I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
banyak, bahkan setiap rumah sakit mengetahui orang-orang muda dengan tekanan darah
yang sangat tinggi, dari 200/120 samapi 250-140.
(Hans p. wolf. 2006)
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik) angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik) tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg di defenisikan sebagai “normal” pada tekanan darah tinggi bisanya terjadi
kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah
140/90 mmHg atau keatas, diukur kedua lengan iga dalam jangka beberapa minggu.
(weblog, Wikipedia-indonesia/
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam menyusun Laporan ini, dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada Ny. ”W”
dengan Kasus Hipertensi. Terapi dan pelaksanaanya di Ruang 2 Rawat Inap UPT
Puskesmas Playen 1.
C. TUJUAN
Adapun Tujuan dari Penyusunan Makalah Asuhan keperawatan pada klien
Hipertensi adalah sebagai Syarat Untuk Pengembangan Profesi Keperaawatan
Dalam Rangka Daftar Usul Penetapan Angka Kredit Bagi Perawat.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Hipertensi
Darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang
berada pada tingkatan diatas normal. Konsekwensi dan keadaan ini adalah timbulnya
penyakit yang menggangu tubuh penderita. Dalam penyakit hipertensi merupakan
masalah kesehatan dan memerlukan penanggulangan dengan baik. (Sudjaswandi : 2002.
h 17)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka lama) penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah
tinggi adalah salah satu resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. (weblog, wikipedia indonesia)
B. Anatomi Fisiologi
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan
saluran limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara
peredaran melalui saluran tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung
Vena membawa dara ke jantung
Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan
jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas
dalam cairan ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe mengumpulkan, menggiring dan
menyalurkan kembali ke dalam limfenya yang dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus
untuk membersihkan jaringan. Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian
sistem peredaran.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas
tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut
jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan, pekerjaan,
3
makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung jumlah
denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali per menit.
Tekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk
daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena
sehingga darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk
aliran darah yang menetap. Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat
memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup
aktivitas pompa jantug berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi
sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah dan sirkulasi darah. Pada tekanan
darah didalam arteri kenaikan arteri pada puncaknya sekitar 120 mmHg tekanan ini
disebut tekanan stroke. Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami distensi sehingga
tekanan didalamnya turun sedikit. Pada saat diastole ventrikel, tekanan aorta cenderung
menurun sampai dengan 80 mmHg. Tekanan ini dalam pemeriksaan disebut dengan
tekanan diastole.
Kecepatan Tekanan
Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh darah.
Darah dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat
pada kapiler, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler. Faktor
lain yang membantu aliran darah kejantung maupun gerakan otot kerangka
mengeluarkan tekanan diatas vena, gerakkan yang dihasilkan pernafasan dengan naik
turunnya diafragma yang bekerja sebagai pemopa, isapan yang dikeluarkan oleh atrium
yang kosong sewaktu diastole menarik darah dari vena dan tekanan darah arterial
mendorong darah maju. Perubahan tekanan nadi pengaruhi oleh faktor yang
mempengaruhi tekanan darah, misalnya pengaruh usia dan penyakit arteriosklerosis.
Pada keadaan arteriosklorosis, olasitias pembuluh darah kurang bahkan menghilang
sama sekali, sehingga tekanan nadi meningkat.
Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan pada bagian tepi (ferifer) yang dekat
dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah sama, aliran bersifat sejajar yang
konsentris dengan arah yang sama jika dijumpai suatu aliran darah dalam arteri yang
mengarah kesegala jurusan sehingga memberikan gambaran aliran yang yang tidak
lancer. Keadaan dapat terjadi pada darah yang mengatur melalui bagian pembuluh darah
yang mengalami sumbatan atau vasokonstriksi. (Drs_H.Syaifuddin. 2006 : h 130)
4
C. Etiologi
D. Patofisiologi
5
2. Peningkatan hipertrofi mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler per unit otot
jantung bila timbul hipertrofi menjadi faktor utama pada stadium lanjut dan gambaran
hemodinamik ini
Jadi faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit
meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktivitas
mekanik ventrikel kiri. (Arif Manjoer. 2001 : h 441)
F. Komplikasi
Organ-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain masa berupa
pendarahan vetria, bahkan gangguan pada penglihatan sampai kebutahan, gagal jantung,
pecahnya darah otak. (Arif Mansjoer, 2001)
G. Penatalaksanaan
H. Pencegahan
6
3. Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat badan harus segera di
kurangi)
4. Latihan ohlaraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan bersepeda paling
sedikit 7 kali dalam seminggu.
5. Memperbanyak minum air putih, minum 8- 10 gelas/ hari.
6. Memeriksakan tekanan darah secara normal / berkala terutama bagi seseorabg yang
memiliki riwayat penderita hipertensi.
7. Menjalani gaya hidup yang wajar mempelejari cara yang tepat untuk mengendalikan
stress.
(Bambang Sadewo, 2004)
I. Pengobatan
Jenis-jenis pengobatan
Dilain pihak gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit
hipertensi dan berbagai penyakit digeneratif lainnya.
Mengkurangi konsumsi garam
Melakukan olaraga secara teratur dan dinamik
Membiasakan bersikap dinamik seperti memilih menggunakan tangga dari pada limfa
Menghentikan kebiasaan merokok
Menjaga kestabilan BB
Menjauhkan dan menghindari stress dengan pendalaman angka sebagai salah satu
upayahnya.
7
J. Pemeriksaan penunjang
K. Pathways Hipertensi
Volume cairan Tekanan perfusi Na+ tubuh
ekkstraselular ginjal
Stimulus juxtaglomerulus
(apparatus)
rennin
Angiotensinogen Angiotensin I
Angiotensin II
Elastisitas ventricle
Perdarahan cerebrum Perdarahan ginjal
Kontraktilitas ventricle
Lesi jar cerebral
8
ekserbasi
Cardiac Output
stroke
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner / katup dan
penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.
Tanda : - Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan untuk
menaikkan diagnosis
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak)
- Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat
- Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia
- Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini) S4 (pengerasan vertikel kiri /
hipertrofi vertical kiri).
3. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau jarah kronis
(dapat mengidentifikasi kerusakan serebral ) faktor-faktor inulhfel, hubungan keuangan
yang berkaitan dengan pekerjaan.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian, tangisan yang
meledak, gerak tangan empeti otot muka tegang (khususnya sekitar mata) gerakkan fisik
cepat, pernafasan mengelam peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu
5. Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan (meningkatkan/menurun)
riwayat pengguna diuretik.
Tanda : - Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
- Kongestiva
- Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).
6. Neurosensori
Gejala : - Keluhan pening/pusing
10
- Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara
spontan setelah beberapa jam)
- Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan
- Episode epistaksis
Tanda : - Status mental perubahan keterjagaan orientasi, pola isi bicara, efek, proses
fikir atau memori.
7. Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala : - Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya
- Nyeri abdomen / massa
8. Pernapasan
Gejala : - Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda : - Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
9. Keamanan
Gejala : - Gangguan koordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
10. Pembelajaran/Penyebab
Gejala : Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM
B. Diagnosa Keperawatan
11
2. Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regiu suboksipital. Terjadi pada
saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu
3. Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum d/d laporan verbal tentang kelebihan
atau kelemahan
4. Nutrisi, perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan dengan
kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk
tubuh
5. Koping, individual, infektif b/d krisis situasional/maturasional, perubahan hidup
beragam d/d menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan
b/d kurang pengetahuan / daya ingat d/d menyatakan masalah, meminta informasi.
C. Perencanaan
Diagnosa keperawatan I
Intervensi :
Pantau TD
Catat keberadaan
Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas
Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas/keributan lingkungan
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Rasionalisasi
12
Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang
sehingga tak menurunkan TD
Karena efek samping obat tersebut maka penting untuk menggunakan obat dalam
jumlah penting sedikit dan dosis paling rendah.
Diagnosa Keperawatan II
Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regium suboksipital. Terjadi
pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu.
Intervensi :
Rasionalisasi :
Tekhnik menghemat energy, mengurangi penggunaan energy, membantu keseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
Kemajuan aktifitas berharap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba
Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum b/d laporan verbal tentang kelebihan
atau kelemahan.
Intervensi :
Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam
dan gula sesuai indikasi
Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan
Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet
Rasionalisasi :
Diagnosa IV
Nutrisi perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan dengan
kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk
tubuh.
13
Intervensi :
Rasionalisasi :
Kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi
antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan
masa tubuh
Kesalahan kebiasaan makanan menunjang terjadinya ateroskelrosis dan kegemukan
yang merupakan preposisi untuk hipertensi dan komlikasinya
Motivasi untuk penurunan berat badan adalah internal, individu harus berkeinginan
untuk menurunkan berat badan, bila tidak maka program sama sekali tidak berhasil
Mengindikasikan kekuatan/kelemahan dalam menentukan kebutuhan individu untuk
penyesuaian / penyuluhan
Penurunan masukan kalori seseorang sebanyak 50 kalori per hari secara teori dapat
menurunkan BB 0,5 kg/hari
Membantu untuk memfokuskan perhatian pada faktor mana pasien telah/dapat
mengontrol perubahan
Penting untuk mencegah perkembangan heterogenesis
Memberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual.
Diagnosa V
Intervensi :
Rasionalisasi :
Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang mengatasi hipertensi
klanik menginterasikan tetapi yang diharuskan ke dalam kehidupan sehari-hari
Manifestasi mekanisme koping maladaftif mungkin merupakan indicator yang ditekan
dan diketahui telah menjadi penentu utama TD distolik
Fokus perhatian pasien pada realitas situasi yang ada relative terhadap pandangan
pasien tentang apa yang diinginkan
14
Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara realistik untuk menghindari rasa yang
tidak menentu dan tidak berdaya.
Diagnosa keperawatan IV
Intervensi :
Rasionalisasi :
Bila pasien tidak menerima realities bahwa membutuhkan pengobatan kontinyu, maka
perubahan perilaku tidak akan dipertahanakan
Pemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk
memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketidak merasa sehat
Faktor-faktor ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi dan
penyakit kardiovaskular
Nikotin meningkatakan pelepasan katekolomamin, mengakibatkan peningkatan
frekwensi jantung, TD fasokontriksi, mengurangi oksigenasi jaringan dan meningkatkan
beban kerja miokardium.
(Doengoes et al, 2001 : 41-49)
D. Implementasi
Diagnosa keperawatan I :
Memantau TD
Mencatat keberadaan
Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas
Memberikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas / keributan lingkungan
Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
15
Diagnosa keperawatan II :
Diagnosa keperawatan IV
Diagnosa keperawatan V
E. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh
mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak. (Aziz Alimul. 2009 : hi 12)
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan sehingga
perawat dapat mengambil keputusan:
1. Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan)
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama
untuk mencapai tujuan)
(lyer, at al, 1996)
16
Diagnosa I
Diagnosa II
Diagnosa III
Diagnosa IV
Diagnosa V
Diagnosa VI
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19