No. Revisi : SOP Tanggal terbit : Halaman :1/2 PUSKESMAS dr.Mardalena DARUL AZHAR NIP.197911272009042005 1. Pengertian Limbah berbahaya berasal dari pelayanan medis, perawatan gigi, farmasi ruangan tata usaha dan dapur. Jenisnya dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Limbah Berbahaya Medis a. Limbah infeksius mencakup limbah laborotarium dan limbah dari ruangan pelayanan medis dan ruang perawatan. b. Limbah jaringan tubuh misalnya ; organ, darah, cairan, tubuh ( post partum ). c. Limbah sitotoksik yaitu bahan yang terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. d. Limbah farmasi yaitu berasal dari obat obatan yang kadaluarsa. e. Limbah kimia yaitu dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, laboratorium,proses sterilisasi 2. Limbah berbahaya non medis a. Benda tajam misalnya : potongan pisau cutter, pecahan gelas. b. Benda mengandung bahan kimia, lampu neon / pijar 2. Tujuan Sebagai acuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah Puskesmas 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Darul Azhar No.188.4/VIII/114/2202/2018 Tentang Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya. 4. Referensi PP Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya Dan Beracun. PPI……………………. 5. Prosedur Limbah Medis Infeksius Tajam Dibakar dengan Insinerator yang telah memperoleh ijin dari Kementerian Safety box yang berisi alat suntik bekas dimasukkan ke dalam insinerator. (mou dengan rumah sakit) Limbah Medis Infeksius Non Tajam Pemusnahan limbah farmasi (sisa vaksin) dapat dilakukan dengan mengeluarkan cairan vaksin dari dalam botol atau ampul, kemudian cairan vaksin tersebut didesinfeksi terlebih dahulu dalam killing tank (tangki desinfeksi) untuk membunuh mikroorganisme yang terlibat dalam produksi. Limbah yang telah didesinfeksi dikirim atau dialirkan ke Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) sesuai ketentuan yang berlaku. Sedangkan botol atau ampul yang telah kosong dikumpulkan ke dalam Tempat sampah atau kantong plastic berwarna kuning selanjutnya diinsenerasi (dibakar dalam insinerator) atau menggunakan metode non insinerasi (al. autoclaving, microwave) dan dihancurkan. 6. Diagram alir
7. Unit terkait 1. Ruangan Gawat Darurat
2. Ruangan Pemeriksaan umum 3. Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut 4. Ruangan Kesehatan Anak dan Imunisasi 5. Laboratorium 6. Ruangan TB, HIV, Kusta 7. Ruangan Kesehatan Ibu dan KB 8. Ruangan persalinan
8. Rekaman Historis Perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Berlaku