MAMBERAMMO
PROVINSI PAPUA
LAPORAN
MEKANIKA TANAH
1.1 PENDAHULUAN
1.3.1 Sondir
Sondir (Cone Penetrometer Test) adalah penetrometer yang lazim
digunakan di indonesia dan merupakan test penetrasi yang statis. Sondir ini
dikembangkan di Belanda dan karenanya dinamai pula Sondir Belanda.
Konsep dari sondir adalah:
Sebuah konus baja dimasukkan kedalam tanah dengan kecepatan konstan.
Gaya yang diperlukan untuk penetrasi ini diukur, dan dibagi dengan luas
penampang konus untuk memberikan tahanan konus qc.
qc ini merupakan indicator daya dukung atau kekuatan dari tanah
Pada perkembangan berikutnya oleh Begemann, konus sondir dilengkapi
dengan sebuah selubung gesek diatasnya. Perlengkapan ini popular dengan
sebuatan bi-konus. Selubung gesek ini memungkinkan pengukuran hambatan
pelekat fs yang berupa gesekan setempat atau adhesi antara selubung tersebut
dengan tanah. Data fs ini sering dipakai untuk perhitungan daya dukung tiang
gesek (friction piles)
Pelaksanaan mudah, murah dan cepat karena berat alat relative ringan dan biaya
operasi murah karena cepat dalam satu hari dapat dilakukan dua sondir masing-
masing 30 m, tidak membutuhkan kecermatan dan ketelitian tinggi, tidak
membutuhkan test laboratorium untuk penunjang. Begitu test lapangan selesai,
langsung grafik sondir dapat digambar.
Test ini dapat secara tepat dan ekonomis digunakan untuk menentukan
keseragaman kondisi tanah du suatu lokasi serta dapat menetapkan batas lapisan-
lapisan tanah yang berbeda disamping tentunya untuk mengukur kekuatannya.
Dengan membandingkan grafik hasil sondir dari bebarapa lokasi dapat diketahui
apakah kondisi tanah tersebut seragam seluas areal penyelidikan. Bila kondisi
tanah seragam, maka grafik sondir, dalam hal ini hubungan qc versus kedalaman,
akan menunjukan bentuk kurva yang kurang lebuh sama.
Dari grafik sondir juga dapat dideteksi adanya heterogenitas dalam lapisan berupa
misalnya kantong-kantong pasir dan lensa.kedalaman tanah keras juga dengan
mudah diketahui dari besarnya qc. Umumnya lapisan ynag homogeny akan
memberikan nilai qc yang hampir konstan, perubahan nlai qc dan fs menandakan
perubahan jenis tanah. Dengan demikian batas-batas lapisan tanah dapat
diperkirakan dengan hampir pasti.
Begemann (1965) telah menemukan bahwa unutk sesuatu jenis tanah terdapat
hubungan yang linier antara qc dan fs. Jenis tanah dalam hal ini diartikann