TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Protein
sangat bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Di samping berat molekul
yang berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda pula. Ada protein yang
mudah larut dalam air, tetapi ada juga protein yang sukar larut dalam air. Ada
empat tingkat struktur dasar protein, yaitu struktur primer, sekunder, terseir dan
kuatener. Struktur primer menunjukkan jumlah, jenis dan urutan asam amino
dalam moekul protein. Oleh karena itu, iktan antarasam amino adalah ikatan
peptida, maka struktur primer protein juga menunjukkan ikatan peptida yang
(Poedjiadi, 1994).
dan merupakan 50 persen atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan di dalam
semua sel dan semua bagian sel. Protein juga memiliki variasi dalam jumlah
ratusan jenis yang berbeda yang dapat ditemukan dalam satu sel. Semua protein,
baik yang berasal dari bakteri yang paling tua atau yang berasal dari bentuk
kehidupan tertinggi, dibangun dari rangkaian dasar yang sama dari 20 asam amino
yang berikatan kovalen dalam urutan yang khas. Karena masing-masing asam
amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang memberikan sifat kimia
masing-masing individu, kelompok 20 molekul unit pembangunan yang dapat
biologis suatu organisme, oleh karena itu protein harus tersedia dalam pangan.
Kualitas protein pangan tergantung pada kandungan asam amino esensial. Protein
adalah salah satu senyawa yang berupa makromolekul, yang terdapat dalam setiap
berdasarkan pada jenis ikatan peptida antar molekul asam amino, yaitu protein
primer, protein sekunder, protein tersier, dan protein kuaterner. Protein primer
merupakan polimer asam amino yang berbentuk rantai panjang, terdapat dalam sel
hewan antara lain sebagai colagen dan elastin. Protein sekunder adalah polimer
asam amino rantai polipeptida yang membentuk struktur helix seperti keratin yang
mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein
mempunyai gugus –NH2 pada atom karbon α dari posisi gugus –COOH. Rumus
R-CH-COOH
NH2
atom karbon asimetrik, kecuali bila R adalah atom H. oleh karena itu, asam amino
juga mempunyai sifat memutar pada bidang cahaya terpolarisasi atau aktivitas
optik. Pada umumnya asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut
organik non polar seperti eter, aseton, dan klorofom (Poedjiadi, 1994).
Asam amino bebas yang terbentuk merupakan molekul yang relatif kecil
dan struktur masing-masing telah diketahui. Semua asam amino (20) yang
ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan gugus
amino diikat pada atom karbon yang sama. Ke-20 asam amino pada protein
seringkali dipandang sebagai asam baku, utama atau normal untuk membedakan
molekul-molekul dari jenis asam amino lain yang ada pada organisme hidup,
Vassilev dkk, pada tahun 2013 telah mlakukan penelitian tentan aktivitas
kompleks dari asam amino esensial lisin dan metionin dengan suatu logam berat
pada suhu 80 oC. Semua kompleks disiapkan melalui interaksi ion logam dan lisin
serta metionin pada suhu kamar dalam larutan air. Hanya kompleks dari molibden
(Mo) dan wolfram (W) diperoleh dari larutan asam. Kompleks molibden (Mo) dan
apabila dibandingkan dengan kompleks lain, seperti Ni, Mn, Zn, Co, dan Cu.
hidrindantin tidak berwarna. Hidrindantin akan stabil pada warna merah dalam
media natrium karbonat. Hidrindantin yang berwana merah terbentuk pada kisaran
menjadi biru pada pH di atas 12. Penelitian ini dilakukan pada kondisi optimum
kurva titrasi yang kompleks dengan tiga tahap yang berhubungan dengan tiga
kemungkinan tahap ionisasi jadi, golongan ini mempunyai tiga nilai pK. Dua
asam amino yang mengandung gugus R yang bermuatan total negatif pada pH 7,0
muatan total positifnya pada pH 7,0 adalah lisin yang mengandung gugus
guanidin bermuatan positif dan histidin yang mengandung gugus imidazol yang
urea dan mempunyai struktur mirip dengan struktur pepetida dari protein. Prinsip
reaksi Biuret adalah reaksi antara tembaga sulfat dalam alkali dengan
senyawayang berisi dua atau lebih ikatan pepetida seperti protein yang
memberikan warna ungu biru yang khas. Fungsi reagen biuret adalah untuk
peptida saja yang akan bereaksi dengan pereaksi biuret (Machin, 2012).
asam kuat dan membentuk senyawa yang berwarna. Larutan protein yang
mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat dari asam oksalat dengan serbuk
larutan protein. Beberapa saat kemudian akan terbentuk cincin ungu pada batas
hasil yang positif khas untuk gugus indol dalam protein (Poedjiadi,1994).
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya
reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan
gugus hidroksifenil yang berwarna. Pada protein yang mengandung tirosin akan
memberikan hasil yang positif yang berarti menandakan adanya tirosin pada
protein yang sedang diujikan. Pada pereaksi Millon ini juga dapat mengalami
hasil yang positif terhadap uji protein apabila dilakukan dengan cara melakukan