Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN HASIL OBSERVASI PERKEMBANGAN

ANAK

Dosen pengampu: Dr.Yusdiana, M.Si.

Disusun Oleh:

Leles Suryanib( 11910025)

Semester/Kelas : III/D

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


BAB I
PENDAHULUAN
1.   Latar Belakang
Proses perkembangan manusia dimulai dengan perkembangan pranatal,
perkembangan masa bayi, perkembangan masa awal kanak-kanak, perkembangan masa
akhir kanak-kanak, perkembangan masa remaja, perkembangan masa dewasa, dan
perkembangan lanjut usia. Namun pada pembahasan di sini penulis lebih memfokuskan
pada perkembangan anak yang berusia 3 tahun 10 bulan atau perkembangan masa awal
kanak-kanak dan anak yang berusia 9 tahun 9 bulan atau akhir kanak-kanak.
Perkembangan jasmanai maupun rohani sudah dimulai sejak masih dalam
kandungan  yang biasanya Sembilan bulan lamanya. Pada waktu lahir kemampuan otak
telah terbentuk 50% dan kemampuan itu akan terus meningkat sampai dengan umur 5
tahun. Pertumbuhan otak sangat bergantung pada kondisi kesehatan anak, dan hal itu
sangat dipengaruhi oleh asupan gizi yang terkandung dalam makanan pada sang anak.
Untuk perkembangan rohani tidak dapat diselidiki terlepas dari perkembangan
jasmani. Sesungguhpun ada perbedaan antara keduanya, dan perbedaan itu tidak selalu
perlu apalagi pada seorang bayi. pada masa usia ini seorang bayi hanya dapat
memberikan isyarat dengan menggerakan tangannya, menangis, tertawa dalam
menginginkan sesuatu dan hal itu akan terus berkembang hingga ia dapat berbicara
berjalan dan berlari.
2. Tujuan Observasi
Adapun tujuan dari observasi yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
·         untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikologis ataupun fisik pada si anak
·         agar dapat membedakan anatara perkembangan awal dan akhir kanak-kanak
·         dan pemenuhan tugas psikologi perkembangan anak
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Aspek Perkembangan Motorik dan Kognitif pada Anak Usia 2-6 Tahun
Masa kanak-kanak awal terjadi pada rentang usia 2 – 6 tahun, masa ini
sekaligus merupakan masa prasekolah, dimana anak umumnya masuk Kelompok
Bermain dan Taman Kanak-Kanak.Seperti bayi dan balita, anak-anak prasekolah
tumbuh dengan cepat, baik secara fisik, kognitif maupun psikososialnya.
Masa kanak–kanak awal usia 2 sampai 6 tahun, masa ini merupakan masa
prasekolah, dimana anak umumnya masuk kelompok bermain dan Taman kanak-
kanak. Di dalam Islam masa ini disebut dengan fase al-thifl. Anak usia Taman
Kanak-kanak dalam rentangan usia 4-5 atau 6 tahun berada dalam masa usia emas
(golden age) segala sesuatunya sangat berharga, baik fisik, emosi dan
intelektualnya. Perkembangan fisik anak mengalami perubahan seperti, tinggi
badan dan berat badan. Masa kanak-kanak rata-rata tinggi badannya bertambah
6.25 cm setiap tahun dan bertambah berat badan 2-5 kg. Pada usia 6 tahun berat
badan anak normal harus kurang lebih mencapai 7 kali berat pada waktu lahir.
Anak usia Taman Kanak-kanak ini sangat besar energinya sehingga diperlukan
suatu pembelajaran yang sangat tepat sehingga berkembang kemampuan motorik
kasar maupun halus.
Prinsip-prinsip perkembangan fisiologis anak usia Taman Kanak-kanak
adalah koordinasi gerakan motorik, baik motorik kasar maupun halus. Pada awal
perkembangannya, gerakan motorik anak tidak terkoordinasi dengan baik.
Sehingga seiring dengan kematangan dan pengalaman anak kemampuan motorik
tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi
secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan,
motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek.
Perkembangan Motorik Kasar merupakan tugas perkembangan jasmani
berupa koordinasi gerakan tubuh, seperti: berlari, berjinjit, melompat, bergantung,
melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan
dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak
usia 4 tahun, anak sangat menyenangi kegiatan fisik yang mengandung bahaya,
seperti melompat dari tempat tinggi atau bergantung dengan kepala
menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6 tahun keinginan untuk melakukan
kegiatan berbahaya bertambah. Anak pada masa ini menyenangi kegiatan lomba,
seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan lainnya yang mengandung
bahaya. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga
turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami
gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya.
Perkembangan gerakan motorik halus anak TK ditekankan pada koordinasi
gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau
memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun
koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir
sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam
menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh
keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang
meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan
motorik halus berkembang pesat. Jadi, pada masa ini anak telah mampu
mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan
mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat
pada waktu anak menulis atau menggambar.
Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan
termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas
fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti
melakukan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik
halus. Pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas
fisik yang ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan
hal tersebut, orang tua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan
pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal.
Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan
fisik akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi
pengembangan keterampilan motorik kasar dan motorik halus.
Perkembangan intelektual pada masa kanak-kanak awal, anak berpikir
konvergen menuju ke suatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar
terhadap suatu persoalan. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget, anak pada
masa kanak-kanak awal berada pada tahap praoperasional (2-7 tahun), istilah
praoperasional menunjukkan pada pengertian belum matangnya cara kerja pikiran.
Pemikiran pada tahap praoperasional masih kacau dan belum terorganisasi dengan
baik (Santrock,2002) yang sering dikatakan anak belum mampu menguasai
operasi mental secara logis. Jadi, pada masa ini anak memiiki perkembangan
inteektual yang tinggi yang menyebabkan mereka menanyakan apa-apa yang
mereka lihat dan mereka dengar.
Memori adalah kemampuan untuk mengkodekan, mempertahankan, dan
mengingat informasi dari waktu ke waktu. Anak-anak harus belajar untuk
mengkodekan benda, orang, dan tempat-tempat dan kemudian dapat mengingat
mereka dari memori jangka panjang.
Anak-anak kecil tidak ingat serta anak-anak yang lebih tua dan orang
dewasa. Selain itu, anak-anak ini lebih baik dari pada pengakuan tugas ingat
memori. Peneliti menduga beberapa kemungkinan penyebab untuk pengembangan
ini. Salah satu penjelasan adalah bahwa anak-anak prasekolah mungkin kurang
dalam aspek-aspek tertentu dari perkembangan otak yang diperlukan untuk
kemampuan memori matang. Penjelasan lain adalah bahwa anak-anak prasekolah
tidak memiliki nomor yang sama dan jenis pengalaman untuk memanfaatkan
sebagai orang dewasa saat memproses informasi. Alasan lain adalah bahwa anak-
anak kurang perhatian selektif, yang berarti mereka lebih mudah terganggu. Masih
penjelasan lain adalah bahwa anak-anak tidak memiliki kualitas yang sama dan
kuantitas strategi mnemonic efektif sebagai orang dewasa.
Anak-anak prasekolah, namun, menunjukkan minat yang kuat dalam
belajar. Apa seorang anak mungkin kurang dalam keterampilan terdiri dalam
inisiatif. Jadi anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang melekat tentang dunia,
yang mendorong kebutuhan untuk belajar sebanyak mungkin, secepat mungkin.
Beberapa anak muda mungkin menjadi frustrasi ketika belajar tidak terjadi secepat
atau mengingat seefisien anak yang lebih tua. Ketika situasi belajar yang
terstruktur sehingga anak-anak dapat berhasil menetapkan tujuan-cukup dicapai
dan memberikan bimbingan dan dukungan-anak bisa menjadi sangat matang
dalam kemampuan mereka untuk memproses informasi.
2. Aspek Perkembangan Sosial-Emosi pada anak
Emosi yang meninggi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh ledakan amarah
yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal.Penyebab
emosi ini adalah akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang, dan makan terlalu
sedikit.Pada masa ini, emosi yang dilakukan adalah termasuk dalam emosi yang
disadari. Ekspresi dari emosi-emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai
memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk menilai perilaku
mereka. Emosi yang umum pada masa kanak-kanak awal adalah:
a. Amarah
Muncul ketika anak sedang bermain dengan teman sebayanya, lalu terjadi
perebutan mainan oleh salah satu pihak, mungkin juga karena keinginannya tidak
tercapai, ataupun karena ada serangan dari anak lain. Ekspresi yang biasa muncul
adalah menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat, dan memukul.
b. Takut
Dirasakan ketika ia mendengar cerita yang menyeramkan, melihat gambar,
melihat TV, mendengarkan radio, maupun melihat orang yang sedang marah-
marah. Ia biasanya langsung panik, lari, menghindar, bersembunyi, maupun
menangis.
c. Cemburu
Biasa diungkapkan dengan pura-pura sakit, nakal, maupun regresi
(melakukan hal-hal yang dulu pernah dilakukan dan menarik perhatian, misalnya
ngompol lagi setelah lama tidak ngompol). Penyebab umumnya adalah karena
perhatian orang tua beralih kepada orang lain, misalnya adiknya yang baru lahir.
d. Ingin tahu
Emosi ini biasanya dilakukan dengan banyak bertanya.Ia ingin mengetahui
hal-hal yang baru, juga ingin mengetahui tubuhnya sendiri.
e. Iri hati
Jika emosi ini sedang muncul, maka ia akan mengeluh tentang hal-hal yang
dimiliki, mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang orang lain, ataupun
bahkan mengambil benda yang ingin dimilikinya. Ia sering iri hati mengenai
kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain.
f. Gembira
Dapat mereka rasakan tatkala ia sedang sehat, mendengar bunyi yang tiba-
tiba, ataupun berhasil melakukan tugas yang dianggapnya sulit. Ungkapannya
adalah dengan tersenyum, tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat, memeluk
benda atau orang yang membutanya bahagia.
g. Sedih
Tatkala kehilangan sesuatu yang disayanginya.Ia akan menangis dan
kehilangan gairah mengerjakan kegiatan sehari-hari.
h. Kasih sayang
Emosi ini ditimbulkan dengan memeluk, menepuk, mencium obyek yang
disayangi dengan kasih sayang, mengajak bicara dengan mesra, mengelus-elus
binatang yang disayangi dan menggendongnya.
i. Malu
Muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi standar
atau target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali berharap mereka bisa
bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut.Rasa malu biasanya
berhubungan dengan serangan terhadap self dan dapat mengakibatkan
kebingungan dan membuat anak tidak mampu berkata-kata. Tubuh anak yang
mengalami rasa malu ini biasanya akan terlihat seperti “merengut” seolah-olah
ingin menghindar dari tatapan orang lain. Rasa malu bukan merupakan hasi dari
situasi tertentu tetapi lebih disebabkan oleh interpretasi individu terhadap kejadian
tertentu.
Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan akan lebih
menunjukkan perasaan malu dan bersalah jika dibandingkan dengan laki-laki.
Perbedaan di antara gender ini sangat menarik karena biasanya anak perempuan
adalah pihak yang lebih rentan terhadap internalisasi seperti kecemasan dan
depresi, di mana salah satu ciri khasnya adalah perasaan malu dan kritik terhadap
diri yang berlebihan.
j. Bersalah
Emosi ini biasanya muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah
kegagalan.Perasaan malu dan bersalah memiliki karakteristik fisik yang
berbeda.Ketika seorang anak menunjukkan rasa malu, mereka seolah-olah
mengecilkan tubuh mereka seperti ingin bersembunyi, sedangkan ketika mereka
mengalami perasaan bersalah, mereka biasanya melakukan gerakan-gerakan
tertentu seakan berusaha memperbaiki kegagalan mereka.
k. Bangga
Emosi ini muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses
melakukan perilaku tertentu.Rasa bangga sering kali diasosiakan dengan
pencapaian suatu tujuan tertentu.
Perkembangan emosi evaluatif yang disadari ini sangat dipengaruhi oleh respons
orang tua terhadap perilaku anak. Sebagai contoh, seorang anak akan mengalami
perasaan bersalah ketika orang tua berkata “Kamu seharusnya tidak boleh
menggigit kakakmu”.
Beberapa di antara perubahan penting dalam perkembangan emosi pada
masa kanak-kanak awal adalah meningkatnya kemampuan untuk membicarakan
emosi diri dan orang lain dan peningkatan pemahaman tentang emosi. Mereka
juga mulai belajar mengenai penyebab dan konsekuensi dari perasaan-perasaan
yang dialami.
Ketika menginjak usia 4-5 tahun, anak-anak mulai menunjukkan peningkatan
kemampuan dalam merefleksi emosi. Mereka juga mulai memahami bahwa
mereka harus mengatur emosi mereka untuk memenuhi standar sosial.
Perbandingan antara emosi anak dan emosi orang dewasa:
a. Emosi Anak
b. Emosi Orang Dewasa
c. Berlangsung singkat dan berakhir
d. Berlangsung lebih lama dan berakhir lambat
e. Terlihat lebih hebat atau kuat
f. Tidak terlihat hebat dan kuat
g. Bersifat sementara atau dangkal
h. Lebih mendalam dan lama
i. Lebih sering terjadi
j. Jarang terjadi
k. Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya
l. Sulit diketahui, lebih pandai menyembunyikannya.
Perkembangan emosi tak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang
sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Sejak lahir anak
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana ia berada secara terus-menerus.Jenis
hubungan sosial lebih penting daripada jumlahnya, kalau anak menyenangi
hubungan dengan orang lain meskipun kadang-kadang saja, maka sikap terdapat
kontak sosial mendatangkan lebih baik daripada hubungan sosial yang sering,
tetapi sifat hubungannya kurang baik. Anak yang lebih menyukai interaksi dengan
manusia daripada benda akan lebih mengembangkan kecakapan sosial sehingga
mereka lebih populer dari pada anak yang interaksinya terbatas.
Pada masa prasekolah (terutama mulai usia 4 tahun) perkembangan sosial
anak sudah mulai tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan
dengan teman sebayanya. Ciri-ciri perkembangan pada tahap ini adalah :
1. Anak sudah mulai tahu aturan-aturan, baik dilingkungan keluarganya maupun
dalam lingkungan bermain.
2. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
3. Anak sudah mengetahui hak atau kepentingan orang lain.
4. Anak sudah mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya
(peer group)
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh iklim sosio psikilogis
keluarganya. Apabila memperhatikan, saling membantu dalam menyelesaikan
tugas-tugas keluarga, terjalin komunikasi antara anggota keluarga dan konsisten
dalam melaksanakan aturan, maka anak akan memiliki kemampuan atau
penyesuaian sosial dalam hubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek penting yang berkembang pada masa ini diantaranya adalah
hubungan keluarga, hubungan dengan teman sebaya, perkembangan permainan,
perkembangan gender, dan perkembangan moral (Jahja, 2011: 191).
3. Aspek Perkembangan Bahasa pada anak usia 2-6 Tahun
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (2-6 tahun ) Ada beberapa perubahan
perkembangan bahasa yang terjadi pada usia dini, diantaranya:
a. Berkenaan dengan fonologi, beberapa anak usia prasekolah memiliki
kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan misalnya (str dalam kata
strika). Serta sulitnya mengucapkan huruf ‘r’.
b. Berkenaan dengan morfologi, bahwa pada kenyataannya anak-anak itu juga
dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata setiap kalimatnya.
c. Berkenaan dengan sintaksis, bahwa anak-anak belajar dan menerapkan
secara aktif aturan-aturan yang dapat ditentukan pada tingkat sintaksis. Mereka
mulai tahu aturan yang kompleks tentang bagaimana kata-kata seharusnya
diurutkan menurut subjek, predikat dan objeknya dalam membuat kalimat.
d. Berkenaan dengan semantik, bahwa begitu anak sudah mampu membuat
kalimat dan sudah mampu mengembangkan makna kalimat tersebut dengan cepat.
Perbedaan bahasa anak usia 2 dan 6 tahun :
1. Anak usia 6 tahun memiliki keterampilan dalam berdialog lebih baik,
sehingga mampu membicarakan benda-benda yang fisikal (imaginatif).
2. Anak usia 6 tahun mampu menunjukan gaya bicara yang sesuai dengan
situasi sosial dan dengan siapa mereka sedang berbicara.
Perkembangan Bahasa prasekolah
Perkembangan bahasa anak pra-sekolah, dapat diklasifikasikan kedalam dua tahap
(sebagai kelanjutan dari dua tahap sebelumnya). Masa Ketiga (2,0-2,6 tahun)
bercirikan;
a. Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
b. Anak sudah mampu memahami memahami tetang perbandingan.
c. Anak banyak menanyakan tempat dan nama; apa, dimana, darimana, dsb.
d. Anak sudah mulai menggunakan kata-kata berawalan dan berakhiran.
Tahap Keempat (2,6-6,0 tahun) bercirikan;
a. Anak sudah menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
b. Tingkat berpikir anak sudah lebih maju
c. Anak banyak bertanya tentang waktu, sebab akibat melalui pertanyaan
kapan, mengapa, bagaimana, dsb.
4. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Periode usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke
masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari
kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra-
pubertas. Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani
dan rohani anak telah semakin sempurna. Pertumbuhan fisik berkembang pesat
dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, artinya anak menjadi lebih tahan
terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan
mereka. Dengan kita mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya
maka sebagai orangtua dapat memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan dalam
setiap perkembangannya agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.
Tugas perkembangan atau development tasks menurut Havighurst adalah “tugas –
tugas yang harus dipecahkan dan diselesaikan oleh setiap individu pada setiap
periode perkembangannya agar supaya individu menjadi berbahagia”.
Tugas perkembangan anak usiasekolah dasar dikemukakan oleh Havig Hurst dan
Erikson. Havig Hurst mengemukakan ada 9 tugas perkembangan yang seharusnya
dicapai oleh anak usia sekolah dasar yaitu sebagai berikut:
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk melakukan berbagai
permainan.
Pada periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung secara cepat, anak
belajar menggunakan otot-ototnya utnuk mempelajari berbagai keterampilan. Oleh
karena itu, kebutuhan untuk beraktivitas dan bermain sangantlah tinggi. Anak
laki-laki aktivitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak wanita. Baik
laki-laki dan wanita senang bermain dalam kelompok. Makin tinggi kelas anak
(usia) makin jelas ciri khas permainan mereka. Implikasinya tyerhadapa sekolah
adalah bahwa sekolah berkewajiban untuk membantu anak untuk mencapai tugas
perkembangan ini secara optimal. Untuk itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh pendidik untuk mengoptimalkan pencapaian tugas.
·Merencanakan dengan serius pemberian kesempatan-kesempatan kepada anak
untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik atau bermain.
·Dalam belajar membatasi gerakan-gerakan anak secara ketat tidaklah pantas
dibandingkan tuntutan tugas perkembangan mereka.
·Usaha yang terencana dan serius dalam menanggulangi gangguan perkembangan
fisik anak. Sangat diharapkan dari sekolah anak-anak yang sakit harus diobati atas
prakarsa sekolah. Perlu disadari betul oleh sekolah, bahwa anak yang sakit fisik
sangat terganggu perkembangan mentalnya, yaitu anak menjadi pemurung, rendah
diri dan kegairahan belajarnya berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali.
2. Membina sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri, sebagai individu yang
sedang berkembang.
Anak hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat dan
melakukan berbagai kebiasaan untuk memelihara keselamatan, kesehatan dan
kebersihan diri sendiri. Anak telah tahu bahaya dan penderitaan yang dialami,
apabila ia bertingkah laku yang membahayakan kesehatan dirinya sendiri.
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya
Anak hendaknya mampu membina keakraban dengan orang lain diluar lingkunagn
keluarga. Anak mampu menguasai pola pergaulan yang penuh kasih sayang,
keramahan dan memehami perasaan orang lain, khusunya teman sebaya, sifat suka
menolong, bertenggang rasa, dan jujur perlu dipelajari anak
4. Mulai mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelamin secara tepat
Pada usia 9 dan 10 tahun anak mulai menyadari peranna sesuai dengan jenis
kelaminnya. Annak wanita menampilkan tingkah lakunya sesuai dengan yang
diharapkan masyarakat sebagai wanita, demikian juga dengan anak pria.
5. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
Karena perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk bersekolah,
maka anak telah mampu belajar di sekolah. Anak dapat belajar membaca, menulis
dan berhitung, karena kemampuan berfikirnya yang memungkinkan memahami
konsep-konsep dan simbol-simbol.
6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari
Pada periode ini anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari tugas perkembangan saat ini adalah
mengenal konsep-konsep untuk memudahkannya dalam memahami tentang
pekerjaan sehari-hari, kemasyarakatan, kewarganegaraan dan masalah yang
menyangkut sosial.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai
Pada periode sekolah dasar anak hendaknya dapat mengontrol tingkah laku sesuai
dengan nilai dan moral yang berlaku, kecintaan terhadap nilai dan moral
hendaknya dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya, anak dapat
menghargai miliknya dan milik orang lain, menaati peraturan, menerima tanggung
jawab dan mengakui adanya perbedaan dirinya dengan orang lain.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Anak mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya sebagai masyarakat
sekolah. Anak harus belajar mematuhi aturan-aturan sekolah dan mampu
menyeimbangkan antara keinginannya. Untuk melakukan kebebasan dengan
kepatuhan terhadap kekuasaan orang tua, guru maupun orang dewasa lainnya.
Anakpun harus belajar untuk menyadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat,
baik masyarakat kecil maupun masyarakat luas ada pembagian tugas, seperti tugas
orang tua, guru, polisi, dokter dan tugas dalam jabatan lainnya.
9. Mencapai kebebasan pribadi
Tugas perkembangan pada masa ini adalah untuk membentuk pribadi yang
otonom, tanpa tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan yang
menyangkut dirinya, maupun peristiwa lain dalam kehidupannya.
Sedangkan menurut kajian Psikologi tugas perkembangan anak usia sekolah dasar
meliputi:
1. Perkembangan kognitif.
a. Pengurutan,mampu untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri
lainnya.
b. Klasifikasi,mampu untuk memberi nama dan mengidentifikasi benda
c. Decentering,mempertimbangkan beberapa aspek untuk memecahkan masalah.
d. Reversibility, memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah,
kemudian kembali ke keadaan awal.
e. Konservasi,memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda
adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-
benda tersebut.
f. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain
2. Perkembangan Moral
a. ( usia 6 sampai9 tahun) menempati posisi apa untungnya buat saya, perilaku
yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap
dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai
tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri. semua
tindakan dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja.
b. ( Usia 9 – 12 tahun), seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran
sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-orang
lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap peran
yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi seorang anak baik untuk memenuhi
harapan tersebut, karena telah mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut.
Penalaran tahap tiga menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi
konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai menyertakan
hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden rule.
3. Perkembangan mental emosional dan social anak usia sekolah dasar tugas
perkembangannya yaitu:
a. Melalui interaksi sosial, anak-anak mulai mengembangkan rasa bangga dalam
prestasi dan bangga pada kemampuan mereka.
b. Anak-anak yang didorong dan dipuji oleh orang tua dan guru mengembangkan
perasaan kompetensi dan kepercayaan keterampilan mereka. Mereka yang
menerima sedikit atau tidak ada dorongan dari orangtua, guru, akan meragukan
kemampuan mereka untuk menjadi sukses.
c. Mereka yang layak menerima dorongan dan penguatan melalui eksplorasi
pribadi akan muncul dari tahap ini dengan perasaan yang kuat tentang diri dan
rasa kemerdekaan dan kontrol. Mereka yang tetap yakin dengan keyakinan dan
keinginan mereka akan tidak aman dan bingung tentang diri mereka sendiri dan
masa depan.

4. Perkembangan Psikomotor anak usia sekolah dasar pada perkembangannya


mencakup
a. Mampu melompat dan menari
b. Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
c. Dapat menghitung jari – jarinya
d. Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
e. Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
f. Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
g. Mampu membedakan besar dan kecil
h. Ketangkasan meningkat
i. Melompat tali
j. Bermain sepeda
k. Mengetahui kanan dan kiri
l. Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
m. Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan kabupaten Kepahiang, diman tempat objek dan peneliti
tinggal, yang dimulai dari tanggal 25 mei sampai 29 mei 2014.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey dan teknik pengumpulan data melalui
observasi dan wawancara.
a. Observasi
Peneliti menggunakan metode observasi (pengamatan) ini guna untuk melihat
langsung aktivitas keseharian dan tugas perkembangan dari objek pengamatan
yaitu anak yang bernama Syadifa Azzahra yang berusia 3 tahun 10 bulan.
b. Wawancara
Peneliti menggunakan metode wawancara guna untuk mengetahui identitas anak,
yang mana wawancara ini ditujukan untuk orang tua, selain itu peneliti juga
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada objek penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Identitas Anak keempat


Nama Lengkap : Weli Jumita Sari
Nama panggilan :Weli
Tempat/tanggal Lahir : Nanga Pinoh 22,September 2013
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 8 Tahun 4 Bulan
Agama : Islam
Alamat : Dusun Botar Dsa Loka Jaya Kec.Tanah Pinoh
:Kab. Melawi

Nama Ayah : Ismek


Nama Ibu : Hilda Suherman
Pekerjaan Orangtua
Ayah : Pegawai Negri Sipil (PNS)
Ibu : Ibu Rumah Tangga
2. Deskripsi anak
Perkembangan Fisik Anak
Tinggi : 106, 6 cm
Berat : 23 kg
Warna rambut : Hitam
Warna kulit : Sawo Matang
Fostur tubuh : Sedang
3. Kondisi Perkembangan Anak
Dalam observasi yang telah dilakukan oleh tim peneliti, ditemukan hasil yang
berbeda-beda tentang kondisi subjek jika dilihat dari beberapa segi perkembangan
subjek, antara lain:
a. Perkembangan Kognitif
Pada observasi perkembangan kognitif diperoleh hasil bahwa anak sudah
dapat melalui atau berhasil menjalankan hampir semua perkembangan kognitif di
usianya seperti, pandai menghitung sampai sepuluh, menyebutkan alphabet namun
tidak berurutan, mengetahui perbedaan kanan dan kiri, sudah mengenal nama-
nama jari, menulis dengan menghubungkan garis-garis putus, mengulang cerita
yang pernah didengar walaupun tidak sempurna dan terkadang berfantasi, sudah
dapat membedakan peran seks hal ini dapat dilihat dari pertanyaan yang
dilontarkan dari anak “kak istri itu ayah apo bunda?”, “kak ia suami itu ayah apo
bunda?”. Selain itu disaat anak bermain boneka, anak berperan sebagai ibu untuk
boneka-bonekanya dan menyuapi mereka sambil berkata “adek makan yo, biar
tambah pintar, udah itu bunda pergi kerjo dulu”. Kata-kata itu diperoleh anak dari
sang bunda ketika menyuapinya saat pagi sebelum berangkat kerja. Anak juga
bisa bernyanyi, menari-nari ringan, menyisir rambut sendiri, memakai baju,
menyikat gigi sendiri, selain itu anak juga sudah mulai memperhatikan
penampilannya, seperti ketika usai mandi anak ingin berbedak dan
menyemprotkan parfum. Anak meminta maaf ketika dimarahi jika ia berbuat
salah, berterimakasih saat diberi sesuatu, mengucapkan salam. Namun dibalik
semua kelincahan dan kepandaiannya, anak terkadang memperotes dan bertanya
kenapa dia dilarang berbuat sesuatu bahkan melakukan apa yang dilarang, seperti
ketika sedang nonton TV bersama anak jahil mematikan TV dan saat dilarang
anak mengulang kembali kejahilannnya, anak juga belum bisa membaca, namun
bisa mebaca gambar.
· memprotes bila dilarang, sebenarnya dia orangnya sopan dan patuh, jadi
kalau dilarang, dia akan menurut. Apalagi dalam pola pengasuhan orang tuanya
yang demokratis, dia memang diajarkan untuk menjadi seorang anak yang patuh,
dan sopan. Namun terkadang anak juga mengabaikan larangan orang tuanya, hal
itu mungkin karena rasa keingin tahuannya terhadap apa yang dilarang
· anak bisa menyikat gigi, berbedak dan bermain peran, hal ini dia dapatkan
dari meniru bundanya, jadi hal ini anak menunjukkan bahwa ia belajar dengan
metode modeling.
· Anak sudah memiliki boneka favorit atau kesukaannya yaitu boneka “Hello
Kitty” dan semua yang berbentuk “Hello Kitty”, selain itu anak juga memiliki
warna favorit yaitu warna hijau.
· Anak juga menunjukan minat terhadap agama, dilihat dari kebiasaan anak
berdo’a sebelum makan dan tidur, anak juga sering mengikuti kakak atau
bundanya sholat.
b. Perkembangan Motorik
Pada saat observasi mengenai kondisi motorik anak, diperoleh hasil bahwa anak
sudah menjalankan hampir semua tugas perkembangannya, anak sudah pandai
melompat, berlari, turun naik tangga, menari, bermain sepeda roda 3 dan roda 2
(ada roda bantu), bermain skuter, anak juga mampu menggunakan keterampilan
tangannya seperti mengambar walaupun gambar yang dihasilkan hanya seperti
coretan-coretan saja, mampu melipat kain,kertas. Menulis dan makan memakai
tangan kanan, menendang bola, memakai sepatu sendiri. Selain itu anak memiliki
kebiasaan mengisap jari sebelum tidur dan tidak bisa tidur jika tidak memegang
selimut birunya.
· gigi susu anak belum ada yang berganti, karena perkembangan belum pada
usianya
· anak terkadang melakukan beberapa hal dengan tangan kirinya, terbiasa
dilatih untuk menggunakan kedua tangannya
c. Perkembangan sosial
Pada observasi peneliti mendapatkan hasil berupa anak sudah mampu bercerita
dengan teman sebayanya dan orang yang lebih dewasa, anak berminat main
keluar, walaupun lingkungan bermainnya lebih banyak orang dewasa daripada
teman sebayanya, seperti tante dan oom, dan saudara-saudara yang lebih dewasa.
Sudah bisa bekerja sama saat bermain dengan teman sebayanya, seperti saling
berbagi tugas saat bermain masak-masakan, berbagi makanan. Selain itu anak juga
memiliki teman khayalan yang bernama Nabil. Perasaan anak juga sudah berubah-
ubah, memerankan orang-orang yang signifikan seperti bundanya. Anak mulai
mengenal istilah menggertak dan memperdaya, mungkin pola ini terbangun dari
lingkungan sosial sang anak, yang mana anak lebih banyak berinteraksi dengan
orang-orang yang lebih dewasa.
· sifat menggertak mungkin mulai berkembang, hal ini dilihat ketika anak
mulai merasa tidak nyaman jika diganggu, selain itu anak juga mulai bisa berbagi,
misalkan ketika bundanya memberika dia makanan maka dia langsung berbagi
dengan teman atau abangnya.
· Anak malu-malu untuk berkomunikasi dengan orang baru, namun lama-
kelamaan anak tidak lagi malu dan ragu untuk berinteraksi dengan orang baru
· Anak memiliki teman khayalan yang bernama Nabil, hal ini mungkin
karena lingkungan bermain anak dominan dengan usia diatasnya, sehingga
kebutuhan untuk teman sebaya tidak terpenuhi. Anak seirng menyebut teman
khayalnya ketika bercerita.
d. Perkembangan emosi
Pada observasi dalam perkembangan emosi, peneliti mendapatkan hasil bahwa
anak sudah mulai dapat mengendalikan emosisnya, tidak mudah menangis jika
permintaannya tidak terpenuhi, jika ada yang memberinya pengertian, anak mulai
merasa cemburu dengan adiknya yang kecil, hal ini dilihat dari kemunduran yang
terjadi, anak mulai mengompol lagi pada malam hari. Tidak menunjukan sikap
marah dalam kondisi yang wajar, Anak bertindak sopan dan ramah dengan orang
lain.
· Anak mampu mengungkapkan isi hatinya, hal ini dikarenakan pola asuh
yang demokratis dikeluarganya.
· Anak mulai merasa cemburu dengan kehadiran sang adik, hal ini ditunjukan
anak melalui kemundurannya, anak mulai mengompol pada malam hari.
· Anak menunjukan keriangan atau kebahagiaannya, anak selalu ceria disaat
bermain, jarang terlihat murung kecuali sedang sakit, anak juga lincah.
e. Perkembangan bahasa
Pada observasi ini, peneliti mendapatkan hasil bahwa anak sudah pandai
berbincang dan mengobrol dengan teman sebayanya dan orang dewasa, sudah
mampu membuat kalimat-kalimat senderhana dalam isi pembicaraannya, sudah
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan, tidak mengalami kesulitan dalam
pengucapan huruf “r” atau “s”, anak mulai banyak bercerita, menanyakan kosa
kata yang tidak ia mengerti, mulai belajar bahasa-bahasa daerah yang ia dengar,
seperti bahasa jawa dan bahasa Bengkulu. Anak mampu menyebutkan nama, hari
dan tempat ia tinggal, namun anak belum mampu menyebutkan alamat rumah dan
no telephone, mampu menghafal lagu-lagu sederhana.
· Anak lancar bebicara, hal ini dikarenakan anak dibiasakan dari kecil
berinteraksi dengan orang-orang yang dewasa.
· Anak juga berminat dengan kosa kata baru dan artinya, hal ini ditunjukan
anak ketika ia mendengar orang disekitarnya ada yang berbahasa jawa, anak
langsung bertanya apa artinya. Dan terkadang anak langsung meniru bahasa itu,
selain itu ketika kakaknya mengajaknya berbincang dengan bahasa inggris, anak
mulai meniru yang diucapkan kakaknya walaupun tidak sempurna.
Di penelitian ini ,tidak ada perbedaan secara signifikan antara teori dengan
hasil penelitian. Anak ini bagus di kemampuan kognitif, tapi tidak dalam
lingkungan sosial, kalau ada orang asing yang belum dia kenal, dia ini sangat
pemalu. Harus ada stimulus – stimulus yang di berikan, biar dia mengeluarkan
bakatnya dan kemampuannya yang lain yang ia miliki.

4. Identitas Anak Ke-2


Nama Lengkap : Fahriz Harligunawan
Nama panggilan : Fahriz
Tempat/tanggal Lahir : Nanga Pinoh 12, Desember 2013
kabupaten Melawi
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Usia : 8 Tahun 7 Bulan
Agama : Islam
Alamat : Dusun Botar Kec.Tanah Pinoh
kabupaten Melawi
Nama Ayah : Jaini
Nama Ibu : Juliana
Pekerjaan Orangtua
Ayah : Petani
Ibu : Ibu Rumah Tangga
5. Deskripsi anak
Perkembangan Fisik Anak
Tinggi : 106,6 cm
Berat : 30 kg
Warna rambut : Hitam
Warna kulit : sawo matang
Fostur tubuh : sedang
6. Kondisi Perkembangan Anak
a. Perkembangan Kognitif
Anak sudah mampu mengurutkan bilangan-bilangan dan huruf-huruf, anak
sudah mampu membaca dan berhitung, tetapi ada satu kelemahannya yaitu
keterlambatan dalam menghitung, anak sudah mampu memahami sebab akibat
dari sesuatu yang sederhana. Dan sudah mengerti benar salah, walaupun anak
mengerti sesuatu yang berbahaya, terkadang anak tidak menghiraukannya hal ini
disebabkan akan rasa keingintahuannya, misalnya suka bermain api, bermain
disungai saat hujan, balapan sepeda dijalan raya, hal ini dikarenakan anak ingin
menjelajah dan memuaskan rasa ingin tahunya diluar rumah. Anak sudah
berminat dengan organisasi pramuka di sekolah, drum band, dan futsal. Anak juga
sudah mampu bernyanyi, membaca puisi, dan juga beberap prestasi di sekolahnya.
Anak juga mengikuti les privat.
b. Perkembangan Motorik
Anak sudah menunjukan keterampilan-keterampilan psikomotornya seperti
anak berminat pada permainan bola, suka menggambar. Selain itu anak mulai
membongkar mainan-mainannya dan menyusun ulang. Gigi susu sudah berganti
dengan gigi tetap, namun anak juga memiliki masalah dengan perkembangan
giginya, anak sering mengalami pertumbuhan gigi sebelum gigi susunya belum
goyang, sehingga harus berkonsultasi dengan dokternya. anak lebih berminat
dalam permainan bola, sehingga ia mengikuti klub futsal, selain permainnan bola
anak juga tertarik dengan permainan sepatu roda, sketboard, skuter, sepeda dan
beberapa organisasi seperti drum band dan pramuka, hal ini karena anak masih
ingin merasakan beberapa hal yang baru dilingkungannya.
c. Perkembangan Sosial
Dalam observasi mengenai perkembangan sosial anak, peneliti mendapatkan
hasil bahwa anak sudah mampu menyesuaikan diri dengan baik, anak sudah
mempunyai kelompok-kelompok bermain yang mempunyai minat yang sama
yaitu sama-sama berminat pada permainan futsal dan sepeda. Anak cukup popular
diantara teman-teman perempuannya, dikarenakan menurut pendapat teman-
temannya anak memiliki wajah yang tampan, hal ini peneliti mendapatkan
informasi dari teman-teman sang anak. Anak juga memiliki rasa percaya diri yang
tinggi, anak sudah mampu menilai teman-temannya, hal ini dilihat saat anak
menceritakan teman-teman kepada sang kakak. Anak sudah mengenal sifat
memperdaya, anak mendapatkan sifat ini mungkin sering melihat abangnya yang
cenderung menajdi bos saat bermain dengannya. Seperti yang dinamakan ahli
psikologi anak diusia ini merupakan usi berkelompok ataupun usia bermain, yang
mana anak lebih banyak bermain diluar rumah dan membuat pengaruh yang buruk
terhapad anak, dimana anak lebih banyak bermain daripada belajar.
d. Perkembangan Emosi
Seperti yang dinamakan oleh orang tua dimana anak diusia ini merupakan usia
yang sulit, dan begitu juga objek yang kami teliti, dimana anak tidak mau
menuruti perintah orangtuanya lagi dan lebih banyak terpengaruh oleh teman-
temannya. Anak juga sering menganggu adik sepupunya Syadifa Azzahra. Anak
juga sering tidak memperhatikan penampilan, seperti tidak mau mandi sore. Anak
memiliki perubahan-perubahan emosi, seperti gembira setelah menganggu adik
sepupunya, mendapatkan hadiah , merasa sedih saat kehilangan sesuatu, seperti
diperlihatkan anak, saat saudara lainnya membohongi anak bahwa teman akrabnya
hilang, anak menangis, selain itu anak juga memiliki rasa iri hati yang normal
seperti anak ingin memiliki baju seperti abangnya dan tidak mau dibedakan. Rasa
kasih sayang, waluapun anak sering tidak mematuhi perintah oratuanya, anak juga
menunjukkan rasa kasih sayangnya seperti memeluk ibunya dan meminta maaf.
Dan menunjukkan emosi yang tinggi, hal ini mungkin dikarenakan perhatian
keluarga yang terbagi dengan kehadiran adik-adik sepupunya dan anak merasa
cemburu dan mencari perhatian.
e. Perkembangan Bahasa
Seperti telah dijelaskan oleh ahli psikologi, semakin bertambah usia anak dan
bertambahnya pengetahuan yang didapat anak, maka akan membantu juga dalam
perkembangan bahasa anak, begitu juga anak dari objek observasi ini, anak sudah
mempunyai perkembangan bahasa yang pesat, mulai dari bertambahnya kosa kata,
pengucapan yang jelas, dan kemampuan membuat kalimat yang lebih panjang dari
sebelumnya. Selain itu anak juga sudah mampu mengerti dari kata-kata yang
diucapkan oleh orang lain. Anak juga mempunyai minat dengan kosa kata baru
dan artinya, anak juga suka membicarakan dirinya sendiri, hal ini dilihat ketika
anak menceritakan dirinya jika sudah melakukan sesuatu yang membanggakan,
ketika anak memenangkan pertandingan futsal, ketika anak mencetak gol saat
bermain futsal.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil observasi ini dapat disimpulkan bahwa perkembangan awal kanak-
kanak dan perkembangan akhir kanak-kanak memiliki perbedaan, walaupun sama
dalam aspek perkembangannya namun berbeda dalam tahap perkembangannya,
jika perkembangan awal kanak-kanak masih dalam pembelajaran yang modeling,
maka perkembangan akhir kanak-kanak sudah mampu menjelajah apa yang ada
lingkungannya. Selain itu perkembangan awal kanak-kanak tidak sama dengan
perkembangan akhir kanak-kanak, dimana pengetahuan yang didapat anak
berbeda, yang mana anak di usia akhir kanak-kanak sudah dapat membaca
sehingga wawasan yang ia dapat sudah memiliki kemajuan, beda halnya dengan
anka pada tahap awal kanak-kanak, isi pembicaraan mereka juga berbeda,
kemampuan fisiknya dan lainnya, jadi dapat disimpulkan bahawa perkembangan
akhir kana-kanak merupakan kemajuan atau lanjutan dari perkembangan awal
kanak-kanak sebelum anak memasuki masa remajanya atau masa pubernya.
2. Saran
Mengingat masih banyaknya terdapat kesalahan dalam penulisan laporan
observasi ini diharapkan pembaca dapat memberikan pendapat dan kritik tentang
hasil observasi perkembangan awal dan akhir kanak-kanak ini, sehingga dapat
kesalahpahaman dalam penulisan dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA

JURNAL PSIKOLOGI VOLUME 39, NO. 1, JUNI 2012: 112 – 120


file:///C:/Users/ASUS/Downloads/6970-12215-1-PB.pdf
http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/kodifikasia/article/download/748/566
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/2042-4055-1-SM.pdf
http://ejournal.uin-suka.ac.id/tarbiyah/index.php/goldenage/article/view/3198

Anda mungkin juga menyukai