php/jkb/article/view/1865
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. 29, No. 04, Agustus 2017, pp. 341-347
Online Published First: 31 Agustus 2017
Article History: Received 25 Oktober 2016, Accepted 25 Januari 2017
Artikel Penelitian
ABSTRAK
Penyakit kardiovaskular merupakan risiko kesehatan terbesar di Indonesia. Penelitian survei cluster random sampling
tahun 2015, program jaminan kesehatan berhasil meningkatkan kesadaran dan terapi pada subjek dengan tekanan darah
≥140/90mmHg di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi risiko kardiovaskular terkait
program jaminan kesehatan. Penelitian ini merupakan survei potong lintang analitik dan subanalisis pada subjek yang
dapat dihitung risiko kardiovaskular 10 tahun ke depan menggunakan skor Framingham. Penelitian dilakukan pada subjek
berumur 30-74 tahun dan menandatangani informed-consent. Subjek dikelompokkan berdasarkan dengan atau tanpa
jaminan kesehatan. Data rerata umur, body mass index (BMI), tekanan darah, dan skor Framingham dianalisis dengan uji-t
(p<0,05), sedangkan tingkatan risiko kardiovaskular 10 tahun ke depan dianalisis menggunakan statistik chi-square. Dari
penelitian ini ditemukan sebanyak 64,6% dari 429 subjek memiliki jaminan kesehatan dalam beberapa sistem jaminan.
Parameter observasi kelompok dengan dan tanpa jaminan kesehatan tidak berbeda bermakna (p>0,05) untuk variabel
umur, gender, merokok, pendidikan, tekanan darah, hiperglikemia, dan BMI. Subjek dengan dan tanpa jaminan kesehatan
berturut-turut memiliki tekanan darah sistolik 156,5 (22,2) mmHg berbanding 156,4 (20,0) mmHg dan skor Framingham
18,4 (9,3)% berbanding 19,2 (9,3)% (p>0,05) yang termasuk kategori risiko kardiovaskular sedang. Pada subkelompok
subjek dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg (n=347, 80,9%) subjek dengan jaminan kesehatan (n=277, 53,2%) dan tanpa
jaminan kesehatan memiliki skor Framingham yang tidak berbeda bermakna, namun berbeda kategori risikonya yaitu
19,8 (8,9)% kategori risiko sedang berbanding 21,1 (8,3)% kategori risiko tinggi. Kesimpulan, jaminan kesehatan belum
terbukti menurunkan secara bermakna risiko kardiovaskular subjek di pedesaan di Sleman-Yogyakarta.
Kata Kunci: Jaminan kesehatan, risiko kardiovaskular, skor Framingham
ABSTRACT
Cardiovascular diseases is the biggest health risk in Indonesia. A study in 2015 using cluster random sampling survey
revealed that the health coverage program increased the hypertension awareness and therapy among the villagers with
the blood pressure of ≥140/90mmHg in Sleman-District Yogyakarta. This study aimed to evaluate the cardiovascular risk
based on the health coverage. The study was an analytical cross-sectional survey and a subanalysis on the eligible subjects
for 10-year cardiovascular risk prediction using Framingham score. The study was conducted on subjects aged 30-74 years
and signed informed-consent. Respondents were divided into with and without health coverage groups. Mean of age, body
mass index (BMI), blood pressure, and Framingham score were analyzed using t-test (p<0,05), whereas the categorical
cardiovascular risk was analyzed with chi-square statistics. Of the 429 subjects, the subjects with the health coverage
reached 64,6%. The parameters of age, gender, smoking, education background, blood pressure, hyperglycemia, and BMI
in categorical/ratio data were not significantly different among the subjects with and without health coverage program.
The subjects with and without health coverage had systolic blood pressure of 156,5 (22,2) mmHg versus 156,4 (20,0)
mmHg and Framingham Score 18,4 (9,3)% versus 19,2 (9,3)% (p>0,05) which was categorized as medium risk. Among the
subjects in sub-group with blood pressure ≥140/90mmHg (n=347, 80,9%), the subjects with the health coverage reached
53,2% (n=277). The cardiovascular risk was not different between with and without health coverage groups (p>0,05), but
the cardiovascular risk at 19,8(8,9)% and 21,1(8,3)% were categorized as medium and high risk respectively. This study
concluded that the health coverage program did not significantly reduce the cardiovascular risk among the subjects.
Keywords: Cardiovascular risk, framingham score, health coverage
Korespondensi: Rita Suhadi. Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Kampus 3 Universitas Sanata Dharma, Paingan,
Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Tel. (0274) 883037 Email: ritasuhadi@usd.ac.id.
DOI: http://dx.doi.org/10.21776/ub.jkb.2017.029.04.9
341
Risiko Kardiovaskular Berdasarkan Faktor Jaminan... 342
sebagai geriatri (<60 tahun), namun dari rerata umur dalam kategori berat badan berlebih atau overweight (19).
jantung-vaskular dari perhitungan skor Framingham Risiko kardiovaskular 10 tahun ke depan pada subjek
subjek dikategorikan sebagai geriatri karena rerata dengan tekanan darah tinggi (TD ≥140/90mmHg) tidak
umurnya 73-74 tahun. Selisih umur sebenarnya dan umur berbeda bermakna antara subjek dengan dan tanpa
jantung-vaskular relatif besar 17-18 tahun (p<0,01). jaminan kesehatan. Meskipun demikian terlihat bahwa
subjek tanpa jaminan kesehatan rerata nilai skor
Framingham masuk dalam kelompok risiko tinggi (>20%),
sedangkan subjek dengan jaminan kesehatan masuk
Tabel 2. Perbedaan nilai subjek dalam rerata dan standar dalam kelompok risiko sedang. Kedua kelompok subjek
deviasi berdasarkan jaminan kesehatan mempunyai umur jantung-vaskular yang lebih tua
bermakna dengan umur sebenarnya sampai mendekati 20
Dengan Jaminan Tanpa Jaminan tahun (Tabel 3).
Total Subjek
Variabel Kesehatan Kesehatan
Rerata (SD
Rerata (SD) Rerata (SD)
Jumlah subjek 277 152 429 Tabel 3. Perbedaan nilai subjek dalam rerata dan standar
Umur (tahun) 55,4 (10,4) 56,9 (10,9) 56,0 (10,6) deviasi berdasarkan jaminan kesehatan pada subjek dengan
Body Mass Index tekanan darah ≥140/90mmHg
24,5 (4,2) 24,3 (4,4) 24,5 (4,3)
(kg/m2)
Tekanan Darah Total Subjek Tanpa Jaminan Dengan Jaminan
156,5 (22,2) 156,4 (20,0) 156,5 (21,4) TD tinggi Kesehatan Kesehatan
Sistolik (mmHg) Variabel n=347 n=152 (43,8%) n=277 (53,2%)
Tekanan Darah
86,0 (12,9) 84,5 (12,1) 85,5 (12,6) Rerata (SD) Rerata (SD) Rerata (SD)
Diastolik (mmHg)
Umur (tahun) 57,4 (10,1) 58,6 (9,8) 56,7 (10,2)
Skor Framingham (%) 18,4 (9,3) 19,2 (9,3) 18,7 (9,3)
BMI kg/m2 24,5 (4,3) 24,3 (4,6) 24,5 (4,2)
Umur jantung-
73,6 (12,6) 74,0 (12,8) 73,7 (12,7) SBP mmHg 162,7 (17,7) 163,0 (16,7) 163,0 (18,9)
vaskular (tahun)
DBP mmHg 87,2 (12,4) 86,0 (12,5) 88,3 (12,7)
Selisih umur
Risiko Kardiovaskular
sebenarnya dengan 19,4 (8,7) 21,1 (8,3) 19,8 (8,9)
[18,1 (9,1)] [17,1 (9,2)] [17,8 (9,1)] Skor Framingham %
umur jantung-vaskular
Umur Jantung-
(tahun)* 76,5 (10,6) 77,3 (9,6) 76,0 (11,1)
Vaskular (tahun)*
Keterangan: Tanda “[ ]” artinya bernilai negatif, umur sebenarnya lebih
kecil daripada umur jantung-vaskular. Keterangan: *Uji T-berpasangan antara umur sebenarnya dan umur
jantung-vaskular p<0,05 pada semua kelompok.
60.0
Proporsi Subjek dalam Persen
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Rendah (<10%) Sedang (10%-20%) Tinggi (≥20%) Rendah (<10%) Sedang (10%-20%) Tinggi (≥20%)
Subjek Total Subjek TD ≥ 140/90mmHg
Dengan JK 20.4 29.6 50.0 19.0 30.1 50.9
Tanpa JK 24.5 30.0 45.5 12.4 30.6 57.0
Gabungan 23.1 29.8 47.1 16.7 30.3 53.0
Gambar 2. Perbandingan proporsi subjek berdasarkan risiko kardiovaskular rendah, sedang, dan tinggi pada kelompok subjek
total dan kelompok subjek dengan tekanan darah ≥140/90mmHg penelitian Risiko Kardiovaskular berdasarkan Faktor Jaminan
Kesehatan pada Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Keterangan: JK: Jaminan Kesehatan. Risiko kardiovaskular ditetapkan dengan skor Framingham prediksi 10 tahun ke depan. Data dievaluasi dengan
uji gamma 3x2 pada kelompok subjek total dan subjek subkelompok yang memiliki TD ≥140/90mmHg (nilai-p>0,05).
dengan maupun tanpa jaminan kesehatan memiliki jantung vaskular yang lebih tua dari umur sebenarnya
subjek dengan proporsi yang paling tinggi pada kelompok dikarenakan subjek memiliki rerata BMI dan tekanan darah
risiko kardiovaskular tinggi. yang relatif tinggi, serta proporsi subjek merokok yang
tinggi. Subjek yang merokok sekitar 50% baik pada
DISKUSI kelompok dengan atau tanpa jaminan kesehatan, hal ini
meningkatkan risiko kesehatan baik hipertensi maupun
Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penyakit jantung. Tekanan darah sistolik merupakan
penelitian yang berasal dari daerah pedesaan di Sleman variabel utama dalam perhitungan skor Framingham.
Yogyakarta memiliki risiko kardiovaskular yang relatif Faktor BMI juga merupakan faktor yang penting dalam
tinggi. Subjek penelitian dipilih secara purposif pada peningkatan risiko kardiovaskular (19). Nilai rerata skor
kelompok yang berisiko, karena penelitian ini berfokus Framingham subjek yang mendekati 20% ini sesuai dengan
pada pengamatan peranan jaminan kesehatan. Alasan data epidemiologi internasional yang menyatakan
pemilihan kelompok subjek berisiko adalah orang yang insidensi tertinggi kardiovaskular ada di negara
relatif kurang sehat yang lebih memerlukan jaminan berkembang (3). Nilai skor Framingham dari hasil
kesehatan. Rerata skor Framingham subjek mendekati penelitian menunjukkan kondisi kesehatan subjek
20% yaitu 18,4% dan 19,2% berturut-turut pada kelompok penelitian yang kurang mendukung kesehatan jantung
dengan dan tanpa jaminan kesehatan. Untuk interpretasi dengan risiko sedang sampai dengan tinggi untuk periode
skor Framingham misalnya angka 18,4%, nilai diartikan 10 tahun ke depan.
184 dari 1000 subjek dengan nilai serupa memiliki
kemungkinan terkena kejadian kardiovaskular dalam 10 Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jaminan
tahun ke depan. Berdasarkan nilai skor Framingham kesehatan meningkatkan kesadaran dan terapi hanya pada
subjek dimasukkan dalam kategori risiko sedang karena kelompok subjek dengan tekanan darah ≥140/90mmHg
skor Framingham 20% merupakan batas risiko tinggi (12). (n=446) di pedesaan Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Baik kelompok dengan maupun tanpa jaminan kesehatan Peningkatan kesadaran dan terapi pada kelompok dengan
memiliki proporsi subjek yang paling banyak pada kategori jaminan kesehatan tersebut belum berhasil memperbaiki
tinggi risiko. pengendalian tekanan darah dengan nilai p>0,05 (18).
Pengendalian tekanan darah dan glukosa darah
Pada observasi selama penelitian, teramati bahwa subjek menentukan risiko kardiovaskular subjek di kemudian hari
memiliki pola hidup yang relatif sehat dan tinggal di (14), oleh sebab itu pada penelitian ini juga dilakukan
lingkungan pedesaan dengan tingkatan tekanan hidup analisis pada subkelompok yang memiliki tekanan darah
yang relatif rendah. Fakta ini didukung oleh kondisi ≥140/90mmHg. Hasil evaluasi pada subkelompok yang
aktivitas fisik yang lebih banyak untuk aktivitas rumah memiliki tekanan darah tinggi relatif tidak berbeda
tangga sehari-hari maupun aktivitas untuk pekerjaan. hasilnya dengan subjek total.
Pekerjaan subjek sebagian besar mengandalkan tenaga
fisik, misalnya pekerjaan sebagai tukang bangunan, Penelitian di luar Indonesia menunjukkan program
bertani, beternak dengan mencari rumput, dan sebagai jaminan kesehatan meningkatkan pengendalian penyakit
ibu rumah tangga. Subjek juga merupakan masyarakat pada pasien dengan tekanan darah tinggi dan
yang lebih banyak aktivitas sosial, bergaul akrab dengan hiperglikemia (15). Jaminan kesehatan mengeliminasi
sesamanya, dan hidup lebih santai, namun demikian kegagalan terapi yang disebabkan oleh faktor dari pasien
subjek lebih banyak bekerja dalam ruangan (59,7%) yaitu ketaatan terapi dan oleh faktor sistem layanan
karena didominasi oleh ibu rumah tangga. kesehatan karena aspek pendanaan (21). Suatu penelitian
menunjukkan subjek yang memiliki jaminan kesehatan
Informasi untuk skor Framingham bermanfaat untuk dalam bentuk asuransi mandiri lebih baik dalam hal
mengevaluasi hipertensi, diabetes, dan hiperlipidemia ketaatan dan intensifikasi terapi yang cukup dibandingkan
secara bersamaan karena tiga penyakit tersebut akan subjek tanpa asuransi (16). Pada penelitian ini baik dari
bermuara pada risiko kardiovaskular. Skor Framingham kelompok dengan atau tanpa jaminan kesehatan mengaku
dapat menunjukkan pentingnya subjek memulai maupun hanya akan mencari terapi jika mengalami keluhan pusing,
mempertahankan terapi. Penelitian di Belanda sakit kepala, tengkuk kejang, rasa kebas/kesemutan, dan
menunjukkan sebesar 50% kelompok yang sadar bila ada keluhan mengganggu lainnya. Subjek mengaku
hipertensi memiliki nilai skor Framingham di bawah 10%, bahwa mereka biasanya hanya minum obat sampai gejala
hal ini berarti terapi yang diterima pada kelompok membaik lalu berhenti terapi, sementara itu hipertensi,
tersebut sebenarnya kurang diperlukan, sebaliknya 33,6% hiperlipidemia, maupun diabetes sering terjadi tanpa
subjek dengan risiko tinggi dengan skor Framingham 20% disertai gejala sehingga lebih banyak subjek yang tidak
tidak mendapatkan terapi (20). Subjek pada penelitian ini mencapai target terapi. Pernyataan ini sesuai dengan
memiliki rerata risiko 10 tahun ke depan yang mendekati penelitian yang menyatakan bahwa asuransi hanya
nilai 20%, dan menjadi kelompok sangat perlu berpengaruh pada pengendalian penyakit bila subjeknya
mendapatkan terapi. melakukan terapi dan meningkatkan akses terapi (16-17).
Tingginya risiko kardiovaskular subjek juga teramati pada Jaminan kesehatan diharapkan meningkatkan ketaatan
parameter umur jantung dan vaskular subjek yang dan ketaatan terapi meningkatkan keberhasilan terapi
diperoleh dari kalkulator perhitungan skor Framingham. (22). Ketaatan merupakan faktor penting dari pihak pasien
Pada penelitian baik subjek total maupun subkelompok yang menentukan keberhasilan terapi (21). Meskipun
yang memiliki rerata TD ≥140/90mmHg, subjek dengan penelitian ini melibatkan subjek dengan peserta jaminan
dan tanpa jaminan kesehatan memiliki rerata umur kesehatan yang lebih besar dibandingkan yang tanpa
jantung dan vaskular yang lebih tua secara bermakna jaminan kesehatan, hasil penelitian menunjukkan peranan
dibandingkan dengan rerata umur sebenarnya. Hal yang jaminan kesehatan tersebut belum bermakna secara
memicu tingginya nilai skor Framingham dan umur signifikan. Hasil penelitian berbeda dengan penelitian
yang ditemukan di Amerika Serikat (2007 dan 2015), jaminan kesehatan. Pada subkelompok dengan tekanan
Nigeria (2014), dan China (2016) yang menunjukkan darah ≥140/90 mmHg, subjek dengan dan tanpa jaminan
jaminan kesehatan berperan penting dalam peningkatan kesehatan memiliki skor Framingham yang tidak berbeda
kesehatan masyarakat (15-17,23,24). bermakna (p: 0,19), namun demikian subjek dengan
Belum ditemukannya peranan jaminan kesehatan yang jaminan kesehatan memiliki risiko kategori sedang yaitu
bermakna dibandingkan tanpa jaminan kesehatan dapat 19,8 (8,9)% berbanding 21,1 (8,3)% risiko kategori tinggi
dikaitkan dengan status sosio-ekonomi subjek. untuk subjek tanpa jaminan kesehatan. Kategori risiko
Berdasarkan jenis sistem jaminan kesehatan subjek Framingham pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan
penelitian, sebagian besar merupakan jaminan kesehatan penelitian sejenis untuk risiko stroke di Kecamatan
sosial. Subjek memiliki latar belakang pendidikan yang Sekarbela Mataram. Pada penelitian tersebut hasilnya
relatif rendah. Faktor pendidikan subjek menurunkan menunjukkan stroke risiko rendah meskipun 50%
kecenderungan akses informasi kesehatan dan penduduk mengalami hiperlipidemia. Perbedaan ini
pemahaman akan hipertensi yang relatif rendah. Hal ini kemungkinan disebabkan variasi perhitungan risiko, yaitu
berakibat pada permasalahan terapi subjek (24). menggunakan kalkulator versi BMI dan versi tabel (25).
Pengendalian hipertensi sangat penting untuk mencegah Risiko penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang
risiko kardiovaskular. Penelitian ini dilakukan di awal multi faktor, faktor jaminan kesehatan saja belum dapat
pelaksanaan JKN dari BPJS yang baru mulai diterapkan memberikan penurunan faktor risko secara bermakna.
pada tahun 2014, yaitu dalam rentang kurang lebih dari 1 Selain itu faktor waktu pengamatan yang relatif awal dari
tahun. Sebagai perbandingan peran jaminan kesehatan pelaksanaan JKN BPJS kurang dari 1 tahun barangkali
dalam suatu pemodelan peningkatan peran asuransi menurunkan dampak JKN tersebut. Penelitian lebih lanjut
kesehatan 5,1% pada subjek 25-64 tahun diprediksi diperlukan untuk mengkonfirmasi peranan jaminan
menurunkan prevalensi penyakit kardiovaskular misalnya kesehatan terutama setelah durasi implementasi JKN-BPJS
111.000 penyakit jantung koroner 63.000 kasus stroke, di atas 2 tahun.
dan 95.000 kematian karena kardiovaskular pada tahun
2050 (23). Pada penelitian ini tidak terlihat pengaruh UCAPAN TERIMA KASIH
faktor gender terhadap faktor jaminan kesehatan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktorat
Berdasarkan temuan dari berbagai penelitian, faktor Jendral Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset Teknologi dan
gender laki-laki relatif lebih berisiko terhadap kesehatan Pendidikan Tinggi Indonesia untuk dukungan pendanaan
(5,20,22) dan sepanjang penelusuran peneliti, belum penelitian melalui skema Penelitian Fundamental 2015 dan
ditemukan penelitian yang langsung menghubungkan PUPT 2016. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
pengaruh gender terhadap partisipasi jaminan kesehatan. Kepala Dukuh setempat atas bantuan teknis dan
Penelitian sebelumnya menunjukkan jaminan kesehatan penggerakan masyakarat, partisipasi masyarakat yang
meningkatkan proporsi kesadaran dan terapi hipertensi terlibat, serta dukungan tim pengambilan data.
subjek, tetapi tidak mempengaruhi pengendalian tekanan
darah (18). Pada subanalisis penelitian yang Catatan:
membandingkan skor Framingham, jaminan kesehatan Hasil penelitian ini pernah disampaikan dalam bentuk
belum terbukti menurunkan risiko kardiovaskular subjek presentasi oral pada acara Pertemuan Ilmiah Tahunan
yang teramati pada rerata tekanan darah, BMI, skor Ikatan Apoteker Indonesia 27-29 September 2016.
Framingham, dan umur jantung vaskular yang tidak Publikasi presentasi tersebut tanpa abstrak maupun
berbeda bermakna antara kelompok dengan dan tanpa fulltext yang ditampilkan dalam prosiding.