanah becek, disarankan dibuat guludan. Dengan membuat guludan dimaksudkan untuk
menghindari tanah becek, sehingga aerasi tanah lebih baik. Jarak antar guludan adalah 75 cm sedangkan jarak di
dalam baris 20 – 25 cm.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 5 of 9
JADWAL TOTAL APLIKASI
1. Usia -1 hst Pupuk Dasar Kimia 15. Usia 30 hst 2 liter BT2
2. Usia 0 hst Tanam / Sebar Benih 16. Usia 31 hst Penyiangan
3. Usia 5 hst Semprot Pupuk Daun 17. Usia 33 hst Semprot Insek + Fungi Nabati
4. Usia 7 hst Penjarangan dan Penyulaman 18. Usia 38 hst Pengairan
5. Usia 8 hst Pengairan 19. Usia 44 hst Penyiangan
6. Usia 10 hst Penjarangan dan Penyulaman 20. Usia 45 hst Pupuk Kimia Susulan II
7. Usia 12 hst Semprot Pupuk Daun 21. Usia 46 hst Pembubuhan
8. Usia 14 hst 2 liter BT2 22. Usia 48 hst Pengairan
9. Usia 16 hst Penyiangan 23. Usia 50 hst Semprot Insek + Fungi Nabati
10. Usia 18 hst Pengairan 24. Usia 58 hst Pengairan
11. Usia 19 hst Semprot Insek + Fungi Nabati 25. Usia 60 hst Penyiangan
12. Usia 21 hst Pupuk Kimia Susulan I 26. Usia 68 hst Pengairan
13. Usia 26 hst Semprot Pupuk Daun 27. Usia 75 hst Penyiangan
14. Usia 28 hst Pengairan 28. Usia 78 hst Pengairan
KETERANGAN :
• Aplikasi pupuk kimia sebanyak 3 kali, yaitu pada usia -1 hst, 21hst, dan 45 hst dengan dosis :
o Usia -1 hst :
UREA 120kg
SP36 100kg
KCL Canada 35kg
o Usia 21 hst :
UREA 115kg
KCL Canada 55kg
o Usia 45 hst :
UREA 115kg
KCL Canada 10kg
o Sebelum disebar, semua pupuk di oplos terlebih dahulu.
o Pemberian pupuk disarankan pagi hari setelah subuh dan selesai 2 jam setelah matahari terbit.
o Sebar pupuk pada tengah baris dalam.
• Indikator aplikasi semprot adalah 20 liter untuk luas area 1/8 ha atau 1250 m2
• Aplikasi BT2 total sebanyak 2 kali, yaitu pada usia : 14 hst dan 30 hst.
o Semprot BT2 hanya pada tanah pangkal batang saja
o Waktu penyemprotan adalah sore hari diatas pukul 15.00 wib
o Dosis BT2 300ml per 20 liter air per luas 1/8ha pada usia 14 hst
o Dosis BT2 250ml per 20 liter air per luas 1/8 ha pada usia 30 hst
• Aplikasi Pupuk Daun + MOL total sebanyak 3 kali, yaitu pada usia : 5 hst, 12 hst, 26 hst
o Semprot Pupuk Daun + MOL secara merata dari pangkal batang hingga ujung daun
o Waktu semprot dianjurkan mulai setelah subuh dan selesai 2 jam setelah matahari terbit. Disini Pupuk
Daun + MOL mengandung banyak sekali unsur mikro yang dimana kita mengejar inframerah pada pagi
hari yang membantu mempercepat penyerapan nutrisi dari akar ke daun.
o Dosis penyemprotan 500ml per 20 liter air per luas 1/8 ha.
o Jika penyemprotan ingin lebih merata, bisa menggunakan dosis 500ml per 40 liter air per luas 1/8 ha.
• Aplikasi Insek + Fungi Nabati total sebanyak 3 kali, yaitu pada usia : 19 hst, 33 hst, 50 hst
o Semprot Insek + Fungi Nabati secara merata dari ujung daun hingga pangkal
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 1 of 9
o Waktu semprot dianjurkan sore hari
o Dosis penyemprotan 500ml per 20 liter air per luas 1/8 ha.
o Jika penyemprotan ingin lebih merata, bisa menggunakan dosis 500ml per 40 liter air per luas 1/8 ha.
• Diusahakan pemberian aplikasi sesuai hari yang telah ditentukan
• PENJARANGAN DAN PENYULAMAN : Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau
gunting tajam tepat diatas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena
akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk menggantikan benih
yang tidak tumbuh / mati, dilakukan 7 – 10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam
penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
• PENYIANGAN : Penyiangan dilakukan tiap 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda
dapat dengan tangan atau cangku kecil, garpu, dll. Penyiangan jangan sampai menggangu perakaran tanaman.
Penyiangan dilakukan setelah usia 15 hst.
• PEMBUBUHAN : Pembubuhan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar
tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya erosi.
Pembubuhan dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu sesudah atau bersamaan dengan waktu pemupukan
Susulan ke II. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di
barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
• PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN : Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya secara berkala dan
kondisional kecuali bila tanah telah lembab. Tujuannya menjaga tanaman agar tidak layu kekurangan air. Namun
menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di
antara bubuhan tanaman jagung.
• TIPS LAINNYA : agar hasil panen lebih meningkat, pada saat tanaman sudah berbuah semprot rambut jagung
dengan Asam Amino Metode Hayati dengan dosis 1 ml per liter air. Penyemprotan bisa dilakukan sebanyak 1
atau 2 kali dengan selisih jarak 7 hari. Penyemprotan ini hanya difokuskan pada rambut jagung saja, tidak yang
lain. Pembuatan Asam Amino Metode Hayati bisa cek SOP Metode Hayati.
Pada penghendalian hama dan penyakit Metode Hayati, disini kita memakai produk nabati yang bahan dan cara
pembuatannya sudah kita jelaskan diatas. Pada bab ini kami akan menjelaskan manfaat dari setiap item bahan yang
digunakan pada setiap olahan tersebut.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 7 of 9
Kelor (Moringa oleifera) : Akar, daun dan kulit batang mengandung saponin dan polifenol, sedangkan kulit
batangnya mengandung alkaloida dan daunnya mengandung minyak atisiri. Semua kandungan ini memiliki fungsi
sebagai pupuk daun, insektisida dan nematisida nabati.
Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum) : Sumber bakteri positif seperti pengikat nitrogen, pengurasi phosphate,
bakteri Hemiselulolitik, microba Selulolitik, microba Amilolitik, dan microba Ureolitik. Semua kandungan tersebut
menjadikan pupuk daun ini menjadi pupuk hayati (pupuk hidup).
Kipahit (Tithonia diversifolia) : Daun, kulit batang dan akar mengandung saponin, polifenol dan flavonoida. Semua
kandungan ini memiliki fungsi sebagai pupuk daun, insektisida dan nematisida nabati.
Bawang Merah : Umbi bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloalilin, metilalilin, dihidroalililn,
flavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai penolak
hama (repellent), insektisida, zpt alami, dan antibiotik bagi tanaman.
BT1 : Sumber bacteri bacillus dan trichoderma sebagai sumber BioDekomposer utama dan menjadikan bahan
terekstrasi sempurna. Dan juga menjadikan pupuk daun ini menjadi pupuk daun hayati (pupuk daun hidup).
Kedoya (Dysoxylum
gaudichaudianum)
Kelor (Moringa oleifera)
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 8 of 9
Daun Mindi : Daun, buah dan biji mengandung saponin, flavoinoida. Selain itu daun dan buahnya mengandung
alkaloida. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai pupuk daun sekaligus pengusir dan pembunuh hama
umum (terutama jenis ulat api (Setothosea Asigna)
Daun Pepaya : Pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, psudo karpaina, glikosid, karposid, saponin,
beta karotene, pectin, d-galaktosa, i-arabinosa, papayotimin papain, vitokinose, glucoside cacirin, karpain,
kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan siklotransferase. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai
insektisida, fungisida, rodentisida dan penolak (repellent)
BT1 : Sumber bacteri bacillus dan trichoderma sebagai sumber BioDekomposer utama dan menjadikan bahan
terekstrasi sempurna. Dan juga menjadikan fungisida + zpt ini menjadi fungisida hayati (fungisida hidup).
Daun Sirih
Lengkuas
Kencur
Umbi Gadung
Daun Pepaya
Daun Mimba
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 9 of 9