Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK V

Siti Nuraini Irwan 70300119007 (Aktif)

Della Safitra 70300119005 (Aktif)

Hasbiallah 70300119003 (Aktif)

Nurfazilah 70300119004 (Aktif)

Nurhikmah 70300119006 (Aktif)

Siti Aminah 70300119008 (Aktif)

Islah Islami 70300119009 (Aktif)

Rabiyatul Awaliyah 70300119010 (Aktif)

Masyita Fajriati Z. 70300119011 (Aktif)

Karmelia Fitri 70300119034 (Aktif)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
FORMAT ANALISIS JURNAL
1. Judul Artikel: Efektivitas Intervensi Pendidikan Terhadap Kepatuhan
Pengobatan Hepatitis C Di Antara Pasien Libyan Di Pusat Kedokteran Di Tripoli
2. Kata Kunci: Hepatitis C, kepatuhan pengobatan, uji coba terkontrol secara
acak, intervensi pendidikan, Tripoli Medical Center
3. Penulis: Samia Ibrahim Mohamed Adam
4. Publikasi: Ilmu Kedokteran dan Kesehatan
5. Penganalisis: Salmiah Md, Said, MBBS, NComMed
6. Telaah Step 1 (Fokus penelitian jelas)

Hepatitis C adalah satu penyakit berjangkis yang


disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Rawatan
standar bagi jangkitan ini adalah gabungan ribavirin
(RBV) dan pegylated interferon (PegIFN) untuk 6 bulan
Problems
atau satu tahun. Tempoh rawatan yang lama dan kesan
sampingannya memberikan impak yang besar terhadap
kepatuhan rawatan pesakit dan kualiti kehidupan
berkaitan dengan kesehatan (HEQL).
Objektif kajian ini adalah untuk menilai keberkesaan
intervensi Pendidikan bagi mempertingkatkan
pematuhan rawatan sebagai hasil utama dan
Intervention
mempertingkatkan hasil sekunder yang meliputi
pengetahuan, keberkesaan efikasi-kendiri umum
(GSE), tindak balas virologi, skor komponen fizikal
(PCS) dan komponen mental (MCS) bagi HRQL.
Tidak ada intervensi pembanding
Comparison
Intervention

Hasil kajian menunjukkan tidak terdapat perbedaan


yang signifikan di antara kumpulan intervensi dan
kumpulan kawalan di permulaan berkenan hasil utama,
hasil sekunder, pemboleh-ubah sosio-demografi,
Outcome sokongan social dan sejarah perubahan. Selepas
intervensi, keputusan GEE (di antara kumpulan)
menunjukkan perubahan signifikan yang lebih tinggi
bagi RBV, PegIFN dan keseluruhan kepatuhan rawatan
bagi kumpulan intervensi berbanding kumpulan
kawalan.

7. Telaah Step 2 (Validitas)

Teknik sampling yang digunakan dalam jurnal ini


adalah Cluster Random sampling yang pengambilan
Recruitment
sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok atau
daerah tertentu.
Yang dimana Rawatan standard bagi jangkitan penyakit
Hepatitis ini adalah gabungan Ribavirin (RBV) dan
Pegylated interferon (PegIFN) untuk 6 bulan atau satu
tahun. Tempoh rawatan yang lama dan kesan
sampingannya memberikan impak yang besar terhadap
kepatuhan rawatan pesakit dan kualiti kehidupan
berkaitan dengan kesihatan (HRQL). Oleh sebab itu
objektif kajian ini adalah untuk menilai keberkesanan
intervensi pendidikan bagi mempertingkatkan
pematuhan rawatan sebagai hasil utama, dan
mempertingkatkan hasil sekunder yang meliputi
pengetahuan, keberkesanan efikasi-kendiri umum
(GSE) dan lain-lain.
Beberapa studi intervensi meneliti efisiensi intervensi
pendidikan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan
di antara pasien HCV. Studi (Reimer et al., 2013;
Maintenance
Curcio et al., 2010; Carrión et al., 2013) menunjukkan
kepatuhan pengobatan yang lebih tinggi secara
signifikan untuk kelompok intervensi daripada kelompok
kontrol.
Lebih lanjut, beberapa penelitian menyatakan intervensi
berdasarkan teori ditemukan lebih efektif daripada
intervensi berbasis non-teori (Sun et al., 2012; Meyer et
al., 2015). Teori Kognitif Sosial (SCT) adalah salah satu
teori yang direkomendasikan untuk digunakan untuk
mengubah perilaku dan untuk meningkatkan
“kemanjuran diri” pasien (Wood & Bandura, 1989).
Selain itu, Bandura (2004) menyatakan bahwa model
teori lain seperti Health Belief Model (HBM) hanya
berkaitan dengan prediksi perilaku kesehatan
sedangkan SCT menawarkan prediksi perilaku
kesehatan dan memberi tahu kita bagaimana
mengubah perilaku tersebut. Oleh karena itu, teori ini
dipilih untuk digunakan sebagai kerangka teori
pedoman studi penelitian ini. Studi berbasis teori
lainnya menggunakan intervensi pendidikan multimedia
yang menggabungkan SCT dan HBM. Studi tersebut
melalui peningkatan pengetahuan dan kemanjuran diri
NKT menunjukkan bahwa intervensi efektif dalam
mengurangi perilaku berisiko terkait NKT

Cara pengukuran variable penelitian lebih kepada


Measurement
tindakan untuk melakukannya melalui konsultasi
standar dengan perawat menemukan bahwa kepatuhan
terhadap pengobatan HCV untuk total pasien (semua
genotipe) hampir signifikan dan lebih baik pada
kelompok intervensi daripada kelompok kontrol. Untuk
genotipe 1 dan 4, OR dari total kepatuhan pengobatan
adalah 2 kali lebih tinggi secara signifikan pada
kelompok intervensi dibandingkan pada kelompok
kontrol, pada masa tindak lanjut 6 bulan dan satu
tahun. OR SVR secara signifikan lebih tinggi pada
intervensi dibandingkan pada kelompok kontrol (2,5
dari 95% CI, 13-4,6) (Larrey et al., 2011).
Studi lain di Prancis menggunakan intervensi
pendidikan oleh pihak ketiga: dokter perawatan
kesehatan selain dokter terapis, dan pasien menerima
dokumen materi pendidikan. Pada 6 bulan, kepatuhan
pengobatan total secara signifikan lebih tinggi pada
kelompok intervensi dibandingkan pada kelompok
kontrol; AORnya adalah 1,58 (95% CI: 1,02, 2,46; hal=
0,040). SVR secara signifikan lebih tinggi pada
kelompok intervensi dibandingkan pada kelompok
kontrol (Cacoub et al., 2008). Sebuah studi
menggunakan intervensi psikoedukasi di antara pasien
pecandu narkoba HCV. Intervensi psikoedukasi terdiri
dari banyak sesi, dan pasien menerima materi cetak
dari intervensi selama sesi. Kelompok intervensi
memiliki penyelesaian pengobatan yang secara
signifikan lebih tinggi (kepatuhan pengobatan), OR 2,82
lebih tinggi pada intervensi dengan (95% CI: 1,34, 5,95,
p = 0,005). SVR lebih baik di antara pasien dengan
kepatuhan pengobatan yang tinggi; AOR adalah 35,85
(95% CI: 8,76, 146,67, p <0,001) (Reimer et al., 2013).

8. Telaah Step 3 (Aplikasibilitas)


 Apakah dapat diterapkan?
Ya dapat diterapkan karena Karena saat ini tidak ada vaksin untuk HCV dan pasien
membutuhkan waktu hingga hampir 20 tahun untuk mengalami komplikasi yang parah,
melarang pajanan terhadap HCV atau mengubah perilaku orang dapat membantu
mengurangi beban penyakit di Libya. Intervensi pendidikan kesehatan diperlukan bagi
pasien hepatitis C untuk memperkuat kemanjuran dirinya, sehingga membantu mereka
dalam mengelola penyakitnya sendiri, memperpendek efek samping pengobatan, dan
meningkatkan kualitas hidup. Selain itu Ketidakpatuhan terhadap pengobatan HCV
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang kritis yang terkait dengan morbiditas
dan mortalitas yang tinggi. Libya adalah salah satu negara berkembang yang
menghadapi masalah ketidakpatuhan dengan banyak penyakit kronis, seperti penyakit
hati kronis yang disebabkan oleh infeksi HCV. Menurut WHO, ketidakpatuhan terhadap
rejimen pengobatan diperkirakan lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara
berkembang negara maju dan menyebabkan masalah klinis kritis dalam pengelolaan
pasien dengan penyakit jangka panjang. WHO mengklarifikasi kepatuhan seperti
"sejauh mana perilaku orang (termasuk penggunaan obat) sesuai dengan rekomendasi
yang disepakati dari penyedia layanan kesehatan" (Sabaté, 2003).

 Bagaimana bentuk penerapannya?

Bentuk penerapannya yaitu dengan melakukan intervensi pendidikan untuk


meningkatkan kepatuhan pengobatan di antara pasien HCV. Intervensi pendidikan
kesehatan diperlukan bagi pasien hepatitis C untuk memperkuat kemanjuran dirinya,
sehingga membantu mereka dalam mengelola penyakitnya sendiri, memperpendek
efek samping pengobatan, dan meningkatkan kualitas hidup.

Anda mungkin juga menyukai