Kerangka Acuan Kerja FS RSUD Musi Banyuasin Revisi 2
Kerangka Acuan Kerja FS RSUD Musi Banyuasin Revisi 2
A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional pada semua sektor dewasa ini sangat cepat dengan tujuan mendorong
pertumbuhan ekonomi di tingkat nasional maupun tingkat daerah, namun semua sektor dapat
mencapai target apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang sehat secara fisik dan mental. Oleh
karena itu pembangunan dan pengembangan di sektor kesehatan sejak beberapa tahun terakhir
mendapat perhatian lebih dari Pemerintah tanpa mengabaikan sektor lainnya. Salah satu keberhasilan
dalam mendukung sektor kesehatan yaitu dengan mendirikan dan mengembangkan rumah sakit.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, dinyatakan bahwa rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan
sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk mendukung implementasi Undang-Undang serta memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), maka Pemerintah dalam hal ini
Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin di Sumatera Selatan (Pemkab Musi Banyuasin) memiliki
tanggung jawab dalam penyediaan fasilitas kesehatan di wilayahnya dengan mengembangkan gedung
pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu yang merupakan Rumah Sakit Rujukan
Regional. Berdasarkan Pergub No. 67 tahun 2018 tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan,
RSUD Sekayu merupakan rujukan lintas Kabupaten yang mengampu pasien dari Kabupaten Muba,
Pali, Musi Rawas, dan Musi Rawas Utara. Dalam rencana pengembangan RSUD tersebut, Pemkab
Musi Banyuasin sebagai pemrakarsa proyek membutuhkan Studi Kelayakan sebagai salah satu
dokumen perencanaan proyek yang mengacu dokumen Pra Studi Kelayakan yang sudah pernah
disusun.
Hlm 1 dari 10
6. Mendapatkan informasi mengenai total kebutuhan biaya dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan mempertimbangkan jenis pelayanan yang diberikan,
kelas rumah sakit dan lingkungan sosial & ekonomi.
7. Mendapatkan hasil kajian tarif pelayanan rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap rumah
sakit berdasarkan besaran biaya satuan (unit cost) yang dibandingkan dengan tarif Indonesia
Case-Base Groups (INA CBGs) pasien Jaminan Kesehatan nasional (JKN).
8. Memperbaharui pengetahuan atas keseluruhan analisis keuangan yang meliputi: i) rencana
investasi dan sumber daya; ii) proyeksi pendapatan dan biaya; iii) proyeksi cash flow; dan iv)
analisa keuangan (BEP, IRR, dan NPV);
9. Memperbaharui perkiraan awal biaya konstruksi, termasuk perkiraan awal biaya pengelolaan
dampak lingkungan dan sosial, dan opsi pembiayaan yang memungkinkan untuk
pengembangan gedung pelayanan RSUD Sekayu
10. Memperbaharui kajian atas sistem pelayanan dan aspek kelembagaan yang terkait dengan
operasional RSUD Sekayu;
11. Memperbaharui kajian atas metode pengadaan jasa konstruksi yang memberikan tingkat
efisiensi tertinggi;
12. Memperbaharui gambaran awal kondisi lingkungan dan sosial serta keselamatan kerja di
sekitar lokasi proyek;
13. Mengidentifikasi berbagai jenis dokumen dan/atau perizinan terkait aspek lingkungan dan
sosial yang diperlukan oleh proyek;
14. Memperbaharui hasil studi yang dapat memenuhi ketentuan RIDF.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan rekomendasi pembangunan Rumah Sakit Umum
Daerah Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin yang layak secara teknis, pelayanan, ekonomi, finansial,
serta sosial dan lingkungan.
D. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan ini berada Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dengan estimasi luas lahan
sebesar 65.900 m2.
2. Analisa Situasi
Analisis Situasi dilakukan atas seluruh aspek-aspek baik dari aspek Eksternal sebagai peluang
ataupun ancaman maupun aspek Internal yang dapat menjadi kekuatan ataupun kelemahan
sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan kecenderungan bagi RSUD Sekayu dalam
melakukan pembangunan baru atau melakukan pengembangan berupa peningkatan status layanan
RSUD tersebut.
Untuk menganalisis aspek eksternal dan aspek internal, perlu dilakukan proyeksi, kecuali data-
data yang tidak memungkinkan tetap disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang atau pun
diagram pie untuk melihat kecenderungannya.
Aspek-aspek yang dikaji dalam analisis situasi diharapkan mendapatkan suatu kecenderungan
bagi RSUD Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin setelah melakukan segmentasi dan positioning,
aspek-aspek tersebut antara lain:
a. Aspek Eksternal:
Kebijakan: Melakukan kajian berupa menganalisis kebijakan dan pedoman serta
peraturan baik kebijakan dan pedoman yang terkait dengan pendirian atau
pengembangan suatu Rumah Sakit dari berbagai aspek eksternal maupun peraturan-
peraturan daerah di Kabupaten Musi Banyuasin.
Adapun Dasar Kebijakan yang mencakup namun tidak terbatas, yaitu UU nomor
36/2009 tentang kesehatan, UU nomor 44/2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes
nomor 30 tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit, Petunjuk
Teknis Izin Mendirikan, Izin Operasional dan Peningkatan Rumah Sakit Tahun
2017, Permenkes nomor 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan
Prasarana Rumah Sakit, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD, Peraturan Pemerintah
Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Peraturan Kepala Daerah tentang
Pola Pengelolaan Keuangan BLUD.
Sistem Jaminan Sosial Nasional (“UU 40/2004”) yang di dalamnya juga memuat
Jaminan Kesehatan Nasional (“JKN”), Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) (“UU 24/2011”), Peraturan Menteri
Kesehatan No. 23 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis mengenai Dampak Lingkungan
Hidup, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup dan Izin Lingkungan (“Permen LH 17/2012”), Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. 22 Tahun 2018 tentang
Norma, Standar, Prosedur, Dan Kriteria Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara
Elektronik Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan, dan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. 26 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyusunan Dan Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Dalam
Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.
Peraturan Pemerintah Nomor 101/2014 tentang Pengelolaan Limbah B3.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56/MENLHK-
SETJEN/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3
dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (“PP 50/2012”).
Kesesuaian dengan RPJMD.
Kesesuaian dengan RTRW, Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (“UU 26/2007”) Peraturan Daerah yang dimaksud.
Visi & Misi Rumah Sakit serta SWOT Analysis.
Anggaran dan realisasi Pendapatan Pelayanan Dinas Kesehatan tiga tahun terakhir.
Demografi: Pertumbuhan Demografi (berdasarkan kecamatan, jenis kelamin dan usia,
kondisi ekonomi/pendapatan, physically disabled) Kabupaten Musi Banyuasin di mana
lokasi Rumah Sakit tersebut berada dapat merupakan segmentasi pasar dari layanan
kesehatan yang akan diberikan oleh Rumah Sakit tersebut. Untuk melihat kecenderungan
demografi perlu diproyeksikan hingga maksimum 20 tahun mendatang dengan dasar data
series minimal 3 tahun sebelumnya. Data demografi yang dimaksud berupa proyeksi.
Perlu perhatian kemungkinan peningkatan jumlah pasien lansia.
Geografi: Letak pembangunan RSUD Sekayu secara geografis sangat berpengaruh
terhadap positioning suatu Rumah Sakit. Posisi lahan Rumah Sakit terhadap kondisi
wilayah di sebelah utara, selatan, barat dan timur beserta kondisi sarana prasarananya
baik sarana kesehatan, perumahan, pendidikan, aksesibilitas dll, yang merupakan penentu
positioning Rumah Sakit yang akan dibangun maupun dalam melakukan pengembangan
peningkatan layanan kesehatan. Lebih lanjut, Gambaran Umum Wilayah (Geografis)
yang menjelaskan Letak Luas, Ketinggian, daerah pantai atau pegunungan.
Sosial Ekonomi & Budaya: melihat proyeksi sosial ekonomi Kabupaten Musi
Banyuasin dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar
data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan kondisi perekonomian, berupa
proyeksi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian, pendidikan, sarana pendidikan,
agama, pola hidup masyarakat sekitar dan laju pertumbuhan. Perlu perhatian
kemungkinan peningkatan jumlah pasien lansia.
Sumber Daya Manusia/Tenaga Kerja Kesehatan: Kajian terhadap ketersediaan
SDM/Ketenagakerjaan di bidang kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin merupakan
pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat suatu layanan kesehatan Rumah
Sakit terutama dikaitkan dengan layanan unggulan. Perlu dikaji sekolah-sekolah
penunjang pelayanan kesehatan terdekat yang ada, seperti SMK Kesehatan, SMK
Farmasi, Sekolah Tinggi Kebidanan, Sekolah Tinggi Kesehatan, Sekolah Perawat dan
lain-lain. Semuanya untuk mengantisipasi sumberdaya manusia yang nantinya akan
dibutuhkan oleh RSUD.
Profil Kesehatan yang mencakup namun tidak terbatas akses terhadap fasilitas kesehatan
(Profil FKTL lainnya dan kebutuhan rumah sakit baru), Kualitas Pelayanan kesehatan
(AKB, AKABA, AKI, Prevalensi penyakit menular, Tingkat Morbiditas).
b. Aspek Internal
Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi RSUD Sekayu untuk dapat
survive dalam melaksanakan operasional yang akan mengurangi ancaman yang terjadi, serta
melihat kelemahan yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu
hambatan di dalam operasional Rumah Sakit ke depannya yang meliputi sarana dan prasarana
kesehatan, pola penyakit epidemiologi, teknologi, SDM, organisasi, sistem pengelolaan
rumah sakit, dan kinerja keuangan. Uraian analisa internal yang dibutuhkan meliputi dan
tidak terbatas pada poin-poin berikut:
Kajian Sarana Kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah Sakit yang akan
dibangun atau pengembangan dimaksud untuk mendapatkan kecenderungan dalam hal
pangsa pasar serta pola penentuan Sistem Tarif di wilayah tertentu.
Kajian Pola Penyakit di Rumah Sakit dimaksudkan untuk melihat kecenderungan Pola
Penyakit yang banyak terjadi pada Rumah Sakit tersebut dengan memproyeksikan
kecenderungan Pola Penyakit guna menentukan unggulan Rumah Sakit.
Kajian terhadap SDM di Rumah Sakit dimaksudkan mengkaji kesiapan SDM di Rumah
Sakit terhadap Jenis Layanan Kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai
dengan segmentasi dan positioning dari Rumah Sakit.
Organisasi di Rumah Sakit tentunya akan berpengaruh terhadap Kegiatan Operasional
Rumah Sakit yang berdampak kepada Kinerja suatu Rumah Sakit. Bentuk Organisasi
akan disesuaikan dengan Jenis Layanan dan Klasifikasi Rumah Sakit.
Kondisi Kinerja Rumah Sakit dan Kondisi Keuangan Rumah Sakit berupa Pendapatan
dan Pengeluaran Rumah Sakit akan dikaji dan diproyeksikan yang diharapkan dapat
melihat kecenderungan dan potensi perkembangan kinerja dan pendapatan Rumah Sakit
dimasa mendatang sehingga mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan rencana
pengembangan Rumah Sakit tersebut.
3. Analisis Permintaan
Analisis Posisi Kelayakan RSUD Sekayu dari 5 (lima) aspek. Berdasarkan Analisis Aspek
Eksternal dan Aspek Internal yang telah dilakukan pada Analisis Situasi maka dilakukan analisis
yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang secara sistematis akan menjadi pertimbangan terhadap kelayakan
pembangunan Rumah Sakit tersebut. Hasil analisis tersebut kemudian digunakan sebagai acuan
untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan Kekuatan
(strength) dan memanfaatkan Peluang (opportunity) serta secara bersamaan berusaha untuk
meminimalkan Kelemahan (weakness) dan mengatasi Ancaman (threat). Aspek-aspek Kelayakan
pada Analisis Permintaan ini meliputi lahan & lokasi dan klasifikasi rumah sakit (kapasitas
tempat tidur, jenis layanan dan layanan unggulan).
Lebih lanjut, Analisis Permintaan mencakup dan tidak terbatas pada poin-poin berikut:
a) Adanya proyeksi permintaan baik pada pasien BPJS dan non BPJS pada pelayanan Medik
dan Penunjang Klinik meliputi namun tidak terbatas:
i. Pelayanan rawat jalan
Rawat jalan umum
Rawat jalan eksekutif
ii. Pelayanan IGD (gawat darurat)
iii. Pelayanan rawat inap
Pelayanan rawat inap terdiri dari kelas VIP, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3
iv. Pelayanan penunjang klinik
Perawatan intensif terdiri dari NICU/PICU, ICU, dan HCU
Bedah Sentral
Laboratorium
Radiologi
Rehabilitasi medis
Farmasi
Hemodialisis
Persalinan
b) Adanya asumsi proyeksi masing-masing pelayanan meliputi namun tidak terbatas, laju
pertumbuhan penduduk, rujukan berjenjang pada pasien BPJS, referral rate, market share,
rasio pasien BPJS dan non BPJS, pelayanan eksekutif, perpindahan pasien non BPJS umum
ke klinik eksekutif, akuisisi pasien, rasio pasien rawat inap terhadap pelayanan rawat jalan
dan IGD.
c) Kelayakan lahan dan lokasi tentunya terkait dengan kecenderungan Letak Geografis yang
terletak pada wilayah dimana kondisi wilayah di sekitarnya sangat mendukung dari aspek
penggunaan lahan, infrastruktur dan aksesibilitas.
d) Perhitungan Kapasitas Tempat Tidur dapat menggunakan rasio minimal 1/1.000 artinya dari
jumlah penduduk pada wilayah jangkauan Rumah Sakit sejumlah 1.000 orang akan
dibutuhkan 1 TT. Target BOR yang rasional berada antara 45% - 85% dengan 30% tempat
tidur untuk kamar kelas 3 dan 5% untuk rawat inap intensif.
e) Gambaran permintaan layanan unggulan yang mencakup volume utilisasi pelayanan dan
penunjang medik dan non medik.
4. Analisa Kebutuhan
Analisis kebutuhan pembangunan RSUD Sekayu merupakan analisis mengenai kebutuhan yang
harus disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin secara keseluruhan yang
disesuaikan berdasar analisis permintaan yang telah dilakukan serta keterpaduan program
pelayanan dengan program ruang dan fungsi yang sesuai dengan Permenkes No. 30 Tahun 2019
dan Permenkes No. 24 Tahun 2016. Analisis kebutuhan ini dapat memberikan gambaran
mengenai rencana pengembangan dari Rumah Sakit tersebut dilihat dari aspek-aspek namun tidak
terbatas pada:
a) Kebutuhan lahan Rumah Sakit, dihitung berdasarkan Program Ruang Rumah Sakit serta
kebijakan Pemerintah Daerah setempat mengenai Intensitas Bangunan berupa Koefisien
Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), Garis Sempadan Bangunan
(GSB) dan Koefisien Daerah Hijau (KDH), serta Peruntukan Lahan yang mengizinkan
digunakan sebagai Lahan yang dapat dibangun Rumah Sakit.
b) Kajian Kebutuhan Peralatan Medis dan non medis sesuai dengan kebutuhan termasuk
proyeksi kapasitas tempat tidur beserta dengan komposisinya. Adapun jika terdapat opsi
untuk peralatan medik dan non medik ataupun pelayanan penunjang medik yang harus
dilakukan secara Service Contract atau Kerjasama Operasi (KSO), maka diperlukan
penjelasan rekomendasi struktur atau kontrak dengan penyedia tertentu.
c) Kajian kebutuhan Sumber Daya Manusia dengan menentukan terlebih dahulu jam operasional
pelayanan rumah sakit dan kebutuhan ruang, baik untuk pelayanan IGD, rawat jalan, rawat
inap, dan pelayanan penunjang. Menjelaskan asumsi yang digunakan untuk menentukan
jumlah pasien per hari yang dapat dilayani oleh dokter per klinik.
d) Kajian terhadap organisasi dan uraian tugas yang disesuaikan dengan bentuk dan klasifikasi
rumah sakit.
e) Prospek pengembangan jenis pelayanan unggulan rumah sakit.
5. Analisa Keuangan
Analisis Keuangan memberikan gambaran tentang rencana penggunaan sumber anggaran yang
dimiliki, sekaligus memberikan opsi-opsi pembiayaan pembangunan RSUD Sekayu sehingga
dapat diketahui tingkat pengembalian biaya yang akan diinvestasikan. Dengan demikian maka
pihak pemilik/investor dapat melihat tingkat keuntungan yang mungkin akan diperoleh.
Adapun aspek keuangan yang akan dianalisis terdiri dari:
a. Rencana Investasi dan Sumber Dana
b. Proyeksi Pendapatan dan Biaya, dalam hal ini estimasi dan proyeksi Pendapatan Pelayanan
Rumah Sakit serta estimasi dan proyeksi Biaya Belanja Modal yang mencakup namun tidak
terbatas belanja modal Bangunan dan Prasarana (Pekerjaan Standar & Non Standar) serta
Pengadaan Alat Kesehatan.
c. Proyeksi Cash Flow
d. Analisis Keuangan: Break Event Point (BEP), Internal Rate of Return (baik Economic IRR
maupun Financial IRR), dan Net Present Value (NPV).
e. Analisis sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.08/2016 yang antara lain
terdiri dari rencana proyek dan kebutuhan pembiayaan, perhitungan rasio-rasio keuangan,
rencana penarikan pinjaman, dan menfaat proyek secara ekonomi dan sosial.
f. Total kebutuhan biaya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
mempertimbangkan jenis pelayanan yang diberikan, kelas rumah sakit dan lingkungan sosial
& ekonomi.
g. Kajian tarif pelayanan rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap rumah sakit berdasarkan
besaran biaya satuan (unit cost) yang dibandingkan dengan tarif INA CBGs pasien Jaminan
Kesehatan nasional (JKN).
Untuk mengetahui kesiapan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dalam mengelola RSUD,
evaluasi kinerja lingkungan dan sosial RSUD eksisting juga diperlukan, diantaranya mencakup:
a. Dokumen kajian lingkungan dan izin lingkungan yang dimiliki RSUD eksisting.
b. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dilakukan RSUD eksisting, dan pelaporannya.
c. Aspek kesehatan, keselamatan, dan keamanan, seperti sistem pemadam kebakaran dan sistem
tanggap darurat lainnya yang dimiliki.
7. Rekomendasi
Memberikan rekomendasi langkah-langkah yang harus ditempuh termasuk didalamnya
penggunaan bangunan RS eksisting. Rekomendasi tersebut berdasarkan hasil analisa yang disusun
dan dapat dijadikan rencana strategis bagi Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin.