Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

SECTIO CAESAREA INDIKASI LETAK SUNGSANG

Disusun Oleh :
Irma Setiawati (72020040394)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2021/2022
A. Pengertian
1. Pengertian Sectio Caesaria
Seksio sesarea ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus. ( Prawirohardjo, 2015)
Seksio sesarea adalah melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen dan
dinding uterus. (Cunningham dkk, 2013)
Seksio sesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan
sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk
mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran
melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi, kendati cara ini semakin
umum sebagai pengganti kelahiran normal. (Yusmiati, 2017)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seksio sesarea adalah
pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding
uterus.
2. Pengertian Letak sungsang
Letak sungsang adalah keadaan di mana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. (Sarwono,
2006)
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam
rahim, kepala berada di fundus dan bokong di bawah. (Mochtar, 1998)

B. ETIOLOGI
1. Etiologi Letak Sectio Caesarea
a. Disproporsi chepalopelvik atau kelainan panggul.
b. Plasenta previa
c. Gawat janin
d. Pernah seksio sesarea sebelumnya
e. Kelainan letak janin
f. Hipertensi
g. Rupture uteri mengancam
h. Partus lama (prolonged labor)
i. Partus tak maju (obstructed labor)
j. Distosia serviks
k. Ketidakmampuan ibu mengejan
l. Malpresentasi janin
 Letak lintang
- Bila ada kesempitan panggul maka secsio sesarea adalah cara yang terbaik
dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa.
- Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan secsio
sesarea walau tidak ada perkiraan panggul sempit.
- Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara-cara
lain.
 Letak bokong
Secsio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada :
- Panggul sempit
- Primigravida
- Janin besar dan berharga
 Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-cara lain
tidak berhasil.
 Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil.
 Gemelli, dianjurkan secsio sesarea bila
- Janin pertama letak lintang atau presentasi bahu
- Bila terjadi interlock
- Distosia oleh karena tumor
- Gawat janin
2. Etologi Letak Janin Sungsang
a. Ketuban berlebih
b. Ukuran panggul terlalu sempit
c. Rahim yang sangat elastic
d. Kehamilan kembar
e. Kehamilan dengan plasenta previa
f. Kehamilan hidrosefalus (Yazid subakti, Deri Rizki Anggarani, 2012)
C. TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIS
1. Pergerakan anak terasa oleh ibu di bagian perut bawah
dibawah pusat dan ibusering merasa beda keras (kepala) mendesak tulang iga
2. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting
pada fundus uteri
3. Punggung anak dapat terabapada salat suatu sisi perut dan
bagian – bagian kecil pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian
yang kurang budar dan lunak
4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi
pusat.

D. PATHOFISIOLOGI.
Persalinan dengan janin letak sungsang dilakukan dengan dua cara persalinan
yaitu dengan persalinan pervagina dan section cesarea. Persalinan normal dapat
dilakukan jika keadaan janin dan ibu memungkinkan untuk dilakukan persalinan normal,
namun jika terjadi beberapa masalah yang dapat mengancam ibu dan janin maka
persalinan section cesarea laternatif terakhir yang akan diambil menyelamatkan ibu dan
bayi. Namun persalinan sectio cesarea dapat menyebabkan perubahan pada ibu. Setelah
post section cesaria ibu akan mengalami perubahan fisiologis dan perubahan spikologis.
Perubahan fisiologis diantaranya adalah perubahan uterus yaitu keadekuatan uterus ibu
untuk berkontraksi setelah post sc, jika kontraksi uterus ibu tidak dapat berkontraksi
secara adekuat maka akan terjadi Antonia uterus yang menyebabkan perdarahan, ketika
terjadi perdarahan yang banyak ibu akan mengalami hipovolemiksehingga membuatr ibu
kekurangan volume cairan, selain hipovolemik perdarahan yang banyak dapatv
mengakibatkan anemia sehingga ibu menjadi kelelahan dan membuat aktivitas menjadi
terbatas. Perubahan fisiologis yang kedua adalah perubahan pada pengeluaran laktasi ibu
beberapa menit setelah persalinan ibu sudah dapat memberikan asi pada banyinya karena
hormon progesterone dan estrogen pada ibu menurun sehingga pertumbuhan kelenjar
susu akan terangsang dan menghasilkan asi. Pengeluaran asi yang tidak adekuat akan
memnyebabkan terjadinya infeksi breastfeeding.
Sedangkan perubahan psikologis yang terjadi pada ibu post sc adalah perubahan
sikap ibu yang focus pada dirinya sendiri memerlukan dukungan dari anggota keluarga
yang lain. Dan menerima tanggungjawab sebagai seorang ibudan dapat merawat diri
sendiri dan bayinya. Dengan perubahan- perubahan itu ibu menjagi meningkat sehingga
pola tidur ibu menjadi berubah. (yasid subakti 2012).

E. PATHOFLOW / PATHWAY

Letak janin sungsang

Section cesarea

Luka post oprasi

Jaringan terputus

Rangsang area motorik

Nyeri

Kelemahan fisik

Gangguan mobilitas fisik

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
2. Laboratorium
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan Pasca Operasi Sectio Caesarea
Penatalaksanaan post operasi sectio caesarea, antara lain :
1) Periksa dan catat tanda - tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30
menit pada 4 jamkemudian.
2) Perdarahan dan urin harus dipantau secara ketat.
3) Pemberian tranfusi darah, bila terjadi perdarahan post partum.
4) Pemberian antibiotika.
Walaupun pemberian antibiotika sesudah sesar efektif dapat dipersoalkan, namun
pada umumnya pemberiannya dianjurkan.
5) Mobilisasi.
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari tempat tidur
dengan dibantu, paling sedikit 2 kali. Pada hari kedua penderita sudah dapat
berjalan ke kamar mandi dengan bantuan.
6) Pemulangan
Jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan pada hari kelima
setelah operasi. (Mochtar Rustam, 2002)

H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian (Pola fungsi kesehatan)
a. Identitas
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, alamat rumah,
agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan
pekerjaan pasien dan suaminya.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien dengan post
operasi sectio caesarea hari 1-3 adalah adanya rasa nyeri.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Mulai kapan klien merasakan adanya keluhan, dan usaha apa saja yang
telah dilakukan untuk mengatasi keadaan ini.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a) Riwayat kesehatan klien
Menarche pada usia berapa, haid teratur atau tidak, siklus haid berapa
hari, lama haid, warna darah haid, HPHT kapan, terdapat sakit waktu haid
atau tidak.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nipas yang lalu
Hamil dan persalinan berapa kali, anak hidup atau mati, usia, sehat atau
tidak, penolong siapa, nifas normal atau tidak.
c) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Untuk mengetahui jenis KB yang digunakan oleh klien apakah
menggunakan KB hormonal atau yang lainya.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan
angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi
kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.
c. Pemeriksaan fisik dan pengkajian fungsional
1. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana yang harus
dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah. Variasi tingkat
kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk, harus di observasi dan
penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.
2. Sistem pernafasan
Respirasi bias meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut dapat
terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh kebelakang
atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar merupakan gejala terdapat
secret pada saluran nafas . Usaha batuk dan bernafas dalam dilaksalanakan
segera pada klien yang memakai anaestesi general.
3. Sistem perkemihan
Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi, klien
yang hidrasinya baik biasanya kencing setelah 6 sampai 8 jam setelah
pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit akibat kehilangan cairan
tubuh saat operasi, muntah akibat anestesi.
4. Sistem pencernaan
Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah
pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan
intestinal. Ambulatori perlu diberikan untuk menghilangkan gas dalam usus.
5. Integritas ego
 Dapat menunjukkan labilitas emosional, dari kegembiraan, sampai
ketakutan, marah atau menarik diri.
 Klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam
pengalaman kelahiran, mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk
menghadapi situasi baru.
6. Eliminasi
 Kateter urinaris indweiling mungkin terpasang: urine jernih pucat.
 Bising usus tidak ada, samar atau jelas.
7. Nutrisi
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.
8. Nyeri/ ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber. Misal:
trauma bedah/ insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-
efek anestesia, mulut mungkin kering.
9. Keamanan
 Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda kering dan utuh.
 Jalur parental bila digunakan paten can sisi bebas eritema, bengkok, nyeri
tekan.
10. Seksualitas
 Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus.
 Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan berlebihan/banyak.
2. Diagnosa Keperawatan (Sesuai Pathway,
Rumusan Berdasarkan Nanda, NOC)
1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
2. gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri post sc
3. Intervensi Keperawatan (Rumusan
Berdasarkan NIC)
1) Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
Tujuan : klien menunjukkan kenyamanan
Kriteria hasil : mengidentifikasikan dengan menggunakan intervensi untuk
mengatasi ketidaknyamanan.
Intervensi :
a. Tentukan adannya lokasi, saat
ketidak nyamanan, tinjau ulang persalinan dan catat kelahiran
b. Observasi keadaan umum dan TTV
c. Kaji skala nyeri
d. Memposisikan klien senyaman
mungkin
e. Ajarkan tehnik tarik nafas dalam
f. Berkolaborasi pemberian analgetik
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
post operasi
Tujuan : klien dapat mobilitas secara mandiri
Kriteria hasil : klien dapat memenuhi ADL secara mandiri.
Intervensi :
a. Observasi keadaan umum dan TTV klien
b. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan ADL
c. Dekatkan peralatan yang dibutuhkan klien
d. klien berhati-hati dalam beraktifitas
e. Menganjurkan klien latihan aktifitas, dengan melibatkan keluarga
f. Kolaborasikan pemberian anlgetik.
4. Penggunaan Referensi
1) Nanda, (2015).Diagnosis Keperawatan 2015. Jakarta: EGC
2) Intervensi NIC, (2015). Intervensi Keperawatan 2015. Jakarta: EGC
3) Implementasi NOC, (2015). Implementasi Keperawatan 2015. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai