Anda di halaman 1dari 34

A.

Profil Tanah dan Solum, Pedon, Polipedon

B. Pembentukan Profil Tanah

C. Proses Pelapukan Batuan dan Mineral

D. Faktor-faktor Pembentukan Tanah


 Profil tanah : penampang vertikal dari tanah
yang menunjukkan susunan horison-
horison (O, A, B, dan C)
 Solum : hanya horison A dan B

 Pedon : satuan individu terkecil dalam 3


dimensi yang masih dapat disebut tanah.
ukuran pedon 1 – 10 m²
 Poly pedon : kumpulan dari pedon yang
menunjukkan sifat-sifat yang sama
(dasar pengelompokan tanah)
Horison O (organik)
O1 : Bentuk asli sisa tanaman masih terlihat
O2 : Bentuk asli sisa tanaman tidak terlihat

Horison A (topsoil)
 A1 : Bahan mineral bercampur dengan humus,
berwarna gelap
 A2 : Horison pencucian (eluviasi) maksimum
dari liat, Fe, Al, bahan organik.
 A3 : Horison peralihan ke B, lebih serupa A
Horison B
 B1 : Peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B.
 B2 : Penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe
dan Al-oksida, bahan organik.
 B3 : Peralihan ke C, lebih menyerupai B.

Horison C
Bahan induk, sedikit terlapuk (regolit)

Horison D, atau R
Batuan keras yang belum dilapuk.
 Pengendapan yang berulang-ulang oleh
genangan air,
 Proses pembentukan tanah, meliputi :
1. Penambahan bahan dari tempat lain ke
tanah
2. Kehilangan bahan yang ada di tanah

3. Perubahan bentuk/transformasi

4. Pemindahan dalam solum


 Tanah batuan keras atau bahan lebih
lunak dan lepas (abu vulkan, bahan endapan
baru, dll)
 Proses pelapukan batuan menyebabkan
permukaan batuan yang keras menjadi
hancur dan berubah menjadi bahan yang
lunak (regolit)
 Melalui proses pembentukan tanah, bagian
atas regolit berubah menjadi tanah.

 Proses pelapukan mencakup : pelapukan


secara fisik, biologi- mekanik, dan kimia.
 akibat naik turunnya suhu dan perbedaan
kemampuan memuai dan mengerut dari
setiap mineral.
 Mineral mengembang dan mengerut
dengan kekuatan beda
 Di daerah dingin, air yang masuk dalam
batuan dapat berubah menjadi es, dapat
memecahkan batuan.
 Pengangkutan batuan dari suatu tempat ke
tempat lain oleh air
 Akar yang masuk ke dalam batuan
melalui retakan-retakan batuan dapat
terus berkembang dengan kekuatan
yang sangat tinggi (> 10 atm), dapat
menghancurkan batuan.
 1. Hidrasi dan dehidrasi

 2. Oksidasi dan reduksi

 3. Hidrolisis / hidratasi

 4. Pelarutan (solution)
 Hidrasi : reaksi kimia dimana molekul air
terikat oleh senyawa.

 Dehidrasi adalah hilangnya molekul air dari


senyawa tersebut.
Oksidasi : proses dimana elektron atau
muatan listrik negatif menjadi
berkurang.
Fe+ +  Fe+ + + + e-
Oksidasi  O2 cukup tersedia

Reduksi : proses penambahan elektron.


Fe+ + + + e-  Fe+ +

Reduksi  tidak ada O2


 Adanya penggantian kation dalam
struktur kristal oleh H sehingga
struktur kristal rusak dan hancur.

K Al Si3 O8 + H+  H Al Si3 O8 + K+
feldspar

 Hidrolisis  pelapukan sempurna


 Pelarutan terjadi pada garam-garam
sederhana seperti karbonat, klorida
dan lain-lain.

CaCO3 + 2H+  H2CO3 + Ca+ +


Batuan  Bahan induk  Tanah
pelapukan genesis

Tanah  S = f(i, o, b, t, w)
1. Iklim
2. Organisme
3. Bahan induk
4. Topografi
5. Waktu
 Suhu dan CH sangat berpengaruh terhadap
intensitas reaksi kimia dan fisika di tanah.
 Suhu naik 10 OC , kecepatan reaksi 2 x lipat.

 CH tinggi  reaksi kimia berjalan


cepat, proses pelapukan dan pencucian
intensif
 Tanah beriklim basah mengalami
pelapukan lanjut,  rendah kadar UH dan
bereaksi masam
 Daerah beriklim lebih kering pencucian
tidak berjalan intensif,  kadar UH tinggi
dan bereaksi kurang masam
 Organisme  proses pembentukan tanah :
Akumulasi bahan organik,
siklus unsur hara,
pembentukan struktur tanah yang stabil.
 Vegetasi : penghalang terjadinya
erosi, mengurangi jumlah tanah yang
hilang.
 Kandungan unsur-unsur pada tanaman
berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah
 Jenis-jenis cemara akan memberikan tanah
yang kurang subur dibanding dengan
tanaman berdaun lebar
 Tanah di bawah pohon pinus lebih masam
daripada tanah di bawah pohon jati.
 Sifat BI masih tetap terlihat, bahkan pada
tanah yang telah mengalami pelapukan
sangat lanjut.
 Susunan kimia dan mineral BI  intensitas
tingkat pelapukan, dan menentukan jenis
vegetasi alami yang tumbuh
 batu kapur di daerah humid 
menghambat tingkat kemasaman tanah
 Vegetasi yang hidup di atas tanah (batu
kapur) banyak mengandung basa-basa
 Pengembalian basa-basa ke tanah melalui
serasah dari vegetasi
 Proses pengasaman tanah menjadi lebih
lambat
 Batuan endapan tua: terdiri dari bahan
endapan (umumnya endapan laut) yang
telah diendapkan berjuta tahun yang lalu
sehingga telah membentuk batuan yang
keras.

 Bahan endapan baru: belum menjadi batu


diendapkan oleh air : di daerah dataran
banjir
diendapkan oleh angin: pasir pantai
 Batu gamping  endapan laut, banyak
mengandung karang laut
CaCO3 (kalsit) dan CaMg(CO3)2 (dolomit)

 Batu pasir  Banyak mengandung pasir


kuarsa (SiO2)

 Batu liat  Kadar liat tinggi


Ada yang bersifat masam, ada yang alkalis
(shale/napal)
 Berasal dari batuan beku / sedimen, karena
tekanan dan suhu sangat tinggi berubah
menjadi jenis batuan lain
 Umumnya bertekstur lembar (foliated
texture) akibat rekrstalisasi dan orientasi
beberapa mineral menjadi paralel
 Lembar halus disebut schist (mika schist)
 Lembar kasar disebut gneis (granit gneis)
 Tidak bertekstur lembar ; kwarsit (dari batu
pasir) dan marmer (dari batu kapur
karbonat)
 Di daerah hutan rawa yang selalu
tergenang air, proses penghancuran
bahan organik berjalan lebih lambat
daripada proses penimbunan, maka
terjadilah akumulasi bahan organik
 perbedaan tinggi/bentuk wilayah suatu
daerah termasuk perbedaan kecuraman
dan bentuk lereng.

Topografi  proses pembentukan tanah


dengan cara:
1. Jumlah air hujan yang ditahan masa tanah
2. dalamnya air tanah
3. besarnya erosi
4. Mengarahkan gerakan air dan bahan-
bahan terlarut di dalamnya.
 Topografi  menghambat/mempercepat
pengaruh iklim
 Di daerah datar/cekung air tidak mudah
hilang, pengaruh iklim menjadi tidak jelas
dan terbentuklah tanah berwarna kelabu
 Di daerah bergelombang, drainase tanah
lebih baik, pengaruh iklim lebih
jelas, pelapukan dan pencucian lebih cepat
 Di daerah berlereng curam terjadi erosi
sehingga terbentuklah tanah- dangkal
 Di kaki lereng ditemukan tanah dengan
profil dalam
1. Tebal solum
2. Tebal dan kandungan BO horison A
3. Kandungan air tanah
4. Warna tanah
5. Tingkat perkembangan horison
6. Reaksi tanah (pH)
7. Kejenuhan basa
8. Kandungan garam mudah larut
 Tanah merupakan benda alam yang terus
menerus berubah
 Pelapukan dan pencucian terus-menerus
maka tanah semakin tua dan semakin
kurus.
 Profil tanah semakin berkembang dengan
meningkatnya umur.
 Proses pembentukan tanah terus berjalan
sehingga bahan induk tanah berubah
berturut-turut menjadi: tanah muda, tanah
dewasa dan tanah tua
 Proses pembentukan tanah terutama
berupa :
- proses pelapukan BO dan bahan mineral,
- pencampuran BO dan bahan mineral di
permukaan tanah
- pembentukan struktur tanah, pengaruh BO
 Hasil pembentukan horison A dari C
 Sifat tanah masih didominasi oleh sifat-sifat
bahan induknya
 Termasuk tanah muda adalah jenis tanah
Entisol (Aluvial, Regosol)
 Tanah muda  tanah dewasa
 proses pembentuk horison B
 Kemampuan berproduksi tertinggi, karena
unsur-unsur hara cukup tersedia, akibat
pelapukan mineral dan pencucian unsur
hara belum lanjut
 Pembentukan horison A, B dan C
 Jenis tanah antara lain Inceptisol (Latosol
Coklat, Andosol dan lain-
lain), Vertisol, Mollisol dan sebagainya
 Proses pembentukan tanah berjalan lebih
lanjut,  terjadi perubahan lebih nyata
pada horison A dan B, terbentuklah horison
A 1 , A 2 , A 3 , B1 , B2 , B3

 Pelapukan mineral dan pencucian basa-


basa meningkat  tinggal mineral sukar
lapuk di tanah dan tanah menjadi miskin
dan masam

 Jenis-jenis tanah tua : Ultisol (Podsolik


Merah Kuning) dan Oxisol (Laterit)
 Banyaknya waktu diperlukan untuk
pembentukan tanah berbeda
 Kekeringan dan erosi , menghambat
perkembangan tanah
 Tua mudanya tanah tidak dapat
dinyatakan dari umur tanah
(tahun), tetapi harus didasarkan pada
tingkat perkembangan horison tanah
 Proses pembentukan tanah mula-mula
berjalan agak cepat tetapi makin tua
tanah, proses berjalan sangat lambat
PROSES PEMBENTUKAN TANAH
(Kumpul, 24 Sept 2015)
1. a. Euviasi ; b. Iluviasi
2. a. Leaching; b. Enrichment
3. a. Dekalsifikasi; b. Kalsifikasi
4. a. Desalinisasi; b. Salinisasi
5. a. Dealkalinisasi (Solodisasi); b. Alkalinisasi
(solonisasi)
6. a. Lessivage ; b. Pedoturbasi
7. a. Podzolisasi (silikasi); b. Desilikasi
(Feralisasi, laterisasi, latosolisasi)
8.a. Melanisasi ; b. Leusinisasi
9. a. Braunifikasi, Rubifikasi, Feruginasi ; b. Gleisasi
10.a. Littering ; b. Humifikasi

Anda mungkin juga menyukai