Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN NY.

Y DENGAN
DIAGNOSA HIPERTENSI DI DESA ROWOCACING
KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

Dosen Pembimbing:
Sigit Prasojo, SKM., M. Kep.

Disusun Oleh:
LILIS SETIOWATI
202002040050

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN NY.Y DENGAN DIAGNOSA
HIPERTENSI DI DESA ROWOCACING KECAMATAN KEDUNGWUNI
KABUPATEN PEKALONGAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan sistolik di atas 140

mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg (Wijaya dan Putri, 2013).

Menurut WHO, batas normal tekanan darah adalah tekanan sistolik 120 - 140

mmHg dan tekanan diastolik 80-90 mmHg. Seseorang dikatakan hipertensi

apabila tekanan darahnya dan atau lebih dari 140/90 mmHg (Manuntung,

2018). Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta

warga dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO)

memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

dengan jumlah penduduk yang membesar.

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran

pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%)

diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa

Barat (29,4%) (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Data yang diperoleh dari Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2017 didapatkan hasil rekapitulasi

jumlah data kasus baru untuk penyakit tidak menular (PTM) sebesar

1.593.931 kasus. Dimana proporsi terbesar dari seluruh PTM adalah penyakit

hipertensi yaitu sejumlah 64,83%. Sedangkan untuk prevalensi hipertensi di

Kabupaten Pekalongan sebanyak 9,44%.


Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.J di Desa

Rowocacing Kecamatan Kedungwuni didapatkan hasil TD: 170/100 mmHg,

N: 80x/menit, RR: 20x/menit. Ny.J mengatakan nyeri kepala bagian belakang.

Ny.J mengatakan mempunyai riwayat hipertensi 2 tahun yang lalu. Ny.J

mengatakan memeriksakan diri ke puskesmas dan tidak menjaga pola makan

dengan baik karena merasa sehat-sehat saja. Setiap merasa pusing, nyeri

tengkuk. Ny. J mengatakan belum mengetahui tentang penyakitnya. Dampak

dari hal tersebut dapat mengakibatkan munculnya berbagai penyakit yang

terjadi sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan pemberian asuhan

keperawatan pada keluarga Ny. J.

B. Diagnosa Keperawatan dan Tujuan

1. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

b. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan

2. Tujuan

Tujuan Umum:

Untuk meningkatkan pengetahuan mengenai terapi modalitas relaksasi

otot progresif

Tujuan Khusus:

a. Upaya Primer

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang relaksasi otot progresif

b. Upaya Sekunder
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik relaksasi otot

progresif

c. Upaya Tersier

Anggota kelompok dapat menerapkan terapi modalitas relaksasi otot

progresif untuk menurunkan tekanan darah tinggi

C. Strategi Intervensi

1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang relaksasi otot progresif

2. Mendemonstrasikan teknik relaksasi otot progresif

3. Mempraktikan bersama-sama teknik relaksasi otot progresif

D. Implementasi

1. Prosedur Tindakan : Memberikan pendidikan kesehatan tentang

relaksasi otot progresif dan mendemostrasikan relaksasi otot progresif

2. Metode : Ceramah, demonstrasi, tamya jawab

3. Media : Lembar Balik, leaflet

4. Tempat : Rumah Ny.J

5. Waktu : 09,00 WIB - selesai

6. Sasaran : Ny.J

7. Pelaksana : Lilis Setiowati

8. Ringkasan Kegiatan :

Waktu Kegiatan Keterangan


09.00 - 09.15 Membuka kegiatan Media yang dibutuhkan

dengan salam sudah dipersiapkan

oleh pelaksana dan


Menjelaskan latar sasaran mendengarkan

belakang, tujuan kegiatan dan berpartisipasi aktif

09.15 - 09.20

Melakukan kontrak

waktu

09.20 - 09.30

Melakukan apersepsi
09.30 - 09.40 Menjelaskan tentang Media yang dibutuhkan

relaksasi otot progresif sudah dipersiapkan

oleh pelaksana

09.40 - 09.50 Mendemonstrasikan

teknik relaksasi otot

progresif yang di ikuti

oleh seluruh anggota

kelompok

Mempraktikan relaksasi

otot progresif dengan

anggota kelompok
09.50 - 10.00 Memberi kesempatan Anggota kelompok

kepada anggota memperhatikan dan

kelompok untuk betanya bertanya tentang hal-

hal yang belum jelas


10.00 - 10.40 Melakukan evaluasi

tentang relaksasi otot Anggota kelompok

progresif mendapat leaflet

sebagai petunjuk untuk

10.40 - 10.50 Memberikan restatement melakukan teknik

dan memotivasi untuk relaksasi otot progresif

melakukan relaksasi otot

progresif

10.50 – 10.55 Menutup kegiatan dengan

salam

E. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. kontrak waktu dengan Ny.J sebelum dilakukan penyuluhan dimulai.

b. Tempat dan peralatan penyuluhan sesuai dengan satuan acara

penyuluhan (SAP)

2. Evaluasi Proses

a. Penyuluhan berlangsung dengan lancar

b. Pada awal penyuluhan pemateri memperkenalkan diri kemudian

menjelaskan tujuan dari penyuluhan, menjelaskan acara penyuluhan

dan kontrak waktu yang dibutuhkan untuk penyuluhan.


c. penyampaian materi yang disampaikan oleh pemateri dan diikuti tanya

jawab antara audien dan pemateri

3. Evaluasi Hasil

a. Ny.J berperan aktif selama penyuluhan

b. Ny.J memahami materi yang disampaikan pemateri

c. Ny.J menjelakan apa yang terdapat dalam penyuluhan

d. Ny.J mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi otot progresif


Lampiran

RELAKSASI OTOT PROGRESIF

A. Pengertian

Relaksasi otot progresif adalah suatu terapi relaksasi untuk

memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot dengan melakukan teknik

relaksasi guna mendapat perasaan relaks (Kushariyadi dan Setyoadi, 2011,

h.107)

B. Tujuan

1. Mengurangi ketegangan otot, kecemasan, nyeri pada bagian leher dan

punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung tidak metabolic

2. Meningkatkan rasa kebugaran dan konsentrasi

3. Memperbaiki kemampuan dalam mengatasi stress

4. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan

(Kosasih dan Solehati, 2015, 186)

C. Manfaat

1. Untuk menurunkan ketegangan otot

2. Mengurangi tingkat kecemasan

3. Mengurangi masalah-masalah yang berhubungan dengan stress

4. Mengatasi hipertensi

5. Mengurangi sakit kepala

6. Mengurangi insomnia

(Kosasih dan Solehati, 2015, 186)

D. Prosedur Teknik relaksasi otot progresif


1. Tahap Orientasi
a) Memberikan salam terapeutik kepada klien
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien
c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum tindakan
prosedur dilakukan
2. Tahap Kerja
a) Kerutkan dahi dan alis sekencang-kencangnya hingga kulit
terasa mengkerut. Kemudian lemaskan secra perlahan hingga
10 detik.
b) Pejamkan mata sekuat-kuatnya hingga ketegangan otot-otot
didaerah mata dirasakan menegang. Lemaskan perlahan-lahan
hingga 10 detik.
c) Rapatkan mulut sambil menekankan gigi sekuat-kuatnya
sehingga merasakan ketegangan disekitar otot-otot rahang.
Lemaskan perlahan-lahan sampai 10 detik.
d) Buatlah huruf O pada bibir anda, lalu tarik sekuat-kuatnya
kedepan (monyongkan bibir) hingga terasa ketegangan di otot-
otot daerah bibir. Lakukan selama 10 detik.
e) Tekan kepala kearah punggung sedemikian rupa sehingga
terasa tegang pada otot leher bagian belakang. Lemaskan leher
perlahan-lahan selama 10 detik.
f) Tekukkan dan turunkan dagu hingga menyentuh dada.
Lakukan hal ini hingga terasa ketegangan otot didaerah leher
bagian depan. Lemaskan perlahan hingga 10 detik.
g) Menggenggam tangan kiri atau kanan sambil membuat sebuah
kepala. Kepalkan sekuat-kuatnya hingga terasa ketegangan
otot-otot tangan. Lakukan selama 10 detik pada kedua tangan.
h) Menekuk kedua pergelangan tangan ke belakang secara
perlahan-lahan hingga terasa ketegangan pada otot-otot tangan
bagian belakang dan lengan bagian bawah menegang, jari jari
menghadap kelangit-langit.
i) Menggenggam kedua tangan hingga menjadi kepalan dan
membawa kepalan tersebut ke pundak, hingga otot-otot lengan
bagian dalam menegang. Lemaskan perlahan-lahan selama 10
detik.
j) Menegangkan otot-otot bahu dengan cara mengangkat kedua
bahu ke arah telinga setinggi-tingginya. Lemaskan kedua bahu
secara perlahan-lahan hingga 10 detik.
k) Dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari sandaran kursi,
busungkan dada dan pertahankan dada selama 10 detik.
l) Dilakukan dengan menarik nafas, lalu rasakan ketegangan pada
dada dan perut. Hembuskan perlahan-lahan hingga 10 detik.
m) Dilakukan dengan menarik nafas, lalu rasakan ketegangan pada
perut. Hembuskan perlahan-lahan hingga 10 detik.
n) Meluruskan kedua telapak kaki selama 10 detik hingga terasa
pada daerah pada. Lemaskan kedua kaki secra perlahan-lahan.
3. Tahap Terminasi
a) Melakukan evaluasi tindakan yang diberikan
b) Merapikan alat
c) Mencuci tangan
d) Berpamitan dengan klien

E. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan relaksasi otot

progresif

1. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri

sendiri

2. Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik


3. Posisi tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup, jangan berdiri.

4. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.

5. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudia bagian kiri dua

kali

6. Memeriksa apakah klien benar-benar rileks

7. Terus-menerus memberikan instruksi dan tidak terlalu cepat, dan tidak

terlalu lambat
DAFTAR PUSTAKA

Kushariyadi dan Seytoadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien


Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medik

Andarmojo, Sulistiyo. (2013). Konsep Dasar Proses Keperawatan Nyeri.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Riasmini, Ni Made. (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,


Kelompok dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC dan
NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta: UI Press

Anda mungkin juga menyukai