PENDAHULUAN
Namun pada orang dewasa, ITP paling sering terjadi pada wanita muda:
72 persen pasien selama 10 tahun adalah perempuan, dan 70 persen wanita ini
usianya kurang dari 40 tahun. Pada anak-anak itu biasanya merupakan tipe akut,
yang sering mengikuti suatu infeksi, dan sembuh dengan sendirinya (self limited).
Pada orang dewasa umumnya terjadi tipe kronis. Trombosit, antithrombin III, dan
D dimer memiliki fungsinya masing-masing dalam pembekuan darah. Trombosit
memiliki nama lain keping darah yang berfungsi dalam pemdarah. Antithrombin
adalah inhibitor yang potensial dari kaskade koagulasi. D dimer merupakan hasil
dari pemecahan fibrin. Gangguan salah satu dari ketiganya maupun salah satunya
akan mengakibatkan ketidakseimbangan hemostasis.
BAB II
LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/i
Pernafasan : 18 x/i
Suhu : 37,4
Tinggi badan : 169 cm
Berat badan : 63 kg
IMT : 22,1 (normoweight)
Kulit
Kepala
Leher
- Inspeksi : Simetris
- Palpasi : TVJ R-2 cm H2O
- Pembesaran KGB (-)
- Kaku kuduk (-)
Thorax
Thorax anterior
Inspeksi
- Statis : simetris
- Dinamis : gerakan dinding dada simetris
- Retraksi supraklavikular (-)
- Retraksi intercostal (-/-)
- Retraksi epigastrium (-)
Palpasi : Stem fremitus Kanan = Stem fremitus Kiri
Jantung
Superior Inferior
Sianosis - - - -
Oedema - - - -
Purpura + + + +
Assessment : Bisitopenia e.c dd/
1. ITP
2. Leukemia akut
3. Anemia aplastik
Planning : 1. MDT
2. reticulosit
3. LFT
4. BMP
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Purpura Trombositopenia Idiopatik (PTI)
3.1.1 Definisi
3.1.2 Epidemiologi
Perkiraan insiden adalah 100 kasus per 1 juta orang per tahun, dan sekitar
setengah dari kasus-kasus ini terjadi pada anak-anak. Insiden PTI pada anak
antara 4,0-5,3 per 100.000, PTI akut umumnya terjadi pada anak-anak usia
antara 2-6 tahun. 7-28 % anak-anak dengan PTI akut berkembang menjadi kronik
15-20%. Purpura Trombositopenia Idiopatik (PTI) pada anak berkembang
menjadi bentuk PTI kronik pada beberapa kasus menyerupai PTI dewasa yang
khas. Insidensi PTI kronis pada anak diperkirakan 0,46 per 100.000 anak per
tahun.2,6
Insidensi PTI kronis dewasa adalah 58-66 kasus baru per satu juta populasi
pertahun (5,8-6,6 per 100.000) di Amerika dan serupa yang ditemukan di Inggris.
Purpura Trombositopenia Idiopatik (PTI) kronikpada umumnya terdapat pada
orang dewasa dengan median rata-rata usia 40-45 tahun. Rasio antara perempuan
dan laki-laki adalah 1:1 pada pasien PTI akut sedangkan pada PTI kronik adalah
2-3:1.6
Pasien PTI refrakter didefinisikan sebagai suatu PTI yang gagal diterapi
dengan kortikosteroid dosis standar dan splenektomi yang selanjutnya mendapat
terapi karena angka trombosit di bawah normal atau ada perdarahan. Pasien PTI
refrakter ditemukan kira-kira 25-30 persen dari jumlah pasien PTI. Kelompok ini
mempunyai respon jelek terhadap pemberian terapi dengan morbiditas yang cukup
bermaknadanmortalitaskira-kira16%.
3.1.3 Patofisiologi
Pada umumnya obat yang dipakai pada awal PTI menghambat terjadinya
klirens anti bodi yang menyelimuti trombosit oleh ekspresi reseptor FcG pada
makrofag jaringan (1). Splenektomi sedikitnya bekerja pada sebagian kecil
mekanisme ini namun mungkin pula mengganggu interaksi sel-T dan sel-B yang
terlibat dalam sintesis antibody pada beberapa pasien. Kortikosteroid dapat pula
meningkatkan produksi trombosit dengan cara menghalangi kemampuan
makrofag dalam sumsum tulang untuk menghancurkan trombosit, sedangkan
trobopoietin berperan merangsang progenitor megakariosit (2). Beberapa
imunosupresan nonspesifik seperti azathioprin dan siklosforin, bekerja pada
tingkat sel T (3). Antibodi monoclonal terhadap CD 154 yang saat ini menjadi
target uji klinik, merupakan kostimulasi molekul yang diperlukan untuk
mengoptimalkan sel T makrofag dan interaksi sel T dan sel B yang terlibat dalam
produksi antibody dan pertukaran klas (4). Immunoglobulin IV mengandung
antiidiotypic antibody yang dapat menghambat produksi antibody. Antibody
monoclonal yang mengenali ekspresi CD 20 pada sel-sel B juga masih dalam
penelitian (5). Plasmafaresis dapat mengeluarkan antibody sementara dari dalam
plasma (6). Transfusi trombosit diperlukan pada kondisi darurat untuk terapi
perdarahan (7).
Genetik
PTI telah didiagnosis pada kembar monozigot dan pada beberapa keluarga,
serta telah diketahui adanya kecenderungan menghasilkan autoantibody pada
anggota keluarga yang sama. Adanya peningkatan prevalensi HLA-DRW2 dan
DRB*0410 dihubungkan dengan respon yang menguntungkan dan merugikan
terhadap kortikosteroid, dan HLA-DRB1*1501 dihubungkan dengan respon yang
tidak menguntungkan terhadap splenektomi. Meskipun demikian, banyak
penelitian gagal menunjukkan hubungan yang konsisten antara PTI dan kompleks
HLA kelas I dan II.
PTI Akut
PTI akut lebih sering dijumpai pada anak, jarang pada umur dewasa,
awitan penyakit biasanya mendadak, riwayat infeksi sering mengawali terjadinya
perdarahan berulang, sering dijumpai eksantem pada anak-anak (rubeola dan
rubella) dan penyakit saluran napas yang disebabkan oleh virus merupakan 90%
dari kasus pediatrik trombositopenia imunologik. Virus yang paling banyak
diidentifikasi adalah varisella zooster dan Ebstein barr. Manifestasi perdarahan
PTI akut pada anak biasanya ringan, perdarahan intrakranial terjadi kurang dari
1% pasien. Pada PTI dewasa, bentuk akut jarang terjadi, namun umumnya terjadi
bentuk yang kronis.. PTI akut pada anak biasanya self limiting, remisi spontan
teijadi pada 90% pasien, 60% sembuh dalam 4-6 minggu dan lebih dari 90%
sembuh dalam 3-6 bulan.
Panel A menunjukkan petechiae dan purpura yang luas pada kaki seorang
anak dengan PTI. Panel B menunjukkan perdarahan konjungtiva. Pendarahan luas
mukokutan mungkin menjadi pertanda pendarahan internal. Perubahan khas pada
eritrosit setelah splenektomi (tanda panah pada Panel C) seperti berlubang dan
adanya Howell - Jolly body (tanda panah pada Panel D), yang merupakan sisa-
sisa kromatin inti.
PTI Kronik
Awitan PTI kronik biasanya tidak menentu, riwayat perdarahan sering dari
ringan sampai sedang, infeksi dan pembesaran lien jarang terjadi, serta memiliki
perjalanan klinis yang fluktuatif. Episode perdarahan dapat berlangsung beberapa
hari sampai beberapa minggu, mungkin intermitten atau bahkan terus menerus.
Remisi spontan jarang terjadi dan tampaknya remisi tidak lengkap.
Pasien secara sistemik baik dan biasanya tidak demam. Gejala yang
dikeluhkan berupa perdarahan pada mukosa atau kulit. Jenis-jenis perdarahan
seperti hidung berdarah, mulut perdarahan, menoragia, purpura, dan petechiae.
Perdarahan gusi dan epistaksis sering terjadi, ini dapat berasal dari lesi petekie
pada mukosa nasal, juga dapat ditemukan pada tenggorokan dan mulut. Traktus
genitourinaria merupakan tempat perdarahan yang paling sering, menoragia dapat
merupakan gejala satu-satunya dari PTI dan mungkin tampak pertama kali pada
pubertas. Hematuria juga merupakan gejala yang sering. Perdarahan
gastrointestinal bisanya bermanifestasi melena dan lebih jarang lagi dengan
hematemesis. Perdarahan intracranial dapat terjadi, hal ini dapat mengenai 1%
pasien dengan trombositopenia berat.
Pada pemeriksaan, pasien tampak normal, dan tidak ada temuan abnormal
selain yang berkaitan dengan pendarahan. Pembesaran limpa harus mengarah
pada mempertanyakan diagnosis. Tampak tanda-tanda perdarahan yang sering
muncul seperti purpura, petechiae, dan perdarahan bula di mulut.
3.1.5 Diagnosis
3.2 Komplikasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan kejang yang dialami sejak 2 minggu SMRS,
hilang timbul dan memberat dalam 2 hari ini. Pada pemeriksaan CT-Scan kepala
ditemukan adanya ICH (Intra Cerebral Hemmorragic) dengan estimasi cairan
sekitar 10 cc. Sehingga munculnya gejala kejang yang diakibatkan oleh ICH
sangat mungkin terjadi.
Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah. Muntah dialami setiap pasien
makan, pasien mengatakan pernah memiliki riwayat muntah berwarna kehitaman
(hematemesis). Hematemesis merupakan salah satu gejala dari PSMBA
(Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas) oleh karena berbagai sebab. Warna
hitam berasal dari bercampurnya darah dengan asam lambung (HCL yang bersifat
sangat asa dengan pH sekitar 2. PSMBA ini dapat terjadi karena perdarahan
organ-organ yang ada di saluran cerna bagian atas mulai dari esofagus hingga
ligamentum Treitz di duodenum.
BAB V
KESIMPULAN
Pada orang dewasa ITP paling sering terjadi pada wanita muda: 72 persen
pasien selama 10 tahun adalah perempuan, dan 70 persen wanita ini usianya
kurang dari 40 tahun. Pada anak-anak itu biasanya merupakan tipe akut, yang
sering mengikuti suatu infeksi, dan sembuh dengan sendirinya (self limited). Pada
orang dewasa umumnya terjadi tipe kronis.
Daftar Pustaka