Alun-Alun Selatan

Yogyakarta
Alun-alun Kidul (selatan) Yogyakarta atau bisa disebut dengan Alun-Alun
Pengkeran (Alun-Alun Belakang) merupakan salah satu tempat wisata yang wajib
dikunjungi ketika pergi ke Yogyakarta. Namun, sebelum menjadi tempat wisata
yang menawarkan berbagai jajanan pinggir jalan, alun-alun kidul mengalami
pergeseran fungsi dari awal hingga sekarang. Alun-alun merupakan manifestasi
ruang publik.

Sejarah Awal
Alun-alun Kidul ini merupakan bagian
01
belakang Keraton Yogyakarta. Menurut
sejarah, alun-alun Kidul dibuat untuk
mengubah suasana bagian belakang
keraton menjadi seperti bagian depan
karena Gunung Merapi, Keraton
Yogyakarta, dan laut Selatan Pulau Jawa
jika ditarik dalam satu garis imajiner
akan membentuk satu garis lurus. Agar
posisi Keraton Yogyakarta tidak seperti
membelakangi laut Selatan, maka
dibangunlah Alun-alun Selatan.

- - - --- - - - - - - - Kerajaan Mataram

02 Di masa kerajaan Mataram, Alun-
alun Kidul berfungsi untuk
menyiapkan suatu kondisi yang
menunjang kelancaran
hubungan antara keraton
dengan dunia luar. Alun-alun
Kidul juga melambangkan
kesatuan kekuasaan yang sakral
antara raja dan para bangsawan
yang tinggal di sekitar alun-alun.

- - - --- - - - - - - -
Fungsi
Alun-alun Selatan merupakan
03
tempat berlatih para prajurit
keraton, sekaligus menjadi
lokasi pemeriksaan pasukan
menjelang upacara Garebeg.

- - - --- - - - - - - -

Ciri Khas
Terdapat 2 pohon beringin besar

04 yang diberi pagar.Pagar yang

mengelilingi dua batang pohon
ini diberi ornamen berupa bulatan
dan bentuk-bentuk busur.
Seluruh permukaan Alun-alun
Selatan dilapisi dengan hamparan

Sekarang pasir, yang melambangkan bahwa

indera manusia masih labil dan
mudah berubah serta tidak
Alun-alun Kidul sekarang
teratur.
mulai ramai ketika
menjelang malam. Banyak
pedagang yang menjajakan
- - - --- - - - - - - -
05
makanan dan terdapat
mainan sepeda/becak
berbentuk mobil yang
sering dikunjungi
masyarakat

- - - --- - - - - - - -
Sumber : Tagar.id dan gudeg.net