Anda di halaman 1dari 13

Nama : Rindi Antika Pratama (201910060311043)

Citra Firdani (201910060311069)


Kelas : Matkom 4B

A. Garis dan Sudut


1. Garis
Garis adalah suatu susunan titik-titik (bisa tak hingga) yang saling bersebelahan serta
berderet memanjang ke dua arah (kanan/ kiri, atas/ bawah).
Kedudukan dua buah Garis
a. Garis Sejajar
Dua Garis Sejajar yaitu jika garis tersebut berada dalam satu bidang datar serta tidak
akan pernah bertemu atau berpotongan apabila garis tersebut diperpanjang hingga tak
berhingga. Lambang dari garis sejajar yaitu (//)
b. Garis Berpotongan
Dua buah garis akan disebut berpotongan jika kedua garis tersebut mempunyai sutau
titik potong atau biasa disebut dengan titik persekutuan.
c. Garis berhimpit
Dua buah garis akan disebut berhimpit jika kedua garis tersebut mempunyai
setidaknya dua titik potong.
d. Garis Bersilangan
Dua buah garis bisa disebut saling bersilangan jika kedua garis tersebut tidak sejajar
serta tidak berada pada satu bidang.
2. Sudut
Sudut merupakan hal yang dibentuk oleh pertemuan antara dua buah sinar ataupun dua
garis lurus. Sudut ini merupakan suatu daerah yang terbentuk dari sebuah sinar yang
diputar pada pangkal sinar. Sudut dinotasikan dengan menggunakan simbol “∠”.
a. Bagian-bagian pada suatu sudut
1) Kaki Sudut. Merupakan garis sinar yang membentuk sudut tersebut.
2) Titik Sudut. Merupakan titik pangkal atau titik potong tempat berhimpitnya garis
sinar.
3) Daerah Sudut. Daerah atau ruang yang terdapat diantara dua kaki sudut.
b. Jenis-jenis Sudut
Untuk menyatakan besaran pada suatu sudut maka memakai satuan derajat (°), menit
(‘), dan juga detik (“), di mana:
1) Sudut yang besarnya 90° disebut sebagai sudut siku-siku.
2) Sudut yang besarnya 180° disebut sebagai sudut lurus.
3) Sudut yang besarnya antara 0° serta 90° disebut sebagai sudut lancip.
4) Sudut yang besarnya antara 90° serta 180° (90°< D < 180°) disebut sebagai sudut
tumpul.
5) Sudut yang besarnya lebih dari 180° serta kurang dari 360° (180° < D <
360°) disebut sebagai sudut refleks.
6) Jumlah dua sudut yang saling berpelurus (bersuplemen) yaitu 180°. Sudut yang
satu adalah pelurus dari sudut yang lain.
7) Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku (berkomplemen) yaitu 90°. Sudut yang
satu adalah penyiku dari sudut yang lain.
8) Apabila dua garis berpotongan maka dua sudut yang letaknya saling
membelakangi titik potongnya disebut sebagai dua sudut yang saling bertolak
belakang. Dua sudut yang saling bertolak belakang merupakan sudut yang sama
besar.
c. Hubungan antar Sudut
1) Sudut Berpenyiku
Jika terdapat dua buah sudut yang saling berhimpitan serta membentuk sudut
siku-siku, maka sudut yang satu akan menjadi sudut penyiku untuk sudut yang
lain sehingga kedua sudut tersebut disebut sebagai sudut yang saling berpenyiku
(komplemen).
2) Sudut Berpelurus
Jika terdapat dua buah sudut yang saling berhimpitan serta saling membentuk
sudut lurus maka sudut yang satu akan menjadi sudut pelurus untuk sudut yang
lainnya. Sehingga kedua sudut terebut dapat disebut sebagai sudut yang saling
berpelurus (suplemen).
d. Hubungan Antar Sudut apabila Dua Garis Sejajar
1) Dipotong oleh Garis Lain
2) Sudut Sehadap (sama besar)
3) Sudut Dalam Berseberangan (sama besar)
4) Sudut Luar Berseberangan (sama besar)
5) Sudut-Sudut Sehadap dan Bersebrangan
6) Sudut Dalam Sepihak
7) Sudut Luar Sepihak
8) Sudut bertolak belakang (sama besar)

B. Sifat-sifat Segitiga dan Segiempat


1. Segitiga
a. Sifat Umum Segitiga :
1) Mempunyai 3 sisi ; AB, BC, AC
2) Mempunyai 3 sudut ; sudut A, sudut B, dan sudut C
b. Jenis Segitiga Diinjau Dari Sisi-Sisinya
1) Segitiga Sama Sisi
Keistimewaan Sehitiga Sama Sisi :
(a) Ketiga sisi sama panjang ; PQ, QR, RQ
(b) Ketiga sudut sama besar ; 60 derajat
2) Segitiga Sama Kaki ( gambar 2 )
Keistimewaan Segitiga Sama Kaki :
(a) Memiliki 2 sisi yang sama panjang ; TQ = QR
3) Segitiga Sembarang
Keistimewaan Segitiga Sembarang :
(a) Ketiga sisinya tidak sama panjang
(b) Ketiga sudutnya tidak sama besar
c. Jenis Segitiga Ditinjau Dari Sudutnya
1) Segitiga lancip adalah segitiga yang sudutnya lancip / sudutnya kurang dari 90
derajat
2) Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku
atau sudutnya sama dengan 90 derajat
3) Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya yaitu sudut tumpul
atau sudutnya lebih dari 90 derajat
2. Segi Empat
a. Persegi Panjang
Sifat-Sifat Persegi Panjang
1) Sisi berhadapan sama panjang dan sejajar
2) Keempat sudutnya sama besar (90 derajat)
b. Persegi
Sifat-Sifat Persegi
1) Keempat sisinya sama panjang ; PQ = QR = RS = SP
2) Keempat sudutnya sama besar
3) Memiliki 2 diagonal yang sama panjang, saling tegak lurus
dan berpotongan di satu titik
c. Trapesium
1) Trapesium Sebarang adalah trapesium hanya memiliki sepasang sisi yang
sejajar
2) Trapesium Sama Kaki
(a) Memiliki sepasang sisi yang sejajar, KL //MN
(b) Kedua kaki trapesium sama panjang, KN = LM
3) Trapesium Siku-Siku
(a) Sepasang sisi sejajar
(b) Salah satu kaki tegak lurus terhadap sisi sejajarnya
(c) Jumlah sudut dalam sepihak yang dibentuk oleh kaki
dan sisi sejajarnya adalah 180 derajat ;
d. Jajargenjang
Jajargenjang ABCD dibentuk dari 2 segitiga sebarang yang kongruen
Sifat-Sifat Jajargenjang
1) SIFAT I. Sudut-sudut berhadapan sama besar
2) SIFAT II. Sudut yang berdekatan jumlahnya 180 derajat
3) SIFAT III. Kedua diagonlnya berpotongan di tengah
e. Belah Ketupat
Sifat-Sifat Belahketupat :
1) Memiliki 4 sisi yang sama panjang
2) Memiliki 4 sudut berhadapan sama besar
3) Memiliki 2 diagonal (yang berpotongan dan tegak lurus)
f. Layang-Layang
Sifat-Sifat Layang-Layang :
1) Dua pasang sisi sama panjang
2) Sepasang sudut berhadapan sama besar
3) Memiliki dua diagonal, keduanya berpotongan tegak lurus

C. Teorema Pythagoras
Teorema Pythagoras, adalah hubungan mendasar dalam geometri Euclidean di antara tiga
sisi segitiga siku-siku. Ini menyatakan bahwa luas kotak yang sisinya adalah sisi miring (sisi
yang berlawanan dengan sudut kanan) sama dengan jumlah area kotak di dua sisi lainnya.
Teorema ini dapat ditulis sebagai persamaan yang menghubungkan panjang sisi a, b dan c, sering
disebut "persamaan Pythagoras": a2+b2=c2 di mana c mewakili panjang sisi miring dan a dan b
panjang dari dua sisi segitiga lainnya.

• Bentuk-bentuk lainnya:

Jika c menunjukkan panjang sisi miring dan a dan b menunjukkan panjang dari dua sisi lainnya,
teorema Pythagoras dapat dinyatakan sebagai persamaan Pythagoras:

a2+b2=c2

Jika panjang a dan b diketahui, maka c dapat dihitung sebagai

c=√a2 + b 2

Jika panjang sisi miring c dan satu sisi (a atau b) diketahui, maka panjang sisi lainnya dapat
dihitung sebagai

a = √c 2 − b 2 atau b = √c 2 − a2

D. Lingkaran dan garis singgung lingkaran


Lingkaran adalah bentuk yang terdiri dari semua titik dalam bidang yang berjarak tertentu
dari titik tertentu, pusat; ekuivalennya adalah kurva yang dilacak oleh titik yang bergerak dalam
bidang sehingga jaraknya dari titik tertentu adalah konstan. Jarak antara titik mana pun dari
lingkaran dan pusat disebut jari-jari. Artikel ini adalah tentang lingkaran dalam geometri
Euclidean, dan, khususnya, bidang Euclidean, kecuali jika dinyatakan sebaliknya.

Secara khusus, sebuah lingkaran adalah kurva tertutup sederhana yang membagi pesawat
menjadi dua wilayah: interior dan eksterior. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "lingkaran"
dapat digunakan secara bergantian untuk merujuk pada batas gambar, atau keseluruhan gambar
termasuk bagian dalamnya; dalam penggunaan teknis yang ketat, lingkaran hanyalah batas dan
seluruh gambar disebut cakram.

Lingkaran juga dapat didefinisikan sebagai jenis elips khusus di mana dua fokus bertepatan
dan eksentrisitasnya adalah 0, atau bentuk dua dimensi yang melingkupi area per satuan
perimeter kuadrat, menggunakan kalkulus variasi.

Garis singgung lingkaran mempunyai satu titik persekutuan dengan objek yang
disinggungnya. Titik persekutuan antara garis singgung dengan objek geometri tersebut dikenal
sebagai titik singgung.
Garis singgung lingkaran sendiri memiliki sifat dan ciri khas sebagai berikut:

• Jika melalui sebuah garis titik di luar lingkaran, maka dapat dibuat dua buah garis singgung
• Apabila melalui sebuah titik pada lingkaran, hanya dapat dibuat satu garis singgung
• Garis singgung lingkaran dan jari-jari lingkaran yang melalui titik singgungnya saling tegak
lurus atau membentuk sudut 90 derajat
• Panjang garis singgung yang ditarik dari satu titik di luar lingkaran ke titik singgung adalah
sama.

Garis singgung sendiri diketahui ada dua jenis, yakni persekutuan dalam dan luar. Untuk
mengenal lebih jauh mengenai garis singgung lingkaran, simaklah beberapa rumus berikut.
Rumus
Garis Singgung persekutuan dalam
d² = p² - (r1 + r2)²
Garis Singgung persekutuan Luar
L² = p² - (r1 - r2)²
Keterangan Rumus
d = Garis Singgung Persekutuan dalam
l = Garis Singgung Persekutuan Luar
p = Jarak titik pusat kedua lingkaran
r1 = jari jari lingkaran besar
r2 = jari jari lingkaran kecil

E. Bangun ruang sisi datar


1. Kubus

Pengertian Kubus
Kubus merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh enam sisi serupa yang
berwujud bujur sangkar. Kubus juga dikenal dengan nama lain yaitu bidang enam beraturan.
Kubus sebetulnya adalah bentuk khusus dari prisma segiempat, sebab tingginya sama
dengan sisi alas.

Sifat bangun Kubus

1. Seluruh sisi kubus berbentuk persegi dengan mempunyai luas yang sama.
2. Seluruh rusuk kubus memiliki panjang yang sama.
3. Masing-masing diagonal bidang pada kubus mempunyai panjang yang sama.
Perhatikan ruas garis BG dan CF pada gambar di atas. Kedua garis tersebut adalah
diagonal bidang kubus ABCD.EFGH yang mempunyai ukuran sama panjang.
4. Masing-masing diagonal ruang pada kubus memiliki panjang yang sama.
Dari kubus ABCD.EFGH pada gambar di atas , ada dua diagonal ruang, yakni HB dan
DF di mana keduanya berukuran sama panjang.
5. Masing-masing bidang diagonal pada kubus berbentuk persegi panjang.
Perhatikan bidang diagonal ACGE pada gambar di atas.

Rumus Pada Kubus

a. Volume: s x s x s = s3
b. Luas permukaan: 6 s x s = 6 s2
c. Panjang diagonal bidang: s√2
d. Panjang diagonal ruang: s√3
e. Luas bidang diagonal: s2√2
2. Balok

Pengertian Balok

Balok adalah suatu bangun ruang yang mempunyai tiga pasang sisi segi empat. Di mana
pada masing-masing sisinya yang berhadapan mempunyai bentuk serta ukuran yang
sama.Berbeda halnya dengan kubus di mana seluruh sisinya kongruen berbentuk persegi,
dan pada balok hanya sisi yang berhadapan yang sama besar.

Sifat Balok

1. Sedikitnya sebuah balok mempunyai dua pasang sisi yang berbentuk persegi panjang.
2. Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran yang sama panjang:
PQ = RS = TU = VW, dan PT = QU = RV = SW.
3. Pada masing-masing diagonal bidang pada sisi yang berhadapan berukuran sama
panjang, yakni:
PQRS dengan TUVW, PQUT dengan SRVW, dan QRVU dengan PSWT yang
mempunyai ukuran sama panjang.
4. Masing-masing diagonal ruang pada balok mempunyai ukuran sama panjang.
5. Masing-masing bidang diagonalnya berbentuk persegi panjang.

Rumus pada Balok:

a. Volume: p.l.t
b. Luas Permukaan: 2 (pl + pt + lt)
c. Panjang Diagonal Bidang: √(p2+l2) atau juga bisa √(p2+t2) atau √(l2+t2)
d. Panjang Diagonal Ruang: √(p2+l2+t2)

3. Prisma

Pengertian Prisma

Prisma merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi di mana alas dan juga tutupnya
kongruen serta sejajar berbentuk segi-n. Sisi-sisi tegak dalam prisma memiliki beberapa
bentuk, antara lain: persegi, persegi panjang, atau jajargenjang.
Dilihat dari tegak rusuknya, prisma terbagi menjadi dua macam, yaitu: prisma tegak dan
prisma miring.
Prisma tegak merupakan prima di mana rusuk-rusuknya tegak lurus dengan alas dan juga
tutupnya. Sementara untuk prisma miring merupakan prisma di mana rusuk-rusuk tegaknya
tidak tegak lurus pada alas dan juga tutupnya.
Apabila kita lihat dari bentuk alasnya, prisma terbagi lagi menjadi beberapa macam, yaitu:
prisma segitiga, prisma segi empat, prisma segi lima, dan lain sebagainya.
Prisma yang alas dan juga tutupnya berbentuk persegi disebut sebagai balok dan kubus.
Sementara untuk prisma yang memiliki alas dan tutupnya berbentuk lingkaran disebut
sebagai tabung.

Sifat Prisma

Memuat hubungan antara jumlah titik sudut ( T ), sisi ( S ), dan juga rusuk ( R ) pada prisma:
S+T=R+2

Rumus Pada Prisma

a. Volume: Luas alas x Tinggi


b. Luas permukaan: (2 x Luas Alas) + (Keliling alas x tinggi)

4. Limas

Pengertian Limas
Limas merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh alas berbentuk segi-n
(dapat berupa segi tiga, segi empat, segi lima, dll) serta bidang sisi tegak berbentuk segitiga
yang berpotongan di satu titik puncak.
Terdapat banyak jenis limas yang dikategorikan dengan dilandasi bentuk alasnya. Antara
lain: limas segitiga, limas segi empat, limas segi lima, dan yang lainnya.
Limas dengan mempunyai alas berbentuk lingkaran disebut sebagai kerucut. Sementara
untuk limas dengan alas yang berupa persegi disebut sebagai piramida.
Rumus Pada Limas

a. Volume Limas = 1/3 Luas Alas x Tinggi


b. Luas Permukaan = Jumlah Luas Alas + Jumlah Luas sisi tegak

F. Bangun ruang sisi lengkung

1. Tabung

Pengertian Tabung

Bangun tabung merupakan suatu bangun ruang tiga dimensi yang mempunyai tutup dan alas
yang berbentuk lsebuah ingkaran dengan memiliki ukuran yang sama dan diselimuti oleh
persegi panjang.

Sifat Tabung

a. Tabung memiliki 3 buah sisi, 1 persegi panjang, 2 lingkaran.


b. Tidak memiliki rusuk.
c. Tidak memiliki titik sudut.
d. Tidak memiliki bidang diagonal.
e. Tidak memiliki diagonal bidang.
f. tabung memiliki sisi alas serta sisi atas berhadapan yang kongruen.
g. Tinggi tabung merupakan jarak titik pusat bidang lingkaran alas dengan titik pusat
lingkaran atas.
h. Bidang tegak tabung berwujud lengkungan yang disebut sebagai selimut tabung.
i. Jaring-jaring tabung berwujud 2 buah lingkaran serta 1 persegi panjang.

Rumus pada Tabung

• Rumus untuk menghitung luas alas:


luas lingkaran=π x r2
• Rumus untuk menghitung volume pada tabung:
π x r2 x t
• Rumus untuk menghitung keliling alas pada tabung:
2xπxr
• Rumus untuk menghitung luas pada selimut tabung:
2xπxrxt
• Rumus untuk menghitung luas pada permukaan tabung:
2 x luas alas+luas selimut tabung
• Rumus kerucut + tabung:
o volume = ( π.r2.t )+( 1/3.π.r2.t )
o luas = (π.r2)+(2.π.r.t)+(π.r.s)

• Rumus tabung + 1/2 bola:


o Rumus untuk menghitung Volume = π.r2.t+2/3. π.r3
o Rumus untuk menghitung Luas = (π.r2)+(2.π.r.t)+(½.4.n.r2) = (3.π.r2)+(2. π .r.t)

• Rumus tabung+bola:
o Rumus untuk menghitung Volume= (π.r2.t)+(4/3. π.r3)
o Rumus untuk menghitung Luas= (2. π.r2)+(4. π.r2) = π.r2

2. Kerucut

Pengertian Kerucut

Kerucut merupakan salah satu bangun ruang yang memiliki sebuah alas yang berbentuk
lingkaran dengan selimut yang mempunyai irisan dari lingkaran.
Di dalam geometri, kerucut merupakan sebuah limas istimewa yang memiliki alas lingkaran.
Kerucut mempunyai 2 sisi dan 1 rusuk. Sisi tegak kerucut tidak berwujud segitiga namun
berwujud bidang miring yang disebut sebagai selimut kerucut.

Sifat Kerucut

Terdapat beberapa sifat pada bangun ruang kerucut, antara lain ialah sebagai berikut:

1. Kerucut memiliki 2 sisi.


2. Kerucut tidak memiliki rusuk.
3. Kerucut memiliki 1 titik sudut.
4. Jaring-jaring kerucut terdiri atas lingkaran serta segitiga.
5. Tidak memiliki bidang diagonal
6. Tidak memiliki diagonal bidang
Rumus pada bangun ruang kerucut

a. Rumus untuk menghitung volume:


1/3 x π x r x r x t
b. Rumus untuk menghitung luas:
luas alas+luas selimut

3. Bola

Pengertian Bola

Bola merupakan salah satu bangun ruang sisi lengkung yang dibatasi oleh satu bidang
lengkung. Atau juga bisa didefinisikan sebagai sebuah bangun ruang berbentuk setengah
lingkaran yang diputar mengelilingi garis tengahnya.

Sifat Bola

1. Bola memiliki 1 sisi serta 1 titik pusat.


2. Bola tidak memiliki rusuk.
3. Bola tidak memiliki titik sudut
4. Tidak memiliki bidang diagonal
5. Tidak memiliki diagonal bidang
6. Sisi bola disebut sebagai dinding bola.
7. Jarak dinding ke titik pusat bola disebut sebagai jari-jari.
8. Jarak dinding ke dinding serta melewati titik pusat disebut sebagai diameter.

Rumus pada Bola

a. Rumus untuk menghitung volume bola yakni:


4/3 x π x r3
b. Rumus untuk menghitung luas bola yakni:
4 x π x r2

G. Kesebangunan dan kekongruenan bangun datar

1. Kesebangunan
Kesebangunan merupakan hubungan dua buah bangun datar atau lebih yang sudut – sudut
bersesuainnya sama besar dan panjang sisi – sisi sudut yang bersesuaian memiliki
perbandingan yang sama. Dengan kata lain, dalam hubungan kesebangunan ini ukuran dua
buah bangun tidak harus sama, namun besar sudut yang bersesuaian haruslah sama.
Kesebangunan dinotasikan dengan ≈.

Perhatikan dua buah bangun datar berikut ini:

Dua buah bangun datar di atas dikatakan sebangun, karena:


a. Sisi – Sisi yang Bersesuaian Memiliki Perbandingan Nilai yang Sama
b. Sudut – Sudut yang Bersesuaian Memiliki Besar yang Sama
2. Pengertian Kekongruenan
Kekongruenan merupakan hubungan dua buah bangun datar atau lebih yang sudut – sudut
bersesuainnya dan panjang sisi – sisi sudut yang bersesuaian memiliki besar dan panjang
yang sama. Dengan kata lain, jika dua buah bangun datar dikatakan kongruen maka dua
buah bangun datar tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Kekongruenan
dinotasikan dengan ≅.

Dua buah bangun datar di atas dikatakan kongruen, karena panjang sisi – sisi yang
bersesuaian dan besar sudut yang bersesuaiannya sama besar.

Anda mungkin juga menyukai