Anda di halaman 1dari 10

SOP TANAM JAGUNG METODE HAYATI PERHEKTAR

Zaka Bagus 085 258 215 169


Pendiri & Pembina
SOP TANAM JAGUNG METODE HAYATI PERHEKTAR

@metodehayati

SPESIFIKASI JAGUNG :

• pH : Optimum : 5,5 - 7,5


• Suhu :
o Siang : 23°C - 30°C
o Malam : 15°C - 18°C
o Optimum : 24°C - 28°C
• Sinar : NOR- NOR NOR+
• Kelembaban : NOR
• Curah hujan : ideal sekitar 85 – 200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu
mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan
sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhunnya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak
optimal.
• Kemiringan tanah kurang dari 8%. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan
pembentukan teras dahulu.
• Ketinggian optimum : 50 – 600 mdpl dan 1.000 – 1.800 mdpl

TOTAL KEBUTUHAN BAHAN PUPUK DASAR :

• BT1 4 LITER
• Petroganik 500kg
• Dolomit 300kg
• Pupuk Dasar Hayati 8 paket (Info lengkap cek materi Pupuk Dasar Hayati)
o 32 sak (50kg) kotoran Hewan (Kohe)
Untuk lahan normal dianjurkan 24 sak kambing : 8 sak ayam (3 : 1)
Untuk lahan pasir / musim kemarau dianjurkan 24 sak sapi : 8 sak ayam (3 : 1)

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 1 of 9
o 16 sak (50kg) media organik, pilihannya :
Hijauan (mengandung unsur Nitrogen lebih tinggi, baik untuk memacu pertumbuhan vegetatif),
contoh bahan seperti kipahit (rekomendasi), wedusan, jerami, tebon jagung (dalam keadaan
segar / bukan kering)
Coklatan (mengandung unsur Kalium lebih tinggi, baik untuk meningkatkan hasil panen saat
pertumbuhan generatif), contoh bahan seperti serbuk kayu, limbah kulit kopi, cocopiet
Tidak dianjurkan menggunakan abu / bahan bekas bakaran
Dianjurkan menggunakan bahan segar dan sehat
o 8 debog pisang segar dan sehat ukuran @2 meter
o 4 sak akar PGPR, pilihannya :
Akar Kacang Tanah dan family Fabaceae lainnya : rata-rata di akar kacang / polong ada simbiosis
dari bakteri Ryzobium dengan bintil – bintil akar kacang yang berfungsi untuk meningkatkan
kelarutan Nitrogen dalam tanah.
Akar Bambu, akar Rumput Gajah, akar Jagung, akar Padi (Family Poaceae) : rata-rata akar ini
banyak mengandung bakteri PF (Pseudomonas Flouren), dimana bakteri ini bisa meningkatkan
kelarutan phoshate (P) dalam tanah dan bisa bersimbiosis dengan jamur Mikoriza yang bisa
meningkatkan dan penyerapan unsur mikro tanah yaitu Mg, Cu, Mn, Fe dll.
Semua akar rumput liar seperti putri malu, rumpun teki, dll (campuran beberapa klasifikasi
family) : rata-rata akar ini memiliki bakteri lengkap, seperti Rhizobium, Bacillus sp (pelarut
phosphate & kalium, ZPT, dan penekan patogen), Pseudomonas putida (penekan fungi patogen),
Actinomycetes (penghasil antibiotik)
Tanah disekitaran akar jangan dibersihkan karna mengandung banyak PGPR

TOTAL KEBUTUHAN PUPUK UTAMA


• BT2 5 liter
• Urea 350kg
• SP36/46 100kg
• Kcl Canada 100kg

TOTAL KEBUTUHAN BAHAN ORGANIK

• Pupuk Daun + Mikro Organisme Lokal (MOL) + ZPT


o Urin 6 liter
o 9 liter air kelapa
o Gula pasir 12 sdm
o 3 macam bahan hijauan, dianjurkan :
Daun kelor (moringa oleifera) 2kg
Daun kedoya (dysoxylum gaudichaudianum) 2kg
Kipahit (tithonia diversifolia) 4kg
Bawang Merah 450gr
o BT1 100 ml

• Insektisida + Fungisida Nabati


o Urin 10 liter
o 5 liter air kelapa
o Gula pasir 15 sdm
o Bahan bumbu :
Kencur 250gr
Lengkuas 750gr
Umbi Gadung 1kg
Daun Sirih 500gr
Daun dan Biji Mimba 1kg
Daun dan Biji Mindi 1kg
Daun pepaya 1kg
o BT1 100 ml

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 2 of 9
PRODUK KAMI

PEMBUATAN BAHAN ORGANIK DAN PUPUK DASAR

BAHAN ORGANIK
1. Pada tahap awal, kita membuat Semua bahan organik terlebih dahulu. Bahan padat dihaluskan terlebih dahulu (di
selep / ditumbuk) lalu campurkan dengan bahan cair, simpan ditempat tertutup.
2. Agar fermentasi sempurna, usahakan tiap wadah ditutup dan dibuatkan seal seperti gambar disamping. Biarkan
selama minimal 30 hari.

Contoh wadah fermentasi Cara kerja seal pada botol kecil

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 3 of 9
PEMBUATAN PGPR
• Pembuatan PGPR (cek gambar disamping) :
o Siapkan akar sumber PGPR (bisa satu macam atau kombinasi),
kemudian potong kecil-kecil dengan ukuran 1 cm. Tanah diakar
jangan dibersihkan, krna mengandung banyak PGPR.
o Masukkan akar PGPR ke dalam ember bersih berisi air sumur
secukupnya. Disarankan memakai air sumur karena air sumur
relatif tidak mengandung kaporit maupun cemaran bahan
kimia.
o Aduk pelan-pelan selama 10 menit, dengan maksud agar
bakteri yang berada di sekitar perakaran maupun di dalam
Pembuatan PGPR
perakaran dapat tercampur pada air.
o Diamkan selama 3 hari. Adanya aktivitas bakteri nampak berupa gelembung udara yang menempel pada
dinding ember.
o Larutan campuran ini dapat disebut sebagai biang / starter PGPR.

PUPUK DASAR
1. Untuk pembuatan pupuk dasar, campurkan semua bahan jadi satu yaitu : 32 sak kohe, 16 sak hijauan, 8 debog
pisang, 500 kg petroganik, 300 kg dolomit dan biang PGPR.
2. Pada proses ini dibutuhkan 2 botol BT1 dulu (totalnya 1,8 liter karna 200 ml dipakai bahan organik).
3. Bahan pupuk dasar sebaiknya dihaluskan / dicacah terlebih dahulu, lalu ditumpuk secara beraturan. Selanjutnya
tiap ketebalan tertentu (25 – 30 cm) disemprot BT1 lalu tumpuk bahan lagi, begitu seterusnya kemudian ditutup.
4. Lalu bahan diberi air hingga mencapai kandungan sekitar 30 – 40%. Kandungan air yang ingin diuji dengan
menggenggam bahan, ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam. Bila bahan kekurangan air,
maka pengomposan akan berjalan lebih lama.
5. Setelah pencampuran selesai, tutup bahan dengan terpal / mulsa bekas, lalu biarkan minimal 30 hari.
6. Proses produksi pupuk dasar hayati tidak memerlukan tempat khusus, akan tetapi untuk menghasilkan kompos
yang bermutu sebaiknya dasar bangunan diberi alas dengan semen atau diberi ubin, tetapi bukanlah hal yang
mutlak, yang utama tidak tergenang air. Bila pengomposan dilakukan diatas tanah, sebaiknya diberi alas, misalnya
plastik, karung bekas, terpal, atau dedaunan.

@metodehayati

PENYIAPAN LAHAN

1. Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan
menghilangkan gulma. Pengolahan tanah berupa pembajakan/pencangkulan, pembersihan gulma, perataan
permukaan tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan, lubang tanam.
2. Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya. Jika sisa tanaman cukup banyak, maka bisa dijadikan bahan
hijauan Pupuk Dasar Hayati.
3. Setelah lahan bersih, cangkul tanah sedalam 15 – 20 cm kemudian diratakan.

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 4 of 9
4. Setiap jarak 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran antara 25 – 30 cm dan
kedalaman 20 cm.
5. Saluran ini dibuat terutama pada daerah yang drainasenya jelek.
6. Setelah itu sebar Pupuk Dasar Hayati disepanjang media tanam.
7. Setelah disebar, siram media tanam dengan air cukup banyak dan semprot dengan BT1 dosis 5 ml per liter atau
sisa 2 liter BT1 + 160 liter air lalu biarkan minimal 10 hari atau hingga pH tanah menjadi 6,5 – 7,0
8. Setelah pH telah stabil, pendam Pupuk Dasar Kimia (UREA 120kg, SP36 100kg, KCL Canada 35kg per hektar)
9. Besoknya, benih sudah bisa ditanam.
10. Fungsi dari metode ini adalah agar lahan bebas penyakit tular tanah dan layu tanaman, menstabilkan hama parasit
akar dan hama tanah lainnya, menstabilkan benih rumput gulma dan meningkatkan jumlah PGPR alami dalam
tanah.

MENYIAPKAN BENIH YANG BERMUTU DAN PERSEMAIAN

Benih yang digunakan adalah benih yang sudah direkomendasikan oleh Kementerian Pertanian yang sudah tersedia
dipasar/toko pertaniaan

• Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisika dan fisiologi (benih hibryda).
• Daya tumbuh benih lebih dari 90 %.
• Kebutuhan benih ± 20 – 30 kg/ha.
• Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam larutan BT2 25 – 30 ml/liter aquadest
• BT2 dilarutkan dalam aguadest/air mineral/air isi ulang, sebanyak 25 – 30 ml/liter kemudian dibiarkan selama 2
jam sebelum digunakan.
• Larutan tersebut selanjutnya dapat digunakan selama 4 jam atau 5 – 6 kali perendaman benih.

TEKNIK PENANAMAN

1. WAKTU DAN CARA TANAM : Mei-Juni-Juli (musim hujan selesai hingga memasuki kemarau) sangat baik sekali
untuk menanam jagung.
2. LUBANG TANAM DAN CARA TANAM : Lubang tanam ditugal dengan kedalam 3 – 5 cm.
3. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar :
a. Jagung berumur panen kurang dari 80 hari, jarak tanaman 25 x 60 cm (1 tanaman / lubang).
b. Jagung berumur panen 80 – 100 hari, jarak tanamnya 25 x 75 cm (1 tanaman / lubang).
c. Jagung berumur panen lebih 100 hari, jarak tanamnya 40 x 100 cm (2 tanaman / lubang).
4. Bagi tanah yang berjenis tanah becek, disarankan dibuat guludan. Dengan membuat guludan dimaksudkan untuk
menghindari tanah becek, sehingga aerasi tanah lebih baik. Jarak antar guludan adalah 75 cm sedangkan jarak di
dalam baris 20 – 25 cm.

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 5 of 9
JADWAL TOTAL APLIKASI

1. Usia -1 hst Pupuk Dasar Kimia 15. Usia 30 hst 2 liter BT2
2. Usia 0 hst Tanam / Sebar Benih 16. Usia 31 hst Penyiangan
3. Usia 5 hst Semprot Pupuk Daun 17. Usia 33 hst Semprot Insek + Fungi Nabati
4. Usia 7 hst Penjarangan dan Penyulaman 18. Usia 38 hst Pengairan
5. Usia 8 hst Pengairan 19. Usia 44 hst Penyiangan
6. Usia 10 hst Penjarangan dan Penyulaman 20. Usia 45 hst Pupuk Kimia Susulan II
7. Usia 12 hst Semprot Pupuk Daun 21. Usia 46 hst Pembubuhan
8. Usia 14 hst 2 liter BT2 22. Usia 48 hst Pengairan
9. Usia 16 hst Penyiangan 23. Usia 50 hst Semprot Insek + Fungi Nabati
10. Usia 18 hst Pengairan 24. Usia 58 hst Pengairan
11. Usia 19 hst Semprot Insek + Fungi Nabati 25. Usia 60 hst Penyiangan
12. Usia 21 hst Pupuk Kimia Susulan I 26. Usia 68 hst Pengairan
13. Usia 26 hst Semprot Pupuk Daun 27. Usia 75 hst Penyiangan
14. Usia 28 hst Pengairan 28. Usia 78 hst Pengairan

NO WAKTU DOSIS PUPUK MAKRO (PER HA) DOSIS BIOTRIBA BT2


Urea (kg) SP3 (kg) KCI (kg)
1 Perendaman benih - - - 600 ml
2 Pupuk dasar (-1 HST) 120 100 35
3 14 HST - - - 2,4 liter/ha
4 Susulan I (21 HST) 115 - 55
5 30 HST - - - 2 liter/ha
6 Susulan II (45 HST) 115 - 10

KETERANGAN :

• Aplikasi pupuk kimia sebanyak 3 kali, yaitu pada usia -1 hst, 21hst, dan 45 hst dengan dosis :
o Usia -1 hst :
UREA 120kg
SP36 100kg
KCL Canada 35kg
o Usia 21 hst :
UREA 115kg
KCL Canada 55kg
o Usia 45 hst :
UREA 115kg
KCL Canada 10kg
o Sebelum disebar, semua pupuk di oplos terlebih dahulu.
o Pemberian pupuk disarankan pagi hari setelah subuh dan selesai 2 jam setelah matahari terbit.
o Sebar pupuk pada tengah baris dalam.
• Indikator aplikasi semprot adalah 20 liter untuk luas area 1/8 ha atau 1250 m2
• Aplikasi BT2 total sebanyak 2 kali, yaitu pada usia : 14 hst dan 30 hst.
o Semprot BT2 hanya pada tanah pangkal batang saja
o Waktu penyemprotan adalah sore hari diatas pukul 15.00 wib
o Dosis BT2 300ml per 20 liter air per luas 1/8ha pada usia 14 hst
o Dosis BT2 250ml per 20 liter air per luas 1/8 ha pada usia 30 hst
• Aplikasi Pupuk Daun + MOL total sebanyak 3 kali, yaitu pada usia : 5 hst, 12 hst, 26 hst
o Semprot Pupuk Daun + MOL secara merata dari pangkal batang hingga ujung daun
o Waktu semprot dianjurkan mulai setelah subuh dan selesai 2 jam setelah matahari terbit. Disini Pupuk
Daun + MOL mengandung banyak sekali unsur mikro yang dimana kita mengejar inframerah pada pagi
hari yang membantu mempercepat penyerapan nutrisi dari akar ke daun.
o Dosis penyemprotan 500ml per 20 liter air per luas 1/8 ha.
o Jika penyemprotan ingin lebih merata, bisa menggunakan dosis 500ml per 40 liter air per luas 1/8 ha.
• Aplikasi Insek + Fungi Nabati total sebanyak 3 kali, yaitu pada usia : 19 hst, 33 hst, 50 hst
o Semprot Insek + Fungi Nabati secara merata dari ujung daun hingga pangkal

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 1 of 9
o Waktu semprot dianjurkan sore hari
o Dosis penyemprotan 500ml per 20 liter air per luas 1/8 ha.
o Jika penyemprotan ingin lebih merata, bisa menggunakan dosis 500ml per 40 liter air per luas 1/8 ha.
• Diusahakan pemberian aplikasi sesuai hari yang telah ditentukan
• PENJARANGAN DAN PENYULAMAN : Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau
gunting tajam tepat diatas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena
akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk menggantikan benih
yang tidak tumbuh / mati, dilakukan 7 – 10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam
penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
• PENYIANGAN : Penyiangan dilakukan tiap 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda
dapat dengan tangan atau cangku kecil, garpu, dll. Penyiangan jangan sampai menggangu perakaran tanaman.
Penyiangan dilakukan setelah usia 15 hst.
• PEMBUBUHAN : Pembubuhan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar
tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya erosi.
Pembubuhan dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu sesudah atau bersamaan dengan waktu pemupukan
Susulan ke II. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di
barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
• PENGAIRAN DAN PENYIRAMAN : Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya secara berkala dan
kondisional kecuali bila tanah telah lembab. Tujuannya menjaga tanaman agar tidak layu kekurangan air. Namun
menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di
antara bubuhan tanaman jagung.
• TIPS LAINNYA : agar hasil panen lebih meningkat, pada saat tanaman sudah berbuah semprot rambut jagung
dengan Asam Amino Metode Hayati dengan dosis 1 ml per liter air. Penyemprotan bisa dilakukan sebanyak 1
atau 2 kali dengan selisih jarak 7 hari. Penyemprotan ini hanya difokuskan pada rambut jagung saja, tidak yang
lain. Pembuatan Asam Amino Metode Hayati bisa cek SOP Metode Hayati.

PANEN DAN PASCA PANEN


• CIRI DAN UMUR PANEN. Umur panen ± 86 – 89 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn)
dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter 1 – 2 cm), jagung rebus/bakar dipanen ketika matang susu dan
jagung untuk beras jagung, pakan, ternak, benih, tepung dan sejenisnya dipanen jika sudah matang fisiologis.
• CARA PANEN. Putar tongkol berikut kelobotnya/ patahkan tangkai buah jagung.
• PENGUPASAN. Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam
tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.
• PENGERINGAN. Pengeringan jagung dengan sinar matahari (± 7 – 8 hari) hingga kadar air 9 – 11% atau dengan
mesin pengering.
• PEMIPILAN. Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.
• PENYORTIRAN DAN PENGGOLONGAN. Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak
dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur
dan hama selama dalam penyimpanan dan menaikan kualitas panenan.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN


Dalam METODE HAYATI, pengendalian hama dilakukan denga sistem PHT (Pengendalian Hama Terpadu). Dengan sistem
ini, petani diajak untuk bisa mengelolah unsur-unsur dalam agroekosistem (seperti matahari, tanaman, mikroorganisme,
air, oksigen, dan musuh alami) sebagai alat pengendali hama dan penyakit tanaman.

Pada penghendalian hama dan penyakit Metode Hayati, disini kita memakai produk nabati yang bahan dan cara
pembuatannya sudah kita jelaskan diatas. Pada bab ini kami akan menjelaskan manfaat dari setiap item bahan yang
digunakan pada setiap olahan tersebut.

SPESIFIKASI PUPUK DAUN + MOL METODE HAYATI


MANFAAT PER ITEM :
Urin : Sebagai sumber pupuk makro dan mikro lengkap kadar rendah dan siap serap.
Air kelapa : Sebagai sumber mineral, vitamin dan hormon. Berfungsi sebagai perangsang akar, bunga dan daun.
Gula : Sumber karbohidrat tambahan sebagai makanan mikroorganisme untuk mempercepat dekomposisi
(penguraian).

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 7 of 9
Kelor (Moringa oleifera) : Akar, daun dan kulit batang mengandung saponin dan polifenol, sedangkan kulit
batangnya mengandung alkaloida dan daunnya mengandung minyak atisiri. Semua kandungan ini memiliki fungsi
sebagai pupuk daun, insektisida dan nematisida nabati.
Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum) : Sumber bakteri positif seperti pengikat nitrogen, pengurasi phosphate,
bakteri Hemiselulolitik, microba Selulolitik, microba Amilolitik, dan microba Ureolitik. Semua kandungan tersebut
menjadikan pupuk daun ini menjadi pupuk hayati (pupuk hidup).
Kipahit (Tithonia diversifolia) : Daun, kulit batang dan akar mengandung saponin, polifenol dan flavonoida. Semua
kandungan ini memiliki fungsi sebagai pupuk daun, insektisida dan nematisida nabati.
Bawang Merah : Umbi bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloalilin, metilalilin, dihidroalililn,
flavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai penolak
hama (repellent), insektisida, zpt alami, dan antibiotik bagi tanaman.
BT1 : Sumber bacteri bacillus dan trichoderma sebagai sumber BioDekomposer utama dan menjadikan bahan
terekstrasi sempurna. Dan juga menjadikan pupuk daun ini menjadi pupuk daun hayati (pupuk daun hidup).

Kipahit (Tithonia diversifolia)

Kedoya (Dysoxylum
gaudichaudianum)
Kelor (Moringa oleifera)

SPESIFIKASI INSEKTISIDA + FUNGISIDA NABATI METODE HAYATI


MANFAAT PER ITEM :
Urin : Sebagai sumber pupuk makro dan mikro lengkap kadar rendah dan siap serap.
Air kelapa : Sebagai sumber mineral, vitamin dan hormon. Berfungsi sebagai perangsang akar, bunga dan daun.
Gula : Sumber karbohidrat tambahan sebagai makanan mikroorganisme untuk mempercepat dekomposisi
(penguraian).
Kencur : Rimpang kencur mengandung saponin, flavoinoida, polifenol, dan minyak atsiri. Semua kandungan ini
memiliki fungsi sebagai insektisida, fungisida dan antibiotik bagi tanaman.
Lengkuas : Rimpang lengkuas mengandung sekitar 1% minyak essensial yang terdiri atas metil-sinamat 48%, sineol
20-30%, euganol, kamfer 1%, seskuiterpen, alpha-pinene, galangin, galanganol, dan beberapa senyawa flavonoid.
Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai antijamur. OPT sasaran ektrasi lengkuas ini dapat menghambat
pertumbuhan F. Oxysporum, R. Solanacearum, E. Coli, Neurospora, Candida Albicans. Sebagai insektisida nabati
memiliki fungsi untuk mengendalikan belalang, kutu daun, dan trips. Ektrasi lengkuas sangat efektif untuk
mengendalikan hama lalat buah dan penyakit antranokse pada cabai.
Bawang Putih : Umbi bawang putih mengandung tanin, minyak atsiri, dialilsulfida, alilin, alisin, enzim alilinase.
Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai penolak hama (repellent), insektisida, nematisida, fungisida dan
antibiotik bagi tanaman.
Umbi Gadung : Gadung mengandung senyawa alkaloida dioscorin yang merupakan senyawa racun dan
terkandung cukup tinggi pada umbinya. Kandungan ini memiliki fungsi sebagai penghambat aktifitas makan
(antifeedant) dan menghambat pembentukan telur.
Daun Sirih : Daun sirih mengandung minyak atsiri (eugenol, methyil eugenol, karvakrol, kavikol, alil katekol,
kavibetol, sineol, estragol), karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati, dan asam
amino. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai insektisida dan antibiotik bagi tanaman.
Mimba : Mimba mengandung azadirachtin, meliantriol, salannin, dan nimbin, dimana kandungan bahan aktif
tertinggi terdapat pada bagian biji. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai pestisida yang dapat
mempengaruhi reproduksi dan perilaku, dapat berperan sebagai penolak, penarik, antifeedant, dan menghambat
perkembangan serangga, baik sebagai racun perut maupun racun kontak. Selain itu mimba efektif untuk
mengendalikan penyakit antranokse pada cabai krna mengandung antibiotik bagi tanaman.

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 8 of 9
Daun Mindi : Daun, buah dan biji mengandung saponin, flavoinoida. Selain itu daun dan buahnya mengandung
alkaloida. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai pupuk daun sekaligus pengusir dan pembunuh hama
umum (terutama jenis ulat api (Setothosea Asigna)
Daun Pepaya : Pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, psudo karpaina, glikosid, karposid, saponin,
beta karotene, pectin, d-galaktosa, i-arabinosa, papayotimin papain, vitokinose, glucoside cacirin, karpain,
kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan siklotransferase. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai
insektisida, fungisida, rodentisida dan penolak (repellent)
BT1 : Sumber bacteri bacillus dan trichoderma sebagai sumber BioDekomposer utama dan menjadikan bahan
terekstrasi sempurna. Dan juga menjadikan fungisida + zpt ini menjadi fungisida hayati (fungisida hidup).

Daun Sirih

Lengkuas
Kencur

Bawang Putih Bawang Merah

Umbi Gadung

Pohon Mindi Akar Tuba

Daun Pepaya
Daun Mimba

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 9 of 9

Anda mungkin juga menyukai