Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENDAHULUAN

MANAJEMEN KUALITAS AIR

Tiarsa Halilu
O 271 19 108
Kelompok 2
302

JURUSAN AKUAKULTUR
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan oksigen dalam wadah budidaya ?
Jawab : Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu,
kadargaram (salinitas) perairan, pergerakan air dipermukaan air, luas daerah permukaan
perairan yang terbuka, tekanan atmosfer dan persentase oksigen sekelilingnya.
Konsentrasi oksigen terlarut tergantung pada faktor fisika dan biologi. Beberapa faktor fisika
yang mempengaruhi konsentrasi atau kelarutan oksigen terlarut dalam air antara lain suhu,
salinitas, dan tekanan atmosfer. Konsentrasi oksigen terlarut juga dipengaruhi oleh faktor
biologis seperti kepadatan organisme perairan, karena semakin padat organisme perairan
maka laju respirasi juga akan semakin meningkat. Adanya peningkatan respirasi tersebut
akan menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air (Schramm, 1997), dimana
penurunan konsentrasi oksigen terlarut hingga batas titik kritis akan menyebabkan hypoxia.

2. Jelaskan beberapa parameter yang mempengaruhi oksigen terlarut dalam kegiatan


budidaya ?
Jawab :
Ada 5 faktor yang mempengaruhi oksigen terlarut yang akan di rincikan dalam hal ini antar
lain:

 difusi udara bebas dari atmosfer


 fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan
 kedalaman titik
 pergerakan air permukaan
 adanya injeksi oksigen (aerator)

sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara
bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan. Kecepatan difusi dari
udara, tergantung dari beberapa faktor, antara lain kekeruhan air, dan udara seperti arus,
gelombang dan pasang surut.

Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi, di sebabkan adanya proses difusi
antara air dengan udara bebas serta adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya
kedalaman akan terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis
semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan
oksidasi bahan-bahan organic dan anorganik.

Oksigen memegang peranan penting sebagai indicator kualitas perairan, karena oksigen
terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organic dan anorganik. Peranan
oksigen adalah untuk mengkoksidasi bahan organic dan anorganik dengan hasil akhirnya
adalah nutrient yang pada akhirnya memberikan kesuburan perairan.
Oksigen yang di hasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih sederhana
dalam bentuk nutrient dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan
oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada
perairan secara alami yang di tujukan untuk menurunkan air buangan industry dan rumah
tangga. Kelarutan oksigen dalam air dipengaruhi banyak faktor di antaranya adalah sushu,
kadar garam (salinitas), pergerakan air permukaan, luas daerah permukaan yang terbuka,
tekanan atmosfir dan persentase oksigen di sekelilingnya.

3. Jelaskan penyebab fluktuasi oksigen terlarut dalam kegiatan budidaya.


Jawab:
Konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan mengalami fluktuasi selama sehari semalam (24
jam). Fluktuasi dari konsentrasi oksigen juga masih relative stabil dalam range sempit pada
setiap waktu pengamatan, karena lambatnya penyerapan oksigen dari atmosfer melalui difusi
akibat daya larut air yang sangat rendah dan tingkat konsumsi oksigen dari daphnia sp yang
sangat rendah. Terjadinya di fusi oksigen di atur dengan adanya lubang kecil pada penutup
wadah. Pirrow et al, (2001) menyatakan bahwa rata-rata respirasi dari daphnia sp pada kondisi
hypoxia adalah 28 nmol oksigen/individu/jam, sedangkan menurut bohrer and lampert (1988),
paul et al (1997), porter et al (1982) dalam pirrow et al (1999), pada kondisi normoxia dan
pada suhu 20c, tingkat konsumsi oksigen dari daphnia sp dewasa berada pada kisaran 30-40
nmol/jam.

4. Jelaskan menajemen kualitas air yang baik dalam kegiatan budidaya berdasarkan sistem
budidaya baik tambak ekstensif, intensif maupun supra intensif.
Jawab: Tambak ekstensif:
Kualitas air pada tambak ekstensif kadar DO untuk krnyamanan pada tambak 3 mg/ liter,
dedangkan nilai ph berkisar antar 6,5 - 9, kandungan CO2 pada budidaya tidak lebih dari 15
ppm, nilai salinitas 0,5O – 30o. Kegiatan yang umum dilakukan dalam pengelolaaan kualitas
air adalah pengangkatan lumpur, penggantian air, pemupukan ulang dan pengendalian biota
air.

Tambak intensif:
kualitas air pada budidaya intensif adalah kadar oksigen terlarut berkisar antara 3,9 - 7,8 mg/l,
kadar karbondioksida bebas berkisar antara 2,6 − 5,1 mg/l, nilai pH berkisar antara 6,47 –
7,65, nilai suhu berkisar antara 24 0C  − 29 0C, nilai kecerahan berkisar antara 20 − 39 cm,
nilai salinitas berkisar 15 − 19 ppt,  nilai kandungan nitrit berkisar 0,010  – 0,052 mg/l, dan
nilai kandungan amonia berkisar 0,006  – 0,017 mg/l. Kemudian rata-rata nilai laju
pertumbuhan udang adalah 0,24 gram/hari dan tingkat kelulushidupan sebesar 84 %.
Tambak supra intensif:
Sedangkan pada budidaya semi intensif di peroleh  kadar oksigen terlarut berkisar antara 1,8 –
3,5 mg/l, kadar karbondioksida bebas berkisar antara 4,9 – 6,6 mg/l, nilai pH berkisar antara
5,63 – 6,64, nilai suhu berkisar antara 26 0C  − 29 0C, nilai kecerahan berkisar antara 15 − 39
cm, nilai salinitas berkisar 16 − 18 ppt. Kemudian rata-rata nilai laju pertumbuhan udang
adalah 0,18 gram/hari dan tingkat kelulushidupan sebesar 75 %. 
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, T dkk. 1998. Budidaya bandeng secara intensif. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Balai Budidaya Air Payau, Jepara. 1984. Pedoman Budidaya Tambak.

Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian. Jepara.

BrackiswaterAquaculture Development andTraining Project. 1980.

FisheriesExtensionOfficersTraining Manual. FAO-UNDP-BFAR

Rep. Philippines. Quezon City.

Martosudarmo, B. dan B. S. Ranoemihardjo. 1992. Rekayasa Tambak.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Murtidjo, B.A. 1989. Tambak air payau: budidaya udang dan bandeng.

Kanisius, Yogyakarta.

Soeseno, S. 1987. Budidaya ikan dan udang dalam tambak.

PT.Gramedia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai